(Warning : banyak adegan dewasa, cerita hanya untuk usia 21+) Audriana Camelia tidak tahu bahwa ia telah dijebak oleh kekasihnya sendiri, Bagaskara Angkasa. Alih-alih mendapatkan pekerjaan sebagai sekretaris eksekutif CEO, gadis cantik berusia 24 tahun itu malah dijadikan sebagai sandera Jaxton Quinn, CEO Quinn Entertainment--sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri hiburan. Bagas yang merupakan bawahan Jaxton menawarkan Audriana yang cantik dan masih polos, syarat yang diajukan Jaxton untuk menjadi wanita simpanannya, sebagai barter agar Bagas bisa mendapatkan promosi. Bagaimanakah nasib Audriana selanjutnya?
View More"Geo! Turunkan akuu!!" Kania menjerit-jerit di sepanjang jalan, saat Geovan yang masih saja menggendongnya di bahu. Ia bertekad akan terus menjerit membuat keributan agar lelaki itu malu dan akhirnya mau menurunkannya. "Teruslah menjerit, aku tidak akan peduli," ucap Geovan santai, yang masih tetap membawa Kania di bahunya menuju parkiran mobil. Sesampainya di dalam mobil, Geovan tidak mendudukkan Kania di kursi penumpang depan, melainkan membawanya ikut duduk di pangkuannya di bagian pengenudi. Setelah menyalakan mesin dan AC, lelaki itu pun menatap manik bening kekasihnya yang telah lembab oleh air mata. "Kamulah yang meminta kita untuk putus, tapi malah kamu sendiri yang menangis," cetusnya sambil mengusap cairan bening itu menggunakan ibu jarinya. "Jangan sedih, kita tidak akan pernah putus apa pun yang terjadi," godanya dalam senyum yang tersemat di bibirnya. "Seharusnya kamu pergi! Aku sudah berkata dan bersikap kasar sama kamu, Geo! Kenapa kamu masih tidak mau pergi jug
"Maaf, tapi aku sudah memiliki kekasih," tolak Kania yang dengan berani menantang tatapan tajam Bara yang seakan menguliti dirinya. Bara terkekeh pelan melihat mantan kekasih yang masih ia inginkan untuk menjadi kekasihnya kembali itu.Sejak dulu, wanita mungil berparas cantik ini memang terkenal pemberani. Masih teringat di kepalanya saat pertama kalinya Kania bekerja di night club miliknya.Baru hari pertama bekerja, gadis itu sudah membuat kehebohan dengan menginjak kaki dan menendang bagian vital salah satu pengunjung night club yang hendak melecehkannya. Dari kasus ini akhirnya terbukalah kelakuan si pengunjung, yang ternyata sudah sangat sering melecehkan para waiter wanita di night club milik Bara. Selama ini mereka bungkam karena takut pada ancaman si pelaku. Ia pun langsung menindak tegas, dengan mem-black list si pengunjung yang membuat para karyawannya resah. Sejak saat itulah mereka berdua menjadi dekat. Bara mengagumi bagaimana tubuh semungil ini ternyata menyimpan
Seorang lelaki yang sedang terikat di atas kursi dengan pipi lebam dan kening berdarah, terpampang di dalam foto yang dikirimkan seseorang kepada Kania. Dan yang membuat detak jantungnya serasa lepas dari rongga dadanya adalah karena lelaki itu adalah ayahnya. [Jika mau ayahmu selamat, datanglah ke alamat dimana dulu kamu pernah bekerja, Kania. Kamu masih ingat kan, cantik?] Sederet pesan yang muncul di layar ponselnya membuat keringat dingin menitik di keningnya. Ya Tuhan, apa lagi ini?? Kenapa Ayah selalu saja membuat masalah?? [Aku tak peduli. Dia bukan Ayahku lagi], adalah balas pesan dari Kania. Meskipun terkesan angkuh, namun sesungguhnya Kania mengetik pesan itu dengan jemari yang bergetar hebat. Rasanya ingin sekali ia menangis sekaligus berteriak, untuk menyuarakan frustasinya kepada lelaki yang tak pernah berubah itu! Sebuah suara denting balasan pesan membuat Kania buru-buru membacanya. [Baiklah, cantik. Kalau begitu akan kupotong tubuh 'bukan ayahmu' ini, dimulai
Rasanya seperti mimpi. Menjadi seorang istri dari Jaxton Quinn? Benarkah? Audriana menatap sosok menakjubkan yang berdiri di sampingnya, yang berulangkali memberikan senyuman yang biasanya sangat mahal keluar dari bibirnya. Namun malam ini, Jaxton terlihat terlalu bahagia dan sebuah senyuman yang sangat jarang terpulas di bibirnya kecuali untuk Audriana pun kini terus ia berikan kepada semua orang, yang menyalami dan memberikan selamat kepadanya. Sebuah dekapan hangat di pinggangnya membuat Audriana tersenyum kepada lelaki bermanik zamrud yang melakukannya kepadanya. "Kamu capek, Baby?" Jaxton memberikan kecupan singkat namun hangat di kening Audriana. "Mau istirahat saja?" Audriana menggeleng. Sudah puluhan kali Jaxton menanyakan hal itu sepanjang malam ini. Ia terlalu cemas mengingat kondisi Audriana yang sedang mengandung anak mereka. "Aku baik-baik saja, Jaxton. Sangat baik," sahut Audriana. "Aku hanya merasa seperti sedang bermimpi. Benarkah aku menikah dengan Jaxton Quin
Jaxton menatap mayat-mayat yang diangkut oleh orang-orangnya dari atas kapal. Total ada sebelas, dan semuanya dalam keadaan yang sangat mengenaskan. Ia menghembuskan napas keras seraya menyugar rambutnya. Apa yang dilakukan Geovan malam ini telah membuatnya takjub sekaligus menggeleng-gelengkan kepala. Oh, ia tahu bahwa ia akan melakukan hal yang sama untuk Audriana. Hanya saja kali ini Geovan terlalu nekat! Masuk ke sarang musuh tanpa persiapan dan rencana, dan hanya mengandalkan sebilah pedang? Memangnya dia hidup di jaman dulu?? Sungguh, Jaxton benar-benar tidak menyangka kalau Geovan yang biasanya tenang dan penuh rencana bisa bertindak seimpulsif itu karena seorang gadis! Kedua sudut bibir lelaki itu pun sontak melekuk naik ketika ia menyadari sesuatu. Geovan sepertinya sangat menyukai Kania. Haha. See? Every man will be bucin pada waktunya. Bahkan yang sekelas Geovan yang dingin dan datar. DDRTTD!! Ponsel Jaxton yang bergetar di sakunya membuat lelaki itu segera meraihny
Geovan membuka tali yang mengikat tangan serta kaki Kania dengan cepat, lalu segera menggendong kekasihnya ala bridal. "Kamu aman sekarang, Sayang," bisik lelaki itu di telinga Kania yang masih tidak sadarkan diri. "Ada aku di sini." Geovan membawa Kania keluar dari ruangan yang telah hancur dan porak-poranda bagai diterjang angin puting-beliung. Ceceran darah dan serpihan beberapa anggota tubuh terlihat teronggok di sana-sini. "Mr. Quinn?!" Geovan sangat terkejut tatkala tiba-tiba melihat bosnya yang telah berdiri tak jauh dari pintu keluar ruangan dan menatapnya tajam sambil bersidekap. Kenapa bosnya itu bisa berada di kapal ini??! "Bukan kau saja yang bisa memata-matai lokasi kami, Geo," ucap Jaxton sambil mendengus. "Aku pun melakukan hal yang sama dengan ponselmu. Kau bisa menolong kami di saat genting dengan melacak lokasi, lalu siapa yang akan menolongmu??" "Seharusnya Anda tidak perlu repot, Mr. Quinn," sahut Geovan datar. "Ini bukan masalah besar, dan saya bisa tangani
Bab ini agak cringe ya gaes... maklum otor gaje lagi cosplay jadi mak lampir. *** Kania pun semakin terpuruk, ketika menyadari bahwa suara mesin kapal terdengar semakin keras, pertanda kapal akan segera berlayar sebentar lagi ke laut lepas menuju Malaysia! "Geo, aku takut..." lirihnya dengan bibir gemetar menahan sakit akibat tamparan dan juga karena takut. Apakah ia benar-benar akan dibawa ke negara lain untuk dijadikan gundik dari seorang rentenir bernama Tuan Abdul? Apakah akhirnya ini adalah nasibnya?? Pikiran Kania yang kalut membuat napasnya sesak. Baru saja ia hendak menata hidup baru dengan pekerjaan baru dan juga pacar yang tampan, namun sepertinya kehidupan tak membiarkannya untuk berbahagia pada akhirnya. Ini sungguh tidak adil!! Sejak kecil ia tidak pernah merasakan keluarga yang utuh dan bahagia karena ibunya yang pergi entah kemana, sementara Ayahnya yang gemar berjudi hingga menghabiskan uang serta tabungannya. Kania yang tidak tahan dengan hobi berjudi Ayahnya
**Satu Minggu Kemudian** Semuanya telah kembali menjadi normal, sepulangnya mereka semua dari Bali yang menyimpan begitu banyak kenangan. Tak terasa waktu pernikahan Jaxton dan Audriana pun semakin dekat, hingga kedua calon pengantin itu disibukkan oleh berbagai macam persiapan menjelang hari H. Kania sebagai sekretaris Jaxton sekaligus sahabat Audriana pun tak kalah sibuknya. Seperti saat ini contohnya, gadis mungil itu sibuk mencari sample bunga dan beberapa tetek-bengek lainnya untuk diperlihatkan kepada calon pengantin. Jaxton tidak memperbolehkan Audriana kemana-mana karena khawatir dengan kandungannya, maka Kania-lah yang mondar-mandir membawakan semua sample mulai dari makanan, bunga, baju pengantin, dan lain-lain. Ia melakukannya dengan senang hati, apalagi ini untuk sahabatnya. Tapi kesibukannya membuat Kania menjadi jarang bertemu dengan Geovan, karena hari libur pun ia justru semakin sibuk mempersiapkan detail untuk pernikahan bosnya itu. Bahkan semenjak resmi menja
Angin semilir yang meniupkan dedaunan yang berjatuhan dari atas pohon, membawa serta titik embun yang turun dari langit. Udara dingin yang kemudian disusul oleh hujan telah menjadi kebiasaan di Jakarta beberapa hari ini. Hari ini Audriana terlihat cantik sekali, meskipun gaun hitam yang sedang ia kenakan sangat kental dengan nuansa berkabung yang muram. Gadis itu berjalan dengan perlahan menyusuri jalan setapak dari batu, yang dibentuk seperti sebuah batang pohon yang ditebang. Langkah kakinya yang mengayun anggun,seolah tak terpengaruh oleh sekumpulan batu nisan yang berjejer rapi di samping kanan dan kirinya. Payung hitam yang terkembang di atas kepalanya melindungi wanita itu dari tetes-tetes halus air hujan, yang sedikit demi sedikit mulai membasahi bumi. Tujuan Audriana adalah sebuah nisan yang berada di ujung kompleks pemakaman. Ia telah menyiapkan buket bunga mawar putih yang segar, keharumannya yang alami menguar membelai indra penciuman, berbaur dengan aroma tanah sert
WARNING : Lebih dari setengah isi buku ini mengandung kekerasan seksual. Silahkan di skip aja kalau nggak kuat, nggak usah hujat. *** “Aaahh... pacarnya Bagaskara benar-benar nikmat.” Suara berat penuh desahan dan kata-kata kotor yang meluncur dari mulut lelaki di belakangnya memenuhi ruangan. Desir napas liar bercampur dengan suara kulit beradu, menciptakan irama menjijikkan yang terus menggema di telinganya. Setiap bisikan itu seperti belati yang menusuk langsung ke dadanya, membuat Audriana ingin muntah. Mengabaikan tikaman nyeri yang membuat bagian bawah tubuhnya serasa remuk karena digempur lelaki yang kini berada di belakangnya sejak dua jam yang lalu, sekuat tenaga ia pun berusaha untuk tetap sadar meskipun rasanya ingin menyerah kalah. Tubuh polosnya yang sensual penuh lekuk itu telah dipenuhi peluh dengan belasan jejak-jejak merah tua menutupi hampir seluruh kulitnya, menggambarkan betapa beringasnya sang lelaki yang telah menyantap Audriana dengan rakus baga...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments