Share

5. Hasrat

Author: Black Aurora
last update Last Updated: 2025-01-31 15:41:13
Audriana menjerit dan meronta-ronta ketika bibir Jaxton merangkum puncak pink dadanya dan menyesap dengan kuat.

Sakit. Perih. Karena bagian itu masih belum sembuh dari lecet yang juga disebabkan oleh Jaxton ketika lelaki itu pertama kali menjamahnya.

Baju tipis bertali kecil yang ia kenakan kini telah robek terbelah dua, akibat serangan brutal Jaxton yang tidak sabaran untuk bisa menikmati Audriana.

Gadis itu sama sekali tidak mengenakan apa pun di balik gaun berwarna putih sebatas paha itu, karena semua baju serta pakaian dalam miliknya telah menghilang entah kemana sejak makhluk buas jahanam yang bernama Jaxton Quinn menelanjanginya.

Sementara Windi--pelayan yang tadi membantu Audriana untuk mandi--hanya memberikan sepotong baju sialan ini untuk dikenakan.

Kedua tangan Audriana menjambak kuat rambut coklat lebat Jaxton dan menariknya sekuat tenaga agar bibir lelaki itu dapat terlepas dari dada Audriana, namun sayangnya Jaxton sama sekali tidak bergeming.

"Aaaahh!" Audriana sem
Black Aurora

kesel ya? sabar... jaxton bakal kena karma bucin juga kok pada akhirnya 😁

| 14
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Let Me Go, Mr. CEO!   6. Hilang

    Seumur hidupnya hingga berusia 24 tahun, Audriana tidak pernah sama sekali terlibat dalam masalah besar. Ia lebih suka hidup yang damai dan nyaman, serta sealalu menjauhkan diri dari pertikaian dan orang-orang yang toxic.Namun entah apa dosanya di masa lalu, hingga kini Audriana telah terjebak di dalam cengkeraman seorang raja iblis dari neraka yang bernama Jaxton Quinn.Yang sejak dua jam yang lalu tak hentinya mengobrak-abrik tubuhnya dengan liar, hingga kesadaran Audriana pun kini sudah mulai berada di ambang batas karena lelah dan menahan sakit. Ruang makan megah ini adalah saksi bagaimana Jaxton tak henti-hentinya terus memompa dirinya ke dalam tubuh Audriana.Setiap hujaman kuat dari tubuh kokoh Jaxton yang dipenuhi otot itu pun ikut membawa rasa nyeri baru yang dahsyat bagi Audriana."Hentikan... tolong... jangan lakukan itu..."Rintihan lirih Audriana itu bukannya membuat Jaxton menghentikan aksi bejatnya, melainkan semakin membuatnya bersemangat untuk memacu tubuh sensual A

    Last Updated : 2025-01-31
  • Let Me Go, Mr. CEO!   7. Mempertemukan

    Hari pun sudah menjelang malam.Keheningan meliputi hampir di seluruh lantai gedung yang sebagian besar pegawainya telah beranjak pulang menuju ke rumah mereka masing-masing, hanya menyisakan beberapa yang masih lembur di ruang kerja mereka.Namun berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di lantai 37, lantai dimana ruang CEO berada. Suara-suara pukulan dan erangan kesakitan terdengar lirih dari balik pintu ruang milik Jaxton Quinn."Berhenti."Perintah dengan nada dingin itu seketika membuat dua orang lelaki berbadan besar berhenti memukuli seorang lelaki dengan wajah serta tubuh yang babak belur."Apa sekarang kau masih ingin bertanya dimana Nona Audriana?"Bagas menatap nyalang kepada Geovan dengan matanya yang bengkak akibat hantaman pengawal berbadan besar."Brengsek kau, Geovan! Audriana adalah kekasihku! Apa hakmu melarangku untuk menjemputnya?!" Geram Bagas dengan sisa-sisa tenaganya.Tawa mengejek Geovan pun terdengar. "KEKASIHMU?? Dasar bodoh! Mr. Jaxton akan membunuhmu s

    Last Updated : 2025-01-31
  • Let Me Go, Mr. CEO!   8. Menyerah

    Nasib seseorang tidak ada yang tahu, ungkapan ini mungkin sangat tepat untuk menggambarkan bagaimana jalan hidup Audriana saat ini.Kemarin dirinya begitu penuh tekad, ambisi dan harapan, ketika mendatangi gedung perkantoran 37 lantai yang merupakan Gedung Quinn Entertainment.Audriana menaruh begitu banyak asa pada interview hari itu, mengira jalannya untuk bekerja dan menghasilkan uang dimudahkan dengan potong jalur karena koneksi dari Bagas, pacarnya yang juga bekerja sebagai staf keuangan di sana.Namun semua bayangan indah itu pun serta-merta sirna, ketika kakinya melangkah masuk ke dalam ruangan Jaxton Quinn, sang CEO bejat yang telah menjebaknya hingga kini ia pun terperangkap dalam dunia gelap tanpa cahaya ini.Tanpa merasa curiga, Audriana meminum teh hangat yang disuguhkan di hadapannya yang ternyata telah diteteskan obat tidur. Lalu ia pun tak mengetahui apa yang terjadi setelahnya.Saat tersadar dirinya telah berada di atas ranjang tanpa busana apa pun, bersama Jaxton Qui

    Last Updated : 2025-01-31
  • Let Me Go, Mr. CEO!   9. Penyesalan

    Audriana merasakan tubuhnya seakan melayang. Aroma tajam rempah-rempah bercampur kayu-kayuan yang maskulin, yang sejak kemarin terasa familier ini terus menyapa hidungnya. Tubuhnya yang berayun-ayun bagai berada dalam buaian tak juga membuat kedua matanya yang terpejam itu bergerak membuka. Ia terlalu lelah. Melayani nafsu bejat Jaxton Quinn yang seakan tak ada akhirnya itu, membuat Audriana pada akhirnya bahkan tak mampu menggerakkan kedua pahanya yang gemetar untuk berdiri. Hingga akhirnya makhluk bejat yang telah menggunakan tubuhnya sebagai pelampias nafsu itu pun menggendongnya turun dari dalam mobil sejak di parkiran VIP, menaiki lift khusus CEO untuk menuju ke lantai 37. Setelah berkali-kali menggagahi Audriana di dalam mobil yang melaju di jalan tol hingga puas, akhirnya Jaxton pun memerintahkan supirnya untuk bergerak menuju Gedung Quinn Entertainment. Waktu telah menunjukkan pukul 9 pagi ketika mereka tiba di gedung itu, telah melewati satu setengah jam dari jam

    Last Updated : 2025-02-01
  • Let Me Go, Mr. CEO!   10. Sekutu

    "Uuhh..." Audriana melengkungkan tubuhnya yang telah polos hanya terbalut keringat. Kedua tangannya yang dibelenggu borgol yang menyatu dengan kepala ranjang, terus bergerak-gerak tak terkendali hingga menimbulkan gesekan luka lecet di pergelangannya. "Aaakkh....!!" Jeritan Audriana yang terdengar sangat merdu di telinga Jaxton itu membuat sudut bibir pink pucatnya tersenyum. Netra hijau cemerlangnya memandangi gadis yang sedang menggelinjang seperti kepanasan di atas ranjang. Sebuah vibrator dengan setelan getaran paling tinggi menancap di dalam lubang sempit Audriana, bergetar dengan suara dengungnya yang erotis. Tentu saja ini semua merupakan ulah bejat Jaxton. Audriana tak berdaya untuk melepas alat bantu seks sialan itu dari bagian bawah tubuhnya, karena kedua tangan dan kakinya terborgol di ranjang merah menyala yang berada di dalam sebuah ruang rahasia. Sudah tiga puluh menit Jaxton hanya diam tegak berdiri di samping ranjang, melihat wanitanya yang cantik itu menggeli

    Last Updated : 2025-02-01
  • Let Me Go, Mr. CEO!   11. Penyatuan

    Sinar matahari yang menembus dari sela-sela daun yang berayun ringan ditiup angin, membuat gadis yang terlelap itu akhirnya membuka kedua matanya. Silau sekali. Audriana mengernyit dan menadahkan tangannya di kepala, berusaha menghalau cahaya kemilau keemasan yang sejenak membuat pandangannya mengabur. Namun beberapa detik kemudian, manik bening beriris hitam itu pun seketika membelalak sempurna. "Dimana ini?" gumannya, ketika maniknya menatap sejauh pandang dan hanya menemukan pantai dengan pasirnya yang seputih mutiara serta air laut yang biru jernih. Jejeran nyiur yang terlihat kontras namun berdiri tegak di pinggir pantai, membuat suasana teduh meskipun matahari sedang bersinar terik. Suara deburan ombak yang bergulung dan pecah di atas pasir seakan mampu memberikan kedamaian serta ketenangan bagi siapa pun yang mendengarnya. Sejenak Audriana begitu takjub dengan lukisan alam yang membuatnya terpukau. Sudah lama sekali ia tidak berlibur ke pantai, namun baru sekali ini ia

    Last Updated : 2025-02-01
  • Let Me Go, Mr. CEO!   12. Hakikat Bercinta

    Dengan satu tangan yang berada di belakang kepala Audriana, Jaxton memagut bibir manis itu dengan penuh gairah. Lidahnya yang basah dan hangat terus mengembara, menyapu seluruh isi mulut Audriana tanpa melewatkan setitik pun. Sementara satu tangannya yang lain tak berhenti bergerilya di pusat inti gairah Audriana yang lembut. Awalnya hanya untuk mengusap-usap secara perlahan, namun kemudian jari telunjuknya dengan nakal menyusuri lipatan labia Audriana dengan gerakan naik-turun yang seduktif, menghantarkan gelenyar-gelenyar aneh serta sensasi yang membuat gadis itu merinding. Lagi-lagi Jaxton membuat Audriana kehabisan pasokan oksigen yang dibutuhkan oleh paru-parunya. Ganasnya kecupan lelaki itu membuat Audriana megap-megap kehabisan napas. "Ummpp... mmpph!!" Audriana berusaha melepaskan bibirnya dari terkaman Jaxton yang sebuas hewan liar, namun lelaki itu selalu saja tak memperdulikan dirinya yang sudah hampir pingsan. Kunang-kunang mulai beterbangan di kepalanya yang mu

    Last Updated : 2025-02-01
  • Let Me Go, Mr. CEO!   13. Pesan Penuh Misteri

    Audriana terbangun dari lelapnya ketika merasakan kecupan-kecupan lembut yang menghujani kulit punggungnya yang telanjang.Posisinya yang tidur telungkup, belum juga berubah sejak beberapa jam yang lalu ketika Jaxton menghujaninya dari belakang. Karena kelelahan, Audriana pun tertidur setelahnya."Hai, Baby."Audriana terkikik geli ketika Jaxton menjulurkan lidahnya untuk menggelitiki bagian dalam daun telinganya."Jaxton, stop! Haha... geli!!!"Dengan satu sentakan, lelaki itu pun membalikkan tubuh sensual yang selalu membuatnya tergila-gila, hingga kini mereka pun saling berhadapan satu sama lain.Jaxton memandangi Audriana lekat tanpa putus, dengan netra hijau cemerlangnya yang penuh damba.Ia tidak tahu jika ternyata dirinya bisa memperlakukan seorang wanita dengan lembut tanpa mengurangi kepuasan dahsyat yang ia peroleh ketika bercinta.Dan bonusnya, Jaxton juga bisa melihat senyuman Audriana. Yang ternyata berkali lipat jauh lebih cantik dari tangisan ketakutannya.Lalu Jaxton m

    Last Updated : 2025-02-02

Latest chapter

  • Let Me Go, Mr. CEO!   78. Apa Dia Menyakitimu?

    DRRTD!! Audriana terbangun ketika mendengar suara getar suara ponsel. Sekilas ia pun melirik jam di dinding. Jam 2 dinihari?? "Jaxton, ponselmu bunyi." Audriana berusaha membangunkan lelaki yang telah menjadi suaminya itu, dengan menyapukan jemari lentiknya di sepanjang pipi berkulit pucat khas warga asing milik Jaxton. Jaxton hanya menjawab dalam gumanan tak jelas, lalu malah makin mempererat pelukannya di tubuh lembut istrinya alih-alih bangun. Audriana pun berdecak sebal. Suara getaran ponsel itu sangat mengganggunya. Kehamilan yang mulai memasuki trisemester kedua ini terkadang membuat perutnya mulai terasa penuh, hingga ia agak kesulitan tidur dengan nyenyak. "Hubby, wake up!" Karena gemas melihat Jaxton yang tak jua bangun, Audriana pun mengecup bibir suaminya itu. "Suara ponselmu mengganggu tidurku," keluh wanita itu. Mendapatkan rejeki berupa kecupan lembut di bibirnya, membuat Jaxton pun sontak terbangun. "Kiss me again, baby." "Angkat dulu teleponnya." "Cium dulu,

  • Let Me Go, Mr. CEO!   77. Lawan Seimbang

    Geovan turun dari mobilnya dengan pandangan awas yang menyapu ke sekelilingnya. Untuk ukuran sebuah night club, The Loud Forest milik Bara ternyata cukup lumayan juga. Tempat parkir kendaraannya dipenuhi mobil dan motor yang bisa dipastikan adalah pemilik dari para pengunjung club. Dua orang sekuriti mendekatinya untuk memeriksa tubuhnya, lalu mereka membawa Geovan masuk ke dalam night club untuk menuju lift yang terletak di sudut dekat pintu masuk. Gema bising musik yang menghentak menyambut gendang telinga Geovan, tatkala ia berjalan menyusuri koridor menuju kotak besi yang menempel di dinding tersebut. Suara seruan-seruan tertahan yang berpadu denting gelas serta aroma minuman keras pun menjadi ciri khas sebuah klub malam yang cukup ramai tersebut. Geovan dibawa masuk ke dalam lift yang ternyata menuju ke lantai atas. Ketika pintu besi itu terbuka, Geovan pun melangkah keluar tanpa didampingi oleh dua orang sekuriti tersebut. Ia melihat sebuah pintu ganda di ujung lorong, d

  • Let Me Go, Mr. CEO!   76. Versus Mantan

    "Masih belum ketemu juga?!"Kania memberengut sebal mendengar protes Geovan. "Ish! Daripada ngoceh melulu, mending kamu bantuin aku," desisnya gemas.Sudah hampir setengah jam Kania mencari-cari cincin berlian dari Geovan yang sebelunya ia lempar karena terbawa emosi.Cincin itu terpental dari tubuh Geovan, dan terperosok ke semak-semak di antara tanaman beraneka macam warna di dalam taman itu.Dan bukan ia tidak mau membantu, hanya saja mencari benda sekecil itu bagi Geovan akan membuang-buang waktu dan tenaga saja. Di siang hari saja akan susah menemukannya, apalagi malam hari seperti ini."Ck! Sudah kubilang biarkan saja. Akan kubelikan cincin yang jauh lebih bagus dari sebelumnya, Sayang! Sudahlah, ayo kita pulang!" Decak Geovan tak sabar. Hari sudah semakin malam, dan kekasihnya yang keras kepala ini masih saja bersikukuh menemukan cincin yang tadi ia buang.Tentunya akan sangat sulit menemukannya di antara tanaman lebat, ditambah suasana yang gelap."Yang benar saja! Masa cinc

  • Let Me Go, Mr. CEO!   75. Kamu Dan Aku

    "Geo! Turunkan akuu!!" Kania menjerit-jerit di sepanjang jalan, saat Geovan yang masih saja menggendongnya di bahu. Ia bertekad akan terus menjerit membuat keributan agar lelaki itu malu dan akhirnya mau menurunkannya. "Teruslah menjerit, aku tidak akan peduli," ucap Geovan santai, yang masih tetap membawa Kania di bahunya menuju parkiran mobil. Sesampainya di dalam mobil, Geovan tidak mendudukkan Kania di kursi penumpang depan, melainkan membawanya ikut duduk di pangkuannya di bagian pengenudi. Setelah menyalakan mesin dan AC, lelaki itu pun menatap manik bening kekasihnya yang telah lembab oleh air mata. "Kamulah yang meminta kita untuk putus, tapi malah kamu sendiri yang menangis," cetusnya sambil mengusap cairan bening itu menggunakan ibu jarinya. "Jangan sedih, kita tidak akan pernah putus apa pun yang terjadi," godanya dalam senyum yang tersemat di bibirnya. "Seharusnya kamu pergi! Aku sudah berkata dan bersikap kasar sama kamu, Geo! Kenapa kamu masih tidak mau pergi jug

  • Let Me Go, Mr. CEO!   74. Jati Diri

    "Maaf, tapi aku sudah memiliki kekasih," tolak Kania yang dengan berani menantang tatapan tajam Bara yang seakan menguliti dirinya. Bara terkekeh pelan melihat mantan kekasih yang masih ia inginkan untuk menjadi kekasihnya kembali itu.Sejak dulu, wanita mungil berparas cantik ini memang terkenal pemberani. Masih teringat di kepalanya saat pertama kalinya Kania bekerja di night club miliknya.Baru hari pertama bekerja, gadis itu sudah membuat kehebohan dengan menginjak kaki dan menendang bagian vital salah satu pengunjung night club yang hendak melecehkannya. Dari kasus ini akhirnya terbukalah kelakuan si pengunjung, yang ternyata sudah sangat sering melecehkan para waiter wanita di night club milik Bara. Selama ini mereka bungkam karena takut pada ancaman si pelaku. Ia pun langsung menindak tegas, dengan mem-black list si pengunjung yang membuat para karyawannya resah. Sejak saat itulah mereka berdua menjadi dekat. Bara mengagumi bagaimana tubuh semungil ini ternyata menyimpan

  • Let Me Go, Mr. CEO!   73. Menemui Masa Lalu

    Seorang lelaki yang sedang terikat di atas kursi dengan pipi lebam dan kening berdarah, terpampang di dalam foto yang dikirimkan seseorang kepada Kania. Dan yang membuat detak jantungnya serasa lepas dari rongga dadanya adalah karena lelaki itu adalah ayahnya. [Jika mau ayahmu selamat, datanglah ke alamat dimana dulu kamu pernah bekerja, Kania. Kamu masih ingat kan, cantik?] Sederet pesan yang muncul di layar ponselnya membuat keringat dingin menitik di keningnya. Ya Tuhan, apa lagi ini?? Kenapa Ayah selalu saja membuat masalah?? [Aku tak peduli. Dia bukan Ayahku lagi], adalah balas pesan dari Kania. Meskipun terkesan angkuh, namun sesungguhnya Kania mengetik pesan itu dengan jemari yang bergetar hebat. Rasanya ingin sekali ia menangis sekaligus berteriak, untuk menyuarakan frustasinya kepada lelaki yang tak pernah berubah itu! Sebuah suara denting balasan pesan membuat Kania buru-buru membacanya. [Baiklah, cantik. Kalau begitu akan kupotong tubuh 'bukan ayahmu' ini, dimulai

  • Let Me Go, Mr. CEO!   72. The Wedding

    Rasanya seperti mimpi. Menjadi seorang istri dari Jaxton Quinn? Benarkah? Audriana menatap sosok menakjubkan yang berdiri di sampingnya, yang berulangkali memberikan senyuman yang biasanya sangat mahal keluar dari bibirnya. Namun malam ini, Jaxton terlihat terlalu bahagia dan sebuah senyuman yang sangat jarang terpulas di bibirnya kecuali untuk Audriana pun kini terus ia berikan kepada semua orang, yang menyalami dan memberikan selamat kepadanya. Sebuah dekapan hangat di pinggangnya membuat Audriana tersenyum kepada lelaki bermanik zamrud yang melakukannya kepadanya. "Kamu capek, Baby?" Jaxton memberikan kecupan singkat namun hangat di kening Audriana. "Mau istirahat saja?" Audriana menggeleng. Sudah puluhan kali Jaxton menanyakan hal itu sepanjang malam ini. Ia terlalu cemas mengingat kondisi Audriana yang sedang mengandung anak mereka. "Aku baik-baik saja, Jaxton. Sangat baik," sahut Audriana. "Aku hanya merasa seperti sedang bermimpi. Benarkah aku menikah dengan Jaxton Quin

  • Let Me Go, Mr. CEO!   71. Menagih Hutang

    Jaxton menatap mayat-mayat yang diangkut oleh orang-orangnya dari atas kapal. Total ada sebelas, dan semuanya dalam keadaan yang sangat mengenaskan. Ia menghembuskan napas keras seraya menyugar rambutnya. Apa yang dilakukan Geovan malam ini telah membuatnya takjub sekaligus menggeleng-gelengkan kepala. Oh, ia tahu bahwa ia akan melakukan hal yang sama untuk Audriana. Hanya saja kali ini Geovan terlalu nekat! Masuk ke sarang musuh tanpa persiapan dan rencana, dan hanya mengandalkan sebilah pedang? Memangnya dia hidup di jaman dulu?? Sungguh, Jaxton benar-benar tidak menyangka kalau Geovan yang biasanya tenang dan penuh rencana bisa bertindak seimpulsif itu karena seorang gadis! Kedua sudut bibir lelaki itu pun sontak melekuk naik ketika ia menyadari sesuatu. Geovan sepertinya sangat menyukai Kania. Haha. See? Every man will be bucin pada waktunya. Bahkan yang sekelas Geovan yang dingin dan datar. DDRTTD!! Ponsel Jaxton yang bergetar di sakunya membuat lelaki itu segera meraihny

  • Let Me Go, Mr. CEO!   70. Jangan Takut Padaku

    Geovan membuka tali yang mengikat tangan serta kaki Kania dengan cepat, lalu segera menggendong kekasihnya ala bridal. "Kamu aman sekarang, Sayang," bisik lelaki itu di telinga Kania yang masih tidak sadarkan diri. "Ada aku di sini." Geovan membawa Kania keluar dari ruangan yang telah hancur dan porak-poranda bagai diterjang angin puting-beliung. Ceceran darah dan serpihan beberapa anggota tubuh terlihat teronggok di sana-sini. "Mr. Quinn?!" Geovan sangat terkejut tatkala tiba-tiba melihat bosnya yang telah berdiri tak jauh dari pintu keluar ruangan dan menatapnya tajam sambil bersidekap. Kenapa bosnya itu bisa berada di kapal ini??! "Bukan kau saja yang bisa memata-matai lokasi kami, Geo," ucap Jaxton sambil mendengus. "Aku pun melakukan hal yang sama dengan ponselmu. Kau bisa menolong kami di saat genting dengan melacak lokasi, lalu siapa yang akan menolongmu??" "Seharusnya Anda tidak perlu repot, Mr. Quinn," sahut Geovan datar. "Ini bukan masalah besar, dan saya bisa tangani

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status