Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan

Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-21
Oleh:  Selfie Hurtness  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
28 Peringkat. 28 Ulasan-ulasan
125Bab
28.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Mereka sama-sama tidak mengerti, kenapa harus mereka menikah jika kenal saja tidak? Tapi agaknya keputusan itu sudah bulat. Mereka terpaksa mengalah dan pasrah dengan takdir yang dipilihkan oleh ke dua orangtua, hingga kemudian, waktu menjawab semuanya tepat ketika rahasia Kelvin terbongkar dan membongkar rahasia lainnnya. "Dia hamil, kan? Maka dari itu ceraikan aku!" Agatha Amelia Putri "Kenapa harus begitu? Kau pun hamil! Di rahim kamu ada anakku!" dr. Kelvin Hardyanto. "Kalian tidak akan bercerai! Sampai kapanpun mama tidak akan pernah merestui kalian pisah!" dr. Dewi Ardyanika, Sp. S.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Ch. 1 Rencana Rahasia

“Memang usia mereka terpaut cukup jauh.”Suasana kafe yang cukup sunyi membuat suara lirih itu tidak mampu disamarkan lagi. Dengan jelas, lawan bicaranya mampu mendeteksi bahwa suara tersebut menyimpan tangis dan terpaku.Dewi meletakkan kertas-kertas yang sedari tadi dia bolak-balik dan perhatikan dengan saksama ke atas meja, bercampur dengan segala macam kertas dan dokumen lain yang berserakan di sana. Wanita paruh baya itu melepas kacamatanya, membuat sepasang mata yang telah memerah makin tampak jelas. Entah karena minus matanya yang makin bertambah ditambah ia sudah memelototi berkas-berkas berserakan itu sejak tadi atau karena permohonan sang sahabat yang membuat hatinya teriris perih. "Kamu yakin dengan keputusanmu?"Dewi menatap sosok itu, sosok yang langsung dengan sangat mantap menganggukkan kepala sebagai jawaban dari apa yang tadi Dewi tanyakan padanya. Jawaban yang kembali membuat Dewi diliputi kebimbangan yang teramat sangat. "Cuma kamu sekeluarga yang bisa tolong aku,

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Ulum
luaaaaaaaarbiasa
2024-08-14 17:58:24
0
default avatar
Yuni Jaeni
Bagus bgttt.. suka klo happy ending..
2024-05-23 12:14:57
0
user avatar
zahra
cerita yg selalu ditunggu
2024-05-08 22:44:27
0
user avatar
Kriezztyan Uevol Jr
masih nungguin nih kelanjutannya.
2024-05-08 21:24:26
0
user avatar
Rheia
udh 4hr blm up jg
2024-05-08 08:01:56
1
user avatar
Rheia
blm up juga ......... upnya jgb 1 bab doang dong thor
2024-05-03 17:38:28
1
user avatar
Rheia
up thor penasaran kelanjutannya
2024-05-02 22:38:13
1
user avatar
Rheia
update dong thor lbh dr 1 bab gitu
2024-05-01 13:15:51
0
user avatar
Cuen Komalasari Ku
Juaraaaaaaa
2024-04-22 08:34:32
0
user avatar
Rheia
up dong thor udh bolak balik dari pagi
2024-04-20 21:51:43
0
user avatar
Alfiah Nurafifah
bagus banget cerita nya dan ini cerita yang ditunggu tunggu pas cerita mendadak kawin tamat
2024-04-13 19:27:26
0
user avatar
Indya
masih suasana lebaran , eh dpt surprise dr author di bab 90 . terimakasih Thor . plot twist yg indah . ditunggu kelanjutannya
2024-04-13 17:17:03
2
user avatar
Kriezztyan Uevol Jr
ga sabar sama kelanjutannya. semakin seru. kalo bisa uploadnya sehari 2 kali ^_^
2024-04-06 00:23:20
3
user avatar
Lo Gue
very good... semoga lebih semangat update setiap hari ya thor.........
2024-03-26 21:00:17
1
user avatar
Kriezztyan Uevol Jr
lanjutannya ditunggu
2024-03-23 18:35:49
1
  • 1
  • 2
125 Bab

Ch. 1 Rencana Rahasia

“Memang usia mereka terpaut cukup jauh.”Suasana kafe yang cukup sunyi membuat suara lirih itu tidak mampu disamarkan lagi. Dengan jelas, lawan bicaranya mampu mendeteksi bahwa suara tersebut menyimpan tangis dan terpaku.Dewi meletakkan kertas-kertas yang sedari tadi dia bolak-balik dan perhatikan dengan saksama ke atas meja, bercampur dengan segala macam kertas dan dokumen lain yang berserakan di sana. Wanita paruh baya itu melepas kacamatanya, membuat sepasang mata yang telah memerah makin tampak jelas. Entah karena minus matanya yang makin bertambah ditambah ia sudah memelototi berkas-berkas berserakan itu sejak tadi atau karena permohonan sang sahabat yang membuat hatinya teriris perih. "Kamu yakin dengan keputusanmu?"Dewi menatap sosok itu, sosok yang langsung dengan sangat mantap menganggukkan kepala sebagai jawaban dari apa yang tadi Dewi tanyakan padanya. Jawaban yang kembali membuat Dewi diliputi kebimbangan yang teramat sangat. "Cuma kamu sekeluarga yang bisa tolong aku,
Baca selengkapnya

Ch. 2 Perjodohan

“Dijodohkan?”Agatha mematung di depan meja rias. Ia menatap bayangan dirinya seraya mengingat kembali apa yang ia curi dengar dari kamar sang mama. Kejutan apa lagi yang mau diberikan Handira untuknya? Dia pikir, ia akan dapat hadiah karena sudah lulus dan nantinya berhasil masuk fakultas kedokteran, ternyata malah begini.“Non ... Non Agatha!”Agatha tersentak mendengar panggilan dan ketukan di pintu kamar. Ia menghela napas panjang dan segera bangkit. Langkahnya sedikit berat, entah mengapa ia jadi macam orang linglung setelah mendengar obrolan Handira kemarin.“Kenapa, Mbak?”Agatha bersandar malas di pintu, tanpa ia tanya, sebenarnya ia sudah paham kenapa sampai asisten rumah tangga mamanya menyusul Agatha ke kamar.“Kok kenapa sih, Non? Jam berapa ini? Udah ditunggu ibu di meja makan, Non!” jawabnya sambil tersenyum.Benar, bukan?Agatha hanya balas tersenyum dengan anggukan kepala cepat. Sudah waktunya sarapan. Ia meraih tas ranselnya, menutup pintu kamar lalu melangkah dengan
Baca selengkapnya

Ch. 3 Kenapa Harus?

Agatha menatap nanar kepergian Handira dari meja makan. Jadi dia diundang sarapan hanya untuk berdebat sengit macam tadi dan ditinggalkan begitu saja seperti ini? Tangis Agatha pecah, ia terisak dengan kepala tertuntuk. Segala macam susu dan pancake yang tersaji di meja sama sekali tidak menggiurkan di mata Agatha lagi.“Mama benar-benar sudah gila!” Agatha mendesis, kepalanya mendadak terasa begitu pusing.Bahkan Handira melakukan tindakan ekstrim dengan tidak membiarkan dia kemana-mana sendiri. Dia sudah seperti tahanan kota yang harus diawasi kemanapun dia pergi.“Loh, kok nggak dimakan, Non?”Suara itu nampak terkejut ketika Agatha bangkit dengan membawa tas ranselnya. Ia buru-buru menyeka air mata dan balas menatap sosok itu dengan senyum dipaksakan.“Simpenin buat nanti, Mbak. Aku mau langsung berangkat, ada urusan.” Kilahnya lalu buru-buru pergi.Ia tidak ingin dikasihani oleh siapapun atas nasib buruknya, jadi lebih baik ia segera menyingkir saja. Mbak Indah pasti mendengar se
Baca selengkapnya

Ch. 4 Kabar Mengejutkan

"Mah, yang bener aja lah! Mama bercanda, kan?"Kelvin keluar dari ruang rawat inap Karina, adiknya yang baru saja beres melahirkan. Langkah kaki Kelvin terburu mengejar sang mama. Ia harus memperjelas apa yang barusan dia dengar di dalam tadi. "Astaga, Vin! Mana ada waktu buat mama bercanda?" Dewi membalikkan badan, menatap Kelvin dengan tatapan serius. Seketika Kelvin lemas. Semangatnya datang ke kota ini guna menengok keponakan baru dan tentu saja mengerjai sang adik, mendadak runtuh. Sorot mata dan nada bicara Dewi tidak bisa membohongi dirinya. Mamanya ini benar-benar serius dengan apa yang tadi dia katakan pada Kelvin di dalam ruangan. "Astaga, Ma ... Kelvin bisa cari sendiri!" Kelvin menegaskan, ia sedikit tidak terima, apakah dia seburuk itu sampai tidak bisa mencari jodoh sendiri? "Nggak ... Nggak! Pokoknya mama udah ada calon yang tepat dan potensial buat kamu!"Kelvin membelalak, ia hendak kembali buka mulut ketika langkah kaki Dewi kembali terayun menuju pintu keluar ba
Baca selengkapnya

Ch. 5 Pasrah

"Lu nggak coba cari tahu dulu sama siapa elu di jodohin? Kali aja anak dirut atau malah yang punya rumah sakit, Vin." Cerocos Brian setelah Kelvin cukup lama diam. Terdengar helaan napas kasar, tidak perlu menoleh ke sumber suara, Brian tahu betul dari mana asal suara itu. Ia malah dengan begitu santai meneguk air mineral dalam botol, suasana hati Kelvin sedang kacau, berbeda dengan orang-orang pada umumnya yang suka tantrum bahkan mengamuk ketika suasana hati kacau, Kelvin malah kebalikannya. "Diem lu, makin pusing pala gue, Yan!" Umpatnya dengan wajah ditekuk. Brian tersenyum simpul, ia menepuk punggung Kelvin dengan sedikit keras. Hampir saja botol air yang tadi Brian sodorkan meluncur jatuh. "Opsi lu cuma dua, Vin. Cari cewe, bawa ke depan nyokap atau diam pasrah dijodohin." Brian menatap mata yang tengah menatap tajam ke arahnya dengan santai, menyunggingkan senyum simpatik yang seketika mampu menurunkan kadar tajam sorot mata Kelvin. "Opsi pertama, nggak mungkin bisa berhas
Baca selengkapnya

Ch. 6 Pasrah II

"Hah? Yang bener?"Kelvin membelalak, menatap sang adik dengan tatapan tidak percaya. Karina yang masih terbaring di atas bed lengkap dengan selang infus pun balas menatap dengan tatapan serius. Melihat bagaimana sang adik berani membalas tatapan matanya, dan tak lupa raut wajah Karina yang begitu serius, Kelvin sontak lemas. Sia-sia sudah niatnya ingin dibantu oleh Karina mencari tahu siapa gadis yang hendak dijodohkan dengan dirinya itu. Mama yang biasanya tidak tahan menyimpan rahasia di depan Karina pun, memilih tutup mulut dan tidak mau terbuka perihal siapa gadis itu. "Aku bohong buat apaan sih, Bang? Aku tuh juga kepo kali sama cewek yang mau dijodohin sama kamu itu. Sesuai enggak gitu loh sama selera kamu yang setinggi bintang di langit." Ujar Karina yang kini sudah kembali ke mode somplaknya. "Nah kan, mulai!" Gerutu Kelvin yang segera beranjak dari sisi bed Karina. Ia memilih menjatuhkan tubuh ke atas sofa sambil menutup mata dengan lengan. "Lagian, kamu itu pengennya da
Baca selengkapnya

Ch. 7 Mencari Harapan Kecil

"WOY YANG BENER AJA, YOS!!"Agatha menepuk jidatnya dengan gemas, sementara teman-temannya yang lain berteriak seraya menimpuki Yosa dengan membabi-buta. "Nah kan apa gue bilang? Pasti nggak bener ini sarannya!" Omel Gladys yang belum mau berhenti menimpuki Yosa. "Andai bisa segampang itu mah nggak masalah, tapi kan ini nggak bisa segampang itu!" Agatha akhirnya berkomentar, kepalanya malah jadi bertambah pusing. "Tau tuh! Lagian apa si om dokter bakalan mau sama elu?" Jessy menonyor kepala Yosa, terlihat juga bahwa dia sama gemasnya dengan yang lain. "Eh jelas mau lah! Gue nggak kalah cantik kok sama Agatha!" Yosa melotot tidak terima, dia tidak sejelek itu! "Udah udah!" Agatha melerai, kalau tidak bisa terus-terusan mereka saling toyor dan beradu argumen. "Sekarang gue kudu gimana nih? Seriusan gue belum pengen kawin."Suasana sontak hening, kembali pada mode serius setelah melihat ada bayangan bening di mata jernih Agatha. "Sekalipun calonnya perfect begini, Tha?" Yosa menata
Baca selengkapnya

Ch. 8 Kekeuh

"Bercanda?"Kening Karina berkerut, sebagai anak Dewi, tentu ia tahu betul bahwa semua yang Dewi katakan perihal perjodohan sang abang adalah hal yang serius, bukan hanya bercanda. Ingin Karina utarakan itu, tapi melihat d dalam sorot mata Kelvin terdapat secercah harapan, Karina tidak berani memadamkan harapan yang terselip di sana, meskipun harapan itu hanyalah harapan palsu belaka. "Iya, aku berharap banget kalo mama cuma bercanda. Atau ternyata semua ini cuma mimpi." Kelvin tersenyum getir, membuat Karina jatuh iba seketika. Karina memalingkan mata, tidak tega kalau harus terus menatap sorot mata itu. Belum sempat Karina menanggapi, Kelvin sudah lebih dulu kembali bicara. "Tapi kalau pun semua itu beneran harus aku jalani sih ya nggak papa."Karina mengangkat wajah, kembali menatap Kelvin yang masih berdiri di sebelah bednya. Nampak wajah kusut itu memaksakan untuk tersenyum, membuat Karina makin iba dengan sang kakak. "Coba ngomong lagi baik-baik, Bang, sama mama." Hanya itu
Baca selengkapnya

Ch. 9 Masih Ada Harapan?

"Ma, nggak bisa gitu dong!" Belum sempat Agatha utarakan niatnya, ternyata Handira sudah lebih dulu bisa membaca apa niat dan tujuan dia datang kemari. "Kenapa nggak bisa sih, Tha? Mama nggak sembarangan loh nyariin jodoh buat kamu."Selalu saja! Selalu itu pembelaan dari Handira ketika Agatha mengutarakan penolakan. Padahal, untuk menjadi pendamping hidup Agatha, bukan hanya poin-poin itu saja yang perlu diperhatikan."Ya karena Agatha belum pengen nikah aja, Ma. Belum ada dua puluh tahun loh." Ini adalah alasan terkuat yang Agatha miliki, berharap dengan alasan ini, mamanya bisa terketuk hatinya.Handira mendesah, ia meletakkan sendok dan garpu yang tadinya sudah dalam genggaman. Mereka beradu pandang sejenak, sampai kemudian Handira lebih dulu memalingkan pandangan. "Memang kenapa kalau kamu nikah di umur dua puluh, Tha? Calon mu sudah mapan, apa lagi yang mau kamu cari?" Suara Handira memang terdengar lembut, namun tegas. Agatha bisa merasakannya. "Bukan cuma soal itu, Ma. Aga
Baca selengkapnya

Ch. 10 Rencana Pertemuan

"Nggak ada alesan ya, Vin! Apa perlu mama berangkat ke sana sekarang buat jemput kamu?"Kelvin langsung lemas, setelah sekian lama berkelit, kali ini Kelvin tidak berkutik sama sekali. Dia benar-benar harus terbang ke Jakarta guna bertemu dengan gadis yang hendak dijodohkan dengannya, gadis yang akan Kelvin nikahi. "Ma, seriusan nih. Kemaren dua hari nggak balik. Badan rasanya ngga--.""Kalo kamu nggak berangkat hari ini juga sesuai jadwal penerbangan yang udah mama booking, jangan harap bisa lanjut spesialis ya, Vin!"Alamak!! Kelvin mendesah panjang. Dia tidak benar-benar sakit dan ancaman barusan ... Kelvin mengusap wajahnya dengan gusar. Dia sama sekali tidak mampu berkelit kalau mamanya sudah mengeluarkan ancaman itu. Mau tidak mau, suka tidak suka, Kelvin harus berangkat dan itu demi masa depan kariernya. "Oke-oke. Kelvin berangkat. Sampai bandara nanti Kelvin kabarin, Ma. Kelvin mau siap-siap dulu!"Tut! Tanpa menunggu omelan demi omelan yang akan mamanya lancarkan, Kelvin
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status