Ketika Cinta Telah Memilih

Ketika Cinta Telah Memilih

last updateLast Updated : 2023-06-24
By:  Ardiyani  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
14Chapters
656views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Nazia Syakia harus menerima berbagai kenyataan pahit dalam waktu yang bersamaan. Danu Baskara, suami tercintanya mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat. Namun ada hal yang lebih mengejutkan yaitu adanya wanita lain di dalam mobil yang di kendarai suaminya yang bahkan Zia belum pernah melihat apalagi mengenal wanita itu. Mungkinkah wanita itu adalah selingkuhan dari almarhum suaminya? Bagaimana mungkin Danu yang dia kenal penyabar, penyayang dan sangat mencintainya serta keluarga bisa berselingkuh di belakangnya? Ditambah kehadiran seorang lelaki bernama Rafqi, yang mengaku suami dari wanita yang ikut tewas bersama Danu. Dia menuntut Nazia mengembalikan sejumlah uang miliknya yang diberikan sang istri untuk Danu. Bagaimana mungkin Zia mampu mengembalikan jika jumlahnya sangat besar sedangkan selama menjadi istri Danu dia tidak diperbolehkan bekerja? Haruskah Zia menerima tawaran lelaki itu untuk menjadi pengasuh anak semata wayangnya yang baru berusia tiga tahun untuk mengganti uang lelaki tersebut? Atau dia harus mencari pekerjaan lain agar bisa mengumpulkan uang dalam jumlah yang besar dengan cepat untuk mengembalikan uang Rafqi?

View More

Latest chapter

Free Preview

Bab 1

Nazia masih terduduk di ruang tamu rumahnya yang masih ramai oleh saudara dan tetangga. Prosesi pemakaman Danu Baskara, suaminya, telah selesai siang tadi. Wajah perempuan berusia dua puluh sembilan tahun itu terlihat menyimpan kesedihan yang begitu dalam. Bagaimana tidak, tiga hari yang lalu suaminya berpamitan untuk bekerja ke luar kota seperti biasa. Seharusnya tadi pagi lelaki itu pulang dan suaminya benar-benar pulang dengan keadaan yang berbeda. Bahkan sampai detik ini dia masih tidak percaya jika sang suami tidak akan pernah kembali lagi."Mba Zia, istirahat di kamar saja, yuk!" ajak Zila, adik perempuan Zia.Wanita itu hanya mengangguk kaku, tetapi tidak beranjak sedikitpun dari tempat duduknya. "Mba!" kembali Fazila bersuara."Iya, Dik. Sebentar lagi," jawab Zia.Zila kemudian ikut duduk di sofa yang berada di dekat Zia. Wanita itu tahu apa yang dirasakan kakak perempuan satu-satunya itu, tetapi dia juga takut jika Zia terus seperti ini akan sakit nanti. Sejak semalam dia ta

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
pramudining
kok belum up, Thor?
2023-04-03 16:46:33
1
14 Chapters

Bab 1

Nazia masih terduduk di ruang tamu rumahnya yang masih ramai oleh saudara dan tetangga. Prosesi pemakaman Danu Baskara, suaminya, telah selesai siang tadi. Wajah perempuan berusia dua puluh sembilan tahun itu terlihat menyimpan kesedihan yang begitu dalam. Bagaimana tidak, tiga hari yang lalu suaminya berpamitan untuk bekerja ke luar kota seperti biasa. Seharusnya tadi pagi lelaki itu pulang dan suaminya benar-benar pulang dengan keadaan yang berbeda. Bahkan sampai detik ini dia masih tidak percaya jika sang suami tidak akan pernah kembali lagi."Mba Zia, istirahat di kamar saja, yuk!" ajak Zila, adik perempuan Zia.Wanita itu hanya mengangguk kaku, tetapi tidak beranjak sedikitpun dari tempat duduknya. "Mba!" kembali Fazila bersuara."Iya, Dik. Sebentar lagi," jawab Zia.Zila kemudian ikut duduk di sofa yang berada di dekat Zia. Wanita itu tahu apa yang dirasakan kakak perempuan satu-satunya itu, tetapi dia juga takut jika Zia terus seperti ini akan sakit nanti. Sejak semalam dia ta
Read more

Bab 2

Seorang lelaki sedang menatap prosesi pemakaman mendiang istrinya yang sudah hampir selesai dengan wajah tanpa ekspresi, bahkan rahangnya terlihat mengeras seperti orang yang sedang menahan amarah. Dia juga terlihat sedikit melamun hingga tidak menyadari jika proses pemakaman sudah selesai, hanya tinggal pembacaan doa oleh ustaz dan menabur bunga di atas makam bagi keluarga atau teman dekat."Raf, ayo!" Halimah, ibu dari lelaki itu menepuk pelan bahu anak lelakinya.Rafqi tersadar dari lamunannya, "Iya, Ma." jawabnya singkat. Kemudian berjalan mendekat ke gundukan tanah merah yang berada tidak jauh dari tempatnya bediri tadi.Kini mereka yang hadir berdiri mengelilingi makam dan mendengarkan serta mengaminkan do'a yang dibacakan oleh seorang ustaz. Sebelumnya Rafqi juga menyampaikan permintaan maaf atas nama Puspa, almarhumah istrinya, jika semasa hidup pernah melakukan kekhilafan. Setelah itu satu per satu keluarga dan teman dekat bergantian menaburkan bunga di atas tanah pemakaman y
Read more

Bab 3

Tujuh hari sudah berlalu, sebenarnya Zia masih belum bisa percaya dengan kenyataan ini. Terkadang dia masih menganggap Danu hanya pergi ke luar kota untuk bekerja dan akan pulang besok atau lusa. Selama tujuh hari ini, ayah dan adiknya masih setia menemani. Mereka takut kalau di tinggal sendirian Zia akan merasa kesepian dan sangat sedih atau bahkan melakukan hal yang tidak terduga."Zia, kapan kamu akan datang ke kantor almarhum Danu?" tanya Ramat."Mungkin besok, Yah. Kemarin bagian HRD kantor sudah telepon dan berkata jika ada beberapa dokumen yang memerlukan tanda tangan Zia," jawab putri sulung dari Rahmat."Mau Ayah temani?" tawar Rahmat."Tidak usah, Zia bisa sendiri, Yah," tolak Zia, dia tidak mau merepotkan sang ayah."Lalu tentang wanita yang bersama Danu di dalam mobil itu, apa ada pihak keluarga yang menghubungi kamu, Zi?" tanya Rahmat hati-hati, takut menyinggung perasaan putri sulungnya.Zia menggeleng, "Tidak, Yah. Dari pihak kepolisian hanya menjelaskan kalau wanita te
Read more

Bab 4

"Heh, Raf! Sebenarnya mama kenapa? Kok bisa sampai begini?" Rifda, si sulung bertanya sambil berkacak pinggang di depan adik bungsunya."Ya mana aku tahu, Mbak." Papa dari Nasya belum berani berterus terang."La terus, kok bisa darah tingginya kambuh, sampai pingsan juga?" Rifda jelas tidak percaya karena sebelum mendapat kabar Mamanya masuk rumah sakit, dia baru saja melakukan video call."Mungkin mama kecapean terus kurang istirahat jadi darahnya naik." Bungsu dari tiga bersaudara itu beralasan."Aku gak yakin, pasti kamu nyembunyiin sesuat?" kata Rifda sambil memicingkan mata ke arah adiknya.Aditya Darmawan merasa jengkel mendengar perdebatan kedua anaknya. Bukannya berdoa agar sang ibu cepat sembuh, malah bertengkar. "Rifda, Rafqi, sudah! Masalah itu bisa di bahas nanti, 'kan?" bentak ayah tiga anak it dan membuat kedua anak itu terdiam.Tidak lama kemudian seorang dokter keluar dari ruang IGD, mereka bertiga pun langsung mendekat."Bagaimana keadaan istri saya, Dok?" tanya Adity
Read more

Bab 5

Sekitar pukul lima sore, Rafqi sampai di kediamannya. Sebenarnya Aditya sudah memintanya pulang sejak siang tadi, tetapi tentu saja dia tidak mau. Dia tentu merasa khawatir dengan keadaan mamanya. Setelah selesai membersihkan diri, Rafqi keluar kamar untuk mencari putri semata wayangnya."Wati!" panggil Rafqi."Ya, Pak," pengasuh dari Nasya itu menjawab."Nasya rewel?" tanya Rafqi sambil meminta putri kecilnya dari gendongan sang pengasuh."Tidak, Pak. Seperti biasa saja," jawab Wati.Rafqi hanya mengangguk, kini Nasya sudah ada dalam gendongannya dan lelaki itu bermaksud beranjak dari sana, tetapi urung saat mendengar suara Wati"Pak, bolehkah meminta waktunya sebentar, ada sesuatu yang ingin saya sampaikan?" pinta pengasuh Nasya iyu.Rafqi menoleh sekilas kemudian mengangguk. Dia mengurungkan niatnya untuk bermain dengan Nasya di gazebo dekat kolam renang karena Wati terlihat ingin menyampaikan hal yang penting. Kemudian dia melangkah ke ruang keluarga yang terletak tidak jauh dari
Read more

Bab 6

Pagi ini Zia terkejut dengan kedatangan seorang pria yang mengaku orang suruhan dari suami wanita yang tewas di dalam mobil bersama Danu. Apalagi lelaki itu membawa sejumlah bukti transfer dari wanita bernama Anggraeni Puspa Cantika. Bagaimana dia tidak kaget, almarhum suaminya memakai uang wanita itu dengan jumlah yang sangat fantastis. Lima ratus juta rupiah lebih? Untuk apa uang sebanyak itu?"Maaf, Bu Zia, jadi bagaimana? Kira-kira kapan Ibu bisa mengembalikan uang itu?" tanya lelaki bernama David itu.Zia yang masih setengah bingung hanya memandang David dengan tatapan kosong, bahkan suara lelaki itu tidak dia dengar sama sekali."Ekhm ....." David berdehem."Ya? Ba-bagaimana, Pak?" tanya Zia dengan suara sedikit tergagap.David tersenyum rikuh, walaupun dia pernah berada dalam dunia hitam yang keras, tetapi hatinya tidak tega melihat Zia. Ah, seandainya bukan karena tugas dan kewajibannya sebagai anak buah dari Rafqi, sudah pasti dia akan menolak. "Ekhm, kapan Ibu bisa membayar
Read more

Bab 7

Rafqi menunduk dalam saat Aditya, papanya menatapnya tajam seolah meminta penjelasan. Rupanya lelaki yang menjadi panutannya selama ini itu sudah mengetahui semua rahasia yang dia sembunyikan dengan Puspa."Jadi kamu sudah tahu sejak kapan?" tanya Aditya."Sudah lama, Pah." jawab Rafqi singkat."Keluarga Puspa tahu tentang laki-laki itu?"Rafqi menggeleng, "Kalau itu, Rafqi nggak tahu, Pa."Aditya mendesah, seolah mencoba melepaskan beban yang ada di hatinya. Mata tuanya menerawang jauh, ada sorot kekecewaan di sana."Seandainya kecelakaan ini tidak terjadi, mau sampai kapan kalian akan bermain sandiwara?" tanya Additya lagi.Rafqi menggaruk lehernya yang tentu saja tidak gatal sama sekali. Lelaki itu tidak tahu akan menjawab apa."Papa akui, akting kalian sangat bagus, drama yang kalian buat benar-benar sempurna telah menipu kami!""Pa ... ""Sudahlah, toh semua sudah berakhir, walau dengan tragis. Lalu untuk apa kamu meminta wanita itu untuk mengembalikan uang yang sudah diberikan P
Read more

Bab 8

"Astagfirullahal'adzim," pekik Zia saat membaca pesan dari ponselnya."Kenapa Zi?" tanya Rahmat penasaran karena melihat ekspresi anak sulungnya."Mama masuk rumah sakit, Yah.""Mama?" "Iya, Mama, Yah. Mamanya Mas Danu," terang Zia."Lho, kenapa? Sakitnya kambuh?""Nggak tahu, Pa. Dani cuma bilang kalau Mama masuk rumah sakit semalam.""Terus kamu mau ke sana, Nak?"Zia mengangguk, "Iya, Pa. Kasihan mama. Walaupun Mas Danu udah nggak ada bukan berarti hubungan kami putus begitu saja, kan, Yah?"Rahmat tersenyum memdengar jawaban anak perempuannya. Di dalam hati lelaki itu merasa bangga dengan sikap Zia yang tidak berubah kepada ibu mertuanya itu."Iya, Nak, kita tetap harus menjaga tali silaturahmi bagaimanapun keadaannya.""Iya, Yah," jawab Zia sambil mengangguk.***Nazia masih duduk di kursi samping ranjang pasien. Di atas tempat tidur seorang wanita yang terlihat kurus dengan rambut yang telah berubah warna tampak memejamkan mata. Ya, dia adalah Laela, ibu dari Danu.Nazia masih m
Read more

Bab 9

Rafqi dan David tiba di teras rumah Zia dan langsung menuju ke pintu rumah. Tanpa menunggu perintah dari bosnya, David segera mengetuk pintu. Beberapa kali mengetuk dan tidak ada jawaban membuat kedua lelaki itu saling pandang."Kamu udah kasih tahu dia kalau mau ke sini, 'kan, Vid?" tanya Rafqi."Sudah, kemarin 'kan aku udah ngomong langsung ke dia kalau mau ke sini sama Bos," jelas David."Kok kelihatannya rumahnya kosong?""Sepertinya begitu.""Kemarin kamu bilang nggak mau ke sini jam berapa?" tanya Rafqi lagi. David hanya menggeleng."Huh! Kamu kaya bukan profesional aja, sih, Vid! Harusnya kamu bilang ke dia, kita mau ke sini jam berapa!""Lah, bukannya Bos kemarin belum bisa mastiin mau ke sini jam berapa?""Ya maklumlah aku kan orang sibuk, Vid!" jawab Rafqi tidak mau kalah.David mendengkus pelan mendengar jawaban dari bosnya."Yaudah ngapain diem aja! Coba kamu telpon atau chat!" perintah Rafqi.David tidak menjawab, lelaki itu kemudian mengeluarkan ponsel dari sakunya. Men
Read more

Bab 10

Tergopoh, Zia segera menghampiri dua orang itu, bahkan wanita itu sampai lupa membuka dan mengembalikan helm milik ojeg yang baru saja dia tumpangi. Istri mendiang Danu itu baru saja akan menyapa Rafqi dan David, tetapi urung ketika mendengar sebuah suara."Mba! Tunggu! Ongkosnya belum, main pergi aja!" seru pengemudi ojeg online.Seketika Zia menepuk jidat yang masih tertutup helm, kemudian wanita itu membalikkan Badan, melepas helm lalu mengembalikannya kepada driver ojek online tadi."Aduh, maaf, Mas, saya buru-buru sampai lupa. Ini helm sama ongkosnya. Terima kasih," ucap Zia terburu-buru dan sedikit malu karena dari ekor matanya dia bisa melihat David dan Rafqi memperhatikannya."Iya, sama-sama, Mba." Setelah menerima helm dan uang dari Zia, pengemudi ojeg online langsung menstarter motornya dan meninggalkan halaman rumah Zia.Perlahan Zia kembali membalikkan badan dan melangkah ke arah dua lelaki yang telah menunggunya kini. Dadanya sedikit berdebar karena sekilas dia sudah mel
Read more
DMCA.com Protection Status