Kembalinya Sang Sekretaris Teraniaya

Kembalinya Sang Sekretaris Teraniaya

By:  Lovely Bintang  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
13 ratings
54Chapters
1.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Hati Shanon Moore berubah keruh dan gelap karena dendam ketika ia difitnah sebagai pelakor dan dipecat begitu saja setelah sang CEO menidurinya. Hampir pingsan karena kehamilannya, Shanon justru bertemu dengan Damian Vadis yang ternyata memiliki utang budi dengannya di masa lalu. Dengan bantuan Damian, Shanon pun mengentaskan dendamnya. *** Hai, Lovely-Reader! Find me on IG : love_lovelybintang

View More

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Shefira Alma
uwaaahh keren ceritany thor ヾ(^-^)ノ
2024-08-10 02:34:00
0
user avatar
Anisa Salsabila P.
i feel u, Shannon! d tunggu next book yh kak
2024-07-26 22:20:30
0
user avatar
prasidafai
aku fans Shanon banget!
2024-07-25 12:28:37
0
user avatar
Moon Cherry
Suka banget sama ceritanya ♡♡♡
2024-06-13 18:05:40
0
user avatar
VBeytha
Ayo Shanon, pilih yang terbaik... lanjut thor!
2024-02-15 21:57:53
0
user avatar
Inura Lubyanka
Cerita shanon keren abis yuk semangat upnya thor!
2024-01-15 18:37:47
0
user avatar
Lynelle Kim
Double up thoorrr.........
2023-10-05 19:52:55
1
user avatar
Inura Lubyanka
Ayo up yang banyak thor!!!! Asik banget ini kisah shanon
2023-10-03 20:23:04
1
user avatar
Summer Rain
wah, buku baru Salah satu author favorite! cuss baca!
2023-10-03 18:17:39
1
user avatar
Nathan Ryuu
Yaelah si Pamela, minta ditepok gemoi tangannya pake palu Thor. Neng Shanon, cemungudd!
2023-10-03 17:46:01
1
user avatar
Zainuna Rich
jahat mr. Julian! jadi kesel bacanya...
2023-10-03 17:16:24
1
user avatar
YL Wanodya
wah wah wah, speechless! kesal banget sama Pamella yang asal nuduh gitu aja. lanjut thorrr....
2023-10-03 16:54:01
1
user avatar
Zoya Dmitrovka
Woahh cerita baru nih, Thor! Up yang banyak yah!
2023-10-03 16:41:40
2
54 Chapters

1-Istri Sah Yang Menggila

“Jalang sialan!”Suara cairan tertumpah pun terdengar nyaring di ruangan yang sarat bising. Hal itu mengejutkan semua orang di sana.Kopi hitam dari dalam gelas kertas yang digenggam seorang wanita berwajah angkuh itu, kini sudah berpindah ke atas kepala Shanon.Si wanita paruh baya tersebut menyeringai.Rambut ikal milik Shanon, kini terlihat basah dan lengket. Tak butuh waktu lama untuk bahu jas dan punggungnya basah, meninggalkan noda gelap.Otak Shanon seolah membeku. Menghentikan semua fungsi tubuhnya dan kini ia mematung di tempat ia berdiri.Shanon baru tersadar ketika wanita tadi mulai mengucapkan kalimat tidak masuk akal. “Jadi, ini wanita yang sudah mengambil kesempatan merayu dan membuat suami saya menidurinya, hm?!” Netra Shanon membulat. Semua orang di lantai 25 terkesiap mendengar ucapan Pamella.‘Ha?! Aku merayu suami—istri Mr.Julian, kah?!’ sadar Shanon dalam hatinya. Ia teringat nama istri sang bos seharusnya adalah Pamella Simons.Tak perlu menebak lagi, karena Jul
Read more

2-Kebaikan Di Tengah Keputusasaan

“Ya, Shanon.”Harold membalas singkat setelah berulang kali ia mendengar kalimat yang keluar dari mulut bibir Shanon. Belum pernah dalam masa kerjanya hingga hari ini, harus menghadapi kejadian mengenaskan seperti tadi.Air mata Shanon tak berhenti mengalir.Harold pun melirik ke arah sekretaris baru yang sudah dipecat di hari pertamanya bekerja itu. Helaan napas putus asa pun terlepas pelan dari bibir sang manajer HRD. ‘Naas.’Mau tak mau netra Harold menelusur, memperhatikan bagaimana bentuk rambut Shanon yang sudah berantakan tidak karuan, karena digunting sembarangan oleh Pamella. Belum lagi kopi yang sudah mengering di kepalanya.Tapi tak ada yang bisa dilakukan olehnya, walau ia memikul jabatan yang cukup penting di perusahaan.Mereka tiba di depan teras lobi. Harold pun hanya bisa mengingatkan Shanon, “Segera bereskan barang-barangmu dari apartemen dinas itu. Selamat tinggal.”Shanon mematung di depan lobi dengan air mata berurai tak henti. Pandangannya yang tengah menatap pung
Read more

3-Selamat!

“Shanon, tolong dibagikan buat kalian ya.”Seorang pria asia bermata sipit menyerahkan sebuah kotak dengan tulisan ‘Tokiyo Banana’ pada Shanon.Beliau adalah CFO di perusahaan baru di mana Shanon bekerja.“Baik, Mr. Fumiyaki. Terima kasih banyak.” Shanon sedikit memekik ketika menerima kotak camilan kesukaannya itu.Di hari pertama Shanon bekerja, atasannya itu langsung memberinya satu kotak penuh untuk ia nikmati sendiri.Sejak hari itu, sudah hampir satu bulan Shanon bekerja sebagai sekretaris CFO, bersama dengan senior sekretaris bernama Diana Brown, di sebuah perusahaan kabel bernama Wiener Corp.“Senior, kau sudah selesai rapat?” tanya Shanon saat tengah membagikan camilan yang baru diterimanya itu.Diana—wanita paruh baya yang dipanggil ‘senior’ tadi, mengangguk sambil menempati kursi kerjanya. Wajahnya terlihat cukup lelah setelah mengikuti rapat dengan CEO.“Ah ... kue kesukaanmu, hm?” kekehnya sambil membuka bungkus camilan.Shanon pun mengangguk bahagia. Ia baru saja akan me
Read more

4-Pria Idaman Wanita

“Astaga! Apa yang sudah Anda lakukan, Mister?!”“Apa Anda membuatnya pingsan?! Kasihan sekali.”“Sebaiknya cepat dibawa ke rumah sakit!”Terdengar protes dari beberapa penunggu kendaraan umum di halte tersebut. Suara mereka membuat pria yang tadi menegur Shanon merasa bersalah.Akhirnya ia memilih opsi ketiga. Segera membawa Shanon ke rumah sakit.Diangkatnya tubuh Shanon dan segera membaringkan gadis yang tak sadarkan diri itu di kabin belakang sebelum ia sendiri bertolak ke kabin depan.“Pak, tolong segera ke rumah sakit St. Xavier,” perintah pria tersebut sambil menutup pintu mobil di sampingnya.Supir taksi tersebut pun mengangguk dan langsung menaikkan kecepatan, meninggalkan halte.Dari lirikan matanya, sang supir bisa melihat kalau pelanggan prianya tengah sibuk menghubungi seseorang.“Chris! Saya sudah berpindah lokasi. Temui saya di rumah sakit St.Xavier.” Nada sang pria muda itu terdengar kesal dan sangat tidak bersahabat.Karena lawan bicaranya bersuara cukup lantang, supir
Read more

5-Daftar Hitam

‘Apa yang dilakukan bos besar sepertinya di tempat ini?! Bukannya Damian tinggal di New York?! Apa aku sudah melakukan kesalahan?!’ pekik Shanon dalam hatinya.Lamunan Shanon buyar ketika pria itu dengan dingin berkata, “Kau sangat ahli membuat keributan, Nona.”Jantung Shanon berdegup sangat cepat ketika menyadari bahwa pria sempurna itu sedang mendekatinya. Ia tidak bisa mencerna kalimat bernada mengejek yang dilontarkan Damian, karena pandangannya sudah tersihir oleh ketampanan pria itu.‘Garis rahangnya—astaga! Aku tak seharusnya melamun!’ tegur Shanon pada dirinya sendiri.“Tu—tuan Damian. A—apa saya membuat masalah?” cicit Shanon.Tangannya meremas kuat selimut yang menutupi tubuhnya. Gadis itu ingin bersiap, kalau-kalau Damian mencaci maki dirinya.Damian menggeser tirai yang sebagian sudah lepas dan menjuntai sampai ke lantai itu sambil menjawab, “Yeah. Sedikit banyak. Tapi, sebagian juga kesalahan saya. Saya minta maaf.”Tertegun. Bukannya Shanon tidak terima dengan kata-kata
Read more

6—Aku Menolak Ikut!

“Pamella Simons?"Dengan nada tercekat Shanon mengulang nama itu. Walau tidak suka dengan istri mantan bosnya tersebut, jangan sampai ia salah membenci orang. Lagi, ia mengkonfirmasi, "Istri CEO Regal Corp?” Dan gumaman membenarkan dari Caren membuat hati sang mantan sekretaris Regal Corp itu semakin gelap dengan sakit hati.Terganggu dengan kesunyian di antara mereka, Caren pun bersuara, “Aku tahu, kau tidak mungkin melakukan hal seperti menjadi pelakor, Shan.”Tulus ataupun tidak, kata-kata Caren cukup meneduhkan hati Shanon. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menepikan amarah yang kembali hendak merajai hatinya.“Terima kasih, Caren," ujar Shanon dengan nada pelan dan penuh syukur.Ia kemudian mencoba lagi peruntungannya, kalau-kalau Caren bisa membantunya mendapatkan pekerjaan. Karena sebelum ini, sahabatnya itu tengah berada di luar negeri untuk perjalanan dinas. Namun, Caren menjelaskan, “Untuk yang satu ini, aku tidak punya kekuasaan untuk menolongmu, Shan. Kau juga tahu
Read more

7—Tiba Di Rumah Mewah

"Maaf, Nona. Anda tidak bisa menolak.”Damian yang tadinya sudah hampir melangkah keluar dari hotel itu, kembali berbalik karena tidak merasa anak buahnya mengikuti di belakang.Barulah pria berwajah tampan seperti Lee Min Oh itu sadar, kalau Shanon seperti sedang membuat keributan dengan para bodyguardnya.‘Astaga! Dilihat bagaimanapun, dia memang pembuat onar. Waktu itu tirai ranjang rumah sakit dan sekarang dia membuat keributan,’ keluh Damian sambil berbalik dan mendekati mereka lagi.Sudah cukup kekesalan Damian karena tiba-tiba mendapat mandat dari sang kakek, bahwa ia harus menjemput seorang perempuan di hotel ini. Pria itu semakin kesal ketika mengetahui kalau wanita yang harus dijemputnya adalah wanita yang sama, yang sudah merusak harinya dengan pingsan di halte bus.“Kalau tidak bisa cara halus, kalian boleh langsung mengangkatnya. Jangan membuang waktuku, Lucas!” tukas Damian pada salah satu bodyguard berponi lempar.‘Mengangkatku?!’“Apa?! Apa maksud—hey! Turunkan aku!” p
Read more

8—Cerita Masa Lalu

“Cerita lama?” tanya Shanon lagi dengan dahi berkerut.Herv mengangguk.Sejujurnya, gadis itu ingin menolak. Menurutnya, ini bukan saat yang tepat untuk mendengarkan cerita.Shanon butuh penjelasan, kenapa dia harus ikut ke rumah seorang kaya seperti keluarga Vadis dan kenapa semua barang-barangnya ada di sana.Tak mungkin menolak, Shanon pun akhirnya setuju untuk mendengarkan. Ia memilih untuk menenangkan diri sejenak dan mengesampingkan rasa penasaran mengenai alasannya berada di kediaman megah itu.Melihat Shanon siap mendengarkan, Herv membuka sebuah buku berlapis kulit yang sudah sejak tadi ada di atas meja.Pria tua itu lalu mengeluarkan secarik kertas dari dalam selipan buku dan menyerahkan pada Shanon.Kening Sharon kembali berkerut heran. Pertanyaan pun muncul dalam hatinya.'Apa itu? Kenapa diberikan padaku?'"Kuharap kau tidak lupa dengan coretanmu sendiri," kekeh Herv lembut. Pria tua itu cukup terhibur melihat raut keheranan di wajah sang tamu.Penasaran dengan ucapan He
Read more

9—Apa Kau Mau Menikahi Damian, Shan?

“Kau yakin dengan keputusanmu, Shan? Tidak ada pembatalan setelah kau memutuskan.” Herv mencoba membuat Shanon mempertimbangkan ulang keputusannya. Pria tua itu tidak mau kalau di tengah jalan, Shanon menyerah dan memilih pergi dari kediamannya.Shanon terdiam sesaat sebelum ia mengangguk. Ia kembali menyuarakan pilihannya, “Saya menerima tawaran Anda, Tuan Herv."Raut lega tergambar di wajah Herv.Kemudian Shanon menambahkan, "Apa yang bisa saya kerjakan? Saya tidak mau hanya menerima kebaikan Anda.” Walau Herv memberi judul ‘balas budi’, tetap saja bagi Shanon semua kebaikan pria tua itu jauh lebih besar ketimbang apa yang sudah pernah gadis itu berikan.Herv menatap Shanon lagi dalam-dalam. Ada rasa syukur terucap dalam hati si pemilik perusahaan Herv Co tersebut. ‘Shanon masih tetap murni, seperti dulu. Aku sangat bersyukur berhutang nyawa padanya,'’ ungkap pria tua itu dalam hati.Dengan senyum mengembang di wajahnya, Herv berkata, “Kalau begitu, mulai bulan depan kau akan ti
Read more

10—Menggugurkan Kandungan?

"A—apa?!" pekik Shanon terkejut. "Ti—tidak, Tu—ah, maksud saya, tidak Kakek. Saya tidak berniat menjalin hubungan romansa dengan Tuan—ahm, Kak Damian."Shanon tergagap langsung disodori pertanyaan demikian. Gadis muda itu tertunduk malu, karena sudah berlaku canggung seperti tadi. Bahkan memanggil Herv dengan sebutan baru pun masih salah.Mendengar jawaban Shanon, Herv pun kembali meyakinkan sang kakak. “Nah, Kak, kau dengar sendiri. Shanon tidak berpikir macam-macam dengan Damian.”Lemuel menyandarkan punggung yang sejak tadi menegang itu, kemudian menghela napas seolah lega. "Aku percaya untuk saat ini, Herv. Dan kuharap kau bisa memegang janjimu, Nona.""Ya, Kakek Lemuel."Gadis itu bisa mendengar suara Lemuel dan tawa renyah Herv setelah mencandainya dengan pertanyaan tadi.Namun, jauh di lubuk hatinya, Shanon merasa sedikit kecewa mengetahui Damian sudah bertunangan dengan seseorang.‘Well, aku tidak bermaksud mendekati Damian juga sih. Aku harus fokus untuk mencapai tujuanku,’
Read more
DMCA.com Protection Status