Share

Bab 143

Mulut kecil Alya berceloteh tanpa henti. Dengan setiap kata yang keluar dari mulutnya, Rizki menemukan dirinya tidak bisa menyangkal.

Dia telah melihat kemampuan Alya berbicara.

Awalnya saat Rizki membawa Alya ke tempat kerja untuk bernegosiasi, karena belum pernah menangani pekerjaan selevel ini dan masih muda, Alya pun sedikit mengalami demam panggung.

Namun, makin sering Alya melakukannya, makin mahir pula dia. Begitu berbicara, dia dapat mengambil kendali seluruh situasi dengan logika dan pikiran yang cukup jelas.

Setiap dia berbicara, dia dapat menjungkirbalikkan lawannya.

Seperti saat ini, Alya menggunakan metode tersebut untuk menghadapi Rizki.

Rizki pun menyadari bahwa dirinya tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun.

Hana memang datang ke rumah, juga mengenakan baju Alya.

Melihat Rizki tidak berbicara, Alya tersenyum dingin. "Kenapa kamu diam? Rizki, lebih baik kamu sekarang berpikir, bagaimana kalau aku membawa pria lain ke rumah ini, lalu membiarkannya memakai bajumu?"

Rizki
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status