Share

Bab 144

Yanto terdiam.

"Yah, aku sebenarnya juga hanya menebak. Pagi ini, sup ikan yang Bapak buat sangat enak. Saat aku menyajikannya pun, aku nggak mencium sedikit pun bau amis. Tapi begitu Nyonya mencium baunya, dia langsung muntah-muntah. Kakak iparku di rumah juga seperti itu saat hamil. Dia jauh lebih sensitif dibanding kami semua, dia sama sekali nggak bisa mencium bau daging dan ikan. Nggak hanya itu, selera makannya juga berubah drastis."

Makin Yanto mendengarkannya, makin ketakutan pula dirinya.

Dia merasa perkataan orang ini cukup masuk akal.

Jika nyonyanya benar-benar hamil, maka dia harus membuat perubahan pada menu makanannya!

Yanto pun segera melingkari poin penting ini.

...

Alya memakan dua buah mochi dan beberapa kue sus, dia merasa puas dan menepuk-nepuk perutnya dengan lembut.

Kenapa dulu dia tidak menyadari betapa enaknya makanan-makanan ini?

Tampaknya, anak di perutnya ini cukup rakus.

Alya mencolek perutnya dan berbisik dengan suara penuh kasih sayang, "Dasar makhluk keci
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status