Kinanti Seorang gadis yang tumbuh tanpa kasih sayang dari seorang ibu. Ayahnya menikahi seorang janda yang memiliki seorang anak yang gadis yang tidak jauh umurnya dengan Kinanti. setiap hari dia selalu mendapatkan siksaan dan makian dari ibu tirinya ketika, sang Ayah tidak berada di rumah. Setiap hari selesai mbersihkan rumah Kinan pun bekerja di sebuah toko bunga yang ada di kota tempat dia tinggal. suatu ketika dia hendak mengantarkan pesanan bunga milik customernya tidak sengaja dia menyenggol mobil milik seorang pemuda kaya pemilik perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor. Awal mula dari kejadian tersebut membuat keduanya terlibat sebuah cinta satu malam. Arsen sengaja meminta Kinan untuk mengganti kerugian atas kerusakan mobilnya akibat kecerobohannya.
View MorePagi ini mereka sudah selesai sarapan. Mereka berniat akan ziarah ke makam sang papa. Batu nisan dengan tulisan Marbun tertera di atas makam tersebut. Mereka menabur bunga diatas makam Papa dan membacakan doa untuk Papa tercinta.“Papa, anak kita Gina sudah kembali. Saat ini dia sudah menikah dan memiliki dua orang anak kembar. Lihat lah anak pertama kita juga sudah menikah dan memiliki seorang istri yang cantik. Aku, anak- anak dan menantu datang kesini ingin ziarah sama kamu Pa. Maafkan Mama yang sudah lama tidak datang kesini, tapi mulai hari ini kita akan sering bertemu Pa. Karena, Mama sudah memutuskan untuk tinggal di kampung. Mama ingin selalu dekat dengan Papa,” ujar Mama Ratih yang menjelaskan pada suaminya yang sudah tiada.Kinan dan yang lainnya merasa sangat sedih mendengar curahan hati Mama pada suaminya yang telah tiada. Kinan mengelus sang Mama dengan penuh kasih sayang.“Mama jangan nangis lagi ya, aku dan Bang Andre akan selalu menjaga dan melindungi Mama,” ucap Kina
Pagi ini Arsen, Kinan, Andre dan Ira sudah siap. Mereka akan mengantar mama Ratih ke kampung halaman. Mengendarai mobil masing-masing. Sepanjang perjalanan mereka asyik mengobrol dan si kembar asyik bernyanyi.“Lihat bang, anak-anak terlihat sangat senang diajak ke kampung halaman,” ujar Kinan yang memperhatikan anak-anaknya.“Iya mereka begitu senang diajak ke kampung.”“Sayang kalian senang ya diajak pulang ke rumah Oma?” tanya Kinan pada kedua anaknya.“Iya Mommy, aku dan adik senang di ajak ke rumah Oma,” ucap Frederick pada sang Mommy.“Kalau adik Nicholas gimana, apakah senang juga kita ke rumah Oma?” tanya Kinan pada Nicholas.“Aku juga senang Mommy, dan sampai disana aku bisa bermain,” katanya yang sudah ingin cepat- cepat sampai di kampung.Kinan tersenyum mendengar celoteh kedua anak kembarnya. Dia merasa bersyukur memiliki kedua anak yang pintar dan Soleh. Selain itu, dia juga memiliki suami yang sangat perhatian padanya dan pada anak-anak juga.“Sebentar lagi anggota kelua
Mereka tiba di rumah Mama Ratih. Kinan, Baby twins dan juga Suster langsung disambut Mama Ratih dan Ira.“Selamat datang cucu Oma tersayang! Sudah lama sekali kita tidak bertemu ya,” kata Mama Ratih pada anak dan kedua cucunya.“Oma! Aku mau makan kue,” rengek Baby Nicolas.“Ayo kita masuk! Oma sudah buat kue untuk cucu-cucu nenek yang ganteng ini,” ucap Mama Ratih yang langsung menemani si kembar masuk.“Bagaimana kabar kak Ira? Apakah semuanya sehat?” tanya Kinan pada kakak iparnya.“Alhamdulillah kabar saya baik, bagaimana kabarmu Bu?” Tanya Ira.“Jangan panggil Ibu dong! Masa Kakak Ipar manggil aku ibu sih! Panggil adik atau panggil nama saja.” Kinan meminta Ira untuk memanggil dirinya dengan sebutan nama saja.“Baiklah aku akan memanggilmu dengan sebutan nama saja,” ujar Ira pada Kinan.“Nah gitu dong, kalau panggil pakai nama kan terlihat lebih akrab,” kata Kinan pada Ira.“Ya sudah kita masuk yuk, aku sudah lapar,” ucap Kinan yang sedikit pelan.“Kebetulan tadi Mama sudah masak
Setelah kematian Pak Rudi, Kinan sering merasa bersalah pada dirinya sendiri. Dia merasa belum bisa jadi anak yang membahagiakan orang tuanya.“Sayang, kamu menangis?” Tanya Arsen pada Kinan.“Aku hanya ingat sama Ayah dan Bunda, aku kangen sama mereka,” ucap Kinan yang meneteskan air mata.“Sebaiknya kamu kirim doa untuk Ayah dan Bunda.” Arsen memberikan saran pada Kinan.“Iya bang, setiap sujudku selalu ku panjatkan doa untuk Ayah dan Bunda,” jelas Kinan pada Arsen.“Iya sayang, apapun yang kamu lakukan, aku akan selalu mendukungmu,” ujar Arsen pada Kinan.“Sudah jangan menangis lagi sayang,” ucapnya pada Kinan.“Iya bang.”Arsen memeluk sang Istri, Kinan yang di peluk pun merasakan kehangatan dari pelukan sang Suami. Kinan bersyukur di saat dirinya terpuruk masih ada sang suami yang memperhatikan dirinya.“Sayang, Abang mau ke kantor dulu ya. Kamu di rumah, jaga kesehatan dan jangan terlalu banyak melamun ya sayang,” pesan Arsen pada sang Istri.“Iya bang, hati-hati di jalan ya. A
“Nggak mungkin Ayah meninggalkan aku! Ini semua bohong kan Bang! Jawab aku bang, jangan diam saja!” Teriak Kinan dengan histeris.“Sayang kamu tenang ya, kasihan baby yang ada di dalam sini kalau kamu nggak tenang sayang,” jelas Arsen pada Kinan.“Ayah,bang, dia sekarang sudah pergi meninggalkan aku, hiks hiks hiks,” ucap Kinan dengan deraian air mata.“Ikhlaskan ya sayang, ini semua sudah takdir dari yang Maha Kuasa, kita harus mengikhlaskan semua yang sudah terjadi,” Arsen menenangkan sang istri.“Ayo kita masuk sayang,” ajak Arsen pada sang istri.Mereka berdua masuk ke ruang operasi yang dimana masih tergeletak jasad Pak Rudi di atas bed pasien. Terlihat senyum di wajah Pak Rudi. Kinan baru saja akan menemui jasad Ayahnya. Namun, Dokter dan Suster meminta Kinan dan Arsen keluar dari ruang operasi.“Pak, Bu, maaf jenazah pasien akan kami pindahkan ke ruang jenazah,” ucap seorang Suster yang akan mendorong bed pasien keluar dari ruang operasi.“Baik Suster, silahkan, “ ujar Arsen ya
Setelah acara pernikahan Olivia, semua keluarga sudah pulang ke rumah masing-masing. Begitu juga dengan Kinan dan keluarga kecilnya telah pulang ke rumah. “Capek banget Bang,” keluh Kinan pada sang suami. “Kalau kamu capek biar Abang gendong ya,” jawab Arsen yang langsung membopong Kinan, dalam pangkuannya. “Terima kasih ya bang, kamu selalu ada di saat aku membutuhkanmu,” ucap Kinan pada sang suami. “Iya sayang, apa pun akan abang lakukan asalkan, kamu dan anak-anak bahagia,” ujarnya pada Kinan. Kinan mengalungkan tangan di leher Arsen. Dia merasa bahagia karena, Arsen memanjakan dan menyayangi dirinya dengan baik. Arsen membawa Kinan masuk ke dalam kamar dan membaringkan sang istri di atas King size yang selama ini mereka pakai memadu kasih. “Sebaiknya kamu istirahat ya, sepertinya baby kita kecapean dan Mommy nya harus beristirahat,” Arsen meminta sang istri untuk beristirahat. “Iya bang, terima kasih ya sudah mau memanjakanku,” ucapnya pada Arsen. “Iya sayang,” jaw
Setelah mempersiapkan semuanya, Rizal dan Olivia pun melaksanakan pernikahannya. Keluarga Rizal datang ke acara pernikahan Rizal. Begitu juga dengan Pak Rudi, Kinanti “Apakah kedua mempelai sudah siap mengikrarkan ijab qabul?” Tanya Pak Penghulu.“Saya sudah siap Pak,” jawab Rizal.“Baik, kalau begitu kita mulai ya,” ucap Pak Penghulu.“Silahkan yang menjadi wali maju dan duduk di samping saya,” ujar Pak Penghulu.Seorang laki-laki paruh baya yang menuju ke depan. Dengan menggunakan kemeja batik dan celana panjang hitam. Dialah Ayah kandung dari Olivia, yang bernama Pak Sunandar.“Apakah Bapak, Ayah kandung dari calon mempelai perempuan?” Tanya Pak Penghulu.“Iya Pak, saya Ayah kandung Olivia.”Semua tamu yang ada disana melihat laki-laki yang akan menjadi wali untuk pengantin wanita. Begitu juga dengan Bu Susi, dia hanya bisa melihat mantan suaminya tersebut.“Mari silahkan duduk disini Pak,” ucap Pak Penghulu pada Pak Sunandar.“Silahkan di mulai Pak,” ucap Pak penghulu.Pak Sunand
Saat ini Indriana sudah berangkat ke luar negri. Dia menempuh pendidikan di Amsterdam. Tanpa ada yang tau jika Indriana pergi karena, ingin memulihkan hatinya yang sempat patah hati.“Semoga Indriana betah disana ya Bang,” ungkap Kinan pada Arsen.“Iya dek, semoga saja dia betah disana,” jawab Arsen pada Kinan.“Bagaimana keadaan Panti asuhan sekarang ini?” Tanya Arsen pada Kinan.“Semuanya baik Bang, tumben kok abang tanya soal panti?” Tanya Kinan.“Jadi begini dek, Abang punya teman dia seorang kontruksi bangunan. Dia menawarkan jasa pada abang untuk pembangunan, nah abang ingat kalau kamu kan kelola Panti Asuhan, apakah rumah Panti perlu di renovasi atau tidak,” jelas Arsen pada sang istri.“Oh gitu, ya memang perlu sih di renovasi bang, namanya juga rumah Panti kan rumah sudah tua peninggalan dari almarhumah Bunda. Jadi menurut aku sih perlu di renovasi panti asuhannya bang,” ujar Kinan yang menjelaskan pada Arsen.“Baiklah kalau begitu, besok abang suruh teman untuk merenovasi ru
Saat ini Indriana sudah mempersiapkan semuanya. Keluarga hari ini sedang berkumpul di ruang keluarga Caniago. Begitu juga dengan Arsen dan Kinan datang ke rumah sang Papi dan Mami. “Kenapa kamu nggak lanjut kuliah di Jakarta aja sih dek?” tanya Arsen yang masih keberatan jika Adiknya kuliah di Belanda.“Bang, aku tuh udah lama banget mau lanjutin study di Amsterdam,” ujar Indriana pada Arsen.“Kalau menurut Papi dan Mami, gimana? Apa Papi dan Mami setuju jika Indriana melanjutkan kuliah di Amsterdam?” Tanya Arsen pada kedua orang tuanya.“Kalau Papi kurang setuju, tapi mau gimana lagi adikmu yang mau untuk kuliah disana,” ucap Papi dengan pasrah.“Ya sudah kalau memang kamu sudah tekad bulat ingin sekolah di Amsterdam ya sudah tidak apa-apa yang penting kamu disana bisa jaga diri dengan baik,” Arsen berpesan pada sang adik.“Baik bang,” jawab Indriana.“Sini nak, baby Frederick dan baby Nicolas biar bermain dengan Papi dan Mami. Kalian bisa beristirahat di kamar,” ucap sang Mami pad
"Kinan, ayo bangun ini sudah siang!" teriak bu Susi pada Kinan anak tirinya.Terdengar suara air yang mengguyur badan Kinan yang masih tertidur.Kinan yang masih tertidur pun kaget karena, bu Susi menyiramnya pakai air."Iya bu, ini Saya sudah bangun. Maaf bu tadi malam Saya tidak bisa tidur karena, kemarin pulang antar pesanan Saya kena air hujan." Kinan menjelaskan pada ibu tirinya."Emangnya saya peduli! Bodo amat Kamu mau sakit atau terluka sekali pun, Saya tidak peduli. Sekarang kamu bangun dan cepat masak sarapan pagi,” Bentak Bu Susi.Selesai mengguyur Kinan, Bu Susi pergi keluar menuju ke dalam kamarnya. Ia sibuk menelpon seseorang yang berada di seberang sana.Sedangkan Kinan langsung bangun dan segera Dia mengganti pakaiannya yang basah. Setelah itu Dia segera turun ke bawah dan menuju ke dapur. Sesampainya di dapur ia melihat ada nasi sisa tadi malam dan dia berinisiatif untuk membuat nasi goreng. Ibu dan Saudara tirinya turun dari lantai dua menuju ke ruang makan dan Mereka
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments