Share

04. Menjadi tukang pijat

Penulis: Aprilia Sakura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kinan kaget dan Dia tidak percaya di dalam kamar ada seseorang yang ingin berbuat jahat padanya. Dia memberontak dan berteriak dengan sekuat tenaganya. Namun, tenaga yang tersisa tidak sepadan dengan kekuatan lelaki tersebut.

“Dari Tadi Kamu selalu memancingku. Iya kan! kamu ingin jika Aku menyentuhmu,” ucapnya dengan suara dinginnya.

“Saya tidak pernah memancing siapapun! Apalagi dengan Anda Tuan,” pekik Kinan.

“Sudahlah jangan sok jual mahal padaku. Katakan saja berapa yang harus aku bayar untuk tubuhmu ini," ejek Arsen pada Kinan, menatapnya dengan tatapan penuh gairah.

“Cukup Tuan! Walaupun Saya orang tidak punya tapi saya masih punya harga diri,” bentaknya dengan nada tinggi dan menyikut dada Arsen.

“Maafkan Saya, Kinan. Lain kali kalau kamu sedang mandi jangan lupa untuk menutup pintunya,” ujarnya yang langsung menuju keluar kamar Kinan.

Kinan yang melihat Arsen pergi dari kamarnya terdiam dan dia tidak mengerti kenapa dia merasa bersalah sudah memarahi Arsen. Setelah Arsen keluar dari dalam kamar, Kinan langsung menutup pintu. Barulah dia mengenakan pakaian yang sempat terhenti akibat ulah Arsen.

Arsen yang pergi dari kamar Kinan langsung menuju ke dalam kamarnya. Dia menuntaskan hasratnya yang tidak tersalurkan tersebut. Dengan cara bermain solo di dalam kamar mandi. Dia membayangkan tubuh putih Kinan yang ada di hadapannya dengan cepat dia menuntaskan gairah hasratnya tersebut.

“Ah sial kenapa saya bisa memeluk wanita itu? Apa tidak ada lagi wanita yang bisa Saya kencani apa,” gerutunya dalam hati.

Arsen mengguyur badannya. Setelah itu, dia langsung berendam dalam bat up dan menenangkan pikiran yang sempat kacau. Dengan rileks dia menghirup aromaterapi dari sabun cair yang dia pakai tersebut.

Di dalam kamar Kinan saat ini dia tengah melihat media sosialnya dari handpone yang Dia pegang. Dia mengscroll gambar yang ada di medsos tersebut. Seketika mata bulatnya menangkap gambar sosok Laki-laki yang dia kenal. Kinan pun membaca identitas gambar laki-laki yang dia lihat tersebut.

“Arsenio Caniago Putra pertama dari Keluarga Caniago. Pewaris Hotel Areta dan berbagai usaha bisnis properti lainnya,” ujar Kinan yang kaget dengan profil Arsen yang Dia baca di internet tersebut.

“Waw keren juga ternyata si Pria mesum itu. Saya tidak menyangka kalau dia itu anak kolongmerat," Puji Kinan pada Arsen.

“Is apa yang ada di pikiranku! Kenapa aku memikirkan si Pria kulkas itu,” gumamnya.

“Tetap saja Dia itu Pria yang menyebalkan,"Bisik Kinan pelan.

Sedangkan Arsen yang sudah selesai mandi langsung memanggil Kinan dengan suara nyaringnya.

“Kinan!” teriak Arsen pada Kinan.

Dengan cepat Kinan langsung menutup ponselnya. Dia langsung berdiri dan meninggalkan kamarnya menuju ke kamar Arsen. Dengan ragu Dia mengetuk pintu kamar Arsen.

Tok tok tok!

“Iya masuk,” teriak orang dari dalam kamar.

Kinan masuk ke dalam dan dia mencari keberadaan Arsen yang sedang merebahkan badan. Dengan hati-hati dia melangkahkan kaki. Sesampainya di depan Arsen dia membuka mulut.

“Maaf Tuan, apakah anda tadi memanggil saya?” Tanya Kinan.

“Ya iyalah saya memanggil kamu. Di rumah ini kan cuma ada saya sama kamu, masa saya panggil tetangga."

“Maafkan saya Tuan. Ada apa ya Tuan memanggil saya?” Tanya Kinan.

“Coba kamu urut belakang saya. Biasanya sebelum tidur saya harus di urut dulu,” ucapnya pada Kinan.

Kinan masih berdiri terdiam dan berpikir. Bagaimana bisa dia mengurut laki-laki asing yang baru saja dia kenal. Sedangkan dia sendiri pun tidak bisa mengurut.

“Ayo cepat urut! Jangan bengong saja disitu,” Hardik Arsen pada Kinan yang masih berdiri mematung di tempat.

“Ba-baik Tuan,” jawabnya dengan rasa takut.

“Ayo cepat sini. Kamu naik saja ke atas tempat tidurku,” ucap Arsen yang sudah memposisikan badan menjadi tengkurap.

“Pijat belakang badan hingga saya bisa tertidur pulas," Pinta Arsen pada Kinan.

“Baik Tuan,” jawab Kinan.

Kinan duduk di atas tempat tidur dan dia langsung mengusap belakang Arsen dengan minyak gosok dan mulai memijatnya dengan pelan. Arsen yang mendapatkan pijatan lembut tersebut membuatnya tegang dan tidak terasa kejantanannya pun ikut bangun.

“Ah sial kenapa, sentuhannya membuat saya jadi terangsang seperti ini,” gumamnya dalam hati.

Tanpa Kinan sadari ternyata sentuhan tangannya membuat Arsen kalang kabut. Karena, napsunya sudah on kembali. Arsen menahan hasratnya ketika Kinan memijat punggung belakangnya.

“Apa kamu tidak bisa memijat? Pijatanmu sungguh tidak terasa sama sekali,” ujar Arsen yang menutupi ketegangan di dalam dirinya.

“Ma-maafkan saya Tuan. Apakah pijatan saya kurang terasa? Jika kurang terasa saya akan memijat dengan sedikit agak kencang," Bisik Kinan dengan nada suara yang pelan.

“Iya kamu harus menaikkan sedikit pijatanmu agar saya bisa tertidur dengan pulas,” ucapnya pada Kinan.

“Baik Tuan,” jawab Kinan.

Kinan memijat dengan pijatan yang agak kencang. Membuat Arsen meringis karena, sakit. Kinan dengan semangat memijat punggung Arsen dengan tenaga extra.

“Aw … hentikan! Pijatanmu membuat badanku sakit semua,” bentak Arsen pada Kinan.

Arsen membalikkan badan dan saat ini mereka saling pandang. Terlihat jelas wajah cantik Kinan yang membuat Arsen terpana akan kecantikannya. Arsen pun menundukkan kepala Kinan bertepatan di depan wajahnya.

“Apa kamu sengaja ingin mencelakai saya?” Tanya Arsen.

“Maafkan saya Tuan jika pijatan saya sudah membuat badan Tuan sakit semua."

Tanpa di sadari tangan Arsen menekan tengkuk leher Kinan sehingga wajah Kinan berada di atas wajah Arsen yang sedang terbaring. Dengan cepat Arsen langsung menyambar bibir mungil Kinan. Mata Kinan pun membulat sempurna atas apa yang terjadi padanya. Kinan memberontak namun, Arsen justru menekan wajah Kinan dan Dia langsung mengecap bibir Kinan yang ranum tersebut.

Dengan hasrat gairah yang ada di dalam dada. Arsen bangun tanpa melepaskan pagutan kedua bibir mereka. Dia menidurkan Kinan dan mengukung badan Kinan dengan kedua tangannya. Kinan memberontak namun, Dia tidak mampu menolak cumbuan yang di berikan Arsen padanya. Kinan menggelengkan kepala ke kanan dan ke kiri. Namun, usaha Kinan sia-sia.

Bab terkait

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   05. Kinan bertemu Olivia di Apartement

    Dengan sekuat tenaga Kinan mendorong tubuh Arsen. Dengan dorongan dari Kinan, dia langsung terguling ke lantai. Kinan yang melihat Arsen tersungkur di lantai langsung bangun dan merapihkan pakaian yang sempat berantakan akibat ulah Arsen.“Aw … pinggangku sakit sekali,” ucap Arsen yang merasa pinggangnya ngilu akibat tendangan yang di lakukan oleh Kinan.“Maafkan saya Tuan!” Ucap Kinan yang meminta maaf pada Arsen.Dia merasa bersalah sudah mendorong Arsen sampai terjungkal ke ke belakang. Arsen yang melihat Kinan khawatir padanya mulai memiliki rencana untuk mengerjainya. Dia berpura-pura sakit pinggangnya tersebut.“Sepertinya kamu sengaja ingin mencelakaiku saya!” Arsen berucap dengan nada ketus.“Maafkan saya Tuan. Saya tidak bermaksud untuk mendorong Tuan. Hanya saja-,” ucapan Kinan terhenti.“Hanya saja apa?”tanya Arsen.“Hanya saja tadi Tuan mau berbuat tidak baik pada saya,” ucap Kinan pada Arsen.“Dari tadi kamu memancing saya terus Kinan. Maka dari itu saya menguji dirimu. E

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   06. Malam panas Arsen dan Kinan

    Arsen masih mengukung Kinan yang berada di bawahnya. Dia tidak melepas pagutan bibirnya dengan bibir Kinan. Pagutan bibir pun makin memanas, Kinan mencoba untuk memberontak namun, gerakan tubuhnya menginginkan belaian hangat dari Arsen. Dia terbawa suasana bersama dengan Arsen.“Please, tolong jangan memberontak lagi.” Pinta Arsen pada Kinan.“Sejak pertama Aku melihat dirimu hatiku sudah terpikat dengan kecantikanmu. Apapun yang terjadi denganmu, aku akan bertanggung jawab,”ucap Arsen yang menatap lekat wajah cantik Kinan.Arsen melepaskan pakaian Kinan. Namun, Kinan masih menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya. Dia menangis tersedu dan mengiba pada Arsen.“Aku mohon jangan lakukan ini padaku,” ucap Kinan yang memohon dan mengiba padanya.“Kamu tenang saja aku akan bertanggung jawab padamu. Percayalah!” Arsen meyakinkan Kinan apapun yang terjadi pada Kinan dia akan bertanggung jawab.Arsen menatap Kinan dengan mata yang sudah berkabut gairah. Suasana yang temaram menambah syahdunya

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   07. Kedatangan Jesika

    “Buka pintunya cepat!” Ucap seseorang yang berada di luar kamar tersebut.“Argh …. Sial! Siapa yang sudah berani mengetuk pintu apartement ku!” Ujar Arsen dengan nada tinggi.“Cepat pakai bajumu Kinan!” Perintah Arsen.Dengan cepat Kinan memakai kembali pakaiannya. Setelah selesai dia langsung keluar dari kamar Arsen dan menuju kamarnya. Sedangkan Arsen yang hanya memakai celana pendek dan bertelanjang dada keluar dari kamar menuju ke ruang tamu. Terdengar suara pintu yang sudah terbuka. Terlihat seorang wanita paruh baya yang, mengacak pinggang dan menatap wajah Arsen dengan amarah yang dia tahan. Begitu juga dengan Arsen menatap wanita di hadapannya dengan tatapan tajam.“Oh jadi anda yang menggedor pintu apartement saya! Ada perlu apa anda datang kesini?” Tanya Arsen pada wanita tersebut.“Mana Kinanti! Kenapa dia sudah dua hari tidak pulang ke rumah! Apakah dia menjadi wanita simpananmu disini?” Ujar wanita tersebut dengan nada tinggi.“Memangnya siapa anda? Ada hubungan apa anda

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   08. Arsen pulang dalam keadaan mabuk

    “Aku masih mencintaimu beb. Aku mohon kita balikan lagi ya, please?” Ujar Jesika yang mengiba pada Arsen.“Saya sudah tidak ada rasa cinta lagi padamu! Sebaiknya kamu pergi dari apartementku.”“Jangan usir aku seperti itu sayang, percayalah aku masih mencintai dan menyayangimu,” ujar Jesika yang langsung melumat bibir Arsen.Arsen yang melihat Jesika bersikap seperti itu merasa jijik. Dia mendorong tubuh Jesika hingga dia terjatuh di sofa. Kinan yang tidak sengaja mendengar keributan di depan langsung mengintip di belakang tembok. Dia melihat perdebatan antara Arsen dengan seorang wanita cantik seperti model.“Sudah saya katakan padamu, cepat kamu pergi dari apartemenku! Tidak ada waktu mengurusimu,” ucap Arsen dengan ketusnya.“Satu hal yang perlu kamu ingat! Kamu di hatiku sudah mati. Tidak ada lagi sosok manusia sepertimu di dalam hidupku.”Dia langsung menarik tangan Jesika keluar dari apartementnya. Dia melepaskan tangannya dan meminta Jesika untuk pergi dan tidak mengganggunya la

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   09. Arsen dan Kinan memadu Kasih

    “Please, Kinan izinkan aku untuk menyentuhmu,” ujar Arsen yang mengiba pada Kinan. “Tuan sedang mabuk dan sebaiknya Tuan tidur saja ya,” jawab Kinan pada Arsen.“Apa kamu tidak menaruh perasaan suka padaku?” Arsen bertanya pada Kinan.“Tuan, saya hanya gadis biasa yang tidak pantas mencintai anda,” tegas Kinan.Arsen yang menatap Kinan dengan mata sendu. Dia ingin menjadikan Kinan sebagai kekasihnya. Kinan menatap mata Arsen yang saat ini menatap dirinya.“Percayalah Kinan, saya sangat mencintai kamu! Sejak pertama saya melihat kamu dan saya yakin kamu wanita yang baik dan tidak matrealistis seperti wanita yang lainnya,” Arsen menjelaskan pada Kinan jika dirinya mencintai Kinan.“Tapi- Tuan, saya tidak pantas bersanding dengan Tuan,” ucap Kinan.Arsen langsung menempelkan jari telunjuknya di bibir tipis Kinan. Dia langsung melumat bibir ranum Kinan dengan lahap. Napsu yang ada di dalam dirinya kini mulai membara. Arsen membaringkan tubuh Kinan di atas tempat tidur dan perlahan dia mem

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   10. Bela datang ke apartemen Arsen

    “Kinan ayo bangun kita main lagi ya. Please satu kali lagi,” Arsen meminta pada Kinan untuk melakukan hubungan lagi.“Apa! Melakukannya lagi!” Teriak Kinan.“Please Kinan satu kali lagi ya,” Arsen mengiba pada Kinan.“Tapi Tuan, punya saya masih sakit dan perih,” jawab Kinan.“Aku akan melakukannya pelan-pelan. Selesai main kita berendam air hangat ya,” ucap Arsen pada Kinan.Kinan terdiam dan tidak lama Arsen merangsang kembali Kinan. Dengan cepat Arsen dapat melihat jika saat ini Kinan sudah terangsang oleh cumbuannya. Dia mulai mencium dan kembali memasukkan pusakanya ke dalam bukit milik Kinan. Desahan dan erangan yang terdengar di dalam kamar. Tanpa terasa mereka melakukan hubungan sampai tiga kali hingga pukul 02:00 dini hari barulah mereka berdua tertidur pulas. Dengan posisi Arsen memeluk tubuh Kinan dari belakang tanpa menggunakan sehelai kain pun di tubuh mereka.Pukul 06:00 pagi Kinan membuka kedua matanya. Dia melihat Arsen di sampingnya yang masih memeluk dirinya. Pelan-p

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   11. Bella menolak merestui hubungan Arsen dan Kinan

    “Siapa kamu! Kenapa kamu bisa berada di apartemen ini?” Tanya Bella dengan nada ketus.“Sa-saya,” ucap Kinan dengan nada terputus.“Oh iya mi, perkenalkan ini Kinanti. Dia ini kekasih aku mi,” ucap Arsen menjelaskan pada Maminya.“Kekasih? Sejak kapan kamu memiliki kekasih. Bukannya kamu dan Jesika masih ada hubungan?” Tanya Bella pada Arsen.“Aku sama Jesika sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi mi. Jesika sudah memiliki kekasih yang baru,” Arsen menjelaskan pada Maminya.“Tapi kemarin Jesika temui Mami di butik. Dia bilang kalau kamu menolak dia dan terlihat jelas kalau dia sedih akibat kamu tolak,” ucap Bella yang membela Jesika.“Kamu menolak Jesika apa karena kamu sudah memiliki wanita ini?” Ucapnya pada Arsen dan menunjuk Kinan.“Ini tidak ada sangkutannya dengan Kinan, Mami.”Bella mendekati Kinan yang masih duduk di kursi makan. Bella memutari Kinan dan melihat Kinan dari ujung kaki hingga ke atas kepala. Dia ingat akan dirinya dahulu masih gadis,persis seperti Kinan.“Kamu ti

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   12. Arsen mengajak Kinan bermalam di puncak

    Arsen dan Kinan sudah siap berangkat. Saat ini, mereka sudah berada di dalam mobil. Arsen memakaikan Seatbelt pada Kinan. Setelah itu dia melajukan mobil menuju ke puncak. “Bang, kita mau kemana?” Tanya Kinan.“Saya mau ajak kamu ke villa yang ada di puncak,” ucap Arsen pada Kinan.“Kenapa abang bawa saya ke puncak?” Kinan bertanya lagi pada Arsen.“Saya ingin menenangkan diri bersama denganmu,” ujarnya pada Kinan.Kinan tidak menjawab dia hanya terdiam dan memandang wajah Arsen dari samping. Ada rasa sakit yang Kinan rasakan. Dia bertekad akan pergi dari hidup Arsen.“Kenapa kok kamu diam saja?” Tanya Arsen pada Kinan.“Nggak ada apa-apa kok bang,” Kinan menjawab ucapan Arsen.“Kamu pasti masih kepikiran ya sama ucapan Mami? Jangan dipikirkan ya. Mami emang seperti itu. Tapi Mami orangnya baik kok,” Arsen memberitahu Kinan jika Maminya orang yang baik.“Iya bang. Nyonya sangat menyayangi Abang,” ujarnya pada Arsen.“Mami bukan ibu kandung aku. Kinan,” ucapnya yang membuat Kinan terk

Bab terbaru

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   131. Semua Keluarga Bahagia

    Pagi ini mereka sudah selesai sarapan. Mereka berniat akan ziarah ke makam sang papa. Batu nisan dengan tulisan Marbun tertera di atas makam tersebut. Mereka menabur bunga diatas makam Papa dan membacakan doa untuk Papa tercinta.“Papa, anak kita Gina sudah kembali. Saat ini dia sudah menikah dan memiliki dua orang anak kembar. Lihat lah anak pertama kita juga sudah menikah dan memiliki seorang istri yang cantik. Aku, anak- anak dan menantu datang kesini ingin ziarah sama kamu Pa. Maafkan Mama yang sudah lama tidak datang kesini, tapi mulai hari ini kita akan sering bertemu Pa. Karena, Mama sudah memutuskan untuk tinggal di kampung. Mama ingin selalu dekat dengan Papa,” ujar Mama Ratih yang menjelaskan pada suaminya yang sudah tiada.Kinan dan yang lainnya merasa sangat sedih mendengar curahan hati Mama pada suaminya yang telah tiada. Kinan mengelus sang Mama dengan penuh kasih sayang.“Mama jangan nangis lagi ya, aku dan Bang Andre akan selalu menjaga dan melindungi Mama,” ucap Kina

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   130. Mama Ratih Pindah Ke Kampung

    Pagi ini Arsen, Kinan, Andre dan Ira sudah siap. Mereka akan mengantar mama Ratih ke kampung halaman. Mengendarai mobil masing-masing. Sepanjang perjalanan mereka asyik mengobrol dan si kembar asyik bernyanyi.“Lihat bang, anak-anak terlihat sangat senang diajak ke kampung halaman,” ujar Kinan yang memperhatikan anak-anaknya.“Iya mereka begitu senang diajak ke kampung.”“Sayang kalian senang ya diajak pulang ke rumah Oma?” tanya Kinan pada kedua anaknya.“Iya Mommy, aku dan adik senang di ajak ke rumah Oma,” ucap Frederick pada sang Mommy.“Kalau adik Nicholas gimana, apakah senang juga kita ke rumah Oma?” tanya Kinan pada Nicholas.“Aku juga senang Mommy, dan sampai disana aku bisa bermain,” katanya yang sudah ingin cepat- cepat sampai di kampung.Kinan tersenyum mendengar celoteh kedua anak kembarnya. Dia merasa bersyukur memiliki kedua anak yang pintar dan Soleh. Selain itu, dia juga memiliki suami yang sangat perhatian padanya dan pada anak-anak juga.“Sebentar lagi anggota kelua

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   129. Rencana Mama Ratih tinggal di Kampung

    Mereka tiba di rumah Mama Ratih. Kinan, Baby twins dan juga Suster langsung disambut Mama Ratih dan Ira.“Selamat datang cucu Oma tersayang! Sudah lama sekali kita tidak bertemu ya,” kata Mama Ratih pada anak dan kedua cucunya.“Oma! Aku mau makan kue,” rengek Baby Nicolas.“Ayo kita masuk! Oma sudah buat kue untuk cucu-cucu nenek yang ganteng ini,” ucap Mama Ratih yang langsung menemani si kembar masuk.“Bagaimana kabar kak Ira? Apakah semuanya sehat?” tanya Kinan pada kakak iparnya.“Alhamdulillah kabar saya baik, bagaimana kabarmu Bu?” Tanya Ira.“Jangan panggil Ibu dong! Masa Kakak Ipar manggil aku ibu sih! Panggil adik atau panggil nama saja.” Kinan meminta Ira untuk memanggil dirinya dengan sebutan nama saja.“Baiklah aku akan memanggilmu dengan sebutan nama saja,” ujar Ira pada Kinan.“Nah gitu dong, kalau panggil pakai nama kan terlihat lebih akrab,” kata Kinan pada Ira.“Ya sudah kita masuk yuk, aku sudah lapar,” ucap Kinan yang sedikit pelan.“Kebetulan tadi Mama sudah masak

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   128. Kinan menuju ke rumah Mama Ratih

    Setelah kematian Pak Rudi, Kinan sering merasa bersalah pada dirinya sendiri. Dia merasa belum bisa jadi anak yang membahagiakan orang tuanya.“Sayang, kamu menangis?” Tanya Arsen pada Kinan.“Aku hanya ingat sama Ayah dan Bunda, aku kangen sama mereka,” ucap Kinan yang meneteskan air mata.“Sebaiknya kamu kirim doa untuk Ayah dan Bunda.” Arsen memberikan saran pada Kinan.“Iya bang, setiap sujudku selalu ku panjatkan doa untuk Ayah dan Bunda,” jelas Kinan pada Arsen.“Iya sayang, apapun yang kamu lakukan, aku akan selalu mendukungmu,” ujar Arsen pada Kinan.“Sudah jangan menangis lagi sayang,” ucapnya pada Kinan.“Iya bang.”Arsen memeluk sang Istri, Kinan yang di peluk pun merasakan kehangatan dari pelukan sang Suami. Kinan bersyukur di saat dirinya terpuruk masih ada sang suami yang memperhatikan dirinya.“Sayang, Abang mau ke kantor dulu ya. Kamu di rumah, jaga kesehatan dan jangan terlalu banyak melamun ya sayang,” pesan Arsen pada sang Istri.“Iya bang, hati-hati di jalan ya. A

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   127. Kematian Pak Rudi

    “Nggak mungkin Ayah meninggalkan aku! Ini semua bohong kan Bang! Jawab aku bang, jangan diam saja!” Teriak Kinan dengan histeris.“Sayang kamu tenang ya, kasihan baby yang ada di dalam sini kalau kamu nggak tenang sayang,” jelas Arsen pada Kinan.“Ayah,bang, dia sekarang sudah pergi meninggalkan aku, hiks hiks hiks,” ucap Kinan dengan deraian air mata.“Ikhlaskan ya sayang, ini semua sudah takdir dari yang Maha Kuasa, kita harus mengikhlaskan semua yang sudah terjadi,” Arsen menenangkan sang istri.“Ayo kita masuk sayang,” ajak Arsen pada sang istri.Mereka berdua masuk ke ruang operasi yang dimana masih tergeletak jasad Pak Rudi di atas bed pasien. Terlihat senyum di wajah Pak Rudi. Kinan baru saja akan menemui jasad Ayahnya. Namun, Dokter dan Suster meminta Kinan dan Arsen keluar dari ruang operasi.“Pak, Bu, maaf jenazah pasien akan kami pindahkan ke ruang jenazah,” ucap seorang Suster yang akan mendorong bed pasien keluar dari ruang operasi.“Baik Suster, silahkan, “ ujar Arsen ya

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   126. Pak Rudi mengalami kecelakaan lalu lintas

    Setelah acara pernikahan Olivia, semua keluarga sudah pulang ke rumah masing-masing. Begitu juga dengan Kinan dan keluarga kecilnya telah pulang ke rumah. “Capek banget Bang,” keluh Kinan pada sang suami. “Kalau kamu capek biar Abang gendong ya,” jawab Arsen yang langsung membopong Kinan, dalam pangkuannya. “Terima kasih ya bang, kamu selalu ada di saat aku membutuhkanmu,” ucap Kinan pada sang suami. “Iya sayang, apa pun akan abang lakukan asalkan, kamu dan anak-anak bahagia,” ujarnya pada Kinan. Kinan mengalungkan tangan di leher Arsen. Dia merasa bahagia karena, Arsen memanjakan dan menyayangi dirinya dengan baik. Arsen membawa Kinan masuk ke dalam kamar dan membaringkan sang istri di atas King size yang selama ini mereka pakai memadu kasih. “Sebaiknya kamu istirahat ya, sepertinya baby kita kecapean dan Mommy nya harus beristirahat,” Arsen meminta sang istri untuk beristirahat. “Iya bang, terima kasih ya sudah mau memanjakanku,” ucapnya pada Arsen. “Iya sayang,” jaw

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   125. Pernikahan Rizal dan Olivia

    Setelah mempersiapkan semuanya, Rizal dan Olivia pun melaksanakan pernikahannya. Keluarga Rizal datang ke acara pernikahan Rizal. Begitu juga dengan Pak Rudi, Kinanti “Apakah kedua mempelai sudah siap mengikrarkan ijab qabul?” Tanya Pak Penghulu.“Saya sudah siap Pak,” jawab Rizal.“Baik, kalau begitu kita mulai ya,” ucap Pak Penghulu.“Silahkan yang menjadi wali maju dan duduk di samping saya,” ujar Pak Penghulu.Seorang laki-laki paruh baya yang menuju ke depan. Dengan menggunakan kemeja batik dan celana panjang hitam. Dialah Ayah kandung dari Olivia, yang bernama Pak Sunandar.“Apakah Bapak, Ayah kandung dari calon mempelai perempuan?” Tanya Pak Penghulu.“Iya Pak, saya Ayah kandung Olivia.”Semua tamu yang ada disana melihat laki-laki yang akan menjadi wali untuk pengantin wanita. Begitu juga dengan Bu Susi, dia hanya bisa melihat mantan suaminya tersebut.“Mari silahkan duduk disini Pak,” ucap Pak Penghulu pada Pak Sunandar.“Silahkan di mulai Pak,” ucap Pak penghulu.Pak Sunand

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   124. Arsen dan Kinan masih berada di rumah orang tua

    Saat ini Indriana sudah berangkat ke luar negri. Dia menempuh pendidikan di Amsterdam. Tanpa ada yang tau jika Indriana pergi karena, ingin memulihkan hatinya yang sempat patah hati.“Semoga Indriana betah disana ya Bang,” ungkap Kinan pada Arsen.“Iya dek, semoga saja dia betah disana,” jawab Arsen pada Kinan.“Bagaimana keadaan Panti asuhan sekarang ini?” Tanya Arsen pada Kinan.“Semuanya baik Bang, tumben kok abang tanya soal panti?” Tanya Kinan.“Jadi begini dek, Abang punya teman dia seorang kontruksi bangunan. Dia menawarkan jasa pada abang untuk pembangunan, nah abang ingat kalau kamu kan kelola Panti Asuhan, apakah rumah Panti perlu di renovasi atau tidak,” jelas Arsen pada sang istri.“Oh gitu, ya memang perlu sih di renovasi bang, namanya juga rumah Panti kan rumah sudah tua peninggalan dari almarhumah Bunda. Jadi menurut aku sih perlu di renovasi panti asuhannya bang,” ujar Kinan yang menjelaskan pada Arsen.“Baiklah kalau begitu, besok abang suruh teman untuk merenovasi ru

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   123. Rencana makan malam bersama keluarga

    Saat ini Indriana sudah mempersiapkan semuanya. Keluarga hari ini sedang berkumpul di ruang keluarga Caniago. Begitu juga dengan Arsen dan Kinan datang ke rumah sang Papi dan Mami. “Kenapa kamu nggak lanjut kuliah di Jakarta aja sih dek?” tanya Arsen yang masih keberatan jika Adiknya kuliah di Belanda.“Bang, aku tuh udah lama banget mau lanjutin study di Amsterdam,” ujar Indriana pada Arsen.“Kalau menurut Papi dan Mami, gimana? Apa Papi dan Mami setuju jika Indriana melanjutkan kuliah di Amsterdam?” Tanya Arsen pada kedua orang tuanya.“Kalau Papi kurang setuju, tapi mau gimana lagi adikmu yang mau untuk kuliah disana,” ucap Papi dengan pasrah.“Ya sudah kalau memang kamu sudah tekad bulat ingin sekolah di Amsterdam ya sudah tidak apa-apa yang penting kamu disana bisa jaga diri dengan baik,” Arsen berpesan pada sang adik.“Baik bang,” jawab Indriana.“Sini nak, baby Frederick dan baby Nicolas biar bermain dengan Papi dan Mami. Kalian bisa beristirahat di kamar,” ucap sang Mami pad

DMCA.com Protection Status