Pernikahan Sebastian Anargya dan Keisha Mahira, hancur akibat perselingkuhan Keisha dengan Anton Gastiadi, mantan kekasihnya dulu. Hati Sebastian remuk, hingga dis memutuskan untuk menetap di Singapura. Sedangkan Keisha dan Anton melanjutkan hubungan terlarang mereka, meskipun itu menyakitkan perasaan istri Anton, yakni Rinjani Fawaida Daharyadika, Rinjani memutuskan untuk kembali ke Bogor, sambil menunggu persidangan perceraiannya usai. Tanpa dinyana, Rinjani hamil, dan dia merahasiakannya dari Anton serta keluarga besar Gastiadi. Pertemuan Sebastian dan Rinjani yang tidak terduga, menjadikan kehidupan mereka berubah drastis. Keduanya saling jatuh hati. Namun, banyaknya perbedaan membuat mereka bingung. Ditambah lagi Anton kembali hadir dan meminta rujuk dengan Rinjani. Siapakah yang akan dipilih Rinjani untuk menjadi pelabuhan hati terakhirnya?
view more49Pertanyaan Sebastian kemarin malam, masih terngiang di telinga Rinjani. Dia syok dan tidak serta merta menjawab pertanyaan lelaki tersebut. Bahkan Rinjani langsung menutup sambungan telepon tanpa mengucapkan apa pun. Sepanjang pagi hingga sore itu, pikiran Rinjani mengembara ke mana-mana. Dia nyaris tidak bisa bekerja, dan hanya menatap kosong pada laptopnya. Sore itu, Rinjani memutuskan untuk pulang lebih awal. Dia meminta diantarkan ke supermarket pada Santos, karena Rinjani ingin berbelanja bahan makanan.Puluhan menit berlalu, Rinjani telah usai berbelanja. Dia tengah duduk di bangku dekat supermarket sambil meminum es teh dingin. Rinjani sedang menunggu Santos yang sedang antre di depan toko roti. "Rin," panggil seorang pria yang telah duduk di samping kanan. Rinjani terkejut dan sempat bengong sesaat, sebelum dia bergeser menjauh dari pria berkemeja hijau muda. "Aku cuma pengen ngobrol. Jangan menjauh gitu," pinta Anton. "Aku lagi nggak moid buat ngobrol. Apalagi dengan
48Rinjani terkejut, kala tiba di rumahnya sore itu dan ada mobil sedan hitam terparkir di depan rumah Sebastian. Rinjani merasa pernah melihat mobil itu, tetapi dia lupa di mana.Setelah Santos memarkirkan mobil dengan rapi di car port depan rumah nomor 1, Rinjani turun dan bergegas ke rumah sebelah. Perempuan bersetelan blazer abu-abu, tertegun menyaksikan Aline dan Riordan yang tengah bermain dengan Dylan di karpet lantai ruang tengah. Riordan yang melihat sang mama datang, segera bangkit berdiri dan menyambangi Rinjani. Riordan menyalami perempuan tersebut, lalu mengajak Rinjani duduk di sofa ruang tengah. "Aline kangen sama Dylan. Jadi kuantarkan ke sini," terang Riordan. "Ya, nggak apa-apa," sahut Rinjani. "Walaupun kaget, tapi aku senang kalian datang," lanjutnya seraya tersenyum. "Aku mau sering main ke sini. Boleh, Teh?" tanya Aline sembari bangkit duduk. "Boleh. Aku nggak keberatan. Yang penting, Dylan jangan diajak keluar, tanpa penjagaan Santos atau Urfan," ungkap Ri
47Senin pagi, Rinjani tiba di kantor EO menjelang jam 8. Dia bergegas menuju ruang rapat yang ternyata telah ramai orang. Rinjani menyalami mereka satu per satu, termasuk Jemmy, suami Shireen, yang juga memiliki saham di perusahaan itu.Selama beberapa saat berikutnya, Rinjani larut dalam perbincangan dengan rekan-rekannya. Tidak berselang lama, Mutiara dan Edelweiss memasuki ruangan bersama Cyra, manajer tim Bandung yang merupakan istri Zafran, direktur PC. Mutiara meminta Jemny untuk memimpin rapat, dan laki-laki tersebut memulainya dengan pembacaan doa, sesuai agama masing-masing. Selama puluhan menit berikutnya, Rinjani mendengarkan penuturan Jemmy yang bergantian mengoceh dengan Mutiara. Rinjani meringis, ketika dirinya diminta untuk menjadi penanggung jawab acara ulang tahun Ganendra Grup, yang akan dilaksanakan awal bulan depan. Setelah rapat dibubarkan, Rinjani mengikuti langkah kedua komisaris menuju ruang kerja mereka. Jemmy dan Jhon turut bersama ketiga perempuan terseb
46Hari berganti. Siang menjelang sore itu, Sebastian telah berada di ruang kerja Dante, di kantor Adhitama Grup di kawasan Kuningan. Keduanya berdiskusi mengenai berbagai hal, terutama tentang pengalaman Dante sebelum menjadi mualaf, beberapa tahun silam. Dante menerangkan semuanya dengan detail dan sangat jujur. Dia memahami bila Sebastian membutuhkan banyak masukan, karena berpindah agama itu bukan hal sepele. Hampir satu jam berlalu, Sabrina, istri Zulfi yang juga merupakan Adik sepupu Dante, memasuki ruangan. Dia menyalami Sebastian, kemudian berpindah untuk menyalami Dante dengan takzim. Seperti halnya sang koko, Sabrina juga dimintai masukan oleh Sebastian. Perempuan bermata sipit itu menerangkan kisahnya dengan tenang, hingga tuntas. "Berarti, pengalaman kalian hampir sama denganku. Yaitu, merasa tenang saat mendengar suara azan ataupun orang mengaji," tutur Sebastian, sesaat setelah Sabrina usai berceloteh. "Aku juga suka lihat orang salat. Aku bahkan sudah hafal geraka
45Suasana tegang melingkupi ruang tamu kediaman Ardiatma Anargya. Beberapa orang yang berada di tempat itu, menunggu lelaki tua berkemeja hijau lumut, yang masih memegangi kertas berlogo rumah sakit F.Ardiatma mengulang membaca detail hasil tes DNA atas Sebastian dan Dylan. Angka 77% di bagian yang digaris merah, membuatnya terpaku. Ardiatma benar-benar terkejut dengan kenyataan itu. Rasa marah, kecewa, sedih, dan penyangkalan, bercampur menjadi satu dalam benak pria yang rambutnya telah dihiasi uban. Hal nyaris setupa juga dirasakan Eva yang membaca salinan keterangan hasil tes DNA. Perempuan tua berambut sepundak, menutupi mulutnya dengan tangan kiri. Eva menggeleng pelan. Dia tidak bisa memercayai penglihatan. Otaknya mendadak buntu dan Eva hanya bisa terpaku sembari memejamkan mata. Riordan mengambil kertas yang dipegangi Eva. Dia membaca hingga tiga kali. Sebelum menengadah dan memandangi Sebastian serta Rinjani, yang menempati kursi panjang di dekat jendela. "Mas, berarti
44Hari berganti dengan kecepatan maksimal. Tibalah saat yang dinanti-nantikan. Siang itu, Sebastian menjemput Rinjani di kantor EO. Kemudian mereka berangkat menuju rumah sakit untuk menemui Yanti dan Jhon. Keduanya nyaris tidak saling bicara dan larut dalam pikiran masing-masing. Sebastian mengusap pelan punggung tangan kanan Rinjani, sambil memandangi kekasihnya yang tampak tegang. Sebastian menggeser badannya mendekat, lalu mengangkat tangan kirinya untuk memeluk Rinjani dari samping. Kemudian Sebastian mendaratkan kecupan di pipi sang kekasih, lalu menarik Rinjani agar menyandar ke bahunya. "Tenang. Semuanya akan baik-baik saja," bisik Sebastian. Rinjani tidak menjawab. Dia memejamkan mata sambil menghirup aroma parfum lelakinya. Rinjani bukan mengkhawatirkan hasil tes DNA, tetapi dia gelisah memikirkan reaksi keluarga Anargya, saat mengetahui bila Sebastian hendak berpindah keyakinan. Rinjani tidak mau Sebastian dan keluarganya berselisih. Ditambah lagi dengan identitas pal
43Lembayung senja telah menggelap. Bunyi lalu lalang ramai kendaraan di jalan raya, terdengar hingga ke lantai tertinggi di bangunan megah di kawasan Tendean, Jakarta Selatan. Seorang pria berkemeja biru muda, memandangi sang surya yang perlahan menghilang di ufuk barat. Tatapannya masih mengarah ke sana, hingga langit sepenuhnya gelap. Gema azan magrib berkumandang dari masjid terdekat. Pria itu mengecek arlojinya, sebelum berbalik dan jalan memasuki ruangan lengang. Pria berkulit putih memasuki lift yang kosong. Dia menekan angka 12, dan menunggu elevator tiba di sana. Sekian menit berikutnya, pria berambut lebat itu telah berada di ruang kerjanya. Dia menyambar tas dari kursi dan meraih jas biru tua dari gantungan. Lelaki bercelana panjang biru, kembali keluar dari ruang kerja. Dia melenggang sambil membalas sapaan beberapa karyawan yang tengah lembur. Kemudian dia memasuki lift khusus direksi. Belasan menit terlewati, pria tersebut sudah berada di mobilnya. Urfan mengemudi
42Ardiatma terdiam, demikian juga dengan yang lainnya. Tia dan Santos yang sudah mengetahui sandiwara buatan Wirya dan Alvaro itu, tetap tutup mulut. Bahkan Tia dan Santos berpura-pura terkejut mendengar penjelasan Sebastian tentang status Dylan. "Mas, ini nggak benar, kan?" tanya Aline. "Kalau benar, kenapa?" Sebastian balik bertanya. "Aku nggak nyangka kalau Mas bisa berbuat begitu. Berarti Mas dan Kak Keisha sama-sama selingkuh." Sebastian mengangkat alisnya. "Kenapa aku mikirnya, kamu lebih pro ke dia, ya?" Dia menatap tajam sang adik yang tengah diam. "Aku berhubungan dengan Ririn saat proses perceraianku dengan Keisha hampir selesai. Selama itu pula aku dan temanmu itu sudah pisah ranjang!" desisnya. "Tetap saja, saat itu Mas masih suami Kak Keisha. Harusnya Mas jangan menjalin hubungan dengan siapa pun sampai urusannya selesai," tukas Aline. "Kan! Kamu memang belain dia terus!" geram Sebastian. "Bukan gitu. Tapi, jadinya posisi Mas sama dengan Kak Keisha." "Jelas beda,
41Sebastian terkesiap, sesaat setelah Rinjani menerangkan tentang obrolannya dengan Keisha, tadi sore. Setelah bisa menguasai diri, Sebastian mengulaskan senyuman lebar, hingga deretan giginya yang rapi terpampang nyata. "Kamu cerdas sekali," puji Sebastian. "Itu pemikiran spontan, Mas," jelas Rinjani seraya mengulurkan senyuman. Dia senang, karena telah dipuji sang kekasih. "Menghadapi orang kayak mereka berdua, memang lebih baik dikerjai balik. Mereka akan kesal, karena niatnya, kan, mau buat kita panik, tapi ternyata posisinya terbalik." "Ehm, tapi aku jadi penasaran. Dia bisa nebak kalau Dylan itu anakku, dari mana, ya?" Sebastian berpikir sesaat. Lalu dia menjawab, "Nanti kutanyakan ke Wirya. Tadi pagi dia sempat bilang, ada info baru dari Deswin." "Deswin itu siapa?" "Anak buahnya Wirya." Sebastian mengamati kekasihnya. "Gini aja, habis makan malam, kamu ikut aku. Kita temui Wirya untuk mendengarkan semua informasi," ungkapnya. "Dylan, gimana?" "Ada banyak yang bisa n
01"Mas, aku pamit," tutur Keisha Mahira sambil mengulurkan tangan kanannya. Sebastian Anargya tidak menyahut. Dia bahkan tidak berbalik dan memfokuskan pandangan ke luar jendela. Seolah-olah dedaunan yang tengah bergoyang di pohon dalam pot bunga itu, lebih menarik daripada perempuan di belakangnya. "Aku tadinya berharap, bisa mengakhiri hubungan ini baik-baik," sambung Keisha sambil menurunkan tangannya. "Baik-baik?" tanya Sebastian sembari memutar badan. "Perselingkuhanmu adalah hal terburuk yang pernah kudapatkan dalam hidup ini," lanjutnya. "Kita sudah pernah membahas ini, dan aku telah menjelaskan semuanya dengan detail." "Kamu hanya drama, Kei. Playing victim. Padahal korbannya adalah aku, bukan kamu!" "Aku sudah berulang kali meminta maaf. Kumohon, Mas bisa memahami jika aku masih mencintai Mas Anton, bahkan dari dulu rasa ini tidak pernah berkurang." Sebastian menggertakkan gigi. "Jangan sebut namanya di depanku!" Keisha mendengkus kuat. "Inilah yang membuatku sulit j...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments