Share

Bab 06

Penulis: Olivia Yoyet
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-26 16:48:27

06

Sebastian dan Urfan tiba di rumah sakit tepat jam besuk. Mereka jalan menyusuri lorong yang banyak orang lalu-lalang, dengan berbagai keperluan. 

Sesampainya di depan ruang ICU, keduanya terkejut karena ternyata banyak pengunjung. Lidya yang berada di sana, berdiri dan menyambangi Sebastian dan Urfan. 

"Ririn sudah sadar, dan dia nyariin Mas," terang Lidya sembari menyalami kedua tamu. 

"Syukurlah. Aku bisa tenang sekarang," jawab Sebastian. 

"Mari masuk, Mas. Ada Ibu di dalam." 

"Bapak dan yang lainnya, ke mana?" tanya Sebastian sembari mengikuti langkah Lidya ke ruangan dalam. 

"Bapak dan Faidhan pulang dulu untuk istirahat. Nanti malam mereka akan menunggui lagi di sini. Kalau suamiku, sedang kerja." 

"Abizar?" 

"Dia lagi jaga toko bapaknya." 

Mereka berhenti di dekat pintu besar. Urfan duduk di bangku panjang. Sedangkan Lidya mengajak Sebastian memasuki ruangan ICU. 

Lidya meminta Sebastian mencuci tangan di wastafel. Kemudian dia memberikan pakaian khusus untuk melapisi baju lelaki tersebut. Lidya berbincang sesaat dengan perawat jaga, lalu dia mengarahkan sang tamu ke ranjang ujung di mana adiknya berada. 

Sudut bibir Sebastian spontan mengukir senyuman, ketika tatapannya bersirobok dengan sepasang mata besar milik Rinjani, yang sedang berbaring di ranjang pasien. 

Sebastian menyalami perempuan tua berjilbab hitam terlebih dahulu, kemudian dia duduk di kursi samping kiri ranjang. Lidya dan ibunya segera keluar untuk memberikan waktu kedua orang tersebut berbincang. 

"Makasih atas bantuannya, Mas," tutur Rinjani dengan suara pelan. 

"Kembali kasih, Rin," balas Sebastian. "Gimana kondisimu sekarang?" tanyanya. 

"Masih lemas dan agak pusing." 

"Semoga lekas membaik." Sebastian mengamati perempuan yang wajahnya masih pucat. "Aku di sini nggak lama. Mau langsung pulang ke Jakarta," lanjutnya. 

"Hu um. Hati-hati." 

"Aku sudah saved nomor hapemu. Kapan-kapan kutelepon." 

"Ya." 

"Aku nggak sempat beli kado buat anakmu." Sebastian mengambil amplop putih dari saku celana jin birunya. "Aku kasih ini dulu. Hadiahnya menyusul," sambungnya sembari memberikan benda itu ke tangan kanan Rinjani. 

"Enggak usah repot-repot. Justru aku yang utang budi ke Mas." 

"Setiap kelahiran itu harus dirayakan. Apalagi bayimu adalah anak pertama dan dia akan menjadi pelindungmu nanti." 

Rinjani tertegun sesaat, sebelum dia mengangguk mengiakan. "Sekali lagi, terima kasih banyak Mas. Aku nggak tahu bagaimana nasibku, jika Mas nggak nolong aku kemarin." 

"Aku hanya melakukan apa yang harus dikerjakan manusia pada manusia lainnya." Sebastian menepuk pelan punggung tangan Rinjani. "Pertemuan kita juga sudah diatur Tuhan. Aku senang, telah membantu seorang perempuan tangguh, dan juga menjadi saksi perjuanganmu menjadi seorang Ibu," ungkapnya. 

"Cepat pulih, Rin. Anakmu membutuhkanmu," imbuh Sebastian. "Kalau ada waktu, aku akan mengunjungimu lagi," bebernya. 

***

Sebastian tiba di rumah orang tuanya sore itu dan langsung diperenguti sang mama. Sebastian berusaha menahan senyuman, lalu mendekati cinta pertamanya tersebut.

Sebastian duduk di sofa sebelah kanan Eva. Tanpa ragu-ragu dia memeluk mamanya, lalu mengecup pipi perempuan berambut sebahu yang balas mendeliknya tajam. 

"Ke mana kamu semalam?" tanya Eva. 

"Di Bogor. Ada masalah yang harus diselesaikan," jawab Sebastian. 

"Bukannya kongkow sama teman-temanmu?" 

"Enggak. Mama bisa tanya ke Urfan." 

Eva mendengkus pelan. "Opa nanyain kamu berkali-kali. Akhirnya Mama bilang, kamu lagi ke luar kota dan nggak sempat pulang." 

"Nanti malam aku telepon Opa." 

"Sekarang saja, toh." 

"Capek, Ma. Aku pengen istirahat." 

"Sudah makan?" 

"Ya, tapi kalau Mama mau buatin aku bihun goreng, pasti kumakan sampai habis." 

"Bihun nggak ada stok. Mama belum belanja lagi. Kalau mau mi goreng Jawa, Mama buatkan." 

"Mau. Sekalian buat Urfan." 

"Tunggu di sini, dan panggil Urfan masuk." 

"Ya."

Eva berdiri dan melenggang menuju dapur. Tidak berselang lama terdengar percakapannya dengan asiaten rumah tangga. 

Sebastian berbaring di sofa. Dia meraih ponsel dari saku celana dan menelepon sang ajudan, yang sedang berbincang dengan sopir keluarga di gazebo ujung kanan taman depan rumah. 

Setelahnya, Sebastian menggulirkan jemari ke aplikasi pesan. Dia mengabaikan grup lainnya dan langsung menekan grup berlogo PC yang telah menge-tag namanya. 

*Grup Tim 2 PC*

Zulfi Hamizhan : @Sebastian. Masih di Bogor? 

Arnold Stevan : Kayaknya dia lagi tidur, @Zulfi. 

Hans PCB : Bukan, Tian lagi ngamen di lampu merah. 

Riko Mahardika : @Bang Hans. Unbelievable itu komentarnya. 

Zeinharis Abqary (Zein) : Unpredictable.

Johan PM : Unexpected. 

Hugo Baltissen : Understanding. 

Stanley TVJS : Undur-undur. 

Kedrick Rawikara : Aku bacanya, ubur-ubur. 

Zulfi : Jadi ingat teman-temannya Yanuar. 

Hans : Genk ubur-ubur? 

Zulfi : Ya. 

Hans : Ke mana mereka sekarang? 

Zulfi : Masih usaha yang sama, Bang. Beberapa kali join sama EO Teh Mutiara dan Edelweiss. 

Arnold : Aku kalau ingat cerita Yanuar ngerjain preman di Bali, pasti ketawa.

Riko : Itulah uniknya Yanuar. Ada aja idenya buat ngusilin orang. 

Johan : Dari pertama kenal Sipitih itu, kelakuannya nggak berubah. 

Hugo : Abang keduaku itu. 

Stanley : Yang ketiga, siapa, @Hugo? 

Hugo : Bang W. Keempat, Bang Yoga. Kelima, Bang Andri. Keenam, Mas Yon. Ketujuh, Bang Zulfi. Pokoknya total abangku ada 50. 

Kedrick : Astaga! Banyak benar? 

Hugo : Adikku lebih banyak. Hampir 100. Dan itu akan bertambah kalau para pengawal muda itu menikah. 

Hans : Kamu, kapan nikah, @Hugo? 

Hugo : Menunggu hilal, @Bang Hans. 

Zulfi : Hugo nikahnya setelah Riaz. 

Zein : Bukan. Beres Nirwan.

Riko : After Gumilang. 

Arnold : Ujung-ujungnya Hugo jomlo seumur hidup. 

Johan : Enggak bakal jomlo dia. Pasti dipaksa Babah Gustavo dan Emak Ira. 

Kedrick : Ngebayangin Babang Hugo dijewer Emak, aku ngakak. 

Sebastian : Hadir, @Zulfi. 

Zulfi : Posisi, Bro? 

Sebastian : Di rumah Mama. Baru nyampe beberapa menit lalu.

Zulfi : Aku telepon, ya.

Sebastian : Okay. 

***

Sebastian segera menekan tanda hijau pada layar ponsel, ketika melihat nama Zulfi. Pria berkemeja putih pas badan, menempelkan ponsel ke telinga kanan dan menyapa rekannya dengan ramah. 

"Aku dapat info dari Wirya, kalau kamu kemaren nolong staf WO-nya Teh Mutiara yang mau lahiran," ujar Zulfi dari seberang telepon. 

"Ya, betul, Zul. Itu pun nggak sengaja. Aku baru keluar dari toilet waktu dengar ada yang minta tolong. Pas masuk ke toilet cewek, Rinjani lagi duduk di lantai dan tengah kesakitan," jelas Sebastian. 

"Kondisinya sempat kritis, ya?" 

"Yups. Deg-degan aku. Ngeri dia kenapa-kenapa." 

"Sekarang, gimana keadaannya?" 

"Waktu aku pamitan tadi, dia sudah lebih baik. Sempat ngeluh pusing dan lemas juga. Mungkin karena baru beberapa jam sadar dari koma." 

"Orang habis lahiran memang butuh waktu lama buat lebih segar." 

"Hu um. Kayak Kakak sepupuku dulu. Dia bilang, dua minggu setelahnya baru enakan." 

"Tepat banget. Istriku juga ngomong gitu." Zulfi terdiam sejenak, kemudian dia bertanya, "Anaknya, cowok atau cewek?" 

"Cowok, dan cakep banget. Mirip Rinjani." 

"Ada fotonya?" 

"Di hape Urfan. Tadi dia yang motret aku pas gendong bayi." 

"Nanti kirim ke aku, Tian. Aku jadi penasaran." 

"Siap." 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 07

    07Suasana kamar kelas utama yang ditempati Rinjani, sore itu terlihat ramai. Kondisinya yang makin membaik, membuat Rinjani bisa dipindahkan ke ruangan itu siang tadi. Netha, Tia dan Shahnaz bergantian mengendong bayi laki-laki berselimut biru. Mereka langsung jatuh hati pada anak Rinjani, hingga berebutan untuk menjadikannya menantu. Kala kedua bos Rinjani datang bersama beberapa orang lainnya, Lidya dan Ambar, ibunya, seketika sibuk menyajikan aneka suguhan buat para tamu dari Jakarta. "Masyaallah, kasep pisan," puji Edelweiss Indira, seusai mengecup dahi sang bayi yang tengah terlelap. "Mirip kamu, Rin," imbuh Mutiara, bos utama EO tempat Rinjani bekerja. "Ya, terutama alis dan bibirnya," sahut Amy, sang MUA."Aku jadi pengen punya anak," imbuh Jhonny, fotografer EO. "Calon ibunya dulu yang dicari, Mas," sela Netha. "Cariinlah, Tha. Aku nggak punya waktu," seloroh Johnny. "Sama saudaraku, mau?" Netha mengutak-atik ponselnya, lalu memperlihatkan foto seorang perempuan beram

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 08

    08Jalinan waktu terus berjalan. Jumat pagi, Sebastian tiba di gedung belasan lantai di kawasan Jakarta Selatan. Pria bersetelan jas abu-abu muda, melangkah memasuki lobi sembari membalas sapaan karyawan tempat itu dengan senyuman. Urfan yang mengikuti langkah bosnya, sempat memberi hormat pada seorang pria bersetalan jas biru, yang kemudian berbincang dengan Sebastian.Ketiganya meneruskan langkah menuju lift yang akan mengantarkan mereka ke lantai 11. Sepanjang beberapa saat di dalam elevator, Sebastian dan pria bermata besar tersebut, berbincang santai.Tidak berselang lama mereka telah berada di ruangan besar di ujung kanan lantai itu. Ketiganya menyalami semua orang di ruangan, sebelum menempati kursi masing-masing. Urfan berpindah ke deretan kursi khusus asisten. Dia bersalaman dengan para pendamping bos, lalu duduk di kursi ujung kiri. Hadrian Danadyaksha, sang pemimpin proyek yang tadi berjumpa dengan Sebastian dan Urfan, memulai pertemuan itu dengan untaian doa. Selanjutny

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 09

    09Sebastian tiba di rumahnya menjelang jam 9 malam. Dia memicingkan mata ketika melihat seunit mobil sedan merah di depan pagar rumah, yang seolah-olah tidak asing baginya.Sang asisten rumah tangga, Ida, bergegas membukakan pagar agar mobil yang dikemudikan Urfan nisa memasuki carport. Setelah mobil benar-benar berhenti, Sebastian membuka pintu samping kiri dan keluar. Dia menutup pintu, lalu memandangi Ida yang tengah mendekat. "Keisha ada di dalam?" tanya Sebastian sambil menaikkan alisnya, sesaat setelah Ida menerangkan tentang sang tamu. "Ya, Pak. Aku sudah berusaha ngusir, tapi dia maksa masuk," jelas Ida.Sebastian menyugar rambutnya sembari mendengkus. "Bagaimana dia bisa tahu alamat ini?" "Hai, Mas." Panggilan satu suara dari belakang Ida, menyebabkan Sebastian terdiam. "Sorry, aku nyelonong masuk, tapi, ini benar-benar penting," ungkap pemilik suara tadi. Sebastian memandangi orang yang sudah menghancurkan hatinya. "Kamu tahu alamat ini, dari mana?" tanyanya tanpa berb

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 10

    10Jalinan waktu terus bergulir. Akhir pekan itu, kediaman Basman dipenuhi banyak orang. Acara akikahan Dylan dilaksanakan dengan sederhana, tetapi tetap membahagiakan bagi seluruh anggota keluarga Daharyadika. Setelah acara pengajian, seorang ustaz yang merupakan teman Basman, memberikan tausiah yang sangat menyentuh hati siapa pun yang mendengarnya. Rinjani memandangi sang ustaz sembari mengingat-ingat petuah lelaki tua bersorban putih tersebut. Dalam hati Rinjani berjanji, akan membesarkan anaknya dengan semangat. Meskipun tanpa didampingi seorang suami. Selanjutnya, Lidya dan yang lainnya membagikan tas berisikan makanan, minuman dan kue-kue pada hadirin. Sementara para tamu penting dipersilakan untuk menyicipi hidangan di meja prasmanan, yang disiapkan di ruang makan. Dylan berpindah tangan dari satu orang ke orang lainnya. Walaupun tidak mengenali siapa saja yang tengah mengasuhnya, bayi berbaju biru tua itu tetap tenang dan lebih sering tidur. "Gimana kondisimu, Rin?" tany

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 11

    11*Grup Penghuni Cluster 7*Brayden : @Hendri, iseng banget bikin grup kompleks?Luthfan : Enggak apa-apalsh. Penghuninya juga sudah kenal semua. Zainal : Tinggal tim London yang aku belum kenal.Hisyam : Salam kenal, @Bang Zainal.Zainal : Hai, @Hisyam.Rangga : Hello, semuanya. Valdi : Aku rindu kalian, Gaes! Robi : Abdi sono ka sadayana. Frank : Aku kangen semua orang di Indonesia. Aditya : Berarti, kamu juga kangen sama Mbak kantin soto di kantor PBK, @Frank.Yusuf : Frank juga kangen Teteh penjual seblak. Jauhari : Yang pasti, Frank rindu sama penghuni rumah seberang Bang Aswin.Lazuardi : Eeeeaaa. Syuja : Uhuyyyy! Hasbi : Cie, cie, @Bang Frank. Dimas : Aku tidak bisa talking-talking.Sebastian : Kupikir ini grup PBK. Lainufar : Aku sampai mikir dulu. Baru ngeh setelah lihat logonya. Damsaz : Foto siapa itu, ya? Atalaric : Mas Tio, waktu masih muda.Samudra : Aku salah nebak. Kukira itu fotonya Wandi. Fritz : @Bang Sam. Matanya siwer. Calvin : Bang Sam pasti masih

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 12

    12Sebastian menggeleng pelan kala melihat perdebatan kedua adiknya. Pria berkemeja putih melirik arloji untuk menghitung waktu, sebelum dia berdeham untuk mengalihkan perhatian hadirin. Riordan dan Aline spontan terdiam. Keduanya berusaha menahan diri untuk tidak meneruskan percekcokan. Aline menunduk sambil merapikan rambut dengan jemarinya. Sedangkan Riordan mengendurkan dasi merahnya sembari melirik sang kakak. "Sudah puas berantemnya?" ledek Sebastian yang menjadikan semua orang di ruang rapat itu tersenyum. "Kalau belum, dilanjutkan nanti. Setelah pertemuan ini usai," lanjutnya. "Kalian harusnya tidak perlu beradu urat leher. Kita bisa membagi semua proyek ini dengan adil," ungkap Sebastian. "Dengan syarat, tidak dilimpahkan ke pihak luar. Terutama lawan bisnis kita," sambungnya. "Kalian pasti tahu, siapa saja musuh kita. Terutama tiga perusahaan yang dulunya menjadi partner. Tapi, karena mereka berkhianat, akhirnya saya dan keluarga memutus semua kontrak, dan tidak lagi mem

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 13

    13*Grup EXB*Ethan : Umpan termakan, Gaes. Sebastian : Apa mereka sudah bergerak? Ethan : Tadi Chris bilang, dia sudah signed kontrak dengan Prambudi dan RDH Grup. Brayden : Good job! Wirya : Okay. Lanjut tahap 2, @Ethan. Ethan : Mukti sudah siap menyusup? Wirya : @Zulfi. Terangkeun. Zulfi : Mukti besok meluncur ke kantor mereka. Sebastian : Bilang ke Mukti. Jangan pakai kemeja berlogo PBK. Zulfi : Ya. Logo di baju Mukti sudah diganti. Sebastian : Pakai apa? Zulfi : Fotoku yang paling kasep. Hadrian : Kumat! Xander : Jiah!Lainufar : Uhuk!Hendri : Aku terkejut! Zein : Aku terkesiap! Fritz : Aku terhenyak! Marley : Aku tertipu! Brayden : Aku nggak bisa cepat mikir. Lagi lapar. Luthfan : Ngesot ke sini, @Mas Brayden. Banyak makanan.Brayden : Ngesot gimana? Aku lagi di Tokyo. Luthfan : Pokoknya ngesot aja. Nggak tahu bakal nyampe atau justru nyungsep di jalan. Brayden : Wong edan! Wirya : Luthfan nyari masalah. Hadrian : Baek-baek katana melayang. Hendri : Mendi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 14

    14Niat Sebastian untuk berkunjung sebentar, akhirnya batal. Pria yang mengenakan t-shirt abu-abu, tidak tega meninggalkan Dylan yang akan merengek jika dilepaskan dari gendongannya. Sepanjang siang itu Sebastian beristirahat di kamar tamu bersama Urfan. Mereka bergantian mengasuh Dylan, dan baru menyerahkan bayi tersebut pada Rinjani, saat Dylan hendak meminta ASI. Basman mengajak kedua pria tersebut untuk bersantap. Mereka duduk di kursi sekitar meja makan dan menikmati hidangan yang telah dipersiapkan Ambar dengan tergesa-gesa. "Nak Tian, Bapak boleh menanyakan sesuatu?" tanya Basman, sesaat setelah bersantap."Ya, Pak," jawab Sebastian. "Perusahaan Nak Tian bergerak di bidang apa?" "Ekspor import. Selain itu aku juga tengah merambah bisnis properti. Gabung sama teman-teman PG dan PC." "Properti, maksudnya perumahan?" "Betul, ada juga hotel, resor, gedung perkantoran, dan yang terbaru, rumah sakit." "Di mana itu lokasinya?" "Seluruh Indonesia, beberapa negara di Asia, Erop

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01

Bab terbaru

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 53

    53Sabtu siang, Sebastian menunaikan janji pada Rinjani. Dengan didampingi Gustavo dan Ira, serta kedua adiknya dan para sahabat, Sebastian mendatangi kediaman Basman untuk meminang Rinjani. Tio yang diminta sebagai pembicara, menunjukkan surat identitas baru yang menerangkan jika Sebastian telah menjadi seorang muslim. Sesuai saran Ustaz Mawardi, Sebastian tetap memakai nama sebelumnya. Hal itu supaya tidak perlu mengurus ulang akte lahir dan semua ijazah yang dimiliki Sebastian. Hanya KTP, SIM dan paspor yang diganti, dan kolom agama diubah dari Kristen menjadi Islam. Basman dan keluarganya menyambut kabar itu dengan gembira. Pria tua tersebut juga langsung menerima lamaran Sebastian atas Rinjani, karena sudah mengetahui kepribadian sang duda bermata tajam tersebut."Sekarang, kita bahas tentang tanggal lamaran resmi dan akadnya, Pak," tutur Gustavo yang diminta Sebastian untuk menjadi wakil orang tuanya. "Mengenai itu, lebih baik kita tanyakan pada mereka, Pak," sahut Basman.

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 52

    52Jumat siang, gedung PG dikunjungi banyak orang yang mengenakan setelan jas beraneka warna. Bila semua anggota PG menggunakan setelan jas biru tua mengilat, anggota PC mengenakan setelan biru muda. Keempat puluh anggota PCD memakai setelan jas abu-abu. Para pengawal lapis tiga dan empat tersebut, menjadi orang-orang yang paling gembira, karena mereka bisa berjumpa kembali setelah lama tidak berjumpa. Kesepuluh pengawal lapis tiga yang hadir dalam formasi komplet, duduk berderet di kursi bagian ketiga sisi kiri. Di depan mereka adalah kedua puluh anggota PCD dari kelompok satu dan dua. Di belakang regu Hisyam, Harun dan rekan-rekannya dari pengawal lapis empat, duduk dengan rapi. Deretan selanjutnya diisi para calon anggota tim 5 PCD yang bukan berasal dari PBK. Komisaris utama PG, yakni Tio, memasuki ruangan luas dengan diikuti keempat direktur dan manajer PG. Tio dan Hamid, direktur operasional, meneruskan langkah menuju podium. Sedangkan yang lainnya menempati deretan kursi ya

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 51

    51Hari berganti hari. Selasa pagi menjelang siang, Rinjani tiba di depan gedung belasan lantai yang merupakan pusat bisnis para bos PC. Urfan yang telah menunggu sejak tadi, mendatangi mobil milik bosnya bersama Gumilang, Jariz dan beberapa pengawal muda lainnya. Mereka membantu mengeluarkan banyak wadah makanan dan menyusunnya di beberapa troli. Satu per satu troli diangkut menggunakan lift, hingga isi mobil habis. Setelah menutup dan mengunci pintu, Santos menyusul Rinjani yang tengah berbincang dengan beberapa staf perempuan. Mereka memasuki lift terbesar untuk menuju ke lantai tujuh. Sesampainya di tempat tujuan, Sebastian telah menunggu di ruang tamu luas, yang diperuntukkan untuk tamu umum 10 kantor, yang ada di lantai itu. Selama setengah jam berikutnya, Rinjani berjibaku membereskan meja prasmanan dan wadah kaca untuk hidangan. Semua peralatan makan dipinjam dari kantor PBK, yang sering mengadakan jamuan makan. Freya, staf HWZ, KARZD dan ZAMRUD, bersama beberapa staf PBK

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 50

    50Malam beranjak larut. Rinjani telah menguap beberapa kali, sebelum akhirnya menyandarkan kepala ke tumpukan bantal sofa. Sebastian yang masih menonton film laga dari negeri tirai bambu, melirik ke kiri. Dia mengulum senyum seusai melihat Rinjani yang tengah lelap. Sebastian berdiri dan jalan ke kamar tamu. Dia mengambil selimut, lalu keluar. Sebastian menutupi tubuh kekasihnya, sebelum kembali duduk di tempat semula. Puluhan menit berlalu, suara rengekan Dylan dari kamar utama, mengejutkan Sebastian. Dia berdiri dan jalan cepat memasuki ruangan yang pintunya terbuka, kemudian menyambangi Dylan yang masih menangis di tengah-tengah kasur besar. "Apa, Nak?" tanya Sebastian sembari duduk di tepi kasur. "Haus? Bentar, ya, Om panasin dulu ASIP-nya," lanjutnya sambil mengangkat sang bayi dan menggendongnya dengan tangan kiri. Sebastian bergerak luwes menyiapkan minuman dalam botol. Kemudian dia mengajak Dylan ke ruang tengah dan duduk di sofa tunggal. Sebastian memberikan botol yang

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 49 - Bertukar Pasangan

    49Pertanyaan Sebastian kemarin malam, masih terngiang di telinga Rinjani. Dia syok dan tidak serta merta menjawab pertanyaan lelaki tersebut. Bahkan Rinjani langsung menutup sambungan telepon tanpa mengucapkan apa pun. Sepanjang pagi hingga sore itu, pikiran Rinjani mengembara ke mana-mana. Dia nyaris tidak bisa bekerja, dan hanya menatap kosong pada laptopnya. Sore itu, Rinjani memutuskan untuk pulang lebih awal. Dia meminta diantarkan ke supermarket pada Santos, karena Rinjani ingin berbelanja bahan makanan.Puluhan menit berlalu, Rinjani telah usai berbelanja. Dia tengah duduk di bangku dekat supermarket sambil meminum es teh dingin. Rinjani sedang menunggu Santos yang sedang antre di depan toko roti. "Rin," panggil seorang pria yang telah duduk di samping kanan. Rinjani terkejut dan sempat bengong sesaat, sebelum dia bergeser menjauh dari pria berkemeja hijau muda. "Aku cuma pengen ngobrol. Jangan menjauh gitu," pinta Anton. "Aku lagi nggak moid buat ngobrol. Apalagi dengan

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 48 - Would You ?

    48Rinjani terkejut, kala tiba di rumahnya sore itu dan ada mobil sedan hitam terparkir di depan rumah Sebastian. Rinjani merasa pernah melihat mobil itu, tetapi dia lupa di mana.Setelah Santos memarkirkan mobil dengan rapi di car port depan rumah nomor 1, Rinjani turun dan bergegas ke rumah sebelah. Perempuan bersetelan blazer abu-abu, tertegun menyaksikan Aline dan Riordan yang tengah bermain dengan Dylan di karpet lantai ruang tengah. Riordan yang melihat sang mama datang, segera bangkit berdiri dan menyambangi Rinjani. Riordan menyalami perempuan tersebut, lalu mengajak Rinjani duduk di sofa ruang tengah. "Aline kangen sama Dylan. Jadi kuantarkan ke sini," terang Riordan. "Ya, nggak apa-apa," sahut Rinjani. "Walaupun kaget, tapi aku senang kalian datang," lanjutnya seraya tersenyum. "Aku mau sering main ke sini. Boleh, Teh?" tanya Aline sembari bangkit duduk. "Boleh. Aku nggak keberatan. Yang penting, Dylan jangan diajak keluar, tanpa penjagaan Santos atau Urfan," ungkap Ri

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 47

    47Senin pagi, Rinjani tiba di kantor EO menjelang jam 8. Dia bergegas menuju ruang rapat yang ternyata telah ramai orang. Rinjani menyalami mereka satu per satu, termasuk Jemmy, suami Shireen, yang juga memiliki saham di perusahaan itu.Selama beberapa saat berikutnya, Rinjani larut dalam perbincangan dengan rekan-rekannya. Tidak berselang lama, Mutiara dan Edelweiss memasuki ruangan bersama Cyra, manajer tim Bandung yang merupakan istri Zafran, direktur PC. Mutiara meminta Jemny untuk memimpin rapat, dan laki-laki tersebut memulainya dengan pembacaan doa, sesuai agama masing-masing. Selama puluhan menit berikutnya, Rinjani mendengarkan penuturan Jemmy yang bergantian mengoceh dengan Mutiara. Rinjani meringis, ketika dirinya diminta untuk menjadi penanggung jawab acara ulang tahun Ganendra Grup, yang akan dilaksanakan awal bulan depan. Setelah rapat dibubarkan, Rinjani mengikuti langkah kedua komisaris menuju ruang kerja mereka. Jemmy dan Jhon turut bersama ketiga perempuan terseb

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Vab 46 - Pengakuan

    46Hari berganti. Siang menjelang sore itu, Sebastian telah berada di ruang kerja Dante, di kantor Adhitama Grup di kawasan Kuningan. Keduanya berdiskusi mengenai berbagai hal, terutama tentang pengalaman Dante sebelum menjadi mualaf, beberapa tahun silam. Dante menerangkan semuanya dengan detail dan sangat jujur. Dia memahami bila Sebastian membutuhkan banyak masukan, karena berpindah agama itu bukan hal sepele. Hampir satu jam berlalu, Sabrina, istri Zulfi yang juga merupakan Adik sepupu Dante, memasuki ruangan. Dia menyalami Sebastian, kemudian berpindah untuk menyalami Dante dengan takzim. Seperti halnya sang koko, Sabrina juga dimintai masukan oleh Sebastian. Perempuan bermata sipit itu menerangkan kisahnya dengan tenang, hingga tuntas. "Berarti, pengalaman kalian hampir sama denganku. Yaitu, merasa tenang saat mendengar suara azan ataupun orang mengaji," tutur Sebastian, sesaat setelah Sabrina usai berceloteh. "Aku juga suka lihat orang salat. Aku bahkan sudah hafal geraka

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 45 - Trust Me!

    45Suasana tegang melingkupi ruang tamu kediaman Ardiatma Anargya. Beberapa orang yang berada di tempat itu, menunggu lelaki tua berkemeja hijau lumut, yang masih memegangi kertas berlogo rumah sakit F.Ardiatma mengulang membaca detail hasil tes DNA atas Sebastian dan Dylan. Angka 77% di bagian yang digaris merah, membuatnya terpaku. Ardiatma benar-benar terkejut dengan kenyataan itu. Rasa marah, kecewa, sedih, dan penyangkalan, bercampur menjadi satu dalam benak pria yang rambutnya telah dihiasi uban. Hal nyaris setupa juga dirasakan Eva yang membaca salinan keterangan hasil tes DNA. Perempuan tua berambut sepundak, menutupi mulutnya dengan tangan kiri. Eva menggeleng pelan. Dia tidak bisa memercayai penglihatan. Otaknya mendadak buntu dan Eva hanya bisa terpaku sembari memejamkan mata. Riordan mengambil kertas yang dipegangi Eva. Dia membaca hingga tiga kali. Sebelum menengadah dan memandangi Sebastian serta Rinjani, yang menempati kursi panjang di dekat jendela. "Mas, berarti

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status