Share

Bab 02

Author: Olivia Yoyet
last update Last Updated: 2025-02-09 18:57:21

02

Siang itu, Sebastian telah tiba di unit apartemen yang disewanya di kawasan hunian bergengsi di Kota Singapura. 

Sebab tengah mengerjakan proyek dari PC di sana, Sebastian memutuskan untuk menetap di kota itu. Dia berharap tindakannya tersebut bisa membantunya untuk melupakan Keisha. 

Sudah beberapa bulan berlalu. Sebastian sama sekali tidak pernah menghubungi Keisha. Sedangkan perempuan itu berulang kali mengirim pesan pada Aline, Adik bungsu Sebastian, untuk meminta harta gono-gini. 

Sebastian bukan tidak mau memberikan apa yang diminta mantan istrinya. Namun, karena mereka telah menandatangani surat perjanjian pra nikah, yang menyebutkan jika ada perselingkuhan, maka pelakunya tidak berhak mendapatkan harta bersama.

Sebastian yakin jika Keisha tahu tentang klausul itu, tetapi perempuan tersebut benar-benar kemaruk. Hingga Keisha melakukan segala cara untuk mendapatkan simpati dari orang-orang terdekat Sebastian. 

Pria berkemeja putih seketika menoleh ke belakang saat dipanggil ajudannya. Urfan bergegas mendatangi sang bos untuk menyampaikan pesan dari kuasa hukumnya di Jakarta. 

"Syukurlah. Akhirnya selesai juga urusan harta itu," cakap Sebastian. 

"Tapi kayaknya Ibu akan terus berusaha mendapatkannya, Pak," balas Urfan. 

"Biarkan saja. Dia mau pakai pengacara top pun, tetap akan kalah. Karena status surat perjanjian itu sah di mata hukum negara." 

Urfan mengangguk paham. "Ehm, Pak, besok, Komandan Wirya dan Komandan Zulfi mau datang." 

Sebastian mengangkat alisnya. "Tumben mereka ke Singapura? Biasanya, kan, keluyuran di Australia atau Eropa." 

"Mereka dapat tugas dari Komandan Varo, buat menangani mega proyek yang diikuti Baltissen dan Pramudya Grup." 

"Pantas mereka yang datang, karena itu proyek penting." 

"Bapak nggak join?" 

"Modalnya gede, Fan. Nggak sanggup aku." 

"Bisa gabung sama perusahaan lain." 

"Kamu tahu? Cara berpikirmu cerdas sekali. Harusnya kamu jangan jadi ajudan, tapi pengusaha." 

"Ya, pengusaha tahu." 

"Bagusan tempe, lebih populer." 

"Bapak nyebut itu, aku jadi pengen mendoan." 

Sebastian berdecih. "Kamu bikin aku ngiler. Pesan sana. 20 biji!" titahnya yang segera dikerjakan sang pengawal muda. 

***

Rinjani memandangi gerakan bayi di layar monitor dokter spesialis kandungan, yang menanganinya semenjak beberapa bulan silam. 

Rinjani mengulum senyuman menyaksikan tingkah anaknya yang bergerak-gerak lincah di dalam kandungan. 

Kendatipun menghadapi kehamilan itu tanpa didampingi suami, Rinjani sangat bahagia dengan kehadiran sang buah hati di perutnya. 

Puluhan menit terlewati, Rinjani telah berada di taksi bersama Lidya, kakaknya yang mengantarkan Rinjani kontrol ke rumah sakit. 

"Rin, Dina nanya, kapan bisa ketemu buat membahas detail acara resepsinya," tukas Lidya seusai membaca pesan dari temannya. 

"Besok sore. Kebetulan bosku mau datang buat ngecek persiapan fashion show," terang Rinjani. 

"Teh Mutiara?" 

"Hu um. Katanya, bareng Teh Edelweiss dan Teh Ineke." 

"Aku suka sama mereka. Ramah semua. Padahal istri konglomerat." 

"Kata Cyra, semua istri bos PG dan PC serta PBK itu baik-baik." 

"Kamu sudah kenal semua?" 

Rinjani menggeleng. "Aku hanya tahu anggota keluarga Adhitama, sama Cyra dan tim PC Bandung." 

"Di Bogor, nggak adakah?" 

"Kalau nggak salah, ada beberapa anggota PC yang berasal dari sini, tapi aku nggak kenal."

"Kela', aku masih bingung, apa bedanya PG dan PC? Kalau PBK, aku tahu itu perusahaan jasa keamanan." 

"PG adalah perusahaan gabungan. Anggotanya 50 bisnisman muda Indonesia. Setiap anggota PG menjadi mentor satu hingga empat anggota PC, yang merupakan perusahaan cabang." 

"Hmm, apa PC itu semuanya milik anggota PG?" 

"Teh Mutiara pernah bilang, kebanyakan anggota PC itu dari perusahaan pribadi. Hanya ada belasan perusahaan bentukan bos PG yang tergabung di PC." Rinjani berpikir sesaat, lalu dia berkata, "Tapi, kalau nggak salah, banyak bos PC bikin perusahaan baru, dan para direkturnya tergabung di PCD." 

"Apa lagi itu, PCD?" 

"PC Dua."

"Oh, kitu." Lidya manggut-manggut. "Si borokokok eta, nggak gabung, kan, ke PC?" desaknya. 

"Setahuku, nggak. Dia, kan, cuma direktur operasional, Teh. Bukan owner perusahaan." 

"Direktur oge tos balaga pisan eta jelema!" 

"Biarin ajalah. Sudah bukan suamiku juga." 

"Semoga anakmu nggak nurun sifat buruk bapaknya." 

"Aamin." Rinjani mengusap perutnya yang membuncit. "Aku akan mendidiknya dengan keras, agar dia jadi pribadi yang sopan, setia dan bertanggung jawab," bebernya. 

Lidya mengamati adiknya dengan saksama. "Aku khawatir, kehamilanmu akan mereka ketahui." 

Rinjani mendengkus pelan. "Semoga itu nggak terjadi. Kalau pun bapaknya anak ini tahu, aku nggak akan pernah mengizinkannya untuk bertemu. Apalagi membawanya pergi dariku." 

"Coba saja dia berani macam-macam. Aku dan suami akan menghajarnya." 

Rinjani melirik perempuan yang tengah merengut di sebelah kirinya. "Teteh belum puas sudah ngelempar dia pakai asbak?" 

"Belum," balas Lidya. "Aku, tuh, kesal, karena dia benar-benar nggak ada menghiraukanmu. Datang pun cuma ngomong nggak jelas gitu," lanjutnya. 

"Enggak jelas, gimana?" 

"Dia cuma menyerahkanmu kembali.ke orang tua kita. Tapi, sampai sekarang nggak ada ngasih kamu nafkah. Padahal hukum agama sudah jelas-jelas mewajibkannya untuk memberimu nafkah. Sampai kamu menikah kembali." 

Rinjani menggeleng. "Aku justru senang dia nggak ngasih uang. Dengan begitu, nggak ada alasannya buat ngaku-ngaku anak ini sebagai darah dagingnya." 

"Tapi, Rin, suatu saat anakmu akan menanyakan bapaknya." 

"Gampang. Tinggal bilang, bapaknya sudah mati."

Sementara itu di tempat berbeda, Anton baru memasuki ruang kerjanya seusai melakukan rapat dengan komisaris dan segenap petinggi perusahaan. 

Anton duduk di kursi putar dan memijat dahinya yang tiba-tiba berdenyut. Dia menarik napas berat dan mengembuskannya sekali waktu. Berharap hal itu bisa menghilangkan kegundahan dalam dada. 

Anton mengkhawatirkan kondisi perusahaan, yang sudah beberapa bulan ini minim proyek. Dia sudah meminta asiatennya untuk menyelidiki hal itu, dan sedang menunggu orangnya datang. 

Tidak berselang lama, seorang pria berkemeja cokelat memasuki ruang kerja Anton, sambil membawa satu bundel berkas. 

Mardani duduk di kursi seberang meja kerja bosnya. Pria berkacamata itu meletakkan berkas di meja. Mardani mengecek deretan kalimat dalam kertas, sebelum menunjukkannya pada Anton. 

"Sebagian besar proyek besar, sekarang dikuasai PC," ujar Mardani. 

"Apa itu PC?" tanya Anton. 

"Grup pengusaha muda, yang merupakan anak perusahaan PG." 

"Aku tambah bingung." 

"Mas kenal sama komisaris PG." 

"Siapa?" 

"Artio Laksamana." 

Anton mengerutkan dahi. "Ehm, Pramudya?" 

"Betul. Dia anak tertua Pak Sultan Pramudya." 

"Berarti PC itu anak perusahaan Pramudya?" 

"Beberapa saja. Sisanya milik perusahaan pribadi pengusaha muda Indonesia. Termasuk Pak Olavius Aristide, Kasyafani Suwardana, Farisyasa Kagendra, dan Arkhan Maheswara."

"Maksudmu, Ganendra Grup, kan?" 

"Yups." 

Anton berpikir sesaat. "Oke, lanjut tentang proyek." 

"Aku sudah tanya-tanya, Mas. Jadi, karena banyak proyek dipegang PC, kita jadi sulit nembus tendernya. Terutama di Pulau Jawa." 

"Maksudmu, mereka menguasai area sini?" 

"Ya, dan sekarang mereka melebarkan sayap ke Sumatera, Bali, Lombok, Kalimantan dan Sulawesi."

Anton mendengkus pelan. "Apa kita nggak bisa nyelip?" 

Mardani mengeleng. "Mereka memonopoli proyek. Bos PG hanya memberikannya pada anggota PC." 

Anton melengos. "Kacau kalau begitu." 

"Kalau mau, Mas bisa daftar jadi anggota PC Dua. Dengar-dengar, mereka lagi buka pendaftaran." 

"Ke siapa?" 

"Dirutnya. Pak Andri Kaushal."

"Kamulah yang daftar." 

"Oke." 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 03

    03Jalinan waktu terus bergulir. Sore itu, Sebastian dan Urfan telah berada di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Mereka pulang ke Indonesia, karena Sebastian hendak menghadiri pernikahan temannya saat kuliah dulu. Kedua pria berbeda tampilan, mengikuti langkah Syuja dan Hasbi, kedua pengawal muda PBK, yang juga baru pulang dinas jadi pengawas di Singapura. Selain keempat orang itu, beberapa anggota PG dan PC turut bergabung dalam kelompok pimpinan Syuja. Hadrian Danadyaksha, Yafizhan Endaru, Rylee Maglorius Ghawani dan Riko Mahardika, terlihat berbincang santai sembari meneruskan langkah menuju luar terminal kedatangan khusus luar negeri. Dua pria berbadan tegap menyambut mereka dengan penghormatan. Nawang dan Dipta, kedua pengawal lapis 9, menyalami semua anggota kelompok tersebut. Seusai berbincang sesaat, mereka bergerak menuju tempat parkir. Tidak berselang lama, kedua mobil MPV hitam telah melaju keluar area parkir bandara, menuju jalan tol. "Rapat gabungan, jadinya hari

    Last Updated : 2025-02-09
  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 04

    04Sebastian menggeleng ketika Yeremia dan Didi saling mendorong bahu. Dia terkekeh saat kedua rekannya tersebut melanjutkan perdebatan dengan saling memelototi. Kelompok pria bersetelan jas berbagai warna tersebut, berdiri dan jalan menuju pelaminan. Seusai menyalami pasangan pengantin, mereka berdiri di sisi kanan dan kiri kedua mempelai sambil berpose. Beberapa jepretan diambil sang fotografer. Kameramen juga turut mengabadikan kelompok rekan-rekan kuliah sang pengantin laki-laki dalam video berdurasi pendek. Setelahnya, mereka menuruni pelaminan. Sebab hendak menuntaskan panggilan alam, Sebastian memisahkan diri dari kelompoknya. Pria bersetelan jas abu-abu, mengayunkan tungkai menuju area belakang gedung. Sebastian memasuki toilet khusus laki-laki dan segera menyelesaikan urusannya. Saat beranjak keluar, tanpa sengaja Sebastian mendengar suara orang meminta tolong. Dia berdiri sesaat di depan toilet wanita, sebelum memberanikan diri membuka pintunya. "Astaga! Kamu kenapa?"

    Last Updated : 2025-02-09
  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 05

    05"Halo?" sapa suara laki-laki yang tidak dikenali Anton. "Maaf, apa ini betul nomornya Rinjani?" tanya pria berkulit kecokelatan. "Ya. Ini, siapa?" "Ehm, temannya." Chumaidi, ipar Rinjani terkesiap. Dia seolah-olah pernah mendengar suara orang yang menelepon itu. Namun, Chumaidi melupakan detailnya. "Ririn sedang tidak bisa menerima telepon," jelas Chumaidi."Apa ada masalah?" tanya Anton tanpa bisa menahan rasa penasarannya."Tidak ada. Dia sedang tidur." "Oh, begitu." "Ada yang bisa saya bantu?" "Ehm, nggak ada. Besok saya telepon lagi." "Sebutkan namamu. Supaya saya bisa menyampaikannya pada Ririn nanti." Anton melirik asistennya yang sedang sibuk bersantap. "Dani," ucapnya, sengaja memakai nama Mardani agar tidak dicurigai orang yang ditebaknya sebagai suami Lidya. "Baik." "Makasih, Mas. Saya tutup teleponnya. Assalamualaikum." "Waalaikumsalam." Chumaidi menjauhkan ponsel Rinjani dari telinganya. Pria berkumis tersebut memandangi istrinya yang sedang mengaji dengan

    Last Updated : 2025-02-09
  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 06

    06Sebastian dan Urfan tiba di rumah sakit tepat jam besuk. Mereka jalan menyusuri lorong yang banyak orang lalu-lalang, dengan berbagai keperluan. Sesampainya di depan ruang ICU, keduanya terkejut karena ternyata banyak pengunjung. Lidya yang berada di sana, berdiri dan menyambangi Sebastian dan Urfan. "Ririn sudah sadar, dan dia nyariin Mas," terang Lidya sembari menyalami kedua tamu. "Syukurlah. Aku bisa tenang sekarang," jawab Sebastian. "Mari masuk, Mas. Ada Ibu di dalam." "Bapak dan yang lainnya, ke mana?" tanya Sebastian sembari mengikuti langkah Lidya ke ruangan dalam. "Bapak dan Faidhan pulang dulu untuk istirahat. Nanti malam mereka akan menunggui lagi di sini. Kalau suamiku, sedang kerja." "Abizar?" "Dia lagi jaga toko bapaknya." Mereka berhenti di dekat pintu besar. Urfan duduk di bangku panjang. Sedangkan Lidya mengajak Sebastian memasuki ruangan ICU. Lidya meminta Sebastian mencuci tangan di wastafel. Kemudian dia memberikan pakaian khusus untuk melapisi baju l

    Last Updated : 2025-02-26
  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 07

    07Suasana kamar kelas utama yang ditempati Rinjani, sore itu terlihat ramai. Kondisinya yang makin membaik, membuat Rinjani bisa dipindahkan ke ruangan itu siang tadi. Netha, Tia dan Shahnaz bergantian mengendong bayi laki-laki berselimut biru. Mereka langsung jatuh hati pada anak Rinjani, hingga berebutan untuk menjadikannya menantu. Kala kedua bos Rinjani datang bersama beberapa orang lainnya, Lidya dan Ambar, ibunya, seketika sibuk menyajikan aneka suguhan buat para tamu dari Jakarta. "Masyaallah, kasep pisan," puji Edelweiss Indira, seusai mengecup dahi sang bayi yang tengah terlelap. "Mirip kamu, Rin," imbuh Mutiara, bos utama EO tempat Rinjani bekerja. "Ya, terutama alis dan bibirnya," sahut Amy, sang MUA."Aku jadi pengen punya anak," imbuh Jhonny, fotografer EO. "Calon ibunya dulu yang dicari, Mas," sela Netha. "Cariinlah, Tha. Aku nggak punya waktu," seloroh Johnny. "Sama saudaraku, mau?" Netha mengutak-atik ponselnya, lalu memperlihatkan foto seorang perempuan beram

    Last Updated : 2025-02-26
  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 08

    08Jalinan waktu terus berjalan. Jumat pagi, Sebastian tiba di gedung belasan lantai di kawasan Jakarta Selatan. Pria bersetelan jas abu-abu muda, melangkah memasuki lobi sembari membalas sapaan karyawan tempat itu dengan senyuman. Urfan yang mengikuti langkah bosnya, sempat memberi hormat pada seorang pria bersetalan jas biru, yang kemudian berbincang dengan Sebastian.Ketiganya meneruskan langkah menuju lift yang akan mengantarkan mereka ke lantai 11. Sepanjang beberapa saat di dalam elevator, Sebastian dan pria bermata besar tersebut, berbincang santai.Tidak berselang lama mereka telah berada di ruangan besar di ujung kanan lantai itu. Ketiganya menyalami semua orang di ruangan, sebelum menempati kursi masing-masing. Urfan berpindah ke deretan kursi khusus asisten. Dia bersalaman dengan para pendamping bos, lalu duduk di kursi ujung kiri. Hadrian Danadyaksha, sang pemimpin proyek yang tadi berjumpa dengan Sebastian dan Urfan, memulai pertemuan itu dengan untaian doa. Selanjutny

    Last Updated : 2025-02-27
  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 09

    09Sebastian tiba di rumahnya menjelang jam 9 malam. Dia memicingkan mata ketika melihat seunit mobil sedan merah di depan pagar rumah, yang seolah-olah tidak asing baginya.Sang asisten rumah tangga, Ida, bergegas membukakan pagar agar mobil yang dikemudikan Urfan nisa memasuki carport. Setelah mobil benar-benar berhenti, Sebastian membuka pintu samping kiri dan keluar. Dia menutup pintu, lalu memandangi Ida yang tengah mendekat. "Keisha ada di dalam?" tanya Sebastian sambil menaikkan alisnya, sesaat setelah Ida menerangkan tentang sang tamu. "Ya, Pak. Aku sudah berusaha ngusir, tapi dia maksa masuk," jelas Ida.Sebastian menyugar rambutnya sembari mendengkus. "Bagaimana dia bisa tahu alamat ini?" "Hai, Mas." Panggilan satu suara dari belakang Ida, menyebabkan Sebastian terdiam. "Sorry, aku nyelonong masuk, tapi, ini benar-benar penting," ungkap pemilik suara tadi. Sebastian memandangi orang yang sudah menghancurkan hatinya. "Kamu tahu alamat ini, dari mana?" tanyanya tanpa berb

    Last Updated : 2025-02-27
  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 10

    10Jalinan waktu terus bergulir. Akhir pekan itu, kediaman Basman dipenuhi banyak orang. Acara akikahan Dylan dilaksanakan dengan sederhana, tetapi tetap membahagiakan bagi seluruh anggota keluarga Daharyadika. Setelah acara pengajian, seorang ustaz yang merupakan teman Basman, memberikan tausiah yang sangat menyentuh hati siapa pun yang mendengarnya. Rinjani memandangi sang ustaz sembari mengingat-ingat petuah lelaki tua bersorban putih tersebut. Dalam hati Rinjani berjanji, akan membesarkan anaknya dengan semangat. Meskipun tanpa didampingi seorang suami. Selanjutnya, Lidya dan yang lainnya membagikan tas berisikan makanan, minuman dan kue-kue pada hadirin. Sementara para tamu penting dipersilakan untuk menyicipi hidangan di meja prasmanan, yang disiapkan di ruang makan. Dylan berpindah tangan dari satu orang ke orang lainnya. Walaupun tidak mengenali siapa saja yang tengah mengasuhnya, bayi berbaju biru tua itu tetap tenang dan lebih sering tidur. "Gimana kondisimu, Rin?" tany

    Last Updated : 2025-02-28

Latest chapter

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 73 - Tamat

    73Minggu pagi menjelang dengan kecepatan maksimal. Keluarga Daharyadika datang dari Bogor. Mereka hendak mengantarkan Sebastian dan Rinjani ke bandara, nanti jam 2 siang. Tidak berselang lama, Ardiatma datang bersama istri dan kedua anaknya. Mereka bergabung dengan keluarga Basman, dan berbincang dengan akrab.Kala Dylan mendatangi kumpulan itu dengan dituntun Latifah, Ardiatma menggendong lelaki kecil dan mendekapnya erat. "Akhir tahun nanti, Papa mau jenguk kalian di sana," tutur Ardiatma sembari memamgku cucunya. "Kami pulang, Pa. Mau menghadiri acara pernikahan Tia dan Said," jelas Sebastian. "Kapan nikahannya?" "Tanggalnya belum pasti, sih. Tapi, akhir bulan Desember." "Setelahnya berarti." Ardiatma memandangi besannya di kursi seberang. "Kita berangkat sama-sama, Bas," ajaknya. "Boleh. Saya memang berencana ke sana. Ingin tahu, musim dingin itu seperti apa," terang Basman. "Siapa saja yang ikut, Pak? Nanti aku minta pengawalan dari Wirya," cakap Sebastian. "Bapak sama

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 72

    72Hari terakhir di Jakarta, digunakan Sebastian untuk mendatangi keluarga Baltissen di kediamannya. Gustavo dan Ira menyambut kedatangan Sebastian dan Rinjani serta Dylan, dengan sangat hangat. Begitu pula dengan Edmundo, Ayah Gustavo, serta Miranda, Adik bungsu Alvaro dan Hugo. Mereka berbincang sembari sekali-sekali tertawa. Suasana bertambah ramai, kala Alvaro datang bersama Arjuna, dan kedua ajudan muda. Sang komisaris 4 PBK itu menelepon rekan-rekannya, lalu mereka berjanji temu di rumah Sultan, karena Sebastian juga hendak ke sana untuk berpamitan. Puluhan menit kemudian, tiga mobil mewah keluar dari kediaman Gustavo. Para sopir melajukan kendaraan dengan kecepatan sedang, menuju kawasan Kalibata. "Pada heboh mau nyusul, Var," cakap Sebastian sambil membaca pesan-pesan di grup 777. Dia menumpang di mobil itu, sedangkan Rinjani dan Dylan ikut di mobil Gustavo. "Siapa aja? Aku mau ngabarin May, supaya nyiapin suguhan," balas Alvaro sembari terus mengemudi. "Orang-orang PBK,

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 71 - pelepasan

    71Jumat siang menjelang sore, ruang rapat terbesar di gedung kantor PG, dipenuhi ratusan orang. Para bos PG, PC dan PCD, datang bersama istri serta asisten masing-masing. Mereka duduk rapi di tempat yang telah disediakan, sambil menunggu komisaris utama tiba. Tidak berselang lama Tio memasuki ruangan bersama keempat direktur, para manajer, dan dua komisaris besar, yakni Sultan dan Gustavo. Ajudan Tio mempersilakan orang-orang tersebut menempati deretan kursi terdepan. Sementara Tio meneruskan langkah menuju podium. Acara dimulai Tio dengan sapaan salam, yang dijawab hadirin dengan hal serupa. Selama beberapa menit berikutnya, Tio menuturkan tentang berbagai proyek yang digagas PG, dan diserahkan pengelolaannya pada anggota PC serta PCD. Setelahnya, Tio memanggil belasan pria yang akan berangkat menuju Kanada, pada dua hari mendatang. Sebastian yang menjadi ketua proyek, diminta Tio untuk memberikan kalimat perpisahan. Pria bermata tajam itu memandangi orang-orang di barisan terd

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 70

    70Jalinan waktu terus berjalan. Detik-detik keberangkatan ke Kanada, kian dekat. Sebastian dan Rinjani mengebut semua pekerjaan mereka, agar selesai tepat di hari terakhir bulan Agustus. Selama 10 hari berikutnya, pasangan tersebut mengunjungi orang tua dan para kerabat mereka, secara bergantian. Selain itu, mereka juga lebih sering menghabiskan waktu bersama para sahabat. Beberapa hari sebelum berangkat, Mirna dan suaminya mendatangi Rinjani di kediamannya. Mirna menerangkan kondisi kesehatan Anton yang kian memburuk. Rinjani terkejut kala Mirna kembali menyampaikan permintaan Anton, untuk bertemu dengan Rinjani dan Dylan. Perempuan bermata besar itu meminta waktu untuk berpikir, dan hendak berdiskusi dengan suaminya terlebih dahulu. Sebastian tiba di rumah, beberapa saat sebelum azan magrib berkumandang. Rinjani bersikap biasa saja. Dia menunggu Sebastian sudah hilang lelahnya, baru Rinjani akan menceritakan peristiwa tadi siang. Malam kian larut. Suasana kediaman Sebastian te

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 69

    69 *Grup 777*Zulfi : Kalian sudah otw, Gaes? Alvaro : Aku sudah nyampe depan blok rumah Pak Erick.Yanuar : Aku numpang di mobil Bang bule. Benigno : Kirain aku, doang, yang belum nyampe. Tahunya, banyak. Heru : Kejebak macet ini. Ada tabrakan tunggal di depan. Hadrian : Mobilku kejepit di tengah-tengah. Aku mau pindah ke mobil Mas Ivan aja. Ivan : Aku tunggu depan kantor X, @Ian. Baskara : Untung aku sudah jalan duluan bareng Tio. David : Aku terpaksa mutar lewat jalur alternatif. Trevor : Saya juga mau mutar. Bakal lama ini macetnya. Zainal : Aku titip anak-anak. Pada rewel mereka. Ada yang bisa ditumpangi? Damsaz : Mobilku kosong, @Bang Zainal. Zainal : Posisi, @Damsaz? Damsaz : Baru keluar gerbang utama. Zainal : Oke, tunggu di situ. Triska sama kiddos naik ojek ke sana. Brayden : Aku susul pakai motor aja, @Zainal. Zainal : Boleh, @Mas Brayden. Triska sudah nyeberang. Ngadem di depan mini market. Brayden : Oke, tunggu 5 menit. Aku ngebut.Lainufar : Ada lagi yan

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 68

    68Beberapa hari terlewati. Sore itu, Keisha mendatangi kediaman Sebastian bersama dengan Willy. Perempuan berbaju oren itu, terkejut melihat Aline juga tengah berada di sana. Rinjani menyambut kedua tamunya dengan ramah. Dia mempersilakan Keisha dan Willy duduk di kursi seberang meja. Sementara Rinjani menempati sofa panjang. Tidak berselang lama, Sebastian muncul bersama Urfan. Rinjani menyalami suaminya dengan takzim, sedangkan Dylan berteriak memanggil sang papa yang langsung mendatanginya. Sebastian menggendong lelaki kecil berbaju merah, kemudian dia duduk di sebelah kanan Rinjani. Keisha mengamati Dylan dengan saksama. Dia kaget saat bayi berusia 7 bulan lebih itu mengulurkan tangan kiri, seolah-olah hendak menggapainya. Keisha maju untuk memegangi Dylan. Perempuan tersebut segera mengambil alih sang bayi dari gendongan papanya. "Dylan tertarik dengan bros di bajumu," tutur Rinjani. Keisha menunduk. "Mau, Dylan?" tanyanya yang dibalas ocehan sang bayi. "Jangan, Kei. Semu

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 67

    67Jalinan waktu terus bergulir. Minggu berganti dengan kecepatan maksimal. Sabtu sore, Keisha kembali menghubungi orang yang diyakini sebagai anggota komplotan pencuri. Keisha telah dibelikan ponsel baru oleh Sebastian. Selain itu, pria bermata tajam tersebut juga sudah memberikan uang senilai 100 juta, untuk biaya hidup Keisha selama beberapa bulan ke depan. Sebastian sengaja tidak memberikan banyak uang, karena dia tahu jika Keisha pemboros. Sebastian juga sudah menegaskan, bila hanya itu yang bisa diberikannya pada Keisha, dan tidak akan ditambah lagi. Detik terjalin menjadi menit. Tepat pukul 7, pintu kamar hotel tempat Keisha menginap sejak tadi sore, diketuk dari luar. Perempuan yang menggunakan wig, bergegas membuka pintu. Dia tidak langsung mempersilakan tamunya masuk, melainkan mengamati pria berkemeja marun pas badan, yang tengah menjinjing tas travel hitam. "Siapa namamu?" tanya Keisha, dengan berlakon sebagai orang luar negeri. "Sammy," jawab pria bercelana jin keta

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 66

    66Rinjani membulatkan mata, sesaat setelah Sebastian menuturkan tentang peristiwa buruk yang menimpa Keisha kemarin malam. Rinjani sempat terperangah, sebelum mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Sebastian memijat pangkal hidung. Dia tidak bisa lepas tangan, karena merasa jika dirinya harus bertanggung jawab atas kehidupan Keisha. Selama perempuan tersebut belum menikah kembali. Rinjani mengamati suaminya yang terlihat gundah. Meskipun sedikit cemburu, karena Sebastian masih memikirkan nasib Keisha, tetapi Rinjani segera mengenyahkan kecemburuan itu dari hatinya. Rinjani memahami tanggung jawab Sebastian pada mantan istrinya. Perempuan berambut panjang tersebut menguatkan hati, untuk terus mendukung niat baik Sebastian pada Keisha. Perempuan berbaju sage, menggeser badannya mendekati Sebastian. Rinjani mengangkat tangan kanan dan memijat kepala suaminya dengan pelan. "Mas, kalau aku boleh saran. Lebih baik, kasih separuh uang penjualan rumah di Lebak Bulus, buat Keisha," tutur Rinj

  • Kau Curi Istriku Kunikahi Mantanmu    Bab 65

    65"Ehh, mau ke mana?" tanya Sebastian, kala istrinya hendak beranjak. "Ke sebelah," jawab Rinjani. "Di sini aja. Temani aku." Sebastian mendatangi perempuan bergaun abu-abu dan memeluk pinggang Rinjani. "Sebentar, doang, Mas. Cuma mau mastiin mereka nyaman." "Enggak percaya. Ujung-ujungnya kamu pasti ngobrol sama Teh Lidya dan ketiga sahabatmu." Rinjani menyunggingkan senyuman. "Ketahuan, deh." "Untuk saat ini, cukup hanya kita aja. Yang lain bisa mengurus diri masing-masing." Rinjani mengangkat alisnya. "Enggak bisa begitu. Mereka tamu, dan kita harus berlaku sebagai tuan rumah yang baik." "Telepon Wati dan kasih instruksi buat ngapain." "Dia pasti capek, Mas. Dari kemaren sibuk sama Ida dan panitia lainnya." Sebastian mendengkus. "Ya, udah, tapi jangan lama-lama ke sananya." "Oke." "Balik ke sini, bawakan aku salad buah." Rinjani mengangguk mengiakan. Kemudian dia mengecup kedia pipi suaminya, lalu melepaskan diri. Rinjani melenggang keluar kamar, sembari menutup pintu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status