#Sequel cerita Jerk Husband# Bagaimana jadinya, jika dosen pengganti di kampusmu, adalah pria yang membuatmu harus kehilangan masa depan sebagai seorang remaja yang bebas? Angelina, harus menerima permainan takdir yang mempertemukannya kembali dengan Jim Luxander Mitchael bahkan setelah 6 tahun berlalu. Pria sombong, arogan dan luar biasa berengsek itu tiba-tiba muncul di depannya sebagai dosen pengganti dan sungguh membuatnya tak bisa berkutik. Angel, menyimpan sebuah rahasia besar. Rahasia yang pada saatnya nanti akan membuat Jim bertekuk lutut tanpa berani mendongkrak arogansinya lagi.
View More“Jadi, ada masalah apa? Kau bisa mengatakannya sekarang,” ucap Angel sambil mengunyah steik yang dipesannya. Saat ini, mereka sudah berada di kantin universitas. “Kau sadar tidak, jika kau itu tidak kembali ke kelas, saat dosen baru kita--?” “Masuk ke kelas kemudian memperkenalkan dirinya?” potong Angel dengan cepat sehingga membuat Levy menganggukkan kepala dengan wajah seriusnya. “100% persen sadar, Levy. Aku masih terlalu muda untuk kehilangan fungsi ingatanku.” "Lalu kenapa kau tidak muncul? Apa kau tahu akibat dari kecerobohanmu tadi?” “Apa?” “Kursimu dosen itu pindahkan ke ...,” Levy menjeda kalimatnya. Matanya melirik ke kanan kiri, memastikan jika tidak ada penguping di dekat sini. Bagaimana pun, dosen baru itu sudah pasti berhasil mencuri perhatian beberapa mahasiswi. “Ke lapangan basket, Angel." “Whatt the--?!” Angel tersentak luar biasa sampai-sampai pekikannya membuat beberapa mahasiswa menoleh ke arahnya. “kau serius?" Levy mengangguk dengan wajah mengerucu
Jim menatap lurus ke depan. Tak peduli dengan kehebohan mahasiswi yang terjadi di sepanjang dia melangkahkan kaki melewati koridor universitas yang terkenal di negeri dengan julukan The Smoke ini. Dia baru masuk universitas sekali, dan siswi menyebalkan yang berani meninggalkan kelasnya, sudah membuatnya menjadi bahan tontonan publik. Bagaimana tidak? Layaknya seperti pria kurang kerjaan, saat ini dia tengah menarik kursi mahasiwi itu ke tengah lapangan basket yang sialnya berada di lantai bawah. Belum kesialan baru di mana dia mendapati jika lift tidak bisa digunakan. Akhirnya, mau tidak mau dia harus melewati tangga darurat dengan raut wajah kesal menahan marah. Rasanya, ingin sekali dia menyantap mahasiswi itu mentah-mentah. "Benar-benar hari yang menyebalkan." Jim menghela napasnya kasar. Salahnya juga kenapa harus merepotkan dirinya dengan hal tak penting ini. Akan tetapi, demi menjaga kedisiplinan serta predikat dosen killer yang harus dia dapatkan selama beberapa bulan
Perancis, 2 tahun yang lalu. Seorang pria dengan setelan jas mahalnya membuka kaca mobil yang berada di sampingnya kemudian melarikan tatapannya ke luar jendela. Tidak banyak perubahan yang terjadi di sana. Semuanya masih sama seperti yang terekam di memori masa kecilnya. Kedatangannya ke negara itu lagi, adalah demi menemui seseorang yang harus dia beri pelajaran karena sudah melakukan kesalahan fatal. Sudah beberapa bulan berlalu, dan duka itu semakin membuat rasa penyesalan tentang ke tidak becusan nya sebagai seorang kakak, terlampau di coret oleh arang hitam. Ya, dia adalah Davio William Alucard. Pembawaannya yang dingin dan tak tersentuh, membuatnya nyaris sempurna kala menuruni sikap tiga pria penguasa melegenda di keluarganya. Alexander, yang arogan dengan julukan king Devil. Maxime, yang dingin penyandang gelar The King Of London, dan ayah Dave sendiri. Peter Scott, yang tak tersentuh sebagai pemegang Thrones tertinggi, The King Of The World yang disegani. Seda
Jim terbangun dengan napas memburu. Buliran keringat terlihat berbintik di sekitar dahi serta ujung hidungnya. Tangannya yang juga basah oleh keringat dingin pun meraba tempat di sampingnya yang sudah kosong tanpa penghuni. Sial! Bagaimana bisa dia seberengsek ini? Apa yang akan terjadi, jika keluarga besarnya mengetahui perbuatan bejatnya kepada Angel nanti? Jim mengusap wajahnya kasar. Dia ingat benar apa saja yang sudah terjadi di kamar ini dan dia pun lekas bangkit dari tempat tidur dengan kondisi tubuh setengah dingin. Dia harus membersihkan diri dan lekas mencari Angel yang sudah dia ... tiduri. *** “Jim! Kau sudah bangun?” Bianca Lee. Wanita paling populer di sekolah yang selama beberapa bulan terakhir menjadi kekasih Jim, datang menemui hanya dengan memakai jubah mandi. Tinggi jubah itu hanya sebatas paha dan begitu saja gadis itu mencuri perhatian. "Kemana kau semalam? Aku mencarimu ke semua tempat tetapi kau menghilang." Gerutuan Bianca, membuat Jim tersenyum se
"Angel! Kenapa bisa telat sih!?” Wanita berambut panjang nan bergelombang yang terburu duduk dengan napas terputus-putus itu hanya nyengir kuda sembari mengipas wajahnya yang kepanasan. Berlarian dari gerbang menuju kelasnya bukan perkara mudah. Letaknya lumayan berjauhan apalagi dia harus naik tangga karena lift sedang bermasalah. “Sorry, Levy. Ada insiden kecil tadi,” jawabnya sembari menarik napas kasar. Gerak bola matanya yang indah, terpaksa melihat tugas kuliah yang sedang Levy pegang. “Pak Marko memberikan tugas lagi?” desahnya dengan wajah putus asa. Hidup sebagai mahasiswi di tengah kesibukan yang menerpa tentulah tidak mudah. Tuk!Levy mengetuk kening Angel yang sedikit basah oleh bintik keringat. “Jangan bilang kau lupa jika hari ini kita ada kuis, Angelina.” “Astaga ya Tuhan ...,” Angel menelungkupkan wajahnya ke meja. Kerucutkan bibir yang selalu Angel tunjukkan saat putus asa pun terlihat. “Nah, kan ... Aku sudah hafal sama penyakit kronismu yang bernama lupa itu
"Angel! Kenapa bisa telat sih!?” Wanita berambut panjang nan bergelombang yang terburu duduk dengan napas terputus-putus itu hanya nyengir kuda sembari mengipas wajahnya yang kepanasan. Berlarian dari gerbang menuju kelasnya bukan perkara mudah. Letaknya lumayan berjauhan apalagi dia harus naik tangga karena lift sedang bermasalah. “Sorry, Levy. Ada insiden kecil tadi,” jawabnya sembari menarik napas kasar. Gerak bola matanya yang indah, terpaksa melihat tugas kuliah yang sedang Levy pegang. “Pak Marko memberikan tugas lagi?” desahnya dengan wajah putus asa. Hidup sebagai mahasiswi di tengah kesibukan yang menerpa tentulah tidak mudah. Tuk!Levy mengetuk kening Angel yang sedikit basah oleh bintik keringat. “Jangan bilang kau lupa jika hari ini kita ada kuis, Angelina.” “Astaga ya Tuhan ...,” Angel menelungkupkan wajahnya ke meja. Kerucutkan bibir yang selalu Angel tunjukkan saat putus asa pun terlihat. “Nah, kan ... Aku sudah hafal sama penyakit kronismu yang bernama lupa itu...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments