Share

Bab 9

Author: Musim Gugur
Sonia tanpa sadar ingin menyembunyikan tangannya ke balik punggungnya. Akan tetapi menyadari gerakan tersebut terlalu mencurigakan sehingga dia berusaha tidak membuat respons berlebihan apa pun.

Dalam permainan tadi dia baru saja meledakkan Tandy dan dirinya sendiri juga telah mati di bunuh lawan. Bocah lelaki itu menahan dirinya untuk tidak menendang Sonia saat ini juga. Padahal tadi perempuan itu berjanji mau bilang pada Pamannya dan membantunya.

“Om, tugasku sudah selesai!”

Reza terlihat sedikit terkejut ketika mendengar ucapan keponakannya itu. Dia melirik wajah Sonia kemudian berjalan ke arah meja belajar dan berkata, “Coba Om lihat!”

Tandy memberikan buku tugasnya pada Reza dan ternyata memang sudah selesai dan juga telah diperiksa. Bagian yang salah sudah diperbaiki bahkan ada beberapa penjelasan penyelesaian dari tugas tersebut.

Lelaki itu semakin merasa aneh. Dia menoleh dan melihat Sonia yang juga tengah menatapnya dengan matanya yang polos dan jernih. “Aku janji pada Tandy untuk bermain bersamanya kalau dia menyelesaikan tugasnya.”

Reza mengangkat ujung bibirnya ke atas dan membentuk seulas senyum. Dia meletakkan buku tugas Tandy dan berkata, “Bagus, lanjutkan saja permainanmu.”

Setelah itu dia berbalik pergi dari kamar. Sonia hanya diam sambil diam-diam menghela napas lega. Selalu ada sebersit perasaan aneh ketika dia bertatapan dengan Reza.

“Kok takut sekali sama Om aku?” tanya Tandy sambil menahan tawanya.

“Memangnya kamu nggak takut?” tanya Sonia balik.

Tandy mengangkat alisnya dan berkata, “Kalau Om sudah marah besar, dia bisa memukulku tapi nggak mungkin memukul kamu. Kenapa kamu takut?”

“Aku ….” Sonia terdiam dan bergumam, “Siapa yang bilang aku takut dengan dia?”

Bocah itu meliriknya dan mencibir. Sonia mengambil ponselnya dengan kesal dan berkata, “Jangan bahas Om kamu lagi! Lanjutkan permainannya!”

“Kalau kamu berani meledakkan aku lagi, aku akan menghancurkan kamu juga!” kata Tandy sambil membuka tabnya.

“Nggak, nggak,” sahut Sonia sambil nyengir lebar.

Saat Sonia kembali, dia tidak melihat sosok Reza di sana. Dia tetap pulang diantar oleh supir lelaki itu. Perasaannya mendadak merasa jauh lebih senang ketika meninggalkan vila tersebut. Ada beberapa orang yang tidak perlu bertemu, tetapi berada di ruangan yang sama saja akan merasa tertekan.

Dari pagi hingga siang, Reza tidak keluar rumah sama sekali. Meja makan yang besar tersebut sudah dipenuhi oleh berbagai masakan yang lezat dan hanya akan dihabiskan oleh Reza dan Tandy saja. Reza memilih untuk minum satu mangkuk kuah terlebih dahulu dan membuka obrolan pada keponakan yang ada di depannya,

“Gimana guru baru yang ini?”

“Lumayan,” jawab Tandy sambil mengangguk.

“Karena dia menemanimu bermain?” tanya Reza dengan nada miring.

“Orang yang bersedia menemaniku bermain cukup banyak, tapi aku nggak pernah bilang orang-orang itu lumayan,” jawab Tandy dengan nada serius.

“Aku hanya kasihan saja sama dia,” lanjut bocah itu.

“Kenapa dia kasihan?” tanya Reza dengan nada malas-malasan.

“Dari kecil dia sudah nggak ada orang tua dan hanya ada satu kakek yang sedang sakit,” sahut Tandy dengan alis tertaut.

“Dia yang bilang denganmu?” tanya Reza.

“Iya!”

“Kamu juga nggak boleh membiarkan dia karena alasan kasihan. Om mencari guru, bukan berbuat amal,” kata lelaki itu dengan nada datar.

Tandy berpikir sesaat dan berkata lagi, “Juga bukan karena alasan kasihan saja. Yang penting apa yang dia jelaskan, aku bisa mengerti.”

“Ok, kalau begitu maka kita tetap menggunakan dia saja,” sahut Reza lagi.

Bocah lelaki itu mengangguk menyetujui. Setidaknya perempuan itu memiliki kemampuan mengajar Tandy diluar alasan kasihan atau tidak.

Sonia kembali dengan menggunakan mobil milik keluarga Herdian. Dia turun di depan gerbang kampus dan lanjut pulang ke rumahnya dengan menggunakan angkutan umum. Bus melaju dan mulai masuk ke daerah jalanan yang lebih luas dengan kedua sisi jalan yang dipenuhi pohon rimbun dan taman hutan yang begitu luas.

Dari kejauhan juga terlihat danau terkenal Kota Jembara dan perbukitan yang ada di seberang danau. Vila-vila mahal tersembunyi di antara pepohonan yang rimbun dengan pemandangan indah dan udara yang segar. Dibandingkan dengan pusat kota yang ramai dan berisik, tempat ini sungguh bagaikan surga.

Saat Sonia hendak mengambil mobil, seorang karyawan toko bernama Kelly memanggilnya, “Sonia, masuk dulu dan duduk sebentar!”

“Ok!” sahut Sonia.

Tidak banyak pelanggan yang ada di dalam toko. Ada beberapa orang yang duduk berkelompok di sudut meja. Kelly menarik tangan Sonia untuk duduk di kursi yang berada di samping jendela.

“Tunggu sebentar!”

Di atas meja ada terdapat satu buah vas bunga kaca yang berbentuk bunga yang tengah mekar. Terlihat cocok sekali dengan cuaca hari ini yang sangat cerah. Kelly datang kembali sambil membawa sebuah nampan yang di atasnya terdapat beberapa makanan ringan.

Sebuah puding berwarna kuning, mousse chocolate, dan segelas susu vanila dingin. Mata Sonia berbinar  cerah karena semua makanan tersebut adalah makanan kesukaannya.

“Makanlah, semua ini untukmu.”

Kelly memiliki wajah bulat dan mata yang besar dengan mengenakan kacamata. Saat tersenyum, kedua pipinya akan menunjukkan lesung pipi yang cukup dalam dan terlihat imut. Sonia mengangkat piring pudingnya dan mulai melahap puding lezat tersebut.

Sonia pasti akan menitipkan motor listrik miliknya di toko perempuan itu. Lambat laun, keduanya mulai berteman akrab karena sering sekali bertemu.

“Sonia, liburan tahun ini kamu sudah boleh magang, bukan? Sudah kepikiran mau kerja apa?” tanya Kelly.

Perempuan itu memegang garpu kecil sambil menggeleng dan berkata, “Masih belum kepikiran.”

“Kamu ada cita-cita mau kerja apa nggak? Atau mimpi lain?”

Sonia berpikir sesaat, kemudian dengan raut wajah serius dia berkata, “Aku ingin membeli Green Garden.”

Dia sangat menyukai Green Garden, tetapi tempat itu bukan miliknya. Setelah dirinya cerai dengan Reza, maka Sonia harus rela pindah dari sana.

Mendengar kalimatnya membuat Kelly mengetuk meja dan berkata, “Boleh nggak yang lebih realistis?”

Sonia memilih diam dan menghabiskan pudingnya serta kue yang ada di depannya.

“Oh iya, selama kamu di Green Garden, kamu pernah ketemu dengan Reza, nggak?” tanya Kelly ingin tahu. Kelly selalu mengira Sonia bekerja di Green Garden untuk mencari uang membayar uang kuliah.

“Nggak pernah,” jawab Sonia.

“Oh!” Kelly menyangga dagunya dengan kedua telapak tangannya sambil berkata, “Sayang sekali.”

Jurusan yang diambil oleh Kelly adalah bidang arsitektur. Usut punya usut, vila Green Garden dirancang sendiri oleh Reza. Dia sangat mengagumi sosok lelaki itu.

Keduanya berbincang sesaat, setelah itu Sonia bangkit untuk pulang. Kelly juga memberikan sebuah kue lagi untuk perempuan itu bawa pulang. Sonia pulang dengan motor listriknya menuju ke arah Green Garden.

Green Garden merupakan daerah pegunungan milik pribadi yang sepanjang sisi jalannya dipenuhi pohon pinus yang menjulang tinggi dan menutupi matahari. Saat memasuki jalanan hijau, rasa terik akan hilang dan digantikan dengan kesejukan.

Vilanya terletak di pertengahan gunung. Sebuah gerbang besi akan otomatis terbuka ketika motor listrik Sonia tiba di depannya. Di dalam vila terdapat padang rumput yang luas dan rapi. Selain itu terdapat rumah kaca dan pepohonan indah. Di sisi kanan jalan merupakan area rumah utama dengan desain yang bergaya barat.

Dari jendela besar, bisa terlihat sosok Bibo yang tengah berbaring di lantai. Melihat dirinya yang masuk ke rumah membuat Bibo langsung melompat dan berlari ke arahnya. Sonia berjongkok dan memeluk tubuh gempal Bibo.

Teringat bahwa anjing peliharaan Reza yang sekarang membuat Sonia merasa iba dan tidak tega. Dia menepuk kue yang ada di tangannya sambil berkata, “Nanti aku bagi kamu setengah.”

Bibo terlihat semakin bahagia dan sibuk mengitari tubuh Sonia.

Saat masuk ke rumah, Bibo sudah membawa kain lap lembut dan menunggu perempuan itu mengganti sandal rumahnya.

“Kenapa hari ini kamu pintar sekali?” tanya Sonia sambil tersenyum lebar.

Bi Rati keluar dan menerima kue yang dibawa oleh Sonia tadi sambil berkata, “Kalau nyonya mau makan kue, tinggal bilang sama saya saja. Yang di luar sana nggak bagus.”

“Ini Kelly yang kasih,” jelas Sonia. Bi Rati memang gemar sekali membuatkan berbagai jenis makanan untuk dirinya dan tidak suka jika dia beli dari luar.

Bi Rati mengangguk ketika mendengar nama Kelly karena dia mengenali perempuan itu. Dia tertawa kecil dan berkata, “Kalau gitu besok saya minta Pak Yanto bawakan buah-buahan segar untuk Kelly.”

“Bi Rati atur saja,” sahut Sonia sambil tersenyum. Setelah itu dia membawa Bibo naik ke lantai dua.

Setelah selesai mandi, dia memutuskan makan kue bersamaan dengan Bibo. Mendadak ada telepon yang masuk ke ponselnya. Sonia meliriknya sekilas, kemudian menerima panggilan tersebut.

“Lagi ngapain?” tanya lelaki yang memiliki suara memikat tersebut. Terdengar senyuman dari nada bicara lelaki tersebut。

“Lagi makan,”  jawab Sonia sambil menjilati bekas kue yang ada di jarinya.

“Nyonya ketiga dari keluarga Fortuna hari ini telepon dan bilang mau King yang merancang kalung giok. Dia buka harga 200 miliar untuk sketsa rancangan saja.”

Alis Sonia terangkat ke atas dan berkata, “Keluarga Fiona? Kenapa kali ini dia berani sekali buka harga?”

Nyonya ketiga yang dimaksud tersebut merupakan pelanggan VIP dari GK Jewelry. Perempuan itu merupakan seorang model sedari lahir. Meski dia menikah dengan keluarga kaya, sifatnya terkesan sedikit pelit.

Perempuan itu membeli perhiasan dua puluh juta, tetapi meributkan masalah bungkusan yang harganya hanya dua ratus ribu dengan karyawan toko. Kenapa sifatnya mendadak berubah?

“Bulan depan nyonya besar Fortuna akan merayakan ulang tahun yang ke-80. Nggak lama lagi akan tiba saatnya pembagian harta. Nyonya ketiga ingin mendapatkan lebih banyak, makanya dia berusaha keras mengambil hati nyonya besar. Kamu ada waktu, nggak? Mau terima tawarannya?”

“Terima! Ada uang kenapa nggak diterima? Waktu satu bulan sudah cukup,” jawab Sonia sambil tertawa kecil.

“Ok, kalau gitu aku akan kabarin dia besok. Kamu kapan datang ke kantor?” tanya Juno.

Sonia memutar bola matanya dan menjawab, “Akhir pekan nanti, tergantung waktu.”

“Ok, kutunggu!”

 
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Lin Lintarti
ceritanya bagusss bgt.....kok gak ada yg komen
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 10

    Pukul sepuluh malam hari, Tasya sudah tiba di rumahnya dan melihat sosok Reza yang duduk di sofa. Dia memutar bola matanya dan memberi kode melalui pandangan mata pada pelayannya yang tiba-tiba buru-buru naik ke lantai atas.“Sini!” Lelaki itu bersandar pada punggung sofa dengan sebelah tangannya yang memegang sebuah buku. Detik selanjutnya Tasya tahu dia sudah tidak bisa menutupinya lagi. Lebih baik dia bersikap pura-pura tenang dan berjalan ke arah lelaki itu sambil bertanya,“Om, kok belum tidur?”Reza meliriknya dan berkata, “Pantasan begitu buru-buru mau cari guru les. Ternyata kamu ingin pergi berkencan? Sudah ada pacar?”“Nggak!” sahut Tasya sambil menggelengkan kepalanya kuat-kuat.“Aku hanya jalan sama temanku.”“Pacarmu itu teman kampus?” tanya Reza lagi dengan nada suara lebih berat.Perempuan itu tahu kalau dia tidak bisa membohongi pamannya yang cerdik ini. Dia duduk di hadapan Reza dan berkata jujur,“Iya, aku memang sudah ada pacar. Aku juga tahu kalau keluarga kita sedi

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 11

    Dosen pelajaran bahasa asing kali ini berasal dari luar negeri dengan wajah yang tampan. Chenny kerap bilang padanya kalau dosennya yang ini merupakan sosok idamannya yang sempurna.Saat masuk ke dalam kelas, banyak mata yang memandang Sonia. Sepertinya mereka semua sudah melihat atau mendengar apa yang baru saja terjadi di lantai bawah. Tatapan semua orang terlihat ada yang kagum, menertawakan bahkan ada yang meremehkan sikap Sonia.Tidak ada perubahan ekspresi yang berarti di wajah perempuan itu. Dia dan Chenny memilih tempat duduk dan mengeluarkan peralatan kuliahnya sambil fokus mendengarkan pelajaran.Setelah jam kuliah tersebut telah selesai, Chenny memanfaatkan kesempatan untuk bertanya pada sang dosen agar bisa mendekatkan dirinya dengan lelaki itu. Sedangkan Sonia hanya duduk di tempatnya sambil menunggu perempuan itu.Sekitar sepuluh menit kemudian, tidak ada tanda-tanda Chenny yang akan menyudahi kegiatannya. Sonia memutuskan untuk berdiri dan pergi ke toilet dulu. Ketika di

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 12

    Chenny menunggu Sonia di lantai bawah ruangan Santo. Melihat perempuan itu keluar, dia langsung bergegas menghampirinya dan bertanya, “Gimana? Petugas konseling ada bilang mau menghukum kamu, nggak?”Sonia yang mengenakan tas sandang hanya memegang dua tali tas yang menggantung di samping tubuhnya sambil menjawab dengan nada santai, “Kenapa harus menghukumku? Aku hanya sedang melindungi diri!”Chenny menatapnya dengan tidak percaya dan berkata, “Melia patah tulang dan papanya datang dengan emosi yang begitu membludak. Memangnya dia bisa diam saja?”“Pokoknya sudah beres!” sahut Sonia sambil tertawa lebar.Walaupun Chenny masih merasa ragu dan curiga, dia juga merasa lega. Perempuan itu mengikuti langkah Sonia keluar dari area universitas sambil berceloteh ria.“Salah aku juga, coba kalau aku nggak nempelin pangeranku, kita sudah balik dari tadi! Nggak akan ada kejadian seperti ini.”Dengan santai Sonia berkata, “Melia sudah mempersiapkan semuanya. Siapa tahu dia menungguku di suatu tem

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 13

    Akhirnya Sonia tahu alasan dibalik berhentinya para guru les bocah lelaki itu. Anak keluarga orang kaya tidak bisa diajar dengan menggunakan kekerasan. Jika dengan ucapan nasihat, maka mereka akan protes kita cerewet. Kalau membujuknya dengan ucapan manis, maka akan dikatakan kekanakan. Rasa tidak berdaya seperti itu membuat siapa pun akan menyerah.Sonia bangkit dan melihat anak panah yang tergeletak di atas meja. Dia melirik papan panah kemudian melayangkan anak panah dalam satu gerakan dan mendarat tepat di bagian tengah!Ketika anak panah ketiga masih mengenai bagian tengah papan panah, Tandy mengangkat wajahnya dan menatap dia dengan raut terkejut. Sonia mengambil anak panah dengan kedua tangannya, setelah itu dia melayangkan anak panah tanpa melihatnya di waktu yang bersamaan.Kedua anak panah tersebut melayang dengan kecepatan yang sama. Dua buah anak panah tersebut menjatuhkan anak panah yang sebelumnya tertancap dan menggantikannya berada di posisi bagian tengah papan.Tandy b

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 14

    ”Hmmm? Aku nggak ketawa,” ujar Sonia dengan ekspresi bingung.Reza mengangkat alisnya dan bertanya, “Kamu takut sekali denganku? Kamu itu temannya Tasya dan guru lesnya Tandy. Kamu boleh ikut mereka panggil aku Om. Biasanya aku selalu penuh toleransi terhadap orang yang menjadi juniorku.”Sonia semakin ingin terbahak, tetapi dia berusaha tetap bersikap tenang dan mengangguk berkata, “Ok.”Mata Reza menatap wajah perempuan di sampingnya sekilas, kemudian mengarah ke depan dan berkata lagi, “Lain kali kalau ketemu Hana lagi, kamu nggak perlu peduliin dia.”“Dia menutupi jalanku,” jawab Sonia membela diri.“Bukannya kamu pintar menendang orang?” balas Reza.Sonia mengangkat alisnya dan bertanya balik, “Hana juga boleh ditendang?”“Tentu saja! Kamu tendang saja sesuka hatimu, biar aku yang urus,” jawab Reza dengan nada datar.Kedua alis Sonia terangkat lagi ke atas. Kalimat tersebut menunjukkan sikap dan karakter lelaki itu dalam menyelesaikan sebuah masalah. Mungkin Reza menyadarinya dan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 15

    Suara lelaki itu terdengar sangat ringan dan juga hangat seperti mentari di musim semi. Terasa begitu sejuk dan juga nyaman. Sonia berbalik dan memandangi lelaki asing itu dengan tatapan tidak mengerti.Lelaki itu maju dua langkah sambil menatap Sonia. Sebersit sorot cahaya melintas di mata lelaki itu.“Meski nggak harus bayar dengan sesuatu yang berharga, setidaknya traktir makan juga nggak masalah, bukan?”Setelah mengatakan kalimat itu, dia mengulurkan tangannya dan berkata, “Kenalan dulu, namaku Melvin.”Sonia memandangi telapak tangan di hadapannya tanpa membalasnya, kemudian dia berbalik pergi begitu saja. Melvin melongo terkejut di tempatnya dan bergegas mengejar langkah perempuan itu.“Hei! Kamu nggak ngerti apa yang aku katakan?”Langkah Sonia berhenti dan menatapnya sambil menjawab, “Ngerti, tapi kamu nggak butuh traktiran aku. Tanpamu aku juga bisa membereskan masalah tadi seorang diri. Nggak perlu saling kenalan juga, aku harus segera masuk kelas.”Setelah mengatakan kalima

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 16

    Sonia berjalan lurus ke arah mobil Melvin. Akan tetapi dia tidak mengambil bunga-bunga mawar segar itu, melainkan langsung membuka pintu di posisi kemudi dan menekan tombol kunci. Setelah itu dia menghidupkan mesin dan melajukan mobil tersebut ke arah jalan raya.Gerakan tersebut membuat seluruh orang yang melihatnya tampak tercengang di tempat termasuk Melvin. Senyuman di wajah lelaki itu perlahan-lahan berubah kaku. Dia tidak menyangka bahwa Sonia tidak mengambil bunganya, tetapi dia membawa bunga beserta mobilnya juga.Saat ini dia berdiri di tengah kerumunan dengan tangan yang masih menggenggam satu tangkai bunga dan menjadi pusat perhatian semua orang. Wajahnya menggelap dan terlihat sangat emosi. Untuk sekarang dia ingin sekali mencekik leher Sonia hingga perempuan itu kehabisan napas.Sebenarnya orang seperti apa yang Hana minta dirinya taklukin? Pantas saja perempuan itu rela kehilangan uang ratusan triliun. Apakah Hana sengaja mempermainkan dirinya?Semua orang yang ada di san

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 17

    Keesokan harinya, Melvin sudah menebak waktu Sonia keluar dari toko mie. Dia memberikan kode pada beberapa orang anak buah yang ada di belakangnya dan memberikan perintah, “Lakukan dengan maksimal dan terlihat asli.”Beberapa anak buahnya yang sedang menyamar menjadi preman biasa tampak mengangguk mengerti dan berjalan menuju toko mie. Melvin bersandar pada tiang beton sambil merokok. Sekitar sepuluh menit kemudian, dia mematikan puntung rokoknya dan berjalan masuk dengan gerakan santai.Sekarang merupakan jam makan para mahasiswi kampus, oleh karena itu anak buahnya membawa Sonia ke tempat yang lebih terpencil. Setelah melewati beberapa tembok tinggi, suara ribut mereka nantinya akan tersamarkan.Melvin bisa membayangkan keadaan Sonia dengan baju yang berantakan dan tengah tergeletak tidak berdaya di tanah. Di saat perempuan itu tengah merasa putus asa, dia akan muncul bagaikan seorang pahlawan. Sonia akan memandangnya dengan mata berbinar dan penuh harus serta rasa terima kasih.Untu

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2008

    “Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2007

    Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2006

    Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2005

    Tadinya Sonia mengira, seiring berjalannya waktu, efek samping dari obat itu akan berkurang. Namun setelah dilihat sekarang, sepertinya tidak demikian.“Jangan! Aku yang menyebabkanmu menjadi seperti ini!” Terlintas rasa sakit hati dan bersalah di dalam mata Kase. Dia menatap Sonia dalam-dalam, lalu membuka pintu berjalan meninggalkan tempat.Setelah Kase pergi, Sonia kembali mengenang kembali mimpi semalam. Dia tetap saja tidak bisa kepikiran apa pun. Hanya saja, seharusnya Sonia telah mimpi semalam.Sampai saat ini, rasa gelisah dan sakit masih terbayang di dalam benak Sonia. Rasa pesimis yang tidak terdeskripsikan telah menguasai benaknya saat ini. Tiba-tiba Sonia kepikiran kenapa Rayden bisa melepaskannya dengan semudah ini? Apa benar hanya karena Kase dan Bondala? Apa Rayden masih sedang mengontrol dirinya?Sonia kembali berbaring di atas ranjang. Dia meringkuk, tidak bisa meluapkan rasa lara di hatinya. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya keluar dari perasaan ini? Dia hanya mer

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2004

    Sebentar lagi sudah subuh, Reza membuka ponselnya. Dia sedang melihat jam, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu membuka sistem yang terhubung dengan kalung Sonia. Suhu tubuh dan detak jantung Sonia tidak berada di kondisi normal.Kening Reza sedikit berkerut. Apa Sonia melepaskan kalungnya lagi?Sebelumnya Reza menyadari Sonia akan melepaskan kalung itu saat sedang tidur. Reza juga pernah mempertanyakan masalah itu. Sonia mengatakan tidaklah nyaman untuk mengenakan sesuatu di saat sedang tidur.Hanya saja, meski Sonia sedang tidur, Reza juga bisa merasakan detak jantungnya. Siapa suruh saat ini Sonia tidak berada di dalam pelukannya.Reza mengendus ringan. Setelah waktu menunjukkan pukul 12, dia mengirim pesan kepada Sonia.[ Istriku, selamat ulang tahun! ]…Keesokan harinya, sama seperti biasanya, saat hampir mendekati pukul sembilan pagi, Sonia dibangunkan oleh Kase.Kali ini, agak sulit untuk membangunkan Sonia daripada biasanya. Saat Sonia bangun, dia malah kelihatan linglung.“

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2003

    “Bondan!” balas Reza dengan suara datar, “Ada urusan?”“Iya, sudah terjadi sesuatu!” Bondan segera memberi tahu masalah Sonia dihujat kepada Reza. “Sekarang masalah ini sangat heboh. Keluarga Dikara sendiri yang merusak nama Sonia. Sekarang Sonia lagi dihujat habis-habisan sama warganet. Bahkan, Arkava Studio dan GK Jewelry juga terkena imbasnya.”Suara Reza bagai suara halilintar yang terdengar menggelegar. “Mereka memang cari mati!”“Kapan kalian kembalinya? Apa yang bisa aku lakukan untuk Sonia?” tanya Bondan, “Kak Jason lagi tidak di sini. Nona Ranty dan Matias juga belum kembali dari bulan madu. Keluarga Tamara memang pintar dalam mencari kesempatan.”Sepertinya anggota Keluarga Tamara yakin Sonia tidak akan menampakkan diri, itulah sebabnya mereka bisa bersikap semena-mena. Sekarang kondisi Sonia tidaklah bagus. Semua skandalnya tampaknya sudah memiliki bukti kuat. Bahkan jika suatu hari nanti dia kembali dan mencoba untuk menjelaskan, kemungkinan besar warganet juga tidak akan m

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2002

    Ketika melihat ayahnya juga melihat dengan penasaran, Cindy memutar bola matanya dan mendengus dingin. “Tebakanku!”“Kalau kamu bisa menghubungi Sonia, kamu telepon dia, suruh dia sementara ini untuk jangan kembali ke Jembara. Sembunyi di luar saja.” Hani menghela napas. Dia kelihatan sangat cemas. “Mengenai masalah kita, pasti kita akan ditekan oleh Keluarga Dikara dan juga Keluarga Tamara. Lebih baik kita banyak berdoa saja. Semoga Ayah tidak sadis memperlakukan kita seperti dia memperlakukan Sonia!”Ferdi berkata, “Jangan takut. Masih ada aku dan juga Kak Cindy!”Cindy berucap, “Ibu, kamu dan Ayah pasti mesti tetap berpihak sama Sonia. Kalian percaya sama aku. Keputusan kalian hari ini sudah benar.”Hani tahu Cindy sangat mengagumi Sonia, juga tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati. Dia berpikir sejenak, kemudian berkata, “Aku akan telepon Tuan Bondan untuk beri tahu masalah ini.”Harun berdiri. “Biar aku saja!”Setelah anggota Keluarga Tamara meninggalkan rumah Harun, dia segera

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2001

    Hani menatap putrinya sendiri dengan ekspresi serbasalah.Hani tahu dirinya tidak seharusnya bersikap seperti anggota Keluarga Dikara lainnya untuk menjebak Sonia. Namun, seandainya mereka tidak mengikuti perkataan Keluarga Tamara, kelak, tidak peduli di Kota Jembara maupun di Kota Kibau, mereka pun tidak memiliki tempat untuk berdiri lagi.Nama Sonia memang sangat terkenal di dalam negeri. Dia juga memiliki banyak koneksi dengan orang kaya, tetapi dia hanyalah seorang desainer yang tidak memiliki kekuasaan apa pun. Apalagi dengan kondisi sekarang, sepertinya akan sulit baginya untuk bisa bangkit dari dunia desainer.Jika ingin berpikir panjang, demi masa depan putra-putrinya, mereka terpaksa melakukan hal yang melawan hati nurani mereka. “Cindy, keluar!” ucap Harun dengan nada serius.“Nggak mau!” Cindy menggeleng sembari berlinangkan air mata. “Meskipun kalian nggak membantu Sonia, kalian juga jangan menambah masalah. Aku mohon sama kalian!”Saat ini, Ferdi juga membuka pintu ruanga

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2000

    Hani tersenyum dingin. “Ayah ingin bersikap tidak sungkan seperti bagaimana?”Nada bicara Tobias terdengar gusar. “Kalian akan segera tahu!”Panggilan diakhiri. Hani menatap Harun dengan tidak tenang. “Suamiku, apa kita sudah menyinggung Ayah? Apa akan terjadi sesuatu?”Harun berkata dengan serius, “Masalah sudah berkembang menjadi seperti ini. Terserah saja!”Hani duduk di bangku. “Kita bisa membantu Sonia untuk melakukan klarifikasi karena permintaan Bondan dan juga kasihan terhadap Sonia. Kenapa dia sial sekali? Malah bisa punya orang tua seperti Kak Hendri dan Kak Reviana!”Harun merenung sembari berkata, “Apa kamu tidak merasa masalah ini sangat aneh? Pertama-tama, ada yang mengekspos Sonia menerima sogokan, sengaja mengalah terhadap negara lain. Disusul, aib buruk King terbongkar. Setelah itu, Kak Hendri dan Kak Reviana segera mengunggah pernyataan. Kenapa semuanya seolah-olah sudah direncanakan saja? Menurutmu, kenapa mereka berbuat seperti ini?”Setelah mendengar ucapan Harun,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status