Share

Bab 9

Penulis: Musim Gugur
Sonia tanpa sadar ingin menyembunyikan tangannya ke balik punggungnya. Akan tetapi menyadari gerakan tersebut terlalu mencurigakan sehingga dia berusaha tidak membuat respons berlebihan apa pun.

Dalam permainan tadi dia baru saja meledakkan Tandy dan dirinya sendiri juga telah mati di bunuh lawan. Bocah lelaki itu menahan dirinya untuk tidak menendang Sonia saat ini juga. Padahal tadi perempuan itu berjanji mau bilang pada Pamannya dan membantunya.

“Om, tugasku sudah selesai!”

Reza terlihat sedikit terkejut ketika mendengar ucapan keponakannya itu. Dia melirik wajah Sonia kemudian berjalan ke arah meja belajar dan berkata, “Coba Om lihat!”

Tandy memberikan buku tugasnya pada Reza dan ternyata memang sudah selesai dan juga telah diperiksa. Bagian yang salah sudah diperbaiki bahkan ada beberapa penjelasan penyelesaian dari tugas tersebut.

Lelaki itu semakin merasa aneh. Dia menoleh dan melihat Sonia yang juga tengah menatapnya dengan matanya yang polos dan jernih. “Aku janji pada Tandy untuk bermain bersamanya kalau dia menyelesaikan tugasnya.”

Reza mengangkat ujung bibirnya ke atas dan membentuk seulas senyum. Dia meletakkan buku tugas Tandy dan berkata, “Bagus, lanjutkan saja permainanmu.”

Setelah itu dia berbalik pergi dari kamar. Sonia hanya diam sambil diam-diam menghela napas lega. Selalu ada sebersit perasaan aneh ketika dia bertatapan dengan Reza.

“Kok takut sekali sama Om aku?” tanya Tandy sambil menahan tawanya.

“Memangnya kamu nggak takut?” tanya Sonia balik.

Tandy mengangkat alisnya dan berkata, “Kalau Om sudah marah besar, dia bisa memukulku tapi nggak mungkin memukul kamu. Kenapa kamu takut?”

“Aku ….” Sonia terdiam dan bergumam, “Siapa yang bilang aku takut dengan dia?”

Bocah itu meliriknya dan mencibir. Sonia mengambil ponselnya dengan kesal dan berkata, “Jangan bahas Om kamu lagi! Lanjutkan permainannya!”

“Kalau kamu berani meledakkan aku lagi, aku akan menghancurkan kamu juga!” kata Tandy sambil membuka tabnya.

“Nggak, nggak,” sahut Sonia sambil nyengir lebar.

Saat Sonia kembali, dia tidak melihat sosok Reza di sana. Dia tetap pulang diantar oleh supir lelaki itu. Perasaannya mendadak merasa jauh lebih senang ketika meninggalkan vila tersebut. Ada beberapa orang yang tidak perlu bertemu, tetapi berada di ruangan yang sama saja akan merasa tertekan.

Dari pagi hingga siang, Reza tidak keluar rumah sama sekali. Meja makan yang besar tersebut sudah dipenuhi oleh berbagai masakan yang lezat dan hanya akan dihabiskan oleh Reza dan Tandy saja. Reza memilih untuk minum satu mangkuk kuah terlebih dahulu dan membuka obrolan pada keponakan yang ada di depannya,

“Gimana guru baru yang ini?”

“Lumayan,” jawab Tandy sambil mengangguk.

“Karena dia menemanimu bermain?” tanya Reza dengan nada miring.

“Orang yang bersedia menemaniku bermain cukup banyak, tapi aku nggak pernah bilang orang-orang itu lumayan,” jawab Tandy dengan nada serius.

“Aku hanya kasihan saja sama dia,” lanjut bocah itu.

“Kenapa dia kasihan?” tanya Reza dengan nada malas-malasan.

“Dari kecil dia sudah nggak ada orang tua dan hanya ada satu kakek yang sedang sakit,” sahut Tandy dengan alis tertaut.

“Dia yang bilang denganmu?” tanya Reza.

“Iya!”

“Kamu juga nggak boleh membiarkan dia karena alasan kasihan. Om mencari guru, bukan berbuat amal,” kata lelaki itu dengan nada datar.

Tandy berpikir sesaat dan berkata lagi, “Juga bukan karena alasan kasihan saja. Yang penting apa yang dia jelaskan, aku bisa mengerti.”

“Ok, kalau begitu maka kita tetap menggunakan dia saja,” sahut Reza lagi.

Bocah lelaki itu mengangguk menyetujui. Setidaknya perempuan itu memiliki kemampuan mengajar Tandy diluar alasan kasihan atau tidak.

Sonia kembali dengan menggunakan mobil milik keluarga Herdian. Dia turun di depan gerbang kampus dan lanjut pulang ke rumahnya dengan menggunakan angkutan umum. Bus melaju dan mulai masuk ke daerah jalanan yang lebih luas dengan kedua sisi jalan yang dipenuhi pohon rimbun dan taman hutan yang begitu luas.

Dari kejauhan juga terlihat danau terkenal Kota Jembara dan perbukitan yang ada di seberang danau. Vila-vila mahal tersembunyi di antara pepohonan yang rimbun dengan pemandangan indah dan udara yang segar. Dibandingkan dengan pusat kota yang ramai dan berisik, tempat ini sungguh bagaikan surga.

Saat Sonia hendak mengambil mobil, seorang karyawan toko bernama Kelly memanggilnya, “Sonia, masuk dulu dan duduk sebentar!”

“Ok!” sahut Sonia.

Tidak banyak pelanggan yang ada di dalam toko. Ada beberapa orang yang duduk berkelompok di sudut meja. Kelly menarik tangan Sonia untuk duduk di kursi yang berada di samping jendela.

“Tunggu sebentar!”

Di atas meja ada terdapat satu buah vas bunga kaca yang berbentuk bunga yang tengah mekar. Terlihat cocok sekali dengan cuaca hari ini yang sangat cerah. Kelly datang kembali sambil membawa sebuah nampan yang di atasnya terdapat beberapa makanan ringan.

Sebuah puding berwarna kuning, mousse chocolate, dan segelas susu vanila dingin. Mata Sonia berbinar  cerah karena semua makanan tersebut adalah makanan kesukaannya.

“Makanlah, semua ini untukmu.”

Kelly memiliki wajah bulat dan mata yang besar dengan mengenakan kacamata. Saat tersenyum, kedua pipinya akan menunjukkan lesung pipi yang cukup dalam dan terlihat imut. Sonia mengangkat piring pudingnya dan mulai melahap puding lezat tersebut.

Sonia pasti akan menitipkan motor listrik miliknya di toko perempuan itu. Lambat laun, keduanya mulai berteman akrab karena sering sekali bertemu.

“Sonia, liburan tahun ini kamu sudah boleh magang, bukan? Sudah kepikiran mau kerja apa?” tanya Kelly.

Perempuan itu memegang garpu kecil sambil menggeleng dan berkata, “Masih belum kepikiran.”

“Kamu ada cita-cita mau kerja apa nggak? Atau mimpi lain?”

Sonia berpikir sesaat, kemudian dengan raut wajah serius dia berkata, “Aku ingin membeli Green Garden.”

Dia sangat menyukai Green Garden, tetapi tempat itu bukan miliknya. Setelah dirinya cerai dengan Reza, maka Sonia harus rela pindah dari sana.

Mendengar kalimatnya membuat Kelly mengetuk meja dan berkata, “Boleh nggak yang lebih realistis?”

Sonia memilih diam dan menghabiskan pudingnya serta kue yang ada di depannya.

“Oh iya, selama kamu di Green Garden, kamu pernah ketemu dengan Reza, nggak?” tanya Kelly ingin tahu. Kelly selalu mengira Sonia bekerja di Green Garden untuk mencari uang membayar uang kuliah.

“Nggak pernah,” jawab Sonia.

“Oh!” Kelly menyangga dagunya dengan kedua telapak tangannya sambil berkata, “Sayang sekali.”

Jurusan yang diambil oleh Kelly adalah bidang arsitektur. Usut punya usut, vila Green Garden dirancang sendiri oleh Reza. Dia sangat mengagumi sosok lelaki itu.

Keduanya berbincang sesaat, setelah itu Sonia bangkit untuk pulang. Kelly juga memberikan sebuah kue lagi untuk perempuan itu bawa pulang. Sonia pulang dengan motor listriknya menuju ke arah Green Garden.

Green Garden merupakan daerah pegunungan milik pribadi yang sepanjang sisi jalannya dipenuhi pohon pinus yang menjulang tinggi dan menutupi matahari. Saat memasuki jalanan hijau, rasa terik akan hilang dan digantikan dengan kesejukan.

Vilanya terletak di pertengahan gunung. Sebuah gerbang besi akan otomatis terbuka ketika motor listrik Sonia tiba di depannya. Di dalam vila terdapat padang rumput yang luas dan rapi. Selain itu terdapat rumah kaca dan pepohonan indah. Di sisi kanan jalan merupakan area rumah utama dengan desain yang bergaya barat.

Dari jendela besar, bisa terlihat sosok Bibo yang tengah berbaring di lantai. Melihat dirinya yang masuk ke rumah membuat Bibo langsung melompat dan berlari ke arahnya. Sonia berjongkok dan memeluk tubuh gempal Bibo.

Teringat bahwa anjing peliharaan Reza yang sekarang membuat Sonia merasa iba dan tidak tega. Dia menepuk kue yang ada di tangannya sambil berkata, “Nanti aku bagi kamu setengah.”

Bibo terlihat semakin bahagia dan sibuk mengitari tubuh Sonia.

Saat masuk ke rumah, Bibo sudah membawa kain lap lembut dan menunggu perempuan itu mengganti sandal rumahnya.

“Kenapa hari ini kamu pintar sekali?” tanya Sonia sambil tersenyum lebar.

Bi Rati keluar dan menerima kue yang dibawa oleh Sonia tadi sambil berkata, “Kalau nyonya mau makan kue, tinggal bilang sama saya saja. Yang di luar sana nggak bagus.”

“Ini Kelly yang kasih,” jelas Sonia. Bi Rati memang gemar sekali membuatkan berbagai jenis makanan untuk dirinya dan tidak suka jika dia beli dari luar.

Bi Rati mengangguk ketika mendengar nama Kelly karena dia mengenali perempuan itu. Dia tertawa kecil dan berkata, “Kalau gitu besok saya minta Pak Yanto bawakan buah-buahan segar untuk Kelly.”

“Bi Rati atur saja,” sahut Sonia sambil tersenyum. Setelah itu dia membawa Bibo naik ke lantai dua.

Setelah selesai mandi, dia memutuskan makan kue bersamaan dengan Bibo. Mendadak ada telepon yang masuk ke ponselnya. Sonia meliriknya sekilas, kemudian menerima panggilan tersebut.

“Lagi ngapain?” tanya lelaki yang memiliki suara memikat tersebut. Terdengar senyuman dari nada bicara lelaki tersebut。

“Lagi makan,”  jawab Sonia sambil menjilati bekas kue yang ada di jarinya.

“Nyonya ketiga dari keluarga Fortuna hari ini telepon dan bilang mau King yang merancang kalung giok. Dia buka harga 200 miliar untuk sketsa rancangan saja.”

Alis Sonia terangkat ke atas dan berkata, “Keluarga Fiona? Kenapa kali ini dia berani sekali buka harga?”

Nyonya ketiga yang dimaksud tersebut merupakan pelanggan VIP dari GK Jewelry. Perempuan itu merupakan seorang model sedari lahir. Meski dia menikah dengan keluarga kaya, sifatnya terkesan sedikit pelit.

Perempuan itu membeli perhiasan dua puluh juta, tetapi meributkan masalah bungkusan yang harganya hanya dua ratus ribu dengan karyawan toko. Kenapa sifatnya mendadak berubah?

“Bulan depan nyonya besar Fortuna akan merayakan ulang tahun yang ke-80. Nggak lama lagi akan tiba saatnya pembagian harta. Nyonya ketiga ingin mendapatkan lebih banyak, makanya dia berusaha keras mengambil hati nyonya besar. Kamu ada waktu, nggak? Mau terima tawarannya?”

“Terima! Ada uang kenapa nggak diterima? Waktu satu bulan sudah cukup,” jawab Sonia sambil tertawa kecil.

“Ok, kalau gitu aku akan kabarin dia besok. Kamu kapan datang ke kantor?” tanya Juno.

Sonia memutar bola matanya dan menjawab, “Akhir pekan nanti, tergantung waktu.”

“Ok, kutunggu!”

 
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Lin Lintarti
ceritanya bagusss bgt.....kok gak ada yg komen
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 10

    Pukul sepuluh malam hari, Tasya sudah tiba di rumahnya dan melihat sosok Reza yang duduk di sofa. Dia memutar bola matanya dan memberi kode melalui pandangan mata pada pelayannya yang tiba-tiba buru-buru naik ke lantai atas.“Sini!” Lelaki itu bersandar pada punggung sofa dengan sebelah tangannya yang memegang sebuah buku. Detik selanjutnya Tasya tahu dia sudah tidak bisa menutupinya lagi. Lebih baik dia bersikap pura-pura tenang dan berjalan ke arah lelaki itu sambil bertanya,“Om, kok belum tidur?”Reza meliriknya dan berkata, “Pantasan begitu buru-buru mau cari guru les. Ternyata kamu ingin pergi berkencan? Sudah ada pacar?”“Nggak!” sahut Tasya sambil menggelengkan kepalanya kuat-kuat.“Aku hanya jalan sama temanku.”“Pacarmu itu teman kampus?” tanya Reza lagi dengan nada suara lebih berat.Perempuan itu tahu kalau dia tidak bisa membohongi pamannya yang cerdik ini. Dia duduk di hadapan Reza dan berkata jujur,“Iya, aku memang sudah ada pacar. Aku juga tahu kalau keluarga kita sedi

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 11

    Dosen pelajaran bahasa asing kali ini berasal dari luar negeri dengan wajah yang tampan. Chenny kerap bilang padanya kalau dosennya yang ini merupakan sosok idamannya yang sempurna.Saat masuk ke dalam kelas, banyak mata yang memandang Sonia. Sepertinya mereka semua sudah melihat atau mendengar apa yang baru saja terjadi di lantai bawah. Tatapan semua orang terlihat ada yang kagum, menertawakan bahkan ada yang meremehkan sikap Sonia.Tidak ada perubahan ekspresi yang berarti di wajah perempuan itu. Dia dan Chenny memilih tempat duduk dan mengeluarkan peralatan kuliahnya sambil fokus mendengarkan pelajaran.Setelah jam kuliah tersebut telah selesai, Chenny memanfaatkan kesempatan untuk bertanya pada sang dosen agar bisa mendekatkan dirinya dengan lelaki itu. Sedangkan Sonia hanya duduk di tempatnya sambil menunggu perempuan itu.Sekitar sepuluh menit kemudian, tidak ada tanda-tanda Chenny yang akan menyudahi kegiatannya. Sonia memutuskan untuk berdiri dan pergi ke toilet dulu. Ketika di

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 12

    Chenny menunggu Sonia di lantai bawah ruangan Santo. Melihat perempuan itu keluar, dia langsung bergegas menghampirinya dan bertanya, “Gimana? Petugas konseling ada bilang mau menghukum kamu, nggak?”Sonia yang mengenakan tas sandang hanya memegang dua tali tas yang menggantung di samping tubuhnya sambil menjawab dengan nada santai, “Kenapa harus menghukumku? Aku hanya sedang melindungi diri!”Chenny menatapnya dengan tidak percaya dan berkata, “Melia patah tulang dan papanya datang dengan emosi yang begitu membludak. Memangnya dia bisa diam saja?”“Pokoknya sudah beres!” sahut Sonia sambil tertawa lebar.Walaupun Chenny masih merasa ragu dan curiga, dia juga merasa lega. Perempuan itu mengikuti langkah Sonia keluar dari area universitas sambil berceloteh ria.“Salah aku juga, coba kalau aku nggak nempelin pangeranku, kita sudah balik dari tadi! Nggak akan ada kejadian seperti ini.”Dengan santai Sonia berkata, “Melia sudah mempersiapkan semuanya. Siapa tahu dia menungguku di suatu tem

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 13

    Akhirnya Sonia tahu alasan dibalik berhentinya para guru les bocah lelaki itu. Anak keluarga orang kaya tidak bisa diajar dengan menggunakan kekerasan. Jika dengan ucapan nasihat, maka mereka akan protes kita cerewet. Kalau membujuknya dengan ucapan manis, maka akan dikatakan kekanakan. Rasa tidak berdaya seperti itu membuat siapa pun akan menyerah.Sonia bangkit dan melihat anak panah yang tergeletak di atas meja. Dia melirik papan panah kemudian melayangkan anak panah dalam satu gerakan dan mendarat tepat di bagian tengah!Ketika anak panah ketiga masih mengenai bagian tengah papan panah, Tandy mengangkat wajahnya dan menatap dia dengan raut terkejut. Sonia mengambil anak panah dengan kedua tangannya, setelah itu dia melayangkan anak panah tanpa melihatnya di waktu yang bersamaan.Kedua anak panah tersebut melayang dengan kecepatan yang sama. Dua buah anak panah tersebut menjatuhkan anak panah yang sebelumnya tertancap dan menggantikannya berada di posisi bagian tengah papan.Tandy b

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 14

    ”Hmmm? Aku nggak ketawa,” ujar Sonia dengan ekspresi bingung.Reza mengangkat alisnya dan bertanya, “Kamu takut sekali denganku? Kamu itu temannya Tasya dan guru lesnya Tandy. Kamu boleh ikut mereka panggil aku Om. Biasanya aku selalu penuh toleransi terhadap orang yang menjadi juniorku.”Sonia semakin ingin terbahak, tetapi dia berusaha tetap bersikap tenang dan mengangguk berkata, “Ok.”Mata Reza menatap wajah perempuan di sampingnya sekilas, kemudian mengarah ke depan dan berkata lagi, “Lain kali kalau ketemu Hana lagi, kamu nggak perlu peduliin dia.”“Dia menutupi jalanku,” jawab Sonia membela diri.“Bukannya kamu pintar menendang orang?” balas Reza.Sonia mengangkat alisnya dan bertanya balik, “Hana juga boleh ditendang?”“Tentu saja! Kamu tendang saja sesuka hatimu, biar aku yang urus,” jawab Reza dengan nada datar.Kedua alis Sonia terangkat lagi ke atas. Kalimat tersebut menunjukkan sikap dan karakter lelaki itu dalam menyelesaikan sebuah masalah. Mungkin Reza menyadarinya dan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 15

    Suara lelaki itu terdengar sangat ringan dan juga hangat seperti mentari di musim semi. Terasa begitu sejuk dan juga nyaman. Sonia berbalik dan memandangi lelaki asing itu dengan tatapan tidak mengerti.Lelaki itu maju dua langkah sambil menatap Sonia. Sebersit sorot cahaya melintas di mata lelaki itu.“Meski nggak harus bayar dengan sesuatu yang berharga, setidaknya traktir makan juga nggak masalah, bukan?”Setelah mengatakan kalimat itu, dia mengulurkan tangannya dan berkata, “Kenalan dulu, namaku Melvin.”Sonia memandangi telapak tangan di hadapannya tanpa membalasnya, kemudian dia berbalik pergi begitu saja. Melvin melongo terkejut di tempatnya dan bergegas mengejar langkah perempuan itu.“Hei! Kamu nggak ngerti apa yang aku katakan?”Langkah Sonia berhenti dan menatapnya sambil menjawab, “Ngerti, tapi kamu nggak butuh traktiran aku. Tanpamu aku juga bisa membereskan masalah tadi seorang diri. Nggak perlu saling kenalan juga, aku harus segera masuk kelas.”Setelah mengatakan kalima

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 16

    Sonia berjalan lurus ke arah mobil Melvin. Akan tetapi dia tidak mengambil bunga-bunga mawar segar itu, melainkan langsung membuka pintu di posisi kemudi dan menekan tombol kunci. Setelah itu dia menghidupkan mesin dan melajukan mobil tersebut ke arah jalan raya.Gerakan tersebut membuat seluruh orang yang melihatnya tampak tercengang di tempat termasuk Melvin. Senyuman di wajah lelaki itu perlahan-lahan berubah kaku. Dia tidak menyangka bahwa Sonia tidak mengambil bunganya, tetapi dia membawa bunga beserta mobilnya juga.Saat ini dia berdiri di tengah kerumunan dengan tangan yang masih menggenggam satu tangkai bunga dan menjadi pusat perhatian semua orang. Wajahnya menggelap dan terlihat sangat emosi. Untuk sekarang dia ingin sekali mencekik leher Sonia hingga perempuan itu kehabisan napas.Sebenarnya orang seperti apa yang Hana minta dirinya taklukin? Pantas saja perempuan itu rela kehilangan uang ratusan triliun. Apakah Hana sengaja mempermainkan dirinya?Semua orang yang ada di san

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 17

    Keesokan harinya, Melvin sudah menebak waktu Sonia keluar dari toko mie. Dia memberikan kode pada beberapa orang anak buah yang ada di belakangnya dan memberikan perintah, “Lakukan dengan maksimal dan terlihat asli.”Beberapa anak buahnya yang sedang menyamar menjadi preman biasa tampak mengangguk mengerti dan berjalan menuju toko mie. Melvin bersandar pada tiang beton sambil merokok. Sekitar sepuluh menit kemudian, dia mematikan puntung rokoknya dan berjalan masuk dengan gerakan santai.Sekarang merupakan jam makan para mahasiswi kampus, oleh karena itu anak buahnya membawa Sonia ke tempat yang lebih terpencil. Setelah melewati beberapa tembok tinggi, suara ribut mereka nantinya akan tersamarkan.Melvin bisa membayangkan keadaan Sonia dengan baju yang berantakan dan tengah tergeletak tidak berdaya di tanah. Di saat perempuan itu tengah merasa putus asa, dia akan muncul bagaikan seorang pahlawan. Sonia akan memandangnya dengan mata berbinar dan penuh harus serta rasa terima kasih.Untu

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1907

    Sonia menoleh ke arah Kase, lalu bertanya, "Bisakah kamu membantuku?""Kamu berbicara padaku sambil mengenakan baju seperti itu, tentu saja aku nggak akan menolak." Kase menyerahkan gelas minuman yang dipegangnya kepada Sonia, lalu menambahkan, "Minum ini dulu!"Sonia mengambilnya dan langsung menghabiskannya dalam satu tegukan. Mata Kase yang indah makin bersinar. Dia pun bertanya, "Katakan, apa yang harus aku lakukan untuk membantumu?""Tolong bantu aku menyelamatkan gadis itu. Bisakah kamu melakukannya?" tanya Sonia.Kase melirik ke arah panggung, lalu bertanya, "Itu gadis yang kamu selamatkan kemarin?" Dia mengernyit sebelum menambahkan, "Biar kuperingatkan, kamu sudah menyelamatkannya sekali."Bagi Kase, menyelamatkan seseorang untuk pertama kalinya masih bisa dimaklumi sebagai bentuk belas kasihan. Namun jika orang tersebut kembali terjebak dalam bahaya, itu berarti dia bodoh dan tak perlu diselamatkan lagi.Kase mengangkat alis, lalu menatap Sonia sambil melanjutkan, "Aku nggak

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1906

    "Ivy, lihat! Itu gadis dari Cendania!" Gadis pirang di sebelah Sonia menggenggam tangannya dengan penuh semangat.Sonia dengan halus menghindari genggamannya, tetapi dia tertegun sejenak ketika melihat gadis di atas panggung. Itu ternyata gadis yang kemarin dia temui di luar toserba, Hallie. Dia telah ditangkap, lalu dijual ke tempat ini.Di Hondura, seorang gadis cantik bisa dijual hingga 5.000 dolar Amwrika. Sonia terlihat mengernyit. Sepertinya Hallie sama sekali tidak mendengarkan nasihatnya dan tetap keras kepala mencari pacarnya.Hallie terbangun di atas panggung. Melihat orang-orang di sekelilingnya yang memandangnya seperti serigala, dia sangat terkejut.Dengan ketakutan, Hallie berusaha bangkit untuk melarikan diri, tetapi setelah itu dia menyadari bahwa dirinya hanya mengenakan bikini. Dalam sekejap, dia memeluk tubuhnya erat-erat dan duduk kembali dengan cemas.Juru lelang mulai menyebutkan harga awal. Wajah Hallie kebingungan dan tidak tahu harus berbuat apa. Tiba-tiba, dia

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1905

    "Baiklah!" Sonia membawa kotak camilan ke dalam, diikuti oleh pria kulit putih itu. Selama waktu ini, Sonia mendengar suara percakapan pria dan wanita dari arah ruang tamu.Ekspresi Sonia tetap tenang. Setelah meletakkan makanan di atas meja, dia berbalik dan berjalan keluar. Pria itu mengikutinya dari belakang dan menutup pintu.Sonia kembali mendorong troli menuju lantai atas. Setelah mengantarkan 12 porsi camilan, dia tetap tidak menemukan orang yang sedang dia cari.Namun, Sonia tidak terburu-buru. Ini baru hari pertama. Saat dia hendak membawa troli kembali ke lantai satu, tiba-tiba seorang gadis lain yang juga mengenakan seragam pelayan berlari menghampirinya.Gadis itu menarik tangannya dengan penuh semangat, lalu berucap, "Jangan sibuk lagi. Malam ini ada lelang, sebentar lagi bakal dimulai!"Gadis itu menarik Sonia menuju lift. Mereka naik ke lantai 32 yang ternyata adalah sebuah bar. Istana Fers yang terlihat sunyi dan tak berpenghuni di siang hari, berubah menjadi tempat yan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1904

    Sonia tidak menghiraukannya dan hanya menunduk untuk melanjutkan makan steik. Kase memandang Sonia dengan ekspresi kesal dan tak berdaya. Dia menambahkan, "Eh, jangan menindasku seperti ini dong! Bicaralah sesuatu yang bisa aku mengerti!"Namun, Sonia tetap serius menyantap makanannya. Dia membiarkan pria itu terus mengoceh tanpa memberikan tanggapan.Setelah selesai makan, Sonia bertanya dengan tak acuh, "Apa orang-orang yang meneliti energi baru ini sangat hebat?""Tentu saja! Mereka adalah talenta kelas dunia!" balas Kase dengan penuh keyakinan.Sonia bertanya dengan penasaran, "Kalau begitu, bukannya negara-negara lain juga ingin mendapatkan mereka?"Kase tertawa sebelum menjawab, "Belum ada satu pun yang berhasil merebut mereka dari Istana Fers. Begitu hasil penelitian mereka sukses besar, Rayden akan kasih uang yang cukup untuk menghidupi mereka seumur hidup, lalu memberikan identitas baru agar mereka bisa menikmati sisa hidup dengan tenang."Sonia memandang ke luar jendela, lalu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1903

    Himawan menjabat tangan Sonia dengan senyuman ramah yang tulus, lalu berucap, "Selamat datang, Cantik. Semoga kamu bersenang-senang di sini!"Sonia membalas sambil mengangguk, "Makasih!"Kemudian, Himawan mengatur tempat tinggal untuk mereka berdua dan menyuruh pelayan untuk mengantar mereka.Tempat yang disiapkan untuk mereka adalah sebuah vila kecil. Lantai bawahnya terdiri dari ruang tamu dan ruang baca, sementara di lantai atas ada tiga kamar tidur. Dari tampilannya, tempat ini memang sengaja disediakan untuk para tamu yang berkunjung.Malam telah tiba. Begitu mereka masuk ke dalam, semua lampu di ruangan menyala secara otomatis.Seorang pelayan mendorong troli makan ke dalam, lalu menata berbagai makanan lezat di atas meja makan dan diakhiri dengan sebotol anggur merah Lafite yang mewah. Pelayan itu berujar dengan sikap hormat, "Semoga kalian menikmati makan malam ini."“Kehadiranku mungkin akan sedikit mengganggu seleramu, tapi malam ini kita harus makan bersama!" ucap Kase sambi

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1902

    “Belum!” Kase tersenyum. “Aku haus mau minum kopi. Kamu mau?”Sonia memalingkan kepalanya. Dia melihat memang ada sebuah toko kopi kecil di pinggir jalan. Saat ini, Sonia menggeleng. “Nggak mau. Kamu pergi sendiri saja!”“Kalau begitu, aku pergi dulu, tidak lama, kok!” Kase menuruni mobil, lalu berjalan ke sisi toko kopi.Sonia melihat bayangan tubuh si pria. Dia melihat setelah Kase selesai membeli kopi, dia tidak segera kembali ke mobil, melainkan mengobrol dengan wanita dengan rambut dikuncir tinggi.Sonia menopang kepalanya sembari melihat ponselnya. Saat Sonia mengangkat kepalanya lagi, tiba-tiba tidak kelihatan sosok tubuh Kase lagi. Raut wajah Sonia berubah dingin dalam seketika. Dia segera menuruni mobil dan berlari ke sisi toko kopi.Saat tiba di depan pintu toko, langkah kaki Sonia berhenti. Dia melihat di bawah pohon tinggi, Kase sedang berpelukan dan berciuman dengan wanita yang baru dikenalnya tadi.Sonia terdiam membisu. Apa-apaan ini! Sonia pun kembali ke mobil.Setelah

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1901

    Setelah makan, Sonia pergi menemui Kase.Saat Kase menatap Sonia hanya berpakaian kaus putih dengan celana jeans, keningnya spontan berkerut. “Sepertinya cara berpakaianmu tidak mirip seperti pasanganku?”Sonia menjawab, “Orang-orang juga nggak bakal heran dengan bagaimana penampilan pasangan yang kamu miliki!”Kase tertawa terbahak-bahak. “Kenapa aku selalu suka dengan setiap kata-katamu?” Dia membuka kotak kulit kambing di sampingnya. “Ini untukmu!”Sonia berjalan mendekat untuk melihatnya. Ada sebuah pistol di dalamnya dengan model terbaru MP22 yang bisa memuat 20 butir peluru. Fungsi tetap berjalan stabil di suhu cuaca tinggi maupun dingin. Pistol ini juga memiliki fungsi cahaya layar, membuat pengguna lebih gampang menggunakannya di malam hari.Sonia mengambil pistol. Tiba-tiba dia merasa aman sekarang. “Terima kasih!”“Jangan sungkan. Aku juga mempersiapkannya demi keselamatanku sendiri.” Kase menjulurkan tangannya ke sisi Sonia. “Aku harap kerja sama kita menyenangkan!”Sonia ti

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1900

    Iya! Ada dirinya di atas papan almarhum.Suki!Tiba-tiba Sonia merasa dunia ini sangat ajaib. Jika dia tidak datang ke Hondura, selamanya dia tidak akan tahu ada orang yang membangun altar untuknya di sini. Perasaan ini benar-benar tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata!Sonia mengambil dupa tersebut. Saat melihat papan namanya sendiri, dia pun tertegun. Kase berjalan ke dalam, lalu mengambil dupa dari tangannya. Setelah dupa dinyalakan, Kase pun memasangnya.Setelah itu, Kase menyeka papan nama itu dengan lembut. Dia bahkan mencium papan nama itu.Kening Sonia berkerut. Dia sungguh tidak tahu harus berbuat apa. “Dia itu wanita idamanmu?”Tatapan Kase tertuju pada nama di atas papan. “Iya, namanya Suki. Namanya bagus, ‘kan?”Sonia tidak menjawab, melainkan bertanya, “Apa kamu nggak tahu biasanya hanya leluhur saja yang diletakkan di dalam aula persembahan seperti ini?”Kase meletakkan papan nama itu kembali ke posisi semula, lalu membalikkan kepalanya untuk berkata, “Dia itu wanit

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1899

    Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Musuhmu?”“Mana mungkin?” Kase tertawa. Dia mengedipkan matanya ke sisi Sonia. “Dia itu wanita idamanku!”Sonia berkata dengan datar, “Sepertinya kamu juga panggil Julie dan Laura yang semalam sebagai wanita idamanmu.”Kase tersenyum tipis. “Apa mereka bisa disamakan?” Usai berbicara, Kase melihat ke sisi Sonia. “Jujur saja, matamu sungguh mirip dengan wanita idamanku!”Semalam saat bertemu Sonia di luar bar, Kase sungguh merasa syok. Dia hampir saja mengira Sonia adalah wanita di dalam foto. Sayangnya, wanita idamannya sudah tidak berada di muka bumi ini lagi.Hanya saja, semua itu tidaklah penting. Hal yang paling penting adalah wanita idamannya akan selalu hidup di dalam hatinya.Sonia berkata dengan suara datar, “Oh, ya?”“Iya! Ngomong-ngomong aku masih tidak tahu namamu?” tanya Kase.“Sonia!”Kase mengangguk. “Nama yang sangat bagus!”Sonia bertanya, “Ada urusan apa kamu mencariku?”Kase tersenyum lembut. “Aku mau pergi ke Istana Fers untuk membah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status