Share

Bab 12

Penulis: Musim Gugur
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Chenny menunggu Sonia di lantai bawah ruangan Santo. Melihat perempuan itu keluar, dia langsung bergegas menghampirinya dan bertanya, “Gimana? Petugas konseling ada bilang mau menghukum kamu, nggak?”

Sonia yang mengenakan tas sandang hanya memegang dua tali tas yang menggantung di samping tubuhnya sambil menjawab dengan nada santai, “Kenapa harus menghukumku? Aku hanya sedang melindungi diri!”

Chenny menatapnya dengan tidak percaya dan berkata, “Melia patah tulang dan papanya datang dengan emosi yang begitu membludak. Memangnya dia bisa diam saja?”

“Pokoknya sudah beres!” sahut Sonia sambil tertawa lebar.

Walaupun Chenny masih merasa ragu dan curiga, dia juga merasa lega. Perempuan itu mengikuti langkah Sonia keluar dari area universitas sambil berceloteh ria.

“Salah aku juga, coba kalau aku nggak nempelin pangeranku, kita sudah balik dari tadi! Nggak akan ada kejadian seperti ini.”

Dengan santai Sonia berkata, “Melia sudah mempersiapkan semuanya. Siapa tahu dia menungguku di suatu tempat. Mau balik cepat atau lambat hasilnya bakalan sama saja.”

“Rasain saja kakinya patah! Dia memang pantas mendapatkannya!” marah Chenny dengan wajah kesal. Setelah itu dia menatap Sonia dengan mata berbinar sambil bertanya, “Sonia, kamu pernah latihan bela diri? Cepat ajarkan aku salah satu teknik buat kalahkan Melia!”

“Mungkin karena tendanganku kebetulan terlalu kuat,” ujar Sonia.

Chenny memutar bola matanya dan menggerutu, “Sia-sia sekali aku sudah senang nggak jelas. Aku pikir kamu memang ada latar belakang rahasia dan bisa bela diri!”

“Kurang-kurangi baca novel dan nonton drama! Nggak baik buat kesehatan otak kamu,” cibir Sonia.

Keduanya berjalan keluar dari kampus dengan langkah santai sambil sesekali bercanda. Di depan gerbang, Chenny menarik tangan Sonia dan memberikan kode pada perempuan itu untuk melihat sisi kiri depan.

“Cepat! Itu Stella sang bunga kampus!”

Sonia menoleh ke arah yang dimaksud Chenny dan melihat sebuah mobil sedan yang tengah berhenti di tepi jalan. Supir pemilik mobil tersebut turun dan membuka pintu bagian belakang untuk Stella. Orang-orang di sekeliling mereka berhenti dan menatap perempuan itu dengan penuh kagum.

Chenny bergumam, “Lihatlah, kenapa nasib Stella begitu baik. Pelajaran bagus, wajah cantik, dia juga berasal dari keluarga kaya raya. Sedikit saja bagian dari diri dia yang diberikan padaku, aku bakalan sujud syukur untuk mengucapkan terima kasih!”

Sonia membuang tatapannya dan tertawa sambil berkata, “Dua yang kamu bilang terakhir itu ditentukan oleh takdir. Tapi untuk yang pertama, kamu bisa mendapatkannya dengan usaha keras!”

“Sudahlah! IQ aku ini nggak akan bisa menandingi dia. Tapi beda ceritanya kalau orang itu adalah kamu!” balas Chenny sambil menatap ke arah Sonia.

“Sejujurnya, kalau kamu punya papa yang kaya raya, kemungkinan posisi bunga kampus bukan menjadi orang lain. Sayangnya kamu kalah di bagian ekonomi, jadi hanya bisa jadi bunga jurusan saja.”

Sonia hanya menganggukkan kepalanya dan menjawab, “Kamu boleh sebut aku bunga kampus juga kok. Aku nggak masalah.”

Ucapan santai perempuan itu membuat Chenny terbahak. Dia menarik tangan Sonia ke arah kedai es yang ada di seberang sambil berkata, “Jangan mimpi! Sudah, hari ini aku akan mentraktir kamu biar nggak sakit mental!”

“Kalau gitu aku mau dua!” seru Sonia memanfaatkan kesempatan.

“Boleh! Orang cantik seperti kamu bebas!” jawab Chenny.

***

Stella kembali ke rumahnya lebih awal. Dia dan keluarganya bertiga duduk di meja makan dan tengah makan bersama. Hendri duduk di kursi utama dan berkata pada Reviana, “Kalau kamu ada waktu, telepon Sonia. Minta dia makan di rumah akhir pekan ini.

“Ada masalah?” tanya Reviana sambil mengangkat wajahnya.

“Kalau nggak ada masalah apa pun memangnya nggak boleh minta Sonia makan di rumah? Lagian kesalahpahaman waktu ulang tahunmu itu juga akan terselesaikan begitu ketemu,” ujar Hendri dengan kening berkerut.

Reviana tampak emosi ketika mengungkit masalah kala itu. “Kalau gitu kamu saja yang telepon,” kata perempuan itu dengan malas.

Stella menyendokkan makanan ke piring Reviana sambil tersenyum lembut dan berkata, “Benar apa yang papa katakan. Kenapa satu keluarga tapi harus musuhan? Akhir pekan nanti biar aku yang buatkan Kakak kue.”

Reviana tampak melembut mendengar ucapan Stella. Dia menatap perempuan itu dengan penuh sayang dan berkata, “Memang Stella yang paling pengertian.”

“Oh iya!” Dia meletakkan sendok dan dengan cepat kembali berkata, “Siang tadi Pak Welmus telepon aku dan bilang kalau awal Juni nanti ada pameran lukisan. Dia meminta kamu untuk menyiapkan sebuah lukisan bertema nasional yang kemungkinan bisa dipajang saat pameran nanti.”

“Benarkah?” tanya Stella dengan mata berbinar.

“Kalau gitu aku akan segera menyiapkannya!”

“Iya!” jawab Reviana sambil mengangguk dan sorot pandangan penuh sayang.

Setelah selesai makan, Stella kembali ke kamarnya untuk memikirkan tema yang akan dia lukis. Reviana mengetuk pintu kamarnya dan membawa semangkuk sup sarang burung.

“Tadi waktu makan malam kamu nggak makan banyak. Mama minta Bi Umi buatkan untukmu. Ayo dimakan mumpung masih panas.”

Stella mengeluarkan lukisannya yang lalu dan meminta Reviana bantu menilai hasil karyanya. Kedua ibu dan anak itu berbincang cukup lama hingga Stella menguap. Dia meminta ibunya untuk melihat-lihat terlebih dahulu, sementara dirinya pergi mandi.

Reviana membantunya membereskan meja belajarnya. Akan tetapi jari tangan perempuan itu menyenggol mouse yang ada di meja tanpa sengaja. Secara otomatis layar komputer yang ada di depannya menyala. Dia meliriknya sekilas dan dalam seketika keningnya berkerut.

Layar monitor menampilkan beranda internet milik Universitas Jembara. Dari judul berita yang ada di sana terlihat bertuliskan Sonia yang berantem dengan Melia karena seorang lelaki paling tampan di kampusnya.

Jari tangannya mulai menggerakkan kursor ke arah bawah dan mendapati bahwa Sonia berantem dengan perempuan lain demi seorang lelaki. Di bagian bawah halaman berita tersebut berisi komentar dari para mahasiswa-mahasiswi yang beraneka ragam.

Kening perempuan itu semakin berlipat dan jarinya bergerak tanpa henti membaca halaman-halaman yang ada di layar monitor. Setelah itu dia menutup beranda tersebut dengan wajah menggelap. Sonia adalah putri kandungnya yang salah gendong sewaktu kecil.

Ketika berusia 17 tahun baru dia datang. Reviana juga ingin menebus kesalahannya pada Sonia, tetapi dia melihat Sonia yang tidak memiliki motivasi untuk maju. Dibandingkan dengan Stella yang begitu pengertian serta cerdas, tidak mungkin dirinya tidak pilih kasih.

Mau tidak mau Reviana bersyukur karena tidak pernah mempublikasikan sosok Sonia yang merupakan salah satu putri dari keluarga Dikara. Jika tidak, dirinya pasti akan merasa malu!

Reviana keluar dari kamar Stella dengan wajah yang terlihat tidak senang. Dia masuk ke kamarnya ketika Hendri tengah mengambil ponsel dan hendak menelpon seseorang. Dengan cepat Reviana berkata, "Jangan telepon Sonia!"

“Kenapa?” tanya Hendri dengan wajah bingung.

“Aku nggak ingin melihat dia!” jawab Reviana dengan ketus.

“Ada apa? Bukannya tadi kita sudah sepakat?” tanya Hendri dengan alis tertaut.

“Nggak ada apa-apa, aku hanya nggak ingin melihat dia!” jawab Reviana singkat. Dia mengeluarkan aju tidur dari dalam lemari dan masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Hendri melempar ponselnya ke atas meja sambil menghela napas berat.

Vila Green Garden.

Sonia baru saja kembali dari lari santainya dan membersihkan dirinya. Setelah itu dia duduk di sofa sambil mengelus kepala Bibo sambil bermain ponselnya. Baru saja dia masuk ke dalam aplikasi permainan, terlihat pemberitahuan adanya permintaan pertemanan.

Dia membukanya dan terlonjak girang karena melihat nama Tandy di sana. Sonia memutuskan untuk mengirimkan pesan suara yang berisikan, “Tugasmu sudah selesai?”

“Gimana kalau kamu datang dan memeriksanya?” balas Tandy.

“Ikut aku dari belakang, biar aku buat kamu naik level!” sahut Sonia.

Tandy hanya mengirimkan ekspresi memutar bola mata untuk merespons ucapan perempuan itu. Kemampuan Sonia dalam bermain permainan sangat lemah dan Tandy selalu mencibirnya dalam hal tersebut. Akan tetapi dia juga yang gemar mengajak Sonia untuk bermain bersama.

Mungkin karena perempuan itu terlalu mudah dikalahkan, dia ingin mencari sebentuk rasa kepuasan pada sosok Sonia.

Keduanya bermain selama setengah jam lamanya. Sonia melirik jam yang sudah hampir menunjukkan pukul sepuluh, sudah waktunya bocah lelaki itu untuk tidur. Tandy tidak membalas pesannya tetapi dia langsung keluar dari aplikasi permainan.

Sonia mengeluarkan buku pelajaran kelas 3 SD yang baru saja dia beli hari ini dan membacanya. Karena dia sudah menjadi guru les lelaki itu, maka dia harus melakukannya dengan baik. Sonia tidak pernah sekolah SD dan juga tidak pernah belajar pelajaran sekolah secara resmi. Oleh karena itu, dia harus mempelajarinya saat ini.

Hari sabtu supir keluarga Herdian tetap menjemputnya untuk berangkat menuju kediaman keluarga Herdian. Sonia tidak menemukan sosok Reza ketika dia naik ke lantai dua. Tidak tahu apakah lelaki itu sedang keluar rumah atau masih belum bangun tidur.

Tasya juga tidak ada di sana, kemungkinan besar sedang pergi berkencan. Sonia mengetuk pintu dan masuk ke dalam kamar Tandy. Bocah itu masih tengah bermain tab miliknya ketika dia masuk ke dalam. Sonia meletakkan tas ranselnya dan berkata, “Hari ini kita bahas lagi pelajaran kamu di minggu ini.”

“Iya,” jawab Tandy yang masih tetap duduk di sofa tanpa bergerak sedikit pun.

Sonia menunggunya selama lima menit, sepuluh menit hingga setengah jam kemudian. Akan tetapi Tandy tetap tidak berniat bangkit dari sana.

 

Bab terkait

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 13

    Akhirnya Sonia tahu alasan dibalik berhentinya para guru les bocah lelaki itu. Anak keluarga orang kaya tidak bisa diajar dengan menggunakan kekerasan. Jika dengan ucapan nasihat, maka mereka akan protes kita cerewet. Kalau membujuknya dengan ucapan manis, maka akan dikatakan kekanakan. Rasa tidak berdaya seperti itu membuat siapa pun akan menyerah.Sonia bangkit dan melihat anak panah yang tergeletak di atas meja. Dia melirik papan panah kemudian melayangkan anak panah dalam satu gerakan dan mendarat tepat di bagian tengah!Ketika anak panah ketiga masih mengenai bagian tengah papan panah, Tandy mengangkat wajahnya dan menatap dia dengan raut terkejut. Sonia mengambil anak panah dengan kedua tangannya, setelah itu dia melayangkan anak panah tanpa melihatnya di waktu yang bersamaan.Kedua anak panah tersebut melayang dengan kecepatan yang sama. Dua buah anak panah tersebut menjatuhkan anak panah yang sebelumnya tertancap dan menggantikannya berada di posisi bagian tengah papan.Tandy b

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 14

    ”Hmmm? Aku nggak ketawa,” ujar Sonia dengan ekspresi bingung.Reza mengangkat alisnya dan bertanya, “Kamu takut sekali denganku? Kamu itu temannya Tasya dan guru lesnya Tandy. Kamu boleh ikut mereka panggil aku Om. Biasanya aku selalu penuh toleransi terhadap orang yang menjadi juniorku.”Sonia semakin ingin terbahak, tetapi dia berusaha tetap bersikap tenang dan mengangguk berkata, “Ok.”Mata Reza menatap wajah perempuan di sampingnya sekilas, kemudian mengarah ke depan dan berkata lagi, “Lain kali kalau ketemu Hana lagi, kamu nggak perlu peduliin dia.”“Dia menutupi jalanku,” jawab Sonia membela diri.“Bukannya kamu pintar menendang orang?” balas Reza.Sonia mengangkat alisnya dan bertanya balik, “Hana juga boleh ditendang?”“Tentu saja! Kamu tendang saja sesuka hatimu, biar aku yang urus,” jawab Reza dengan nada datar.Kedua alis Sonia terangkat lagi ke atas. Kalimat tersebut menunjukkan sikap dan karakter lelaki itu dalam menyelesaikan sebuah masalah. Mungkin Reza menyadarinya dan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 15

    Suara lelaki itu terdengar sangat ringan dan juga hangat seperti mentari di musim semi. Terasa begitu sejuk dan juga nyaman. Sonia berbalik dan memandangi lelaki asing itu dengan tatapan tidak mengerti.Lelaki itu maju dua langkah sambil menatap Sonia. Sebersit sorot cahaya melintas di mata lelaki itu.“Meski nggak harus bayar dengan sesuatu yang berharga, setidaknya traktir makan juga nggak masalah, bukan?”Setelah mengatakan kalimat itu, dia mengulurkan tangannya dan berkata, “Kenalan dulu, namaku Melvin.”Sonia memandangi telapak tangan di hadapannya tanpa membalasnya, kemudian dia berbalik pergi begitu saja. Melvin melongo terkejut di tempatnya dan bergegas mengejar langkah perempuan itu.“Hei! Kamu nggak ngerti apa yang aku katakan?”Langkah Sonia berhenti dan menatapnya sambil menjawab, “Ngerti, tapi kamu nggak butuh traktiran aku. Tanpamu aku juga bisa membereskan masalah tadi seorang diri. Nggak perlu saling kenalan juga, aku harus segera masuk kelas.”Setelah mengatakan kalima

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 16

    Sonia berjalan lurus ke arah mobil Melvin. Akan tetapi dia tidak mengambil bunga-bunga mawar segar itu, melainkan langsung membuka pintu di posisi kemudi dan menekan tombol kunci. Setelah itu dia menghidupkan mesin dan melajukan mobil tersebut ke arah jalan raya.Gerakan tersebut membuat seluruh orang yang melihatnya tampak tercengang di tempat termasuk Melvin. Senyuman di wajah lelaki itu perlahan-lahan berubah kaku. Dia tidak menyangka bahwa Sonia tidak mengambil bunganya, tetapi dia membawa bunga beserta mobilnya juga.Saat ini dia berdiri di tengah kerumunan dengan tangan yang masih menggenggam satu tangkai bunga dan menjadi pusat perhatian semua orang. Wajahnya menggelap dan terlihat sangat emosi. Untuk sekarang dia ingin sekali mencekik leher Sonia hingga perempuan itu kehabisan napas.Sebenarnya orang seperti apa yang Hana minta dirinya taklukin? Pantas saja perempuan itu rela kehilangan uang ratusan triliun. Apakah Hana sengaja mempermainkan dirinya?Semua orang yang ada di san

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 17

    Keesokan harinya, Melvin sudah menebak waktu Sonia keluar dari toko mie. Dia memberikan kode pada beberapa orang anak buah yang ada di belakangnya dan memberikan perintah, “Lakukan dengan maksimal dan terlihat asli.”Beberapa anak buahnya yang sedang menyamar menjadi preman biasa tampak mengangguk mengerti dan berjalan menuju toko mie. Melvin bersandar pada tiang beton sambil merokok. Sekitar sepuluh menit kemudian, dia mematikan puntung rokoknya dan berjalan masuk dengan gerakan santai.Sekarang merupakan jam makan para mahasiswi kampus, oleh karena itu anak buahnya membawa Sonia ke tempat yang lebih terpencil. Setelah melewati beberapa tembok tinggi, suara ribut mereka nantinya akan tersamarkan.Melvin bisa membayangkan keadaan Sonia dengan baju yang berantakan dan tengah tergeletak tidak berdaya di tanah. Di saat perempuan itu tengah merasa putus asa, dia akan muncul bagaikan seorang pahlawan. Sonia akan memandangnya dengan mata berbinar dan penuh harus serta rasa terima kasih.Untu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 18

    Kebetulan Reza juga ada urusan sewaktu Sonia pergi, jadi Reza sekalian mengantar Sonia ke pusat kota. Sonia masih merasa tidak nyaman harus berduaan dengan Reza di tempat yang sempit dan tertutup, makanya dia sering kali buang muka berpura-pura melihat pemandangan.Begitu mobil memasuki jalan raya beraspal, Reza fokus melihat ke depan sambil membuka pembicaraan dengan Sonia, “Melvin lagi dekatin kamu, ya?”“Eh?”Spontan Sonia langsung menoleh ke arah Reza karena dia terkejut bahwa ternyata Reza juga sudah tahu.“Waktu itu aku lihat dia ngasih kamu bunga di depan Jembara University.”“Ooh, iya!”“Sebelum kamu pertimbangkan mau sama dia atau nggak, aku masih kasih tahu satu hal. Dia itu sepupunya Hana. Mamanya Hana itu tantenya Melvin,” tutur Reza lirih.Ternyata … seperti itu ceritanya!“Aku nggak tahu si Melvin itu beneran suka sama kamu atau nggak, tapi aku rasa aku punya tanggung jawab untuk kasih tahu hal ini ke kamu. Tapi, soal kamu masih mau sama dia atau nggak, itu keputusan kamu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 19

    Ucapan temannya itu sangat frontal sampai membuat Siska merasa malu. Jujur saja, awalnya Siska masih ingin mengelak, tapi dia berubah pikiran dan hanya tersenyum menjawabnya, “Aku juga nggak tahu kenapa dia bisa suka sama aku.”Sonia spontan menoleh ke arah wanita yang dipanggil dengan nama Siska itu. Dari tadi Sonia memang merasa dia agak familier, dan setelah diingat-ingat kembali, Siska itu memang pernah memerankan seorang karakter utama di salah satu drama yang dulu Yeni tonton. Drama itu memang tidak tayang terlalu lama, tapi setiap episodenya sangat seru. Yeni juga bilang sangat disayangkan drama tersebut tidak laku di pasaran.Selain itu, Sonia juga ingat dengan wanita yang mengenakan gaun biru itu, dia adalah seorang aktris baru bernama Tiara.“Asal ada Reza, kamu bisa dapat apa pun yang kamu mau. Kalau nanti kamu sudah terkenal, jangan lupa bantu aku juga, ya,” kata Tiara.“Buat apa aku bantuin lagi, bukannya kamu sudah punya Matias?”“Aku sudah mati-matian ngedapetin hatinya

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 20

    Kerumunan orang yang hanya datang untuk melihat semuanya sudah diusir pergi oleh Daniela, dan sekarang hanya ada petugas keamanan saja yang masih berjaga di sana. Ketika Reza sampai, secara spontan semua orang langsung minggir ke samping, menyisakan jalan yang luas di tengah untuk Reza lewati.“Maaf acara makan-makan Pak Reza jadi terganggu,” kata Devi sembari memapah Siska.“Kenapa ini?” tanya Reza. Akan tetapi kedua matanya langsung menyipit ketika dia menyadari Sonia juga ada di sana.Raut wajah Daniela langsung berubah dan melindungi Sonia di belakangnya. Dia tidak mengira kalau yang datang ternyata adalah Reza Herdian, tak heran dari tadi Siska sama sekali tidak takut.Devi menjelaskan semua yang terjadi dengan rinci kepada Reza, tentunya ditambah bumbu-bumbu penyedap seperti perbuatan Sonia yang membenturkan Siska ke tembok, membuat kakinya yang baru saja membaik lagi-lagi terluka.Sebenarnya Sonia sendiri santai saja ketika melihat Reza datang. Hanya saja … dia masih tidak habi

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1754

    Ketika mendengar nada bicara Jason, hati Kelly spontan gemetar. Dia membalas dengan suara rendah, “Oh!”Kelly meletakkan dokumen di tangan, lalu meminum setengah gelas air berusaha untuk menenangkan dirinya. Kemudian, dia baru berjalan ke luar.Setibanya di bawah gedung perusahaan, ternyata mobil Jason memang sedang diparkirkan di sana.Baru saja Kelly membuka pintu mobil baris belakang, tiba-tiba terdengar suara pria dari bangku pengemudi. “Duduk depan!”Kelly sungguh tidak menyangka Jason akan mengendarai mobilnya sendiri. Kelly pun duduk di bangku samping pengemudi.Setelah Jason mabuk malam hari itu, ini adalah pertama kalinya mereka berjumpa lagi. Ketika melihat Jason, Kelly spontan kepikiran dengan ucapannya malam hari itu. Raut wajahnya kelihatan tidak alami, dia bahkan tidak berani untuk mengangkat kepalanya.Suasana di dalam mobil sangat hening. Jason tidak berbicara, hanya menunjukkan ekspresi muramnya saja. Kelly juga tidak berbicara.Setelah terdiam beberapa saat, Jason ber

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1753

    Dulu, Kelly pasti akan langsung menolak. Namun sekarang, Kelly malah merasa ragu.Kelly mesti membayar utang Yerin dan mesti merawat ayahnya. Dia sangat membutuhkan uang!Ketika menyadari Kelly tidak berbicara, Kenneth pun melanjutkan, “Hubungan kerja di perusahaanmu sangat rumit. Susah untuk bisa naik jabatan. Kamu juga mesti menghadapi banyak jenis klien. Kalau kamu ke perusahaanku, aku jamin kamu bisa mendapatkan berkali-kali lipat lebih banyak daripada perusahaanmu yang sekarang!”Kelly terdiam sejenak. Dia sedang merenung. “Kamu beri aku waktu untuk pertimbangkan masalah ini dulu!”Waktu itu, Kelly langsung menolak. Kali ini, dia mengatakan dirinya perlu waktu untuk mempertimbangkannya. Jadi, Kenneth seolah-olah melihat adanya secercah cahaya. Dia segera berkata dengan tersenyum, “Nggak masalah. Kamu pertimbangkan dulu dengan baik. Aku akan sambut kedatanganmu kapan saja!”…Jason membawa Howard pergi menemui seorang klien. Baru saja dia menuruni mobil berjalan ke dalam restoran,

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1752

    Kening Kelly berkerut. Dia tidak tahu ada masalah seperti ini.“Tadi perusahaan kami juga membuka rapat khusus membahas persoalan ini. Kami memutuskan Pak Iwan tidak perlu melakukan kompensasi apa pun. Kemudian, semua biaya pengobatan dan pemulihan Pak Iwan akan ditanggung oleh perusahaan!”Kelly sungguh merasa syok. “Ayahku memang sudah membantu mengurangi kerugian perusahaan, tapi dia juga bertanggung jawab atas insiden kebakaran. Aku nggak bisa tinggal diam saja!”“Aku tahu Nona Kelly itu orang yang bertanggung jawab. Hasil akhir ini adalah hasil dari diskusi para petinggi. Jadi, Nona Kelly tidak perlu merasa bersalah. Kami melakukan keputusan seperti ini pasti ada alasannya.”Kelly sungguh tidak menyangka Tito akan bersikap sangat lapang dada. Dia berdiri, lalu membungkukkan tubuhnya ke hadapan Tito demi menunjukkan rasa bersalahnya. “Aku mewakili ayahku untuk minta maaf terhadap perusahaan. Aku benar-benar minta maaf!”“Jangan bersikap seperti ini!” Tito merasa panik langsung berd

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1751

    Sonia menjinjit ujung kakinya, lalu mencium bibir Reza.Reza tertegun sejenak. Tatapannya mulai mendalam. Reza menggendong Sonia, lalu menciumnya sembari membawanya ke dalam kamar mandi.Di dalam bathtub yang berisi air hangat. Sonia bersandar di depan dada Reza. Kemudian, dia menceritakan semua kejadian keluarganya Kelly kepada Reza.Reza setengah bersandar di dalam bathtub. Dia membengkokkan sedikit kaki panjangnya. Sesekali dia membelai rambut panjang Sonia. Reza berkata dengan suara rendah, “Perusahaan Teknologi Yorna memang adalah milik Jason. Aku tahu masalah ayahnya Kelly bekerja di sana. Kamu tidak usah khawatir. Ada Jason yang akan mengatasi masalah ini.”Sonia mengangguk, lalu tersenyum menyindir. “Sekarang Kelly sudah putus hubungan sama keluarganya. Mengenai hal ini, aku merasa kami cukup mirip!”Gerakan Reza semakin lembut lagi. “Putus hubungan belum tentu hal buruk. Sudah terlanjur ada jarak di antara mereka. Daripada terjadi semakin banyak masalah, lebih baik diakhiri sa

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1750

    “Jadi, tadi aku suruh anak buahku untuk menyelidiki Perusahaan Teknologi Yorna. Ternyata perusahaan itu anak perusahaan Gunawan Group!” Ranty tersenyum lebar. “Apa kamu sudah mengerti?”Sonia merasa agak syok, seolah-olah semua itu juga sangat masuk akal. Dia mengangguk, lalu berkata, “Pantas saja!”Pantas saja sebelumnya Iwan bisa menemukan pekerjaan dengan begitu cepat. Ternyata semua itu diatur oleh Jason. “Kita nggak usah ikut campur dulu. Jason pasti sudah mengatur semuanya!” ujar Ranty.Sonia mengangguk. “Oke!”Saat mereka berdua sedang berbicara, Matias terus mengirim pesan kepada Ranty.Sonia berkata, “Kamu pulang dulu sana. Ada aku yang menemani Kelly!”“Emm!” Ranty menyimpan ponselnya. “Kalau begitu, aku pulang dulu. Kalau ada apa-apa, ingat telepon aku. Sekalian beri tahu Kelly, dia seharusnya gembira untuk memutuskan hubungan dengan keluarganya. Jangan galau lagi!”“Kelly akan mencerna masalahnya sendiri!” balas Sonia, lalu menyerahkan kunci mobilnya kepada Ranty. “Kamu se

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1749

    “Kalau begitu, kita bicarakan lagi di kemudian hari. Kamu tidak usah khawatir!” Tito berusaha menenangkannya.Kelly menyadari manajer perusahaan begitu gampang diajak kompromi. Dia pun semakin merasa bersalah. “Biasanya aku mesti bekerja. Jadi, aku hanya bisa menjaga ayahku di malam hari.”“Dengar-dengar kamu punya seorang putri. Kamu cukup jaga putrimu saja. Kami akan mempekerjakan perawat untuk menjaga ayahmu selama 24 jam. Kamu tidak perlu mencemaskan apa pun. Pak Iwan terluka di perusahaan kita. Kita juga mesti tanggung jawab!”Sikap pihak Perusahaan Teknologi Yorna sungguh bagus.Kedua mata Ranty berkilauan. Dia memalingkan kepalanya bertatapan dengan Sonia, lalu menunjukkan senyuman bandel di wajahnya.Setelah memastikan ada perawat yang menjaga Iwan, Sonia pun mengantar Kelly pulang ke rumah.Saat mereka berjalan keluar rumah sakit, langit pun sudah gelap. Sonia pergi mengendarai mobil, kemudian mengantar mereka berdua pulang.Tak lama setelah Sonia pergi, mobil Rolls Royce yang

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1748

    Perjanjian dibuat dalam dua salinan. Di atasnya tertera jelas bahwa mulai hari ini, ibu mereka, Sandora, akan dirawat oleh Kenzo, sedangkan ayah mereka, Iwan, akan dirawat oleh Kelly. Ke depannya, urusan hidup, mati, sakit, atau lainnya, tidak akan ada kaitan antara kedua pihak!Wilona menambahkan satu poin lagi, rumah yang mereka tempati sekarang juga tidak ada hubungannya dengan Kelly maupun Iwan.Kelly tidak berkomentar lain dan membiarkan Ranty menambahkannya ke dalam perjanjian.Kedua belah pihak kemudian menandatangani dan membubuhkan sidik jari mereka. Perjanjian tersebut resmi berlaku.“Kelly!” Kenzo menatap Kelly dengan tatapan lara. Dia sungguh tidak menyangka keluarganya akan berubah menjadi seperti ini!Wilona menarik Kenzo pergi. Betapa inginnya dia segera memutuskan hubungan dengan Kelly. Alangkah baiknya mereka tidak akan bertemu lagi untuk selamanya.Mereka bertiga sudah pergi. Suasana di dalam koridor menjadi hening dalam seketika. Hati Kelly terasa hampa. Konon katany

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1747

    “Hari ini kamu malah suruh aku bayar ganti rugi 20 miliar. Apa kamu kira tubuhku ini setara dengan 20 miliar?”“Aku selalu mengalah karena aku tahu betapa menderitanya hidupmu. Aku tahu nggak gampang untuk kamu membesarkanku dan Kak Kenzo. Tapi, kamu malah nggak kasihan sama aku. Yang ada kamu malah selalu berpikir untuk mencampakkanku!”Ucapan Kelly telah mempermalukan Sandora. Tiba-tiba dia menutup wajahnya sembari menangis dengan kuat. “Kelly, aku juga tidak berdaya. Aku benar-benar tidak berdaya. Kamu itu anak perempuan. Setidaknya akan ada pria yang menikahimu. Kalau aku tidak membantu kakakmu, siapa lagi yang bisa diandalkan kakakmu?”Kelly sungguh merasa sedih. Dia mengangguk dengan perlahan. “Kalau begitu, kita katakan semuanya dengan jelas hari ini. Aku akan ganti rugi dalam perkara Ayah. Anggap saja aku sudah membalas jerih payahmu dalam membesarkanku. Ke depannya kita nggak usah saling berhubungan lagi. Kamu hanya perlu mengurus Kak Kenzo saja!”Setelah Sandora mendengar uca

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1746

    Sandora tertegun di tempat. Terlihat ekspresi tidak percaya dan takut di wajahnya. Dia segera memalingkan kepalanya untuk menatap Tito. “Apa … apa benar seperti itu?”Tito membalas dengan serius, “Pak Iwan lagi dalam proses penyelamatan. Tadinya aku mau menunggu hasil operasi, baru membahas persoalan ini. Mengenai berapa jumlah ganti ruginya, semuanya perlu diperhitungkan oleh tim perusahaan.”Saat ini, Sandora tidak bersikap searogan tadi lagi, dia malah terasa gugup. Nada bicaranya juga terdengar bergetar. “Emm … kira-kira berapa?”Pria lainnya berkata, “Benar apa kata Nona Kelly. Jika dihitung secara kasar, setidaknya mencapai 20 miliar.”Pandangan Sandora seketika menjadi gelap. Dia langsung jatuh pingsan di tempat.Wilona yang berdiri di samping segera memapahnya. “Ibu! Ibu!”Ranty yang berdiri di samping berkata dengan tersenyum dingin, “Ketika disuruh ganti rugi, malah mulai pura-pura mati!”Sandora melebarkan matanya dengan perlahan, kemudian mulai menangis dengan histeris. “Da

DMCA.com Protection Status