Share

Bab 12

Author: Musim Gugur
Chenny menunggu Sonia di lantai bawah ruangan Santo. Melihat perempuan itu keluar, dia langsung bergegas menghampirinya dan bertanya, “Gimana? Petugas konseling ada bilang mau menghukum kamu, nggak?”

Sonia yang mengenakan tas sandang hanya memegang dua tali tas yang menggantung di samping tubuhnya sambil menjawab dengan nada santai, “Kenapa harus menghukumku? Aku hanya sedang melindungi diri!”

Chenny menatapnya dengan tidak percaya dan berkata, “Melia patah tulang dan papanya datang dengan emosi yang begitu membludak. Memangnya dia bisa diam saja?”

“Pokoknya sudah beres!” sahut Sonia sambil tertawa lebar.

Walaupun Chenny masih merasa ragu dan curiga, dia juga merasa lega. Perempuan itu mengikuti langkah Sonia keluar dari area universitas sambil berceloteh ria.

“Salah aku juga, coba kalau aku nggak nempelin pangeranku, kita sudah balik dari tadi! Nggak akan ada kejadian seperti ini.”

Dengan santai Sonia berkata, “Melia sudah mempersiapkan semuanya. Siapa tahu dia menungguku di suatu tempat. Mau balik cepat atau lambat hasilnya bakalan sama saja.”

“Rasain saja kakinya patah! Dia memang pantas mendapatkannya!” marah Chenny dengan wajah kesal. Setelah itu dia menatap Sonia dengan mata berbinar sambil bertanya, “Sonia, kamu pernah latihan bela diri? Cepat ajarkan aku salah satu teknik buat kalahkan Melia!”

“Mungkin karena tendanganku kebetulan terlalu kuat,” ujar Sonia.

Chenny memutar bola matanya dan menggerutu, “Sia-sia sekali aku sudah senang nggak jelas. Aku pikir kamu memang ada latar belakang rahasia dan bisa bela diri!”

“Kurang-kurangi baca novel dan nonton drama! Nggak baik buat kesehatan otak kamu,” cibir Sonia.

Keduanya berjalan keluar dari kampus dengan langkah santai sambil sesekali bercanda. Di depan gerbang, Chenny menarik tangan Sonia dan memberikan kode pada perempuan itu untuk melihat sisi kiri depan.

“Cepat! Itu Stella sang bunga kampus!”

Sonia menoleh ke arah yang dimaksud Chenny dan melihat sebuah mobil sedan yang tengah berhenti di tepi jalan. Supir pemilik mobil tersebut turun dan membuka pintu bagian belakang untuk Stella. Orang-orang di sekeliling mereka berhenti dan menatap perempuan itu dengan penuh kagum.

Chenny bergumam, “Lihatlah, kenapa nasib Stella begitu baik. Pelajaran bagus, wajah cantik, dia juga berasal dari keluarga kaya raya. Sedikit saja bagian dari diri dia yang diberikan padaku, aku bakalan sujud syukur untuk mengucapkan terima kasih!”

Sonia membuang tatapannya dan tertawa sambil berkata, “Dua yang kamu bilang terakhir itu ditentukan oleh takdir. Tapi untuk yang pertama, kamu bisa mendapatkannya dengan usaha keras!”

“Sudahlah! IQ aku ini nggak akan bisa menandingi dia. Tapi beda ceritanya kalau orang itu adalah kamu!” balas Chenny sambil menatap ke arah Sonia.

“Sejujurnya, kalau kamu punya papa yang kaya raya, kemungkinan posisi bunga kampus bukan menjadi orang lain. Sayangnya kamu kalah di bagian ekonomi, jadi hanya bisa jadi bunga jurusan saja.”

Sonia hanya menganggukkan kepalanya dan menjawab, “Kamu boleh sebut aku bunga kampus juga kok. Aku nggak masalah.”

Ucapan santai perempuan itu membuat Chenny terbahak. Dia menarik tangan Sonia ke arah kedai es yang ada di seberang sambil berkata, “Jangan mimpi! Sudah, hari ini aku akan mentraktir kamu biar nggak sakit mental!”

“Kalau gitu aku mau dua!” seru Sonia memanfaatkan kesempatan.

“Boleh! Orang cantik seperti kamu bebas!” jawab Chenny.

***

Stella kembali ke rumahnya lebih awal. Dia dan keluarganya bertiga duduk di meja makan dan tengah makan bersama. Hendri duduk di kursi utama dan berkata pada Reviana, “Kalau kamu ada waktu, telepon Sonia. Minta dia makan di rumah akhir pekan ini.

“Ada masalah?” tanya Reviana sambil mengangkat wajahnya.

“Kalau nggak ada masalah apa pun memangnya nggak boleh minta Sonia makan di rumah? Lagian kesalahpahaman waktu ulang tahunmu itu juga akan terselesaikan begitu ketemu,” ujar Hendri dengan kening berkerut.

Reviana tampak emosi ketika mengungkit masalah kala itu. “Kalau gitu kamu saja yang telepon,” kata perempuan itu dengan malas.

Stella menyendokkan makanan ke piring Reviana sambil tersenyum lembut dan berkata, “Benar apa yang papa katakan. Kenapa satu keluarga tapi harus musuhan? Akhir pekan nanti biar aku yang buatkan Kakak kue.”

Reviana tampak melembut mendengar ucapan Stella. Dia menatap perempuan itu dengan penuh sayang dan berkata, “Memang Stella yang paling pengertian.”

“Oh iya!” Dia meletakkan sendok dan dengan cepat kembali berkata, “Siang tadi Pak Welmus telepon aku dan bilang kalau awal Juni nanti ada pameran lukisan. Dia meminta kamu untuk menyiapkan sebuah lukisan bertema nasional yang kemungkinan bisa dipajang saat pameran nanti.”

“Benarkah?” tanya Stella dengan mata berbinar.

“Kalau gitu aku akan segera menyiapkannya!”

“Iya!” jawab Reviana sambil mengangguk dan sorot pandangan penuh sayang.

Setelah selesai makan, Stella kembali ke kamarnya untuk memikirkan tema yang akan dia lukis. Reviana mengetuk pintu kamarnya dan membawa semangkuk sup sarang burung.

“Tadi waktu makan malam kamu nggak makan banyak. Mama minta Bi Umi buatkan untukmu. Ayo dimakan mumpung masih panas.”

Stella mengeluarkan lukisannya yang lalu dan meminta Reviana bantu menilai hasil karyanya. Kedua ibu dan anak itu berbincang cukup lama hingga Stella menguap. Dia meminta ibunya untuk melihat-lihat terlebih dahulu, sementara dirinya pergi mandi.

Reviana membantunya membereskan meja belajarnya. Akan tetapi jari tangan perempuan itu menyenggol mouse yang ada di meja tanpa sengaja. Secara otomatis layar komputer yang ada di depannya menyala. Dia meliriknya sekilas dan dalam seketika keningnya berkerut.

Layar monitor menampilkan beranda internet milik Universitas Jembara. Dari judul berita yang ada di sana terlihat bertuliskan Sonia yang berantem dengan Melia karena seorang lelaki paling tampan di kampusnya.

Jari tangannya mulai menggerakkan kursor ke arah bawah dan mendapati bahwa Sonia berantem dengan perempuan lain demi seorang lelaki. Di bagian bawah halaman berita tersebut berisi komentar dari para mahasiswa-mahasiswi yang beraneka ragam.

Kening perempuan itu semakin berlipat dan jarinya bergerak tanpa henti membaca halaman-halaman yang ada di layar monitor. Setelah itu dia menutup beranda tersebut dengan wajah menggelap. Sonia adalah putri kandungnya yang salah gendong sewaktu kecil.

Ketika berusia 17 tahun baru dia datang. Reviana juga ingin menebus kesalahannya pada Sonia, tetapi dia melihat Sonia yang tidak memiliki motivasi untuk maju. Dibandingkan dengan Stella yang begitu pengertian serta cerdas, tidak mungkin dirinya tidak pilih kasih.

Mau tidak mau Reviana bersyukur karena tidak pernah mempublikasikan sosok Sonia yang merupakan salah satu putri dari keluarga Dikara. Jika tidak, dirinya pasti akan merasa malu!

Reviana keluar dari kamar Stella dengan wajah yang terlihat tidak senang. Dia masuk ke kamarnya ketika Hendri tengah mengambil ponsel dan hendak menelpon seseorang. Dengan cepat Reviana berkata, "Jangan telepon Sonia!"

“Kenapa?” tanya Hendri dengan wajah bingung.

“Aku nggak ingin melihat dia!” jawab Reviana dengan ketus.

“Ada apa? Bukannya tadi kita sudah sepakat?” tanya Hendri dengan alis tertaut.

“Nggak ada apa-apa, aku hanya nggak ingin melihat dia!” jawab Reviana singkat. Dia mengeluarkan aju tidur dari dalam lemari dan masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Hendri melempar ponselnya ke atas meja sambil menghela napas berat.

Vila Green Garden.

Sonia baru saja kembali dari lari santainya dan membersihkan dirinya. Setelah itu dia duduk di sofa sambil mengelus kepala Bibo sambil bermain ponselnya. Baru saja dia masuk ke dalam aplikasi permainan, terlihat pemberitahuan adanya permintaan pertemanan.

Dia membukanya dan terlonjak girang karena melihat nama Tandy di sana. Sonia memutuskan untuk mengirimkan pesan suara yang berisikan, “Tugasmu sudah selesai?”

“Gimana kalau kamu datang dan memeriksanya?” balas Tandy.

“Ikut aku dari belakang, biar aku buat kamu naik level!” sahut Sonia.

Tandy hanya mengirimkan ekspresi memutar bola mata untuk merespons ucapan perempuan itu. Kemampuan Sonia dalam bermain permainan sangat lemah dan Tandy selalu mencibirnya dalam hal tersebut. Akan tetapi dia juga yang gemar mengajak Sonia untuk bermain bersama.

Mungkin karena perempuan itu terlalu mudah dikalahkan, dia ingin mencari sebentuk rasa kepuasan pada sosok Sonia.

Keduanya bermain selama setengah jam lamanya. Sonia melirik jam yang sudah hampir menunjukkan pukul sepuluh, sudah waktunya bocah lelaki itu untuk tidur. Tandy tidak membalas pesannya tetapi dia langsung keluar dari aplikasi permainan.

Sonia mengeluarkan buku pelajaran kelas 3 SD yang baru saja dia beli hari ini dan membacanya. Karena dia sudah menjadi guru les lelaki itu, maka dia harus melakukannya dengan baik. Sonia tidak pernah sekolah SD dan juga tidak pernah belajar pelajaran sekolah secara resmi. Oleh karena itu, dia harus mempelajarinya saat ini.

Hari sabtu supir keluarga Herdian tetap menjemputnya untuk berangkat menuju kediaman keluarga Herdian. Sonia tidak menemukan sosok Reza ketika dia naik ke lantai dua. Tidak tahu apakah lelaki itu sedang keluar rumah atau masih belum bangun tidur.

Tasya juga tidak ada di sana, kemungkinan besar sedang pergi berkencan. Sonia mengetuk pintu dan masuk ke dalam kamar Tandy. Bocah itu masih tengah bermain tab miliknya ketika dia masuk ke dalam. Sonia meletakkan tas ranselnya dan berkata, “Hari ini kita bahas lagi pelajaran kamu di minggu ini.”

“Iya,” jawab Tandy yang masih tetap duduk di sofa tanpa bergerak sedikit pun.

Sonia menunggunya selama lima menit, sepuluh menit hingga setengah jam kemudian. Akan tetapi Tandy tetap tidak berniat bangkit dari sana.

 

Related chapters

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 13

    Akhirnya Sonia tahu alasan dibalik berhentinya para guru les bocah lelaki itu. Anak keluarga orang kaya tidak bisa diajar dengan menggunakan kekerasan. Jika dengan ucapan nasihat, maka mereka akan protes kita cerewet. Kalau membujuknya dengan ucapan manis, maka akan dikatakan kekanakan. Rasa tidak berdaya seperti itu membuat siapa pun akan menyerah.Sonia bangkit dan melihat anak panah yang tergeletak di atas meja. Dia melirik papan panah kemudian melayangkan anak panah dalam satu gerakan dan mendarat tepat di bagian tengah!Ketika anak panah ketiga masih mengenai bagian tengah papan panah, Tandy mengangkat wajahnya dan menatap dia dengan raut terkejut. Sonia mengambil anak panah dengan kedua tangannya, setelah itu dia melayangkan anak panah tanpa melihatnya di waktu yang bersamaan.Kedua anak panah tersebut melayang dengan kecepatan yang sama. Dua buah anak panah tersebut menjatuhkan anak panah yang sebelumnya tertancap dan menggantikannya berada di posisi bagian tengah papan.Tandy b

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 14

    ”Hmmm? Aku nggak ketawa,” ujar Sonia dengan ekspresi bingung.Reza mengangkat alisnya dan bertanya, “Kamu takut sekali denganku? Kamu itu temannya Tasya dan guru lesnya Tandy. Kamu boleh ikut mereka panggil aku Om. Biasanya aku selalu penuh toleransi terhadap orang yang menjadi juniorku.”Sonia semakin ingin terbahak, tetapi dia berusaha tetap bersikap tenang dan mengangguk berkata, “Ok.”Mata Reza menatap wajah perempuan di sampingnya sekilas, kemudian mengarah ke depan dan berkata lagi, “Lain kali kalau ketemu Hana lagi, kamu nggak perlu peduliin dia.”“Dia menutupi jalanku,” jawab Sonia membela diri.“Bukannya kamu pintar menendang orang?” balas Reza.Sonia mengangkat alisnya dan bertanya balik, “Hana juga boleh ditendang?”“Tentu saja! Kamu tendang saja sesuka hatimu, biar aku yang urus,” jawab Reza dengan nada datar.Kedua alis Sonia terangkat lagi ke atas. Kalimat tersebut menunjukkan sikap dan karakter lelaki itu dalam menyelesaikan sebuah masalah. Mungkin Reza menyadarinya dan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 15

    Suara lelaki itu terdengar sangat ringan dan juga hangat seperti mentari di musim semi. Terasa begitu sejuk dan juga nyaman. Sonia berbalik dan memandangi lelaki asing itu dengan tatapan tidak mengerti.Lelaki itu maju dua langkah sambil menatap Sonia. Sebersit sorot cahaya melintas di mata lelaki itu.“Meski nggak harus bayar dengan sesuatu yang berharga, setidaknya traktir makan juga nggak masalah, bukan?”Setelah mengatakan kalimat itu, dia mengulurkan tangannya dan berkata, “Kenalan dulu, namaku Melvin.”Sonia memandangi telapak tangan di hadapannya tanpa membalasnya, kemudian dia berbalik pergi begitu saja. Melvin melongo terkejut di tempatnya dan bergegas mengejar langkah perempuan itu.“Hei! Kamu nggak ngerti apa yang aku katakan?”Langkah Sonia berhenti dan menatapnya sambil menjawab, “Ngerti, tapi kamu nggak butuh traktiran aku. Tanpamu aku juga bisa membereskan masalah tadi seorang diri. Nggak perlu saling kenalan juga, aku harus segera masuk kelas.”Setelah mengatakan kalima

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 16

    Sonia berjalan lurus ke arah mobil Melvin. Akan tetapi dia tidak mengambil bunga-bunga mawar segar itu, melainkan langsung membuka pintu di posisi kemudi dan menekan tombol kunci. Setelah itu dia menghidupkan mesin dan melajukan mobil tersebut ke arah jalan raya.Gerakan tersebut membuat seluruh orang yang melihatnya tampak tercengang di tempat termasuk Melvin. Senyuman di wajah lelaki itu perlahan-lahan berubah kaku. Dia tidak menyangka bahwa Sonia tidak mengambil bunganya, tetapi dia membawa bunga beserta mobilnya juga.Saat ini dia berdiri di tengah kerumunan dengan tangan yang masih menggenggam satu tangkai bunga dan menjadi pusat perhatian semua orang. Wajahnya menggelap dan terlihat sangat emosi. Untuk sekarang dia ingin sekali mencekik leher Sonia hingga perempuan itu kehabisan napas.Sebenarnya orang seperti apa yang Hana minta dirinya taklukin? Pantas saja perempuan itu rela kehilangan uang ratusan triliun. Apakah Hana sengaja mempermainkan dirinya?Semua orang yang ada di san

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 17

    Keesokan harinya, Melvin sudah menebak waktu Sonia keluar dari toko mie. Dia memberikan kode pada beberapa orang anak buah yang ada di belakangnya dan memberikan perintah, “Lakukan dengan maksimal dan terlihat asli.”Beberapa anak buahnya yang sedang menyamar menjadi preman biasa tampak mengangguk mengerti dan berjalan menuju toko mie. Melvin bersandar pada tiang beton sambil merokok. Sekitar sepuluh menit kemudian, dia mematikan puntung rokoknya dan berjalan masuk dengan gerakan santai.Sekarang merupakan jam makan para mahasiswi kampus, oleh karena itu anak buahnya membawa Sonia ke tempat yang lebih terpencil. Setelah melewati beberapa tembok tinggi, suara ribut mereka nantinya akan tersamarkan.Melvin bisa membayangkan keadaan Sonia dengan baju yang berantakan dan tengah tergeletak tidak berdaya di tanah. Di saat perempuan itu tengah merasa putus asa, dia akan muncul bagaikan seorang pahlawan. Sonia akan memandangnya dengan mata berbinar dan penuh harus serta rasa terima kasih.Untu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 18

    Kebetulan Reza juga ada urusan sewaktu Sonia pergi, jadi Reza sekalian mengantar Sonia ke pusat kota. Sonia masih merasa tidak nyaman harus berduaan dengan Reza di tempat yang sempit dan tertutup, makanya dia sering kali buang muka berpura-pura melihat pemandangan.Begitu mobil memasuki jalan raya beraspal, Reza fokus melihat ke depan sambil membuka pembicaraan dengan Sonia, “Melvin lagi dekatin kamu, ya?”“Eh?”Spontan Sonia langsung menoleh ke arah Reza karena dia terkejut bahwa ternyata Reza juga sudah tahu.“Waktu itu aku lihat dia ngasih kamu bunga di depan Jembara University.”“Ooh, iya!”“Sebelum kamu pertimbangkan mau sama dia atau nggak, aku masih kasih tahu satu hal. Dia itu sepupunya Hana. Mamanya Hana itu tantenya Melvin,” tutur Reza lirih.Ternyata … seperti itu ceritanya!“Aku nggak tahu si Melvin itu beneran suka sama kamu atau nggak, tapi aku rasa aku punya tanggung jawab untuk kasih tahu hal ini ke kamu. Tapi, soal kamu masih mau sama dia atau nggak, itu keputusan kamu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 19

    Ucapan temannya itu sangat frontal sampai membuat Siska merasa malu. Jujur saja, awalnya Siska masih ingin mengelak, tapi dia berubah pikiran dan hanya tersenyum menjawabnya, “Aku juga nggak tahu kenapa dia bisa suka sama aku.”Sonia spontan menoleh ke arah wanita yang dipanggil dengan nama Siska itu. Dari tadi Sonia memang merasa dia agak familier, dan setelah diingat-ingat kembali, Siska itu memang pernah memerankan seorang karakter utama di salah satu drama yang dulu Yeni tonton. Drama itu memang tidak tayang terlalu lama, tapi setiap episodenya sangat seru. Yeni juga bilang sangat disayangkan drama tersebut tidak laku di pasaran.Selain itu, Sonia juga ingat dengan wanita yang mengenakan gaun biru itu, dia adalah seorang aktris baru bernama Tiara.“Asal ada Reza, kamu bisa dapat apa pun yang kamu mau. Kalau nanti kamu sudah terkenal, jangan lupa bantu aku juga, ya,” kata Tiara.“Buat apa aku bantuin lagi, bukannya kamu sudah punya Matias?”“Aku sudah mati-matian ngedapetin hatinya

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 20

    Kerumunan orang yang hanya datang untuk melihat semuanya sudah diusir pergi oleh Daniela, dan sekarang hanya ada petugas keamanan saja yang masih berjaga di sana. Ketika Reza sampai, secara spontan semua orang langsung minggir ke samping, menyisakan jalan yang luas di tengah untuk Reza lewati.“Maaf acara makan-makan Pak Reza jadi terganggu,” kata Devi sembari memapah Siska.“Kenapa ini?” tanya Reza. Akan tetapi kedua matanya langsung menyipit ketika dia menyadari Sonia juga ada di sana.Raut wajah Daniela langsung berubah dan melindungi Sonia di belakangnya. Dia tidak mengira kalau yang datang ternyata adalah Reza Herdian, tak heran dari tadi Siska sama sekali tidak takut.Devi menjelaskan semua yang terjadi dengan rinci kepada Reza, tentunya ditambah bumbu-bumbu penyedap seperti perbuatan Sonia yang membenturkan Siska ke tembok, membuat kakinya yang baru saja membaik lagi-lagi terluka.Sebenarnya Sonia sendiri santai saja ketika melihat Reza datang. Hanya saja … dia masih tidak habi

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1960

    Kaki panjang Reza menindih Sonia. Lengannya menopang di samping wajah si wanita. Dia memberi ciuman hangat dan membara kepada Sonia. Saking lamanya ciuman yang diberikan Reza, sekujur tubuh Sonia terasa lemas. Dia mengangkat tangannya untuk menahan wajah Reza, menggigit bibirnya dengan perlahan dengan mata berlinang air mata.“Reza, pergilah! Tinggalkan Istana Fers! Kamu bisa tunggu aku di Hondura. Setelah misiku selesai, aku akan pergi mencarimu.”Lantai B12 itu bukanlah tempat yang sederhana. Demi menghalangi kepergian Tensiro, Rayden pasti bukan hanya mengandalkan bujukan dan iming-iming.Begitu senjata gelombang mikro diaktifkan, seluruh Istana Fers akan berubah menjadi puing-puing.Sonia memiliki firasat kuat jika Rayden benar-benar diprovokasi, dia akan melakukan tindakan yang sangat gila. Ini adalah misi yang dijalankan Sonia. Dia juga tidak berharap gara-gara dirinya, semuanya akan terjebak dalam bahaya.Reza menyandarkan dagunya di atas kening Sonia, seolah-olah dia tahu apa

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1959

    Tidak lama kemudian, Rayden menyadari Bondala sedang menatapnya. Dia segera mengalihkan pandangannya, lalu menyuruh Winston untuk mempersiapkan data energi terbarukan.Tatapan Reza menjadi suram, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.…Saat kembali ke vila tempat tinggal sementara Reza, Theresia menutupi pintu. Nada bicaranya seketika menjadi santai. “Mau minum apa? Gimana kalau alkohol?”“Tidak usah, cukup air saja!” ucap Sonia dengan suara lembut.“Kalau begitu, kopi saja, deh. Rayden suruh anggotanya untuk antar biji kopi berkualitas tinggi. Aromanya cukup wangi!” Theresia berjalan ke depan meja, lalu mulai membuatkan kopi untuk Sonia.Sonia duduk di kursi tinggi depan meja bar sembari menatap Theresia yang sedang menimbang biji kopi dan menggilingnya. Gerakannya kelihatan sangat santai dan elegan.Saat pertama kali bertemu, kesan Sonia terhadap Theresia sangat bagus. Pada saat itu, dia kira Theresia adalah temannya Ranty.Saat bertemu kali ini, dia baru menyadari sebenarnya semua

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1958

    Langit biru jernih membentang luas. Sungai kecil mengalir deras. Rerumputan hijau tumbuh lebat di tepiannya. Bayangan pohon willow keemasan terpantul di permukaan air, mengikuti aliran sungai. Sementara di seberang sungai sana, pegunungan menjulang dengan lanskap yang begitu luas dan megah.Theresia berjalan ke tepi sungai. Airnya kelihatan sungguh nyata. Saking jernihnya, terlihat batu-batu kerikil yang indah di bawah sana. Bahkan, beberapa ekor ikan kecil dan udang juga kelihatan sedang berenang di dalamnya.Apakah mereka benar-benar sedang berada di lantai 12 bawah tanah?Wanita berambut pirang duduk di bawah tenda. Di atas taplak meja yang bersih itu diletakkan berbagai jenis buah-buahan dan juga camilan. Ada juga ayunan dengan dua tempat duduk di sebelah. Sepertinya biasanya wanita berambut pirang dan Tensiro sering bersantai di sini.Setelah duduk beberapa saat di sini, wanita berambut pirang membawa Sonia dan Theresia kembali ke koridor. Pintu yang satu lagi dibuka, terlihat pa

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1957

    Rayden membawa orang-orang untuk berjalan melewati koridor. Pada akhirnya, mereka tiba di sebuah ruangan yang sangat amat luas. Di dalamnya terdapat ruang baca, ruang tamu, ruang makan, dan juga kamar.Saat ini, ada seorang pria berusia sekitar 40-an berpakaian putih dan bermasker sedang duduk di ruang tamu. Dia berdiri di depan komputernya. “Tuan Rayden.”Rayden memperkenalkan kepada mereka, “Dia adalah penanggung jawab di sini, Profesor Tensiro!”Tensiro kelihatan sangat waspada ketika melihat kedatangan banyak orang. Dia mengamati mereka sejenak, lalu mengangguk dengan perlahan.Sonia spontan menurunkan tangannya. Pria itu memang mengenakan masker, tetapi Sonia bisa mengenali pria itu dari sepasang matanya. Pantas saja Sonia tidak bisa menemukannya selama ini!Ketika melihat lingkungan sekitar, sepertinya pria ini akan selalu tinggal di tempat ini. Kedua mata Sonia berkilauan. Dia menatap bayangan punggung Reza. Tiba-tiba dia bisa mengajukan untuk berkunjung ke laboratorium gelomba

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1956

    Himawan datang untuk menyapa, “Tuan Kase, Nona Ruila, Tuan Rayden tahu kalian akan ke sini. Dia sudah menunggu kalian dari tadi!”Kase pun berkata dengan tersenyum, “Kalau begitu, ayo kita ke atas!”“Silakan, Tuan Kase!” Himawan sedikit menunduk. Rambut ikal cokelat keemasan yang agak panjang tergerai di sisi telinganya, membuatnya kelihatan sangat tegas dan serius.Semua orang berjalan bersama menuju lantai atas dan masuk ke kantor Rayden. Saat ini, Rayden dan Winston langsung melangkah maju untuk menyambut mereka.Setelah berbasa-basi, mereka duduk di tempat. Kali ini, Rayden berkata dengan serius, “Pertama-tama, aku ucapkan selamat datang kepada Raja Bondala dan Tuan Kase ke Istana Fers. Kalau jamuanku kurang memuaskan, aku harap kalian bisa memakluminya.”“Anggota Istana Fers, sudah mengerahkan tenaga dan uang banyak dalam pengembangan energi terbarukan. Sekarang kami butuh kalian berdua sebagai mitra kerja sama untuk mengembangkannya ke pasaran. Kalau kalian punya persyaratan atau

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1955

    Sonia yang sedang duduk di depan meja makan merasa tidak sanggup untuk menelan lagi. Dia segera meminum sup, lalu berdiri. “Semuanya, aku ambil barang sebentar di atas!”Kase juga ikut berdiri. “Aku juga pergi ganti pakaian dulu. Mohon Raja Bondala tunggu sebentar!”Kase pun berjalan pergi.Kening Reza semakin berkerut ketika menatap bayangan punggung Kase. Betapa inginnya dia menggebuki pria di hadapannya ini. Theresia spontan tertawa.Reza meliriknya. “Apa lucu?”“Nggak!” Theresia menggeleng. “Aku hanya merasa Sonia bahagia sekali!”Reza menurunkan kelopak matanya. Raut wajahnya masih kelihatan muram, hanya saja tatapannya sudah berubah melembut.…Sonia memasuki kamar. Kase juga mengikutinya, lalu berpesan, “Nanti saat kita pergi menemui Rayden, kamu naik bersamaku. Kamu jangan beraksi sendiri. Kamu mesti berhati-hati dengan Rayden dan juga Raja Bondala.”Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Ada apa dengan Raja Bondala?”“Aku juga tidak tahu bagaimana mengatakannya, tapi aku merasa di

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1954

    Lantai tangga dan ruang tamu memang dilapisi karpet, tetapi tubuh Kase tetap terasa pegal. Dia berdiri dengan merintih kesakitan. Pada saat ini, dia kebetulan bertatapan dengan Bondala, raut wajahnya semakin muram lagi!Kase menepuk-nepuk pakaiannya, lalu tersenyum berlagak tidak terjadi apa-apa. “Aku tidak sengaja tergelincir. Tidak apa-apa, aku tidak merasa sakit sama sekali!”Theresia takut dirinya tidak bisa menahan tawanya. Dia segera memalingkan kepalanya ke sisi jendela menatap ke halaman di luar.Reza selalu bersikap tenang. “Aku kira begini cara Keluarga Milana memberi hormat kepada tamu!”Kali ini, Theresia benar-benar tidak bisa menahan tawanya lagi. Dia keceplosan dan segera menutup mulutnya.…Sonia baru saja selesai mandi. Saat dia mengambil pakaiannya, dia melihat obat yang diletakkan Kase di atas nakas. Terlihat cairan di dalam botol kaca berwarna cokelat transparan. Sonia spontan kepikiran dengan celotehan Kase tadi.Namun, apa yang dikatakan Kase memang benar. Sekaran

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1953

    Setelah tiba di luar kamar Sonia, Kase juga tidak mengetuk pintu, sebab dia tahu Sonia masih belum bangun.Sekarang asalkan Sonia tidur, dia pun tidak bisa bangun dengan sendirinya, mesti ada yang membangunkannya.Kase berjalan ke dalam, lalu duduk di samping ranjang. Ketika menatap ekspresi kesakitan di wajah Sonia, hati Kase terasa bagai sedang diremuk saja.Entah apa yang sedang dimimpikan Sonia hingga dia begitu ketakutan?Kase sudah mengutus anggotanya untuk mencari obat untuk menetralisir racun di dalam tubuh Sonia, tetapi semua obat yang ditemukannya tidak berkhasiat sama sekali. Sonia masih saja terjebak dalam mimpinya.Biasanya Sonia sangat suka tidur. Namun sekarang, tidur sudah menjadi siksaan baginya.Hati Kase semakin penat lagi, juga semakin menyesal. Dia spontan berkata dengan lembut, “Ruila, bangunlah!”“Sayangku, sudah pagi, sudah saatnya untuk bangun!”“Matahari sudah terbit!”…Pada akhirnya, Kase terpaksa menggoyang lengan Sonia. Sonia pun baru terbangun dengan kage

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1952

    Sonia menatap Reza yang berada di dalam layar mulai memejamkan matanya. Bulu mata lentiknya mulai menutup bola mata indahnya. Reza benar-benar sudah kecapekan!Sonia tahu betapa Reza mencemaskannya selama beberapa hari ini. Dia juga mengerti betapa bersabarnya Reza selama beberapa saat ini! Sonia juga tahu betapa Reza mencintainya.Sonia menatap wajah Reza yang sedang tidur. Rasa gembira dan pilu meluap di dalam hatinya. Matanya spontan menjadi basah. Kemudian, Sonia bergumam, “Suamiku, aku mencintaimu!”Kebersamaan selama dua hari dua malam di ruang rahasia bawah tanah membuat Sonia merasakan gejolak dalam hatinya, sebuah perasaan yang berbeda dari persahabatan di medan perang. Itulah sebabnya Sonia memutuskan untuk pergi ke Jembara untuk mencari jawaban atas perasaan aneh itu.Namun, saat benar-benar bertemu dengan Reza dan menghabiskan waktu bersama, Sonia baru menyadari betapa luar biasanya pria itu. Saat itulah Sonia benar-benar memahami apa yang dinamakan cinta.Perasaan itu baga

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status