Share

Bab 18

Author: Musim Gugur
Kebetulan Reza juga ada urusan sewaktu Sonia pergi, jadi Reza sekalian mengantar Sonia ke pusat kota. Sonia masih merasa tidak nyaman harus berduaan dengan Reza di tempat yang sempit dan tertutup, makanya dia sering kali buang muka berpura-pura melihat pemandangan.

Begitu mobil memasuki jalan raya beraspal, Reza fokus melihat ke depan sambil membuka pembicaraan dengan Sonia, “Melvin lagi dekatin kamu, ya?”

“Eh?”

Spontan Sonia langsung menoleh ke arah Reza karena dia terkejut bahwa ternyata Reza juga sudah tahu.

“Waktu itu aku lihat dia ngasih kamu bunga di depan Jembara University.”

“Ooh, iya!”

“Sebelum kamu pertimbangkan mau sama dia atau nggak, aku masih kasih tahu satu hal. Dia itu sepupunya Hana. Mamanya Hana itu tantenya Melvin,” tutur Reza lirih.

Ternyata … seperti itu ceritanya!

“Aku nggak tahu si Melvin itu beneran suka sama kamu atau nggak, tapi aku rasa aku punya tanggung jawab untuk kasih tahu hal ini ke kamu. Tapi, soal kamu masih mau sama dia atau nggak, itu keputusan kamu sendiri.”

Sembari menatap ke luar jendela, Sonia pun menanggapi ucapan Reza, “Nggak perlu, aku rasa dia nggak bakal nyari aku lagi!”

“Oh?”

Sesungguhnya, Reza sudah tahu apa yang dimaksud oleh perkataan Sonia tadi. Sonia tidak berbicara apa-apa lagi dan hanya sibuk dengan pikirannya sendiri, tapi dia tampak tersenyum-senyum sendiri dengan ekspresi bahagia. Suasana hati Sonia dengan sangat baik, dia bahkan masih tersenyum dan mengucapkan sampai jumpa saat turun dari mobilnya Reza. Setelah itu, Sonia pergi ke sebuah kedai yang ada di samping kampusnya untuk membeli dua bungkus permen yang belakangan ini sedang hits. Lalu dia naik bus pulang ke Vila Green Garden dan memberikan satu permen itu untuk Kelly setelah dia turun di Jalan Yunani.

Setibanya di rumah, dia menghabiskan waktu dengan membaca buku dan main game hingga tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Persis di pukul enam sore, Sonia mendapat panggilan dari Ranty kalau dia sudah sedang dalam perjalanan.

Kurang lebih setengah jam kemudian, Ranty akhirnya tiba dengan mengendarai Porsche merah kesayangannya. Dia melepas kacamata hitamnya begitu melihat Sonia dan berkata padanya, “Baru berapa hari nggak ketemu, kamu jadi makin cantik saja!”

Sonia pun masuk ke mobilnya Ranty, lalu Ranty memberikan sebuah tas yang dia taruh di kursi belakang ke Sonia. “Mamaku hari ini baru pulang dari Prancis, ini buat kamu. Ada baju, perhiasan, sama tas. Kamu lihat saja sendiri.”

“Titip terima kasih buat mama kamu, ya. Tapi biasanya aku jarang pakai barang-barang kayak begini. Lain kali nggak usah.”

“Sebenarnya aku juga sudah bilang, GK Jewelry itu punya kamu. Tapi mamaku bilang barang yang dia kasih beda sama kamu. Toh, itu juga demi puasin nafsu belanjanya dia sendiri, jadi kamu terima saja.”

Hati Sonia terasa hangat mendengarnya. Dia pun tidak banyak bicara lagi dan hanya bertanya, “Sekarang kita mau ke mana?”

“Temanku baru buka restoran, terus dia ngajak aku ke sana, jadi sekalian saja aku bawa kamu makan bareng!” ujar Ranty dengan senyum manisnya di bawah pancaran cahaya matahari senja.

Restoran baru milik temannya Ranty berada di lokasi yang sangat strategis di pusat kota. Interiornya juga sangat indah dan ramai oleh pengunjung yang datang. Begitu memasuki restoran, Ranty langsung membawa Sona ke private room yang sudah Ranty pesan sebelumnya.

Bos di restoran itu adalah Daniela, seorang wanita tangguh berusia sekitar 30-an. Dulunya dia adalah senior ketika Ranty masih kuliah di luar negeri, dan mereka berdua masih terus berhubungan satu sama lain meski sudah tamat kuliah.

Mengetahui Ranty sudah datang, Daniela segera menyapanya dengan hangat dan membantu mereka memesan makanan dan minuman yang menjadi unggulan di restoran ini. Restorannya cukup sibuk dan selalu saja ada orang yang mencari Daniela. Akhirnya Daniela terpaksa meninggalkan mereka berdua.

Para pelayan dengan cekatan menyajikan lauk yang seperti premium abalone, kerang macan masak lada garam, lobster, dan masih banyak lagi. Setiap hidangan dibuat begitu indah, baik dari rupa, aroma, ataupun rasa. Mereka berdua pun menikmati makanan sambil mengobrol santai, dan perlahan-lahan topik pembicaraan berpindah ke Reza.

“Kamu sudah berkali-kali pergi ke rumahnya keluarga Herdian, si Reza masih nggak tahu hubungan kalian berdua?” tanya Ranty penasaran.

“Nggak, tuh,” jawab Sonia.

“Hmmm, menarik. Kalau sampai dia tahu, ekspresi dia bakal kayak apa, ya?”

Sonia pun teringat dengan apa yang Reza katakan sewaktu di Celestial Hotel dan menjawab, “Entah, mungkin saja dia bakal langsung jauhin aku!”

“Makanya itu kamu harus tidur bareng dulu sama dia! Kalau dilihat dari badan dan tampangnya, kamu juga nggak rugi, kok!”

“Memangnya kamu pikir tidur bareng sama dia segampang itu?”

“Sonia-ku yang cantik, kamu harus percaya diri, dong! Atau mau aku ajarin kamu?”

“Nggak perlu! Jurus kamu itu cuma ampuh ke cowok doang, mending kamu pakai buat Matias saja sana.”

“Kalau dia, buat apa aku pakai lagi?” ledek Ranty.

“Hmm, benar juga. Justru seharusnya dia yang begitu ke kamu,” angguk Sonia.

Mendengar itu, Ranty tertawa terbahak-bahak sampai wine yang baru saja dia minum muncrat keluar. Ketika mereka berdua baru saja makan separuh, tiba-tiba Ranty mendapatkan telepon dari Matias, tapi Sonia langsung pergi ke toilet karena takut akan mendengar topik pembicaraan yang tidak cocok untuk anak muda.

Sonia menelusuri lorong lalu berbelok ke kanan, dan kebetulan di belakangnya ada seorang pria yang baru saja keluar diikuti oleh beberapa orang di belakangnya. Mereka berjalan menuju ke sebuah ruangan, kemudian salah satu dari pengikutnya itu membukakan pintu untuknya.

“Silakan, Kak Reza!” ujar salah satu pengikutnya itu.

Sudah tiga tahun Reza meninggalkan Jembara, tapi para pengikutnya masih saja tunduk dan setia padanya. Lantas, semua orang yang sudah terlebih dahulu berada di ruangan itu berdiri, tapi hanya ada satu orang yang masih duduk tanpa sedikit pun melirik Reza, walau hanya sekilas. Seorang pria yang berdiri di samping orang itu, Tahir, berkata, “Pak Melvin, beliau ini yang namanya Pak Reza.”

Melvin pun bangkit dari kursinya dengan kedua tangan berada di saku, Pak Reza, nama yang sudah sejak sering aku dengar. Apa kabar?”

Reza dengan santai berjalan ke kursi yang ada di depan Melvin dan berkata, “Salam kenal, Pak Melvin!”

Setelah itu mereka semua duduk dan saling menuangkan minuman sambil mengobrol, membuat suasana menjadi jauh lebih meriah seakan-akan mereka adalah teman lama.

“Sudah lama aku mau ngajak Pak Reza dan Pak Melvin makan bareng, akhirnya hari ini kesampaian juga. Ayo kita bersulang buat mereka,” kata Tahir.

“Kalau Pak Tahir ngomong dari awal, aku pasti bakal datang. Toh Pak Reza juga baru balik dari luar negeri, harusnya dari kemarin-kemarin kita ngadain pesta,” sahut Melvin.

“Nggak usah sungkan begitu, kita ini kan teman,” tutur Reza.

“Ah, benar juga,” balas Melvin.

Herdian Group dan keluarga Santoso memiliki hubungan kerja sama dalam bisnis, tapi ada pula persaingan di antara mereka. Herdian Group sendiri merupakan penguasa yang ada di Jembara, dan keluarga Santoso juga memiliki ambisi yang besar untuk menjadi penguasa yang berikutnya.

Melvin sudah pernah mendengar soal Reza sewaktu dia masih di luar negeri, tapi ketika Melvin baru saja pulang, Reza ternyata sudah pergi. Maka dari itu, Melvin terus menunggu selama tiga tahun sampai akhirnya Reza kembali lagi.

Semua orang di sana menyadari adanya ketegangan yang samar di antara Melvin dan Reza, makanya mereka pun sangat berhati-hati dalam berbicara untuk menjaga situasi tetap damai. Karena mau bagaimanapun juga, mereka berdua ini bukanlah orang yang bisa diusik sembarangan.

***

Sementara itu di toil, di belakang Sonia ada dua orang wanita yang sedang berdandan sambil mengobrol. Salah satu dari mereka yang mengenakan gaun biru berkata, “Siska, kok, kamu bisa masuk ke Victor Entertainment, sih?”

“Hoki doang itu, mah,” kata wanita bergaun putih.

“Aku dengar kamu dipilih langsung sama Reza, ya? Dapat tambang emas, nih. Coba kasih tahu aku, dong. Gimana caranya kamu bisa tidur sama dia?”

Related chapters

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 19

    Ucapan temannya itu sangat frontal sampai membuat Siska merasa malu. Jujur saja, awalnya Siska masih ingin mengelak, tapi dia berubah pikiran dan hanya tersenyum menjawabnya, “Aku juga nggak tahu kenapa dia bisa suka sama aku.”Sonia spontan menoleh ke arah wanita yang dipanggil dengan nama Siska itu. Dari tadi Sonia memang merasa dia agak familier, dan setelah diingat-ingat kembali, Siska itu memang pernah memerankan seorang karakter utama di salah satu drama yang dulu Yeni tonton. Drama itu memang tidak tayang terlalu lama, tapi setiap episodenya sangat seru. Yeni juga bilang sangat disayangkan drama tersebut tidak laku di pasaran.Selain itu, Sonia juga ingat dengan wanita yang mengenakan gaun biru itu, dia adalah seorang aktris baru bernama Tiara.“Asal ada Reza, kamu bisa dapat apa pun yang kamu mau. Kalau nanti kamu sudah terkenal, jangan lupa bantu aku juga, ya,” kata Tiara.“Buat apa aku bantuin lagi, bukannya kamu sudah punya Matias?”“Aku sudah mati-matian ngedapetin hatinya

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 20

    Kerumunan orang yang hanya datang untuk melihat semuanya sudah diusir pergi oleh Daniela, dan sekarang hanya ada petugas keamanan saja yang masih berjaga di sana. Ketika Reza sampai, secara spontan semua orang langsung minggir ke samping, menyisakan jalan yang luas di tengah untuk Reza lewati.“Maaf acara makan-makan Pak Reza jadi terganggu,” kata Devi sembari memapah Siska.“Kenapa ini?” tanya Reza. Akan tetapi kedua matanya langsung menyipit ketika dia menyadari Sonia juga ada di sana.Raut wajah Daniela langsung berubah dan melindungi Sonia di belakangnya. Dia tidak mengira kalau yang datang ternyata adalah Reza Herdian, tak heran dari tadi Siska sama sekali tidak takut.Devi menjelaskan semua yang terjadi dengan rinci kepada Reza, tentunya ditambah bumbu-bumbu penyedap seperti perbuatan Sonia yang membenturkan Siska ke tembok, membuat kakinya yang baru saja membaik lagi-lagi terluka.Sebenarnya Sonia sendiri santai saja ketika melihat Reza datang. Hanya saja … dia masih tidak habi

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 21

    Reza juga melirik Melvin dengan gayanya yang santai tanpa bicara sedikit pun, seakan-akan memang sedang menunggu Melvin memanggilnya.“Kapan-kapan aku dan Sonia bakal datang berkunjung!” kata Melvin.Ekspresi wajah Siska juga langsung berubah dari yang awalnya penuh dengan kebencian kini menjadi sangat ramah. Dia mendekati Sonia dan berkata dengan senyum, “Oh, ternyata kamu keponakannya Pak Reza. Yang tadi itu cuma salah paham! Temperamennya Devi memang jelek, kadang ngomong suka nggak mikir dulu, jadi jangan dimasukkin ke hati, ya.”Devi juga segera meminta maaf, “Aku benar-benar nggak tahu kalau kamu keponakannya Pak Reza. Ini semua salahku.”Begitu pula dengan Tiara yang segera mendatangi Sonia dan meminta maaf dengan tulus, “Sonia, aku benar-benar minta maaf!”Hanya karena sebutan “Om”, dalam sekejap sikap semua orang langsung berubah 180 derajat.“Untuk Tiara, jangan panggil aku Sonia. Kamu harus manggil aku Non Sonia!”Wajah Tiara langsung memucat. Tadinya dia mengira Reza akan m

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 22

    Saat ini di lorong hanya tinggal Reza dan Melvin. Tinggi badan mereka berdua tidak terlalu jauh, dan juga mereka sama-sama memiliki paras serta perangai yang mencolok dibandingkan orang kebanyakan. Atmosfer di sana pun jadi menegang dan seolah pancaran cahaya jadi meredup.“Sonia itu beneran keponakan kamu? Kenapa marganya bukan Herdian?” tanya Melvin dengan tatapan matanya yang tajam seperti seekor rubah itu.“Terserah marganya dia apa, yang jelas dia manggil aku ‘Om’.”“Oh, begitu? Kirain cuma ngaku-ngaku!”“Aku nggak segabut itu sampai harus ngaku-ngaku dia sebagai keponakanku, apalagi ngaku-ngaku orang lain sebagai pacar!” kata Reza.“Kemarin malam Sonia setuju untuk jadi pacarku, itu bukan cuma sementara saja.”“Kalau begitu, berarti kamu juga harus manggil aku ‘Om’!”“.…”Sekembalinya mereka berdua ke ruang makan, Melvin merasa dirinya masih kalah jauh dibandingkan Reza. Pemikiran yang berkecamuk di kepalanya ini membuat dia uring-uringan dan jadi sensitif terhadap segala hal. Ak

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 23

    Sonia jelas mengerti apa yang dirasakan oleh Ranty, hanya saja Sonia merasa bersimpati kepadanya. Tak lama kemudian, Matias pun tiba di restoran dan langsung menghubungi Ranty untuk menanyakan di ruangan mana dia berada.Karena tidak ingin mengganggu temannya, Sonia bangkit dari kursinya dan berkata, “Kalian ngobrol saja berdua, aku pulang duluan.”“Kan aku yang ngajak kamu, jadi aku juga yang harus antar kamu pulang. Lagian kamu kan juga kenal sama Matias, kenapa malah pergi?”“Terus aku jadi kambing congek saja, gitu?” balas Sonia bergurau, “Lagian kamu juga sudah minum banyak, gimana mau nyetir? Aku pulang naik taksi saja.”“Ya sudah. Sampai rumah nanti langsung kabari aku.”“Oke!”Ranty mengantar Sonia sampai ke depan restoran, tapi siapa yang menduga mereka malah berpapasan dengan Matias di lorong. Matias tampak mengenakan jas dan mengeluarkan aroma alkohol dari tubuhnya, seolah dia baru saja menghadiri perjamuan dengan orang lain. Dengan matanya yang berkilauan dan sikap yang han

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 24

    Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam ketika Sonia tiba di rumahnya. Setelah mandi, Sonia bersantai di sofa sambil memberi tahu Ranty kalau dia sudah sampai di rumah dengan selamat. Sekalian dia juga ingin menanyai apakah hubungan Ranty dengan Matias berjalan baik-baik saja.Telepon terus berdering dan baru diangkat ketika nada dering hampir berakhir, dan dari telepon itu Sonia mendengar suara Matias yang berkata, “Ranty lagi nggak bisa nerima telepon, ada yang perlu aku sampaikan?”Lalu dari telepon itu juga Sonia mendengar suara Ranty yang berbicara disertai dengan isak tangis, “Matias!”Sonia langsung menutup panggilan ketika mendengar suara itu, dan rona wajahnya pun memerah. Dasar … si Ranty ini memang paling tidak tahan menghadapi rayuan orang lain!***Keesokan siangnya, Sonia menerima sebuah paket berupa kotak besar. ketika dia baru pulang dari rumahnya keluarga Herdian. Di dalam kotak itu berisi perhiasan dan baju-baju yang Ranty berikan kemarin. Sonia memilih sepasang a

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 25

    Tandy mengira Sonia akan menggunakan kesempatan ini untuk menceramahi dirinya, misalnya seperti mengatakan kalau murid yang baik tidak boleh berkelahi atau semacamnya.“Iya. Kamu bantuin teman kamu yang di-bully, bukannya itu berani kamu anak yang pemberani?”Tatapan mata Tandy yang polos langsung bercahaya, tapi kemudian dia dengan nada sedih berkata, “Tapi aku bikin kepala mereka bocor. Orang tua mereka sampai datang ke sekolah nyari aku, makanya guruku minta aku panggil orang tuaku juga ke sekolah.”“Gurumu nggak tahu kalau kamu dari keluarga Herdian?” tanya Sonia.“Di sekolah yang marganya Herdian nggak cuma satu. Lagian, di yang aku tulis cuma nama depan orang tuaku. Mereka kan orangnya nggak suka kelihatan mencolok.”“Jadi kamu mau aku berlagak jadi orang tua kamu?”“Tepat sekali!” sahut Tandy tersenyum menunjukkan gigi serinya.“Nggak bisa!”“Kenapa?”“Pertama, aku bukan orang tuamu. Kalau sampai om kamu tahu, aku bisa kehilangan pekerjaan! Kedua, gimanapun juga, aku ini gurumu.

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 26

    Sore harinya, Sonia mengajukan cuti setengah hari dan pergi bersama Tandy ke sekolahnya. Setibanya di sana, mereka berdua langsung menuju ke ruang kantor kepala sekolah. Mereka terus mengetuk pintu, tapi tak kunjung mendapatkan jawaban karena kepala sekolah sedang tidak ada di tempat. Guru yang lain tahu kalau Sonia datang untuk membicarakan masalah yang terjadi sebelumnya. Dia pun menawarkan segelas air untuk Sonia dan memintanya untuk menunggu sebentar.Secara tak disengaja, Sonia juga mendengar perbincangan dua orang guru yang ada di sana.“Siapa itu?”“Orang tua murid.”“Semuda itu? Dia kelihatan kayak masih mahasiswi!”Tandy yang menyadari kedua gurunya sedang membicarakan Sonia pun berkata, “Tenang saja. Nanti aku bakal kasih tahu mereka kalau omku memang suka sama cewek-cewek muda.”“.…”Sonia hanya ingin mengatakan bahwa … sebenarnya tanpa harus dijelaskan sekalipun, yang namanya pria pasti suka dengan gadis muda!Satu per satu setiap guru berdatangan ke ruang guru. Beberapa da

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1911

    Sonia menggigit kue cokelat di depannya, lalu bertanya, "Apa kamu sudah tanya, kapan Rayden akan kembali?"Kase menatapnya tajam sembari balik bertanya, "Kamu sangat suka cokelat?"Sonia mengangkat alis dengan tenang. Dia membalas, "Hampir semua wanita menyukainya."Senyum Kase penuh pesona ketika menimpali, "Kupikir, kamu berbeda dari yang lain."Sonia mengulang pertanyaannya, "Jadi, kapan Rayden akan kembali?"Kase mendekatkan tubuhnya ke arah Sonia, menatap matanya dengan intens, lalu berucap pelan, "Aku curiga Rayden sebenarnya masih ada di Istana Fers.""Lho?" Sonia mengangkat kepala. Dia jelas sangat terkejut.Mata Kase bertemu langsung dengan tatapan Sonia dan memancarkan kesan yang menggoda. Dia menjelaskan, "Winston adalah perwakilan Rayden, tapi untuk proyek sebesar ini, dia nggak mungkin mengambil keputusan sendiri.""Aku rasa Rayden sebenarnya nggak meninggalkan Istana Fers. Dia cuma nggak mau menemui orang." Dugaan Kase memang sangat sesuai dengan karakter Rayden yang dike

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1910

    Kase mengangkat lengannya dan menoleh ke arah Sonia. Di balik kerudung sutra tipis itu, Sonia mengangkat tangan dan merangkul lengan Kase, lalu berjalan bersamanya menuju ruangan.Saat mereka masuk, di balik meja kerja besar, duduk seorang pria yang bukan Rayden. Melihat hal ini, Kase bertanya sambil tersenyum. "Kenapa bukan Rayden?"Pria di belakang meja itu berdiri. Dia terlihat seperti penduduk asli Benua Delta, dengan rambut agak keriting dan mengenakan setelan jas hitam. Dia menjawab dengan sopan, "Maaf sekali, Pak Rayden menerima pesan yang sangat mendesak pagi ini.""Satu jam yang lalu, dia sudah meninggalkan Istana Fers. Dia memintaku untuk menyambut Pak Kase dan melanjutkan pembahasan kerja sama. Perkenalkan, aku adalah sekretaris Pak Rayden. Namaku Winston," lanjut pria itu.Sonia merasa sedikit kecewa. Dia sempat berharap bisa bertemu Rayden secara langsung dan mungkin bisa mengenali suaranya atau postur tubuhnya untuk memastikan apakah dia adalah orang yang dia kenal. Namun

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1909

    Hallie harus mencari tahu apa yang sebenarnya dilakukan Regan di tempat ini. Itu adalah urusan pribadi Hallie. Sonia tentu saja tidak bisa mencampuri.Apalagi, meski saat ini belum ada kepastian apakah Hallie adalah cucu dari gurunya, sekalipun sudah pasti, Sonia tetap tidak akan mengambil keputusan untuk gadis itu.Sonia membalas sambil mengangguk. "Apa pun yang ingin kamu lakukan, keputusan ada di tanganmu. Tapi, tempat ini sangat berbahaya. Aku yakin kamu sudah merasakannya semalam."Hallie menjawab dengan tegas, "Aku akan mencari cara untuk melindungi diriku sendiri."Kase mengeluarkan suara tawa kecil yang mencemooh. Ketika dia mendapati Hallie menatapnya dengan kening berkerut, dia segera berucap sambil tersenyum, "Jangan salah paham, Nona. Aku bukan lagi mengejekmu. Aku cuma tiba-tiba merasa ingin tertawa."Hallie merasa canggung mendengar itu. Sonia melirik sekilas ke arah Kase, lalu berucap, "Bantu dia."Kase mengangkat alis dan tersenyum penuh arti. Dia bertanya, "Apa keuntun

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1908

    Kase balik bertanya sambil tersenyum, "Kamu bahkan nggak mengenali penyelamatmu?"Hallie tertegun menatapnya dan terlihat bingung. Di sisi lain, Sonia berucap, "Masih ada beberapa jam sebelum matahari terbit. Lebih baik kamu naik ke atas dan beristirahat dulu. Kita bicarakan hal lainnya besok."Hallie mengangguk dengan cemas, lalu mengikuti Sonia menuju lantai atas. Sonia menunjukkan kamar di sebelah kamarnya sendiri, lalu berucap, "Di dalam lemari, ada piama dan baju ganti. Kamu bisa memakainya sesukamu."Hallie memandang Sonia dengan penuh rasa terima kasih, lalu berujar, "Makasih banyak. Kamu sudah menyelamatkanku dua kali!""Jangan berterima kasih padaku. Kali ini, orang yang menyelamatkanmu adalah pria yang tadi di bawah," ujar Sonia.Hallie tertegun sebelum bertanya, "Dia yang menyelamatkanku? Apa tadi aku bersikap nggak sopan?"Suasana di bar tadi terlalu kacau. Hallie begitu ketakutan hingga tak tahu apa yang terjadi. Saat dibawa ke vila ini, dia masih merasa ketakutan bahkan s

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1907

    Sonia menoleh ke arah Kase, lalu bertanya, "Bisakah kamu membantuku?""Kamu berbicara padaku sambil mengenakan baju seperti itu, tentu saja aku nggak akan menolak." Kase menyerahkan gelas minuman yang dipegangnya kepada Sonia, lalu menambahkan, "Minum ini dulu!"Sonia mengambilnya dan langsung menghabiskannya dalam satu tegukan. Mata Kase yang indah makin bersinar. Dia pun bertanya, "Katakan, apa yang harus aku lakukan untuk membantumu?""Tolong bantu aku menyelamatkan gadis itu. Bisakah kamu melakukannya?" tanya Sonia.Kase melirik ke arah panggung, lalu bertanya, "Itu gadis yang kamu selamatkan kemarin?" Dia mengernyit sebelum menambahkan, "Biar kuperingatkan, kamu sudah menyelamatkannya sekali."Bagi Kase, menyelamatkan seseorang untuk pertama kalinya masih bisa dimaklumi sebagai bentuk belas kasihan. Namun jika orang tersebut kembali terjebak dalam bahaya, itu berarti dia bodoh dan tak perlu diselamatkan lagi.Kase mengangkat alis, lalu menatap Sonia sambil melanjutkan, "Aku nggak

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1906

    "Ivy, lihat! Itu gadis dari Cendania!" Gadis pirang di sebelah Sonia menggenggam tangannya dengan penuh semangat.Sonia dengan halus menghindari genggamannya, tetapi dia tertegun sejenak ketika melihat gadis di atas panggung. Itu ternyata gadis yang kemarin dia temui di luar toserba, Hallie. Dia telah ditangkap, lalu dijual ke tempat ini.Di Hondura, seorang gadis cantik bisa dijual hingga 5.000 dolar Amwrika. Sonia terlihat mengernyit. Sepertinya Hallie sama sekali tidak mendengarkan nasihatnya dan tetap keras kepala mencari pacarnya.Hallie terbangun di atas panggung. Melihat orang-orang di sekelilingnya yang memandangnya seperti serigala, dia sangat terkejut.Dengan ketakutan, Hallie berusaha bangkit untuk melarikan diri, tetapi setelah itu dia menyadari bahwa dirinya hanya mengenakan bikini. Dalam sekejap, dia memeluk tubuhnya erat-erat dan duduk kembali dengan cemas.Juru lelang mulai menyebutkan harga awal. Wajah Hallie kebingungan dan tidak tahu harus berbuat apa. Tiba-tiba, dia

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1905

    "Baiklah!" Sonia membawa kotak camilan ke dalam, diikuti oleh pria kulit putih itu. Selama waktu ini, Sonia mendengar suara percakapan pria dan wanita dari arah ruang tamu.Ekspresi Sonia tetap tenang. Setelah meletakkan makanan di atas meja, dia berbalik dan berjalan keluar. Pria itu mengikutinya dari belakang dan menutup pintu.Sonia kembali mendorong troli menuju lantai atas. Setelah mengantarkan 12 porsi camilan, dia tetap tidak menemukan orang yang sedang dia cari.Namun, Sonia tidak terburu-buru. Ini baru hari pertama. Saat dia hendak membawa troli kembali ke lantai satu, tiba-tiba seorang gadis lain yang juga mengenakan seragam pelayan berlari menghampirinya.Gadis itu menarik tangannya dengan penuh semangat, lalu berucap, "Jangan sibuk lagi. Malam ini ada lelang, sebentar lagi bakal dimulai!"Gadis itu menarik Sonia menuju lift. Mereka naik ke lantai 32 yang ternyata adalah sebuah bar. Istana Fers yang terlihat sunyi dan tak berpenghuni di siang hari, berubah menjadi tempat yan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1904

    Sonia tidak menghiraukannya dan hanya menunduk untuk melanjutkan makan steik. Kase memandang Sonia dengan ekspresi kesal dan tak berdaya. Dia menambahkan, "Eh, jangan menindasku seperti ini dong! Bicaralah sesuatu yang bisa aku mengerti!"Namun, Sonia tetap serius menyantap makanannya. Dia membiarkan pria itu terus mengoceh tanpa memberikan tanggapan.Setelah selesai makan, Sonia bertanya dengan tak acuh, "Apa orang-orang yang meneliti energi baru ini sangat hebat?""Tentu saja! Mereka adalah talenta kelas dunia!" balas Kase dengan penuh keyakinan.Sonia bertanya dengan penasaran, "Kalau begitu, bukannya negara-negara lain juga ingin mendapatkan mereka?"Kase tertawa sebelum menjawab, "Belum ada satu pun yang berhasil merebut mereka dari Istana Fers. Begitu hasil penelitian mereka sukses besar, Rayden akan kasih uang yang cukup untuk menghidupi mereka seumur hidup, lalu memberikan identitas baru agar mereka bisa menikmati sisa hidup dengan tenang."Sonia memandang ke luar jendela, lalu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1903

    Himawan menjabat tangan Sonia dengan senyuman ramah yang tulus, lalu berucap, "Selamat datang, Cantik. Semoga kamu bersenang-senang di sini!"Sonia membalas sambil mengangguk, "Makasih!"Kemudian, Himawan mengatur tempat tinggal untuk mereka berdua dan menyuruh pelayan untuk mengantar mereka.Tempat yang disiapkan untuk mereka adalah sebuah vila kecil. Lantai bawahnya terdiri dari ruang tamu dan ruang baca, sementara di lantai atas ada tiga kamar tidur. Dari tampilannya, tempat ini memang sengaja disediakan untuk para tamu yang berkunjung.Malam telah tiba. Begitu mereka masuk ke dalam, semua lampu di ruangan menyala secara otomatis.Seorang pelayan mendorong troli makan ke dalam, lalu menata berbagai makanan lezat di atas meja makan dan diakhiri dengan sebotol anggur merah Lafite yang mewah. Pelayan itu berujar dengan sikap hormat, "Semoga kalian menikmati makan malam ini."“Kehadiranku mungkin akan sedikit mengganggu seleramu, tapi malam ini kita harus makan bersama!" ucap Kase sambi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status