Kerumunan orang yang hanya datang untuk melihat semuanya sudah diusir pergi oleh Daniela, dan sekarang hanya ada petugas keamanan saja yang masih berjaga di sana. Ketika Reza sampai, secara spontan semua orang langsung minggir ke samping, menyisakan jalan yang luas di tengah untuk Reza lewati.âMaaf acara makan-makan Pak Reza jadi terganggu,â kata Devi sembari memapah Siska.âKenapa ini?â tanya Reza. Akan tetapi kedua matanya langsung menyipit ketika dia menyadari Sonia juga ada di sana.Raut wajah Daniela langsung berubah dan melindungi Sonia di belakangnya. Dia tidak mengira kalau yang datang ternyata adalah Reza Herdian, tak heran dari tadi Siska sama sekali tidak takut.Devi menjelaskan semua yang terjadi dengan rinci kepada Reza, tentunya ditambah bumbu-bumbu penyedap seperti perbuatan Sonia yang membenturkan Siska ke tembok, membuat kakinya yang baru saja membaik lagi-lagi terluka.Sebenarnya Sonia sendiri santai saja ketika melihat Reza datang. Hanya saja ⌠dia masih tidak habi
Reza juga melirik Melvin dengan gayanya yang santai tanpa bicara sedikit pun, seakan-akan memang sedang menunggu Melvin memanggilnya.âKapan-kapan aku dan Sonia bakal datang berkunjung!â kata Melvin.Ekspresi wajah Siska juga langsung berubah dari yang awalnya penuh dengan kebencian kini menjadi sangat ramah. Dia mendekati Sonia dan berkata dengan senyum, âOh, ternyata kamu keponakannya Pak Reza. Yang tadi itu cuma salah paham! Temperamennya Devi memang jelek, kadang ngomong suka nggak mikir dulu, jadi jangan dimasukkin ke hati, ya.âDevi juga segera meminta maaf, âAku benar-benar nggak tahu kalau kamu keponakannya Pak Reza. Ini semua salahku.âBegitu pula dengan Tiara yang segera mendatangi Sonia dan meminta maaf dengan tulus, âSonia, aku benar-benar minta maaf!âHanya karena sebutan âOmâ, dalam sekejap sikap semua orang langsung berubah 180 derajat.âUntuk Tiara, jangan panggil aku Sonia. Kamu harus manggil aku Non Sonia!âWajah Tiara langsung memucat. Tadinya dia mengira Reza akan m
Saat ini di lorong hanya tinggal Reza dan Melvin. Tinggi badan mereka berdua tidak terlalu jauh, dan juga mereka sama-sama memiliki paras serta perangai yang mencolok dibandingkan orang kebanyakan. Atmosfer di sana pun jadi menegang dan seolah pancaran cahaya jadi meredup.âSonia itu beneran keponakan kamu? Kenapa marganya bukan Herdian?â tanya Melvin dengan tatapan matanya yang tajam seperti seekor rubah itu.âTerserah marganya dia apa, yang jelas dia manggil aku âOmâ.ââOh, begitu? Kirain cuma ngaku-ngaku!ââAku nggak segabut itu sampai harus ngaku-ngaku dia sebagai keponakanku, apalagi ngaku-ngaku orang lain sebagai pacar!â kata Reza.âKemarin malam Sonia setuju untuk jadi pacarku, itu bukan cuma sementara saja.ââKalau begitu, berarti kamu juga harus manggil aku âOmâ!ââ.âŚâSekembalinya mereka berdua ke ruang makan, Melvin merasa dirinya masih kalah jauh dibandingkan Reza. Pemikiran yang berkecamuk di kepalanya ini membuat dia uring-uringan dan jadi sensitif terhadap segala hal. Ak
Sonia jelas mengerti apa yang dirasakan oleh Ranty, hanya saja Sonia merasa bersimpati kepadanya. Tak lama kemudian, Matias pun tiba di restoran dan langsung menghubungi Ranty untuk menanyakan di ruangan mana dia berada.Karena tidak ingin mengganggu temannya, Sonia bangkit dari kursinya dan berkata, âKalian ngobrol saja berdua, aku pulang duluan.ââKan aku yang ngajak kamu, jadi aku juga yang harus antar kamu pulang. Lagian kamu kan juga kenal sama Matias, kenapa malah pergi?ââTerus aku jadi kambing congek saja, gitu?â balas Sonia bergurau, âLagian kamu juga sudah minum banyak, gimana mau nyetir? Aku pulang naik taksi saja.ââYa sudah. Sampai rumah nanti langsung kabari aku.ââOke!âRanty mengantar Sonia sampai ke depan restoran, tapi siapa yang menduga mereka malah berpapasan dengan Matias di lorong. Matias tampak mengenakan jas dan mengeluarkan aroma alkohol dari tubuhnya, seolah dia baru saja menghadiri perjamuan dengan orang lain. Dengan matanya yang berkilauan dan sikap yang han
Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam ketika Sonia tiba di rumahnya. Setelah mandi, Sonia bersantai di sofa sambil memberi tahu Ranty kalau dia sudah sampai di rumah dengan selamat. Sekalian dia juga ingin menanyai apakah hubungan Ranty dengan Matias berjalan baik-baik saja.Telepon terus berdering dan baru diangkat ketika nada dering hampir berakhir, dan dari telepon itu Sonia mendengar suara Matias yang berkata, âRanty lagi nggak bisa nerima telepon, ada yang perlu aku sampaikan?âLalu dari telepon itu juga Sonia mendengar suara Ranty yang berbicara disertai dengan isak tangis, âMatias!âSonia langsung menutup panggilan ketika mendengar suara itu, dan rona wajahnya pun memerah. Dasar ⌠si Ranty ini memang paling tidak tahan menghadapi rayuan orang lain!***Keesokan siangnya, Sonia menerima sebuah paket berupa kotak besar. ketika dia baru pulang dari rumahnya keluarga Herdian. Di dalam kotak itu berisi perhiasan dan baju-baju yang Ranty berikan kemarin. Sonia memilih sepasang a
Tandy mengira Sonia akan menggunakan kesempatan ini untuk menceramahi dirinya, misalnya seperti mengatakan kalau murid yang baik tidak boleh berkelahi atau semacamnya.âIya. Kamu bantuin teman kamu yang di-bully, bukannya itu berani kamu anak yang pemberani?âTatapan mata Tandy yang polos langsung bercahaya, tapi kemudian dia dengan nada sedih berkata, âTapi aku bikin kepala mereka bocor. Orang tua mereka sampai datang ke sekolah nyari aku, makanya guruku minta aku panggil orang tuaku juga ke sekolah.ââGurumu nggak tahu kalau kamu dari keluarga Herdian?â tanya Sonia.âDi sekolah yang marganya Herdian nggak cuma satu. Lagian, di yang aku tulis cuma nama depan orang tuaku. Mereka kan orangnya nggak suka kelihatan mencolok.ââJadi kamu mau aku berlagak jadi orang tua kamu?ââTepat sekali!â sahut Tandy tersenyum menunjukkan gigi serinya.âNggak bisa!ââKenapa?ââPertama, aku bukan orang tuamu. Kalau sampai om kamu tahu, aku bisa kehilangan pekerjaan! Kedua, gimanapun juga, aku ini gurumu.
Sore harinya, Sonia mengajukan cuti setengah hari dan pergi bersama Tandy ke sekolahnya. Setibanya di sana, mereka berdua langsung menuju ke ruang kantor kepala sekolah. Mereka terus mengetuk pintu, tapi tak kunjung mendapatkan jawaban karena kepala sekolah sedang tidak ada di tempat. Guru yang lain tahu kalau Sonia datang untuk membicarakan masalah yang terjadi sebelumnya. Dia pun menawarkan segelas air untuk Sonia dan memintanya untuk menunggu sebentar.Secara tak disengaja, Sonia juga mendengar perbincangan dua orang guru yang ada di sana.âSiapa itu?ââOrang tua murid.ââSemuda itu? Dia kelihatan kayak masih mahasiswi!âTandy yang menyadari kedua gurunya sedang membicarakan Sonia pun berkata, âTenang saja. Nanti aku bakal kasih tahu mereka kalau omku memang suka sama cewek-cewek muda.ââ.âŚâSonia hanya ingin mengatakan bahwa ⌠sebenarnya tanpa harus dijelaskan sekalipun, yang namanya pria pasti suka dengan gadis muda!Satu per satu setiap guru berdatangan ke ruang guru. Beberapa da
âAku sudah dewasa, apalagi aku ini guru. Nggak sepantasnya aku terima sogokan. Ini salahku!ââBagus!âTiba-tiba Reza bersuara dan menatap mereka berdua melalui kaca spion tengah, âSetia kawan banget, ya? Gimana kalau sekarang kalian berdua bersumpah jadi saudara kandung saja?âBaik Sonia maupun Tandy tidak berani bicara apa-apa lagi. Reza pun terdiam sejenak dan berkata kepada Tandy, âNggak ada salahnya membela yang lebih lemah selama kamu bisa menjamin keselamatan diri sendiri. Tapi kamu juga nggak perlu sekasar itu sama teman sekolah sendiri.âTandy hanya menyahut perkataan Reza secara singkat.âMasalah ini memang bukan kamu yang salah, jadi aku juga nggak bakal marahin kamu!ââMakasih, Om!â seru Tandy gembira.âTapi gimana kamu jelasin soal Sonia yang kamu suruh jadi orang tua murid?âTadinya Sonia ingin menyampaikan pendapatnya, tapi dia langsung menutup mulut ketika melihat tatapan mata Reza melalui kaca spion tengah.Tandy pun menundukkan kepala dan berkata, âIya, aku salah. Ngga
Ketika melihat ayahnya juga melihat dengan penasaran, Cindy memutar bola matanya dan mendengus dingin. âTebakanku!ââKalau kamu bisa menghubungi Sonia, kamu telepon dia, suruh dia sementara ini untuk jangan kembali ke Jembara. Sembunyi di luar saja.â Hani menghela napas. Dia kelihatan sangat cemas. âMengenai masalah kita, pasti kita akan ditekan oleh Keluarga Dikara dan juga Keluarga Tamara. Lebih baik kita banyak berdoa saja. Semoga Ayah tidak sadis memperlakukan kita seperti dia memperlakukan Sonia!âFerdi berkata, âJangan takut. Masih ada aku dan juga Kak Cindy!âCindy berucap, âIbu, kamu dan Ayah pasti mesti tetap berpihak sama Sonia. Kalian percaya sama aku. Keputusan kalian hari ini sudah benar.âHani tahu Cindy sangat mengagumi Sonia, juga tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati. Dia berpikir sejenak, kemudian berkata, âAku akan telepon Tuan Bondan untuk beri tahu masalah ini.âHarun berdiri. âBiar aku saja!âSetelah anggota Keluarga Tamara meninggalkan rumah Harun, dia segera
Hani menatap putrinya sendiri dengan ekspresi serbasalah.Hani tahu dirinya tidak seharusnya bersikap seperti anggota Keluarga Dikara lainnya untuk menjebak Sonia. Namun, seandainya mereka tidak mengikuti perkataan Keluarga Tamara, kelak, tidak peduli di Kota Jembara maupun di Kota Kibau, mereka pun tidak memiliki tempat untuk berdiri lagi.Nama Sonia memang sangat terkenal di dalam negeri. Dia juga memiliki banyak koneksi dengan orang kaya, tetapi dia hanyalah seorang desainer yang tidak memiliki kekuasaan apa pun. Apalagi dengan kondisi sekarang, sepertinya akan sulit baginya untuk bisa bangkit dari dunia desainer.Jika ingin berpikir panjang, demi masa depan putra-putrinya, mereka terpaksa melakukan hal yang melawan hati nurani mereka. âCindy, keluar!â ucap Harun dengan nada serius.âNggak mau!â Cindy menggeleng sembari berlinangkan air mata. âMeskipun kalian nggak membantu Sonia, kalian juga jangan menambah masalah. Aku mohon sama kalian!âSaat ini, Ferdi juga membuka pintu ruanga
Hani tersenyum dingin. âAyah ingin bersikap tidak sungkan seperti bagaimana?âNada bicara Tobias terdengar gusar. âKalian akan segera tahu!âPanggilan diakhiri. Hani menatap Harun dengan tidak tenang. âSuamiku, apa kita sudah menyinggung Ayah? Apa akan terjadi sesuatu?âHarun berkata dengan serius, âMasalah sudah berkembang menjadi seperti ini. Terserah saja!âHani duduk di bangku. âKita bisa membantu Sonia untuk melakukan klarifikasi karena permintaan Bondan dan juga kasihan terhadap Sonia. Kenapa dia sial sekali? Malah bisa punya orang tua seperti Kak Hendri dan Kak Reviana!âHarun merenung sembari berkata, âApa kamu tidak merasa masalah ini sangat aneh? Pertama-tama, ada yang mengekspos Sonia menerima sogokan, sengaja mengalah terhadap negara lain. Disusul, aib buruk King terbongkar. Setelah itu, Kak Hendri dan Kak Reviana segera mengunggah pernyataan. Kenapa semuanya seolah-olah sudah direncanakan saja? Menurutmu, kenapa mereka berbuat seperti ini?âSetelah mendengar ucapan Harun,
Tiffany sangat optimis. âPasti bisa!âBondan memutar bola matanya melirik Tiffany sekilas. Ketika melihat ekspresi gembira di wajah Tiffany, hatinya spontan merasa lega.âKita makan dulu. Mereka juga butuh waktu untuk menulis surat pernyataan!â ujar Bondan.âOke!âBondan memilih sebuah restoran barat. Dia memarkirkan mobil, lalu membawa Tiffany untuk makan.Lingkungan restoran barat sangat elegan. Mereka berdua memilih tempat yang hening. Setelah memesan makanan, mereka menunggu datangnya pesanan sembari mengamati masalah di internet.Bondan pergi ke toilet, sekalian menghubungi asistennya. Dia menghubungi perusahaan pemasaran yang sering bekerja sama dengan mereka untuk bersiap-siap membeli trending topic.Setelah berpesan, Bondan mengangkat alisnya, kemudian berpesan lagi, âCoba kamu cari tahu, belakangan ini proyek apa yang sulit diambil alih Keluarga Anggara.âAsisten mengiakan, lalu mengakhiri panggilan.Bondan kembali ke restoran. Saat pelayan mengantar makanan, Bondan dengan pen
Bondan langsung menghubungi Harun. Tentu saja Harun tidak berani menolak ajakan Bondan. Dia membawa istrinya, Hani, untuk bertemu dengan Bondan.Ketika Bondan dan Tiffany tiba, selain Harun dan Hani, mereka juga membawa putri mereka, Cindy.Setelah mereka bertemu dan saling memperkenalkan diri, Bondan langsung berterus terang. âKami mengajak kalian ketemuan demi masalah Sonia. Sekarang Sonia sedang dihujat habis-habisan. Bahkan, anggota Keluarga Dikara juga maju untuk merusak namanya. Seharusnya kalian sudah tahu masalah ini. Sekarang Sonia lagi tidak di Jembara. Aku harap kalian bisa maju untuk membelanya!âCindy segera berkata, âApa yang bisa kami lakukan untuknya? Asalkan kamu mengatakannya, kami pasti akan menjalankannya!âBelakangan ini Cindy sedang mengikuti program acara fesyen. Dia tergolong sudah memulai debutnya. Berhubung masalah King berhubungan dengan Arkava Studio, Cindy juga dihentikan dari acara. Selama dua hari ini, dia sedang tinggal di rumah.Cindy sempat bersuara un
Bondan melepaskannya. âAku minta maaf sama kamu.ââTadi aku juga nggak sengaja marah-marah sama kamu. Anggap saja kita impas!â Tiffany kembali duduk di bangkunya. âKita bicara masalah serius dulu. Sonia dan Tuan Reza memang lagi nggak di tempat, tapi kita nggak boleh tinggal diam saja. Kita mesti berbuat sesuatu untuk Sonia, jangan sampai rencana orang jahat itu kesampaian!âBondan berpikir sejenak, kemudian berkata, âOrang tua Sonia mengecamnya secara terbuka, memperkuat banyak rumor negatif sebelumnya. Masalah ini sulit untuk diatasi lagi.âKening Tiffany berkerut. âApa Sonia benar-benar adalah anak angkat Keluarga Dikara? Apa benar Sonia dibesarkan oleh mereka? Aku nggak percaya.âBondan membalas dengan mengernyitkan keningnya, âSepertinya latar belakang Sonia agak rumit. Berhubung dia adalah anggota Kak Reza, Kak Reza pun melindunginya dengan sangat baik. Aku juga tidak bisa tahu cerita lebih detail.ââPokoknya, aku nggak percaya Sonia seperti yang mereka katakan. Sonia itu orangny
Teddy mengepal erat tangannya. Sikapnya kelihatan tegas. âTerserah kalian!ââTuan Teddy, kamu akan segera tahu kalau kamu sudah membuat sebuah keputusan yang salah.ââAku sudah lama bergumul di lingkaran ini. Aku juga sudah pernah mengalami banyak hal. Paling-paling aku akan keluar dari dunia perfilman. Sampai jumpa!â ucap Teddy, lalu membalikkan tubuhnya berjalan pergi.Setelah Teddy meninggalkan tempat, pria itu menghubungi Erwin. Dia melaporkan kondisi di Jembara.Erwin memerintah dengan dingin, âCoba kamu korek aib King lagi. Manfaatkan semua orang yang bisa dimanfaatkan. Pastikan dia diinjak mati-matian. Jangan beri dia sedikit pun kesempatan untuk bangkit kembali.âSekarang Reza sedang tidak berada di dalam negeri. Ini adalah satu-satunya kesempatan. Setelah Reza pulang nanti, reputasi King sudah hancur. Meski Reza ingin membantunya, semuanya juga sudah tidak memungkinkan lagi!âŚTiffany dinas selama dua hari. Setelah kembali, dia baru melihat berita King di internet. Dia berpiki
Setelah video Reviana disensor, video pun disebarluaskan di internet dan memicu kericuhan orang-orang. Suara hujatan King semakin memuncak lagi.Arkava Studio dan GK Jewelry kembali terseret dalam masalah karena King. Studio tersebut menjadi sasaran perburuan informasi pribadi dan pemboikotan. Alhasil, semua desainer diserang warganet bahkan sampai takut untuk pergi bekerja.Gerai GK Jewelry dihancurkan oleh para warganet. Mereka menuntut GK Jewelry segera mengumumkan pemutusan kerja sama dengan King. Jika tidak, mereka mengancam akan membuat GK Jewelry gulung tikar.Semua penghargaan yang pernah diraih King di dalam negeri dicabut bahkan dihapus namanya. Tidak sampai di sana saja, semua film dan drama yang melibatkannya juga ditarik dari peredaran.Nama King sepenuhnya telah diboikot di dalam negeri!Masalah semakin besar lagi. Satu per satu anggota Keluarga Dikara juga maju. Dimulai dari Bagas, Bagas dan istrinya dihalangi wartawan di depan pintu gedung perusahaan. Mereka diminta unt
Senyuman di wajah Reviana menjadi terkaku. Dia berkata dengan tersenyum, âAda apa dengan King?ââNyonya Reviana, King itu putri kandungmu, kenapa kamu malah mengunggah pernyataan seperti itu?â Kening Dania berkerut. âKenapa kamu mesti berbohong, lalu memfitnah King? Kalau sampai dia tahu dirinya difitnah orang terdekatnya, apa kamu pernah berpikir betapa sedihnya dia?âReviana merasa gusar. âIni masalah keluarga kami. Sepertinya Nona Dania tidak berhak untuk bertanya?ââNyonya Reviana, apa pun ceritanya, King itu anak kandungmu. Mohon hapus pernyataan itu, beri sedikit ruang untuk kamu dan Sonia. Anggap saja aku mohon sama kamu!â Dania berkata dengan serius, âKelak kalau Nyonya Reviana memerlukanku, aku pasti akan berusaha untuk membantumu!âSikap Reviana sangat dingin. âTidak mungkin. Pernyataan itu sudah dipublikasikan!ââKenapa?â Kening Dania berkerut. âAku nggak habis pikir. Kenapa kamu begitu membenci Sonia? Saking membencinya, sampai ingin menghancurkannya?âRaut wajah Reviana me