Share

Bab 17

Penulis: Musim Gugur
Keesokan harinya, Melvin sudah menebak waktu Sonia keluar dari toko mie. Dia memberikan kode pada beberapa orang anak buah yang ada di belakangnya dan memberikan perintah, “Lakukan dengan maksimal dan terlihat asli.”

Beberapa anak buahnya yang sedang menyamar menjadi preman biasa tampak mengangguk mengerti dan berjalan menuju toko mie. Melvin bersandar pada tiang beton sambil merokok. Sekitar sepuluh menit kemudian, dia mematikan puntung rokoknya dan berjalan masuk dengan gerakan santai.

Sekarang merupakan jam makan para mahasiswi kampus, oleh karena itu anak buahnya membawa Sonia ke tempat yang lebih terpencil. Setelah melewati beberapa tembok tinggi, suara ribut mereka nantinya akan tersamarkan.

Melvin bisa membayangkan keadaan Sonia dengan baju yang berantakan dan tengah tergeletak tidak berdaya di tanah. Di saat perempuan itu tengah merasa putus asa, dia akan muncul bagaikan seorang pahlawan. Sonia akan memandangnya dengan mata berbinar dan penuh harus serta rasa terima kasih.

Untuk membalas budi, Sonia akan membayarnya dengan menggunakan dirinya sendiri dan akan setia padanya selamanya. Bayangan akan pemandangan tersebut membuat sudut bibirnya terangkat ke atas.

Ketika jaraknya sudah dekat, Melvin dapat mendengar suara orang tengah berantam dan rintihan seorang lelaki. Baru saja dia merasa penasaran, tetapi sedetik kemudian pemandangan di depannya mampu membuat dia tercengang.

Yang tersungkur di tanah bukan Sonia melainkan beberapa anak buah utusannya. Wajah satu per satu para lelaki itu tampak babak belur dan tersungkur di tanah sambil memeluk bagian perutnya menahan sakit.

Sonia menguncir rambutnya dan mengenakan sweater berwarna krem. Kaki kanannya tengah menginjak dada seseorang dengan ekspresi tenang dan juga dingin. Suasana di sekeliling perempuan itu terasa begitu dingin dan menggigil.

Di lantai terlihat para anak buah Melvin yang sudah terluka dan memar akibat pukulan Sonia yang luar biasa kuat. Melihat kedatangan Melvin di sana membuat mereka semua mulai meminta ampun dan pertolongan.

“Pak Melvin, tolong saya!”

Raut wajah Melvin berubah seketika. Pandangannya bertemu dengan tatapan Sonia yang begitu tajam dan juga dingin. Sorot mata perempuan itu terasa begitu menakutkan dan membunuh.

Jantung lelaki itu berdegup dan dia membalikkan tubuhnya untuk bergegas kabur. Mendadak sebuah angin melintas di sisi tubuhnya. Bahu lelaki itu dicengkeram oleh seseorang, diikuti dengan gerakan salto 360 derajat dan berakhir tubuhnya terbanting di tanah.

“Aduh!”

Pandangan Melvin dipenuhi dengan berbagai bintang kecil yang berkeliling di atas kepalanya.

***

Hana menghubunginya ketika Melvin tengah mengobati lukanya oleh dokter pribadi keluarga Santoso. Wajah lelaki itu tampak menggelap ketika melihat nama Hana di layar ponselnya. Dengan gerakan cepat dia menerima panggilan tersebut sambil mengusap noda darah di sudut bibirnya.

“Pergi! Jangan pernah sebut nama Sonia di depanku lagi! Siapapun yang melanggarnya, jangan harap bisa menetap di Jembara!”

Setelah mengatakan kalimat tersebut, Melvin langsung membanting ponselnya dengan kuat ke lantai. Dokter pribadi keluarganya tampak gemetar. Tangan yang memegang kapas itu tampak tidak bisa diam karena ikut bergetar.

Dada Melvin seperti akan meledak detik itu juga. Napas lelaki itu naik turun bagai banteng yang tengah marah. Dia berjanji akan membalaskan dendam ini pada perempuan itu!

Sabtu siang Sonia berangkat menuju ke kediaman keluarga Herdian. Kemarin malam Reza tidak pulang, sehingga Tandy bisa bermain hingga melupakan waktu. Bocah lelaki itu masih belum bangun ketika Sonia tiba di sana.

Tasya juga bangun telat dan dengan tergesa-gesa dia berjalan keluar sambil menyapa Sonia terlebih dahulu. Setelah menunggu sekitar satu jam lamanya, Tandy baru bangun dan membersihkan diri serta sarapan dan mengganti pakaiannya.

Lelaki itu muncul di hadapannya untuk menepati janji mereka berdua untuk tidak malas dan patuh mendengarkan dirinya menyampaikan pelajaran. Karena sudah telat selama satu jam, sehingga mereka selesai ketika hari sudah menjelang siang. Para pelayan menyampaikan pesan Tasya yang meminta perempuan itu untuk makan siang di sana.

Reza sedang tidak berada di rumah dan hanya ada Tandy sendiri saja. Sonia menyetujuinya untuk menemani Tandy di rumah.  Namun siapa sangka di saat dia duduk di meja makan, Reza baru saja pulang ke rumah.

Pelayan datang menghampiri lelaki itu karena tahu bahwa Reza sudah pasti belum makan siang. Dengan gesit mereka menyiapkan peralatan makan milik lelaki itu juga di atas meja.

Sonia tidak menyangka Reza akan pulang, dia bangkit dan berkata, “Karena Pak Reza sudah pulang, maka biar Bapak saja yang menemani Tandy makan. Saya pamit pulang dulu.”

Tandy menautkan alisnya dan berkata, “Om Reza pulang, kamu langsung mau balik. Kamu takut sama Om atau benci sama Om Reza?”

Sonia mengembuskan napas dalam-dalam. Apakah bocah itu harus balas dendam pada dirinya karena telah memberikan beberapa soal yang sulit sewaktu les tadi?

Perempuan itu mendelik pada Tandy dan menoleh ke arah Reza. Lelaki itu tampak sedang menunggu Sonia menjawab pertanyaan keponakan lelakinya tadi. Reza melepaskan jas nya dan menyampirkannya di lengan lelaki itu.

Hanya tersisa sebuah kemeja berwarna biru muda dengan dua kancing teratas yang terbuka. Tulang di bagian leher lelaki itu terpampang jelas dan terasa begitu kokoh.

Sonia membuang pandangannya dan tersenyum lebar sambil menjawab, “Mana mungkin. Aku itu menghormat Pak Reza.”

Reza juga tidak berencana memperpanjang keributan dan berkata dengan datar, “Kalian makan dulu, Om mau naik buat tukar baju.”

Setelah mengatakan kalimat tersebut, dia berbalik menaiki tangga. Akan tetapi, Sonia yang merasa dirinya adalah tamu di tempat ini, maka dia harus menunggu sang tuan rumah datang dulu baru boleh makan bersama.

Saat Reza menghilang di ujung tangga, Sonia menghela napas lega dan bergumam, “Kalau nggak mau aku yang jadi guru les ngomong saja, jangan menjebakku seperti ini!”

Tandy mendengus sinis dan berkata, “Anak-anak kan semuanya memiliki sifat yang polos.”

“Bukannya kamu yang minta aku jangan anggap kamu anak kecil?” balas Sonia.

Alis Tandy terangkat dan berkata, “Memangnya kalau kamu nggak menganggapku anak kecil, artinya aku bukan seorang anak kecil?” Sonia tidak mau ribut dengan anak kecil ini lagi.

“Palingan aku nggak memarahimu lagi waktu kita main bersama,” sahut Tandy lagi mencoba berdamai.

Sonia tampak puas dan bangga sambil berkata, “Aku sudah hebat sekali main permainan itu!”

“Apakah kamu salah menafsirkan arti kata ‘Hebat’?” tanya Tandy dengan raut serius. Perempuan itu hanya diam saja dan tidak membalas.

Ketika kedua orang itu tengah adu mulut, Reza sudah melangkah turun dari lantai atas. Dia sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian santai kemeja berwarna putih dengan celana panjang berwarna krem. Penampilannya semakin membuat lelaki itu terlihat jenjang dan tampan.

Sonia dan Tandy menghentikan ucapan mereka secara kompak. Reza duduk di kursi utama meja makan dan mengambil sendoknya sambil berkata, “Pertama kalinya Bu Sonia makan di rumah kita. Silakan makan saja dan nggak perlu sungkan.”

“Terima kasih,” respons Sonia.

Koki rumahnya memasak sup seafood dan juga sup bebek, masakan tersebut dibawa ke meja makan oleh pelayan. Tidak lupa juga mereka menanyakan apa yang diinginkan oleh Sonia. Perempuan itu memilih sup bebek dan langsung dibalas dengan anggukan santun oleh sang pelayan.

Ketiganya makan dengan tenang tanpa ada yang berbicara. Tandy menyesap sup nya kemudian bertanya pada Reza, “Om, kakak lagi pacaran ya?”

“Eh?” Reza terlihat sedikit terkejut karena Tandy mengetahuinya.

Anak lelaki itu mengangkat alisnya dan berkata, “Dia selalu menghilang setiap akhir pekan, kemarin malam aku lihat dia telponan di balkon. Senyumnya lebar sekali sampai mau ke sobek!”

Sonia hanya menunduk dan makan tanpa bersuara. Tasya sepertinya memang sedang berpacaran dengan seseorang. Dua hari yang lalu dia melihat perempuan itu sedang bersama dengan seorang lelaki yang terlihat putih di perpustakaan kampus. Keduanya sedang bercanda dan tampak sangat mesra.

Yeni dan dia bergosip sesaat dan diketahui ternyata lelaki itu merupakan mahasiswa sastra dan bernama Yoko.

Raut wajah Reza terlihat biasa saja dan dengan santai berkata, “Kakakmu sudah dewasa dan nggak heran kalau dia berpacaran. Kamu nggak perlu khawatir, urus saja dirimu sendiri.”

“Aku juga nggak perlu dikhawatirkan oleh orang lain,” balas Tandy. Dia mendongak dan menatap Sonia sambil berkata, “Kamu juga sudah dewasa, kamu sudah pacaran?”

“Uhuk!”

Sonia tersedak dan terbatuk ketika mendengar pertanyaan Tandy. Dia bergegas mengambil tisu dan menutup mulutnya sambil menatap Tandy dan menjawab, “Nggak ada!”

“Kalau gitu kamu harus buruan! Sudah kuliah tapi masih nggak pacaran. Orang-orang bakalan bilang kamu nggak menarik!” ujar Tandy dengan wajah serius.

Sonia hanya tersenyum dan berkata, “Mungkin yang kamu pikirkan adalah aku nggak ada waktu untuk mengajar lagi kalau sudah pacaran, benar?”

Tandy mengangkat bahunya dan berkata, “Bukan aku yang bilang. Aku ini hanya perhatian denganmu.”

“Kalau gitu terima kasih atas perhatiannya! Kakekku saja nggak sepanik kamu.”

Reza mendengar adu mulut kedua orang di depannya. Tiba-tiba dia teringat akan sesuatu dan menatap Sonia penuh arti.

 

Bab terkait

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 18

    Kebetulan Reza juga ada urusan sewaktu Sonia pergi, jadi Reza sekalian mengantar Sonia ke pusat kota. Sonia masih merasa tidak nyaman harus berduaan dengan Reza di tempat yang sempit dan tertutup, makanya dia sering kali buang muka berpura-pura melihat pemandangan.Begitu mobil memasuki jalan raya beraspal, Reza fokus melihat ke depan sambil membuka pembicaraan dengan Sonia, “Melvin lagi dekatin kamu, ya?”“Eh?”Spontan Sonia langsung menoleh ke arah Reza karena dia terkejut bahwa ternyata Reza juga sudah tahu.“Waktu itu aku lihat dia ngasih kamu bunga di depan Jembara University.”“Ooh, iya!”“Sebelum kamu pertimbangkan mau sama dia atau nggak, aku masih kasih tahu satu hal. Dia itu sepupunya Hana. Mamanya Hana itu tantenya Melvin,” tutur Reza lirih.Ternyata … seperti itu ceritanya!“Aku nggak tahu si Melvin itu beneran suka sama kamu atau nggak, tapi aku rasa aku punya tanggung jawab untuk kasih tahu hal ini ke kamu. Tapi, soal kamu masih mau sama dia atau nggak, itu keputusan kamu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 19

    Ucapan temannya itu sangat frontal sampai membuat Siska merasa malu. Jujur saja, awalnya Siska masih ingin mengelak, tapi dia berubah pikiran dan hanya tersenyum menjawabnya, “Aku juga nggak tahu kenapa dia bisa suka sama aku.”Sonia spontan menoleh ke arah wanita yang dipanggil dengan nama Siska itu. Dari tadi Sonia memang merasa dia agak familier, dan setelah diingat-ingat kembali, Siska itu memang pernah memerankan seorang karakter utama di salah satu drama yang dulu Yeni tonton. Drama itu memang tidak tayang terlalu lama, tapi setiap episodenya sangat seru. Yeni juga bilang sangat disayangkan drama tersebut tidak laku di pasaran.Selain itu, Sonia juga ingat dengan wanita yang mengenakan gaun biru itu, dia adalah seorang aktris baru bernama Tiara.“Asal ada Reza, kamu bisa dapat apa pun yang kamu mau. Kalau nanti kamu sudah terkenal, jangan lupa bantu aku juga, ya,” kata Tiara.“Buat apa aku bantuin lagi, bukannya kamu sudah punya Matias?”“Aku sudah mati-matian ngedapetin hatinya

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 20

    Kerumunan orang yang hanya datang untuk melihat semuanya sudah diusir pergi oleh Daniela, dan sekarang hanya ada petugas keamanan saja yang masih berjaga di sana. Ketika Reza sampai, secara spontan semua orang langsung minggir ke samping, menyisakan jalan yang luas di tengah untuk Reza lewati.“Maaf acara makan-makan Pak Reza jadi terganggu,” kata Devi sembari memapah Siska.“Kenapa ini?” tanya Reza. Akan tetapi kedua matanya langsung menyipit ketika dia menyadari Sonia juga ada di sana.Raut wajah Daniela langsung berubah dan melindungi Sonia di belakangnya. Dia tidak mengira kalau yang datang ternyata adalah Reza Herdian, tak heran dari tadi Siska sama sekali tidak takut.Devi menjelaskan semua yang terjadi dengan rinci kepada Reza, tentunya ditambah bumbu-bumbu penyedap seperti perbuatan Sonia yang membenturkan Siska ke tembok, membuat kakinya yang baru saja membaik lagi-lagi terluka.Sebenarnya Sonia sendiri santai saja ketika melihat Reza datang. Hanya saja … dia masih tidak habi

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 21

    Reza juga melirik Melvin dengan gayanya yang santai tanpa bicara sedikit pun, seakan-akan memang sedang menunggu Melvin memanggilnya.“Kapan-kapan aku dan Sonia bakal datang berkunjung!” kata Melvin.Ekspresi wajah Siska juga langsung berubah dari yang awalnya penuh dengan kebencian kini menjadi sangat ramah. Dia mendekati Sonia dan berkata dengan senyum, “Oh, ternyata kamu keponakannya Pak Reza. Yang tadi itu cuma salah paham! Temperamennya Devi memang jelek, kadang ngomong suka nggak mikir dulu, jadi jangan dimasukkin ke hati, ya.”Devi juga segera meminta maaf, “Aku benar-benar nggak tahu kalau kamu keponakannya Pak Reza. Ini semua salahku.”Begitu pula dengan Tiara yang segera mendatangi Sonia dan meminta maaf dengan tulus, “Sonia, aku benar-benar minta maaf!”Hanya karena sebutan “Om”, dalam sekejap sikap semua orang langsung berubah 180 derajat.“Untuk Tiara, jangan panggil aku Sonia. Kamu harus manggil aku Non Sonia!”Wajah Tiara langsung memucat. Tadinya dia mengira Reza akan m

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 22

    Saat ini di lorong hanya tinggal Reza dan Melvin. Tinggi badan mereka berdua tidak terlalu jauh, dan juga mereka sama-sama memiliki paras serta perangai yang mencolok dibandingkan orang kebanyakan. Atmosfer di sana pun jadi menegang dan seolah pancaran cahaya jadi meredup.“Sonia itu beneran keponakan kamu? Kenapa marganya bukan Herdian?” tanya Melvin dengan tatapan matanya yang tajam seperti seekor rubah itu.“Terserah marganya dia apa, yang jelas dia manggil aku ‘Om’.”“Oh, begitu? Kirain cuma ngaku-ngaku!”“Aku nggak segabut itu sampai harus ngaku-ngaku dia sebagai keponakanku, apalagi ngaku-ngaku orang lain sebagai pacar!” kata Reza.“Kemarin malam Sonia setuju untuk jadi pacarku, itu bukan cuma sementara saja.”“Kalau begitu, berarti kamu juga harus manggil aku ‘Om’!”“.…”Sekembalinya mereka berdua ke ruang makan, Melvin merasa dirinya masih kalah jauh dibandingkan Reza. Pemikiran yang berkecamuk di kepalanya ini membuat dia uring-uringan dan jadi sensitif terhadap segala hal. Ak

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 23

    Sonia jelas mengerti apa yang dirasakan oleh Ranty, hanya saja Sonia merasa bersimpati kepadanya. Tak lama kemudian, Matias pun tiba di restoran dan langsung menghubungi Ranty untuk menanyakan di ruangan mana dia berada.Karena tidak ingin mengganggu temannya, Sonia bangkit dari kursinya dan berkata, “Kalian ngobrol saja berdua, aku pulang duluan.”“Kan aku yang ngajak kamu, jadi aku juga yang harus antar kamu pulang. Lagian kamu kan juga kenal sama Matias, kenapa malah pergi?”“Terus aku jadi kambing congek saja, gitu?” balas Sonia bergurau, “Lagian kamu juga sudah minum banyak, gimana mau nyetir? Aku pulang naik taksi saja.”“Ya sudah. Sampai rumah nanti langsung kabari aku.”“Oke!”Ranty mengantar Sonia sampai ke depan restoran, tapi siapa yang menduga mereka malah berpapasan dengan Matias di lorong. Matias tampak mengenakan jas dan mengeluarkan aroma alkohol dari tubuhnya, seolah dia baru saja menghadiri perjamuan dengan orang lain. Dengan matanya yang berkilauan dan sikap yang han

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 24

    Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam ketika Sonia tiba di rumahnya. Setelah mandi, Sonia bersantai di sofa sambil memberi tahu Ranty kalau dia sudah sampai di rumah dengan selamat. Sekalian dia juga ingin menanyai apakah hubungan Ranty dengan Matias berjalan baik-baik saja.Telepon terus berdering dan baru diangkat ketika nada dering hampir berakhir, dan dari telepon itu Sonia mendengar suara Matias yang berkata, “Ranty lagi nggak bisa nerima telepon, ada yang perlu aku sampaikan?”Lalu dari telepon itu juga Sonia mendengar suara Ranty yang berbicara disertai dengan isak tangis, “Matias!”Sonia langsung menutup panggilan ketika mendengar suara itu, dan rona wajahnya pun memerah. Dasar … si Ranty ini memang paling tidak tahan menghadapi rayuan orang lain!***Keesokan siangnya, Sonia menerima sebuah paket berupa kotak besar. ketika dia baru pulang dari rumahnya keluarga Herdian. Di dalam kotak itu berisi perhiasan dan baju-baju yang Ranty berikan kemarin. Sonia memilih sepasang a

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 25

    Tandy mengira Sonia akan menggunakan kesempatan ini untuk menceramahi dirinya, misalnya seperti mengatakan kalau murid yang baik tidak boleh berkelahi atau semacamnya.“Iya. Kamu bantuin teman kamu yang di-bully, bukannya itu berani kamu anak yang pemberani?”Tatapan mata Tandy yang polos langsung bercahaya, tapi kemudian dia dengan nada sedih berkata, “Tapi aku bikin kepala mereka bocor. Orang tua mereka sampai datang ke sekolah nyari aku, makanya guruku minta aku panggil orang tuaku juga ke sekolah.”“Gurumu nggak tahu kalau kamu dari keluarga Herdian?” tanya Sonia.“Di sekolah yang marganya Herdian nggak cuma satu. Lagian, di yang aku tulis cuma nama depan orang tuaku. Mereka kan orangnya nggak suka kelihatan mencolok.”“Jadi kamu mau aku berlagak jadi orang tua kamu?”“Tepat sekali!” sahut Tandy tersenyum menunjukkan gigi serinya.“Nggak bisa!”“Kenapa?”“Pertama, aku bukan orang tuamu. Kalau sampai om kamu tahu, aku bisa kehilangan pekerjaan! Kedua, gimanapun juga, aku ini gurumu.

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1889

    Dua orang pria di belakang menatap Sonia lekat-lekat. Si pria berkulit putih menjilat bibirnya dengan ujung lidahnya. Dia masih belum melepaskan tangannya, malah mengelus leher Sonia. “Cewek cantik, kamu tidak usah bayar ongkos perjalananmu. Kamu cukup temani kami saja, ya?”Nada bicara Sonia sangat dingin. “Aku ulangi sekali lagi. Lepaskan tanganmu!”Si pria berkulit putih mengeluarkan raut wajah licik. Tiba-tiba muncul sebatang jarum di telapak tangannya. Dia langsung menusukkan jarum ke pundak Sonia.Saat jarum tajam itu hampir mengenai kulit Sonia. Tiba-tiba Sonia membalikkan tubuhnya, kemudian meraih pergelangan tangan si pria. Si pria spontan merasa kaget. Tetiba terdengar suara keretekan keras. Disusul, pergelangan tangan pria itu langsung patah. Dia ditarik Sonia, lalu dibuang ke luar mobil.“Ahh!” jerit si pria berkulit putih. Dia jatuh menghantam jalan raya, lalu bergulir beberapa kali.Ekspresi mereka berdua langsung berubah. Pengemudi menginjak rem dengan kuat, menyebabkan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1888

    Sonia menopang dagu dengan satu tangannya. “Kakek takut aku kedinginan. Dia buka penghangat di dalam rumah. Jadi, aku kepanasan, lebih enakan di luar.”Mereka berbincang-bincang sejenak. Sonia memberi tahu Reza bahwa Jemmy mencarinya. Dia pun mengakhiri panggilan.Reza mengesampingkan ponselnya untuk pergi membasuh tubuh. Saat melepaskan pakaiannya, dia mengambil ponselnya untuk melihat cuaca di Kota Atria. Sekarang memang sedang hujan. Reza pun tersenyum, lalu menutup layar ponselnya. Dia berjalan ke dalam kamar mandi.Keesokan harinya.Saat Sonia berjalan keluar bandara Hondura, waktu menunjukkan pukul sembilan pagi. Matahari terik sudah menggantung di atas langit. Baru saja Sonia keluar bandara, rasa pengap pun menyerang dirinya. Perbedaan cuaca di Hondura dan Atria berbeda drastis. Sonia menurunkan topinya, lalu berjalan keluar bandara dengan perlahan. Dia berjalan ke sisi pangkalan taksi di pinggir jalan, kemudian bertanya-tanya dengan bahasa asing.Sopir melambaikan tangannya. “

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1887

    “Tenang saja!” balas Sonia dengan tenang.Jemmy mengambilkan sayuran untuk Sonia. “Jangan ungkit masalah dia lagi. Meski tidak ada dia, aku juga akan melewatkan Tahun Baru dengan sangat gembira. Dia hanya perlu jaga dirinya dengan baik saja.”Sonia tidak berbicara lagi. Dia menyantap sayuran yang diambil Jemmy, lalu memuji dengan berlagak santai, “Enak! Masakan koki semakin enak saja?”“Oh, ya?” Jemmy tersenyum. “Dia tahu makanan kesukaanmu. Bisa jadi dia diam-diam belajar demi kamu!”“Kalau begitu, Kakek mesti kasih bonus yang lebih banyak buat dia!”“Baik! Baik!”Mereka berdua makan sembari mengobrol santai. Makan siang sangatlah menyenangkan.Selesai makan, Sonia menemani Jemmy untuk minum teh. Setelah itu, dia kembali ke kamar untuk membereskan barang bawaannya. Dia meletakkan tablet yang diberikan Frida di atas meja baca, lalu berpamitan dengan Jemmy.Saat keluar kamar, Indra sedang menunggu di depan pintu. Dia berpesan, “Nona, cuaca sangat dingin. Kamu mesti berpakaian lebih teba

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1886

    Malam harinya, Reza melakukan panggilan video dengan Sonia.Tadi baru saja turun hujan lebat di Kota Atria. Selesai makan malam, Sonia menemani Jemmy untuk mengobrol di dekat api unggun. Saat Sonia sedang berjalan kembali ke rumah, dia pun menerima panggilan video dari Reza.Reza baru saja menyelesaikan mandinya keluar dari kamar mandi. Ketika melihat mantel yang dikenakan Sonia di dalam layar, keningnya seketika berkerut. Dia pun berkata, “Sepertinya kita tidak berada di satu dimensi saja.”Sonia tertegun sejenak, lalu memahaminya. Dia mengusap bordiran di mantelnya, kemudian berkata dengan tersenyum hangat, “Setiap tahunnya Kakek akan bikinin beberapa potong mantel buat aku. Katanya buat hangatin badan.”“Kalau begitu, tiap tahun aku juga akan buatkan mantel buat kamu!” ujar Reza.Sonia tersenyum. Saat melihat latar di belakang Reza adalah Imperial Garden, Sonia mengernyitkan keningnya. “Bukannya aku suruh kamu tinggal di Kediaman Keluarga Herdian?”“Ada aromamu di sini.” Reza tersen

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1885

    Reza bertanya, “Kenapa anak perempuannya Tuan Aska tidak pulang?”Raut wajah Jemmy berubah serius. “Dia salah paham dengan Aska. Sewaktu muda dulu, dia suka dengan teman sekolahnya yang agak miskin. Aska tidak setuju, lalu bertengkar hebat dengannya.”“Kemudian, Chiara mengandung dan diam-diam melahirkan anak itu. Aska merasa marah langsung putus hubungan dengan putrinya.”“Pada akhirnya, pria yang dicintai Chiara mendapat beasiswa untuk sekolah di luar negeri. Demi pendidikan dan masa depannya, pria itu memilih untuk melepaskan Chiara. Chiara merasa sangat sedih. Dia pun membawa anaknya meninggalkan Kota Jembara.” “Sekitar tiga tahun kemudian, Aska masih sangat merindukan Chiara, juga khawatir dia akan hidup menderita karena mesti membesarkan anak sendirian di luar sana. Jadi, dia mengutus orang untuk membawa Chiara pulang.”“Chiara melahirkan anak perempuan. Anak itu sangat cantik, mirip sekali dengan Chiara. Perlahan-lahan, Aska juga sudah mulai membuka simpul di hati. Dia sangat m

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1884

    Sonia berkata dengan tersenyum, “Makan bersama Kelly.”Suara Reza terdengar lembut. “Di mana? Aku pergi jemput kamu!”Sonia memberi tahu alamat.Setelah panggilan diakhiri, Sonia berkata dengan tersenyum, “Yana lagi di rumahnya Jason. Aku nggak berpamitan sama dia lagi, ya. Nanti tolong kabari Yana.”Kelly berbicara dengan nada bercanda, “Dia pasti sedih banget karena kehilangan teman makan permennya.”“Tunggu kepulanganku. Aku akan beliin permen paling banyak buat dia.”Mereka berdua mengobrol beberapa saat. Reza pun menelepon mengatakan bahwa dia sudah tiba.Sonia berdiri. “Aku pamit dulu. Kamu pergi bekerja sana!”Kelly mengangguk. “Jangan sampai kehilangan kontak, ya. Aku tunggu kepulanganmu.”“Oke!”Mereka berdua berjalan keluar restoran. Reza menuruni mobil, lalu membukakan pintu untuk Sonia.Sonia berpamitan dengan Kelly, lalu berjalan ke sisi mobil.Kelly masih berdiri di tempat hingga mobil melaju pergi. Kemudian, dia baru berjalan ke dalam gedung sembari minum teh susu. Saat

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1883

    Sonia tersenyum datar. “Ini bukan pertama kalinya aku menjalankan misi. Aku tahu apa yang seharusnya aku lakukan!”“Setiap misi itu berbeda. Kamu juga sudah lama tidak ke sana. Intinya, kamu mesti lebih waspada!” Suara Johan terdengar sesak. Dia menarik napas dalam-dalam. “Kalau kamu butuh bantuan, kamu mesti segera beri tahu aku. Aku akan langsung ke sana!”Frida mengulurkan tangannya. “Aku harap kali ini kita bertiga ada kesempatan untuk menjalankan misi bersama. Aku doakan kamu bisa kembali dengan selamat!”Sonia dan Johan juga menempelkan tangannya di atas punggung tangan Frida. Ketiga tangan saling bergenggaman dengan erat, seperti hubungan pertemanan mereka yang tidak bisa dihancurkan!…Setelah Johan dan Frida pergi, Sonia membereskan barang-barangnya dan bersiap-siap untuk pergi. Pakaian ganti tadi malam ditaruh di kamar mandi. Pelayan akan mencucinya.Namun, kostum yang Sonia pesan secara mendadak itu agak merepotkan. Sonia memutuskan untuk mencucinya sendiri, mengeringkannya,

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1882

    Keesokan harinya, Reza dan Sonia telah janjian di saat sarapan. Reza pergi ke perusahaan untuk mengurus sedikit pekerjaan. Dia akan kembali sebelum makan siang untuk mengantar Sonia ke rumah Aska. Kemudian, dia baru mengantar mereka berdua ke bandara.Sonia memberi tahu Reza. Pagi harinya dia kembali ke Gedung Anggrek untuk membereskan barang-barangnya. Dia juga berpesan kepada Reza untuk tidak mengkhawatirkannya dan bekerja dengan tenang!Sebelum berangkat kerja, Reza memeluk Sonia. “Setelah kamu kembali nanti, kita tinggal di sini saja!”Terdapat lebih banyak kenangan kebersamaan mereka di Imperial Garden. Kali ini, Sonia tidak bisa membantah, melainkan mengangguk dengan patuh. “Oke, aku dengar apa katamu!”“Kenapa kamu sepatuh ini?” Reza mencium telinganya. “Saking patuhnya, aku jadi tidak tega untuk melepaskanmu!”Sonia memeluk Reza sejenak. “Pergi kerja sana!”“Emm!” Reza menunduk, lalu mencium keningnya. Setelah itu, Reza pun meninggalkan rumah.Sonia terbengong melihat pintu ya

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1881

    Sonia menggenggam erat tangan Reza. “Malam ini kita ke Imperial Garden saja!”Reza mengangkat-angkat alisnya. Dia melirik Sonia sekilas. “Apa kamu ingin mengenang kembali?”Sonia berlagak tenang. “Iya, sejak aku kembali, aku belum pernah ke Imperial Garden!”Reza bertanya, “Bagaimana dengan kostum yang kamu pesan?”Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia malah melupakannya!“Kamu lupa?” Reza menatap Sonia dengan tatapan tidak berdaya dan manja. “Biar aku saja?”“Nggak usah. Aku pesan sekarang!” Sonia segera mengeluarkan ponselnya. Lebih baik Sonia pesan sendiri saja. Jika Reza yang memesan pakaian itu, bisa jadi bos toko akan mengira Reza membuka toko grosir!Saat Sonia sedang membuka foto, dia pun semakin syok hingga kedua mata terbelalak lebar.Reza mengintip sekilas, lalu menunjuk salah satu foto di atas. “Yang ini!”“Nggak mau!” Sonia langsung menolak. Kostum yang dipilih Reza malah lebih kekurangan bahan daripada yang diberikan Ranty.“Bukannya kamu bilang kamu akan turuti kemauanku?

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status