Share

Bab 16

Author: Musim Gugur
Sonia berjalan lurus ke arah mobil Melvin. Akan tetapi dia tidak mengambil bunga-bunga mawar segar itu, melainkan langsung membuka pintu di posisi kemudi dan menekan tombol kunci. Setelah itu dia menghidupkan mesin dan melajukan mobil tersebut ke arah jalan raya.

Gerakan tersebut membuat seluruh orang yang melihatnya tampak tercengang di tempat termasuk Melvin. Senyuman di wajah lelaki itu perlahan-lahan berubah kaku. Dia tidak menyangka bahwa Sonia tidak mengambil bunganya, tetapi dia membawa bunga beserta mobilnya juga.

Saat ini dia berdiri di tengah kerumunan dengan tangan yang masih menggenggam satu tangkai bunga dan menjadi pusat perhatian semua orang. Wajahnya menggelap dan terlihat sangat emosi. Untuk sekarang dia ingin sekali mencekik leher Sonia hingga perempuan itu kehabisan napas.

Sebenarnya orang seperti apa yang Hana minta dirinya taklukin? Pantas saja perempuan itu rela kehilangan uang ratusan triliun. Apakah Hana sengaja mempermainkan dirinya?

Semua orang yang ada di sana mulai membicarakan kejadian beberapa saat lalu. Salah satu dari mereka ada yang berbisik, “Kenapa Sonia bisa mengendarai Rolls Royce?”

Gerakan perempuan itu terlihat sangat mahir sekali. Bukankah dia berasal dari keluarga biasa saja?

Robi yang ada di dalam mobil Bentley juga terlihat terkejut dan tidak menyangka. “Non Sonia ….” Beberapa detik kemudian dia lanjut berkata, “Hebat!”

Sepertinya Melvin tidak pernah diperlakukan seperti ini sedari kecil.

Reza melepaskan tangannya dari pintu mobil dan menatap jalanan yang baru saja dilewati oleh mobil milik Melvin yang dibawa oleh Sonia tadi. Sudut bibirnya melengkung ke atas tanpa sadar.

Melvin? Anak dari keluarga Santoso?

Tiba-tiba Reza teringat akan sesuatu. Matanya menggelap dan langsung mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang. Setelah dua deringan, orang tersebut menerima panggilannya dan terdengar nada suara bahagia yang berseru, “Reza!”

“Kamu yang minta Melvin buat kejar Sonia?” tanya Reza langsung.

Hana terdiam sesaat karena tidak menyangka Reza akan mengetahuinya dalam waktu begitu singkat. Mendadak dia tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya pada lelaki itu.

“Bukan aku!” sahut Hana.

“Orang seperti Melvin nggak akan ada yang bisa memerintah dia. Bagaimana mungkin aku bisa mengatur orang yang harus disukai oleh dia?” tambah perempuan itu lagi.

“Bagus kalau bukan kamu!” ujar Reza.

“Jauhi Sonia dan jangan ganggu dia lagi. Kalau nggak jangan salahkan aku akan berbuat sesuatu hal tanpa mempertimbangkan hubungan kedua orang tua kita,” lanjut lelaki itu lagi.

Hana terdengar sedikit terisak dan nada bicaranya menjadi begitu menyedihkan ketika bertanya, “Kamu begitu menyukai dia?”

“Nggak ada hubungannya denganmu!” Reza langsung memutuskan sambungan telepon. Dia tidak suka orang yang banyak basa-basi dan mengganggu. Semoga saja Hana menghentikan semua sikapnya, dan dia juga tidak perlu lagi merepotkan Sonia.

***

Melvin akhirnya pulang dengan menggunakan taksi. Pelayan yang melihatnya pulang begitu awal tampak sedikit terkejut. Dia hendak menanyakan lelaki itu ingin minum sesuatu atau tidak mengurungkan niatnya karena melihat raut wajah lelaki itu yang tampak keruh.

Dia memiliki sifat yang buruk dan sulit sekali menebak perasaan lelaki itu. Para pelayan sebisa mungkin berusaha untuk tidak mengusik Melvin. Dia memang tidak pernah diperlakukan seperti itu, perempuan yang selama ini ada di sisinya berusaha keras mengambil perhatiannya.

Bahkan ada beberapa orang yang menggunakan sedikit kekerasan, tetapi tidak ada yang berani mengusiknya. Akan tetapi hari ini dia dibuat marah dan juga kesal.

Perempuan yang bernama Sonia itu tidak menghargainya sama sekali! Melvin naik untuk mengganti pakaiannya. Dia mencoba bermain ponsel untuk menghilangkan perasaan buruknya, tetapi justru tidak membantu.

Melvin melemparkan ponselnya karena teringat akan sesuatu. Bagaimana cara Sonia mengembalikan mobilnya? Mobilnya itu merupakan serial terbatas dan hanya ada dua buah saja di seluruh Kota Jembara. Dia tidak percaya Sonia berani membawanya pulang atau meninggalkannya di sembarang tempat.

Mungkin Sonia akan meminta bantuan polisi dan polisi juga tidak mungkin semudah itu melepaskannya. Sampai saat itu tiba, dia akan mengatakan sesuatu dan membuat perempuan itu sulit untuk bebas. Pada akhirnya, Sonia akan meminta bantuannya lagi.

Melvin sudah menyusun semua rencana di dalam kepalanya. Mendadak ponselnya berdering dan terlihat satu deret nomor telepon asing. Dia menerima panggilan tersebut dan terdengar nada bicara santun dari orang di seberang sana,

“Apakah dengan Pak Melvin?”

“Dengan siapa ini?” Tanya Melvin sambil bersandar pada sofa dengan malas-malasan.

“Pak Melvin, saya adalah polisi lalu lintas, tadi kami menemukan sebuah mobil di tepi jalan dan melacak bahwa plat mobil tersebut adalah milik Pak Melvin. Di tepi jalan dilarang untuk menjual bunga, mohon Bapak dapat membawa mobilnya pergi dari tempat tersebut.”

“Menjual bunga? Jual bunga apa?” tanya Melvin dengan kening berkerut.

“Eum … sebaiknya Pak Melvin datang dan lihat sendiri saja,” ujar polisi tersebut dengan nada ragu-ragu.

Melvin memutuskan sambungan telepon dan mengeluarkan satu mobil lagi dari tempat parkiran. Setelah itu dia bergegas menuju ke jalan yang disebutkan oleh polisi tadi. Sekitar setengah jam kemudian, dia melihat mobil yang tadi dibawa pergi oleh Sonia. Wajahnya berubah menjadi luar biasa keruh.

Mobilnya diparkir di tengah jalan dengan selembar kertas yang tertempel di sana. Kertas tersebut bertuliskan, “Dijual! Satu tangkai dua puluh ribu. Hanya menerima uang tunai dan bunga diambil sendiri!”

Bunga mawar mahal yang ada di dalam mobil sudah tersisa setengah dengan tempat duduk samping kemudi yang terdapat lembaran uang receh. Di bawah uang-uang tersebut terdapat kunci mobilnya tergeletak di sana.

Sekarang sudah tidak banyak orang yang membawa uang tunai dan hanya menggunakan alat pembayaran elektronik saja. Oleh karena itu, ada yang menggunakan kesempatan bisnis kali ini untuk menjual belikan uang tunai bagi orang-orang yang berlalu lalang.

Ternyata cukup banyak orang yang menukarkan uang tunai untuk membeli bunga mawar. Mereka melemparkan uang kertas ke dalam mobil di hadapan Melvin, kemudian mengambil bunganya dan melenggang pergi.

Kebetulan karena di daerah tersebut terlihat cukup ramai, mau tidak mau menarik perhatian pihak berwajib. Melvin tertawa untuk menutupi amarahnya yang menggelegak. Bagus sekali, Sonia!

Ada orang yang datang untuk membeli mawar lagi, tetapi kabur karena lirikan tajam lelaki itu sambil mengomel, “Jual bunga saja sombong sekali!”

Melvin hanya diam membisu di tempat.

Awalnya pihak kepolisian ingin menyampaikan beberapa pesan pada lelaki itu. Akan tetapi mereka mengurungkan niatnya ketika melihat air muka lelaki itu yang sepertinya sedang tidak baik, ditambah lagi dengan mobil miliknya yang harganya selangit. Mereka meminta Melvin membawa mobilnya pergi dari sana dan meninggalkan lelaki itu.

Sedangkan Melvin mencoba meredam emosi yang nyaris meledak di dalam dadanya. Dia menghubungi supirnya untuk datang mengambil mobil.

Anak lelaki yang menukarkan uang tunai pada para pembeli menghampirinya dan memandangi Melvin sambil berkata, “Om adalah Om Melvin, bukan? Situ adalah supermarket milik keluargaku.”

Seorang bocah lelaki berusia dua belas tahun menunjuk toko yang ada di seberang jalan dan lanjut berceloteh, “Tadi ada satu orang kakak cantik yang membeli air, dia bilang aku boleh menjual uang tunai untuk menambah uang jajan.”

Mata Melvin menyipit saat mendengar ucapan bocah tersebut. Dia mengambil uang receh dari dalam mobil dan memberikannya pada anak lelaki itu sambil bertanya, “Dia bilang apa lagi?”

“Kakak cantik itu bilang sama aku untuk bantu jaga mobilnya. Nanti akan ada Om galak yang datang dan setelah itu aku sudah boleh pulang,” lanjut bocah itu sambil tersenyum lebar karena mendapatkan banyak uang.

Lelaki itu mengepalkan tangannya mendengar sebutan Sonia tadi. Bahkan perempuan itu sudah bisa menebak ekspresinya seperti apa. Akan tetapi dia justru tidak bisa menebak apa yang akan dilakukan oleh Sonia.

Entah kenapa emosi yang tadi menggelegak di dadanya padam secara tiba-tiba. Sebersit rasa tidak mau kalah timbul di hatinya. Melvin tidak percaya bahwa dirinya tidak akan bisa menaklukkan seorang anak kecil!

Seulas senyum dingin terbit di bibirnya. Dia menepuk kepala bocah lelaki itu dan berkata, “Sudah, pulanglah!”

Anak lelaki tersebut berlari dengan langkah ringan sambil melompat kecil. Kebetulan sekali telepon dari Hana berdering. “Sudah dapat?”

“Baru dua hari, kenapa buru-buru?!” tanya Melvin dengan ketus.

Setelah itu dia langsung memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Wajahnya tampak menggelap sambil melangkah masuk dalam mobil. Ponselnya berdering sekali lagi. Melvin pikir Hana mencoba menghubunginya lagi, dengan wajah kesal dia meraih ponselnya dan membaca nama Lewis yang ada di layar ponselnya.

Lelaki itu memintanya untuk pergi ke Kasen. Dia tiba di sana saat langit sudah gelap. Melvin membuka pintu ruangan dan suara-suara yang memekakkan telinga menghampirinya. Aroma alkohol yang begitu kuat memenuhi seluruh ruangan tersebut.

Semua orang yang tengah bermain kartu, bernyanyi, dan yang tengah memeluk perempuan tampak berdiri dan menyapanya. Dengan kompak semua orang bergeser dan memberikan posisi bagian tengah untuk lelaki itu.

Melvin duduk dan melambaikan tangannya pada orang yang lainnya dan meminta mereka melanjutkan kegiatan senang-senang yang tadi sempat terhenti. Ruangan tersebut kembali riuh dalam waktu sedetik kemudian.

Lewis duduk di sampingnya dan bertanya sambil tertawa, “Kenapa? Lagi nggak senang?”

“Nggak apa-apa!” jawab Melvin sambil menuangkan satu gelas alkohol.

“Ada beberapa orang baru yang datang dan nggak pernah dipakai. Mau kamu coba untuk menghilangkan penat?” tawar Lewis dengan senyum penuh arti.

Melvin meliriknya sekilas dan bertanya, “Kamu baru mengenalku?”

Alis Lewis naik turun dan memadamkan rokok yang ada di tangannya sambil menjawab, “Bukannya karena mahasiswi itu?”

Lirikan Melvin kembali menyapu wajah Lewis seakan bertanya bagaimana lelaki itu mengetahuinya?

Lewis terkikik dan menjawab, “Kamu lupa kalau adik aku ada di Jembara University? Aku lihat foto kamu di sosial media dia. Siapa perempuan itu? Bisa-bisanya dia menolak tuan besar Melvin!”

Melvin meneguk alkohol dalam satu tegukan tanpa berbicara apa pun. Lewis mencoba mendekatkan dirinya dan berkata, “Mau aku kasih sedikit ide?”

“Semua wanitamu itu datang karena uang, nggak akan gunanya buat naklukin dia!” kata Melvin dengan acuh tak acuh.

“Kalau gitu kamu yang nggak mengerti. Perempuan polos seperti itu nggak boleh ditaklukkan dengan uang. Kalau nggak, mereka akan berpikiran kamu sedang merendahkan mereka,” ujar Lewis.

“Lalu harus bagaimana?” tanya Melvin sambil menatap lelaki di sampingnya.

“Mereka banyak membaca buku tapi nggak ada pengalaman di kehidupan sosial. Mereka mendambakan pahlawan yang menolong mereka, jadi kamu harus membuat dia merasa kamu adalah orang yang bisa diandalkan. Dengan begitu kesempatannya akan datang sendiri!”

“Nggak akan berguna,” potong Melvin. Dia sudah menceritakan pengalaman pertamanya ketika bertemu dengan Sonia.

“Yang itu nggak termasuk. Hanya beberapa perempuan saja nggak akan membuatnya merasa terancam. Kamu harus tunggu sampai dia benar-benar menghadapi situasi mengancam dan nggak berdaya dulu baru muncul di hadapannya,” terang Lewis sambil menaik turunkan alisnya lagi.

Melvin tenggelam dalam pikirannya sendiri, kemudian secara perlahan senyumannya kembali terbit.

 
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 17

    Keesokan harinya, Melvin sudah menebak waktu Sonia keluar dari toko mie. Dia memberikan kode pada beberapa orang anak buah yang ada di belakangnya dan memberikan perintah, “Lakukan dengan maksimal dan terlihat asli.”Beberapa anak buahnya yang sedang menyamar menjadi preman biasa tampak mengangguk mengerti dan berjalan menuju toko mie. Melvin bersandar pada tiang beton sambil merokok. Sekitar sepuluh menit kemudian, dia mematikan puntung rokoknya dan berjalan masuk dengan gerakan santai.Sekarang merupakan jam makan para mahasiswi kampus, oleh karena itu anak buahnya membawa Sonia ke tempat yang lebih terpencil. Setelah melewati beberapa tembok tinggi, suara ribut mereka nantinya akan tersamarkan.Melvin bisa membayangkan keadaan Sonia dengan baju yang berantakan dan tengah tergeletak tidak berdaya di tanah. Di saat perempuan itu tengah merasa putus asa, dia akan muncul bagaikan seorang pahlawan. Sonia akan memandangnya dengan mata berbinar dan penuh harus serta rasa terima kasih.Untu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 18

    Kebetulan Reza juga ada urusan sewaktu Sonia pergi, jadi Reza sekalian mengantar Sonia ke pusat kota. Sonia masih merasa tidak nyaman harus berduaan dengan Reza di tempat yang sempit dan tertutup, makanya dia sering kali buang muka berpura-pura melihat pemandangan.Begitu mobil memasuki jalan raya beraspal, Reza fokus melihat ke depan sambil membuka pembicaraan dengan Sonia, “Melvin lagi dekatin kamu, ya?”“Eh?”Spontan Sonia langsung menoleh ke arah Reza karena dia terkejut bahwa ternyata Reza juga sudah tahu.“Waktu itu aku lihat dia ngasih kamu bunga di depan Jembara University.”“Ooh, iya!”“Sebelum kamu pertimbangkan mau sama dia atau nggak, aku masih kasih tahu satu hal. Dia itu sepupunya Hana. Mamanya Hana itu tantenya Melvin,” tutur Reza lirih.Ternyata … seperti itu ceritanya!“Aku nggak tahu si Melvin itu beneran suka sama kamu atau nggak, tapi aku rasa aku punya tanggung jawab untuk kasih tahu hal ini ke kamu. Tapi, soal kamu masih mau sama dia atau nggak, itu keputusan kamu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 19

    Ucapan temannya itu sangat frontal sampai membuat Siska merasa malu. Jujur saja, awalnya Siska masih ingin mengelak, tapi dia berubah pikiran dan hanya tersenyum menjawabnya, “Aku juga nggak tahu kenapa dia bisa suka sama aku.”Sonia spontan menoleh ke arah wanita yang dipanggil dengan nama Siska itu. Dari tadi Sonia memang merasa dia agak familier, dan setelah diingat-ingat kembali, Siska itu memang pernah memerankan seorang karakter utama di salah satu drama yang dulu Yeni tonton. Drama itu memang tidak tayang terlalu lama, tapi setiap episodenya sangat seru. Yeni juga bilang sangat disayangkan drama tersebut tidak laku di pasaran.Selain itu, Sonia juga ingat dengan wanita yang mengenakan gaun biru itu, dia adalah seorang aktris baru bernama Tiara.“Asal ada Reza, kamu bisa dapat apa pun yang kamu mau. Kalau nanti kamu sudah terkenal, jangan lupa bantu aku juga, ya,” kata Tiara.“Buat apa aku bantuin lagi, bukannya kamu sudah punya Matias?”“Aku sudah mati-matian ngedapetin hatinya

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 20

    Kerumunan orang yang hanya datang untuk melihat semuanya sudah diusir pergi oleh Daniela, dan sekarang hanya ada petugas keamanan saja yang masih berjaga di sana. Ketika Reza sampai, secara spontan semua orang langsung minggir ke samping, menyisakan jalan yang luas di tengah untuk Reza lewati.“Maaf acara makan-makan Pak Reza jadi terganggu,” kata Devi sembari memapah Siska.“Kenapa ini?” tanya Reza. Akan tetapi kedua matanya langsung menyipit ketika dia menyadari Sonia juga ada di sana.Raut wajah Daniela langsung berubah dan melindungi Sonia di belakangnya. Dia tidak mengira kalau yang datang ternyata adalah Reza Herdian, tak heran dari tadi Siska sama sekali tidak takut.Devi menjelaskan semua yang terjadi dengan rinci kepada Reza, tentunya ditambah bumbu-bumbu penyedap seperti perbuatan Sonia yang membenturkan Siska ke tembok, membuat kakinya yang baru saja membaik lagi-lagi terluka.Sebenarnya Sonia sendiri santai saja ketika melihat Reza datang. Hanya saja … dia masih tidak habi

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 21

    Reza juga melirik Melvin dengan gayanya yang santai tanpa bicara sedikit pun, seakan-akan memang sedang menunggu Melvin memanggilnya.“Kapan-kapan aku dan Sonia bakal datang berkunjung!” kata Melvin.Ekspresi wajah Siska juga langsung berubah dari yang awalnya penuh dengan kebencian kini menjadi sangat ramah. Dia mendekati Sonia dan berkata dengan senyum, “Oh, ternyata kamu keponakannya Pak Reza. Yang tadi itu cuma salah paham! Temperamennya Devi memang jelek, kadang ngomong suka nggak mikir dulu, jadi jangan dimasukkin ke hati, ya.”Devi juga segera meminta maaf, “Aku benar-benar nggak tahu kalau kamu keponakannya Pak Reza. Ini semua salahku.”Begitu pula dengan Tiara yang segera mendatangi Sonia dan meminta maaf dengan tulus, “Sonia, aku benar-benar minta maaf!”Hanya karena sebutan “Om”, dalam sekejap sikap semua orang langsung berubah 180 derajat.“Untuk Tiara, jangan panggil aku Sonia. Kamu harus manggil aku Non Sonia!”Wajah Tiara langsung memucat. Tadinya dia mengira Reza akan m

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 22

    Saat ini di lorong hanya tinggal Reza dan Melvin. Tinggi badan mereka berdua tidak terlalu jauh, dan juga mereka sama-sama memiliki paras serta perangai yang mencolok dibandingkan orang kebanyakan. Atmosfer di sana pun jadi menegang dan seolah pancaran cahaya jadi meredup.“Sonia itu beneran keponakan kamu? Kenapa marganya bukan Herdian?” tanya Melvin dengan tatapan matanya yang tajam seperti seekor rubah itu.“Terserah marganya dia apa, yang jelas dia manggil aku ‘Om’.”“Oh, begitu? Kirain cuma ngaku-ngaku!”“Aku nggak segabut itu sampai harus ngaku-ngaku dia sebagai keponakanku, apalagi ngaku-ngaku orang lain sebagai pacar!” kata Reza.“Kemarin malam Sonia setuju untuk jadi pacarku, itu bukan cuma sementara saja.”“Kalau begitu, berarti kamu juga harus manggil aku ‘Om’!”“.…”Sekembalinya mereka berdua ke ruang makan, Melvin merasa dirinya masih kalah jauh dibandingkan Reza. Pemikiran yang berkecamuk di kepalanya ini membuat dia uring-uringan dan jadi sensitif terhadap segala hal. Ak

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 23

    Sonia jelas mengerti apa yang dirasakan oleh Ranty, hanya saja Sonia merasa bersimpati kepadanya. Tak lama kemudian, Matias pun tiba di restoran dan langsung menghubungi Ranty untuk menanyakan di ruangan mana dia berada.Karena tidak ingin mengganggu temannya, Sonia bangkit dari kursinya dan berkata, “Kalian ngobrol saja berdua, aku pulang duluan.”“Kan aku yang ngajak kamu, jadi aku juga yang harus antar kamu pulang. Lagian kamu kan juga kenal sama Matias, kenapa malah pergi?”“Terus aku jadi kambing congek saja, gitu?” balas Sonia bergurau, “Lagian kamu juga sudah minum banyak, gimana mau nyetir? Aku pulang naik taksi saja.”“Ya sudah. Sampai rumah nanti langsung kabari aku.”“Oke!”Ranty mengantar Sonia sampai ke depan restoran, tapi siapa yang menduga mereka malah berpapasan dengan Matias di lorong. Matias tampak mengenakan jas dan mengeluarkan aroma alkohol dari tubuhnya, seolah dia baru saja menghadiri perjamuan dengan orang lain. Dengan matanya yang berkilauan dan sikap yang han

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 24

    Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam ketika Sonia tiba di rumahnya. Setelah mandi, Sonia bersantai di sofa sambil memberi tahu Ranty kalau dia sudah sampai di rumah dengan selamat. Sekalian dia juga ingin menanyai apakah hubungan Ranty dengan Matias berjalan baik-baik saja.Telepon terus berdering dan baru diangkat ketika nada dering hampir berakhir, dan dari telepon itu Sonia mendengar suara Matias yang berkata, “Ranty lagi nggak bisa nerima telepon, ada yang perlu aku sampaikan?”Lalu dari telepon itu juga Sonia mendengar suara Ranty yang berbicara disertai dengan isak tangis, “Matias!”Sonia langsung menutup panggilan ketika mendengar suara itu, dan rona wajahnya pun memerah. Dasar … si Ranty ini memang paling tidak tahan menghadapi rayuan orang lain!***Keesokan siangnya, Sonia menerima sebuah paket berupa kotak besar. ketika dia baru pulang dari rumahnya keluarga Herdian. Di dalam kotak itu berisi perhiasan dan baju-baju yang Ranty berikan kemarin. Sonia memilih sepasang a

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2097

    Tenggorokan Juno bergerak. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuh Rose.Rose malah langsung membukanya lagi. “Panas! Panas sekali!”Juno kembali menarik selimut, lalu menahan Rose tidak mengizinkannya untuk bergerak. Keningnya sendiri juga ikut berkeringat.Biasanya orang yang demam akan merasa kedinginan. Kenapa Rose malah berbeda?Juno mencari pakaian Rose, lalu memasukkannya ke dalam selimut. Dia meraba-raba mulai memakaikan pakaian di tubuh Rose. Meskipun hendak memanggil pelayan, Rose juga mesti duluan mengenakan pakaiannya. Jika tidak, bagaimana pemikiran orang lain ketika melihat Rose tidak mengenakan apa-apa di dalam kamarnya?Mungkin karena merasa gugup dan tidak pernah membantu orang lain untuk mengenakan pakaian dalam, Juno pun meneliti beberapa saat baru berhasil mengenakannya. Di antaranya, tentu saja tersentuh bagian yang tidak seharusnya tersentuh. Juno memaksakan dirinya untuk menganggap Rose sebagai anak kecil yang baru datang ke rumah Aska saja.Pada akhirnya, Juno m

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2096

    Saat menjelang malam, Juno baru tiba di rumah Aska.Penerbangan ke Kota Jembara dibatalkan. Dia pun menaiki pesawat terbang duluan ke Kota Samuderang. Kemudian, dia mengendarai mobil ke rumah dari Kota Samuderang. Dia kelihatan sangat buru-buru, entah siapa yang ingin dia temui?Setelah menempuh perjalanan seharian, Juno berencana kembali ke kamar untuk membasuh tubuhnya terlebih dahulu, baru pergi menemui Aska dan Jemmy.Saat melewati belakang taman, Juno pun bertemu dengan Morgan.Juno yang kelihatan letih itu menunjukkan raut hormatnya. “Kak Morgan!”“Kata Kakek Aska, kamu tidak sempat pulang hari ini. Aku tidak menyangka kamu akan pulang hari ini!” Di tengah dinginnya salju, wajah Morgan kelihatan semakin tampan. “Sudah menyusahkanmu!”Juno tersenyum datar. “Kami sudah mengerahkan seluruh kemampuan kami untuk mengumpulkan barang bukti. Semuanya berjalan lancar, tidak tergolong susah.”Kemudian, Juno bertanya, “Bagaimana kondisi Sonia?”“Dia hanya mengalami sedikit luka, kondisinya b

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2095

    Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kalau ada cowok dengan persyaratan sebagus itu, kenapa kamu menyisakannya untukku?”Ranty berkata dengan menghela napas. “Karena aku sudah masuk ke dalam jebakan Matias. Kalau nggak, aku pasti akan mengejarnya!”Theresia tersenyum. “Sudahlah, belakangan ini aku benar-benar lagi sibuk. Nggak ada waktu buat pacaran!”“Sejak kapan kamu punya waktu? Jangan cari alasan. Aku saja nggak pernah lihat kamu pacaran. Sebagai teman, aku merasa sudah seharusnya kamu mempertimbangkannya!”Theresia terdiam. Tiba-tiba dia kepikiran dengan malam meninggalkan Hondura. Pria itu memberitahunya untuk mencari orang yang kamu sukai dan hidup dengan baik.Waktu itu, Theresia benar-benar berjanji padanya. Dia memang merasa sudah seharusnya berpamitan dengan masa lalu, lalu memulai hidup barunya.Ketika menyadari Theresia tidak berbicara, Ranty berkata dengan tersenyum, “Hanya ketemuan saja. Kalian juga bukan mesti bersama setelah bertemu. Kamu bisa anggap jadi sebuah pen

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2094

    Dalam sesaat, Jason teringat dengan mereka berempat sebelumnya tinggal di sini. Dia mengajari Kelly bagaimana mendapatkan hati orang yang dia sukai. Kelly membalasnya, “Aku juga nggak suka sama kamu!”Meskipun waktu sudah berlalu lama, Jason masih saja bisa merasakannya!Jason menghela napas. “Sudahlah, kalian lebih akrab. Cuma aku saja orang luar di sini!”Yana menjerit, “Ayah, aku dan kamu sama-sama jadi orang luar!”Semua orang langsung tertawa.Jason terharu hingga kedua matanya berkilauan. “Yana memang baik. Memang tidak salah lagi, Yana memang putri kandungku!”“Jangan cerewet lagi. Cepat pergi potong kentang sana!” Reza menarik Jason untuk kembali ke kamar.Di dalam ruang tamu, Kelly menyerahkan biskuit cokelat buatannya kepada Sonia. “Apa masalah sudah diselesaikan? Saat aku di Lonson, aku sangat mencemaskanmu. Kata Kak Jason, aku mesti percaya dengan kemampuan kamu dan Kak Reza! Sesuai dugaannya, begitu kalian kembali, semua masalah pun sudah diatasi. Aku benar-benar merasa sa

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2093

    Sonia berkata canggung, “Hallie masih berada di Kediaman Keluarga Herdian.”“Aku sudah beri tahu Ibu. Malam ini kita akan tinggal di rumah Tuan Aska untuk temani Kakek. Aku suruh Ibu untuk bantu jaga Hallie,” ucap Reza dengan perlahan.Sonia memalingkan kepala untuk melihat Reza. “Kalau di Kediaman Keluarga Herdian, juga nggak ada yang ganggu kita. Ngapain kamu mesti bohong?”Kebetulan mobil sedang berhenti di depan lampu merah, Reza memalingkan wajahnya untuk menatap Sonia. “Aku takut kamu tidak bebas di rumah!”Wajah Sonia seketika merona. Dia memelototi si pria hingga tidak bisa berkata-kata.Reza tersenyum tipis. “Bercanda. Jason dan Kelly sudah kembali ke Imperial Garden. Katanya, mereka sudah persiapkan yang enak-enak untuk menyambutmu.”Sonia meliriknya sekilas, lalu memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela.“Umur Hallie dan Tasya sebaya. Selama di rumah, kamu tenang saja!” ucap Reza.“Emm!” Sonia mengangguk dengan perlahan.“Kebetulan ada yang ingin aku katakan sama kamu,

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2092

    Reza kelihatan tenang. “Sebelum kamu pulang, Sonia selalu menerima segalanya!”Maksudnya, sekarang giliran Morgan.Morgan mengeluarkan ponsel dengan tenang. “Aku lihat dulu apa ada misi belakangan ini?”Semua orang langsung tertawa.Saat hampir menyelesaikan makan siang, Sonia menyadari Rose yang duduk dengan tidak fokus. Dia mencedok sup untuk Rose. “Ada apa?”Rose menggenggam tangan Sonia. “Sonia, coba kamu pegang kepalaku. Apa aku demam?”Sonia mengangkat tangannya untuk memegang. Memang terasa panas. “Ada masalah apa? Aku panggil dokter kemari!”“Ada apa?” Aska kemari.“Rose demam!” balas Sonia.Semua orang menjadi diam, lalu menatap Rose dengan penuh perhatian.Rose melambaikan tangannya. “Nggak apa-apa. Nggak usah panggil dokter. Semalam aku dan Devin kelamaan di jalan raya. Mungkin aku jadi flu karena masuk angin.”Kening Aska berkerut. “Kondisi tubuhmu tidak bagus dan sering sakit. Memangnya kamu tidak tahu? Kenapa malah berdiri tengah malam di pinggir jalan?”Rose tidak memili

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2091

    “Bukan!” Tentu saja Sonia tidak bermaksud seperti itu. Dia hanya merasa agak konyol.“Theresia juga cukup malang. Dia nggak punya orang tua. Seorang diri bekerja keras di Kota Jembara. Kalau dia benar-benar bersama Tuan Morgan, bisa jadi mereka bisa akan jadi pasangan sejati!” Tadinya Ranty hanya sembarangan bicara saja. Saat ini, dia malah merasa masalah ini bisa direalisasi. “Seharusnya Kakek nggak akan merasa latar belakang Theresia nggak pantas menjadi bagian Keluarga Bina, ‘kan?”“Tentu saja nggak!” balas Sonia.“Baguslah kalau begitu!” Ranty kelihatan gembira, seolah-olah masalah ini telah berhasil.Sonia tersenyum tipis. “Kak Morgan juga belum pasti akan setuju!”“Kalau begitu, kamu jangan beri tahu dia dulu. Setelah bertemu dengan Theresia, bisa jadi dia akan terpesona oleh Theresia!” Ranty tersenyum nakal. “Theresia itu cewek cantik yang disukai para cowok dan cewek. Dia pasti bisa menarik Tuan Morgan kembali ke dunia fana!”Sepertinya pikiran Sonia berhasil dicuci oleh Ranty.

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2090

    Ranty telah tiba di rumah Aska. Dia berbasa-basi beberapa saat dengan Jemmy dan yang lain, kemudian menarik Sonia untuk berbicara di samping.“Stella nggak bisa berulah lagi. Dia sudah bertengkar hebat sama Reviana. Sandaran terakhirnya juga sudah hilang. Aku nggak apa-apain dia, cuma bikin dia kehilangan segalanya. Dengan begitu, dia baru bisa merasakan kehidupannya yang semula.”Usai berbicara, Ranty menyerahkan uang hasil transfer Stella tadi kepada Sonia. “Aku sudah periksa sebelumnya, uangnya juga nggak banyak, sekitar 40 miliar saja. Kalau kamu bersedia untuk menyimpannya, kamu ambil saja. Kalau kamu nggak mau, kamu bisa kembalikan kepada Hendri.”Sonia mengambil kartu di tangan, lalu berpikir sejenak, baru berkata, “Aku ingin kembalikan kepada Keluarga Dikara!”Ranty mencemberutkan bibirnya. “Aku tahu kamu pasti akan luluh.”Sonia tersenyum tipis. “Bukan juga. Sekarang perusahaan Keluarga Dikara sedang merugi. Para klien yang dirugikan itu nggak bersalah. Bank akan menyita aset

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2089

    Jantung Yandi berdebar. Rasa kebas mulai menjalar di dirinya. Dia spontan bersandar ke belakang, lalu menarik kemejanya untuk menutupi bagian pundak yang terpampang lebar. “Aku baik-baik saja. Kamu pulang sana!”“Nggak usah usir aku. Aku akan pergi sendiri nanti!” Tasya meletakkan obat kembali, lalu berkata dengan serius, “Kenapa kamu bisa tertembak? Apa kamu bergabung dalam organisasi gelap? Apa kelak kamu akan sering bertarung lagi?”Yandi menatapnya. “Takut?”“Takut!” Tasya langsung menatap mata Yandi. “Aku takut kamu akan mati!”Yandi tertegun.Tasya berkata dengan menggigit bibirnya, “Aku nggak peduli dengan apa yang kamu lakukan dulu. Kelak aku berharap kamu jangan ke sana lagi, melewati hidupmu dengan baik, ya?”Tadinya Yandi ingin mengatakan bahwa dia memang tipe orang seperti itu. Namun, ketika melihat mata merah Tasya, dia pun tidak beradu lagi dengan Tasya, hanya mengangguk dengan perlahan saja. “Aku punya batasan!”Mereka semua adalah orang dewasa, terutama Yandi. Dia lebih

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status