Share

Bab 15

Author: Musim Gugur
Suara lelaki itu terdengar sangat ringan dan juga hangat seperti mentari di musim semi. Terasa begitu sejuk dan juga nyaman. Sonia berbalik dan memandangi lelaki asing itu dengan tatapan tidak mengerti.

Lelaki itu maju dua langkah sambil menatap Sonia. Sebersit sorot cahaya melintas di mata lelaki itu.

“Meski nggak harus bayar dengan sesuatu yang berharga, setidaknya traktir makan juga nggak masalah, bukan?”

Setelah mengatakan kalimat itu, dia mengulurkan tangannya dan berkata, “Kenalan dulu, namaku Melvin.”

Sonia memandangi telapak tangan di hadapannya tanpa membalasnya, kemudian dia berbalik pergi begitu saja. Melvin melongo terkejut di tempatnya dan bergegas mengejar langkah perempuan itu.

“Hei! Kamu nggak ngerti apa yang aku katakan?”

Langkah Sonia berhenti dan menatapnya sambil menjawab, “Ngerti, tapi kamu nggak butuh traktiran aku. Tanpamu aku juga bisa membereskan masalah tadi seorang diri. Nggak perlu saling kenalan juga, aku harus segera masuk kelas.”

Setelah mengatakan kalimat itu, Sonia langsung berbalik pergi tanpa menoleh lagi ke arahnya. Melvin hanya berdiri di sana memandangi punggung perempuan itu dengan ekspresi cengo. Bisa-bisanya dia ditolak oleh seorang perempuan?!

Walaupun Sonia tidak mengenalnya, dia tidak memerlukan identitas keluarganya untuk memikat perempuan. Hanya mengandalkan wajahnya saja, dia sudah bisa mendapatkan segalanya. Keberanian dari mana yang membuat perempuan itu berani menolaknya?!

Melvin mendengus sinis sambil berbisik dalam hati bahwa dirinya tidak percaya perempuan itu beneran menolaknya.

Keesokan harinya, Sonia hanya memiliki satu kelas mata kuliah saja siang ini. Dia keluar dari gerbang dan mendapati banyak sekali kaum perempuan yang tengah berkumpul dan bergosip. Dia memutuskan untuk melangkahkan kakinya ke halte bus. Tiba-tiba terdengar seorang perempuan yang berseru dengan antusias,

“Beneran Melvin?!”

“Iya! Aku pernah lihat foto dia. Nggak akan salah!”

Sonia melirik orang-orang tersebut dengan langkah kaki yang berhenti sesaat. Di depan pintu kampus berhenti sebuah mobil Rolls Royce yang di bagian belakangnya dipenuhi bunga mawar merah segar dan sangat menarik perhatian.

Yang paling menarik adalah lelaki yang duduk di dalam mobil. Dia mengenakan kemeja putih dan kacamata berbingkai emas serta wajahnya yang rupawan. Benar-benar seperti pangeran yang sering dilihat dalam dongeng.

Dua tahun terakhir ini Melvin semakin terkenal di Jembara. Keluarga Santoso juga merupakan konglomerat terkenal di kota tersebut. Melvin merupakan satu-satunya penerus dari keluarga tersebut. Akan tetapi lelaki itu terkenal bukan karena prestasi bisnisnya, melainkan gosip antara dia dengan artis yang kerap muncul di media.

Tampan, pemain wanita dengan segudang kekayaan serta pemikiran bisnis merupakan julukan yang diberikan oleh warga Jembara.

Saat ini, pangeran dalam dongeng itu terlihat melangkah turun dari mobil sambil memegang satu batang mawar merah dan melangkah ke arah Sonia. Terdengar teriakan tertahan dari para kaum hawa dan menatap Sonia dengan sorot iri dan juga benci.

Di seberang jalan tampak mobil Bentley yang tengah berhenti. Robi melihat ke arah luar jendela dan bertanya, "Bukannya itu Non Sonia?”

Reza yang duduk di kursi bagian belakang dan tengah menunduk membaca dokumen masih belum menyadari apa yang dikatakan oleh Robi. Dia mengangkat kepalanya dan mendapati sosok Sonia di depan sana. Pandangannya langsung tertuju pada Sonia yang wajahnya terlihat sedikit terkejut.

Supir yang menjemput Tasya tiba-tiba ada urusan. Reza dan Robi yang kebetulan melewati Universitas Jembara sekalian menjemput perempuan itu. Sekarang mobil mereka sedang berhenti dan tengah menunggu Tasya keluar. Ternyata mereka melihat pemandangan ada yang menyatakan perasaan pada Sonia.

“Melvin anaknya Martin yang sejak kecil sudah berada di luar negri. Dia balik saat Pak Reza keluar negeri. Dua tahun ini dia mulai mengambil alih perusahaan dan kinerjanya sangat bagus. Yang bersaingan dengan kita untuk mengambil tanah di bawah jembatan Golden Coast adalah Melvin,” jelas Robi.

Reza menganggukkan kepalanya dengan mata yang tetap menatap Sonia. Dia melihat Melvin yang melangkah perlahan hingga berhenti di hadapan perempuan itu.

Sebenarnya Sonia merasa sedikit terkejut. Tidak aneh kalau lelaki itu tahu bahwa dirinya mahasiswi di universitas Jembara, tetapi lelaki itu menunggu di depan sini dengan persiapan yang lengkap menunjukkan Melvin tahu jurusan apa yang dia ambil. Apa yang ingin dilakukan oleh lelaki itu?

Sonia tidak percaya bahwa hanya dalam sekali pertemuan bisa membuat Melvin jatuh hati pada dirinya.

Perempuan itu menatap Melvin yang mendekat dengan ekspresi datar dan biasa saja. Kedua mata sejernih air itu tampak tidak terkejut, dan juga tidak sengaja menunjukkan sorot dingin. Hanya ada tatapan penuh siaga dan hati-hati yang terlihat di kedua bola mata itu.

Melvin berhenti di hadapannya dengan orang-orang sekitar yang mulai sibuk menahan napas dan bersorak. Mata tajamnya menatap Sonia dalam kemudian berkata, “Mungkin kamu nggak akan percaya, tetapi aku memang jatuh hati padamu dalam pandangan pertama. Kemarin kamu nggak mau traktir aku makan, kalau gitu biar aku yang traktir kamu makan. Gimana?”

Sonia bisa mendengar para perempuan yang berseru tertahan. “Aduh jantungku! Cepat telepon ambulans!”

Dia melihat Melvin mengulurkan bunga ke hadapannya dan menggelengkan kepala sambil berkata, “Maaf, aku masih ada urusan.”

Melvin sendiri tampak terkejut, tetapi dia tersenyum lembut dan berkata, “Hanya makan biasa saja. Nggak menunjukkan sikap apa pun dari kamu. Anggap saja sebagai penghibur bagi aku yang semaleman nggak bisa tidur karena kamu.”

Seruan tertahan kembali terdengar dari orang-orang di sekelilingnya. Lelaki ini benar-benar setia, kaya dan juga romantis! Semua kejadian yang hanya terlihat di drama ini membuat para kaum hawa berseru girang dan antusias.

Sonia menyadari ada yang mengambil fotonya dan mulai merasa terganggu. Dengan raut wajah tetap datar dia menjawab dengan tegas, “Maaf sekali.”

Perempuan itu melangkahkan kakinya untuk pergi, tetapi gerakan Melvin yang lebih cepat langsung menutupi jalan Sonia dengan berdiri di depannya. Matanya tampak jernih dengan sudut bibir yang terangkat ke atas dan berbisik, “Jangan begitu. Ada banyak orang yang melihatku, jangan buat aku malu. Setelah makan, aku langsung mengantarkan kamu pulang.”

Sonia tidak ingin terus menerus terusik, dia menolaknya sekali lagi dan melanjutkan langkah kakinya. Kening Melvin berkerut dan langsung mencengkeram lengan Sonia. Perempuan itu mundur selangkah dan menatap wajah Melvin dengan sorot mata yang tajam.

Melvin terdiam sesaat karena sorot mata perempuan ini terlihat penuh waspada dan juga terganggu. Sorot mata itu bukan terlihat sedang kesal, melainkan benar-benar marah. Bibir lelaki itu melengkung lagi dan mundur selangkah sambil berkata, “Ok, kita nggak makan. Kamu terima ini saja.”

Dia menunjuk bunga-bunga segar yang memenuhi mobilnya. Akan tetapi sikap Sonia tetap dingin dan dengan tegas berkata, “Aku nggak mau!”

“Kalau gitu berarti kamu mau kita ditonton oleh begitu banyak orang terus menerus?” tanya Melvin sambil tersenyum kecil. Dia tahu kalau Sonia tidak suka dijadikan bahan tontonan orang-orang. Perempuan itu menarik napas dalam-dalam dan bertanya, “Harus diterima?”

“Iya! Kalau nggak, aku nggak akan membiarkan kamu pergi,” jawab Melvin dengan nada jenaka.

Robi yang ada di dalam mobil Bentley berkata, “Sepertinya Melvin sedang mempersulit Non Sonia.”

Reza juga melihatnya dan merasa seperti apa yang Robi katakan. Matanya terlihat menggelap dengan tangan yang sudah terletak di atas pintu mobil.

Baru saja dia hendak membuka pintu, terlihat Sonia yang mendadak berlari ke arah mobil Melvin. Gerakannya terhenti dan ingin melihat apa yang akan dilakukan oleh perempuan itu. Melvin juga melayangkan sorot pandangan yang sama ke arah Sonia.

Perempuan itu nggak akan bisa membawa semua bunga yang jumlahnya begitu banyak seorang diri. Pada akhirnya Sonia tetap harus masuk ke dalam mobilnya. Asalkan sudah masuk dalam mobilnya, maka dia bisa mengajaknya untuk pergi makan lagi.

Selesai makan maka dia akan ke hotel dan menyelesaikan misinya. Dia sudah bilang pada Hana untuk membereskannya dalam waktu tiga hari. Namun sepertinya dia tidak membutuhkan waktu sebanyak itu.

Related chapters

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 16

    Sonia berjalan lurus ke arah mobil Melvin. Akan tetapi dia tidak mengambil bunga-bunga mawar segar itu, melainkan langsung membuka pintu di posisi kemudi dan menekan tombol kunci. Setelah itu dia menghidupkan mesin dan melajukan mobil tersebut ke arah jalan raya.Gerakan tersebut membuat seluruh orang yang melihatnya tampak tercengang di tempat termasuk Melvin. Senyuman di wajah lelaki itu perlahan-lahan berubah kaku. Dia tidak menyangka bahwa Sonia tidak mengambil bunganya, tetapi dia membawa bunga beserta mobilnya juga.Saat ini dia berdiri di tengah kerumunan dengan tangan yang masih menggenggam satu tangkai bunga dan menjadi pusat perhatian semua orang. Wajahnya menggelap dan terlihat sangat emosi. Untuk sekarang dia ingin sekali mencekik leher Sonia hingga perempuan itu kehabisan napas.Sebenarnya orang seperti apa yang Hana minta dirinya taklukin? Pantas saja perempuan itu rela kehilangan uang ratusan triliun. Apakah Hana sengaja mempermainkan dirinya?Semua orang yang ada di san

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 17

    Keesokan harinya, Melvin sudah menebak waktu Sonia keluar dari toko mie. Dia memberikan kode pada beberapa orang anak buah yang ada di belakangnya dan memberikan perintah, “Lakukan dengan maksimal dan terlihat asli.”Beberapa anak buahnya yang sedang menyamar menjadi preman biasa tampak mengangguk mengerti dan berjalan menuju toko mie. Melvin bersandar pada tiang beton sambil merokok. Sekitar sepuluh menit kemudian, dia mematikan puntung rokoknya dan berjalan masuk dengan gerakan santai.Sekarang merupakan jam makan para mahasiswi kampus, oleh karena itu anak buahnya membawa Sonia ke tempat yang lebih terpencil. Setelah melewati beberapa tembok tinggi, suara ribut mereka nantinya akan tersamarkan.Melvin bisa membayangkan keadaan Sonia dengan baju yang berantakan dan tengah tergeletak tidak berdaya di tanah. Di saat perempuan itu tengah merasa putus asa, dia akan muncul bagaikan seorang pahlawan. Sonia akan memandangnya dengan mata berbinar dan penuh harus serta rasa terima kasih.Untu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 18

    Kebetulan Reza juga ada urusan sewaktu Sonia pergi, jadi Reza sekalian mengantar Sonia ke pusat kota. Sonia masih merasa tidak nyaman harus berduaan dengan Reza di tempat yang sempit dan tertutup, makanya dia sering kali buang muka berpura-pura melihat pemandangan.Begitu mobil memasuki jalan raya beraspal, Reza fokus melihat ke depan sambil membuka pembicaraan dengan Sonia, “Melvin lagi dekatin kamu, ya?”“Eh?”Spontan Sonia langsung menoleh ke arah Reza karena dia terkejut bahwa ternyata Reza juga sudah tahu.“Waktu itu aku lihat dia ngasih kamu bunga di depan Jembara University.”“Ooh, iya!”“Sebelum kamu pertimbangkan mau sama dia atau nggak, aku masih kasih tahu satu hal. Dia itu sepupunya Hana. Mamanya Hana itu tantenya Melvin,” tutur Reza lirih.Ternyata … seperti itu ceritanya!“Aku nggak tahu si Melvin itu beneran suka sama kamu atau nggak, tapi aku rasa aku punya tanggung jawab untuk kasih tahu hal ini ke kamu. Tapi, soal kamu masih mau sama dia atau nggak, itu keputusan kamu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 19

    Ucapan temannya itu sangat frontal sampai membuat Siska merasa malu. Jujur saja, awalnya Siska masih ingin mengelak, tapi dia berubah pikiran dan hanya tersenyum menjawabnya, “Aku juga nggak tahu kenapa dia bisa suka sama aku.”Sonia spontan menoleh ke arah wanita yang dipanggil dengan nama Siska itu. Dari tadi Sonia memang merasa dia agak familier, dan setelah diingat-ingat kembali, Siska itu memang pernah memerankan seorang karakter utama di salah satu drama yang dulu Yeni tonton. Drama itu memang tidak tayang terlalu lama, tapi setiap episodenya sangat seru. Yeni juga bilang sangat disayangkan drama tersebut tidak laku di pasaran.Selain itu, Sonia juga ingat dengan wanita yang mengenakan gaun biru itu, dia adalah seorang aktris baru bernama Tiara.“Asal ada Reza, kamu bisa dapat apa pun yang kamu mau. Kalau nanti kamu sudah terkenal, jangan lupa bantu aku juga, ya,” kata Tiara.“Buat apa aku bantuin lagi, bukannya kamu sudah punya Matias?”“Aku sudah mati-matian ngedapetin hatinya

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 20

    Kerumunan orang yang hanya datang untuk melihat semuanya sudah diusir pergi oleh Daniela, dan sekarang hanya ada petugas keamanan saja yang masih berjaga di sana. Ketika Reza sampai, secara spontan semua orang langsung minggir ke samping, menyisakan jalan yang luas di tengah untuk Reza lewati.“Maaf acara makan-makan Pak Reza jadi terganggu,” kata Devi sembari memapah Siska.“Kenapa ini?” tanya Reza. Akan tetapi kedua matanya langsung menyipit ketika dia menyadari Sonia juga ada di sana.Raut wajah Daniela langsung berubah dan melindungi Sonia di belakangnya. Dia tidak mengira kalau yang datang ternyata adalah Reza Herdian, tak heran dari tadi Siska sama sekali tidak takut.Devi menjelaskan semua yang terjadi dengan rinci kepada Reza, tentunya ditambah bumbu-bumbu penyedap seperti perbuatan Sonia yang membenturkan Siska ke tembok, membuat kakinya yang baru saja membaik lagi-lagi terluka.Sebenarnya Sonia sendiri santai saja ketika melihat Reza datang. Hanya saja … dia masih tidak habi

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 21

    Reza juga melirik Melvin dengan gayanya yang santai tanpa bicara sedikit pun, seakan-akan memang sedang menunggu Melvin memanggilnya.“Kapan-kapan aku dan Sonia bakal datang berkunjung!” kata Melvin.Ekspresi wajah Siska juga langsung berubah dari yang awalnya penuh dengan kebencian kini menjadi sangat ramah. Dia mendekati Sonia dan berkata dengan senyum, “Oh, ternyata kamu keponakannya Pak Reza. Yang tadi itu cuma salah paham! Temperamennya Devi memang jelek, kadang ngomong suka nggak mikir dulu, jadi jangan dimasukkin ke hati, ya.”Devi juga segera meminta maaf, “Aku benar-benar nggak tahu kalau kamu keponakannya Pak Reza. Ini semua salahku.”Begitu pula dengan Tiara yang segera mendatangi Sonia dan meminta maaf dengan tulus, “Sonia, aku benar-benar minta maaf!”Hanya karena sebutan “Om”, dalam sekejap sikap semua orang langsung berubah 180 derajat.“Untuk Tiara, jangan panggil aku Sonia. Kamu harus manggil aku Non Sonia!”Wajah Tiara langsung memucat. Tadinya dia mengira Reza akan m

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 22

    Saat ini di lorong hanya tinggal Reza dan Melvin. Tinggi badan mereka berdua tidak terlalu jauh, dan juga mereka sama-sama memiliki paras serta perangai yang mencolok dibandingkan orang kebanyakan. Atmosfer di sana pun jadi menegang dan seolah pancaran cahaya jadi meredup.“Sonia itu beneran keponakan kamu? Kenapa marganya bukan Herdian?” tanya Melvin dengan tatapan matanya yang tajam seperti seekor rubah itu.“Terserah marganya dia apa, yang jelas dia manggil aku ‘Om’.”“Oh, begitu? Kirain cuma ngaku-ngaku!”“Aku nggak segabut itu sampai harus ngaku-ngaku dia sebagai keponakanku, apalagi ngaku-ngaku orang lain sebagai pacar!” kata Reza.“Kemarin malam Sonia setuju untuk jadi pacarku, itu bukan cuma sementara saja.”“Kalau begitu, berarti kamu juga harus manggil aku ‘Om’!”“.…”Sekembalinya mereka berdua ke ruang makan, Melvin merasa dirinya masih kalah jauh dibandingkan Reza. Pemikiran yang berkecamuk di kepalanya ini membuat dia uring-uringan dan jadi sensitif terhadap segala hal. Ak

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 23

    Sonia jelas mengerti apa yang dirasakan oleh Ranty, hanya saja Sonia merasa bersimpati kepadanya. Tak lama kemudian, Matias pun tiba di restoran dan langsung menghubungi Ranty untuk menanyakan di ruangan mana dia berada.Karena tidak ingin mengganggu temannya, Sonia bangkit dari kursinya dan berkata, “Kalian ngobrol saja berdua, aku pulang duluan.”“Kan aku yang ngajak kamu, jadi aku juga yang harus antar kamu pulang. Lagian kamu kan juga kenal sama Matias, kenapa malah pergi?”“Terus aku jadi kambing congek saja, gitu?” balas Sonia bergurau, “Lagian kamu juga sudah minum banyak, gimana mau nyetir? Aku pulang naik taksi saja.”“Ya sudah. Sampai rumah nanti langsung kabari aku.”“Oke!”Ranty mengantar Sonia sampai ke depan restoran, tapi siapa yang menduga mereka malah berpapasan dengan Matias di lorong. Matias tampak mengenakan jas dan mengeluarkan aroma alkohol dari tubuhnya, seolah dia baru saja menghadiri perjamuan dengan orang lain. Dengan matanya yang berkilauan dan sikap yang han

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1960

    Kaki panjang Reza menindih Sonia. Lengannya menopang di samping wajah si wanita. Dia memberi ciuman hangat dan membara kepada Sonia. Saking lamanya ciuman yang diberikan Reza, sekujur tubuh Sonia terasa lemas. Dia mengangkat tangannya untuk menahan wajah Reza, menggigit bibirnya dengan perlahan dengan mata berlinang air mata.“Reza, pergilah! Tinggalkan Istana Fers! Kamu bisa tunggu aku di Hondura. Setelah misiku selesai, aku akan pergi mencarimu.”Lantai B12 itu bukanlah tempat yang sederhana. Demi menghalangi kepergian Tensiro, Rayden pasti bukan hanya mengandalkan bujukan dan iming-iming.Begitu senjata gelombang mikro diaktifkan, seluruh Istana Fers akan berubah menjadi puing-puing.Sonia memiliki firasat kuat jika Rayden benar-benar diprovokasi, dia akan melakukan tindakan yang sangat gila. Ini adalah misi yang dijalankan Sonia. Dia juga tidak berharap gara-gara dirinya, semuanya akan terjebak dalam bahaya.Reza menyandarkan dagunya di atas kening Sonia, seolah-olah dia tahu apa

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1959

    Tidak lama kemudian, Rayden menyadari Bondala sedang menatapnya. Dia segera mengalihkan pandangannya, lalu menyuruh Winston untuk mempersiapkan data energi terbarukan.Tatapan Reza menjadi suram, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.…Saat kembali ke vila tempat tinggal sementara Reza, Theresia menutupi pintu. Nada bicaranya seketika menjadi santai. “Mau minum apa? Gimana kalau alkohol?”“Tidak usah, cukup air saja!” ucap Sonia dengan suara lembut.“Kalau begitu, kopi saja, deh. Rayden suruh anggotanya untuk antar biji kopi berkualitas tinggi. Aromanya cukup wangi!” Theresia berjalan ke depan meja, lalu mulai membuatkan kopi untuk Sonia.Sonia duduk di kursi tinggi depan meja bar sembari menatap Theresia yang sedang menimbang biji kopi dan menggilingnya. Gerakannya kelihatan sangat santai dan elegan.Saat pertama kali bertemu, kesan Sonia terhadap Theresia sangat bagus. Pada saat itu, dia kira Theresia adalah temannya Ranty.Saat bertemu kali ini, dia baru menyadari sebenarnya semua

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1958

    Langit biru jernih membentang luas. Sungai kecil mengalir deras. Rerumputan hijau tumbuh lebat di tepiannya. Bayangan pohon willow keemasan terpantul di permukaan air, mengikuti aliran sungai. Sementara di seberang sungai sana, pegunungan menjulang dengan lanskap yang begitu luas dan megah.Theresia berjalan ke tepi sungai. Airnya kelihatan sungguh nyata. Saking jernihnya, terlihat batu-batu kerikil yang indah di bawah sana. Bahkan, beberapa ekor ikan kecil dan udang juga kelihatan sedang berenang di dalamnya.Apakah mereka benar-benar sedang berada di lantai 12 bawah tanah?Wanita berambut pirang duduk di bawah tenda. Di atas taplak meja yang bersih itu diletakkan berbagai jenis buah-buahan dan juga camilan. Ada juga ayunan dengan dua tempat duduk di sebelah. Sepertinya biasanya wanita berambut pirang dan Tensiro sering bersantai di sini.Setelah duduk beberapa saat di sini, wanita berambut pirang membawa Sonia dan Theresia kembali ke koridor. Pintu yang satu lagi dibuka, terlihat pa

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1957

    Rayden membawa orang-orang untuk berjalan melewati koridor. Pada akhirnya, mereka tiba di sebuah ruangan yang sangat amat luas. Di dalamnya terdapat ruang baca, ruang tamu, ruang makan, dan juga kamar.Saat ini, ada seorang pria berusia sekitar 40-an berpakaian putih dan bermasker sedang duduk di ruang tamu. Dia berdiri di depan komputernya. “Tuan Rayden.”Rayden memperkenalkan kepada mereka, “Dia adalah penanggung jawab di sini, Profesor Tensiro!”Tensiro kelihatan sangat waspada ketika melihat kedatangan banyak orang. Dia mengamati mereka sejenak, lalu mengangguk dengan perlahan.Sonia spontan menurunkan tangannya. Pria itu memang mengenakan masker, tetapi Sonia bisa mengenali pria itu dari sepasang matanya. Pantas saja Sonia tidak bisa menemukannya selama ini!Ketika melihat lingkungan sekitar, sepertinya pria ini akan selalu tinggal di tempat ini. Kedua mata Sonia berkilauan. Dia menatap bayangan punggung Reza. Tiba-tiba dia bisa mengajukan untuk berkunjung ke laboratorium gelomba

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1956

    Himawan datang untuk menyapa, “Tuan Kase, Nona Ruila, Tuan Rayden tahu kalian akan ke sini. Dia sudah menunggu kalian dari tadi!”Kase pun berkata dengan tersenyum, “Kalau begitu, ayo kita ke atas!”“Silakan, Tuan Kase!” Himawan sedikit menunduk. Rambut ikal cokelat keemasan yang agak panjang tergerai di sisi telinganya, membuatnya kelihatan sangat tegas dan serius.Semua orang berjalan bersama menuju lantai atas dan masuk ke kantor Rayden. Saat ini, Rayden dan Winston langsung melangkah maju untuk menyambut mereka.Setelah berbasa-basi, mereka duduk di tempat. Kali ini, Rayden berkata dengan serius, “Pertama-tama, aku ucapkan selamat datang kepada Raja Bondala dan Tuan Kase ke Istana Fers. Kalau jamuanku kurang memuaskan, aku harap kalian bisa memakluminya.”“Anggota Istana Fers, sudah mengerahkan tenaga dan uang banyak dalam pengembangan energi terbarukan. Sekarang kami butuh kalian berdua sebagai mitra kerja sama untuk mengembangkannya ke pasaran. Kalau kalian punya persyaratan atau

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1955

    Sonia yang sedang duduk di depan meja makan merasa tidak sanggup untuk menelan lagi. Dia segera meminum sup, lalu berdiri. “Semuanya, aku ambil barang sebentar di atas!”Kase juga ikut berdiri. “Aku juga pergi ganti pakaian dulu. Mohon Raja Bondala tunggu sebentar!”Kase pun berjalan pergi.Kening Reza semakin berkerut ketika menatap bayangan punggung Kase. Betapa inginnya dia menggebuki pria di hadapannya ini. Theresia spontan tertawa.Reza meliriknya. “Apa lucu?”“Nggak!” Theresia menggeleng. “Aku hanya merasa Sonia bahagia sekali!”Reza menurunkan kelopak matanya. Raut wajahnya masih kelihatan muram, hanya saja tatapannya sudah berubah melembut.…Sonia memasuki kamar. Kase juga mengikutinya, lalu berpesan, “Nanti saat kita pergi menemui Rayden, kamu naik bersamaku. Kamu jangan beraksi sendiri. Kamu mesti berhati-hati dengan Rayden dan juga Raja Bondala.”Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Ada apa dengan Raja Bondala?”“Aku juga tidak tahu bagaimana mengatakannya, tapi aku merasa di

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1954

    Lantai tangga dan ruang tamu memang dilapisi karpet, tetapi tubuh Kase tetap terasa pegal. Dia berdiri dengan merintih kesakitan. Pada saat ini, dia kebetulan bertatapan dengan Bondala, raut wajahnya semakin muram lagi!Kase menepuk-nepuk pakaiannya, lalu tersenyum berlagak tidak terjadi apa-apa. “Aku tidak sengaja tergelincir. Tidak apa-apa, aku tidak merasa sakit sama sekali!”Theresia takut dirinya tidak bisa menahan tawanya. Dia segera memalingkan kepalanya ke sisi jendela menatap ke halaman di luar.Reza selalu bersikap tenang. “Aku kira begini cara Keluarga Milana memberi hormat kepada tamu!”Kali ini, Theresia benar-benar tidak bisa menahan tawanya lagi. Dia keceplosan dan segera menutup mulutnya.…Sonia baru saja selesai mandi. Saat dia mengambil pakaiannya, dia melihat obat yang diletakkan Kase di atas nakas. Terlihat cairan di dalam botol kaca berwarna cokelat transparan. Sonia spontan kepikiran dengan celotehan Kase tadi.Namun, apa yang dikatakan Kase memang benar. Sekaran

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1953

    Setelah tiba di luar kamar Sonia, Kase juga tidak mengetuk pintu, sebab dia tahu Sonia masih belum bangun.Sekarang asalkan Sonia tidur, dia pun tidak bisa bangun dengan sendirinya, mesti ada yang membangunkannya.Kase berjalan ke dalam, lalu duduk di samping ranjang. Ketika menatap ekspresi kesakitan di wajah Sonia, hati Kase terasa bagai sedang diremuk saja.Entah apa yang sedang dimimpikan Sonia hingga dia begitu ketakutan?Kase sudah mengutus anggotanya untuk mencari obat untuk menetralisir racun di dalam tubuh Sonia, tetapi semua obat yang ditemukannya tidak berkhasiat sama sekali. Sonia masih saja terjebak dalam mimpinya.Biasanya Sonia sangat suka tidur. Namun sekarang, tidur sudah menjadi siksaan baginya.Hati Kase semakin penat lagi, juga semakin menyesal. Dia spontan berkata dengan lembut, “Ruila, bangunlah!”“Sayangku, sudah pagi, sudah saatnya untuk bangun!”“Matahari sudah terbit!”…Pada akhirnya, Kase terpaksa menggoyang lengan Sonia. Sonia pun baru terbangun dengan kage

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1952

    Sonia menatap Reza yang berada di dalam layar mulai memejamkan matanya. Bulu mata lentiknya mulai menutup bola mata indahnya. Reza benar-benar sudah kecapekan!Sonia tahu betapa Reza mencemaskannya selama beberapa hari ini. Dia juga mengerti betapa bersabarnya Reza selama beberapa saat ini! Sonia juga tahu betapa Reza mencintainya.Sonia menatap wajah Reza yang sedang tidur. Rasa gembira dan pilu meluap di dalam hatinya. Matanya spontan menjadi basah. Kemudian, Sonia bergumam, “Suamiku, aku mencintaimu!”Kebersamaan selama dua hari dua malam di ruang rahasia bawah tanah membuat Sonia merasakan gejolak dalam hatinya, sebuah perasaan yang berbeda dari persahabatan di medan perang. Itulah sebabnya Sonia memutuskan untuk pergi ke Jembara untuk mencari jawaban atas perasaan aneh itu.Namun, saat benar-benar bertemu dengan Reza dan menghabiskan waktu bersama, Sonia baru menyadari betapa luar biasanya pria itu. Saat itulah Sonia benar-benar memahami apa yang dinamakan cinta.Perasaan itu baga

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status