Share

Bab 14

Penulis: Musim Gugur
”Hmmm? Aku nggak ketawa,” ujar Sonia dengan ekspresi bingung.

Reza mengangkat alisnya dan bertanya, “Kamu takut sekali denganku? Kamu itu temannya Tasya dan guru lesnya Tandy. Kamu boleh ikut mereka panggil aku Om. Biasanya aku selalu penuh toleransi terhadap orang yang menjadi juniorku.”

Sonia semakin ingin terbahak, tetapi dia berusaha tetap bersikap tenang dan mengangguk berkata, “Ok.”

Mata Reza menatap wajah perempuan di sampingnya sekilas, kemudian mengarah ke depan dan berkata lagi, “Lain kali kalau ketemu Hana lagi, kamu nggak perlu peduliin dia.”

“Dia menutupi jalanku,” jawab Sonia membela diri.

“Bukannya kamu pintar menendang orang?” balas Reza.

Sonia mengangkat alisnya dan bertanya balik, “Hana juga boleh ditendang?”

“Tentu saja! Kamu tendang saja sesuka hatimu, biar aku yang urus,” jawab Reza dengan nada datar.

Kedua alis Sonia terangkat lagi ke atas. Kalimat tersebut menunjukkan sikap dan karakter lelaki itu dalam menyelesaikan sebuah masalah. Mungkin Reza menyadarinya dan khawatir perempuan itu akan sembarangan berpikir, dengan cepat dia kembali berkata,

“Memang aku yang membuatmu terkena masalah seperti ini, jadi aku juga yang akan menyelesaikannya.”

Sonia menatap wajah tampan lelaki itu dan menebak maksud dari ucapan Reza bahwa dirinya bisa melakukan apa pun sesuka hati Sonia?

Keadaan di dalam mobil hening sesaat, setelah itu Reza menggerakkan bibirnya dan berkata, “Aku kasih kamu uang seberapa banyak?”

Perempuan itu tersentak terkejut dan dengan cepat tersadar apa yang terjadi. Dia yang bertanya pada Hana apakah perempuan itu bisa memberikan uang lebih banyak dari yang diberikan oleh Reza. Ekspresinya tidak berubah, dengan tenang dia menjawab,

“Tasya bilang setiap satu mata pelajaran akan dibayar dua juta. Kalau gajinya dibayar oleh Pak Reza, berarti Bapak harus kasih gaji ke saya 16 juta.”

Reza menganggukkan kepalanya mengerti dan berkata, “Kalau gitu masuk akal kalau kamu minta dua triliun.”

Mau seberapa lama Sonia mengajari Tandy hingga bocah itu menginjak bangku kuliah, Sonia tidak akan pernah bisa mendapatkan uang sebanyak dua triliun. Sonia hanya tertawa miring dan berkata, “Sayang ya.”

“Sayang kenapa?” tanya Reza.

“Sayang karena Hana nggak akan rela memberiku uang segitu banyak.”

Reza terdiam di tempat. Dia dapat menangkap maksud dari ucapan Sonia yang mengatakan dirinya tidak sebanding dengan uang dua triliun. Benar-benar gadis pendendam! Dia tidak akan melewatkan kesempatan untuk menertawakannya!

Sonia menoleh ke arah jendela dan memandangi pemandangan di luar jendela dengan sudut bibir yang terangkat ke atas. Entah kenapa perasaannya mendadak menjadi jauh lebih baik.

Senin harinya, di depan pintu gerbang Jembara University sudah dipenuhi oleh orang-orang yang berlalu lalang. Sebuah mobil sedan dengan Hana yang tengah duduk di kursi penumpang bagian belakang tengah memperhatikan bagian luar mobil dengan wajah serius.

Matanya seakan tidak berkedip hingga dia menangkap sosok Sonia di sana. Dengan cepat dia menoleh ke lelaki di sampingnya dan berkata, “Dia yang bernama Sonia! Mahasiswi Jembara University yang mengambil jurusan ekonomi dan bisnis.”

Lelaki tersebut mengangkat wajahnya dan mengarahkan tatapannya mengikuti arah yang ditunjuk oleh Hana. Seorang perempuan terlihat di sana dengan pakaian kemeja putih yang sederhana serta celana jeans biru muda yang dipadu dengan sepatu berwarna putih.

Yang membuat orang-orang tertarik bukan wajahnya yang cantik, melainkan sosok perempuan itu terlihat bersih dan memberikan kesan polos serta alami bagi siapa pun yang melihatnya dalam sekali tatap.

Kemungkinan besar orang yang ada di sampingnya terlihat sedikit terkesima, tetapi dia hanya bisa tersenyum dingin dan berkata, “Hari ini hari senin, aku ada jadwal rapat pagi yang sangat penting. Kamu panggil aku ke sini hanya untuk melihat seorang perempuan saja?”

Hana tidak berbasa-basi dan langsung berkata, “Kejar dia sampai dapat! Aku akan melupakan saham keluarga Santoso.”

Sebenarnya Hana adalah putri dari tantenya Melvin. Kakeknya meninggalkan surat wasiat yang mengatakan bahwa harus memberikan sebagian saham pada cucu putrinya ini setelah seratus tahun. Saham tersebut bernilai ratusan triliun!

Wajah tampan Melvin terlihat sedikit terkejut. Dia menoleh ke arah perempuan yang ditunjuk tadi dan bertanya dengan alis terangkat, “Memangnya dia pantas dibandingkan dengan harta sebanyak itu?”

Dengan penuh ketegasan Hana melemparkan satu pertanyaan pada Melvin. “Iya atau nggak?!”

Melvin menyunggingkan sebersit senyum licik dan menjawab, “Tentu saja mau aku kejar! Wanita dan uang akan aku dapatkan keduanya. Mau cari ke mana lagi hal sebaik ini?”

“Berapa lama bisa taklukkan dia?” tanya Hana sambil memandangi lelaki itu.

Dengan penuh keyakinan Melvin menjawab, “Paling lama tiga hari! Aku akan membuat dia tidur di ranjangku!”

Hana mengangguk puas dan berkata, “Ok, nanti kamu kirimkan fotonya padaku. Aku akan menandatangani surat pernyataan pelepasan saham.”

“Deal!”

Yeni ada urusan yang harus diselesaikan sehingga dia langsung pulang setelah jam kelas pagi tadi. Sonia makan seorang diri ketika jam menunjukkan waktunya makan siang. Pintu gerbang sisi timur berhadapan langsung dengan jalanan tua yang terdapat toko mi yang sudah ada sejak bertahun-tahun lamanya. Sonia dan Yeni sering datang ke toko tersebut untuk sekedar nongkrong atau pun makan.

Hari ini Sonia langsung keluar dari toko setelah selesai makan, tetapi langsung dicegat oleh beberapa orang perempuan. Seorang perempuan yang mengenakan pakaian serba berbahan jeans berdiri di posisi paling depan.

Dia memandangi Sonia dengan sorot dingin dan berkata, “Kak Melia masih di rumah sakit, kamu pikir masalah ini akan selesai begitu saja?”

“Kalian mau apa?” tanya Sonia dengan ekspresi datar.

“Kamu ke depan Kak Melia dan tampar dirimu sendiri sambil minta maaf! Kalau Kak Melia sudah nggak marah, kami juga nggak akan memperpanjang masalah ini!” jawab perempuan itu dengan tidak kalah dingin.

“Kalau aku nggak mau?” balas Sonia sambil balas menatap mata perempuan di depannya.

“Menurutmu?” tanya seorang perempuan di belakang sambil maju selangkah. Di tangannya memegang sebuah tongkat baseball dan menatap Sonia dengan penuh ancaman. Sorot mata Sonia berubah dingin dan bertanya,

“Karena kalian begitu baik dengan Melia, gimana kalau aku antar kalian untuk terbaring di rumah sakit bersama dengan dia?”

“Cari mati ya kamu!” seru seorang perempuan yang memegang tongkat dengan wajah marah. Dia mengayunkan tongkat tersebut ke arah kepala Sonia. Baru saja dia hendak mengangkat kakinya, mendadak dari sisi tubuhnya ada sebuah tangan yang menangkap tongkat tersebut.

Kemeja berwarna biru muda itu terlihat menyembunyikan lengan seseorang yang kulitnya sangat putih bagaikan milik perempuan. Di waktu yang bersamaan terdengar suara yang mengatakan, “Kalian nggak malu satu lawan kalian yang sebanyak itu?”

Sonia menoleh ke samping dan menemukan seorang lelaki yang memiliki tinggi sekitar 185 sentimeter dengan kulit putih bagaikan perempuan. Sepasang mata yang tajam itu terlihat menyipit dan seulas senyum terbit di bibirnya. Akan tetapi tubuhnya mengeluarkan aura mencekam yang membuat siapa pun menggigil.

Setelah dia menyelesaikan ucapannya, tangan yang menggenggam tongkat tersebut dihempaskan dengan kuat sambil berkata, “Pergi!”

Beberapa perempuan itu yang sempat terkesima dengan ketampanan lelaki tadi terlihat terkejut dan langsung berubah marah. Perempuan dengan pakaian serba jeans berkata dengan sinis, “Nggak perlu ikut campur!”

Lelaki tadi mengangkat ujung bibirnya dengan raut wajah yang tampak semakin dingin dan kaku sambil berkata, “Aku nggak tertarik ikut campur urusan nggak penting orang lain. Tapi dia, aku pasti harus ikut campur!”

“Kamu siapanya dia?” tanya perempuan itu dengan alis tertaut.

Lelaki itu berdiri di depan Sonia dan menjadikan dirinya sendiri sebagai tameng. Dia menoleh ke belakang dan memandangi Sonia sekilas kemudian tersenyum miring sambil berkata, “Pacarnya!”

Sonia memandangi lelaki itu dengan kedua bola matanya yang jernih bagaikan air di pegunungan. Gerakannya terlihat lembut tetapi juga memberikan kesan dingin.

Beberapa perempuan yang ada di depannya ini melihat penampilan lelaki tersebut yang mengenakan pakaian serba mahal tampak tidak mengenali identitas lelaki itu. Mereka merendahkan suara mereka dan berkata, “Dia menendang teman kami hingga patah tulang, dia harus minta maaf!”

“Teman kalian?” ulang lelaki itu dengan kedua mata menyipit.

“Benar, Melia! Papanya adalah CEO Sinco Group,” jawab perempuan itu dengan bangga.

Lelaki itu tertawa meremehkan dan berkata, “Aku pikir siapa orangnya. Doni bakalan terkejut setengah mati kalau tahu pacarku diminta untuk minta maaf pada putrinya!”

Mereka semua tampak tercengang sesaat. Perempuan yang memegang tongkat baseball menarik baju jeans perempuan yang ada di paling depan sambil membisikkan sesuatu. Setelah itu tampak raut terkejut menghiasi wajah perempuan yang mengenakan pakaian jeans dan menoleh pada lelaki yang ada di depan Sonia dengan sorot takut dan panik. Setelah itu dia menatap Sonia lagi dengan pandangan penuh curiga.

Pantas saja Sonia menolak Andre, ternyata dia sudah memiliki kekasih.

“Masalah hari ini akan aku lupakan saja,” ujar perempuan jeans tadi sambil mundur beberapa langkah dan memberikan kode pada teman-temannya yang lain untuk bergegas pergi.

Sonia terlihat sedikit terkejut, tetapi dia tidak banyak bertanya. Setelah beberapa orang itu sudah menjauh, dia mengucapkan terima kasih pada lelaki itu.

Nada bicaranya sangat tulus sekali ketika mengucapkan terima kasih. Setelah itu Sonia berbalik untuk kembali ke kampus. Kedua tangan lelaki itu tersimpan di kedua saku celananya. Dia tersenyum sambil memandangi perempuan itu dan berkata, “Aku sudah menolongmu, hanya satu kata terima kasih saja sudah selesai?”

 

Bab terkait

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 15

    Suara lelaki itu terdengar sangat ringan dan juga hangat seperti mentari di musim semi. Terasa begitu sejuk dan juga nyaman. Sonia berbalik dan memandangi lelaki asing itu dengan tatapan tidak mengerti.Lelaki itu maju dua langkah sambil menatap Sonia. Sebersit sorot cahaya melintas di mata lelaki itu.“Meski nggak harus bayar dengan sesuatu yang berharga, setidaknya traktir makan juga nggak masalah, bukan?”Setelah mengatakan kalimat itu, dia mengulurkan tangannya dan berkata, “Kenalan dulu, namaku Melvin.”Sonia memandangi telapak tangan di hadapannya tanpa membalasnya, kemudian dia berbalik pergi begitu saja. Melvin melongo terkejut di tempatnya dan bergegas mengejar langkah perempuan itu.“Hei! Kamu nggak ngerti apa yang aku katakan?”Langkah Sonia berhenti dan menatapnya sambil menjawab, “Ngerti, tapi kamu nggak butuh traktiran aku. Tanpamu aku juga bisa membereskan masalah tadi seorang diri. Nggak perlu saling kenalan juga, aku harus segera masuk kelas.”Setelah mengatakan kalima

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 16

    Sonia berjalan lurus ke arah mobil Melvin. Akan tetapi dia tidak mengambil bunga-bunga mawar segar itu, melainkan langsung membuka pintu di posisi kemudi dan menekan tombol kunci. Setelah itu dia menghidupkan mesin dan melajukan mobil tersebut ke arah jalan raya.Gerakan tersebut membuat seluruh orang yang melihatnya tampak tercengang di tempat termasuk Melvin. Senyuman di wajah lelaki itu perlahan-lahan berubah kaku. Dia tidak menyangka bahwa Sonia tidak mengambil bunganya, tetapi dia membawa bunga beserta mobilnya juga.Saat ini dia berdiri di tengah kerumunan dengan tangan yang masih menggenggam satu tangkai bunga dan menjadi pusat perhatian semua orang. Wajahnya menggelap dan terlihat sangat emosi. Untuk sekarang dia ingin sekali mencekik leher Sonia hingga perempuan itu kehabisan napas.Sebenarnya orang seperti apa yang Hana minta dirinya taklukin? Pantas saja perempuan itu rela kehilangan uang ratusan triliun. Apakah Hana sengaja mempermainkan dirinya?Semua orang yang ada di san

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 17

    Keesokan harinya, Melvin sudah menebak waktu Sonia keluar dari toko mie. Dia memberikan kode pada beberapa orang anak buah yang ada di belakangnya dan memberikan perintah, “Lakukan dengan maksimal dan terlihat asli.”Beberapa anak buahnya yang sedang menyamar menjadi preman biasa tampak mengangguk mengerti dan berjalan menuju toko mie. Melvin bersandar pada tiang beton sambil merokok. Sekitar sepuluh menit kemudian, dia mematikan puntung rokoknya dan berjalan masuk dengan gerakan santai.Sekarang merupakan jam makan para mahasiswi kampus, oleh karena itu anak buahnya membawa Sonia ke tempat yang lebih terpencil. Setelah melewati beberapa tembok tinggi, suara ribut mereka nantinya akan tersamarkan.Melvin bisa membayangkan keadaan Sonia dengan baju yang berantakan dan tengah tergeletak tidak berdaya di tanah. Di saat perempuan itu tengah merasa putus asa, dia akan muncul bagaikan seorang pahlawan. Sonia akan memandangnya dengan mata berbinar dan penuh harus serta rasa terima kasih.Untu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 18

    Kebetulan Reza juga ada urusan sewaktu Sonia pergi, jadi Reza sekalian mengantar Sonia ke pusat kota. Sonia masih merasa tidak nyaman harus berduaan dengan Reza di tempat yang sempit dan tertutup, makanya dia sering kali buang muka berpura-pura melihat pemandangan.Begitu mobil memasuki jalan raya beraspal, Reza fokus melihat ke depan sambil membuka pembicaraan dengan Sonia, “Melvin lagi dekatin kamu, ya?”“Eh?”Spontan Sonia langsung menoleh ke arah Reza karena dia terkejut bahwa ternyata Reza juga sudah tahu.“Waktu itu aku lihat dia ngasih kamu bunga di depan Jembara University.”“Ooh, iya!”“Sebelum kamu pertimbangkan mau sama dia atau nggak, aku masih kasih tahu satu hal. Dia itu sepupunya Hana. Mamanya Hana itu tantenya Melvin,” tutur Reza lirih.Ternyata … seperti itu ceritanya!“Aku nggak tahu si Melvin itu beneran suka sama kamu atau nggak, tapi aku rasa aku punya tanggung jawab untuk kasih tahu hal ini ke kamu. Tapi, soal kamu masih mau sama dia atau nggak, itu keputusan kamu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 19

    Ucapan temannya itu sangat frontal sampai membuat Siska merasa malu. Jujur saja, awalnya Siska masih ingin mengelak, tapi dia berubah pikiran dan hanya tersenyum menjawabnya, “Aku juga nggak tahu kenapa dia bisa suka sama aku.”Sonia spontan menoleh ke arah wanita yang dipanggil dengan nama Siska itu. Dari tadi Sonia memang merasa dia agak familier, dan setelah diingat-ingat kembali, Siska itu memang pernah memerankan seorang karakter utama di salah satu drama yang dulu Yeni tonton. Drama itu memang tidak tayang terlalu lama, tapi setiap episodenya sangat seru. Yeni juga bilang sangat disayangkan drama tersebut tidak laku di pasaran.Selain itu, Sonia juga ingat dengan wanita yang mengenakan gaun biru itu, dia adalah seorang aktris baru bernama Tiara.“Asal ada Reza, kamu bisa dapat apa pun yang kamu mau. Kalau nanti kamu sudah terkenal, jangan lupa bantu aku juga, ya,” kata Tiara.“Buat apa aku bantuin lagi, bukannya kamu sudah punya Matias?”“Aku sudah mati-matian ngedapetin hatinya

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 20

    Kerumunan orang yang hanya datang untuk melihat semuanya sudah diusir pergi oleh Daniela, dan sekarang hanya ada petugas keamanan saja yang masih berjaga di sana. Ketika Reza sampai, secara spontan semua orang langsung minggir ke samping, menyisakan jalan yang luas di tengah untuk Reza lewati.“Maaf acara makan-makan Pak Reza jadi terganggu,” kata Devi sembari memapah Siska.“Kenapa ini?” tanya Reza. Akan tetapi kedua matanya langsung menyipit ketika dia menyadari Sonia juga ada di sana.Raut wajah Daniela langsung berubah dan melindungi Sonia di belakangnya. Dia tidak mengira kalau yang datang ternyata adalah Reza Herdian, tak heran dari tadi Siska sama sekali tidak takut.Devi menjelaskan semua yang terjadi dengan rinci kepada Reza, tentunya ditambah bumbu-bumbu penyedap seperti perbuatan Sonia yang membenturkan Siska ke tembok, membuat kakinya yang baru saja membaik lagi-lagi terluka.Sebenarnya Sonia sendiri santai saja ketika melihat Reza datang. Hanya saja … dia masih tidak habi

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 21

    Reza juga melirik Melvin dengan gayanya yang santai tanpa bicara sedikit pun, seakan-akan memang sedang menunggu Melvin memanggilnya.“Kapan-kapan aku dan Sonia bakal datang berkunjung!” kata Melvin.Ekspresi wajah Siska juga langsung berubah dari yang awalnya penuh dengan kebencian kini menjadi sangat ramah. Dia mendekati Sonia dan berkata dengan senyum, “Oh, ternyata kamu keponakannya Pak Reza. Yang tadi itu cuma salah paham! Temperamennya Devi memang jelek, kadang ngomong suka nggak mikir dulu, jadi jangan dimasukkin ke hati, ya.”Devi juga segera meminta maaf, “Aku benar-benar nggak tahu kalau kamu keponakannya Pak Reza. Ini semua salahku.”Begitu pula dengan Tiara yang segera mendatangi Sonia dan meminta maaf dengan tulus, “Sonia, aku benar-benar minta maaf!”Hanya karena sebutan “Om”, dalam sekejap sikap semua orang langsung berubah 180 derajat.“Untuk Tiara, jangan panggil aku Sonia. Kamu harus manggil aku Non Sonia!”Wajah Tiara langsung memucat. Tadinya dia mengira Reza akan m

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 22

    Saat ini di lorong hanya tinggal Reza dan Melvin. Tinggi badan mereka berdua tidak terlalu jauh, dan juga mereka sama-sama memiliki paras serta perangai yang mencolok dibandingkan orang kebanyakan. Atmosfer di sana pun jadi menegang dan seolah pancaran cahaya jadi meredup.“Sonia itu beneran keponakan kamu? Kenapa marganya bukan Herdian?” tanya Melvin dengan tatapan matanya yang tajam seperti seekor rubah itu.“Terserah marganya dia apa, yang jelas dia manggil aku ‘Om’.”“Oh, begitu? Kirain cuma ngaku-ngaku!”“Aku nggak segabut itu sampai harus ngaku-ngaku dia sebagai keponakanku, apalagi ngaku-ngaku orang lain sebagai pacar!” kata Reza.“Kemarin malam Sonia setuju untuk jadi pacarku, itu bukan cuma sementara saja.”“Kalau begitu, berarti kamu juga harus manggil aku ‘Om’!”“.…”Sekembalinya mereka berdua ke ruang makan, Melvin merasa dirinya masih kalah jauh dibandingkan Reza. Pemikiran yang berkecamuk di kepalanya ini membuat dia uring-uringan dan jadi sensitif terhadap segala hal. Ak

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2002

    Ketika melihat ayahnya juga melihat dengan penasaran, Cindy memutar bola matanya dan mendengus dingin. “Tebakanku!”“Kalau kamu bisa menghubungi Sonia, kamu telepon dia, suruh dia sementara ini untuk jangan kembali ke Jembara. Sembunyi di luar saja.” Hani menghela napas. Dia kelihatan sangat cemas. “Mengenai masalah kita, pasti kita akan ditekan oleh Keluarga Dikara dan juga Keluarga Tamara. Lebih baik kita banyak berdoa saja. Semoga Ayah tidak sadis memperlakukan kita seperti dia memperlakukan Sonia!”Ferdi berkata, “Jangan takut. Masih ada aku dan juga Kak Cindy!”Cindy berucap, “Ibu, kamu dan Ayah pasti mesti tetap berpihak sama Sonia. Kalian percaya sama aku. Keputusan kalian hari ini sudah benar.”Hani tahu Cindy sangat mengagumi Sonia, juga tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati. Dia berpikir sejenak, kemudian berkata, “Aku akan telepon Tuan Bondan untuk beri tahu masalah ini.”Harun berdiri. “Biar aku saja!”Setelah anggota Keluarga Tamara meninggalkan rumah Harun, dia segera

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2001

    Hani menatap putrinya sendiri dengan ekspresi serbasalah.Hani tahu dirinya tidak seharusnya bersikap seperti anggota Keluarga Dikara lainnya untuk menjebak Sonia. Namun, seandainya mereka tidak mengikuti perkataan Keluarga Tamara, kelak, tidak peduli di Kota Jembara maupun di Kota Kibau, mereka pun tidak memiliki tempat untuk berdiri lagi.Nama Sonia memang sangat terkenal di dalam negeri. Dia juga memiliki banyak koneksi dengan orang kaya, tetapi dia hanyalah seorang desainer yang tidak memiliki kekuasaan apa pun. Apalagi dengan kondisi sekarang, sepertinya akan sulit baginya untuk bisa bangkit dari dunia desainer.Jika ingin berpikir panjang, demi masa depan putra-putrinya, mereka terpaksa melakukan hal yang melawan hati nurani mereka. “Cindy, keluar!” ucap Harun dengan nada serius.“Nggak mau!” Cindy menggeleng sembari berlinangkan air mata. “Meskipun kalian nggak membantu Sonia, kalian juga jangan menambah masalah. Aku mohon sama kalian!”Saat ini, Ferdi juga membuka pintu ruanga

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2000

    Hani tersenyum dingin. “Ayah ingin bersikap tidak sungkan seperti bagaimana?”Nada bicara Tobias terdengar gusar. “Kalian akan segera tahu!”Panggilan diakhiri. Hani menatap Harun dengan tidak tenang. “Suamiku, apa kita sudah menyinggung Ayah? Apa akan terjadi sesuatu?”Harun berkata dengan serius, “Masalah sudah berkembang menjadi seperti ini. Terserah saja!”Hani duduk di bangku. “Kita bisa membantu Sonia untuk melakukan klarifikasi karena permintaan Bondan dan juga kasihan terhadap Sonia. Kenapa dia sial sekali? Malah bisa punya orang tua seperti Kak Hendri dan Kak Reviana!”Harun merenung sembari berkata, “Apa kamu tidak merasa masalah ini sangat aneh? Pertama-tama, ada yang mengekspos Sonia menerima sogokan, sengaja mengalah terhadap negara lain. Disusul, aib buruk King terbongkar. Setelah itu, Kak Hendri dan Kak Reviana segera mengunggah pernyataan. Kenapa semuanya seolah-olah sudah direncanakan saja? Menurutmu, kenapa mereka berbuat seperti ini?”Setelah mendengar ucapan Harun,

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1999

    Tiffany sangat optimis. “Pasti bisa!”Bondan memutar bola matanya melirik Tiffany sekilas. Ketika melihat ekspresi gembira di wajah Tiffany, hatinya spontan merasa lega.“Kita makan dulu. Mereka juga butuh waktu untuk menulis surat pernyataan!” ujar Bondan.“Oke!”Bondan memilih sebuah restoran barat. Dia memarkirkan mobil, lalu membawa Tiffany untuk makan.Lingkungan restoran barat sangat elegan. Mereka berdua memilih tempat yang hening. Setelah memesan makanan, mereka menunggu datangnya pesanan sembari mengamati masalah di internet.Bondan pergi ke toilet, sekalian menghubungi asistennya. Dia menghubungi perusahaan pemasaran yang sering bekerja sama dengan mereka untuk bersiap-siap membeli trending topic.Setelah berpesan, Bondan mengangkat alisnya, kemudian berpesan lagi, “Coba kamu cari tahu, belakangan ini proyek apa yang sulit diambil alih Keluarga Anggara.”Asisten mengiakan, lalu mengakhiri panggilan.Bondan kembali ke restoran. Saat pelayan mengantar makanan, Bondan dengan pen

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1998

    Bondan langsung menghubungi Harun. Tentu saja Harun tidak berani menolak ajakan Bondan. Dia membawa istrinya, Hani, untuk bertemu dengan Bondan.Ketika Bondan dan Tiffany tiba, selain Harun dan Hani, mereka juga membawa putri mereka, Cindy.Setelah mereka bertemu dan saling memperkenalkan diri, Bondan langsung berterus terang. “Kami mengajak kalian ketemuan demi masalah Sonia. Sekarang Sonia sedang dihujat habis-habisan. Bahkan, anggota Keluarga Dikara juga maju untuk merusak namanya. Seharusnya kalian sudah tahu masalah ini. Sekarang Sonia lagi tidak di Jembara. Aku harap kalian bisa maju untuk membelanya!”Cindy segera berkata, “Apa yang bisa kami lakukan untuknya? Asalkan kamu mengatakannya, kami pasti akan menjalankannya!”Belakangan ini Cindy sedang mengikuti program acara fesyen. Dia tergolong sudah memulai debutnya. Berhubung masalah King berhubungan dengan Arkava Studio, Cindy juga dihentikan dari acara. Selama dua hari ini, dia sedang tinggal di rumah.Cindy sempat bersuara un

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1997

    Bondan melepaskannya. “Aku minta maaf sama kamu.”“Tadi aku juga nggak sengaja marah-marah sama kamu. Anggap saja kita impas!” Tiffany kembali duduk di bangkunya. “Kita bicara masalah serius dulu. Sonia dan Tuan Reza memang lagi nggak di tempat, tapi kita nggak boleh tinggal diam saja. Kita mesti berbuat sesuatu untuk Sonia, jangan sampai rencana orang jahat itu kesampaian!”Bondan berpikir sejenak, kemudian berkata, “Orang tua Sonia mengecamnya secara terbuka, memperkuat banyak rumor negatif sebelumnya. Masalah ini sulit untuk diatasi lagi.”Kening Tiffany berkerut. “Apa Sonia benar-benar adalah anak angkat Keluarga Dikara? Apa benar Sonia dibesarkan oleh mereka? Aku nggak percaya.”Bondan membalas dengan mengernyitkan keningnya, “Sepertinya latar belakang Sonia agak rumit. Berhubung dia adalah anggota Kak Reza, Kak Reza pun melindunginya dengan sangat baik. Aku juga tidak bisa tahu cerita lebih detail.”“Pokoknya, aku nggak percaya Sonia seperti yang mereka katakan. Sonia itu orangny

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1996

    Teddy mengepal erat tangannya. Sikapnya kelihatan tegas. “Terserah kalian!”“Tuan Teddy, kamu akan segera tahu kalau kamu sudah membuat sebuah keputusan yang salah.”“Aku sudah lama bergumul di lingkaran ini. Aku juga sudah pernah mengalami banyak hal. Paling-paling aku akan keluar dari dunia perfilman. Sampai jumpa!” ucap Teddy, lalu membalikkan tubuhnya berjalan pergi.Setelah Teddy meninggalkan tempat, pria itu menghubungi Erwin. Dia melaporkan kondisi di Jembara.Erwin memerintah dengan dingin, “Coba kamu korek aib King lagi. Manfaatkan semua orang yang bisa dimanfaatkan. Pastikan dia diinjak mati-matian. Jangan beri dia sedikit pun kesempatan untuk bangkit kembali.”Sekarang Reza sedang tidak berada di dalam negeri. Ini adalah satu-satunya kesempatan. Setelah Reza pulang nanti, reputasi King sudah hancur. Meski Reza ingin membantunya, semuanya juga sudah tidak memungkinkan lagi!…Tiffany dinas selama dua hari. Setelah kembali, dia baru melihat berita King di internet. Dia berpiki

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1995

    Setelah video Reviana disensor, video pun disebarluaskan di internet dan memicu kericuhan orang-orang. Suara hujatan King semakin memuncak lagi.Arkava Studio dan GK Jewelry kembali terseret dalam masalah karena King. Studio tersebut menjadi sasaran perburuan informasi pribadi dan pemboikotan. Alhasil, semua desainer diserang warganet bahkan sampai takut untuk pergi bekerja.Gerai GK Jewelry dihancurkan oleh para warganet. Mereka menuntut GK Jewelry segera mengumumkan pemutusan kerja sama dengan King. Jika tidak, mereka mengancam akan membuat GK Jewelry gulung tikar.Semua penghargaan yang pernah diraih King di dalam negeri dicabut bahkan dihapus namanya. Tidak sampai di sana saja, semua film dan drama yang melibatkannya juga ditarik dari peredaran.Nama King sepenuhnya telah diboikot di dalam negeri!Masalah semakin besar lagi. Satu per satu anggota Keluarga Dikara juga maju. Dimulai dari Bagas, Bagas dan istrinya dihalangi wartawan di depan pintu gedung perusahaan. Mereka diminta unt

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1994

    Senyuman di wajah Reviana menjadi terkaku. Dia berkata dengan tersenyum, “Ada apa dengan King?”“Nyonya Reviana, King itu putri kandungmu, kenapa kamu malah mengunggah pernyataan seperti itu?” Kening Dania berkerut. “Kenapa kamu mesti berbohong, lalu memfitnah King? Kalau sampai dia tahu dirinya difitnah orang terdekatnya, apa kamu pernah berpikir betapa sedihnya dia?”Reviana merasa gusar. “Ini masalah keluarga kami. Sepertinya Nona Dania tidak berhak untuk bertanya?”“Nyonya Reviana, apa pun ceritanya, King itu anak kandungmu. Mohon hapus pernyataan itu, beri sedikit ruang untuk kamu dan Sonia. Anggap saja aku mohon sama kamu!” Dania berkata dengan serius, “Kelak kalau Nyonya Reviana memerlukanku, aku pasti akan berusaha untuk membantumu!”Sikap Reviana sangat dingin. “Tidak mungkin. Pernyataan itu sudah dipublikasikan!”“Kenapa?” Kening Dania berkerut. “Aku nggak habis pikir. Kenapa kamu begitu membenci Sonia? Saking membencinya, sampai ingin menghancurkannya?”Raut wajah Reviana me

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status