Share

Bab 13

Author: Musim Gugur
Akhirnya Sonia tahu alasan dibalik berhentinya para guru les bocah lelaki itu. Anak keluarga orang kaya tidak bisa diajar dengan menggunakan kekerasan. Jika dengan ucapan nasihat, maka mereka akan protes kita cerewet. Kalau membujuknya dengan ucapan manis, maka akan dikatakan kekanakan. Rasa tidak berdaya seperti itu membuat siapa pun akan menyerah.

Sonia bangkit dan melihat anak panah yang tergeletak di atas meja. Dia melirik papan panah kemudian melayangkan anak panah dalam satu gerakan dan mendarat tepat di bagian tengah!

Ketika anak panah ketiga masih mengenai bagian tengah papan panah, Tandy mengangkat wajahnya dan menatap dia dengan raut terkejut. Sonia mengambil anak panah dengan kedua tangannya, setelah itu dia melayangkan anak panah tanpa melihatnya di waktu yang bersamaan.

Kedua anak panah tersebut melayang dengan kecepatan yang sama. Dua buah anak panah tersebut menjatuhkan anak panah yang sebelumnya tertancap dan menggantikannya berada di posisi bagian tengah papan.

Tandy berdiri dan berjalan ke sisi Sonia. Dia menoleh ke samping dan menatap perempuan itu sambil bertanya, “Kamu pernah belajar?”

Perempuan itu hanya mengangkat alisnya tidak membantah. Tandy tampak tertarik dan langsung berkata, “Kalau gitu ajar aku juga!”

Sonia melipat kedua lengannya di depan dada kemudian menunjuk bagian meja belajar sambil berkata, "Aku akan mengajarimu setelah tugas kita hari ini selesai!”

Tandy mencibir dan berkata, “Kamu nggak bisa ganti cara lain?”

Sonia hanya mengangkat kedua bahunya sambil berkata, “Mau gimana lagi? Aku nggak mungkin berakhir diusir ketika datang ke rumahmu untuk kedua kalinya, bukan? Aku juga ada harga diri!”

“Sebenarnya aku juga bisa meminta Om aku untuk mengajariku. Dia jauh lebih hebat dibandingkan kamu!” balas Tandy.

“Kalau gitu sekarang kamu cari Om kamu, lihat dia mau mengajarkan kamu atau nggak,” jawab Sonia tidak takut. Kalau lelaki itu mau mengajari keponakannya, sudah pasti dia telah melakukannya sedari dulu. Tidak mungkin menunggu hingga saat ini.

Sebersit sorot terkejut terlintas di wajah Tandy. Dia tampak berpikir sesaat kemudian mengangguk dan berkata, “Ok, aku akan ikuti kemauan kamu untuk belajar. Tapi setelah itu, kamu harus mengajari aku memanah, bisa nggak?”

“Memanah?” ulang Sonia dengan kening berkerut.

Tandy terlihat sedikit puas dan berkata, “Nggak bisa, kan? Om aku juga sangat tepat sasaran dalam hal panah memanah!”

“Siapa yang bilang nggak bisa? Belajar dulu baru kita bicarakan!” jawab Sonia sambil melangkah menuju meja belajar.

“Bagaimana kalau kamu membohongiku? Melempar anak panah dan memanah merupakan hal yang sangat berbeda,” tantang Tandy meremehkan Sonia.

Sonia hening sesaat kemudian berbalik dan berkata, “Kalau aku bohong, aku yang akan panggil kamu Pak Guru!”

“Ok!”

Perempuan itu tersenyum lebar. Wajah putih mulusnya terkena sinar cahaya matahari yang terlihat sangat cantik dan indah.

Mungkin karena keluarganya memiliki gen yang bagus sehingga membuat Tandy menjadi sangat pintar. Bocah itu cepat dalam mempelajari suatu hal. Dalam waktu satu jam saja, mereka berdua telah selesai mengulangi semua pelajaran minggu ini dan sedang berdiri di taman rumput vila keluarga Herdian.

Tandy sudah memberi tahu bahwa dirinya ingin memanah sehingga pengurus rumahnya memerintahkan orang untuk mempersiapkan tempat dan segala peralatan. Papan sasaran yang bisa bergerak, alat panah, pelindung dan seluruh perlengkapan lainnya sudah disiapkan.

Bocah lelaki itu sudah mengenakan semua peralatan dan menatap Sonia dengan tatapan ragu. “Kamu bisa pegang alat panah? Jangan dipaksakan, belum telat kalau sekarang kamu mengaku kalah. Palingan kamu panggil aku Pak Guru saja, daripada kamu nanti malu!”

Sonia mengangkat ujung bibirnya dan berkata, “Menyerah sebelum mencoba baru merupakan hal yang memalukan!”

Dia mengambil alat panah dan mengambil posisi untuk memanah. Sonia menarik busur panah dan mulai membidik. Sudah cukup lama dirinya tidak pernah memanah. Dia memandangi papan target yang berada cukup jauh dari posisinya. Seketika seluruh ingatannya kembali berputar dan membuatnya tampak kehilangan fokus untuk sesaat.

Suara anak panah yang melesat dengan cepat terdengar dan dalam satu kedipan mata, anak panah tersebut tepat mengenai bagian tengah papan bidikan!

Tandy bersorak dan langsung berlari mendekatinya dan bertanya, “Bagaimana cara kamu melakukannya?”

“Gimana?” balas Sonia sambil tersenyum bangga.

“Ajarkan aku!”

“Boleh saja, tapi kamu harus janji sama aku kalau kamu akan belajar dengan rajin setiap aku datang ke sini. Nggak boleh malas!” tawar Sonia memanfaatkan kesempatan kali ini.

Selama ini bocah lelaki itu selalu ingin belajar memanah. Oleh karena itu, dia langsung menyetujuinya detik itu juga.

Reza berdiri dengan malas-malasan sambil bersandar pada tiang balkon lantai tiga yang menghadap taman rumput. Lelaki itu sedang menelepon seseorang dengan sorot pandangan yang mengarah pada dua orang yang ada di taman rumput.

Sonia berhasil membidik anak panahnya pada bagian tengah papan sasaran untuk yang kedua kalinya. Alis perempuan terangkat ke atas dengan bangga. Sinar mentari pagi menerpa wajahnya yang putih mulus hingga membuat perempuan itu terlihat sangat cerah.

Reza memutuskan sambungan telepon tetapi masih tetap berdiri di tempatnya. Dia menyaksikan Sonia yang berhasil mengenai papan bidikan untuk yang ketiga kalinya dan selalu tepat mengenai bagian tengah papan.

Bocah lelaki yang ada di sana kembali melonjak girang dan menatap Sonia dengan pandangan kagum. Mata Reza menyipit melihat pemandangan tersebut. Sewaktu Sonia menendang Melia, dia sudah menyadari bahwa perempuan itu memiliki ilmu bela diri. Katanya dia pernah mempelajarinya saat masih kecil dulu.

Akan tetapi bagaimana dengan kemampuan memanahnya yang tepat sasaran? Memangnya juga termasuk bagian dari bela diri?

Sonia dan Tandy bermain selama satu jam lamanya hingga menjelang siang. Dia bersiap-siap dan membereskan barangnya untuk pulang ke rumah. Ketika Sonia turun dari lantai dua, Hana juga tengah masuk ke dalam rumah sambil membawa barang.

Perempuan itu terdiam sesaat ketika melihat Sonia ada di sana. Wajahnya berubah menggelap sedetik kemudian. Bisa-bisanya Reza membawa Sonia pulang ke rumah?! Apakah lelaki itu serius?

“Kita ketemu lagi!” ujar Hana sambil memberikan barang yang dia bawa pada pelayan rumah Reza. Perempuan itu maju dua langkah dengan senyuman di bibirnya, tetapi sorot matanya terlihat sangat dingin.

Sonia hanya mengangguk kemudian melanjutkan langkah kakinya ke arah pintu.

“Tunggu sebentar!” tahan Hana. Dia memandangi Sonia dari ujung rambut hingga ujung kaki, dengan dagu terangkat angkuh dia berkata dengan suara elegan, “Latar belakang seperti keluarga Herdian nggak mungkin mengizinkan Reza menikahi perempuan biasa seperti kamu! Kamu mengerti!?”

Sonia hanya tertawa mendengar ucapan perempuan di depannya ini. Tawanya membuat Hana memandangi Sonia tidak mengerti dan lanjut berkata,

“Aku memang merupakan orang yang terus terang, nggak suka basa-basi dan lebih senang bicara langsung ke intinya. Kamu dan Reza nggak akan ada cerita akhir, aku rasa kamu sendiri juga mengerti. Kenapa kamu mau bersama dengan Reza? Demi uang? Kamu mau berapa banyak? Aku bisa kasih kamu!”

Binar di kedua mata Sonia tampak begitu jernih dan polos, sama sekali tidak seperti perempuan yang menginginkan kekuasaan atau kekayaan. “Uang yang kamu kasih memangnya sebanyak yang bisa Reza berikan?”

“Aku jamin akan jauh lebih banyak yang dia berikan!” sahut Hana dengan cepat.

Sonia tampak berpikir sesaat dan berkata, “Dua triliun! Setelah itu aku nggak akan pernah muncul di sini lagi, gimana?”

Hana terdiam sesaat dan tercengang. Dia mengangkat wajahnya dan menatap belakang tubuh Sonia dan berkata, “Reza, kamu dengar semuanya? Dia memilih bersama denganmu demi uang!”

Jantung Sonia berdegup sesaat dan langsung memutar tubuhnya ke belakang. Matanya tepat berpandangan dengan Reza yang berdiri di tengah tangga. Lelaki itu mengenakan kemeja santai berwarna krem dan juga celana panjang berwarna coklat.

Penampilan lelaki itu membuatnya terlihat jauh lebih hangat dan santai, tidak dingin seperti dia yang biasanya. Sonia mendengar perempuan di sampingnya menahan napas dan tersenyum. Harus dia akui bahwa lelaki itu benar-benar tampan sejak lahir!

Reza melangkah turun dengan perlahan dan menatap Sonia dalam-dalam. Dengan suara yang begitu memikat dia berkata, “Aku antar kamu pulang!”

Raut wajah Hana berubah seketika dan melayangkan tatapan Reza dengan sorot tidak percaya sambil bertanya, “Kamu nggak dengar apa yang tadi dia katakan!?”

“Dengar, kenapa?” jawab Reza dengan datar. Tidak ada yang bisa menebak apakah lelaki itu sedang marah atau tidak.

“Cih!” Hana mengeluarkan suara sini dan dengan sikap yang berusaha terlihat elegan dia berkata, “Reza, kalian nggak serasi!”

Lelaki itu terlihat jengah dan berkata, “Cocok atau nggak hanya aku yang tahu!”

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, dia melihat ke arah Sonia dan bertanya dengan nada melembut, "Sudah?"

"Iya,” jawab Sonia sambil mengangguk dan melangkah keluar.

Hana berdiri di sana dan hanya diam menatap kedua orang tersebut yang melangkah keluar dari rumah. Mendadak dia merasa dirinya seperti seorang anak kecil yang sedang dibodohi. Karena kejadian ini, Reza yang mengantarkan Sonia pulang dengan mobilnya. Perempuan itu duduk di kursi bagian belakang sambil memandangi pemandangan di luar jendela. Dia memikirkan kejadian hari ini dan mendadak merasa sedikit konyol dan lucu.

“Apa yang kamu tertawakan?” tanya Reza sambil meliriknya dari spion mobil.

 
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Misra Wati
lanjut seru
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 14

    ”Hmmm? Aku nggak ketawa,” ujar Sonia dengan ekspresi bingung.Reza mengangkat alisnya dan bertanya, “Kamu takut sekali denganku? Kamu itu temannya Tasya dan guru lesnya Tandy. Kamu boleh ikut mereka panggil aku Om. Biasanya aku selalu penuh toleransi terhadap orang yang menjadi juniorku.”Sonia semakin ingin terbahak, tetapi dia berusaha tetap bersikap tenang dan mengangguk berkata, “Ok.”Mata Reza menatap wajah perempuan di sampingnya sekilas, kemudian mengarah ke depan dan berkata lagi, “Lain kali kalau ketemu Hana lagi, kamu nggak perlu peduliin dia.”“Dia menutupi jalanku,” jawab Sonia membela diri.“Bukannya kamu pintar menendang orang?” balas Reza.Sonia mengangkat alisnya dan bertanya balik, “Hana juga boleh ditendang?”“Tentu saja! Kamu tendang saja sesuka hatimu, biar aku yang urus,” jawab Reza dengan nada datar.Kedua alis Sonia terangkat lagi ke atas. Kalimat tersebut menunjukkan sikap dan karakter lelaki itu dalam menyelesaikan sebuah masalah. Mungkin Reza menyadarinya dan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 15

    Suara lelaki itu terdengar sangat ringan dan juga hangat seperti mentari di musim semi. Terasa begitu sejuk dan juga nyaman. Sonia berbalik dan memandangi lelaki asing itu dengan tatapan tidak mengerti.Lelaki itu maju dua langkah sambil menatap Sonia. Sebersit sorot cahaya melintas di mata lelaki itu.“Meski nggak harus bayar dengan sesuatu yang berharga, setidaknya traktir makan juga nggak masalah, bukan?”Setelah mengatakan kalimat itu, dia mengulurkan tangannya dan berkata, “Kenalan dulu, namaku Melvin.”Sonia memandangi telapak tangan di hadapannya tanpa membalasnya, kemudian dia berbalik pergi begitu saja. Melvin melongo terkejut di tempatnya dan bergegas mengejar langkah perempuan itu.“Hei! Kamu nggak ngerti apa yang aku katakan?”Langkah Sonia berhenti dan menatapnya sambil menjawab, “Ngerti, tapi kamu nggak butuh traktiran aku. Tanpamu aku juga bisa membereskan masalah tadi seorang diri. Nggak perlu saling kenalan juga, aku harus segera masuk kelas.”Setelah mengatakan kalima

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 16

    Sonia berjalan lurus ke arah mobil Melvin. Akan tetapi dia tidak mengambil bunga-bunga mawar segar itu, melainkan langsung membuka pintu di posisi kemudi dan menekan tombol kunci. Setelah itu dia menghidupkan mesin dan melajukan mobil tersebut ke arah jalan raya.Gerakan tersebut membuat seluruh orang yang melihatnya tampak tercengang di tempat termasuk Melvin. Senyuman di wajah lelaki itu perlahan-lahan berubah kaku. Dia tidak menyangka bahwa Sonia tidak mengambil bunganya, tetapi dia membawa bunga beserta mobilnya juga.Saat ini dia berdiri di tengah kerumunan dengan tangan yang masih menggenggam satu tangkai bunga dan menjadi pusat perhatian semua orang. Wajahnya menggelap dan terlihat sangat emosi. Untuk sekarang dia ingin sekali mencekik leher Sonia hingga perempuan itu kehabisan napas.Sebenarnya orang seperti apa yang Hana minta dirinya taklukin? Pantas saja perempuan itu rela kehilangan uang ratusan triliun. Apakah Hana sengaja mempermainkan dirinya?Semua orang yang ada di san

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 17

    Keesokan harinya, Melvin sudah menebak waktu Sonia keluar dari toko mie. Dia memberikan kode pada beberapa orang anak buah yang ada di belakangnya dan memberikan perintah, “Lakukan dengan maksimal dan terlihat asli.”Beberapa anak buahnya yang sedang menyamar menjadi preman biasa tampak mengangguk mengerti dan berjalan menuju toko mie. Melvin bersandar pada tiang beton sambil merokok. Sekitar sepuluh menit kemudian, dia mematikan puntung rokoknya dan berjalan masuk dengan gerakan santai.Sekarang merupakan jam makan para mahasiswi kampus, oleh karena itu anak buahnya membawa Sonia ke tempat yang lebih terpencil. Setelah melewati beberapa tembok tinggi, suara ribut mereka nantinya akan tersamarkan.Melvin bisa membayangkan keadaan Sonia dengan baju yang berantakan dan tengah tergeletak tidak berdaya di tanah. Di saat perempuan itu tengah merasa putus asa, dia akan muncul bagaikan seorang pahlawan. Sonia akan memandangnya dengan mata berbinar dan penuh harus serta rasa terima kasih.Untu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 18

    Kebetulan Reza juga ada urusan sewaktu Sonia pergi, jadi Reza sekalian mengantar Sonia ke pusat kota. Sonia masih merasa tidak nyaman harus berduaan dengan Reza di tempat yang sempit dan tertutup, makanya dia sering kali buang muka berpura-pura melihat pemandangan.Begitu mobil memasuki jalan raya beraspal, Reza fokus melihat ke depan sambil membuka pembicaraan dengan Sonia, “Melvin lagi dekatin kamu, ya?”“Eh?”Spontan Sonia langsung menoleh ke arah Reza karena dia terkejut bahwa ternyata Reza juga sudah tahu.“Waktu itu aku lihat dia ngasih kamu bunga di depan Jembara University.”“Ooh, iya!”“Sebelum kamu pertimbangkan mau sama dia atau nggak, aku masih kasih tahu satu hal. Dia itu sepupunya Hana. Mamanya Hana itu tantenya Melvin,” tutur Reza lirih.Ternyata … seperti itu ceritanya!“Aku nggak tahu si Melvin itu beneran suka sama kamu atau nggak, tapi aku rasa aku punya tanggung jawab untuk kasih tahu hal ini ke kamu. Tapi, soal kamu masih mau sama dia atau nggak, itu keputusan kamu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 19

    Ucapan temannya itu sangat frontal sampai membuat Siska merasa malu. Jujur saja, awalnya Siska masih ingin mengelak, tapi dia berubah pikiran dan hanya tersenyum menjawabnya, “Aku juga nggak tahu kenapa dia bisa suka sama aku.”Sonia spontan menoleh ke arah wanita yang dipanggil dengan nama Siska itu. Dari tadi Sonia memang merasa dia agak familier, dan setelah diingat-ingat kembali, Siska itu memang pernah memerankan seorang karakter utama di salah satu drama yang dulu Yeni tonton. Drama itu memang tidak tayang terlalu lama, tapi setiap episodenya sangat seru. Yeni juga bilang sangat disayangkan drama tersebut tidak laku di pasaran.Selain itu, Sonia juga ingat dengan wanita yang mengenakan gaun biru itu, dia adalah seorang aktris baru bernama Tiara.“Asal ada Reza, kamu bisa dapat apa pun yang kamu mau. Kalau nanti kamu sudah terkenal, jangan lupa bantu aku juga, ya,” kata Tiara.“Buat apa aku bantuin lagi, bukannya kamu sudah punya Matias?”“Aku sudah mati-matian ngedapetin hatinya

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 20

    Kerumunan orang yang hanya datang untuk melihat semuanya sudah diusir pergi oleh Daniela, dan sekarang hanya ada petugas keamanan saja yang masih berjaga di sana. Ketika Reza sampai, secara spontan semua orang langsung minggir ke samping, menyisakan jalan yang luas di tengah untuk Reza lewati.“Maaf acara makan-makan Pak Reza jadi terganggu,” kata Devi sembari memapah Siska.“Kenapa ini?” tanya Reza. Akan tetapi kedua matanya langsung menyipit ketika dia menyadari Sonia juga ada di sana.Raut wajah Daniela langsung berubah dan melindungi Sonia di belakangnya. Dia tidak mengira kalau yang datang ternyata adalah Reza Herdian, tak heran dari tadi Siska sama sekali tidak takut.Devi menjelaskan semua yang terjadi dengan rinci kepada Reza, tentunya ditambah bumbu-bumbu penyedap seperti perbuatan Sonia yang membenturkan Siska ke tembok, membuat kakinya yang baru saja membaik lagi-lagi terluka.Sebenarnya Sonia sendiri santai saja ketika melihat Reza datang. Hanya saja … dia masih tidak habi

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 21

    Reza juga melirik Melvin dengan gayanya yang santai tanpa bicara sedikit pun, seakan-akan memang sedang menunggu Melvin memanggilnya.“Kapan-kapan aku dan Sonia bakal datang berkunjung!” kata Melvin.Ekspresi wajah Siska juga langsung berubah dari yang awalnya penuh dengan kebencian kini menjadi sangat ramah. Dia mendekati Sonia dan berkata dengan senyum, “Oh, ternyata kamu keponakannya Pak Reza. Yang tadi itu cuma salah paham! Temperamennya Devi memang jelek, kadang ngomong suka nggak mikir dulu, jadi jangan dimasukkin ke hati, ya.”Devi juga segera meminta maaf, “Aku benar-benar nggak tahu kalau kamu keponakannya Pak Reza. Ini semua salahku.”Begitu pula dengan Tiara yang segera mendatangi Sonia dan meminta maaf dengan tulus, “Sonia, aku benar-benar minta maaf!”Hanya karena sebutan “Om”, dalam sekejap sikap semua orang langsung berubah 180 derajat.“Untuk Tiara, jangan panggil aku Sonia. Kamu harus manggil aku Non Sonia!”Wajah Tiara langsung memucat. Tadinya dia mengira Reza akan m

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2097

    Tenggorokan Juno bergerak. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuh Rose.Rose malah langsung membukanya lagi. “Panas! Panas sekali!”Juno kembali menarik selimut, lalu menahan Rose tidak mengizinkannya untuk bergerak. Keningnya sendiri juga ikut berkeringat.Biasanya orang yang demam akan merasa kedinginan. Kenapa Rose malah berbeda?Juno mencari pakaian Rose, lalu memasukkannya ke dalam selimut. Dia meraba-raba mulai memakaikan pakaian di tubuh Rose. Meskipun hendak memanggil pelayan, Rose juga mesti duluan mengenakan pakaiannya. Jika tidak, bagaimana pemikiran orang lain ketika melihat Rose tidak mengenakan apa-apa di dalam kamarnya?Mungkin karena merasa gugup dan tidak pernah membantu orang lain untuk mengenakan pakaian dalam, Juno pun meneliti beberapa saat baru berhasil mengenakannya. Di antaranya, tentu saja tersentuh bagian yang tidak seharusnya tersentuh. Juno memaksakan dirinya untuk menganggap Rose sebagai anak kecil yang baru datang ke rumah Aska saja.Pada akhirnya, Juno m

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2096

    Saat menjelang malam, Juno baru tiba di rumah Aska.Penerbangan ke Kota Jembara dibatalkan. Dia pun menaiki pesawat terbang duluan ke Kota Samuderang. Kemudian, dia mengendarai mobil ke rumah dari Kota Samuderang. Dia kelihatan sangat buru-buru, entah siapa yang ingin dia temui?Setelah menempuh perjalanan seharian, Juno berencana kembali ke kamar untuk membasuh tubuhnya terlebih dahulu, baru pergi menemui Aska dan Jemmy.Saat melewati belakang taman, Juno pun bertemu dengan Morgan.Juno yang kelihatan letih itu menunjukkan raut hormatnya. “Kak Morgan!”“Kata Kakek Aska, kamu tidak sempat pulang hari ini. Aku tidak menyangka kamu akan pulang hari ini!” Di tengah dinginnya salju, wajah Morgan kelihatan semakin tampan. “Sudah menyusahkanmu!”Juno tersenyum datar. “Kami sudah mengerahkan seluruh kemampuan kami untuk mengumpulkan barang bukti. Semuanya berjalan lancar, tidak tergolong susah.”Kemudian, Juno bertanya, “Bagaimana kondisi Sonia?”“Dia hanya mengalami sedikit luka, kondisinya b

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2095

    Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kalau ada cowok dengan persyaratan sebagus itu, kenapa kamu menyisakannya untukku?”Ranty berkata dengan menghela napas. “Karena aku sudah masuk ke dalam jebakan Matias. Kalau nggak, aku pasti akan mengejarnya!”Theresia tersenyum. “Sudahlah, belakangan ini aku benar-benar lagi sibuk. Nggak ada waktu buat pacaran!”“Sejak kapan kamu punya waktu? Jangan cari alasan. Aku saja nggak pernah lihat kamu pacaran. Sebagai teman, aku merasa sudah seharusnya kamu mempertimbangkannya!”Theresia terdiam. Tiba-tiba dia kepikiran dengan malam meninggalkan Hondura. Pria itu memberitahunya untuk mencari orang yang kamu sukai dan hidup dengan baik.Waktu itu, Theresia benar-benar berjanji padanya. Dia memang merasa sudah seharusnya berpamitan dengan masa lalu, lalu memulai hidup barunya.Ketika menyadari Theresia tidak berbicara, Ranty berkata dengan tersenyum, “Hanya ketemuan saja. Kalian juga bukan mesti bersama setelah bertemu. Kamu bisa anggap jadi sebuah pen

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2094

    Dalam sesaat, Jason teringat dengan mereka berempat sebelumnya tinggal di sini. Dia mengajari Kelly bagaimana mendapatkan hati orang yang dia sukai. Kelly membalasnya, “Aku juga nggak suka sama kamu!”Meskipun waktu sudah berlalu lama, Jason masih saja bisa merasakannya!Jason menghela napas. “Sudahlah, kalian lebih akrab. Cuma aku saja orang luar di sini!”Yana menjerit, “Ayah, aku dan kamu sama-sama jadi orang luar!”Semua orang langsung tertawa.Jason terharu hingga kedua matanya berkilauan. “Yana memang baik. Memang tidak salah lagi, Yana memang putri kandungku!”“Jangan cerewet lagi. Cepat pergi potong kentang sana!” Reza menarik Jason untuk kembali ke kamar.Di dalam ruang tamu, Kelly menyerahkan biskuit cokelat buatannya kepada Sonia. “Apa masalah sudah diselesaikan? Saat aku di Lonson, aku sangat mencemaskanmu. Kata Kak Jason, aku mesti percaya dengan kemampuan kamu dan Kak Reza! Sesuai dugaannya, begitu kalian kembali, semua masalah pun sudah diatasi. Aku benar-benar merasa sa

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2093

    Sonia berkata canggung, “Hallie masih berada di Kediaman Keluarga Herdian.”“Aku sudah beri tahu Ibu. Malam ini kita akan tinggal di rumah Tuan Aska untuk temani Kakek. Aku suruh Ibu untuk bantu jaga Hallie,” ucap Reza dengan perlahan.Sonia memalingkan kepala untuk melihat Reza. “Kalau di Kediaman Keluarga Herdian, juga nggak ada yang ganggu kita. Ngapain kamu mesti bohong?”Kebetulan mobil sedang berhenti di depan lampu merah, Reza memalingkan wajahnya untuk menatap Sonia. “Aku takut kamu tidak bebas di rumah!”Wajah Sonia seketika merona. Dia memelototi si pria hingga tidak bisa berkata-kata.Reza tersenyum tipis. “Bercanda. Jason dan Kelly sudah kembali ke Imperial Garden. Katanya, mereka sudah persiapkan yang enak-enak untuk menyambutmu.”Sonia meliriknya sekilas, lalu memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela.“Umur Hallie dan Tasya sebaya. Selama di rumah, kamu tenang saja!” ucap Reza.“Emm!” Sonia mengangguk dengan perlahan.“Kebetulan ada yang ingin aku katakan sama kamu,

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2092

    Reza kelihatan tenang. “Sebelum kamu pulang, Sonia selalu menerima segalanya!”Maksudnya, sekarang giliran Morgan.Morgan mengeluarkan ponsel dengan tenang. “Aku lihat dulu apa ada misi belakangan ini?”Semua orang langsung tertawa.Saat hampir menyelesaikan makan siang, Sonia menyadari Rose yang duduk dengan tidak fokus. Dia mencedok sup untuk Rose. “Ada apa?”Rose menggenggam tangan Sonia. “Sonia, coba kamu pegang kepalaku. Apa aku demam?”Sonia mengangkat tangannya untuk memegang. Memang terasa panas. “Ada masalah apa? Aku panggil dokter kemari!”“Ada apa?” Aska kemari.“Rose demam!” balas Sonia.Semua orang menjadi diam, lalu menatap Rose dengan penuh perhatian.Rose melambaikan tangannya. “Nggak apa-apa. Nggak usah panggil dokter. Semalam aku dan Devin kelamaan di jalan raya. Mungkin aku jadi flu karena masuk angin.”Kening Aska berkerut. “Kondisi tubuhmu tidak bagus dan sering sakit. Memangnya kamu tidak tahu? Kenapa malah berdiri tengah malam di pinggir jalan?”Rose tidak memili

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2091

    “Bukan!” Tentu saja Sonia tidak bermaksud seperti itu. Dia hanya merasa agak konyol.“Theresia juga cukup malang. Dia nggak punya orang tua. Seorang diri bekerja keras di Kota Jembara. Kalau dia benar-benar bersama Tuan Morgan, bisa jadi mereka bisa akan jadi pasangan sejati!” Tadinya Ranty hanya sembarangan bicara saja. Saat ini, dia malah merasa masalah ini bisa direalisasi. “Seharusnya Kakek nggak akan merasa latar belakang Theresia nggak pantas menjadi bagian Keluarga Bina, ‘kan?”“Tentu saja nggak!” balas Sonia.“Baguslah kalau begitu!” Ranty kelihatan gembira, seolah-olah masalah ini telah berhasil.Sonia tersenyum tipis. “Kak Morgan juga belum pasti akan setuju!”“Kalau begitu, kamu jangan beri tahu dia dulu. Setelah bertemu dengan Theresia, bisa jadi dia akan terpesona oleh Theresia!” Ranty tersenyum nakal. “Theresia itu cewek cantik yang disukai para cowok dan cewek. Dia pasti bisa menarik Tuan Morgan kembali ke dunia fana!”Sepertinya pikiran Sonia berhasil dicuci oleh Ranty.

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2090

    Ranty telah tiba di rumah Aska. Dia berbasa-basi beberapa saat dengan Jemmy dan yang lain, kemudian menarik Sonia untuk berbicara di samping.“Stella nggak bisa berulah lagi. Dia sudah bertengkar hebat sama Reviana. Sandaran terakhirnya juga sudah hilang. Aku nggak apa-apain dia, cuma bikin dia kehilangan segalanya. Dengan begitu, dia baru bisa merasakan kehidupannya yang semula.”Usai berbicara, Ranty menyerahkan uang hasil transfer Stella tadi kepada Sonia. “Aku sudah periksa sebelumnya, uangnya juga nggak banyak, sekitar 40 miliar saja. Kalau kamu bersedia untuk menyimpannya, kamu ambil saja. Kalau kamu nggak mau, kamu bisa kembalikan kepada Hendri.”Sonia mengambil kartu di tangan, lalu berpikir sejenak, baru berkata, “Aku ingin kembalikan kepada Keluarga Dikara!”Ranty mencemberutkan bibirnya. “Aku tahu kamu pasti akan luluh.”Sonia tersenyum tipis. “Bukan juga. Sekarang perusahaan Keluarga Dikara sedang merugi. Para klien yang dirugikan itu nggak bersalah. Bank akan menyita aset

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2089

    Jantung Yandi berdebar. Rasa kebas mulai menjalar di dirinya. Dia spontan bersandar ke belakang, lalu menarik kemejanya untuk menutupi bagian pundak yang terpampang lebar. “Aku baik-baik saja. Kamu pulang sana!”“Nggak usah usir aku. Aku akan pergi sendiri nanti!” Tasya meletakkan obat kembali, lalu berkata dengan serius, “Kenapa kamu bisa tertembak? Apa kamu bergabung dalam organisasi gelap? Apa kelak kamu akan sering bertarung lagi?”Yandi menatapnya. “Takut?”“Takut!” Tasya langsung menatap mata Yandi. “Aku takut kamu akan mati!”Yandi tertegun.Tasya berkata dengan menggigit bibirnya, “Aku nggak peduli dengan apa yang kamu lakukan dulu. Kelak aku berharap kamu jangan ke sana lagi, melewati hidupmu dengan baik, ya?”Tadinya Yandi ingin mengatakan bahwa dia memang tipe orang seperti itu. Namun, ketika melihat mata merah Tasya, dia pun tidak beradu lagi dengan Tasya, hanya mengangguk dengan perlahan saja. “Aku punya batasan!”Mereka semua adalah orang dewasa, terutama Yandi. Dia lebih

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status