Kesayangan Mami

Kesayangan Mami

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-09
Oleh:  FitriyaniTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat. 2 Ulasan-ulasan
71Bab
50.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Anna Pratama Dewi, terlibat konflik dengan adik kembarnya sendiri. Kejadian demi kejadian, memaksanya untuk kuat. Meski kecemburuan selalu hadir, kala Maminya lebih menyayangi sang adik!

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Semua Demi Adik

 

Dadaku semakin sesak, kala ijab qobul usai diucapkan. Semua hadirin bersorak riang, bertolak belakang dengan hatiku yang sedang tercerai berai. 

 

Seharusnya, hari ini menjadi hari paling bahagia untukku. Bisa menikah dengan Angga, pria tampan yang sangat digilai kaum hawa. 

 

Namun, lagi-lagi Anne mengambil segalanya dariku. Sakit yang dia rasa, seolah dijadikan senjata untuk bisa memikat hati semua orang. 

 

Mami bilang, aku perempuan cantik, kuat, sehat, dan bisa mendapatkan apapun yang lebih dari Anne. Tetap saja, sebuah kenyataan hari ini cukup membuat hati merasa terkoyak.

 

Bahuku terguncang, isak tangis tak dapat lagi ditahan. "Anna, maafkan Mami sayang."

 

Dulu, pelukan Mami selalu menjadi obat paling mujarab dikala hati sedang gundah gulana. Sekarang, semuanya terasa hampa. 

 

Bibir Angga, mengecup kening Anne dengan takzim. Keduanya saling melempar pandang, tersenyum malu bak dua manusia yang tengah dimabuk asmara. 

 

Tuhan, kenapa hidupku harus sesial ini? Kenapa harus aku yang selalu berkorban, dan mengalah untuk adik?

 

Jika boleh meminta, aku juga ingin sakit seperti Anne. Biar semua orang memperhatikan, termasuk Angga yang rela menukar kebahagian kami demi menikahi sang adik.

 

Mendesah resah, dengan kubangan nestapa yang entah ujungnya hingga kapan. Aku berlalu, di bawah tatapan para tamu. Cukup sudah Mi, ternyata aku bukanlah wonder woman! 

 

Dari kecil, Mami selalu menanamkan sifat berbagi dalam hal apapun terhadap Anne. Hingga waktu yang akhirnya menjawab, bahwa akupun bukan hanya sekadar berbagi tapi, merelakan orang yang dicinta demi dia. 

 

Menenggelamkan wajah dalam bantal, bulir bening terus berjatuhan. Hati sudah tak sanggup, menanggung kepedihan.

 

Bagaimana bisa, aku menjalani hari dengan tinggal satu atap bersama mereka?

 

Anne, terkenal manja, feminim, cantik, dan ahh, pasti dia gunakan itu untuk memikat hati sang suami. Miris sudah nasibku Tuhan! 

 

"Maafkan Mami," ucap seseorang. Mengelus bahuku, dengan penuh kelembutan.

"Semoga kelak, kamu mendapat jodoh yang lebih baik sayang."

 

Jujur, aku muak. Mami selalu saja pilih kasih, janda tua itu seakan menomor duakan diriku dalam hal apapun. 

 

"Mi ... Apa aku, dan Anne saudara kandung?" tanyaku, masih dengan posisi rebahan. Sambil membelakangi Mami. 

 

"Jelas dong, Ann. Kalian ini kembar identik loh, hanya beda dari model rambut. Kenapa tanya begitu?" 

 

Aku mendengkus sebal, saudara kandung saja pilih kasihnya kebangetan. Gimana kalau tiri coba? 

 

"Sudah, jangan mikir yang berat. Kamu, nggak mau ikut gabung? Memberi selamat untuk Anne dan Angga?" Pelan, suara Mami bertanya. 

 

"Mami saja, aku lagi nggak enak badan." Kututupi wajah dengan bantal, berharap Mami tahu akan kode tersebut.

 

Saat ini, aku hanya butuh seorang diri. 

 

"Sekali lagi, Mami minta maaf sayang. Kamu ... Jelas tahu, kalau Anne itu lemah. Jadi sebisa mungkin kita harus sanggup, menurut segala kemauannya." 

 

Ada yang bergetar hebat di hati, ya aku tahu itu. Semua memang untuk adik, termasuk kekasih hati yang sudah lama bersemayam.

 

"Pergilah Mi, kasian Anne kalau ditinggal lama. Takut kambuh, biasa dia ngga boleh hatinya tergores sedikit saja."

 

Lama, Mami berdiam diri di tempat. Mengecup rambutku bertubi-tubi, membisikkan kata maaf yang entah mampu menyembuhkan hati atau tidaknya. 

 

Kamu harus kuat Anna, dengan ataupun tanpa Angga. Tapi, aku menolak untuk satu atap dengannya. 

 

Please, jangan tambah beban dalam hidupku lagi. 

 

***

 

"Kamu ini apa-apaan Anna, suasana pagi. Bukannya disambut ceria, hangat, malah ribut soal siapa yang pergi dari rumah." Mami berdecak kesal, biarlah aku memang jengah berlama-lama melihat kedekatan mereka.

 

"Mi ... Tolong kali ini saja, turuti apa mauku. Persis seperti apa yang sering Mami lakukan untuk dia," tunjukku, pada Anne yang seolah duduk dengan tenang. "Bagaimana pun aku dan Angga pernah bersama, saling cinta, sebelum akhirnya seseorang menghancurkan mimpi tersebut."

 

Anne tersedak minuman, dan dua manusia di depanku lagi sibuk memberi perhatian. Untuk pertama kalinya, aku benci hal ini. 

 

"Anna, Mami yang minta tolong. Jangan keras sama adikmu, dia berbeda sayang." Manis, ucapan Mami tapi, cukup terang menohok hatiku. 

 

Aku membanting sendok dan garpu ke sembarang arah, untuk pertama kalinya merasa geram. "Baik, kalau kalian nggak bisa pergi dari rumah ini. Biar aku saja!"

 

Napasku terasa memburu, kutatap mereka secara bergantian. "Cukup Anna! Selama ini mungkin Mami terlalu sabar dalam menghadapi kamu, hingga dengan berani menentang."

 

"Ann, yang sabar. Jangan sampai, Anne kambuh," sahut Angga. Menyandarkan kepala Anne, di bahunya dengan romantis.

 

Aku menarik napas panjang, menyaksikan drama pagi yang amat memuakkan. "Maaf, tapi, keputusanku sudah bulat. Lebih baik kita hidup masing-masing, aku nggak mau satu atap dengan kalian."

 

Berucap dengan lantang dan tegas, aku segera berlari dalam kondisi marah teramat besar. Mengabaikan panggilan Mami, yang terus mengiringi langkah. 

 

Langkahku terhenti untuk sesaat, menangis untuk kesekian kalinya di halaman rumah. Meraba dada, beginikah nasib kakak yang harus selalu berkorban? 

 

"Kak ... Maaf." Anne menyusulku seorang diri? Ia berhamburan memeluk, dengan isak tangis yang tertahan. 

"Dokter bilang, umurku nggak akan lama di dunia. Kakak jangan khawatir, saat aku mati nanti kak Angga pasti balik lagi kok."

 

Bodoh! 

 

Bagaimana bisa dia berpikir sejauh itu? 

 

Kulepas pelukan Anne, untuk pertama kalinya. "Jangan ngaco kamu! Hiduplah yang lama, biar hatimu makin puas melihat penderitaanku sayang."

 

"Kamu ... Nggak perlu khawatir sama aku, aku sehat, kuat, beda sama kamu. Penyakitan!"

 

Anne semakin terisak dalam tangisnya, dan lagi aku mencoba untuk tidak terpengaruh. "Lakukan apa yang mau kamu lakukan bersama Angga, hidupmu sudah sempurna sekarang."

 

Kutatap Anne lekat, air matanya buaya bagiku. Senjata yang selalu dia gunakan, "Selamat tinggal Anne, saudara kembar kesayangan Mami." Aku mengucap itu dengan lirih, bulir bening kembali terjatuh.

 

Aku pergi, dan mungkin tak akan kembali. Dan, semua karenamu Anne. 

 

Kuatkan hatiku Tuhan, pagi ini ada banyak pekerjaan di kantor. Mereka memang tahunya aku sedang terluka, tapi, aku nggak mau dikasihani.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Luluk Latem
tamat sdh ka...??
2022-12-06 05:02:19
0
user avatar
Fitri Harianti
spill judul lanjutannya dong ...
2021-10-12 13:42:36
0
71 Bab
Bab 1
Semua Demi Adik   Dadaku semakin sesak, kala ijab qobul usai diucapkan. Semua hadirin bersorak riang, bertolak belakang dengan hatiku yang sedang tercerai berai.  Seharusnya, hari ini menjadi hari paling bahagia untukku. Bisa menikah dengan Angga, pria tampan yang sangat digilai kaum hawa.  Namun, lagi-lagi Anne mengambil segalanya dariku. Sakit yang dia rasa, seolah dijadikan senjata untuk bisa memikat hati semua orang.  Mami bilang, aku perempuan cantik, kuat, sehat, dan bisa mendapatkan apapun yang lebih dari Anne. Tetap saja, sebuah kenyataan hari ini cukup membuat hati merasa terkoyak. Bahuku terguncang, isak tangis tak dapat lagi ditahan. "Anna, maafkan Mami sayang." Dulu, pelukan Mami selalu menjadi obat paling mujarab dikala hati sedang gundah gulana. Sekarang, semu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-13
Baca selengkapnya
Bab 2
Ada Yang Cemburu   Plak Plak  Plak  "Puas kamu Ann? Lihat, karena kelakuanmu Anne kambuh dan mungkin nggak akan bisa diselamatkan." Untuk pertama kalinya dalam seumur hidup, Mami menamparku hingga tiga kali pukulan.   Jangan tanya gimana rasanya! Hatiku jauh lebih sakit, dan kata maaf tidak akan mampu untuk menyembuhkan hingga ke akar-akarnya.   Andai masih ada Papi, beliaulah orang yang selalu hadir di depan. Kala Mami mulai pilih kasih, sayang, takdir yang begitu kejam harus memisahkan kami.  "Kamu boleh marah sama aku, Ann. Tapi, jangan lampiaskan semua sama Anne! Seharusnya, kamu lebih tahu gimana kondisi dia." Angga, berucap dengan sedikit nada tinggi. Kupikir ucapan dan ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-13
Baca selengkapnya
Bab 3
Tusukan Kesedihan   Sedari tadi, aku terus merenung. Memikirkan jalan hidup, yang sama sekali tak pernah berpihak.  Mami terus memaksa, agar aku tetap tinggal di rumah sakit. Menyaksikan keintiman Anne dengan sang suami, Angga ... Kini hatiku tengah diselimuti keresahan.  Kenapa semudah itu, kamu dekat dan terlihat sayang dengan tulus terhadap Anne?  Masih adakah, secuil rasa untukku? Ke mana cinta yang sering kamu agungkan? Bisikan kata rindu, yang seolah terucap dari bibir.  Mengepalkan tangan dengan kuat, aku mencoba berdiri. Berniat keluar, tak ingin menjadi serangga pengganggu untuk mereka. Mami bilang, Anne kambuh lagi karena aku. Mana buktinya? Sedari tadi dia hanya diam, merajuk dengan menyebalkan pada Angga.  Untuk apa cob
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-13
Baca selengkapnya
Bab 4
Pergi Dari Rumah    "Ke mana Mami sama kak Angga?" tanya Anne, lagi merajuk dengan gayanya yang sok imut.  "Ada di rumah, katanya ada surprise untuk kamu." Menjawab dengan malas, dan rasa sedih. Aku terus menuntun Anne, penuh kehati-hatian. Kalau tergores sedikit saja, tamatlah riwayatku!  Aku nggak tahu, surprise apa yang sedang Mami dan Angga persiapkan. Hanya saja, mereka terlalu berlebihan.  Lagi-lagi aku tak bisa membantah, selain takut kualat juga masih ada rasa kasihan dan juga sayang sama Anne.  Tuh, kurang baik apa coba? Udah disakiti, tapi, aku masih saja baik. Seharusnya kalian sadar, terlebih kamu Anne.  Terus berperang ucapan dalam diri, rupanya kami telah sampai mobil. Yang telah dipersiapkan sebelumnya, tentu untuk Putri
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-13
Baca selengkapnya
Bab 5
Masih Cinta  "Apa kabar? Lama nggak jumpa," tanya dokter Adi, sok akrab dan sok manis pula.   Aku memutar bola mata dengan malas, kalau bukan karena ancaman Mami. Mana sudi datang ke rumah sakit, hanya untuk mengambil obat untuk Anne.   Lagi, aku tak bisa menolak. Merasa terlalu bodoh, selalu diperalat oleh Mami dan Anne. Kalau bukan karena ikatan keluarga, malas sekali rasanya. Baru dua hari aku merasakan kebebasan yang haqiqi, Mami kembali menelpon. Bilang, kalau Anne kehabisan obat. Dan hanya ingin aku yang mengambilnya, dengan dalih Angga dan Mami sibuk.   Sebenarnya maksud Anne apa sih? Kesannya kayak sengaja banget, buat hatiku geram tak berkesudahan.  Apa nggak cukup, dia mendapat Angga. Kasih sayang Mami yang se
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-13
Baca selengkapnya
Bab 6
Mengabaikan Perintah Mami  "Anne sakit, apa kamu nggak mau jenguk dia?" Mami datang, tanpa sempat bertanya tentang kabarku sama sekali. Apa dia nggak tahu, dengan kejadian terakhir saat aku berkunjung ke rumah?  Mati-matian aku menekan rasa cinta yang masih membumbung tinggi, terhadap Angga. Lagi, Mami datang dengan membawa kabar perihal sang adik. "Entar juga sembuh 'kan? Udah biasa itu, aku lagi nggak ada mood bagus untuk ke sana."  "Ayolah Ann, sedikit saja kamu mengalah." Mami berdecak kesal. "Mami pusing, capek juga menghadapi kamu yang akhir-akhir ini nggak bisa diatur." Jelas saja, cinta yang membuat diriku sadar Mi! Kehilangan Angga, membukakan mata hati atas ketidak adilan Mami selama ini?   Mami boleh sukses membangun butik dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-13
Baca selengkapnya
Bab 7
  "Anne ... Papi tahu kamu memang punya penyakit bawaan sedari kecil, tapi, jangan dijadikan alasan! Apalagi, ada hati yang jelas terluka."  Bisa kulihat dengan jelas, bagaimana reaksi Anne dan Mami saat ini. Berjengit kaget dengan kedatanganku bersama Papi, ya kini aku bisa berdiri kokoh bersama cinta pertamaku. Papi masih hidup, hanya saja sudah berkeluarga bersama seorang wanita yang tak pernah kusuka.  Tante Mita, begitu jutek. Dengan terang-benderang ia memperlihatkan semua itu, di depan Papi.  Dan ... Seperti biasa, Papi hanya bisa pasrah. Begitulah, terkadang cinta mampu membutakan mata hati seseorang. Itulah sebabnya, aku mati-matian menahan untuk tidak menemui Papi. Tapi, hari ini aku sedang butuh bantuan.  "Lama tidak bertemu, rupanya kamu ada sia
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-15
Baca selengkapnya
Bab 8
  Dengan tubuh bergetar hebat, Papi sedikit memaksaku untuk ikut masuk ke dalam rumahnya.  Apa nanti tanggapan Tante Mita, perihal kedatanganku kali ini? Setelah sekian purnama, yang jelas banyak yang berubah dala diri. Ya benar, Anna Pratama Dewi. Bukan lagi perempuan penakut seperti dulu, akan kutunjukan sedang bersama siapa mereka berhadapan.  Pintu terbuka lebar, saat seseorang membukanya dengan wajah ditekuk. Belum juga apa-apa, tapi, sudah merasa diajak perang.  "Masih ingat kamu sama Papi ... Hebat bener, datang disaat dia sedang berjaya," ucap Tante Mita ketus.  Aku menelan ludah, berpegang tangan dengan kuat. Merasa ketar-ketir, dia lebih buas dari Mami Dewi.  Dan yang paling penting, dia hanya Mami tiri. Ahh, bukankah sama saja? Aku tak perna
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-16
Baca selengkapnya
Bab 9
  "Cepat katakan, ada hal penting apa?  Hingga kalin repot untuk datang ke kantor," tanyaku, tak ingin berbasa-basi.  Kutatap ketiganya secara bergantian, berakhir pada Angga.  Pria yang sudah sah menjadi adik ipar, wajahnya tak banyak berubah. Terlihat selalu bermuram durja!  "Santai Anna, kami ke mari hanya untuk mengajakmu ke suatu tempat. Kami ada rencana untuk pergi ke luar Negeri, sekalian Angga dan Anne honeymoon." Penjelasan Mami, cukup telak mengenai hati.   Kenapa pula harus mengajakku untuk ikut serta? Jijik, jika harus ikut dengan mereka. Menyaksikan kemesraan, yang tak ingin kulihat.  "Maaf, aku kerja. Nggak ada waktu untuk ikut bersama kalian," elakku, menahan kekesalan di dalam dada.   Setidaknya be
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-17
Baca selengkapnya
Bab 10
  "Jadi ini calonmu itu Put? Cantik, langsing, kayaknya baik." Dengan antusias, Bu Hani terus saja memujiku. Senyumnya yang begitu manis, membuat diri merasa nyaman.   Di kelilingi boss Putra, Bu Hani, dan Ayahnya. Aku merasa malu, juga merasa bersalah. Bagaimana jika mereka tahu, kalau apa yang kami tampilkan hanya sebuah kepura-puraan? Terlihat bahwa mereka bukan hanya keluarga kaya, tapi, hangat, dan baik. Apa bisa aku menusuknya dengan sebuah kebohongan? Arggggh, semua ini jelas karena kesalahan boss Putra. Dia menyeretku, ke dalam kubangan yang jelas tak ingin kumasuki.  Lama hidup menjomblo, bukannya bersyukur ada yang lirik. Ini malah dengan sok, mau menolak. Parahnya ... Aku mau saja, hanya karena takut dipecat. Please Anna, kalau bukan karena ingin menunjukkan pada Mami
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-18
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status