Janda Kembang

Janda Kembang

Oleh:ย ย madamkeyย ย On going
Bahasa:ย Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.8
43 Peringkat
19Bab
7.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:ย ย 

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Siapa yang tidak ingin bertahan lama dalam menjalani sebuah hubungan rumah tangga? Mempunyai suami dan juga anak-anak yang lucu adalah impian sederhana bagi setiap wanita. Namun, nasib malang kini menimpa Thalisa. Ia dinyatakan mandul oleh dokter. Hidupnya berubah mencekam, penuh tekanan dan juga hinaan dari ibu mertuanya. Wira sebagai suaminya pun melepas tanggungjawab atas Thalisa. Ia meninggalkan Thalisa demi perempuan lain yang bisa memberinya keturunan untuk mewariskan segala kekayaannya.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

default avatar
cyprus.kohler
Lanjut Thooor, kutunggu bab selanjutnya <3
2021-06-26 13:01:47
0
user avatar
madamkey
Haloooo... Janda Kembang sudah up bab baru yaaa, ๐Ÿ’•๐Ÿ’•
2021-06-16 09:13:52
0
user avatar
Celine Althair
terima kasih buat yang sudah baca novel aku ini... aku pastikan akan up lagi :) makasih untuk dukungannya, aku seneng ๐Ÿ˜๐Ÿ˜
2021-06-11 19:13:45
0
user avatar
Raja Tanpa Mahkota
mantaaappppppp
2021-06-11 16:02:58
1
user avatar
riwidy
Aduh thor madam key, baru nemuin nih ga sengaja. Mana updatenya keren loh.
2021-06-03 01:06:10
2
user avatar
Gallon
Itu wira minta di ihhhhh ๐Ÿ˜ซ๐Ÿ˜ซ๐Ÿ˜ซ
2021-05-27 00:06:12
0
user avatar
Blacksugar
Laki kyak gitu mah giling aja biar gepeng๐Ÿ˜’๐Ÿ˜’
2021-05-20 16:55:30
0
user avatar
ARTGulf
๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜
2021-05-16 01:09:46
0
user avatar
Langit Senja
Q sebel sama suami yg kek gtu. Bukannya berjuang brsama bt dpt kturunan mlah cerai
2021-05-15 14:27:11
0
user avatar
ARTGulf
๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜
2021-05-08 19:05:21
0
user avatar
Adevio Putra Kencana
keren thord lanjut
2021-05-08 00:08:41
0
user avatar
Rae_1243
Santet onlen si suaminya, boleh nggak, Kak? ๐Ÿ˜ 
2021-05-07 23:10:17
0
user avatar
ARTGulf
๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜
2021-05-03 22:29:25
0
user avatar
Aylis
๐Ÿฅฐ๐Ÿฅฐ๐Ÿฅฐ๐Ÿฅฐ๐Ÿฅฐ๐Ÿฅฐ
2021-05-03 20:23:25
0
user avatar
Aeris Park
Janda memang lebih menggoda ๐Ÿ˜
2021-04-30 20:56:23
0
  • 1
  • 2
  • 3
19 Bab

Awal Perceraian ...

"Kamu ini nggak bisa kasih aku keturunan! Mamaku juga mau punya cucu kayak teman-teman mama yang lain!" bentak Wira dengan kilatan emosi yang terpancar di matanya."Mas, kamu kan tahu kalau aku nggak bisa kasih anak buat kamu dan juga cucu buat mama, kita bisa cari cara lain, kita adopsi anak. Tapi, kenapa kamu malah selingkuh sama perempuan lain, Mas?" kata Thalisa dengan mata yang mulai memerah ingin menangis."Terus sekarang kamu salahin aku kalau aku berhubungan dengan wanita lain?! Kamu yang mandul, kenapa aku yang disalahin, aku cuma mau anak dari darah daging aku sendiri, bukan hasil adopsi anak orang lain yang ada di panti asuhan! Ngerti kamu?!" sambungnya dengan kedua tangan yang sudah bertengger di pinggang.Siapa yang tidak sakit hati mendengar perkataan suami yang selama ini sangat dicintainya? Melihat suami berselingkuh dengan wanita lain dan berniat menjadikannya istri. Tentu saja Thalisa tidak terima, ia bukan perempuan bodoh dan lemah ya
Baca selengkapnya

Kekecewaan Orang Tua

Sudah satu minggu Thalisa tidak pulang ke kediaman Wira, berkomunikasi dengannya pun hanya untuk menanyakan tentang perceraian mereka. Selebihnya, Thalisa sudah pasrah akan status janda yang akan ia sandang nanti. Mau tidak mau, Thalisa harus menceritakan ini semua pada kedua orang tuanya.Persidangan akan diadakan dua minggu lagi, masih ada kesempatan bagi Thalisa untuk pulang ke kampung dan mengabari keluarganya. Setelah dari sana, Thalisa akan kembali lagi ke Jakarta untuk mengurus surat-surat kepindahannya.Menurut orang-orang di kampungnya, status janda adalah hal yang paling buruk, karena janda gemar digandrungi oleh laki-laki, terlebih laki-laki yang sudah memiliki istri. Itu sebabnya, menjadi janda sangat ditakuti oleh para perempuan di sana.Kakinya terasa berat untuk melangkah menuju terminal, ia sangat takut dengan tanggapan yang akan diberikan oleh kedua orang tuanya dan juga orang-orang sekampung yang bisa saja mengetahui hal ini dari mulut
Baca selengkapnya

Patah Hati Kedua

"Halo, Mas, aku mau bicara sebentar," ucap Thalisa saat nada tersambung dengan Wira."Ada apa? Aku nggak punya waktu, sebentar lagi aku mau ketemu sama Sofia," pungkas Wira tanpa rasa bersalah.Thalisa diam sejenak, ia mengembuskan napasnya dengan kasar, berusaha untuk menetralkan rasa jengkelnya terhadap sang suami yang semakin lama semakin tidak bisa didiamkan."Halo? Masih mau bicara atau nggak?" sarkas Wira, seketika membuat Thalisa sadar dari lamunannya."A-ah iya, Mas, aku cuma mau sampaikan amanah Bapak, kalau Mas harus datang ke sini. Ada yang mau Bapak bicarakan sama Mas," jelas Thalisa."Mau apa lagi? Memang kamu belum bilang kalau kita sudah mau cerai? Nggak bisa, aku nggak ada waktu untuk datang ke sana!""Mas, kamu nikahin aku itu minta restu baik-baik sama orang tua aku, jadi sekarang kalau Bapak minta kamu ke sini, harusnya bisa dong?" sahut Thalisa dengan kesal, ia sangat tidak menyukai perkataan Wira yang t
Baca selengkapnya

Antara Ibu dan Bapak

"IMAS!!" pekik Johan dengan mata yang membelalak tajam. Ia menghampiri Imas dan menarik tangannya untuk meninggalkan Thalisa yang masih mematung di ruang tamu.Imas hanya diam saja tak bersuara, ia sudah tahu jika suaminya pasti sudah mendengar apa yang ia katakan pada Thalisa dan akan segera memarahinya."Nggak usah marah-marah, apa yang Ibu bilang juga benar, kan?" bela Imas dengan jari-jari yang menggulung kain yang dipakainya menjadi kecil."Istigfar, Bu! Thalisa anak kita sendiri, kenapa Ibu tega bicara seperti itu pada Thalisa? Apa Ibu nggak berpikir kalau kata-kata Ibu bisa saja menyinggung perasaannya?" protes Johan. Ia menangkupkan kedua pipi istrinya itu dengan cukup kencang."Lho, memang benar, kan? Dalam keadaan Thalisa yang nggak bisa punya anak terus jadi janda, apa orang-orang sini nggak akan menjadikan Thalisa bahan gosip, Pak? Ibu malu!""Nggak usah pikirin apa kata orang, Bu, tapi pikirin perasaan anak kamu sendiri.
Baca selengkapnya

Mengantar Pada Kematian

"Assalamualaikum," salam seseorang sambil mengetuk pintu rumah yang sudah terkunci."Waalaikumussalam, tunggu sebentar," sahut Dafa yang sedang menonton TV di ruang tengah, ia pun langsung berjalan keluar untuk membuka pintu. Begitu Dafa memutar knop pintu terlihat seorang laki-laki sedang menyandarkan satu tangannya di dinding dan satu tangannya lagi berkacak pinggang."Hei, Daf, gimana kabarnya? Sehat?" tanya seorang laki-laki yang berdiri di hadapannya. Dia tidak sendirian tetapi, bersama dengan seorang wanita di sampingnya, menggandeng tangan laki-laki tersebut tanpa ingin terlepas."Cuih!" Dafa membuang salivanya begitu melihat kedua orang tersebut. Saat Dafa ingin menutup pintu kembali, Bapak menahannya dari arah dalam, membuka sedikit untuk melihat siapa yang bertamu di tengah malam menuju subuh seperti ini."Masuk!" perintah Bapak pada kedua orang itu dengan wajah yang nampak kesal. Ia memanggil Imas untuk keluar namun, tidak dengan Th
Baca selengkapnya

Pasrah ...

"Lebay banget, sih, baru mau diceraikan saja sudah segitunya," decak Sofia seraya menghentak-hentakkan kedua kakinya menuju keluar. Ia melihat persis bagaimana Thalisa memarahi Wira dan juga aksinya memegang cutter untuk mengakhiri hidup. Menurut Sofia hal itu sangat menggelikan, terlalu drama.Saat Sofia sedang duduk di kursi luar, tiba-tiba ada perempuan yang sebaya dengannya datang menghampiri. Ia langsung berdecak sebal, di saat-saat seperti ini, ia sangat tidak ingin diganggu."Permisi, Mbak," ucap perempuan itu dengan sopan dan senyum yang ramah."Iya, ada apa?" ketus Sofia dengan tatapan tidak suka."Thalisanya ada, Mbak?" tanya Lastri -teman sekolah Thalisa sewaktu SMA. "Soalnya yang saya dengar Thalisa sudah pulang ke sini," imbuhnya."Ada, lagi drama! Ada apa, sih? Nggak usah bertele-tele," kata Sofia dengan kedua tangan berada di depan dada.Lastri terpaku dan langsung tersenyum kikuk, ia menggaruk tengkuk lehern
Baca selengkapnya

Lembaran Baru

Perceraian antara Thalisa dan juga Wira sudah sah dimata hukum dan negara beberapa bulan yang lalu. Kini Thalisa sudah resmi menyandang status barunya sebagai janda, ia harus memulai kembali kehidupannya yang baru, menjalani hari-hari tanpa harus bertemu dengan Wira dan sang mantan mertua Mama Windy.Thalisa sudah tidak tinggal di sukabumi, bukan karena rasa malu yang dialami oleh Imas selaku ibunya. Namun, karena Thalisa memang sudah saatnya untuk memulai kehidupan baru di tempat yang baru.***Bogor,  16 Maret 2021Warna langit yang biru sudah berubah menjadi jingga, matahari mulai meredupkan sinar cahayanya yang terang untuk kembali pulang. Sore hari adalah suasana yang dirindukan bagi seorang wanita yang selalu bekerja dari pagi hingga malam. Hampir tiga bulan ini, ia tidak pernah melihat matahari terbenam, dan inilah saat yang tepat untuk mendapati matahari yang ingin beristirahat dari hingar bingarnya dunia.Di atap ged
Baca selengkapnya

Mengingat Kembali

Hari minggu adalah jadwal Thalisa untuk mengajak Bunda Ara berolahraga. Thalisa mengenakan celana training dan tanktop berwarna mocca dibalut dengan sweater berwarna putih dengan rambut yang dikuncir kuda, semakin menambah kesan manis pada wajah putihnya.Thalisa pun berjalan menuju rumah Bunda Ara untuk mengajaknya berolahraga bersama. Pagi ini terasa teduh, membuat Bunda Ara malas untuk melakukan kegiatan olahraganya ini."Thalisa, Bunda nggak olahraga dulu, ya?" pinta Bunda Ara saat Thalisa sudah sampai di depan pintu rumahnya, yang kebetulan Bunda Ara sedang duduk di kursi depan rumah."Lho, kenapa, Bunda?" tanya Thalisa. Ia pun duduk di samping Bunda Ara untuk memastikan bahwa tetangga yang sudah dianggap seperti ibu kandungnya itu baik-baik saja."Bunda sakit?" tanya Thalisa dengan raut wajah yang khawatir. Ia takut jika Bunda Ara itu jatuh sakit.
Baca selengkapnya

Kecelakaan

Thalisa sedang terburu-buru berdandan, karena pagi ini ia bangun kesiangan. Setelah selesai menyisirkan rambutnya, Thalisa langsung berangkat ke kantor menggunakan sepeda motor yang ia beli tunai setelah mendapat bonus pekerjaan karena loyalitasnya pada perusahaan sangat baik.Membutuhkan waktu satu jam dari rumahnya menuju kantor, ditambah lagi dengan kemacetan yang biasa terjadi setiap jadwal kerja pada pagi hari, apalagi ini adalah hari senin. Sungguh, Thalisa tidak bisa membayangkan bagaimana jika bosnya tahu jika ia datang terlambat masuk kerja.Thalisa tidak berhenti melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 08.25, entah apa yang harus Thalisa katakan pada bosnya nanti jika ia sudah sampai.Ini semua karena kejadian kemarin siang, andai saja ia tidak melihat dua orang yang selama ini berusaha ia lupakan kehadirannya, pasti Thalisa tidak akan mengalami in
Baca selengkapnya

Rencana Wira dan Shofia

Thalisa mendapatkan pesan singkat dari Bunda Ara, ia terus saja mengirimi pesan yang menyuruhnya untuk makan malam bersama dengan anaknya. Bunda Ara memang belum mengetahui tentang apa yang terjadi antara Shofia, Wira, dan juga Thalisa beberapa bulan yang lalu.Sejak pulang dari rumah Bunda Ara, Thalisa tidak mengatakan sepatah kata pun pada Bunda Ara. Sama halnya dengan Shofia dan Wira. Mereka hanya diam saja, terkejut memang, namun, hanya dipendam dalam hati. Sejak kejadian itu pula, Thalisa tidak bisa tertidur nyenyak, ia terus saja terbayang-bayang akan masa lalunya yang kelam bersama dengan Wira.Thalisa sengaja mengabaikan pesan dari Bunda Ara, dan tidak berniat untuk membalasnya. Karena Thalisa belum siap untuk bertemu kembali dengan dua orang yang sudah menorehkan luka di hatinya.Bunda Ara terus saja menelepon Thalisa, berharap Thalisa mau mengangkat teleponnya. Namun, Thalisa masih bimbang,
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status