Married with My Best Friend (INDONESIA)

Married with My Best Friend (INDONESIA)

last updateHuling Na-update : 2021-05-02
By:  PixieKumpleto
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
40 Mga Ratings. 40 Rebyu
71Mga Kabanata
106.6Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Diremehkan karena pekerjaan, dicibir karena menolak perjodohan, dan dihina karena tuduhan berzina. Vela terselamatkan oleh lamaran Eridan, seorang pria yang tak tega melihat sahabatnya menderita, walau tak pernah ada cinta yang terucap di antara mereka. Apakah pernikahan itu jalan keluar yang tepat? Atau malah mendatangkan masalah yang lebih besar? “Kalau hatimu merasa berat, jangan dipaksa kuat. Bagikan beban itu kepadaku juga.” “Sudah cukup pengorbanan yang kamu lakukan untukku. Jangan memaksakan hatimu juga. Meskipun keadaan mendesak begitu, jangan!”

view more

Kabanata 1

Bab 1. Malam yang Tak Biasa

“Akh! Sakit, Ridan! Pelan-pelan masuknya,” pekik Vela sembari meringis. Mata bulatnya kini melotot jengkel.

“Ini pelan, kok. Sekarang, jangan gerak-gerak, ya! Tadi aku sudah masuk sedikit. Karena kamu bergerak, ini jadi keluar lagi,” timpal Eridan sambil tetap fokus dengan tangannya.

Nononooo! Ridan! Masuknya yang benar, dong. Itu enggak kena lubang,” protes sang wanita seraya menepuk lengan kekar dalam jangkauannya.

“Sabar, Bawel! Ini tuh susah. Ujungnya rada bengkok, sedangkan lubangnya sempit banget,” gerutu sang pria.

“Memangnya, itu enggak bisa diluruskan?”

“Mana bisa? Ini aslinya memang bengkok.”

Vela pun menghela napas pasrah. Akhirnya, perempuan itu menunggu tanpa suara. Apakah keheningan itu berlangsung lama? Tentu saja tidak. Belum lewat lima detik, Eridan sudah kembali mendapat protes darinya.

“Kamu tuh sebenarnya bisa enggak, sih?”

Alis si laki-laki pun berkerut tak terima. “Bisa,” sahutnya yakin.

“Tapi, ini sudah lima menit dan lubangnya masih belum tembus juga. Padahal, barangnya kecil begitu,” celetuk Vela menyindir.

Kesabaran Ridan akhirnya terkikis habis. Laki-laki itu kini menatap sang wanita dari sudut atas matanya. “Kamu mau menusuknya sendiri?” tanya pria itu datar.

Senyum usil Vela pun mengembang. “Hehe …. Enggak,” gelengnya.

“Kalau begitu, diam,” ujar Ridan sambil menjepit bibir perempuan itu dengan jari-jarinya.

“Ih, Ridan! Awas kalau sampai lipstik aku berantakan, ya,” omel Vela lagi-lagi melengking.

“Kalian berdua ini kenapa, sih? Berisik banget. Tetangga yang dengar bisa salah sangka, tahu?” ujar Roger, teman serumah kontrakan Eridan. Laki-laki berkaus oblong itu hanya menampakkan kepala dari celah pintu.

“Itu berarti, pikiran tetangga kalian perlu dibersihkan. Coba dicuci pakai detergen, deh,” timpal sang wanita sambil mengerucutkan bibir.

“Nah, setuju!” angguk Ridan yang sudah kembali fokus pada benda kecil di tangannya.

Sementara itu, Roger hanya bisa menggeleng. Ia tak habis pikir dengan kekompakan dua orang itu. “Kalian mau pinjam mobil gue, kan?” tanya pria itu kemudian.

“Ya!” jawab Vela dan Ridan serempak.

“Oke, kunci mobilnya di rak depan, ya. Gue mau pergi dulu. Kalian berdua … selamat bersenang-senang,” ujar laki-laki berambut cepak itu.

Seperginya Roger dari kamar, sepasang sahabat itu mulai cekikikan.

“Kamu sih, enggak bisa kontrol suara,” bisik Ridan.

“Eh, kamu juga, ya. Bukan cuma aku yang salah,” timpal si perempuan seraya meruncingkan telunjuk ke wajah temannya.

“Lagian, kamu kenapa, sih? Vela yang aku kenal tuh enggak pernah pakai anting, enggak pernah pakai gaun, apalagi make up. Tapi malam ini, kamu beda banget,” tutur laki-laki yang akhirnya berpindah ke sisi kanan Vela. Sebuah bulatan emas besar sudah tergantung di daun telinga kiri perempuan itu.

“Ya, kamu kan tahu sendiri keluarga besarku seperti apa. Mereka selalu mengomentari penampilanku. Aku enggak mau dipandang sebelah mata lagi sama mereka,” jawab Vela mengutarakan kekhawatirannya.

“Eh, tunggu dulu. Memangnya, apa yang salah sama penampilan kamu yang biasa?” tanya Ridan heran.

“Terlalu cupu, kurang berkelas, kurang wah,” sahut sang wanita seraya memutar bola mata.

“Eh, akhirnya … Vela mengaku,” ledek sang pria seraya mencolek ujung hidung lancip sahabatnya. Sudut bibir yang semula terkulai pun spontan terangkat semringah.

“Bukan begitu, Ridan. Itu kan pendapat mereka. Aku cuma lelah saja dikomentari terus. Mungkin dengan tampil seperti ini, mereka enggak bakal mengatur-atur hidupku lagi,” terang Vela dengan nada ringan.

“Oke, oke, aku mengerti. Tapi … apa karena itu juga, kamu mengajakku ke acara malam ini? Biar enggak ada yang bilang kamu jomlo seumur hidup? Atau jangan-jangan, kamu takut dijodohkan lagi?” simpul Ridan tanpa perlu berpikir panjang. Tawa datar sang wanita pun terdengar.

“Jangan mengada-ada, deh. Aku enggak minta kamu pura-pura jadi pacarku, ya. Kamu cuma perlu menemaniku saja, karena aku enggak nyaman kalau datang ke sana sendirian,” jelas Vela seraya memutar badan menghadap si penanya. Anting-anting berwarna emas kini telah terpasang pada kedua telinganya, terlihat sangat cocok dengan gaun merah marun yang membalut tubuh langsingnya.

“Lalu, bagaimana kalau nanti ada yang tanya, aku siapa?” tanya Ridan sambil menarik ringan hiasan pada kuping sahabatnya. Setelah yakin hasil kerjanya sempurna, barulah ia menempatkan tangan pada kedua pinggangnya.

“Kamu hanya perlu menjawab jujur,” sahut sang wanita tanpa beban.

“Sahabat?”

“Ya,” angguk Vela cepat.

Tiba-tiba saja, sebuah desah tawa terlepas dari mulut Ridan. “Vel, kamu tahu, kan? Enggak semua orang percaya kalau cewek dan cowok bisa bersahabat,” tutur laki-laki yang kini mengayun-ayunkan telunjuknya.

“Aku tahu. Kalau mereka enggak percaya, berarti itu urusan mereka. Yang penting, kita sudah jujur,” ujar Vela sebelum mengembangkan senyum manisnya.

Selang satu kedipan, mata perempuan itu tertuju pada kalung yang belum pernah terlihat di leher Ridan. Tanpa ragu, Vela menarik rantai kecil itu keluar dari balik kemeja merah. Sebuah cincin kini berada di atas telapak tangannya.

“Ini cincin yang mau kamu kasih ke Cassie, kan? Kenapa masih kamu bawa-bawa?” selidik Vela dengan nada tak senang. “Jangan bilang kamu masih berharap padanya?”

“Enggak, kok,” sanggah sang pemilik kalung sembari merebut cincin itu dan menyembunyikannya ke tempat semula. “Untuk apa mengharapkan cewek mata duitan? Dia pasti sudah menemukan cowok lain yang kaya dan bisa memenuhi semua keinginannya,” sambung Ridan dengan suara pelan.

“Bagaimana kalau Cassie kembali saat kamu sudah dapat kerja lagi? Kalian putus karena kamu berhenti kerja, kan?” gumam Vela menguji perasaan sahabatnya.

“Cih, mustahil!” timpal Ridan seraya melirik ke arah lain. Tanpa sengaja, indra penglihatannya terpaku pada jam dinding. Ia baru sadar sudah terlalu lama bermain-main dengan anting sahabatnya. “Vel, berangkat sekarang, yuk!” ajaknya kemudian.

“Ayo!” angguk sang wanita seketika lupa dengan pembahasan tentang mantan kekasih Ridan.

Tanpa basa-basi lagi, Vela meraih tas di atas meja lalu melangkah keluar kamar. Perempuan itu tidak sadar bahwa sang sahabat sempat menghela napas berat. Setelah menelan ludah pahit, Ridan pun menyusul keluar kamar. Bersama-sama, mereka pergi ke acara yang akan menguji ketulusan hati mereka. Malam ini sungguh akan berbeda dari biasanya.

***

“Halo, Oma!” sapa Vela begitu tiba di hadapan seorang wanita berambut putih dengan bando hitam yang menghiasi kepalanya.

“Eh … Vela?” timpal wanita tua yang tersenyum canggung. Ia tampak terkejut dengan kehadiran cucunya.

Sadar akan respon yang sama sekali tidak hangat itu, Vela hanya bisa menutupi kesedihan dengan mempertahankan lengkung bibirnya. “Selamat ulang tahun, ya, Oma,” ujarnya sambil merentangkan tangan memeluk sang nenek.

Alih-alih balas mengalungkan lengan, Oma Stela hanya duduk diam. “Kamu datang?” ucap wanita tua itu tanpa terduga. Bahkan, Ridan pun menaikkan alis mendengarnya. Bukankah pertanyaan itu mengartikan bahwa kehadiran Vela tidak dinantikan?

“Hm, iya, Oma,” sahut sang cucu sambil melepas dekapan. Dirinya tahu jika sang nenek merasa tidak nyaman, sama seperti yang ia sembunyikan dalam hati. Selang keheningan sejenak, kekakuan Vela akhirnya dipecahkan oleh suara sahabatnya.

“Selamat ulang tahun, ya, Oma,” tutur Ridan sembari menyodorkan salam.


“Ah, terima kasih. Ini siapa, Vela?” tanya sang nenek basa-basi. Suaranya memang menghangat, tetapi ekspresinya masih sebeku es.

“Ini Ridan, Oma. Teman Vela,” jawab sang cucu singkat.

“Oh,” timpal wanita tua bergaun biru itu datar. Sudah jelas bahwa ia tidak tertarik untuk melanjutkan perbincangan.

“Ah, iya …. Aku punya kado kecil untuk Oma,” ujar Vela seraya mengambil sesuatu dari tasnya. Sebuah bando hitam berhiaskan manik-manik halus pun terlihat. Kerut alis sang nenek seketika berubah menjadi lengkung tinggi. Wanita tua itu tidak menduga akan mendapat kado yang begitu sederhana.

“Semoga saja, Oma suka dengan bando ini,” tutur Vela terdengar seperti harapan. Dengan tangan yang sedikit gemetar, ia menyerahkan kado kecilnya.

Belum sempat hiasan kepala itu sampai di tangan sang nenek, perempuan lain sudah lebih dulu menghambur memeluk Oma Stela. Entah disengaja atau tidak, tubuh Vela terdorong ke samping. Bando di tangannya pun terlepas dan jatuh ke lantai. 

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

10
100%(40)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
40 Mga Ratings · 40 Rebyu
Sulatin ang Repaso
user avatar
Lunetha Lu
Ga usah cerai, Vela ... Ridan tu baik bangett
2022-10-26 08:26:13
2
user avatar
Baryati Wardhana
ceritanya bagus...
2022-02-16 02:30:18
4
user avatar
IkHe nda Mazaynrys
baru mulai baca... sejauh iniih baca mpe bab 5 ceritanya bgus. bikin penasaran jg..
2021-11-12 22:07:13
1
user avatar
Fit
Suka banget sama ceritanya kak
2021-09-06 15:50:04
1
user avatar
Ruby♡
Plotnya bagus banget thorrr, makin penasaran dengan kelanjutan ceritanya ♡♡♡ Guys jangan lupa mampir di ceritaku berjudul "Hello Ms.Joa!" Genre: Romance, Manipulatif, Mafia, Crime, Mystery. Semoga terhibur ya~~~...
2021-07-31 10:33:43
0
user avatar
PIXIE
Dear Wise Reader, Terima kasih sudah mengikuti cerita Vela dan Ridan. Semoga kisah mereka berkesan dan bermanfaat, ya. Jangan lupa baca cerita Max Gaby, karya kedua Pixie di sini dengan judul CEO's Love in Trap. Dijamin gak kalah seru dari romantisnya Vela Ridan deh. 21+ only Sehat selalu guys!
2021-07-05 09:08:31
3
user avatar
Randria
Keren banget ceritanya Thor 👍👍👍 mantap Mampir juga di ceritaku ya, dengan judul Suami Pelitku Menyesal Setelah Berpisah Denganku Terimakasih
2021-06-30 20:26:16
0
user avatar
TISYAMAN
Karya kak Pixie selalu bikin dugun² apapun genrenya apalagi romance duh lgsg mleyot :"
2021-06-21 10:46:31
2
user avatar
Fiks Reading
seeeeruuuuuu........
2021-06-19 08:24:49
4
user avatar
Xerin
Seperti biasa diksinya kak Pixie tidak perlu diragukan. Maaf batu sempat komen hihihi ....
2021-06-09 23:42:31
3
user avatar
Fu K
👍👍👍👍👍👍👍👍
2021-06-05 09:15:38
2
user avatar
Senada
Hay kk, sukses terus yah. Maaf mau numpang promo. siapa tau kk² disini berkenan untuk mampir juga kecerita aku. "Radit dan Tia" by Senada. Berharap banget atas kehadirannya. terimakasih 🥰🙏🥰🥰
2021-06-03 13:27:43
0
user avatar
Sugarplum
Seru parahhh Relate banget sama kehidupan sehari-hari. Terus itu yang namanya Ares bisa dimusnahkan aja gak Thor? Ngeselin banget.
2021-06-02 17:25:09
5
user avatar
Mega Laurensia
Gimana caranya jadi Vela? Mau punya cowok kayak Ridan juga Thor.... ❤❤❤ Baper maksimal ahhh
2021-06-01 10:46:49
4
user avatar
DYHo
Hot hot hot!!! Baca berapa kali pun masih baper.
2021-05-31 19:01:30
4
  • 1
  • 2
  • 3
71 Kabanata
Bab 1. Malam yang Tak Biasa
“Akh! Sakit, Ridan! Pelan-pelan masuknya,” pekik Vela sembari meringis. Mata bulatnya kini melotot jengkel.“Ini pelan, kok. Sekarang, jangan gerak-gerak, ya! Tadi aku sudah masuk sedikit. Karena kamu bergerak, ini jadi keluar lagi,” timpal Eridan sambil tetap fokus dengan tangannya.
last updateHuling Na-update : 2021-02-12
Magbasa pa
Bab 2. Tak Dianggap
“Oma … Virgo datang!” sapa perempuan dengan perhiasan lengkap itu ceria. Berbeda dengan penyambutan terhadap Vela yang sangat tegang, senyum sang nenek kini malah terbentang lebar. Dengan penuh semangat, wanita tua itu menepuk-nepuk punggung cucu kesayangannya.“Cucu Oma yang paling cantik ini selalu saja penuh kejutan. Terima kasih, ya, sudah datang,” ucap sang nenek sukse
last updateHuling Na-update : 2021-02-12
Magbasa pa
Bab 3. Dipermalukan
Lengkung bibir Vela otomatis berubah datar. Ares merupakan orang yang paling ingin dihindarinya. Namun kini, perempuan itu tidak punya pilihan lain. Dirinya harus tetap sopan meski hatinya meminta pergi. Tanpa ia ketahui, Ridan juga sedang memasang tampang tak senang. Laki-laki itu sadar bahwa Ares bukanlah pria yang layak untuk sahabatnya. “Ini cowok yang mau dijodohkan denganmu?” bisik Ridan yang masih terdengar oleh Ares. “Kok, bisa?” &ldq
last updateHuling Na-update : 2021-02-13
Magbasa pa
Bab 4. Berduaan di Kamar
Vela terduduk lesu di kursi dekat meja rias milik sepupunya. Dengan kepala tertunduk dan bahu terkulai, perempuan itu hanya mampu menatap lantai. Tanpa sadar, setetes air mata bergulir menuruni pipinya.
last updateHuling Na-update : 2021-02-13
Magbasa pa
Bab 5. Ciuman Pertama
Vela membeku di hadapan Ridan yang berlutut memegangi tangannya. Dengan tampang minim senyum, sulit untuk memastikan apakah pria itu bercanda atau tidak. Namun dengan cincin bermata satu yang berkilauan di tangannya, lamaran itu tentu bukan main-main.“K-kenapa kamu tiba-tiba melamarku? Kamu dipaksa Oma?” tanya Vela dengan canggung. Tanpa diduga, Eridan menggeleng santai.
last updateHuling Na-update : 2021-02-14
Magbasa pa
Bab 6. Persoalan Seks
“Sekarang, kamu tahu caranya berciuman,” ujar sang pria dengan senyum usilnya. Mendengar gurauan itu, pelupuk Vela akhirnya kembali berkedip. “Apa yang baru saja kamu lakukan? Kamu menciumku? Itu ciuman pertamaku, Ridan,” omel perempuan itu seraya menutupi mulut dengan tangan.  Sangat disayangkan, bibir merah yang selalu dijaganya sudah tidak lagi suci. Sahabat terdekatnya telah menghancurkan fantasi indah Vela tentang ciuman p
last updateHuling Na-update : 2021-02-14
Magbasa pa
Bab 7. Obat Perangsang
“Karena aku cuma mau kasih keperawananku untuk laki-laki yang aku cinta. Prinsip itu masih sama, Ridan,” desah Vela mengharapkan pengertian. Sahabatnya pun terdiam sejenak.“Kamu melamarku … mengajak aku menikah bukan demi seks, kan? Hm?” tanya Vela dengan suara pelan. Selang keheningan sesaat, si calon suami akhirnya menghela napas panjang.
last updateHuling Na-update : 2021-02-14
Magbasa pa
Bab 8. Perbuatan Bejat Ares
Keanehan mulai terjadi pada tubuh Vela. Selain debar jantung yang meningkat drastis, rasa gerah juga menyerang tubuhnya. Perempuan itu kini bergerak-gerak gelisah. Sesekali, desah lirih berembus dari mulutnya.“Ada apa, Vela?” tanya Ares sok perhatian.
last updateHuling Na-update : 2021-02-15
Magbasa pa
Bab 9. Tak Tahan Lagi
“Ridan! Tolong aku! Ridan, Ridan!” teriak Vela yang tidak tahu harus meminta bantuan dengan cara apa. Ia bahkan tidak sempat berpikir untuk menjelaskan keadaan. Perempuan itu terlalu sibuk meronta-ronta, menghalangi Ares untuk merenggut kesuciannya. Sementara itu, pria yang mendengar namanya sontak terbelalak. “Vela?” gumam Ridan yang langsung merasakan adanya bahaya. Secepat angin yang berembus, ia menghampiri sumber suara. Begitu melihat sahabatnya sedang terdesak dalam keadaan setengah telanjang, tangan Ridan langsung terkepal erat. Tanpa membuang waktu, pria itu menarik Ares dari atas Vela. “Kurang ajar kau!” Buk! Sebuah pukulan pun mendarat pada rahang si pria bejat. Ares seketika terhuyung-huyung dan jatuh ke lantai. Bukannya merasa sakit atau bersalah, pria itu malah tertawa. “Aku sudah memasukimu, Vela. Aku berhasil merebutnya,” seru pria licik
last updateHuling Na-update : 2021-02-16
Magbasa pa
Bab 10. Melanggar Kontrak
Begitu membuka mata, Vela langsung disambut oleh sahabatnya. Alih-alih menjawab sapaan, perempuan itu hanya diam sembari bertanya-tanya. “Kenapa ada Ridan?” pikirnya heran.Tiba-tiba, bayangan wajah Ridan saat sedang menggarapnya melintas cepat. Sontak saja, Vela terbelalak dan beranjak dari tidur.
last updateHuling Na-update : 2021-02-17
Magbasa pa
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status