Share

Bab 10

Author: Musim Gugur
last update Last Updated: 2023-01-04 10:43:40
Pukul sepuluh malam hari, Tasya sudah tiba di rumahnya dan melihat sosok Reza yang duduk di sofa. Dia memutar bola matanya dan memberi kode melalui pandangan mata pada pelayannya yang tiba-tiba buru-buru naik ke lantai atas.

“Sini!” Lelaki itu bersandar pada punggung sofa dengan sebelah tangannya yang memegang sebuah buku. Detik selanjutnya Tasya tahu dia sudah tidak bisa menutupinya lagi. Lebih baik dia bersikap pura-pura tenang dan berjalan ke arah lelaki itu sambil bertanya,

“Om, kok belum tidur?”

Reza meliriknya dan berkata, “Pantasan begitu buru-buru mau cari guru les. Ternyata kamu ingin pergi berkencan? Sudah ada pacar?”

“Nggak!” sahut Tasya sambil menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

“Aku hanya jalan sama temanku.”

“Pacarmu itu teman kampus?” tanya Reza lagi dengan nada suara lebih berat.

Perempuan itu tahu kalau dia tidak bisa membohongi pamannya yang cerdik ini. Dia duduk di hadapan Reza dan berkata jujur,

“Iya, aku memang sudah ada pacar. Aku juga tahu kalau keluarga kita sedikit lebih berbeda. Tapi Om nggak boleh cari tahu tentang dia dan mengawasi kami. Aku hanya ingin menjalin hubungan normal saja. Om tenang saja, dia orangnya sangat baik, aku juga nggak pernah kasih tahu dia keadaan keluarga kita.”

Reza meletakkan bukunya dan mengambil cangkir teh. Dia menyesapnya dengan perlahan dan berkata, “Sudah semester enam, wajar sekali kalau kamu berpacaran. Om bisa saja nggak mencari tahu, tetapi kamu harus tahu batasan. Orang tua kamu nggak ada di rumah, Om harus bertanggung jawab atas dirimu.”

Tasya menyungging senyum lebar dan berkata, “Terima kasih banyak, Om! Aku tahu Om Reza yang paling baik!”

“Nggak perlu memuji! Cepat naik dan tidur,” ujar Reza sambil tertawa.

“Oh iya, Tandy sudah menerima temanmu itu untuk jadi guru les. Minggu depan minta dia tetap datang,” lanjut Reza lagi.

“Benarkah?” tanya Tasya dengan senyuman yang kian lebar. Dia mengeluarkan ponselnya dan berbalik sambil berkata, “Aku kasih tahu dia sekarang juga!”

Reza dapat mendengar suara Tasya dari bagian tengah tangga yang berkata, “Sonia, kamu sudah tidur?”

Sepertinya dari seberang telepon tengah mengatakan sesuatu dan membuat Tasya tertawa sambil berkata lagi, “Kata Om aku kamu ngajarnya bagus, jadi kamu tetap menjadi guru les Tandy. Setiap hari sabtu minggu pagi hari, gimana?”

Lelaki itu menunduk dengan kening berkerut. Sejak kapan dirinya pernah mengatakan perempuan itu bagus?

Tasya sudah naik ke lantai atas bersamaan dengan suara perempuan itu yang perlahan-lahan menghilang. Reza sendiri memutuskan untuk tidak mempermasalahkannya lagi dan melanjutkan kegiatannya membaca buku.

Hari senin siang Sonia berangkat kuliah bersama dengan Chenny. Mendadak mereka bertemu dengan sekelompok orang yang tengah berlari ke arah mereka. Lelaki yang berada di posisi paling depan terlihat tinggi dan tampan. Tatapan lelaki tersebut tertuju lurus pada sosok Sonia.

“Itu Andre!” seru Chenny sambil menarik lengan baju Sonia dengan antusias.

Sonia melirik bunga mawar yang ada di tangan lelaki itu dengan kening yang berkerut tanpa sadar. Dia berbalik dan hendak pergi dari sana, tetapi di depannya ada Melia dan kawan-kawannya yang lain. Raut wajah mereka terlihat sangat keruh dan tidak senang.

Melia menyukai Andre, tetapi Andre menyukai Sonia. Semua orang di Universitas Jeramba mengetahui rahasia umum ini. Dalam waktu singkat, lelaki itu sudah ada di depannya dan menatapnya dengan dalam.

“Sonia, aku menyukaimu. Jadilah kekasihku!” pinta lelaki itu dengan suara lembut.

Chenny terlihat jauh lebih girang dibandingkan Sonia yang menjadi pemeran utamanya. Dia tidak henti mencubit lengan Sonia dan melayangkan lirikan menggoda pada perempuan itu agar menyetujui permintaan Andre.

Keluarga Andre kaya raya, dia juga memiliki wajah yang tampan dan merupakan ketua senat di kampus. Lelaki sempurna seperti Andre menyukai Sonia selama tiga tahun lamanya, lalu apa lagi yang kurang?

Orang-orang di sekeliling mereka mulai berseru dan membantu Andre dengan sorakan, “Terima! Terima!”

Suara-suara tersebut menggema, seorang lelaki yang lewat di gedung seberang juga ikut melirikkan matanya ketika mendengar suara teriakan tersebut. Langkah kakinya melambat ketika mendapati bayangan yang tidak asing.

Sonia menarik napasnya dalam-dalam. Dulu dia terbiasa dengan mengabaikan seluruh orang dan memisahkan dunianya dengan yang lain. Selama beberapa tahun ini, dirinya berusaha keras untuk dapat beradaptasi.

Namun orang-orang tersebut justru mulai membuatnya terganggu. Sonia menatap Andre dan berkata dengan raut serius, “Aku nggak suka denganmu!”

Senyuman di bibir Andre berubah kaku, tetapi lelaki itu tetap tidak ingin menyerah. Masa kuliahnya sudah akan berakhir dan dia sudah tidak memiliki waktu lagi. Andre menekukkan lututnya tanpa ragu. Wajah tampannya terlihat penuh keyakinan sambil berkata,

“Sonia, jangan mengujiku lagi. Aku tahu kamu menyukaiku!”

Andre merasa tidak ada alasan bagi Sonia untuk tidak menyukai dirinya. Lelaki itu merasa Sonia hanya sedang jual mahal saja sehingga tidak menerima dirinya.

“Aku nggak mengujimu, aku benar-benar nggak menyukaimu,” sahut Sonia dengan wajah datar.

Andre mendongak dan menatap perempuan itu lurus-lurus. Semua orang di sekitarnya juga mulai sunyi dan terasa begitu mencekam. Lelaki itu bangkit berdiri dengan perasaan luar biasa malu.

Untuk pertama kalinya selama dirinya hidup, dia menyatakan perasaannya sendiri di depan umum. Harga diri yang sudah dia pertaruhkan sebelumnya tidak dihargai sama sekali oleh Sonia.

Andre merasa marah dan kesal. Lelaki itu berusaha sekuat tenaga menahan emosinya dan berpura-pura menganggap tidak ada apa pun yang terjadi. “Sonia, kalau kamu nggak suka dilihat begitu banyak orang, kita bisa cari tempat yang lebih sepi untuk berbicara.”

“Aku sudah bilang dengan sangat jelas!” sahut Sonia dengan penuh penekanan. Perempuan itu merasa kalau dia tidak suka, maka dia harus menolaknya dengan terang-terangan dan tanpa basa-basi.

Wajah Andre menggelap seketika. “Kamu benar-benar nggak suka denganku?”

“Nggak suka!” kata Sonia tanpa ada keraguan dari nada suaranya.

Mawar yang ada di tangan Andre jatuh ke lantai, wajah lelaki itu tampak menggelap dan memandangi Sonia dengan tajam. Mendadak dia melihat ke arah Melia dan berkata, “Kamu mau jadian denganku?”

Melia tercenung sesaat dan menggigit bibir bagian dalamnya. Dia berjalan ke arah lelaki itu dengan cepat dan bertanya, “Apa maksud ucapanmu?”

Andre menatap Sonia dan merangkul bahu Melia. Dia mengangkat dagu perempuan itu dan mengecupnya dengan dalam-dalam. Seluruh orang di sekitar menahan napas mereka. Hanya Sonia sendiri yang merasa bosan dengan kejadian di depannya. Dia berbalik dan berjalan pergi dari sana. Chenny yang ada di belakangnya juga ikut tersadar dan melangkah cepat mengikuti Sonia.

“Sonia!” seru Andre dengan suara lantang.

Langkah kakinya terhenti tanpa memutar kepalanya ke arah lelaki itu.

“Kalau kamu melangkah sekali lagi, aku jamin kamu bakalan menyesal!” ujar lelaki itu dengan mata memerah. Dia menatap Sonia dengan tajam seakan ingin menembus punggung perempuan itu. Sonia melanjutkan langkahnya tanpa ragu dan tidak menoleh lagi ke belakang.

Wajah Melia pucat pasi ketika mendengar seruan lelaki itu. Dia mendorong lengan Andre dan berseru, “Kamu anggap aku apa?!”

Setelah mengatakan kalimat tersebut, tatapannya beralih ke arah Sonia dan berlari menghampiri perempuan itu.

Di lantai tiga, Reza berdiri dengan kedua tangannya yang berada di balik saku celana. Wajah lelaki itu terlihat datar ketika melihat pertunjukan yang ada di depannya ini.

“Reza!” seru Pak Santo dan berjalan menghampirinya.

“Kenapa kamu berdiri di sini? Masuk ke dalam, biar aku buatkan teh yang enak!” lanjut lelaki itu lagi.

Tatapan Reza menyapu perempuan yang sudah melangkah cukup jauh. Setelah itu dia tersenyum tipis dan berkata, “Di dalam sedikit pengap, jadi aku keluar buat cari angin.”

“Tadi ada sedikit urusan yang harus aku selesaikan. Kita bicara di dalam saja,” kata Pak Santo sambil mempersilakan Reza masuk ke ruang kerjanya.

Andre yang berada di lantai bawah terlihat berbalik pergi dengan emosi menggebu. Kepergian lelaki itu membuat orang-orang lainnya juga membubarkan diri. Chenny menoleh ke belakang dan melihat punggung Andre dengan sorot kecewa.

“Apa yang kamu pikirkan? Andre itu tertarik padamu, tapi kamu justru menolaknya. Kamu suka sama siapa? Kalau Andre benar-benar pacaran dengan Melia, kamu akan menyesal!” kata Chenny dengan nada kesal.

Sonia terlihat pasrah dan berkata, “Aku benar-benar nggak suka dengan dia. Apa aku harus menerimanya meski aku nggak suka dengannya?”

“Terus kamu sukanya sama siapa?”

“Nggak suka siapa pun,” jawab Sonia setelah diam sejenak.

Chenny hanya mendelik dan bersungut-sungut mendengar jawaban perempuan itu. “Aku pikir kamu bakalan bilang suka denganku!”

Ucapan Chenny membuatnya terkejut dan berkata, “Hari ini kamu lupa bawa sesuatu karena terlalu buru-buru keluar?”

“Lupa bawa apa?”

“Lupa bawa urat malu!”

Chenny mencubit lengan Sonia dan berseru, “Dasar! Aku bilang begini demi kebaikanmu, tapi kamu berani ngatain aku!”

Keduanya cekikikan dan berlarian di koridor. “Sudah! Kita sudah mau telat masuk kelas berikutnya!”

 

Related chapters

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 11

    Dosen pelajaran bahasa asing kali ini berasal dari luar negeri dengan wajah yang tampan. Chenny kerap bilang padanya kalau dosennya yang ini merupakan sosok idamannya yang sempurna.Saat masuk ke dalam kelas, banyak mata yang memandang Sonia. Sepertinya mereka semua sudah melihat atau mendengar apa yang baru saja terjadi di lantai bawah. Tatapan semua orang terlihat ada yang kagum, menertawakan bahkan ada yang meremehkan sikap Sonia.Tidak ada perubahan ekspresi yang berarti di wajah perempuan itu. Dia dan Chenny memilih tempat duduk dan mengeluarkan peralatan kuliahnya sambil fokus mendengarkan pelajaran.Setelah jam kuliah tersebut telah selesai, Chenny memanfaatkan kesempatan untuk bertanya pada sang dosen agar bisa mendekatkan dirinya dengan lelaki itu. Sedangkan Sonia hanya duduk di tempatnya sambil menunggu perempuan itu.Sekitar sepuluh menit kemudian, tidak ada tanda-tanda Chenny yang akan menyudahi kegiatannya. Sonia memutuskan untuk berdiri dan pergi ke toilet dulu. Ketika di

    Last Updated : 2023-01-04
  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 12

    Chenny menunggu Sonia di lantai bawah ruangan Santo. Melihat perempuan itu keluar, dia langsung bergegas menghampirinya dan bertanya, “Gimana? Petugas konseling ada bilang mau menghukum kamu, nggak?”Sonia yang mengenakan tas sandang hanya memegang dua tali tas yang menggantung di samping tubuhnya sambil menjawab dengan nada santai, “Kenapa harus menghukumku? Aku hanya sedang melindungi diri!”Chenny menatapnya dengan tidak percaya dan berkata, “Melia patah tulang dan papanya datang dengan emosi yang begitu membludak. Memangnya dia bisa diam saja?”“Pokoknya sudah beres!” sahut Sonia sambil tertawa lebar.Walaupun Chenny masih merasa ragu dan curiga, dia juga merasa lega. Perempuan itu mengikuti langkah Sonia keluar dari area universitas sambil berceloteh ria.“Salah aku juga, coba kalau aku nggak nempelin pangeranku, kita sudah balik dari tadi! Nggak akan ada kejadian seperti ini.”Dengan santai Sonia berkata, “Melia sudah mempersiapkan semuanya. Siapa tahu dia menungguku di suatu tem

    Last Updated : 2023-01-04
  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 13

    Akhirnya Sonia tahu alasan dibalik berhentinya para guru les bocah lelaki itu. Anak keluarga orang kaya tidak bisa diajar dengan menggunakan kekerasan. Jika dengan ucapan nasihat, maka mereka akan protes kita cerewet. Kalau membujuknya dengan ucapan manis, maka akan dikatakan kekanakan. Rasa tidak berdaya seperti itu membuat siapa pun akan menyerah.Sonia bangkit dan melihat anak panah yang tergeletak di atas meja. Dia melirik papan panah kemudian melayangkan anak panah dalam satu gerakan dan mendarat tepat di bagian tengah!Ketika anak panah ketiga masih mengenai bagian tengah papan panah, Tandy mengangkat wajahnya dan menatap dia dengan raut terkejut. Sonia mengambil anak panah dengan kedua tangannya, setelah itu dia melayangkan anak panah tanpa melihatnya di waktu yang bersamaan.Kedua anak panah tersebut melayang dengan kecepatan yang sama. Dua buah anak panah tersebut menjatuhkan anak panah yang sebelumnya tertancap dan menggantikannya berada di posisi bagian tengah papan.Tandy b

    Last Updated : 2023-01-04
  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 14

    ”Hmmm? Aku nggak ketawa,” ujar Sonia dengan ekspresi bingung.Reza mengangkat alisnya dan bertanya, “Kamu takut sekali denganku? Kamu itu temannya Tasya dan guru lesnya Tandy. Kamu boleh ikut mereka panggil aku Om. Biasanya aku selalu penuh toleransi terhadap orang yang menjadi juniorku.”Sonia semakin ingin terbahak, tetapi dia berusaha tetap bersikap tenang dan mengangguk berkata, “Ok.”Mata Reza menatap wajah perempuan di sampingnya sekilas, kemudian mengarah ke depan dan berkata lagi, “Lain kali kalau ketemu Hana lagi, kamu nggak perlu peduliin dia.”“Dia menutupi jalanku,” jawab Sonia membela diri.“Bukannya kamu pintar menendang orang?” balas Reza.Sonia mengangkat alisnya dan bertanya balik, “Hana juga boleh ditendang?”“Tentu saja! Kamu tendang saja sesuka hatimu, biar aku yang urus,” jawab Reza dengan nada datar.Kedua alis Sonia terangkat lagi ke atas. Kalimat tersebut menunjukkan sikap dan karakter lelaki itu dalam menyelesaikan sebuah masalah. Mungkin Reza menyadarinya dan

    Last Updated : 2023-01-04
  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 15

    Suara lelaki itu terdengar sangat ringan dan juga hangat seperti mentari di musim semi. Terasa begitu sejuk dan juga nyaman. Sonia berbalik dan memandangi lelaki asing itu dengan tatapan tidak mengerti.Lelaki itu maju dua langkah sambil menatap Sonia. Sebersit sorot cahaya melintas di mata lelaki itu.“Meski nggak harus bayar dengan sesuatu yang berharga, setidaknya traktir makan juga nggak masalah, bukan?”Setelah mengatakan kalimat itu, dia mengulurkan tangannya dan berkata, “Kenalan dulu, namaku Melvin.”Sonia memandangi telapak tangan di hadapannya tanpa membalasnya, kemudian dia berbalik pergi begitu saja. Melvin melongo terkejut di tempatnya dan bergegas mengejar langkah perempuan itu.“Hei! Kamu nggak ngerti apa yang aku katakan?”Langkah Sonia berhenti dan menatapnya sambil menjawab, “Ngerti, tapi kamu nggak butuh traktiran aku. Tanpamu aku juga bisa membereskan masalah tadi seorang diri. Nggak perlu saling kenalan juga, aku harus segera masuk kelas.”Setelah mengatakan kalima

    Last Updated : 2023-01-04
  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 16

    Sonia berjalan lurus ke arah mobil Melvin. Akan tetapi dia tidak mengambil bunga-bunga mawar segar itu, melainkan langsung membuka pintu di posisi kemudi dan menekan tombol kunci. Setelah itu dia menghidupkan mesin dan melajukan mobil tersebut ke arah jalan raya.Gerakan tersebut membuat seluruh orang yang melihatnya tampak tercengang di tempat termasuk Melvin. Senyuman di wajah lelaki itu perlahan-lahan berubah kaku. Dia tidak menyangka bahwa Sonia tidak mengambil bunganya, tetapi dia membawa bunga beserta mobilnya juga.Saat ini dia berdiri di tengah kerumunan dengan tangan yang masih menggenggam satu tangkai bunga dan menjadi pusat perhatian semua orang. Wajahnya menggelap dan terlihat sangat emosi. Untuk sekarang dia ingin sekali mencekik leher Sonia hingga perempuan itu kehabisan napas.Sebenarnya orang seperti apa yang Hana minta dirinya taklukin? Pantas saja perempuan itu rela kehilangan uang ratusan triliun. Apakah Hana sengaja mempermainkan dirinya?Semua orang yang ada di san

    Last Updated : 2023-01-04
  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 17

    Keesokan harinya, Melvin sudah menebak waktu Sonia keluar dari toko mie. Dia memberikan kode pada beberapa orang anak buah yang ada di belakangnya dan memberikan perintah, “Lakukan dengan maksimal dan terlihat asli.”Beberapa anak buahnya yang sedang menyamar menjadi preman biasa tampak mengangguk mengerti dan berjalan menuju toko mie. Melvin bersandar pada tiang beton sambil merokok. Sekitar sepuluh menit kemudian, dia mematikan puntung rokoknya dan berjalan masuk dengan gerakan santai.Sekarang merupakan jam makan para mahasiswi kampus, oleh karena itu anak buahnya membawa Sonia ke tempat yang lebih terpencil. Setelah melewati beberapa tembok tinggi, suara ribut mereka nantinya akan tersamarkan.Melvin bisa membayangkan keadaan Sonia dengan baju yang berantakan dan tengah tergeletak tidak berdaya di tanah. Di saat perempuan itu tengah merasa putus asa, dia akan muncul bagaikan seorang pahlawan. Sonia akan memandangnya dengan mata berbinar dan penuh harus serta rasa terima kasih.Untu

    Last Updated : 2023-01-04
  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 18

    Kebetulan Reza juga ada urusan sewaktu Sonia pergi, jadi Reza sekalian mengantar Sonia ke pusat kota. Sonia masih merasa tidak nyaman harus berduaan dengan Reza di tempat yang sempit dan tertutup, makanya dia sering kali buang muka berpura-pura melihat pemandangan.Begitu mobil memasuki jalan raya beraspal, Reza fokus melihat ke depan sambil membuka pembicaraan dengan Sonia, “Melvin lagi dekatin kamu, ya?”“Eh?”Spontan Sonia langsung menoleh ke arah Reza karena dia terkejut bahwa ternyata Reza juga sudah tahu.“Waktu itu aku lihat dia ngasih kamu bunga di depan Jembara University.”“Ooh, iya!”“Sebelum kamu pertimbangkan mau sama dia atau nggak, aku masih kasih tahu satu hal. Dia itu sepupunya Hana. Mamanya Hana itu tantenya Melvin,” tutur Reza lirih.Ternyata … seperti itu ceritanya!“Aku nggak tahu si Melvin itu beneran suka sama kamu atau nggak, tapi aku rasa aku punya tanggung jawab untuk kasih tahu hal ini ke kamu. Tapi, soal kamu masih mau sama dia atau nggak, itu keputusan kamu

    Last Updated : 2023-01-04

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1831

    Ranty mengira Jemmy jatuh sakit. Dia segera melakukan panggilan video dengan Sonia. Setelah melihat Jemmy baik-baik saja, Ranty pun baru merasa tenang.Ranty mengeluarkan suara manjanya. “Kakek, aku akan segera menikah. Apa Kakek akan hadir?”Jemmy tersenyum ramah. “Tentu saja! Kakek pasti akan hadir!”“Serius?” Ranty sudah mengutus anggotanya untuk mengirim undangan kepada Jemmy. Hanya saja, lantaran khawatir Jemmy tidak ingin meninggalkan Kota Atria, dia juga tidak menelepon Jemmy. Saat ini ketika mendengar Jemmy bersedia menghadiri resepsi pernikahannya, Ranty benar-benar merasa gembira.“Tentu saja. Mana mungkin aku tidak menghadiri resepsi pernikahanmu? Aku bahkan sudah mempersiapkan hadiah untukmu!” balas Jemmy dengan tersenyum.“Nggak usah bawa hadiah. Aku sudah cukup gembira dengan adanya kehadiran Kakek!” Ranty berbincang-bincang beberapa saat dengan Jemmy, lalu mendesak Sonia untuk segera kembali. Tidak lama kemudian, panggilan diakhiri. Ranty berkata pada Matias dengan penu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1830

    Johan tersenyum dingin. “Aku hanya khawatir kondisi di sana di luar kendalimu!”Frida memelototi Johan tanda kesal. “Apa kamu bisa bicara bagus-bagus? Kalau kamu nggak mau bicara, nggak ada yang paksa kamu, kok!”Hati Johan terasa penat. Dia pun pergi ke balkon untuk menghirup udara segar. Jika tahu akan seperti ini, Johan juga tidak akan berdoa meminta kedatangan misi!Frida bertanya, “Sebelumnya kamu itu bawahannya Pemimpin. Apa identitasmu nggak bakal terbongkar kalau kamu ke sana sekarang?”Sonia berkata dengan datar, “Tenang saja nggak akan terbongkar. Nggak banyak yang pernah melihat wajah asliku. Orang yang pernah bertemu denganku sudah hampir kubunuh semuanya.”Frida bertanya, “Kapan kamu akan mulai beraksi?”“Setelah resepsi pernikahan Ranty. Sebelumnya pernikahan Ranty dibatalkan karena aku. Aku nggak ingin menunda resepsinya lagi.”Frida mengangguk. “Apa kamu butuh bantuanku?”“Ada!” balas Sonia, “Besok aku mesti pulang ke Kota Atria. Kamu temani aku nginap dua malam di sana

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1829

    Setelah kembali ke kamar, Frida merasa ada yang aneh dengan ekspresi Johan. Keningnya spontan berkerut. “Kenapa? Apa kamu nggak berstamina?”Tatapan Johan masih tertuju pada layar ponselnya. Beberapa saat kemudian, dia baru menatap Frida dengan kening berkerut. “Bos terima misi baru. Coba kamu lihat!”Frida mengambil ponselnya. Ekspresinya seketika menjadi serius. Dia membuang ponsel ke samping, lalu pergi mencari pakaian. “Kita pergi cari dia!”Johan langsung menuruni ranjang dan mengenakan pakaiannya dengan cepat. Tanpa berbasa-basi, dia mengambil kunci mobil untuk keluar rumah.Cuaca pada malam hari ini agak dingin. Johan mengebut kencang melintasi jalan raya Kota Jembara. Setibanya di Kompleks Anggrek, Frida menghubungi Sonia.Sonia juga tidak terkejut ketika menerima panggilan dari Sonia. Dia berkata dengan datar, “Ayo, naik!”Saat ini, Sonia sedang menunggu kedatangan mereka di depan lift. Sonia tidak langsung membawa mereka ke rumah, melainkan membawa Frida ke rumah seberang. So

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1828

    Saat film diputar setengah, tiba-tiba muncul simbol notifikasi Aquila di ponsel Sonia. Tatapannya seketika menjadi ingin. Dia mematikan televisi, lalu menginput kata sandi untuk memasuki aplikasi Aquila.Ketika melihat sayap elang berwarna hitam, Sonia menyipitkan matanya, lalu membuka misi rahasia itu.Setelah membaca semuanya, Sonia merenung sembari berjalan ke ruang baca. Dia mengambil ponsel lainnya, lalu memasukkan enam digit kata sandi. Setelah itu, terdengar bunyi panggilan. Beberapa detik kemudian, panggilan tersambung, lalu terdengar suara seorang pria, “Apa sudah terjadi sesuatu?”Sonia membalas, “Aku menerima misi baru, tapi kali ini aku punya persyaratan!”“Katakanlah!”“Setelah aku menyelesaikan misi ini, aku harap Pemimpin bisa mundur.”Orang di ujung telepon terdiam sejenak, lalu berkata, “Pemimpin punya misinya sendiri, tapi kami juga sudah hampir satu bulan tidak bisa menghubunginya. Hidup matinya masih belum diketahui. Aku juga tidak bisa menyetujui janjimu.”Sonia be

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1827

    Pretty melihat Sonia dengan tidak berdaya. Dia sungguh kehabisan akal.…Hari ini tim produksi diwakili oleh Rafael, yang baru saja diangkat sebagai manajer umum perusahaan. Dia adalah putra dari pemilik perusahaan, yang baru kembali dari studi di luar negeri.Rafael memegang gelas anggur. Tatapannya terus tertuju ke suatu arah di aula pesta. Orang di sebelahnya mengikuti arah pandangannya dan berkata dengan tersenyum, “Apa kamu tertarik sama pemeran utama wanita? Tapi si Pretty bukan bintang biasa. Lebih baik kamu jangan mengganggunya!”“Pretty?” Tatapan Rafael semakin berkilauan. Dia berbisik, “Yang pakai pakaian warna biru?”Orang yang berbicara tadi melihat ke arah pandang Rafael, lalu langsung menggeleng. “Bukan, yang itu aku tidak kenal!”Hati Rafael bergejolak ketika melihat anak perempuan itu. Dia berjalan ke samping Teddy, lalu bertanya dengan berlagak santai, “Aku merasa asing dengan wanita berpakaian biru itu. Apa dia itu pemeran dalam syuting kali ini?”Teddy melihat sekila

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1826

    Sonia mengantar Reza keluar rumah. Setelah melihat mobil Reza semakin menjauh, dia baru kembali ke dalam gedung. Sonia membereskan sedikit barangnya, lalu pergi ke lokasi syuting.Setibanya di lokasi syuting, Sonia menerima pesan masuk dari Reza. Dia sudah check-in penerbangan menuju Lonson. Sonia berpesan kepada Reza supaya bekerja dengan tenang, tidak perlu mengkhawatirkannya.Sudah tidak ada pekerjaan apa-apa di dalam lokasi syuting. Sonia menyusun semua dokumennya, lalu mengobrol dengan Darren dan Amelia.Setelah menyelesaikan syuting adegan terakhir, Pretty berlari ke sisi Sonia. Tanpa memedulikan orang-orang di sekitarnya dan citranya sebagai seorang idola, dia langsung merentangkan tangan dan memeluk Sonia. “Sonia, aku nggak rela berpisah sama kamu. Kalau filmku yang selanjutnya juga syuting di Jembara, kamu mesti jadi desainerku, ya.”Selain Reza, Sonia tidak terbiasa untuk berhubungan terlalu dekat dengan orang lain. Dia menahan dirinya untuk tidak mendorong Pretty, kemudian b

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1825

    Tidak peduli bagaimana Tandy menidurkan Yana, Yana masih tidak mengantuk. Setelah semuanya bubar, Yana pun melambaikan tangannya kepada Tandu dengan tidak rela. “Sampai jumpa, Kak!”Sonia memuji Tandy, “Aku nggak menyangka kamu bisa main sama anak kecil.”Tandy menunjukkan ekspresi dewasanya. “Biasa saja. Tidak sulit untuk bermain dengan anak kecil seperti dia!”…Setelah keluar dari Nine Street Mansion, saat hendak memasuki mobil, Sonia menepuk-nepuk pundak Tasya, lalu berkata dengan datar, “Pikirkan lagi. Kalau sebuah hubungan membuatmu terasa tersiksa, sudah seharusnya kamu melepaskannya!”Tasya memalingkan kepala dengan syok. Ketika melihat tatapan Sonia, hatinya terasa pilu. Dia hampir saja menangis. Tasya langsung menunduk. “Aku mengerti!”“Semuanya akan berlalu!”“Emm!” Tasya dan Sonia saling berpelukan. Dia membalikkan tubuhnya hendak memasuki mobil.…Sesampainya di rumah, Reza memandikan Sonia. Dia membiarkan Sonia untuk berbaring di atas ranjang, lalu mengoleskan krim di tub

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1824

    Semua orang spontan tertawa. Ranty pun berkata, “Apa yang kamu katakan sebelumnya? Jujur atau tantangan? Kak Jason, silakan hukum mereka!”Jason bertanya pada Tiffany, “Jujur atau tantangan?”Tiffany hanya kenal dengan Sonia. Dia tidak ingin membocorkan masalah pribadinya di hadapan orang banyak. Setelah berpikir sejenak, dia pun berkata, “Tantangan!”Jason juga sudah menebak bahwa Tiffany akan memilih tantangan. Dia langsung berkata, “Gampang! Berhubung kamu dan Bondan kalah dalam ronde kali ini, kalian ciuman sekali!”Bondan segera berkata, “Tidak! Ganti yang lain. Minum, push up, sit up, apa pun boleh!”Jason tersenyum malas. “Kamu yang menang atau aku? Aku tidak mau ganti, yang itu saja!”Ranty juga ikut meramaikan. “Ayo, yang cepat! Permintaan kami juga nggak keterlaluan!”Kelly dan Sonia hanya menyaksikan dari samping. Johan dan yang lainnya mulai berkata.“Tuan Bondan, kamu tidak mengakui kekalahanmu, ya!”“Iya, dulu kamu tidak pernah ragu-ragu!”“Dia itu kekasihmu. Apa yang kam

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1823

    Tandy ingin ikut meramaikan, tetapi dia malah diusir oleh Jason. “Ngapain anak kecil main kartu? Kamu jaga Yana sana!”Tandy menggendong Yana pergi dengan ekspresi kesal. Yana sungguh menyukai Tandy. Dia pun terus mencubit wajah Tandy dan memanggilnya, “Kak, Kak!”Jason bertanya bagaimana peraturan permainannya.Kelly mengusulkan untuk bermain seperti waktu itu, diberi stempel kura-kura pada yang kalah.Tiffany pun berkata dengan tersenyum, “Kita juga bisa main jujur atau tantangan, kemudian diberi sedikit hukuman. Orang yang menang diperbolehkan untuk memberi hukuman!”Bondan menimpali, “Boleh juga!”Reza menunjukkan ekspresi acuh tidak acuh. “Kalian bahas sendiri. Lagi pula semua itu juga untuk kalian!”Jason mengangkat-angkat alisnya. “Maksudmu, kamu dan Sonia tidak akan kalah?”“Tentu saja!” Reza menunjukkan ekspresi arogannya. “Aku dan Sonia tidak pernah kalah!”Jason merasa kesal. “Kalian ngomongnya seolah-olah kalian berdua itu sangat kompak!”Ranty menyipitkan matanya. Sepertin

DMCA.com Protection Status