Share

Bab 4

Author: Musim Gugur
Reza menyuruh Robi menyelidiki wanita yang melompat keluar jendela hari itu, jadi Robi pun segera mengecek rekaman CCTV di Celestial Hotel

Namun anehnya, rekaman dari pukul tujuh sampai pukul sembilan tidak ada. Petugas keamanan di Celestial Hotel bahkan tidak dapat menjelaskan mengapa bisa begitu. Mereka hanya menduga bahwa internet mungkin sempat terputus pada waktu itu.

Namun, Robi berhasil menemukan seseorang dari rekaman CCTV itu. Siska Dayanti.

Siska Dayanti adalah seorang aktris yang tidak terlalu terkenal. Dia memiliki image yang polos dan lembut. Dia tidak pernah naik daun. Dari rekaman CCTV itu, bisa dilihat bahwa dia memasuki Celestial Hotel pada pukul 6:50 kemarin malam dan berjalan ke arah Paviliun Lotus. Setelah itu, rekaman CCTV-nya kosong untuk beberapa waktu, sehingga mereka tidak bisa melihat wanita itu pergi ke kamar yang mana.

Pada pukul 9.05, manajer Siska muncul di lantai bawah Paviliun Lotus sambil memapahnya. Satu kaki Siska terkulai lemas dan ekspresinya kesakitan. Dia tampak terluka.

Karena rekaman CCTV-nya lagi-lagi kosong setelah itu, Robi tidak bisa melihat mobil apa yang dinaiki Siska untuk meninggalkan Celestial Hotel. Jadi, dia menghabiskan banyak waktu untuk mencari tahu Siska masuk rumah sakit yang mana. Kaki kirinya dioperasi semalam.

Robi juga sudah mengecek laporan medisnya. Kakinya terluka karena terjatuh.

….

Malam hari di rumah sakit afiliasi Jembara University.

Di kamar VIP 706, seorang wanita berbaring di ranjang rumah sakit sambil mengepalkan kedua tangannya bersama. Dia menatap Reza yang ada di sofa seberangnya dengan sedikit cemas, “Pak Reza, sebenarnya ada apa?”

Reza memandangnya dan berkata dengan datar, “Bagaimana kakimu bisa patah?”

Salah satu kaki Siska dipasangi gips. Matanya membesar ketika mendengar pertanyaan pria itu dan dia berkata dengan suara rendah, “Apa ini ada hubungannya dengan Pak Reza?”

“Kamu nggak perlu menyembunyikan apa-apa. Aku sudah menyuruh orang untuk mengecek rekaman CCTV-nya. Semalam sekitar jam Sembilan, manajer kamu memapahmu pergi dengan mobil. Kakimu sudah patah saat itu. Kamulah orang yang melompat dari kamarku malam itu. Iya, ‘kan?” Nada bicara Reza dingin seperti biasanya.

Karena menyangkut privasi para tamu, Celestial Hotel tidak memasang kamera CCTV yang menghadap jendela kamar, jadi mereka tidak bisa melihat Siska melompat dari tempat yang mana. Tapi, gerak-geriknya dalam video itu sesuai dengan apa yang terjadi tadi malam.

Siska tertegun, mengangkat kepalanya dan menatap Reza. Ekspresinya masih terlihat kebingungan, tetapi otaknya sudah mulai berputar.

Manajer yang berdiri di sebelahnya tidak bisa menyela perkataannya, dan tidak berani melakukan apa-apa.

Reza menyilangkan kakinya dan berkata dengan lembut, “Kamu nggak perlu takut. Seperti yang aku katakan, kamu sudah membantuku, jadi aku akan memberimu ganti rugi!”

Robi meletakkan sebuah kartu di atas meja, lalu berkata dengan wajah serius, “Ada 20 miliar di kartu itu. Jangan pernah ungkit apa yang terjadi semalam lagi.”

Siska menggigit bibir bawahnya, diam untuk beberapa saat, kemudian berkata, “Aku nggak mau uang. Aku melakukannya dengan sukarela waktu itu. Pak Reza juga jangan khawatir. Aku nggak akan mengatakannya pada siapa pun.”

“Aku selalu menepati janjiku. Kalau kamu nggak mau uang, kamu bisa meminta yang lain,” kata Reza.

Siska melihat manajernya memberi isyarat mata padanya. Dia mengepalkan tangannya erat dan berkata dengan hati-hati, “Aku nggak mau apa-apa. Kalau Pak Reza merasa aku pantas, Bapak bisa menganggapku sebagai teman.”

Reza memotong perkataannya dengan nada dingin, “Menurutku, kamu lebih baik mengajukan permintaan yang lebih realistis!”

Wajah Siska tiba-tiba menjadi pucat, ekspresinya kaku dan malu. Dia berpikir sejenak dan berkata, “Aku nggak ingin bekerja untuk perusahaanku yang sekarang lagi. Apa Pak Reza punya solusinya?”

Reza jeda sejenak, “Apa kamu mau menjadi aktris di bawah naungan Victor Entertainment yang merupakan perusahaan milik Herdian Group.”

Mata manajer Siska langsung berbinar. Victor Entertainment adalah perusahaan hiburan terbaik di negara ini. Mereka telah melahirkan banyak artis papan atas. Kalau Siska masuk ke Victor Entertainment, dia tidak perlu khawatir kekurangan job!

Siska mengangguk dengan tatapan lembut, “Terima kasih, Pak Reza!”

Reza bangkit, “Aku akan menyuruh Thomas dari Victor Entertainment untuk menghubungimu dan membicarakan masalah kontrak. Dia juga akan menyelesaikan masalah pelanggaran kontrak dengan agensi lamamu dan membayar ganti ruginya.”

Siska mengucapkan terima kasih lagi. Suaranya lembut, ditambah lagi dengan wajahnya yang pucat karena cedera, dia terlihat sangat menawan.

Ketika mau pergi, Reza tiba-tiba menoleh dan bertanya, “Mengapa kamu pergi ke kamarku semalam?”

Siska tertegun sejenak, lalu cepat-cepat berkata, “Aku awalnya mau ke kamar sebelah untuk audisi, tapi salah masuk kamar.”

….

Setelah Reza pergi, Siska masih belum bisa mencerna percakapan barusan. Dia tentu mengingat dengan jelas apa yang terjadi tadi malam.

Dia audisi untuk sebuah drama baru. Asisten sutradara memintanya pergi ke Celestial Hotel untuk membahasnya secara mendetail. Ketika dia memasuki ruangan, dia mendengar pelayan mengatakan bahwa kamar sebelah adalah kamar suite khusus untuk Reza. Dia sempat mengamati kamar itu dua kali.

Dia menunggu di kamar sebelah kamar Reza selama hampir satu jam dan asisten sutradara masuk dalam keadaan mabuk.

Mau bahas tentang drama apa? Pria itu jelas-jelas ingin memanfaatkan kesempatan untuk melecehkannya.

Dia lebih baik mati daripada diperlakukan seperti itu. Dia melawan untuk waktu yang lama, akhirnya bersembunyi di bawah jendela, lalu menutup matanya dan melompat turun.

Sebelum Reza datang, manajer sedang menegurnya di ruangan. Kalau dia ingin memiliki karir yang bagus dalam dunia hiburan ini, jangan pernah berpikir untuk tidak dinodai sedikit pun!

Manajernya juga baru mencerna apa yang baru saja terjadi, “Pak Reza salah mengenali orang? Apa nggak masalah kalau kita membohonginya seperti ini?”

Wajah Siska sepucat salju. Dia menggenggam selimutnya dengan erat, “Kalau nggak, memangnya aku mau tidur dengan asisten sutradara yang kayak babi gemuk itu?”

Bisa tanda tangan kontrak dengan Victor Entertainment merupakan hal yang sangat menggiurkan baginya. Yang membuatnya lebih bersemangat adalah, dia jadi memiliki hubungan dengan Reza!

Keluarga Herdian mengendalikan perekonomian Jembara, bahkan seluruh Cendania, mulai dari pemerintah hingga bisnisnya, keluarga Herdian yang membuat keputusan akhir. Kalau dia bisa disukai oleh Reza, maka dia tidak akan perlu khawatir tentang apa pun lagi!

Tuhan telah mengaturnya jadi seperti ini, jadi mengapa dia harus menolaknya?

Dia memikirkan bagaimana dia bisa menginjak-injak semua orang yang memandang rendah dirinya dulu, memikirkan bagaimana orang-orang yang selama ini berada di atas akan datang untuk menjilatnya. Apa salahnya dia mencoba?

Dia juga tidak takut asisten sutradara itu akan membongkar kebohongannya. Malam itu, pria itu sangat takut karena dia tiba-tiba melompat ke bawah. Saat ini, pria itu pasti berharap semua itu tidak ada hubungannya dengannya!

Reza keluar dari rumah sakit, masuk ke dalam mobil dengan ekspresi muram. Dia tidak menyangka wanita malam itu adalah seorang aktris muda. Orangnya juga cantik. Tapi, entah mengapa dia merasa gelisah dan kecewa dalam hati.

Mungkin karena perasaan gelisah dan kesal itu, makanya dia jadi tidak tertarik lagi dengan masalah bagaimana wanita itu menghinanya dengan uang dua ratus ribu. Dia tidak ingin memperpanjang hal ini, hanya ingin mengakhirinya secepat mungkin.

….

Hari Sabtu. Setelah kelas terakhir di pagi hari, Sonia pergi ke rumah keluarga Dikara.

Kediaman keluarga Dikara terletak di Kompleks Vila Herb Blossom Kota Saban. Tidak ada bus yang menuju ke sana, jadi dia hanya bisa naik taksi.

Ketika tiba di rumah keluarga Dikara, jam sudah menunjukkan pukul sebelas. Langit mendung, kelihatannya akan turun hujan. Bi Umi membuka pintu. Melihat Sonia yang datang, dia langsung berkata, “Non Sonia sudah pulang.”

Sonia mengangguk kecil, mengganti sepatunya dengan sandal rumah dan berjalan masuk.

Sikap Bi Umi tidak ramah, tapi juga tidak kasar, “Bapak pergi dengan Ibu, mungkin akan pulang sebentar lagi. Non Sonia duduk dulu saja.”

“Apa Kak Sonia yang datang?” Terdengar suara dari lantai atas. Setelah itu, seorang gadis bergegas menuruni tangga dengan senyum di wajahnya yang cantik. Gadis itu segera menghampiri Sonia, “Kak, kenapa baru datang sekarang? Aku sudah tunggu dari pagi.”

Sonia menyapanya sambil tersenyum, “Stella.”

Bi Umi tersenyum pada Stella Dikara dan berkata, “Non, snack sudah selesai dibuat di dapur. Non mau yang rasa blueberry mousse atau cokelat?”

“Nanti saja, Bi Umi kerjain yang lain dulu saja. Aku akan berbicara sebentar dengan Kak Sonia.” Stella tersenyum manis.

“Oke!” Bi Umi menjawab dengan hormat. Sebelum pergi, dia melirik Sonia satu kali, kemudian berbalik badan dan pergi ke dapur.

Stella baru saja potong rambut. Dia memegang gunting tajam di tangannya, kemudian menghadap ke samping untuk memperlihatkannya ke Sonia, “Mama mengajakku untuk menemaninya ke salon pagi-pagi sekali tadi, bersikeras untuk menyuruhku ganti model rambut. Menurut Kak Sonia bagus, nggak?”

Sonia mengangguk, “Bagus.”

Stella menyentuh rambut di bawah telinganya, “Aku dari tadi bercermin terus, entah mengapa merasa potongannya nggak bagus. Aku sampai memotongnya sendiri lagi, tapi masih belum puas. Kak Sonia tolong bantu potong, dong.”

Sonia melihat gunting yang disodorkan padanya, mengambilnya, dan bertanya, “Yang mana?”

“Di pangkal telinga sini. Aku akan memegangnya dan Kak Sonia potong, ya.” Stella menoleh ke samping, sedikit memiringkan kepalanya, dan menunjuk ke sehelai rambut di bawah pangkal telinganya.

Sonia mengambil gunting dan hendak memotong tempat yang ditunjuk Stella barusan, tetapi dia tiba-tiba mendengar suara ketakutan dari pintu, “Sonia, apa yang sedang kamu lakukan!”

Related chapters

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 5

    Wanita yang berbicara itu bergegas menghampiri mereka. Bunga di tangannya langsung dipakai untuk memukul Sonia, mendorong Sonia dengan keras. Kemudian, wanita itu menarik Stella ke dalam pelukannya.Reviana memeriksa tubuh Stella dengan cemas, “Ada yang terluka, nggak? Apa ada yang berdarah? Di mana yang sakit?”Kelopak-kelopak bunga yang basah karena embun berserakan di lantai. Duri dari bunga segar itu menusuk leher Sonia. Sonia merasa sedikit pedih, tertegun menatap wanita yang sedang mencemaskan putrinya itu.Hendri Dikara cepat-cepat menghampiri dan berkata pada Sonia, “Kamu nggak terluka, ‘kan?”Reviana tiba-tiba menoleh ke belakang, menatap Sonia dengan mata galak, “Kamu mau apa? Kamu mau membunuh Stella?”Hati Sonia pedih melihat tatapan jijik dan benci yang terpancar dari mata wanita itu.Stella melirik Sonia sekilas, lalu buru-buru meraih pergelangan tangan Reviana dan berkata, “Ma, Mama salah paham. Aku yang minta Kak Sonia untuk menggunting rambutku. Kak Sonia nggak melukai

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 6

    Reza tidak mengangkat kepalanya sama sekali dan hanya membaca dokumen yang ada di tangannya dengan ekspresi dingin dan tidak tersentuh. Setelah itu lelaki tersebut menoleh dan tersenyum sambil bertanya, “Sonia, kamu jadi guru les?”Dia tahu perempuan itu tinggal di daerah timur dan kondisi ekonominya juga tidak bagus. Sedangkan di sini merupakan kawasan elit, otomatis Reza menganggap Sonia datang untuk menjadi guru bimbingan.“Untung saja ketemu dengan kamu,” jawab Sonia sambil tersenyum tipis.Kenapa dia bisa melupakan kalau Tasya adalah anak dari kakaknya Reza dan merupakan keponakan dari lelaki itu.Dulu, dalam tiga tahun mereka nyaris tidak pernah bertemu satu kali pun. Sekarang, dalam satu minggu bisa bertemu sebanyak tiga kali. Sonia berpikiran apakah Sang Cupid baru saja terbangun dari tidurnya dan tengah mencoba menyatukan mereka?Tasya menatap Sonia dan memperkenalkan perempuan itu pada Reza. “Dia Om aku yang kedua, Om Reza.”Sonia bersikap seakan tidak kenal dan menganggukkan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 7

    Sebersit sorot curiga melintas di mata Reza. Dia menatap perempuan itu sekali lagi. Kebetulan Tasya sudah kembali dari toilet dan langsung mendaratkan bokongnya di sisi Sonia. Dengan senyuman lebar perempuan itu bercerita,“Aku ketemu sama teman SMA dan ngobrol sebentar.”Pelayan datang dan membawa makanan mereka. Ketiga orang tersebut mulai makan dengan lahap. Terkadang Tasya akan mengeluarkan celetukan dan membicarakan hal-hal mengenai kampus dengan Sonia.Setelah selesai makan, mereka bertiga keluar dari restoran dan secara kebetulan ketemu dengan Ranty dan beberapa orang yang lain. Perempuan itu tengah makan dengan kliennya. Mereka bertemu di depan pintu dengan Ranty yang memberikan lirikan penuh arti pada Sonia.Kedua perempuan itu berpura-pura saling tidak mengenal dan hanya saling melewati saja. Justru dua orang klien Ranty yang merupakan CEO tua tampak mengenali Reza. Mereka menyapa lelaki itu dengan sikap yang terlihat sangat santun.Hujan di luar sana sudah berhenti, jalanan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 8

    Reza menyapukan pandangannya ke wajah Sonia yang mulus dan polos. Kulit putih perempuan itu terlihat sedikit merah dan membuat perempuan itu terlihat sangat bocah sekali, tidak seperti seorang mahasiswi melainkan anak SMA.Mungkin karena sifatnya sebagai seseorang yang lebih tua, Reza berusaha menahan emosinya dan mengusir Max. Setelah itu dia berkata dengan nada datar, “Sekarang sudah boleh turun.”Sonia menoleh ke belakang sejenak dan setelah memastikan tidak ada Max lagi di sana, dia melompat turun dengan ekspresi pura-pura datar. Perempuan itu langsung berdiri di belakang tubuh Reza dan berusaha menghindari mata anjing tersebut yang sedari tadi melihat ke arahnya. Lelaki itu tertawa kecil kemudian melangkah mendekati Max.Dia memandangi punggung lelaki itu dan baru menyadari jaraknya tadi sangat dekat sekali dengan Reza. Saking dekatnya bahkan dia bisa menghirup aroma lelaki itu yang seperti rintikan hujan yang membentuk genangan air di pegunungan bercampur dengan aroma kayu. Begit

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 9

    Sonia tanpa sadar ingin menyembunyikan tangannya ke balik punggungnya. Akan tetapi menyadari gerakan tersebut terlalu mencurigakan sehingga dia berusaha tidak membuat respons berlebihan apa pun.Dalam permainan tadi dia baru saja meledakkan Tandy dan dirinya sendiri juga telah mati di bunuh lawan. Bocah lelaki itu menahan dirinya untuk tidak menendang Sonia saat ini juga. Padahal tadi perempuan itu berjanji mau bilang pada Pamannya dan membantunya.“Om, tugasku sudah selesai!”Reza terlihat sedikit terkejut ketika mendengar ucapan keponakannya itu. Dia melirik wajah Sonia kemudian berjalan ke arah meja belajar dan berkata, “Coba Om lihat!”Tandy memberikan buku tugasnya pada Reza dan ternyata memang sudah selesai dan juga telah diperiksa. Bagian yang salah sudah diperbaiki bahkan ada beberapa penjelasan penyelesaian dari tugas tersebut.Lelaki itu semakin merasa aneh. Dia menoleh dan melihat Sonia yang juga tengah menatapnya dengan matanya yang polos dan jernih. “Aku janji pada Tandy u

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 10

    Pukul sepuluh malam hari, Tasya sudah tiba di rumahnya dan melihat sosok Reza yang duduk di sofa. Dia memutar bola matanya dan memberi kode melalui pandangan mata pada pelayannya yang tiba-tiba buru-buru naik ke lantai atas.“Sini!” Lelaki itu bersandar pada punggung sofa dengan sebelah tangannya yang memegang sebuah buku. Detik selanjutnya Tasya tahu dia sudah tidak bisa menutupinya lagi. Lebih baik dia bersikap pura-pura tenang dan berjalan ke arah lelaki itu sambil bertanya,“Om, kok belum tidur?”Reza meliriknya dan berkata, “Pantasan begitu buru-buru mau cari guru les. Ternyata kamu ingin pergi berkencan? Sudah ada pacar?”“Nggak!” sahut Tasya sambil menggelengkan kepalanya kuat-kuat.“Aku hanya jalan sama temanku.”“Pacarmu itu teman kampus?” tanya Reza lagi dengan nada suara lebih berat.Perempuan itu tahu kalau dia tidak bisa membohongi pamannya yang cerdik ini. Dia duduk di hadapan Reza dan berkata jujur,“Iya, aku memang sudah ada pacar. Aku juga tahu kalau keluarga kita sedi

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 11

    Dosen pelajaran bahasa asing kali ini berasal dari luar negeri dengan wajah yang tampan. Chenny kerap bilang padanya kalau dosennya yang ini merupakan sosok idamannya yang sempurna.Saat masuk ke dalam kelas, banyak mata yang memandang Sonia. Sepertinya mereka semua sudah melihat atau mendengar apa yang baru saja terjadi di lantai bawah. Tatapan semua orang terlihat ada yang kagum, menertawakan bahkan ada yang meremehkan sikap Sonia.Tidak ada perubahan ekspresi yang berarti di wajah perempuan itu. Dia dan Chenny memilih tempat duduk dan mengeluarkan peralatan kuliahnya sambil fokus mendengarkan pelajaran.Setelah jam kuliah tersebut telah selesai, Chenny memanfaatkan kesempatan untuk bertanya pada sang dosen agar bisa mendekatkan dirinya dengan lelaki itu. Sedangkan Sonia hanya duduk di tempatnya sambil menunggu perempuan itu.Sekitar sepuluh menit kemudian, tidak ada tanda-tanda Chenny yang akan menyudahi kegiatannya. Sonia memutuskan untuk berdiri dan pergi ke toilet dulu. Ketika di

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 12

    Chenny menunggu Sonia di lantai bawah ruangan Santo. Melihat perempuan itu keluar, dia langsung bergegas menghampirinya dan bertanya, “Gimana? Petugas konseling ada bilang mau menghukum kamu, nggak?”Sonia yang mengenakan tas sandang hanya memegang dua tali tas yang menggantung di samping tubuhnya sambil menjawab dengan nada santai, “Kenapa harus menghukumku? Aku hanya sedang melindungi diri!”Chenny menatapnya dengan tidak percaya dan berkata, “Melia patah tulang dan papanya datang dengan emosi yang begitu membludak. Memangnya dia bisa diam saja?”“Pokoknya sudah beres!” sahut Sonia sambil tertawa lebar.Walaupun Chenny masih merasa ragu dan curiga, dia juga merasa lega. Perempuan itu mengikuti langkah Sonia keluar dari area universitas sambil berceloteh ria.“Salah aku juga, coba kalau aku nggak nempelin pangeranku, kita sudah balik dari tadi! Nggak akan ada kejadian seperti ini.”Dengan santai Sonia berkata, “Melia sudah mempersiapkan semuanya. Siapa tahu dia menungguku di suatu tem

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1889

    Dua orang pria di belakang menatap Sonia lekat-lekat. Si pria berkulit putih menjilat bibirnya dengan ujung lidahnya. Dia masih belum melepaskan tangannya, malah mengelus leher Sonia. “Cewek cantik, kamu tidak usah bayar ongkos perjalananmu. Kamu cukup temani kami saja, ya?”Nada bicara Sonia sangat dingin. “Aku ulangi sekali lagi. Lepaskan tanganmu!”Si pria berkulit putih mengeluarkan raut wajah licik. Tiba-tiba muncul sebatang jarum di telapak tangannya. Dia langsung menusukkan jarum ke pundak Sonia.Saat jarum tajam itu hampir mengenai kulit Sonia. Tiba-tiba Sonia membalikkan tubuhnya, kemudian meraih pergelangan tangan si pria. Si pria spontan merasa kaget. Tetiba terdengar suara keretekan keras. Disusul, pergelangan tangan pria itu langsung patah. Dia ditarik Sonia, lalu dibuang ke luar mobil.“Ahh!” jerit si pria berkulit putih. Dia jatuh menghantam jalan raya, lalu bergulir beberapa kali.Ekspresi mereka berdua langsung berubah. Pengemudi menginjak rem dengan kuat, menyebabkan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1888

    Sonia menopang dagu dengan satu tangannya. “Kakek takut aku kedinginan. Dia buka penghangat di dalam rumah. Jadi, aku kepanasan, lebih enakan di luar.”Mereka berbincang-bincang sejenak. Sonia memberi tahu Reza bahwa Jemmy mencarinya. Dia pun mengakhiri panggilan.Reza mengesampingkan ponselnya untuk pergi membasuh tubuh. Saat melepaskan pakaiannya, dia mengambil ponselnya untuk melihat cuaca di Kota Atria. Sekarang memang sedang hujan. Reza pun tersenyum, lalu menutup layar ponselnya. Dia berjalan ke dalam kamar mandi.Keesokan harinya.Saat Sonia berjalan keluar bandara Hondura, waktu menunjukkan pukul sembilan pagi. Matahari terik sudah menggantung di atas langit. Baru saja Sonia keluar bandara, rasa pengap pun menyerang dirinya. Perbedaan cuaca di Hondura dan Atria berbeda drastis. Sonia menurunkan topinya, lalu berjalan keluar bandara dengan perlahan. Dia berjalan ke sisi pangkalan taksi di pinggir jalan, kemudian bertanya-tanya dengan bahasa asing.Sopir melambaikan tangannya. “

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1887

    “Tenang saja!” balas Sonia dengan tenang.Jemmy mengambilkan sayuran untuk Sonia. “Jangan ungkit masalah dia lagi. Meski tidak ada dia, aku juga akan melewatkan Tahun Baru dengan sangat gembira. Dia hanya perlu jaga dirinya dengan baik saja.”Sonia tidak berbicara lagi. Dia menyantap sayuran yang diambil Jemmy, lalu memuji dengan berlagak santai, “Enak! Masakan koki semakin enak saja?”“Oh, ya?” Jemmy tersenyum. “Dia tahu makanan kesukaanmu. Bisa jadi dia diam-diam belajar demi kamu!”“Kalau begitu, Kakek mesti kasih bonus yang lebih banyak buat dia!”“Baik! Baik!”Mereka berdua makan sembari mengobrol santai. Makan siang sangatlah menyenangkan.Selesai makan, Sonia menemani Jemmy untuk minum teh. Setelah itu, dia kembali ke kamar untuk membereskan barang bawaannya. Dia meletakkan tablet yang diberikan Frida di atas meja baca, lalu berpamitan dengan Jemmy.Saat keluar kamar, Indra sedang menunggu di depan pintu. Dia berpesan, “Nona, cuaca sangat dingin. Kamu mesti berpakaian lebih teba

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1886

    Malam harinya, Reza melakukan panggilan video dengan Sonia.Tadi baru saja turun hujan lebat di Kota Atria. Selesai makan malam, Sonia menemani Jemmy untuk mengobrol di dekat api unggun. Saat Sonia sedang berjalan kembali ke rumah, dia pun menerima panggilan video dari Reza.Reza baru saja menyelesaikan mandinya keluar dari kamar mandi. Ketika melihat mantel yang dikenakan Sonia di dalam layar, keningnya seketika berkerut. Dia pun berkata, “Sepertinya kita tidak berada di satu dimensi saja.”Sonia tertegun sejenak, lalu memahaminya. Dia mengusap bordiran di mantelnya, kemudian berkata dengan tersenyum hangat, “Setiap tahunnya Kakek akan bikinin beberapa potong mantel buat aku. Katanya buat hangatin badan.”“Kalau begitu, tiap tahun aku juga akan buatkan mantel buat kamu!” ujar Reza.Sonia tersenyum. Saat melihat latar di belakang Reza adalah Imperial Garden, Sonia mengernyitkan keningnya. “Bukannya aku suruh kamu tinggal di Kediaman Keluarga Herdian?”“Ada aromamu di sini.” Reza tersen

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1885

    Reza bertanya, “Kenapa anak perempuannya Tuan Aska tidak pulang?”Raut wajah Jemmy berubah serius. “Dia salah paham dengan Aska. Sewaktu muda dulu, dia suka dengan teman sekolahnya yang agak miskin. Aska tidak setuju, lalu bertengkar hebat dengannya.”“Kemudian, Chiara mengandung dan diam-diam melahirkan anak itu. Aska merasa marah langsung putus hubungan dengan putrinya.”“Pada akhirnya, pria yang dicintai Chiara mendapat beasiswa untuk sekolah di luar negeri. Demi pendidikan dan masa depannya, pria itu memilih untuk melepaskan Chiara. Chiara merasa sangat sedih. Dia pun membawa anaknya meninggalkan Kota Jembara.” “Sekitar tiga tahun kemudian, Aska masih sangat merindukan Chiara, juga khawatir dia akan hidup menderita karena mesti membesarkan anak sendirian di luar sana. Jadi, dia mengutus orang untuk membawa Chiara pulang.”“Chiara melahirkan anak perempuan. Anak itu sangat cantik, mirip sekali dengan Chiara. Perlahan-lahan, Aska juga sudah mulai membuka simpul di hati. Dia sangat m

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1884

    Sonia berkata dengan tersenyum, “Makan bersama Kelly.”Suara Reza terdengar lembut. “Di mana? Aku pergi jemput kamu!”Sonia memberi tahu alamat.Setelah panggilan diakhiri, Sonia berkata dengan tersenyum, “Yana lagi di rumahnya Jason. Aku nggak berpamitan sama dia lagi, ya. Nanti tolong kabari Yana.”Kelly berbicara dengan nada bercanda, “Dia pasti sedih banget karena kehilangan teman makan permennya.”“Tunggu kepulanganku. Aku akan beliin permen paling banyak buat dia.”Mereka berdua mengobrol beberapa saat. Reza pun menelepon mengatakan bahwa dia sudah tiba.Sonia berdiri. “Aku pamit dulu. Kamu pergi bekerja sana!”Kelly mengangguk. “Jangan sampai kehilangan kontak, ya. Aku tunggu kepulanganmu.”“Oke!”Mereka berdua berjalan keluar restoran. Reza menuruni mobil, lalu membukakan pintu untuk Sonia.Sonia berpamitan dengan Kelly, lalu berjalan ke sisi mobil.Kelly masih berdiri di tempat hingga mobil melaju pergi. Kemudian, dia baru berjalan ke dalam gedung sembari minum teh susu. Saat

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1883

    Sonia tersenyum datar. “Ini bukan pertama kalinya aku menjalankan misi. Aku tahu apa yang seharusnya aku lakukan!”“Setiap misi itu berbeda. Kamu juga sudah lama tidak ke sana. Intinya, kamu mesti lebih waspada!” Suara Johan terdengar sesak. Dia menarik napas dalam-dalam. “Kalau kamu butuh bantuan, kamu mesti segera beri tahu aku. Aku akan langsung ke sana!”Frida mengulurkan tangannya. “Aku harap kali ini kita bertiga ada kesempatan untuk menjalankan misi bersama. Aku doakan kamu bisa kembali dengan selamat!”Sonia dan Johan juga menempelkan tangannya di atas punggung tangan Frida. Ketiga tangan saling bergenggaman dengan erat, seperti hubungan pertemanan mereka yang tidak bisa dihancurkan!…Setelah Johan dan Frida pergi, Sonia membereskan barang-barangnya dan bersiap-siap untuk pergi. Pakaian ganti tadi malam ditaruh di kamar mandi. Pelayan akan mencucinya.Namun, kostum yang Sonia pesan secara mendadak itu agak merepotkan. Sonia memutuskan untuk mencucinya sendiri, mengeringkannya,

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1882

    Keesokan harinya, Reza dan Sonia telah janjian di saat sarapan. Reza pergi ke perusahaan untuk mengurus sedikit pekerjaan. Dia akan kembali sebelum makan siang untuk mengantar Sonia ke rumah Aska. Kemudian, dia baru mengantar mereka berdua ke bandara.Sonia memberi tahu Reza. Pagi harinya dia kembali ke Gedung Anggrek untuk membereskan barang-barangnya. Dia juga berpesan kepada Reza untuk tidak mengkhawatirkannya dan bekerja dengan tenang!Sebelum berangkat kerja, Reza memeluk Sonia. “Setelah kamu kembali nanti, kita tinggal di sini saja!”Terdapat lebih banyak kenangan kebersamaan mereka di Imperial Garden. Kali ini, Sonia tidak bisa membantah, melainkan mengangguk dengan patuh. “Oke, aku dengar apa katamu!”“Kenapa kamu sepatuh ini?” Reza mencium telinganya. “Saking patuhnya, aku jadi tidak tega untuk melepaskanmu!”Sonia memeluk Reza sejenak. “Pergi kerja sana!”“Emm!” Reza menunduk, lalu mencium keningnya. Setelah itu, Reza pun meninggalkan rumah.Sonia terbengong melihat pintu ya

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1881

    Sonia menggenggam erat tangan Reza. “Malam ini kita ke Imperial Garden saja!”Reza mengangkat-angkat alisnya. Dia melirik Sonia sekilas. “Apa kamu ingin mengenang kembali?”Sonia berlagak tenang. “Iya, sejak aku kembali, aku belum pernah ke Imperial Garden!”Reza bertanya, “Bagaimana dengan kostum yang kamu pesan?”Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia malah melupakannya!“Kamu lupa?” Reza menatap Sonia dengan tatapan tidak berdaya dan manja. “Biar aku saja?”“Nggak usah. Aku pesan sekarang!” Sonia segera mengeluarkan ponselnya. Lebih baik Sonia pesan sendiri saja. Jika Reza yang memesan pakaian itu, bisa jadi bos toko akan mengira Reza membuka toko grosir!Saat Sonia sedang membuka foto, dia pun semakin syok hingga kedua mata terbelalak lebar.Reza mengintip sekilas, lalu menunjuk salah satu foto di atas. “Yang ini!”“Nggak mau!” Sonia langsung menolak. Kostum yang dipilih Reza malah lebih kekurangan bahan daripada yang diberikan Ranty.“Bukannya kamu bilang kamu akan turuti kemauanku?

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status