Share

Bab 3

Author: Musim Gugur
Sonia membeku sesaat.

Pria itu berkata dengan nada dingin, “Untuk apa kamu mengikutiku? Kamu mahasiswa di Jembara University?”

Sepanjang jalan ke gedung ini, dia sudah menyadari kalau wanita ini mengikutinya. Setiap kali dia berhenti, wanita ini juga berpura-pura melakukan sesuatu dan ikut berhenti, bahkan kemudian mengikuti sampai ke lift ini.

Wajah Sonia memerah, tapi dengan cepat kembali pulih menjadi putih. Dia berkata dengan tenang, “Apa ini jalan menuju rumahmu? Jalan ini bisa dilalui oleh semua orang. Mengapa kamu bilang aku mengikutimu?”

Mata pria itu memancarkan tatapan dingin. Dia mundur selangkah dan memberi isyarat agar Sonia masuk ke dalam lift.

Sonia tersenyum sinis, “Lupakan saja, daripada kamu salah paham.”

Setelah mengatakan itu, dia berbalik badan dan pergi naik tangga.

Pintu lift menutup perlahan di belakang Sonia, sampai akhirnya menghalangi pandangan Reza yang menyipitkan matanya sambil memandangi wanita itu.

Sonia takut bertemu dengan Reza lagi, jadi dia langsung menaiki tangga menuju lantai Sembilan.

Sesampainya di ruang rapat, dosennya sedang berbicara dengan dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Ketika melihatnya, dosennya itu memberi isyarat mata untuk menyuruhnya menunggu sebentar.

Ada beberapa mahasiswa lain yang juga datang untuk mengantar dokumen, dan salah satu dari mereka mengamati Sonia dengan tidak senang.

Sonia pura-pura tidak melihat orang itu, mengeluarkan ponselnya, dan main game Sudoku sebentar.

Tidak sampai lima menit, dia sudah menyelesaikan satu babak. Kemudian, dia mendengar suara langkah kaki mendekat.

“Kamu pulang sudah cukup lama, ‘kan? Selama itu di luar negeri, memang sudah waktunya pulang!”

Bersama dengan suara itu, terlihat dua orang memasuki ruang rapat. Satunya adalah Pak Santo, rektor di universitas ini, dan yang satunya lagi ….

Sonia mengerutkan keningnya. Bisa-bisanya kebetulan seperti ini?

Reza juga melihat Sonia, tapi matanya hanya menyapu Sonia sekilas.

Dekan bergegas menyambut kedua orang itu, memberi salam pada rektor.

Pak Santo memperkenalkan Reza, “Ini adalah presiden direktur Herdian Group. Dia juga mahasiswa di universitas kita dulu. Oh ya, beberapa beasiswa di universitas kita disponsori oleh Pak Reza.”

Dekan tadi langsung bersikap lebih hormat dari sebelumnya. Dia menjabat tangan Reza dan berkata sambil tersenyum, “Saya kebetulan menyuruh siswa untuk datang mengumpulkan berkas-berkas untuk mengajukan beasiswa mereka hari ini. Coba lihat, Pak Reza. Mereka semua ini yang pernah mendapat beasiswa dari Bapak.”

Reza menoleh ke siswa-siswa di sana, sepertinya melirik Sonia dua kali, lalu berkata sambil tersenyum, “Jembara University memang banyak siswa berbakat!”

Sonia memandangi wajah tampan pria itu. Orang-orang menyebut Reza sebagai pemuda kaya. Pria itu memang bersikap dominan semalam, sangat agresif. Tapi, dia terlihat elegan dan penuh martabat saat ini, seperti orang yang ada di dalam TV itu.

Sebenarnya, mana yang merupakan wajah aslinya?

Ketika diungkit oleh dekan, beberapa mahasiswa langsung menegakkan punggung mereka dan menatap Reza dengan kagum atau malu.

Perempuan yang sedari tadi menatap Sonia tiba-tiba melangkah maju dan berkata dengan tegas, “Karena Pak Reza yang memberi beasiswa pada kami datang, aku nggak tahu apakah aku harus mengatakan hal ini.”

Dosen mereka mengerutkan kening, tidak tahu apa yang akan dilakukan Melia.

Pak Santo tersenyum dan berkata, “Kalau kamu ingin mengatakan sesuatu, katakan saja.”

Melia melirik Sonia dan berkata sambil melipat kedua tangannya di belakang punggung, “Pak Reza memberikan beasiswa ini sebagai penghargaan bagi mahasiswa berprestasi di Jembara University. Menurutku, mahasiswa berprestasi itu nggak hanya dipandang dari studinya, tapi juga dari karakternya. Benar, ‘kan?”

“Tentu saja!” Pak Santo mengangguk.

Melia mengeluarkan ponselnya, membuka postingan di sebuah forum dan menunjukkannya pada semua orang.

“Beberapa hari yang lalu, seseorang melihat Sonia naik mobil mewah sepulang sekolah. Keluarga Sonia adalah keluarga biasa-biasa saja. Kurasa mereka nggak mampu membeli mobil seperti itu. Jadi, aku rasa semua orang tahu apa yang dia lakukan hari itu. Apa mahasiswa seperti ini bisa dianggap berprestasi?”

Ekspresi semua orang berubah, kecuali Reza. Dosen mereka berkata dengan suara pelan, “Melia, untuk apa kamu mengatakan semua ini di depan Pak Reza?”

Melia mengangkat alisnya, “Aku ingin Pak Reza tahu dia memberikan beasiswanya itu pada orang seperti apa. Apa dia merasa rugi memberikannya?”

Raut muka dekan mereka sangat masam. Dia mengambil ponsel Melia untuk melihat postingan tersebut. Postingan itu dari beberapa hari yang lalu dan hanya ada beberapa foto buram. Sonia naik mobil Mercedes Benz S600 bersama seorang pria paruh baya yang wajahnya tidak bisa dilihat jelas.

“Sonia, bagaimana kamu ingin menjelaskannya?” Melia memandang Sonia dengan ekspresi menantang.

Tidak ada ekspresi di wajah cantik Sonia. Dia berkata dengan tenang, “Siapa kamu? Mengapa aku harus menjelaskannya padamu?”

Tepat ketika Melia hendak mengatakan sesuatu, Reza tiba-tiba bersuara dengan nada bicaranya yang acuh tak acuh seperti biasa, “Zaman sekarang, masih ada siswa dari universitas bergengsi yang menggunakan asumsi nggak berdasar seperti ini untuk merusak reputasi seseorang?”

Melia menggertakkan gigi dan membela diri, "Ada fotonya. Mengapa Pak Reza menyebutku menggunakan asumsi nggak berdasar?”

Reza tersenyum dingin, “Apa yang kamu bisa lihat di foto itu? Kalau aku membelanya sekarang, apa kamu juga akan bilang ada hubungan antara kami berdua?”

Sonia terkejut.

Dia tiba-tiba merasa beruntung Reza tidak mengenalinya, makanya pria itu bisa mengatakan hal barusan dengan begitu percaya diri!

Setelah mengatakan itu, Reza menambahkan, “Apa ini karakter dari seorang siswa berprestasi dari universitas bergengsi?”

Dia menekankan kata “berprestasi”, jelas sekali sedang menyindir betapa “berprestasinya" Melia barusan.

Melia merasa terintimidasi oleh pembawaan Reza, sehingga tidak bisa menjawab.

Ekspresi semua orang berubah. Melia tampak malu, dan yang lainnya juga tidak terlihat nyaman. Hanya Sonia yang mengangkat alis. Dia tidak menyangka Reza akan membelanya.

Pak Santo mengerutkan kening dan berkata dengan suara rendah, “Apa yang dikatakan Pak Reza benar. Hanya dengan foto yang nggak bisa membuktikan apa-apa, postingan seperti ini nggak seharusnya muncul di forum Jembara University.”

Dosen mereka langsung berkata, “Aku akan menyuruh orang untuk menghapus postingan itu.”

Melia tidak terima dan masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi dosennya memelototinya.

Pak Santo menoleh ke arah Reza dan berkata sambil tersenyum, “Saya lihat Pak Sugi masih ada urusan lain untuk didiskusikan dalam ruang rapat ini. Bagaimana kalau kita pergi ke kantor saya?”

Reza mengangguk, “Oke!”

“Mari lewat sini, Pak.”

“Mari.”

Setelah Pak Santo dan Reza pergi, dosen mereka menoleh dan melihat Melia, lalu berkata dengan marah, “Melia, kamu nggak sopan sekali!”

Melia menggertakkan giginya dan tidak mengatakan apa-apa. Dia memelototi Sonia, kemudian berbalik badan dan meninggalkan ruang rapat itu.

Dosen mereka menghibur Sonia, tetapi Sonia tidak mengatakan apa-apa lagi, menyerahkan berkas-berkas yang dia bawa, lalu berpamit pergi.

Melia berdiri di sudut koridor dan menatap Sonia dengan dingin.

Sonia berjalan lurus ke arah wanita itu. Ketika dia mau melewati wanita itu, dia berhenti dan berkata dengan nada datar, “Kalau kamu suka Andre, kejar. Kalau kamu menggunakan cara yang nggak berbobot seperti ini, kamu akan terkesan ….”

Sonia melihat ke samping. Wajahnya jelas-jelas sangat cantik, tapi kalimat yang dia lontarkan sangat dingin, “Rendahan!”

Melia seketika langsung menegakkan tubuhnya dan berkata dengan raut muka masam, “Apa katamu?”

Sonia hanya melirik wanita itu sekilas, lalu berjalan pergi dengan santai.

Melia sangat marah dan ingin menyusul, tetapi siswi yang lain menghentikannya, “Melia, tenang sedikit! Ini gedung kantor guru!”

Melia berhenti dan menatap punggung Sonia dengan mata berapi-api, “Aku akan membunuhnya cepat atau lambat!”

….

Sore ini tidak ada kelas. Siangnya, Sonia naik bus dan pulang ke vila. Ketika sedang naik bus, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak memikirkan Reza.

Pertama kali mereka bertemu, mereka malah bersetubuh tanpa mengenal satu sama lain. Kedua kali mereka bertemu, dia malah dianggap sebagai penguntit, dan dituduh sebagai wanita simpanan di depan semua orang.

Sonia menempelkan dahinya ke jendela mobil dan mengangkat alisnya. Pria itu pasti pembawa sial baginya!

Satu jam kemudian, Reza menolak perjamuan Pak Santo, naik ke mobilnya dan meninggalkan Jembara University.

Sopirnya menoleh ke belakang dan berkata, “Pak Reza, sore ini jam tiga ada rapat pengembangan area Kompleks Vila Golden Coast. Di tengah-tengah ada sedikit waktu untuk istirahat, Bapak mau ke mana?”

Reza membolak-balik dokumen di tangannya. Mendengar kata vila, dia tiba-tiba teringat akan sesuatu dan berkata dengan datar, “Kita pergi ke Vila Green Garden.”

“Baik!” Sopirnya mencari persimpangan dan berbalik arah.

Ponsel Reza tiba-tiba berdering. Setelah mengangkatnya, terdengar suara Robi dari ujung telepon, “Pak Reza, aku sudah menemukan wanita yang semalam!”
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Alldi San Sedt
gimana hk lanjutan ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 4

    Reza menyuruh Robi menyelidiki wanita yang melompat keluar jendela hari itu, jadi Robi pun segera mengecek rekaman CCTV di Celestial HotelNamun anehnya, rekaman dari pukul tujuh sampai pukul sembilan tidak ada. Petugas keamanan di Celestial Hotel bahkan tidak dapat menjelaskan mengapa bisa begitu. Mereka hanya menduga bahwa internet mungkin sempat terputus pada waktu itu.Namun, Robi berhasil menemukan seseorang dari rekaman CCTV itu. Siska Dayanti.Siska Dayanti adalah seorang aktris yang tidak terlalu terkenal. Dia memiliki image yang polos dan lembut. Dia tidak pernah naik daun. Dari rekaman CCTV itu, bisa dilihat bahwa dia memasuki Celestial Hotel pada pukul 6:50 kemarin malam dan berjalan ke arah Paviliun Lotus. Setelah itu, rekaman CCTV-nya kosong untuk beberapa waktu, sehingga mereka tidak bisa melihat wanita itu pergi ke kamar yang mana.Pada pukul 9.05, manajer Siska muncul di lantai bawah Paviliun Lotus sambil memapahnya. Satu kaki Siska terkulai lemas dan ekspresinya kesaki

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 5

    Wanita yang berbicara itu bergegas menghampiri mereka. Bunga di tangannya langsung dipakai untuk memukul Sonia, mendorong Sonia dengan keras. Kemudian, wanita itu menarik Stella ke dalam pelukannya.Reviana memeriksa tubuh Stella dengan cemas, “Ada yang terluka, nggak? Apa ada yang berdarah? Di mana yang sakit?”Kelopak-kelopak bunga yang basah karena embun berserakan di lantai. Duri dari bunga segar itu menusuk leher Sonia. Sonia merasa sedikit pedih, tertegun menatap wanita yang sedang mencemaskan putrinya itu.Hendri Dikara cepat-cepat menghampiri dan berkata pada Sonia, “Kamu nggak terluka, ‘kan?”Reviana tiba-tiba menoleh ke belakang, menatap Sonia dengan mata galak, “Kamu mau apa? Kamu mau membunuh Stella?”Hati Sonia pedih melihat tatapan jijik dan benci yang terpancar dari mata wanita itu.Stella melirik Sonia sekilas, lalu buru-buru meraih pergelangan tangan Reviana dan berkata, “Ma, Mama salah paham. Aku yang minta Kak Sonia untuk menggunting rambutku. Kak Sonia nggak melukai

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 6

    Reza tidak mengangkat kepalanya sama sekali dan hanya membaca dokumen yang ada di tangannya dengan ekspresi dingin dan tidak tersentuh. Setelah itu lelaki tersebut menoleh dan tersenyum sambil bertanya, “Sonia, kamu jadi guru les?”Dia tahu perempuan itu tinggal di daerah timur dan kondisi ekonominya juga tidak bagus. Sedangkan di sini merupakan kawasan elit, otomatis Reza menganggap Sonia datang untuk menjadi guru bimbingan.“Untung saja ketemu dengan kamu,” jawab Sonia sambil tersenyum tipis.Kenapa dia bisa melupakan kalau Tasya adalah anak dari kakaknya Reza dan merupakan keponakan dari lelaki itu.Dulu, dalam tiga tahun mereka nyaris tidak pernah bertemu satu kali pun. Sekarang, dalam satu minggu bisa bertemu sebanyak tiga kali. Sonia berpikiran apakah Sang Cupid baru saja terbangun dari tidurnya dan tengah mencoba menyatukan mereka?Tasya menatap Sonia dan memperkenalkan perempuan itu pada Reza. “Dia Om aku yang kedua, Om Reza.”Sonia bersikap seakan tidak kenal dan menganggukkan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 7

    Sebersit sorot curiga melintas di mata Reza. Dia menatap perempuan itu sekali lagi. Kebetulan Tasya sudah kembali dari toilet dan langsung mendaratkan bokongnya di sisi Sonia. Dengan senyuman lebar perempuan itu bercerita,“Aku ketemu sama teman SMA dan ngobrol sebentar.”Pelayan datang dan membawa makanan mereka. Ketiga orang tersebut mulai makan dengan lahap. Terkadang Tasya akan mengeluarkan celetukan dan membicarakan hal-hal mengenai kampus dengan Sonia.Setelah selesai makan, mereka bertiga keluar dari restoran dan secara kebetulan ketemu dengan Ranty dan beberapa orang yang lain. Perempuan itu tengah makan dengan kliennya. Mereka bertemu di depan pintu dengan Ranty yang memberikan lirikan penuh arti pada Sonia.Kedua perempuan itu berpura-pura saling tidak mengenal dan hanya saling melewati saja. Justru dua orang klien Ranty yang merupakan CEO tua tampak mengenali Reza. Mereka menyapa lelaki itu dengan sikap yang terlihat sangat santun.Hujan di luar sana sudah berhenti, jalanan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 8

    Reza menyapukan pandangannya ke wajah Sonia yang mulus dan polos. Kulit putih perempuan itu terlihat sedikit merah dan membuat perempuan itu terlihat sangat bocah sekali, tidak seperti seorang mahasiswi melainkan anak SMA.Mungkin karena sifatnya sebagai seseorang yang lebih tua, Reza berusaha menahan emosinya dan mengusir Max. Setelah itu dia berkata dengan nada datar, “Sekarang sudah boleh turun.”Sonia menoleh ke belakang sejenak dan setelah memastikan tidak ada Max lagi di sana, dia melompat turun dengan ekspresi pura-pura datar. Perempuan itu langsung berdiri di belakang tubuh Reza dan berusaha menghindari mata anjing tersebut yang sedari tadi melihat ke arahnya. Lelaki itu tertawa kecil kemudian melangkah mendekati Max.Dia memandangi punggung lelaki itu dan baru menyadari jaraknya tadi sangat dekat sekali dengan Reza. Saking dekatnya bahkan dia bisa menghirup aroma lelaki itu yang seperti rintikan hujan yang membentuk genangan air di pegunungan bercampur dengan aroma kayu. Begit

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 9

    Sonia tanpa sadar ingin menyembunyikan tangannya ke balik punggungnya. Akan tetapi menyadari gerakan tersebut terlalu mencurigakan sehingga dia berusaha tidak membuat respons berlebihan apa pun.Dalam permainan tadi dia baru saja meledakkan Tandy dan dirinya sendiri juga telah mati di bunuh lawan. Bocah lelaki itu menahan dirinya untuk tidak menendang Sonia saat ini juga. Padahal tadi perempuan itu berjanji mau bilang pada Pamannya dan membantunya.“Om, tugasku sudah selesai!”Reza terlihat sedikit terkejut ketika mendengar ucapan keponakannya itu. Dia melirik wajah Sonia kemudian berjalan ke arah meja belajar dan berkata, “Coba Om lihat!”Tandy memberikan buku tugasnya pada Reza dan ternyata memang sudah selesai dan juga telah diperiksa. Bagian yang salah sudah diperbaiki bahkan ada beberapa penjelasan penyelesaian dari tugas tersebut.Lelaki itu semakin merasa aneh. Dia menoleh dan melihat Sonia yang juga tengah menatapnya dengan matanya yang polos dan jernih. “Aku janji pada Tandy u

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 10

    Pukul sepuluh malam hari, Tasya sudah tiba di rumahnya dan melihat sosok Reza yang duduk di sofa. Dia memutar bola matanya dan memberi kode melalui pandangan mata pada pelayannya yang tiba-tiba buru-buru naik ke lantai atas.“Sini!” Lelaki itu bersandar pada punggung sofa dengan sebelah tangannya yang memegang sebuah buku. Detik selanjutnya Tasya tahu dia sudah tidak bisa menutupinya lagi. Lebih baik dia bersikap pura-pura tenang dan berjalan ke arah lelaki itu sambil bertanya,“Om, kok belum tidur?”Reza meliriknya dan berkata, “Pantasan begitu buru-buru mau cari guru les. Ternyata kamu ingin pergi berkencan? Sudah ada pacar?”“Nggak!” sahut Tasya sambil menggelengkan kepalanya kuat-kuat.“Aku hanya jalan sama temanku.”“Pacarmu itu teman kampus?” tanya Reza lagi dengan nada suara lebih berat.Perempuan itu tahu kalau dia tidak bisa membohongi pamannya yang cerdik ini. Dia duduk di hadapan Reza dan berkata jujur,“Iya, aku memang sudah ada pacar. Aku juga tahu kalau keluarga kita sedi

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 11

    Dosen pelajaran bahasa asing kali ini berasal dari luar negeri dengan wajah yang tampan. Chenny kerap bilang padanya kalau dosennya yang ini merupakan sosok idamannya yang sempurna.Saat masuk ke dalam kelas, banyak mata yang memandang Sonia. Sepertinya mereka semua sudah melihat atau mendengar apa yang baru saja terjadi di lantai bawah. Tatapan semua orang terlihat ada yang kagum, menertawakan bahkan ada yang meremehkan sikap Sonia.Tidak ada perubahan ekspresi yang berarti di wajah perempuan itu. Dia dan Chenny memilih tempat duduk dan mengeluarkan peralatan kuliahnya sambil fokus mendengarkan pelajaran.Setelah jam kuliah tersebut telah selesai, Chenny memanfaatkan kesempatan untuk bertanya pada sang dosen agar bisa mendekatkan dirinya dengan lelaki itu. Sedangkan Sonia hanya duduk di tempatnya sambil menunggu perempuan itu.Sekitar sepuluh menit kemudian, tidak ada tanda-tanda Chenny yang akan menyudahi kegiatannya. Sonia memutuskan untuk berdiri dan pergi ke toilet dulu. Ketika di

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1889

    Dua orang pria di belakang menatap Sonia lekat-lekat. Si pria berkulit putih menjilat bibirnya dengan ujung lidahnya. Dia masih belum melepaskan tangannya, malah mengelus leher Sonia. “Cewek cantik, kamu tidak usah bayar ongkos perjalananmu. Kamu cukup temani kami saja, ya?”Nada bicara Sonia sangat dingin. “Aku ulangi sekali lagi. Lepaskan tanganmu!”Si pria berkulit putih mengeluarkan raut wajah licik. Tiba-tiba muncul sebatang jarum di telapak tangannya. Dia langsung menusukkan jarum ke pundak Sonia.Saat jarum tajam itu hampir mengenai kulit Sonia. Tiba-tiba Sonia membalikkan tubuhnya, kemudian meraih pergelangan tangan si pria. Si pria spontan merasa kaget. Tetiba terdengar suara keretekan keras. Disusul, pergelangan tangan pria itu langsung patah. Dia ditarik Sonia, lalu dibuang ke luar mobil.“Ahh!” jerit si pria berkulit putih. Dia jatuh menghantam jalan raya, lalu bergulir beberapa kali.Ekspresi mereka berdua langsung berubah. Pengemudi menginjak rem dengan kuat, menyebabkan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1888

    Sonia menopang dagu dengan satu tangannya. “Kakek takut aku kedinginan. Dia buka penghangat di dalam rumah. Jadi, aku kepanasan, lebih enakan di luar.”Mereka berbincang-bincang sejenak. Sonia memberi tahu Reza bahwa Jemmy mencarinya. Dia pun mengakhiri panggilan.Reza mengesampingkan ponselnya untuk pergi membasuh tubuh. Saat melepaskan pakaiannya, dia mengambil ponselnya untuk melihat cuaca di Kota Atria. Sekarang memang sedang hujan. Reza pun tersenyum, lalu menutup layar ponselnya. Dia berjalan ke dalam kamar mandi.Keesokan harinya.Saat Sonia berjalan keluar bandara Hondura, waktu menunjukkan pukul sembilan pagi. Matahari terik sudah menggantung di atas langit. Baru saja Sonia keluar bandara, rasa pengap pun menyerang dirinya. Perbedaan cuaca di Hondura dan Atria berbeda drastis. Sonia menurunkan topinya, lalu berjalan keluar bandara dengan perlahan. Dia berjalan ke sisi pangkalan taksi di pinggir jalan, kemudian bertanya-tanya dengan bahasa asing.Sopir melambaikan tangannya. “

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1887

    “Tenang saja!” balas Sonia dengan tenang.Jemmy mengambilkan sayuran untuk Sonia. “Jangan ungkit masalah dia lagi. Meski tidak ada dia, aku juga akan melewatkan Tahun Baru dengan sangat gembira. Dia hanya perlu jaga dirinya dengan baik saja.”Sonia tidak berbicara lagi. Dia menyantap sayuran yang diambil Jemmy, lalu memuji dengan berlagak santai, “Enak! Masakan koki semakin enak saja?”“Oh, ya?” Jemmy tersenyum. “Dia tahu makanan kesukaanmu. Bisa jadi dia diam-diam belajar demi kamu!”“Kalau begitu, Kakek mesti kasih bonus yang lebih banyak buat dia!”“Baik! Baik!”Mereka berdua makan sembari mengobrol santai. Makan siang sangatlah menyenangkan.Selesai makan, Sonia menemani Jemmy untuk minum teh. Setelah itu, dia kembali ke kamar untuk membereskan barang bawaannya. Dia meletakkan tablet yang diberikan Frida di atas meja baca, lalu berpamitan dengan Jemmy.Saat keluar kamar, Indra sedang menunggu di depan pintu. Dia berpesan, “Nona, cuaca sangat dingin. Kamu mesti berpakaian lebih teba

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1886

    Malam harinya, Reza melakukan panggilan video dengan Sonia.Tadi baru saja turun hujan lebat di Kota Atria. Selesai makan malam, Sonia menemani Jemmy untuk mengobrol di dekat api unggun. Saat Sonia sedang berjalan kembali ke rumah, dia pun menerima panggilan video dari Reza.Reza baru saja menyelesaikan mandinya keluar dari kamar mandi. Ketika melihat mantel yang dikenakan Sonia di dalam layar, keningnya seketika berkerut. Dia pun berkata, “Sepertinya kita tidak berada di satu dimensi saja.”Sonia tertegun sejenak, lalu memahaminya. Dia mengusap bordiran di mantelnya, kemudian berkata dengan tersenyum hangat, “Setiap tahunnya Kakek akan bikinin beberapa potong mantel buat aku. Katanya buat hangatin badan.”“Kalau begitu, tiap tahun aku juga akan buatkan mantel buat kamu!” ujar Reza.Sonia tersenyum. Saat melihat latar di belakang Reza adalah Imperial Garden, Sonia mengernyitkan keningnya. “Bukannya aku suruh kamu tinggal di Kediaman Keluarga Herdian?”“Ada aromamu di sini.” Reza tersen

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1885

    Reza bertanya, “Kenapa anak perempuannya Tuan Aska tidak pulang?”Raut wajah Jemmy berubah serius. “Dia salah paham dengan Aska. Sewaktu muda dulu, dia suka dengan teman sekolahnya yang agak miskin. Aska tidak setuju, lalu bertengkar hebat dengannya.”“Kemudian, Chiara mengandung dan diam-diam melahirkan anak itu. Aska merasa marah langsung putus hubungan dengan putrinya.”“Pada akhirnya, pria yang dicintai Chiara mendapat beasiswa untuk sekolah di luar negeri. Demi pendidikan dan masa depannya, pria itu memilih untuk melepaskan Chiara. Chiara merasa sangat sedih. Dia pun membawa anaknya meninggalkan Kota Jembara.” “Sekitar tiga tahun kemudian, Aska masih sangat merindukan Chiara, juga khawatir dia akan hidup menderita karena mesti membesarkan anak sendirian di luar sana. Jadi, dia mengutus orang untuk membawa Chiara pulang.”“Chiara melahirkan anak perempuan. Anak itu sangat cantik, mirip sekali dengan Chiara. Perlahan-lahan, Aska juga sudah mulai membuka simpul di hati. Dia sangat m

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1884

    Sonia berkata dengan tersenyum, “Makan bersama Kelly.”Suara Reza terdengar lembut. “Di mana? Aku pergi jemput kamu!”Sonia memberi tahu alamat.Setelah panggilan diakhiri, Sonia berkata dengan tersenyum, “Yana lagi di rumahnya Jason. Aku nggak berpamitan sama dia lagi, ya. Nanti tolong kabari Yana.”Kelly berbicara dengan nada bercanda, “Dia pasti sedih banget karena kehilangan teman makan permennya.”“Tunggu kepulanganku. Aku akan beliin permen paling banyak buat dia.”Mereka berdua mengobrol beberapa saat. Reza pun menelepon mengatakan bahwa dia sudah tiba.Sonia berdiri. “Aku pamit dulu. Kamu pergi bekerja sana!”Kelly mengangguk. “Jangan sampai kehilangan kontak, ya. Aku tunggu kepulanganmu.”“Oke!”Mereka berdua berjalan keluar restoran. Reza menuruni mobil, lalu membukakan pintu untuk Sonia.Sonia berpamitan dengan Kelly, lalu berjalan ke sisi mobil.Kelly masih berdiri di tempat hingga mobil melaju pergi. Kemudian, dia baru berjalan ke dalam gedung sembari minum teh susu. Saat

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1883

    Sonia tersenyum datar. “Ini bukan pertama kalinya aku menjalankan misi. Aku tahu apa yang seharusnya aku lakukan!”“Setiap misi itu berbeda. Kamu juga sudah lama tidak ke sana. Intinya, kamu mesti lebih waspada!” Suara Johan terdengar sesak. Dia menarik napas dalam-dalam. “Kalau kamu butuh bantuan, kamu mesti segera beri tahu aku. Aku akan langsung ke sana!”Frida mengulurkan tangannya. “Aku harap kali ini kita bertiga ada kesempatan untuk menjalankan misi bersama. Aku doakan kamu bisa kembali dengan selamat!”Sonia dan Johan juga menempelkan tangannya di atas punggung tangan Frida. Ketiga tangan saling bergenggaman dengan erat, seperti hubungan pertemanan mereka yang tidak bisa dihancurkan!…Setelah Johan dan Frida pergi, Sonia membereskan barang-barangnya dan bersiap-siap untuk pergi. Pakaian ganti tadi malam ditaruh di kamar mandi. Pelayan akan mencucinya.Namun, kostum yang Sonia pesan secara mendadak itu agak merepotkan. Sonia memutuskan untuk mencucinya sendiri, mengeringkannya,

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1882

    Keesokan harinya, Reza dan Sonia telah janjian di saat sarapan. Reza pergi ke perusahaan untuk mengurus sedikit pekerjaan. Dia akan kembali sebelum makan siang untuk mengantar Sonia ke rumah Aska. Kemudian, dia baru mengantar mereka berdua ke bandara.Sonia memberi tahu Reza. Pagi harinya dia kembali ke Gedung Anggrek untuk membereskan barang-barangnya. Dia juga berpesan kepada Reza untuk tidak mengkhawatirkannya dan bekerja dengan tenang!Sebelum berangkat kerja, Reza memeluk Sonia. “Setelah kamu kembali nanti, kita tinggal di sini saja!”Terdapat lebih banyak kenangan kebersamaan mereka di Imperial Garden. Kali ini, Sonia tidak bisa membantah, melainkan mengangguk dengan patuh. “Oke, aku dengar apa katamu!”“Kenapa kamu sepatuh ini?” Reza mencium telinganya. “Saking patuhnya, aku jadi tidak tega untuk melepaskanmu!”Sonia memeluk Reza sejenak. “Pergi kerja sana!”“Emm!” Reza menunduk, lalu mencium keningnya. Setelah itu, Reza pun meninggalkan rumah.Sonia terbengong melihat pintu ya

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1881

    Sonia menggenggam erat tangan Reza. “Malam ini kita ke Imperial Garden saja!”Reza mengangkat-angkat alisnya. Dia melirik Sonia sekilas. “Apa kamu ingin mengenang kembali?”Sonia berlagak tenang. “Iya, sejak aku kembali, aku belum pernah ke Imperial Garden!”Reza bertanya, “Bagaimana dengan kostum yang kamu pesan?”Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia malah melupakannya!“Kamu lupa?” Reza menatap Sonia dengan tatapan tidak berdaya dan manja. “Biar aku saja?”“Nggak usah. Aku pesan sekarang!” Sonia segera mengeluarkan ponselnya. Lebih baik Sonia pesan sendiri saja. Jika Reza yang memesan pakaian itu, bisa jadi bos toko akan mengira Reza membuka toko grosir!Saat Sonia sedang membuka foto, dia pun semakin syok hingga kedua mata terbelalak lebar.Reza mengintip sekilas, lalu menunjuk salah satu foto di atas. “Yang ini!”“Nggak mau!” Sonia langsung menolak. Kostum yang dipilih Reza malah lebih kekurangan bahan daripada yang diberikan Ranty.“Bukannya kamu bilang kamu akan turuti kemauanku?

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status