Share

Bab 3

Author: Musim Gugur
Sonia membeku sesaat.

Pria itu berkata dengan nada dingin, “Untuk apa kamu mengikutiku? Kamu mahasiswa di Jembara University?”

Sepanjang jalan ke gedung ini, dia sudah menyadari kalau wanita ini mengikutinya. Setiap kali dia berhenti, wanita ini juga berpura-pura melakukan sesuatu dan ikut berhenti, bahkan kemudian mengikuti sampai ke lift ini.

Wajah Sonia memerah, tapi dengan cepat kembali pulih menjadi putih. Dia berkata dengan tenang, “Apa ini jalan menuju rumahmu? Jalan ini bisa dilalui oleh semua orang. Mengapa kamu bilang aku mengikutimu?”

Mata pria itu memancarkan tatapan dingin. Dia mundur selangkah dan memberi isyarat agar Sonia masuk ke dalam lift.

Sonia tersenyum sinis, “Lupakan saja, daripada kamu salah paham.”

Setelah mengatakan itu, dia berbalik badan dan pergi naik tangga.

Pintu lift menutup perlahan di belakang Sonia, sampai akhirnya menghalangi pandangan Reza yang menyipitkan matanya sambil memandangi wanita itu.

Sonia takut bertemu dengan Reza lagi, jadi dia langsung menaiki tangga menuju lantai Sembilan.

Sesampainya di ruang rapat, dosennya sedang berbicara dengan dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Ketika melihatnya, dosennya itu memberi isyarat mata untuk menyuruhnya menunggu sebentar.

Ada beberapa mahasiswa lain yang juga datang untuk mengantar dokumen, dan salah satu dari mereka mengamati Sonia dengan tidak senang.

Sonia pura-pura tidak melihat orang itu, mengeluarkan ponselnya, dan main game Sudoku sebentar.

Tidak sampai lima menit, dia sudah menyelesaikan satu babak. Kemudian, dia mendengar suara langkah kaki mendekat.

“Kamu pulang sudah cukup lama, ‘kan? Selama itu di luar negeri, memang sudah waktunya pulang!”

Bersama dengan suara itu, terlihat dua orang memasuki ruang rapat. Satunya adalah Pak Santo, rektor di universitas ini, dan yang satunya lagi ….

Sonia mengerutkan keningnya. Bisa-bisanya kebetulan seperti ini?

Reza juga melihat Sonia, tapi matanya hanya menyapu Sonia sekilas.

Dekan bergegas menyambut kedua orang itu, memberi salam pada rektor.

Pak Santo memperkenalkan Reza, “Ini adalah presiden direktur Herdian Group. Dia juga mahasiswa di universitas kita dulu. Oh ya, beberapa beasiswa di universitas kita disponsori oleh Pak Reza.”

Dekan tadi langsung bersikap lebih hormat dari sebelumnya. Dia menjabat tangan Reza dan berkata sambil tersenyum, “Saya kebetulan menyuruh siswa untuk datang mengumpulkan berkas-berkas untuk mengajukan beasiswa mereka hari ini. Coba lihat, Pak Reza. Mereka semua ini yang pernah mendapat beasiswa dari Bapak.”

Reza menoleh ke siswa-siswa di sana, sepertinya melirik Sonia dua kali, lalu berkata sambil tersenyum, “Jembara University memang banyak siswa berbakat!”

Sonia memandangi wajah tampan pria itu. Orang-orang menyebut Reza sebagai pemuda kaya. Pria itu memang bersikap dominan semalam, sangat agresif. Tapi, dia terlihat elegan dan penuh martabat saat ini, seperti orang yang ada di dalam TV itu.

Sebenarnya, mana yang merupakan wajah aslinya?

Ketika diungkit oleh dekan, beberapa mahasiswa langsung menegakkan punggung mereka dan menatap Reza dengan kagum atau malu.

Perempuan yang sedari tadi menatap Sonia tiba-tiba melangkah maju dan berkata dengan tegas, “Karena Pak Reza yang memberi beasiswa pada kami datang, aku nggak tahu apakah aku harus mengatakan hal ini.”

Dosen mereka mengerutkan kening, tidak tahu apa yang akan dilakukan Melia.

Pak Santo tersenyum dan berkata, “Kalau kamu ingin mengatakan sesuatu, katakan saja.”

Melia melirik Sonia dan berkata sambil melipat kedua tangannya di belakang punggung, “Pak Reza memberikan beasiswa ini sebagai penghargaan bagi mahasiswa berprestasi di Jembara University. Menurutku, mahasiswa berprestasi itu nggak hanya dipandang dari studinya, tapi juga dari karakternya. Benar, ‘kan?”

“Tentu saja!” Pak Santo mengangguk.

Melia mengeluarkan ponselnya, membuka postingan di sebuah forum dan menunjukkannya pada semua orang.

“Beberapa hari yang lalu, seseorang melihat Sonia naik mobil mewah sepulang sekolah. Keluarga Sonia adalah keluarga biasa-biasa saja. Kurasa mereka nggak mampu membeli mobil seperti itu. Jadi, aku rasa semua orang tahu apa yang dia lakukan hari itu. Apa mahasiswa seperti ini bisa dianggap berprestasi?”

Ekspresi semua orang berubah, kecuali Reza. Dosen mereka berkata dengan suara pelan, “Melia, untuk apa kamu mengatakan semua ini di depan Pak Reza?”

Melia mengangkat alisnya, “Aku ingin Pak Reza tahu dia memberikan beasiswanya itu pada orang seperti apa. Apa dia merasa rugi memberikannya?”

Raut muka dekan mereka sangat masam. Dia mengambil ponsel Melia untuk melihat postingan tersebut. Postingan itu dari beberapa hari yang lalu dan hanya ada beberapa foto buram. Sonia naik mobil Mercedes Benz S600 bersama seorang pria paruh baya yang wajahnya tidak bisa dilihat jelas.

“Sonia, bagaimana kamu ingin menjelaskannya?” Melia memandang Sonia dengan ekspresi menantang.

Tidak ada ekspresi di wajah cantik Sonia. Dia berkata dengan tenang, “Siapa kamu? Mengapa aku harus menjelaskannya padamu?”

Tepat ketika Melia hendak mengatakan sesuatu, Reza tiba-tiba bersuara dengan nada bicaranya yang acuh tak acuh seperti biasa, “Zaman sekarang, masih ada siswa dari universitas bergengsi yang menggunakan asumsi nggak berdasar seperti ini untuk merusak reputasi seseorang?”

Melia menggertakkan gigi dan membela diri, "Ada fotonya. Mengapa Pak Reza menyebutku menggunakan asumsi nggak berdasar?”

Reza tersenyum dingin, “Apa yang kamu bisa lihat di foto itu? Kalau aku membelanya sekarang, apa kamu juga akan bilang ada hubungan antara kami berdua?”

Sonia terkejut.

Dia tiba-tiba merasa beruntung Reza tidak mengenalinya, makanya pria itu bisa mengatakan hal barusan dengan begitu percaya diri!

Setelah mengatakan itu, Reza menambahkan, “Apa ini karakter dari seorang siswa berprestasi dari universitas bergengsi?”

Dia menekankan kata “berprestasi”, jelas sekali sedang menyindir betapa “berprestasinya" Melia barusan.

Melia merasa terintimidasi oleh pembawaan Reza, sehingga tidak bisa menjawab.

Ekspresi semua orang berubah. Melia tampak malu, dan yang lainnya juga tidak terlihat nyaman. Hanya Sonia yang mengangkat alis. Dia tidak menyangka Reza akan membelanya.

Pak Santo mengerutkan kening dan berkata dengan suara rendah, “Apa yang dikatakan Pak Reza benar. Hanya dengan foto yang nggak bisa membuktikan apa-apa, postingan seperti ini nggak seharusnya muncul di forum Jembara University.”

Dosen mereka langsung berkata, “Aku akan menyuruh orang untuk menghapus postingan itu.”

Melia tidak terima dan masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi dosennya memelototinya.

Pak Santo menoleh ke arah Reza dan berkata sambil tersenyum, “Saya lihat Pak Sugi masih ada urusan lain untuk didiskusikan dalam ruang rapat ini. Bagaimana kalau kita pergi ke kantor saya?”

Reza mengangguk, “Oke!”

“Mari lewat sini, Pak.”

“Mari.”

Setelah Pak Santo dan Reza pergi, dosen mereka menoleh dan melihat Melia, lalu berkata dengan marah, “Melia, kamu nggak sopan sekali!”

Melia menggertakkan giginya dan tidak mengatakan apa-apa. Dia memelototi Sonia, kemudian berbalik badan dan meninggalkan ruang rapat itu.

Dosen mereka menghibur Sonia, tetapi Sonia tidak mengatakan apa-apa lagi, menyerahkan berkas-berkas yang dia bawa, lalu berpamit pergi.

Melia berdiri di sudut koridor dan menatap Sonia dengan dingin.

Sonia berjalan lurus ke arah wanita itu. Ketika dia mau melewati wanita itu, dia berhenti dan berkata dengan nada datar, “Kalau kamu suka Andre, kejar. Kalau kamu menggunakan cara yang nggak berbobot seperti ini, kamu akan terkesan ….”

Sonia melihat ke samping. Wajahnya jelas-jelas sangat cantik, tapi kalimat yang dia lontarkan sangat dingin, “Rendahan!”

Melia seketika langsung menegakkan tubuhnya dan berkata dengan raut muka masam, “Apa katamu?”

Sonia hanya melirik wanita itu sekilas, lalu berjalan pergi dengan santai.

Melia sangat marah dan ingin menyusul, tetapi siswi yang lain menghentikannya, “Melia, tenang sedikit! Ini gedung kantor guru!”

Melia berhenti dan menatap punggung Sonia dengan mata berapi-api, “Aku akan membunuhnya cepat atau lambat!”

….

Sore ini tidak ada kelas. Siangnya, Sonia naik bus dan pulang ke vila. Ketika sedang naik bus, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak memikirkan Reza.

Pertama kali mereka bertemu, mereka malah bersetubuh tanpa mengenal satu sama lain. Kedua kali mereka bertemu, dia malah dianggap sebagai penguntit, dan dituduh sebagai wanita simpanan di depan semua orang.

Sonia menempelkan dahinya ke jendela mobil dan mengangkat alisnya. Pria itu pasti pembawa sial baginya!

Satu jam kemudian, Reza menolak perjamuan Pak Santo, naik ke mobilnya dan meninggalkan Jembara University.

Sopirnya menoleh ke belakang dan berkata, “Pak Reza, sore ini jam tiga ada rapat pengembangan area Kompleks Vila Golden Coast. Di tengah-tengah ada sedikit waktu untuk istirahat, Bapak mau ke mana?”

Reza membolak-balik dokumen di tangannya. Mendengar kata vila, dia tiba-tiba teringat akan sesuatu dan berkata dengan datar, “Kita pergi ke Vila Green Garden.”

“Baik!” Sopirnya mencari persimpangan dan berbalik arah.

Ponsel Reza tiba-tiba berdering. Setelah mengangkatnya, terdengar suara Robi dari ujung telepon, “Pak Reza, aku sudah menemukan wanita yang semalam!”
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Alldi San Sedt
gimana hk lanjutan ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 4

    Reza menyuruh Robi menyelidiki wanita yang melompat keluar jendela hari itu, jadi Robi pun segera mengecek rekaman CCTV di Celestial HotelNamun anehnya, rekaman dari pukul tujuh sampai pukul sembilan tidak ada. Petugas keamanan di Celestial Hotel bahkan tidak dapat menjelaskan mengapa bisa begitu. Mereka hanya menduga bahwa internet mungkin sempat terputus pada waktu itu.Namun, Robi berhasil menemukan seseorang dari rekaman CCTV itu. Siska Dayanti.Siska Dayanti adalah seorang aktris yang tidak terlalu terkenal. Dia memiliki image yang polos dan lembut. Dia tidak pernah naik daun. Dari rekaman CCTV itu, bisa dilihat bahwa dia memasuki Celestial Hotel pada pukul 6:50 kemarin malam dan berjalan ke arah Paviliun Lotus. Setelah itu, rekaman CCTV-nya kosong untuk beberapa waktu, sehingga mereka tidak bisa melihat wanita itu pergi ke kamar yang mana.Pada pukul 9.05, manajer Siska muncul di lantai bawah Paviliun Lotus sambil memapahnya. Satu kaki Siska terkulai lemas dan ekspresinya kesaki

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 5

    Wanita yang berbicara itu bergegas menghampiri mereka. Bunga di tangannya langsung dipakai untuk memukul Sonia, mendorong Sonia dengan keras. Kemudian, wanita itu menarik Stella ke dalam pelukannya.Reviana memeriksa tubuh Stella dengan cemas, “Ada yang terluka, nggak? Apa ada yang berdarah? Di mana yang sakit?”Kelopak-kelopak bunga yang basah karena embun berserakan di lantai. Duri dari bunga segar itu menusuk leher Sonia. Sonia merasa sedikit pedih, tertegun menatap wanita yang sedang mencemaskan putrinya itu.Hendri Dikara cepat-cepat menghampiri dan berkata pada Sonia, “Kamu nggak terluka, ‘kan?”Reviana tiba-tiba menoleh ke belakang, menatap Sonia dengan mata galak, “Kamu mau apa? Kamu mau membunuh Stella?”Hati Sonia pedih melihat tatapan jijik dan benci yang terpancar dari mata wanita itu.Stella melirik Sonia sekilas, lalu buru-buru meraih pergelangan tangan Reviana dan berkata, “Ma, Mama salah paham. Aku yang minta Kak Sonia untuk menggunting rambutku. Kak Sonia nggak melukai

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 6

    Reza tidak mengangkat kepalanya sama sekali dan hanya membaca dokumen yang ada di tangannya dengan ekspresi dingin dan tidak tersentuh. Setelah itu lelaki tersebut menoleh dan tersenyum sambil bertanya, “Sonia, kamu jadi guru les?”Dia tahu perempuan itu tinggal di daerah timur dan kondisi ekonominya juga tidak bagus. Sedangkan di sini merupakan kawasan elit, otomatis Reza menganggap Sonia datang untuk menjadi guru bimbingan.“Untung saja ketemu dengan kamu,” jawab Sonia sambil tersenyum tipis.Kenapa dia bisa melupakan kalau Tasya adalah anak dari kakaknya Reza dan merupakan keponakan dari lelaki itu.Dulu, dalam tiga tahun mereka nyaris tidak pernah bertemu satu kali pun. Sekarang, dalam satu minggu bisa bertemu sebanyak tiga kali. Sonia berpikiran apakah Sang Cupid baru saja terbangun dari tidurnya dan tengah mencoba menyatukan mereka?Tasya menatap Sonia dan memperkenalkan perempuan itu pada Reza. “Dia Om aku yang kedua, Om Reza.”Sonia bersikap seakan tidak kenal dan menganggukkan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 7

    Sebersit sorot curiga melintas di mata Reza. Dia menatap perempuan itu sekali lagi. Kebetulan Tasya sudah kembali dari toilet dan langsung mendaratkan bokongnya di sisi Sonia. Dengan senyuman lebar perempuan itu bercerita,“Aku ketemu sama teman SMA dan ngobrol sebentar.”Pelayan datang dan membawa makanan mereka. Ketiga orang tersebut mulai makan dengan lahap. Terkadang Tasya akan mengeluarkan celetukan dan membicarakan hal-hal mengenai kampus dengan Sonia.Setelah selesai makan, mereka bertiga keluar dari restoran dan secara kebetulan ketemu dengan Ranty dan beberapa orang yang lain. Perempuan itu tengah makan dengan kliennya. Mereka bertemu di depan pintu dengan Ranty yang memberikan lirikan penuh arti pada Sonia.Kedua perempuan itu berpura-pura saling tidak mengenal dan hanya saling melewati saja. Justru dua orang klien Ranty yang merupakan CEO tua tampak mengenali Reza. Mereka menyapa lelaki itu dengan sikap yang terlihat sangat santun.Hujan di luar sana sudah berhenti, jalanan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 8

    Reza menyapukan pandangannya ke wajah Sonia yang mulus dan polos. Kulit putih perempuan itu terlihat sedikit merah dan membuat perempuan itu terlihat sangat bocah sekali, tidak seperti seorang mahasiswi melainkan anak SMA.Mungkin karena sifatnya sebagai seseorang yang lebih tua, Reza berusaha menahan emosinya dan mengusir Max. Setelah itu dia berkata dengan nada datar, “Sekarang sudah boleh turun.”Sonia menoleh ke belakang sejenak dan setelah memastikan tidak ada Max lagi di sana, dia melompat turun dengan ekspresi pura-pura datar. Perempuan itu langsung berdiri di belakang tubuh Reza dan berusaha menghindari mata anjing tersebut yang sedari tadi melihat ke arahnya. Lelaki itu tertawa kecil kemudian melangkah mendekati Max.Dia memandangi punggung lelaki itu dan baru menyadari jaraknya tadi sangat dekat sekali dengan Reza. Saking dekatnya bahkan dia bisa menghirup aroma lelaki itu yang seperti rintikan hujan yang membentuk genangan air di pegunungan bercampur dengan aroma kayu. Begit

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 9

    Sonia tanpa sadar ingin menyembunyikan tangannya ke balik punggungnya. Akan tetapi menyadari gerakan tersebut terlalu mencurigakan sehingga dia berusaha tidak membuat respons berlebihan apa pun.Dalam permainan tadi dia baru saja meledakkan Tandy dan dirinya sendiri juga telah mati di bunuh lawan. Bocah lelaki itu menahan dirinya untuk tidak menendang Sonia saat ini juga. Padahal tadi perempuan itu berjanji mau bilang pada Pamannya dan membantunya.“Om, tugasku sudah selesai!”Reza terlihat sedikit terkejut ketika mendengar ucapan keponakannya itu. Dia melirik wajah Sonia kemudian berjalan ke arah meja belajar dan berkata, “Coba Om lihat!”Tandy memberikan buku tugasnya pada Reza dan ternyata memang sudah selesai dan juga telah diperiksa. Bagian yang salah sudah diperbaiki bahkan ada beberapa penjelasan penyelesaian dari tugas tersebut.Lelaki itu semakin merasa aneh. Dia menoleh dan melihat Sonia yang juga tengah menatapnya dengan matanya yang polos dan jernih. “Aku janji pada Tandy u

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 10

    Pukul sepuluh malam hari, Tasya sudah tiba di rumahnya dan melihat sosok Reza yang duduk di sofa. Dia memutar bola matanya dan memberi kode melalui pandangan mata pada pelayannya yang tiba-tiba buru-buru naik ke lantai atas.“Sini!” Lelaki itu bersandar pada punggung sofa dengan sebelah tangannya yang memegang sebuah buku. Detik selanjutnya Tasya tahu dia sudah tidak bisa menutupinya lagi. Lebih baik dia bersikap pura-pura tenang dan berjalan ke arah lelaki itu sambil bertanya,“Om, kok belum tidur?”Reza meliriknya dan berkata, “Pantasan begitu buru-buru mau cari guru les. Ternyata kamu ingin pergi berkencan? Sudah ada pacar?”“Nggak!” sahut Tasya sambil menggelengkan kepalanya kuat-kuat.“Aku hanya jalan sama temanku.”“Pacarmu itu teman kampus?” tanya Reza lagi dengan nada suara lebih berat.Perempuan itu tahu kalau dia tidak bisa membohongi pamannya yang cerdik ini. Dia duduk di hadapan Reza dan berkata jujur,“Iya, aku memang sudah ada pacar. Aku juga tahu kalau keluarga kita sedi

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 11

    Dosen pelajaran bahasa asing kali ini berasal dari luar negeri dengan wajah yang tampan. Chenny kerap bilang padanya kalau dosennya yang ini merupakan sosok idamannya yang sempurna.Saat masuk ke dalam kelas, banyak mata yang memandang Sonia. Sepertinya mereka semua sudah melihat atau mendengar apa yang baru saja terjadi di lantai bawah. Tatapan semua orang terlihat ada yang kagum, menertawakan bahkan ada yang meremehkan sikap Sonia.Tidak ada perubahan ekspresi yang berarti di wajah perempuan itu. Dia dan Chenny memilih tempat duduk dan mengeluarkan peralatan kuliahnya sambil fokus mendengarkan pelajaran.Setelah jam kuliah tersebut telah selesai, Chenny memanfaatkan kesempatan untuk bertanya pada sang dosen agar bisa mendekatkan dirinya dengan lelaki itu. Sedangkan Sonia hanya duduk di tempatnya sambil menunggu perempuan itu.Sekitar sepuluh menit kemudian, tidak ada tanda-tanda Chenny yang akan menyudahi kegiatannya. Sonia memutuskan untuk berdiri dan pergi ke toilet dulu. Ketika di

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1944

    Theresia membalas, "Dia punya pendirian sendiri. Justru itulah yang membuatnya begitu menggemaskan. Kalau bukan karena sifat itu, mana mungkin kamu bisa jatuh cinta padanya?"Beberapa kata sederhana darinya langsung meredakan amarah yang sebelumnya membara di hati Reza. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Theresia, lalu tiba-tiba bertanya, "Aku jadi penasaran ... kenapa dia sampai meninggalkanmu dulu?"Tatapan Theresia sedikit berubah. Matanya membeku sesaat, tetapi dia tetap tenang. Dia mengangkat gelas anggurnya dan menyesapnya perlahan.Sementara itu, Reza duduk di kursi yang tadi ditempati Sonia. Dia menatap sisa kue di piring Sonia, lalu tanpa ragu mengambil sendok dan melanjutkan memakannya dengan santai, seolah itu adalah hal yang sangat wajar.Theresia menatapnya dengan sedikit terkejut, lalu menurunkan suaranya ketika bertanya, "Bukankah ini terlalu terang-terangan?"Jelas sekali bahwa Sonia tidak ingin hubungan mereka diketahui orang lain. Ditambah lagi, Rayden masih merupak

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1943

    Suasana di dalam aula pesta makin ramai dan meriah. Dari sini bisa terlihat betapa seriusnya Rayden dalam menyambut kedatangan Raja Bondala.Saat ini, banyak orang mengelilingi Raja Bondala. Hal ini jelas menunjukkan betapa besar pengaruhnya. Keluarga Milana adalah keluarga bangsawan sehingga wajar jika banyak orang juga berusaha mendekati Kase.Sementara itu, Sonia memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari tempat yang lebih tenang. Dia memilih duduk di sudut, lalu menikmati makanan sambil berpikir apakah dia harus mengakui identitasnya di hadapan Reza atau tidak.Hal ini sungguh membuat Sonia pusing. Tidak peduli seberapa rumit pikirannya, dia tetap tidak bisa mengingkari kenyataan bahwa kehadiran Reza memberinya rasa aman yang luar biasa. Pria itu datang mencarinya.Sonia menekan senyum di sudut bibirnya dan menatap keluar jendela besar. Dia melihat keramaian dan kemegahan Kastil Fers. Untuk pertama kalinya, dia benar-benar punya suasana hati untuk menikmati pemandangan.Tiba-tiba, s

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1942

    Kase melangkah mendekati Raja Bondala. Satu tangannya masih menggenggam pergelangan tangan Sonia, sementara tangan lainnya diulurkan sebagai sapaan. Dengan senyum percaya diri, dia memperkenalkan diri, "Aku Kase, suatu kehormatan bisa bertemu dengan Raja Bondala di sini!"Pria bertopeng rubah emas itu melirik tangan mereka yang masih tergenggam. Tatapannya sedikit meredup, lalu dia menatap Kase sambil berujar dengan dingin, "Sudah lama aku mendengar tentangmu."Suaranya dalam dan rendah. Rasanya jauh, samar, dan tak bisa ditebak emosinya. Anehnya justru karena itu, orang bisa merasakan bahwa dia tampaknya sedang tidak senang.Ketika tatapan pria itu akhirnya berpindah ke arahnya, Sonia baru sadar bahwa sejak tadi pergelangan tangannya masih digenggam oleh Kase. Dengan refleks, dia segera menarik tangannya dan berdiri tegak. Sikapnya kaku seperti anak kecil yang baru saja ketahuan melakukan kesalahan.Setelah beberapa perkenalan singkat, rombongan itu mengelilingi Raja Bondala dan wanit

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1941

    Ini bisa dibilang pertama kalinya mereka bertemu secara resmi. Pria itu bertubuh tinggi besar dengan fisik yang kekar. Wajahnya tertutup oleh topeng perak yang memancarkan aura dingin dan jahat.Sebuah luka panjang membentang dari sudut bibir hingga dagunya, terlihat mengerikan dan mencolok. Apabila dia melepas topeng itu, mungkin luka ini akan membelah wajahnya menjadi dua bagian.Sonia tanpa sadar mulai menebak-nebak, apakah dia selalu memakai topeng ini untuk menutupi luka itu ataukah ada alasan lain seperti menyembunyikan identitasnya?Mungkin karena merasakan tatapan Sonia, Rayden juga menoleh ke arahnya. Sepasang mata yang terlihat dari balik topeng itu dipenuhi dengan kebengisan dan ketidakpedulian.Pandangannya menusuk lurus ke arah Sonia, tanpa sedikit pun niat untuk menghindar. Rasanya segala sesuatu yang sudah Rayden lakukan seperti membujuk Kase dan menjebak Sonia tak pernah terjadi sebelumnya.Sonia menatapnya dengan dingin. Tatapan mereka bertaut tanpa ada yang mengalah.

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1940

    Saat langit hampir gelap, Kase naik untuk melihat Sonia. Dia segera membangunkan Sonia yang tertidur.Sonia bangun. Dia menghela napas. Sonia tampak kelelahan. Setelah melihat langit senja, dia bertanya, "Apa Raja Bondala sudah datang?"Kase menjawab seraya tersenyum, "Dia sudah hampir sampai. Aku sudah suruh orang mengantar hadiah untuk Raja Bondala."Sonia mengangkat alis dan membalas, "Apa?""Ini," sahut Kase. Dia membuka kotak yang dibawanya, lalu mengeluarkan 2 topeng dan memberikannya kepada Sonia. Kase menjelaskan, "Nanti malam ada pesta, kita buat pesta topeng saja. Pasti sangat menarik kalau semua orang pakai topeng."Sonia mencibir, lalu menanggapi, "Rayden sudah pernah lihat kita berdua. Apa gunanya pakai topeng sekarang?""Tapi, Raja Bondala juga datang. Kita harus bersikap misterius. Atas dasar apa Rayden sok misterius dengan memakai topeng? Kalau dia mau pakai, kita juga pakai. Begitu baru adil," timpal Kase.Kase merasa geram begitu mengungkit Rayden. Kemudian, dia menam

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1939

    "Tidak, aku mau segera lihat Sonia!" tegas Reza. Dia berusaha menahan emosinya. Reza memandang Theresia sembari bertanya, "Apa Kase pergi ke Kastil Fers untuk membicarakan kerja sama pengembangan energi terbarukan?"Theresia menyahut sembari mengangguk, "Seharusnya begitu."Reza memanggil Yandra dan berpesan, "Tritop menunggu balasanku, 'kan? Beri tahu dia, aku sangat tertarik dengan energi terbarukan yang dikembangkan Rayden. Aku akan pergi ke Kastil Fers sore ini."Yandra menyahut, "Oke. Aku balas Tritop sekarang."....Tak lama kemudian, Rayden menerima panggilan telepon dari Tritop. Dia menyuruh Rayden bersiap-siap untuk menyambut Raja Bondala.Rayden merasa ada yang aneh. Dia bertanya, "Apa Raja Bondala memang datang untuk energi terbarukan?"Sebelumnya Raja Bondala tidak menunjukkan tanda-tanda seperti itu. Tritop menjelaskan, "Mungkin kerja sama kita dengan Keluarga Milana membuat Raja Bondala marah. Itulah sebabnya dia menggertak kita. Setelah dia datang, kamu bisa cari tahu da

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1938

    Theresia buru-buru masuk. Melihat ekspresi Reza yang muram, dia mengangkat alis dan bertanya, "Bukannya pemimpin melarang kamu membantu? Kenapa kamu datang ke sini?"Reza memijat keningnya sambil menjawab, "Sonia datang ke Hondura."Ekspresi Theresia berubah drastis. Dia bertanya lagi, "Apa dia datang mencari pemimpin?""Seharusnya begitu," sahut Reza.Theresia berpikir sejenak sebelum membalas, "Kalau begitu, seharusnya dia pergi ke Kastil Fers."Reza bertanya seraya mengernyit, "Kastil Fers? Untuk apa dia pergi ke sana?"Sonia datang untuk mencari pemimpin. Sewaktu di Negara Madani, Reza mendapatkan kabar pemimpin berada di Kota Horduo. Jadi, untuk apa Sonia pergi ke Kastil Fers?Theresia menyahut, "Aku curiga pemimpin juga pergi ke Kastil Fers.""Apa informasimu akurat?" tanya Reza.Theresia menggeleng dan menjawab, "Ini cuma tebakanku. Aku sampai di sini satu hari lebih cepat darimu."Reza langsung berdiri sembari berujar, "Kalau begitu, kita pergi ke Kastil Fers sekarang."Theresi

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1937

    Sonia berujar dengan dingin, "Aku takut ada racun!""Kalau begitu, aku minum supnya," balas Kase. Dia langsung meminum sup di depan Sonia, lalu bertanya, "Apa sekarang kamu sudah tenang?"Sonia bertanya balik, "Ada urusan apa kamu datang kemari?"Kase memberikan kartu berwarna emas kepada Sonia dan menyahut, "Aku kembalikan ini padamu. Untung ada kartu ini, jadi aku bisa lebih mudah menyelamatkanmu."Sonia menimpali seraya mengernyit, "Ini bukan kartuku."Sonia mendapatkan kartu berwarna hitam dari staf penelitian. Dia baru tahu kartu di Kastil Fers dibagi menjadi 5 jenis. Yang paling rendah adalah kartu berwarna putih yang dipakai para pelayan.Yang lebih tinggi adalah kartu berwarna hitam, perak, emas, dan emas tua. Makin tinggi tingkatannya, makin besar kekuasaan yang dimiliki pemilik kartu. Sementara itu, Kase memegang kartu berwarna emas.Kase mengangkat alis dan menanggapi, "Bukan kartumu? Jelas-jelas aku menemukannya di bawah tasmu.""Di bawah tasku?" tanya Sonia. Dia berpikir s

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1936

    Tak lama kemudian, pelayan mengantar makanan. Hallie mengikuti pelayan itu. Hallie bertanya dengan ekspresi terkejut, "Sonia, kamu tidak apa-apa, 'kan?"Sonia bangkit, lalu menggeleng. Namun, dia merasa pusing. Sonia pun memejamkan mata untuk menenangkan dirinya.Hallie yang khawatir berucap, "Apa kamu tidak enak badan? Kamu disuntik obat eksperimen. Butuh waktu untuk pulih. Sebaiknya kamu makan dulu.""Oke," sahut Sonia. Dia duduk di samping kereta dorong sambil mencium aroma makanan. Sonia merasa lebih rileks.Hallie mengambil semangkuk sup jamur, lalu memotong daging sapi dan mengambil sayur untuk Sonia. Dia menjelaskan, "Sonia, apa kamu berselisih dengan Kase? Tapi, kali ini memang dia yang menyelamatkanmu."Sonia hanya makan dan tidak berbicara. Melihat Sonia hanya terdiam, Hallie tidak melanjutkan perkataannya lagi. Dia menyuruh Sonia menghabiskan makanannya terlebih dahulu.Setelah Sonia selesai makan, Hallie beres-beres sembari berkata, "Kamu istirahat dulu. Aku mau pergi kerja

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status