Share

Bab 5

Author: Musim Gugur
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Wanita yang berbicara itu bergegas menghampiri mereka. Bunga di tangannya langsung dipakai untuk memukul Sonia, mendorong Sonia dengan keras. Kemudian, wanita itu menarik Stella ke dalam pelukannya.

Reviana memeriksa tubuh Stella dengan cemas, “Ada yang terluka, nggak? Apa ada yang berdarah? Di mana yang sakit?”

Kelopak-kelopak bunga yang basah karena embun berserakan di lantai. Duri dari bunga segar itu menusuk leher Sonia. Sonia merasa sedikit pedih, tertegun menatap wanita yang sedang mencemaskan putrinya itu.

Hendri Dikara cepat-cepat menghampiri dan berkata pada Sonia, “Kamu nggak terluka, ‘kan?”

Reviana tiba-tiba menoleh ke belakang, menatap Sonia dengan mata galak, “Kamu mau apa? Kamu mau membunuh Stella?”

Hati Sonia pedih melihat tatapan jijik dan benci yang terpancar dari mata wanita itu.

Stella melirik Sonia sekilas, lalu buru-buru meraih pergelangan tangan Reviana dan berkata, “Ma, Mama salah paham. Aku yang minta Kak Sonia untuk menggunting rambutku. Kak Sonia nggak melukaiku.”

“Ternyata begitu!” Hendri tertawa, lalu berkata dengan marah kepada Reviana, “Kamu itu selalu begitu. Belum tahu jelas apa yang terjadi, tapi sudah marah duluan. Coba kamu lihat itu, bajunya Sonia jadi kotor karena kamu.”

Reviana sadar dia telah salah sangka pada Sonia. Dia terlihat malu dan berusaha menjelaskan, “Tadi waktu aku sampai di pintu, aku melihat Sonia sedang memegang gunting dan mengarahkannya ke leher Stella. Aku nggak tahu kalau dia sedang menggunting rambut.”

“Sudah, jangan banyak alasan!” Hendri memelototi Reviana, lalu berkata kepada Stella, “Bawa kakakmu naik untuk ganti baju. Bajunya kotor semua.”

“Kak, ayo ikut aku!”

Stella menggandeng tangan Sonia. Sonia menyapu kelopak-kelopak bunga yang ada di pundaknya.

Setelah masuk ke kamar tidur di lantai dua, Stella berkata dengan nada meminta maaf, “Kak, maaf, ya. Aku nggak menyangka Mama akan pulang di saat itu. Kakak jadi terluka.”

“Itu bukan salahmu!” Sonia tersenyum kecil.

Stella mengambil sebuah kaos putih dari lemari pakaiannya, lalu meletakkannya di sofa, “Ini baju baru, belum pernah dipakai. Kak Sonia ganti baju saja. Aku akan menunggu Kakak di bawah.”

“Oke.”

Stella menutup pintu kamar. Sonia melihat baju yang ada di atas sofa. Senyuman di wajahnya memudar. Yang satu minta tolong diguntingkan rambutnya, yang satu lagi kebetulan pulang. Kebetulan sekali!

Setelah berganti pakaian, Sonia berjalan keluar menyusuri koridor. Ada sebuah pintu yang tidak tertutup rapat di tengah. Dia mendengar suara Hendri, “Kok bisa kamu memukul Sonia pakai bunga? Keterlaluan sekali!”

Sonia memperlambat langkahnya.

Reviana masih terdengar tidak yakin, “Mana aku tahu kalau dia sedang menggunting rambut? Dia memegang gunting dan mengarahkannya ke leher Stella. Aku langsung ketakutan waktu itu!”

Hendri menghela napas, “Apa kamu nggak merasa sikapmu pada Sonia itu salah? Jangan lupa, anak kandung kita itu Sonia!”

Reviana berargumen, “Aku tahu. Waktu dia pulang ke rumah tiga tahun lalu, aku juga ingin menebus kesalahanku. Tapi, dia yang bersikeras mau tinggal di luar. Bagaimana aku bisa menebusnya?”

“Kamu ada menahannya nggak waktu dia bilang mau pindah tinggal di luar?” Hendri berkata, “Aku tahu kamu sayang pada Stella, tapi Sonia itu sudah tertukar dari lahir. Dia sudah sangat menderita di luar sana. Apa kamu nggak bisa bersikap baik sedikit padanya?”

Reviana berkata dengan tak berdaya, “Aku juga ingin bersikap baik pada Sonia, tapi aku sudah menyayangi Stella selama dua puluh tahun dan menganggapnya sebagai putri kandungku sendiri. Bagaimana aku bisa mengubahnya begitu saja? Selain itu, Stella sangat pintar. Dia bisa main piano, melukis, main viola. Semuanya hebat. Anaknya juga pengertian dan cerdas. Coba kamu lihat Sonia, nggak ada kelebihannya sama sekali. Aku jadi nggak bisa menyayanginya!”

“Kok kamu bisa bilang begitu tentang putrimu sendiri?”

“Aku kan nggak mengatakannya di depan orangnya?” Reviana mengeluh, “Kamu juga. Kenapa kamu suruh dia datang? Hari ulang tahun yang menyenangkan dibuat jadi nggak menyenangkan!”

Sorot mata Sonia berubah sedih. Dia tidak mendengarkan lagi, membuka tasnya dan meletakkan kotak perhiasan abu-abu muda di rak bunga di luar pintu, lalu turun ke bawah.

Di lantai bawah, Stella sedang menggendong seekor kucing. Ketika dia melihat Sonia turun, Stella langsung tersenyum dan bertanya, “Kak, bajunya muat?”

“Muat, makasih!” kata Sonia dengan sopan.

“Kita ini kakak beradik. Untuk apa sesungkan itu?” Stella tersenyum polos.

Sonia tersenyum ringan, “Aku baru saja dapat telepon. Ada urusan di kampus yang mengharuskanku pergi ke sana. Aku pergi dulu, ya. Kamu tolong kasih tahu Papa.”

“Nggak usah buru-buru. Kita belum makan kuenya!” Stella memasang ekspresi yang menyayangkan.

“Tolong bilang ke Mama, maaf sudah mengacaukan hari ulang tahunnya,” kata Sonia, lalu berjalan menuju pintu.

Dia tidak tahu sejak kapan mulai gerimis di luar. Tanah di luar benar-benar basah.

Stella menoleh dan berteriak, “Bi Umi, dimana Pak Umar? Suruh Pak Umar untuk antar Kak Sonia pulang.”

Bi Umi bergegas datang. Dia melirik hujan di luar, berpikir sebentar, lalu menghela napas, “Aduh,kebetulan sekali. Pak Umar sedang pergi ambil kue Bu Reviana. Dia belum pulang.”

“Aku pulang sendiri saja. Tolong beri aku payung, Bi Umi,” kata Sonia.

“Oh, oke!” Bi Umi berbalik badan dan pergi, lalu kembali dengan sebuah payung. Dia menyerahkannya ke Sonia dan tidak lupa berpesan, “Payung ini harganya berjuta-juta, Non. Gunakan dengan hati-hati.”

Sorot mata Sonia agak dingin, tapi wajahnya tetap tenang. Dia membuka payung itu dan melangkah di bawah rintikan hujan.

Begitu Sonia keluar dari gerbang, Stella melihat Pak Umar sedang berjalan dengan membawa payung di halaman.

Bi Umi terlihat malu dan berkata, “Aduh, dasar ingatanku ini. Pak Umar kan sudah pulang setengah jam yang lalu. Kasihan sekali Non Sonia harus pulang sendiri di tengah hujan begini.”

Sonia memeluk kucingnya, tersenyum lembut dan berkata, “Mungkin Bi Umi kecapekan akhir-akhir ini. Kalau ada waktu, aku akan bilang ke Mama untuk menaikkan gaji Bibi.”

Bi Umi langsung berseri-seri, “Makasih, Non. Mulai sekarang, Bibi akan menuruti semua kemauan Non.”

Stella berbalik badan dan naik ke atas. Dia melihat kotak perhiasan di atas rak bunga dan mengambilnya. Sebelum dia bisa membukanya, Hendri dan Reviana keluar.

Reviana malah merasa lega ketika mendengar Sonia sudah pergi.

Hendri tidak ingin bertengkar dengan Reviana di hari ulang tahunnya, jadi dia mengganti topik pembicaraan. Dia melihat kotak perhiasan di tangan Stella dan tersenyum, “Itu untuk mamamu?”

Reviana mengambilnya sambil tersenyum, kemudian tertegun sejenak setelah membukanya, kemudian terlihat kaget dan senang, “Perhiasan model baru yang baru dirilis oleh GK Jewelry, masih dalam masa promosi. Katanya setiap model hanya ada satu set, jadi nggak mudah untuk mendapatkannya. Stella, apa ini kado ulang tahun yang kamu belikan untuk Mama?”

Stella agak kaget, tapi kemudian tersenyum dan tidak menyangkalnya, “Baguslah kalau Mama suka!”

“Stella memang yang paling baik!” Reviana memeluk Stella dengan emosional. Rasa bersalah karena memukuli Sonia langsung menghilang dalam sekejap.

Sonia meninggalkan rumah keluarga Dikara dan berjalan pulang. Ini adalah kompleks vila, tidak ada bus, bahkan taksi saja sedikit.

Rintikan hujan menghantam payungnya. Sangat bising.

Sonia menginjak air hujan, berjalan santai. Hujan ini sepertinya akan turun dengan deras. Langit terlihat seperti suasana hatinya saat ini.

Satu per satu mobil pribadi melewati jalanan itu. Di dalam salah satu mobil yang lewat, yaitu mobil Bentley, seorang gadis yang duduk di kursi sebelah supir tiba-tiba melihat ke luar jendela, lalu berkata kepada pria yang duduk di belakang, “Om Reza, aku melihat teman sekelasku di sana. Di sini nggak ada bus. Kita ajak dia naik saja, ya.”

Reza sedang membaca dokumen di tangannya. Ekspresi di wajah tampannya tampak acuh tak acuh. Dia mengangguk kecil.

Tasya meminta supir untuk memundurkan mobil, lalu menurunkan kaca jendela dan berteriak pada Sonia, “Sonia, masuk ke dalam mobil!”

Sonia terkejut, “Tasya?”

Mereka dari jurusan yang sama, tapi tidak bisa dibilang akrab.

Tasya tersenyum, “Cepat naik. Nanti baru bicara di mobil.”

“Makasih!” Sonia berterima kasih, membuka pintu mobil, menutup payungnya dan masuk. Dari sudut matanya, dia melihat seseorang duduk di sampingnya. Dia menoleh ke samping dan tertegun.

Related chapters

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 6

    Reza tidak mengangkat kepalanya sama sekali dan hanya membaca dokumen yang ada di tangannya dengan ekspresi dingin dan tidak tersentuh. Setelah itu lelaki tersebut menoleh dan tersenyum sambil bertanya, “Sonia, kamu jadi guru les?”Dia tahu perempuan itu tinggal di daerah timur dan kondisi ekonominya juga tidak bagus. Sedangkan di sini merupakan kawasan elit, otomatis Reza menganggap Sonia datang untuk menjadi guru bimbingan.“Untung saja ketemu dengan kamu,” jawab Sonia sambil tersenyum tipis.Kenapa dia bisa melupakan kalau Tasya adalah anak dari kakaknya Reza dan merupakan keponakan dari lelaki itu.Dulu, dalam tiga tahun mereka nyaris tidak pernah bertemu satu kali pun. Sekarang, dalam satu minggu bisa bertemu sebanyak tiga kali. Sonia berpikiran apakah Sang Cupid baru saja terbangun dari tidurnya dan tengah mencoba menyatukan mereka?Tasya menatap Sonia dan memperkenalkan perempuan itu pada Reza. “Dia Om aku yang kedua, Om Reza.”Sonia bersikap seakan tidak kenal dan menganggukkan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 7

    Sebersit sorot curiga melintas di mata Reza. Dia menatap perempuan itu sekali lagi. Kebetulan Tasya sudah kembali dari toilet dan langsung mendaratkan bokongnya di sisi Sonia. Dengan senyuman lebar perempuan itu bercerita,“Aku ketemu sama teman SMA dan ngobrol sebentar.”Pelayan datang dan membawa makanan mereka. Ketiga orang tersebut mulai makan dengan lahap. Terkadang Tasya akan mengeluarkan celetukan dan membicarakan hal-hal mengenai kampus dengan Sonia.Setelah selesai makan, mereka bertiga keluar dari restoran dan secara kebetulan ketemu dengan Ranty dan beberapa orang yang lain. Perempuan itu tengah makan dengan kliennya. Mereka bertemu di depan pintu dengan Ranty yang memberikan lirikan penuh arti pada Sonia.Kedua perempuan itu berpura-pura saling tidak mengenal dan hanya saling melewati saja. Justru dua orang klien Ranty yang merupakan CEO tua tampak mengenali Reza. Mereka menyapa lelaki itu dengan sikap yang terlihat sangat santun.Hujan di luar sana sudah berhenti, jalanan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 8

    Reza menyapukan pandangannya ke wajah Sonia yang mulus dan polos. Kulit putih perempuan itu terlihat sedikit merah dan membuat perempuan itu terlihat sangat bocah sekali, tidak seperti seorang mahasiswi melainkan anak SMA.Mungkin karena sifatnya sebagai seseorang yang lebih tua, Reza berusaha menahan emosinya dan mengusir Max. Setelah itu dia berkata dengan nada datar, “Sekarang sudah boleh turun.”Sonia menoleh ke belakang sejenak dan setelah memastikan tidak ada Max lagi di sana, dia melompat turun dengan ekspresi pura-pura datar. Perempuan itu langsung berdiri di belakang tubuh Reza dan berusaha menghindari mata anjing tersebut yang sedari tadi melihat ke arahnya. Lelaki itu tertawa kecil kemudian melangkah mendekati Max.Dia memandangi punggung lelaki itu dan baru menyadari jaraknya tadi sangat dekat sekali dengan Reza. Saking dekatnya bahkan dia bisa menghirup aroma lelaki itu yang seperti rintikan hujan yang membentuk genangan air di pegunungan bercampur dengan aroma kayu. Begit

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 9

    Sonia tanpa sadar ingin menyembunyikan tangannya ke balik punggungnya. Akan tetapi menyadari gerakan tersebut terlalu mencurigakan sehingga dia berusaha tidak membuat respons berlebihan apa pun.Dalam permainan tadi dia baru saja meledakkan Tandy dan dirinya sendiri juga telah mati di bunuh lawan. Bocah lelaki itu menahan dirinya untuk tidak menendang Sonia saat ini juga. Padahal tadi perempuan itu berjanji mau bilang pada Pamannya dan membantunya.“Om, tugasku sudah selesai!”Reza terlihat sedikit terkejut ketika mendengar ucapan keponakannya itu. Dia melirik wajah Sonia kemudian berjalan ke arah meja belajar dan berkata, “Coba Om lihat!”Tandy memberikan buku tugasnya pada Reza dan ternyata memang sudah selesai dan juga telah diperiksa. Bagian yang salah sudah diperbaiki bahkan ada beberapa penjelasan penyelesaian dari tugas tersebut.Lelaki itu semakin merasa aneh. Dia menoleh dan melihat Sonia yang juga tengah menatapnya dengan matanya yang polos dan jernih. “Aku janji pada Tandy u

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 10

    Pukul sepuluh malam hari, Tasya sudah tiba di rumahnya dan melihat sosok Reza yang duduk di sofa. Dia memutar bola matanya dan memberi kode melalui pandangan mata pada pelayannya yang tiba-tiba buru-buru naik ke lantai atas.“Sini!” Lelaki itu bersandar pada punggung sofa dengan sebelah tangannya yang memegang sebuah buku. Detik selanjutnya Tasya tahu dia sudah tidak bisa menutupinya lagi. Lebih baik dia bersikap pura-pura tenang dan berjalan ke arah lelaki itu sambil bertanya,“Om, kok belum tidur?”Reza meliriknya dan berkata, “Pantasan begitu buru-buru mau cari guru les. Ternyata kamu ingin pergi berkencan? Sudah ada pacar?”“Nggak!” sahut Tasya sambil menggelengkan kepalanya kuat-kuat.“Aku hanya jalan sama temanku.”“Pacarmu itu teman kampus?” tanya Reza lagi dengan nada suara lebih berat.Perempuan itu tahu kalau dia tidak bisa membohongi pamannya yang cerdik ini. Dia duduk di hadapan Reza dan berkata jujur,“Iya, aku memang sudah ada pacar. Aku juga tahu kalau keluarga kita sedi

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 11

    Dosen pelajaran bahasa asing kali ini berasal dari luar negeri dengan wajah yang tampan. Chenny kerap bilang padanya kalau dosennya yang ini merupakan sosok idamannya yang sempurna.Saat masuk ke dalam kelas, banyak mata yang memandang Sonia. Sepertinya mereka semua sudah melihat atau mendengar apa yang baru saja terjadi di lantai bawah. Tatapan semua orang terlihat ada yang kagum, menertawakan bahkan ada yang meremehkan sikap Sonia.Tidak ada perubahan ekspresi yang berarti di wajah perempuan itu. Dia dan Chenny memilih tempat duduk dan mengeluarkan peralatan kuliahnya sambil fokus mendengarkan pelajaran.Setelah jam kuliah tersebut telah selesai, Chenny memanfaatkan kesempatan untuk bertanya pada sang dosen agar bisa mendekatkan dirinya dengan lelaki itu. Sedangkan Sonia hanya duduk di tempatnya sambil menunggu perempuan itu.Sekitar sepuluh menit kemudian, tidak ada tanda-tanda Chenny yang akan menyudahi kegiatannya. Sonia memutuskan untuk berdiri dan pergi ke toilet dulu. Ketika di

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 12

    Chenny menunggu Sonia di lantai bawah ruangan Santo. Melihat perempuan itu keluar, dia langsung bergegas menghampirinya dan bertanya, “Gimana? Petugas konseling ada bilang mau menghukum kamu, nggak?”Sonia yang mengenakan tas sandang hanya memegang dua tali tas yang menggantung di samping tubuhnya sambil menjawab dengan nada santai, “Kenapa harus menghukumku? Aku hanya sedang melindungi diri!”Chenny menatapnya dengan tidak percaya dan berkata, “Melia patah tulang dan papanya datang dengan emosi yang begitu membludak. Memangnya dia bisa diam saja?”“Pokoknya sudah beres!” sahut Sonia sambil tertawa lebar.Walaupun Chenny masih merasa ragu dan curiga, dia juga merasa lega. Perempuan itu mengikuti langkah Sonia keluar dari area universitas sambil berceloteh ria.“Salah aku juga, coba kalau aku nggak nempelin pangeranku, kita sudah balik dari tadi! Nggak akan ada kejadian seperti ini.”Dengan santai Sonia berkata, “Melia sudah mempersiapkan semuanya. Siapa tahu dia menungguku di suatu tem

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 13

    Akhirnya Sonia tahu alasan dibalik berhentinya para guru les bocah lelaki itu. Anak keluarga orang kaya tidak bisa diajar dengan menggunakan kekerasan. Jika dengan ucapan nasihat, maka mereka akan protes kita cerewet. Kalau membujuknya dengan ucapan manis, maka akan dikatakan kekanakan. Rasa tidak berdaya seperti itu membuat siapa pun akan menyerah.Sonia bangkit dan melihat anak panah yang tergeletak di atas meja. Dia melirik papan panah kemudian melayangkan anak panah dalam satu gerakan dan mendarat tepat di bagian tengah!Ketika anak panah ketiga masih mengenai bagian tengah papan panah, Tandy mengangkat wajahnya dan menatap dia dengan raut terkejut. Sonia mengambil anak panah dengan kedua tangannya, setelah itu dia melayangkan anak panah tanpa melihatnya di waktu yang bersamaan.Kedua anak panah tersebut melayang dengan kecepatan yang sama. Dua buah anak panah tersebut menjatuhkan anak panah yang sebelumnya tertancap dan menggantikannya berada di posisi bagian tengah papan.Tandy b

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1754

    Ketika mendengar nada bicara Jason, hati Kelly spontan gemetar. Dia membalas dengan suara rendah, “Oh!”Kelly meletakkan dokumen di tangan, lalu meminum setengah gelas air berusaha untuk menenangkan dirinya. Kemudian, dia baru berjalan ke luar.Setibanya di bawah gedung perusahaan, ternyata mobil Jason memang sedang diparkirkan di sana.Baru saja Kelly membuka pintu mobil baris belakang, tiba-tiba terdengar suara pria dari bangku pengemudi. “Duduk depan!”Kelly sungguh tidak menyangka Jason akan mengendarai mobilnya sendiri. Kelly pun duduk di bangku samping pengemudi.Setelah Jason mabuk malam hari itu, ini adalah pertama kalinya mereka berjumpa lagi. Ketika melihat Jason, Kelly spontan kepikiran dengan ucapannya malam hari itu. Raut wajahnya kelihatan tidak alami, dia bahkan tidak berani untuk mengangkat kepalanya.Suasana di dalam mobil sangat hening. Jason tidak berbicara, hanya menunjukkan ekspresi muramnya saja. Kelly juga tidak berbicara.Setelah terdiam beberapa saat, Jason ber

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1753

    Dulu, Kelly pasti akan langsung menolak. Namun sekarang, Kelly malah merasa ragu.Kelly mesti membayar utang Yerin dan mesti merawat ayahnya. Dia sangat membutuhkan uang!Ketika menyadari Kelly tidak berbicara, Kenneth pun melanjutkan, “Hubungan kerja di perusahaanmu sangat rumit. Susah untuk bisa naik jabatan. Kamu juga mesti menghadapi banyak jenis klien. Kalau kamu ke perusahaanku, aku jamin kamu bisa mendapatkan berkali-kali lipat lebih banyak daripada perusahaanmu yang sekarang!”Kelly terdiam sejenak. Dia sedang merenung. “Kamu beri aku waktu untuk pertimbangkan masalah ini dulu!”Waktu itu, Kelly langsung menolak. Kali ini, dia mengatakan dirinya perlu waktu untuk mempertimbangkannya. Jadi, Kenneth seolah-olah melihat adanya secercah cahaya. Dia segera berkata dengan tersenyum, “Nggak masalah. Kamu pertimbangkan dulu dengan baik. Aku akan sambut kedatanganmu kapan saja!”…Jason membawa Howard pergi menemui seorang klien. Baru saja dia menuruni mobil berjalan ke dalam restoran,

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1752

    Kening Kelly berkerut. Dia tidak tahu ada masalah seperti ini.“Tadi perusahaan kami juga membuka rapat khusus membahas persoalan ini. Kami memutuskan Pak Iwan tidak perlu melakukan kompensasi apa pun. Kemudian, semua biaya pengobatan dan pemulihan Pak Iwan akan ditanggung oleh perusahaan!”Kelly sungguh merasa syok. “Ayahku memang sudah membantu mengurangi kerugian perusahaan, tapi dia juga bertanggung jawab atas insiden kebakaran. Aku nggak bisa tinggal diam saja!”“Aku tahu Nona Kelly itu orang yang bertanggung jawab. Hasil akhir ini adalah hasil dari diskusi para petinggi. Jadi, Nona Kelly tidak perlu merasa bersalah. Kami melakukan keputusan seperti ini pasti ada alasannya.”Kelly sungguh tidak menyangka Tito akan bersikap sangat lapang dada. Dia berdiri, lalu membungkukkan tubuhnya ke hadapan Tito demi menunjukkan rasa bersalahnya. “Aku mewakili ayahku untuk minta maaf terhadap perusahaan. Aku benar-benar minta maaf!”“Jangan bersikap seperti ini!” Tito merasa panik langsung berd

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1751

    Sonia menjinjit ujung kakinya, lalu mencium bibir Reza.Reza tertegun sejenak. Tatapannya mulai mendalam. Reza menggendong Sonia, lalu menciumnya sembari membawanya ke dalam kamar mandi.Di dalam bathtub yang berisi air hangat. Sonia bersandar di depan dada Reza. Kemudian, dia menceritakan semua kejadian keluarganya Kelly kepada Reza.Reza setengah bersandar di dalam bathtub. Dia membengkokkan sedikit kaki panjangnya. Sesekali dia membelai rambut panjang Sonia. Reza berkata dengan suara rendah, “Perusahaan Teknologi Yorna memang adalah milik Jason. Aku tahu masalah ayahnya Kelly bekerja di sana. Kamu tidak usah khawatir. Ada Jason yang akan mengatasi masalah ini.”Sonia mengangguk, lalu tersenyum menyindir. “Sekarang Kelly sudah putus hubungan sama keluarganya. Mengenai hal ini, aku merasa kami cukup mirip!”Gerakan Reza semakin lembut lagi. “Putus hubungan belum tentu hal buruk. Sudah terlanjur ada jarak di antara mereka. Daripada terjadi semakin banyak masalah, lebih baik diakhiri sa

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1750

    “Jadi, tadi aku suruh anak buahku untuk menyelidiki Perusahaan Teknologi Yorna. Ternyata perusahaan itu anak perusahaan Gunawan Group!” Ranty tersenyum lebar. “Apa kamu sudah mengerti?”Sonia merasa agak syok, seolah-olah semua itu juga sangat masuk akal. Dia mengangguk, lalu berkata, “Pantas saja!”Pantas saja sebelumnya Iwan bisa menemukan pekerjaan dengan begitu cepat. Ternyata semua itu diatur oleh Jason. “Kita nggak usah ikut campur dulu. Jason pasti sudah mengatur semuanya!” ujar Ranty.Sonia mengangguk. “Oke!”Saat mereka berdua sedang berbicara, Matias terus mengirim pesan kepada Ranty.Sonia berkata, “Kamu pulang dulu sana. Ada aku yang menemani Kelly!”“Emm!” Ranty menyimpan ponselnya. “Kalau begitu, aku pulang dulu. Kalau ada apa-apa, ingat telepon aku. Sekalian beri tahu Kelly, dia seharusnya gembira untuk memutuskan hubungan dengan keluarganya. Jangan galau lagi!”“Kelly akan mencerna masalahnya sendiri!” balas Sonia, lalu menyerahkan kunci mobilnya kepada Ranty. “Kamu se

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1749

    “Kalau begitu, kita bicarakan lagi di kemudian hari. Kamu tidak usah khawatir!” Tito berusaha menenangkannya.Kelly menyadari manajer perusahaan begitu gampang diajak kompromi. Dia pun semakin merasa bersalah. “Biasanya aku mesti bekerja. Jadi, aku hanya bisa menjaga ayahku di malam hari.”“Dengar-dengar kamu punya seorang putri. Kamu cukup jaga putrimu saja. Kami akan mempekerjakan perawat untuk menjaga ayahmu selama 24 jam. Kamu tidak perlu mencemaskan apa pun. Pak Iwan terluka di perusahaan kita. Kita juga mesti tanggung jawab!”Sikap pihak Perusahaan Teknologi Yorna sungguh bagus.Kedua mata Ranty berkilauan. Dia memalingkan kepalanya bertatapan dengan Sonia, lalu menunjukkan senyuman bandel di wajahnya.Setelah memastikan ada perawat yang menjaga Iwan, Sonia pun mengantar Kelly pulang ke rumah.Saat mereka berjalan keluar rumah sakit, langit pun sudah gelap. Sonia pergi mengendarai mobil, kemudian mengantar mereka berdua pulang.Tak lama setelah Sonia pergi, mobil Rolls Royce yang

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1748

    Perjanjian dibuat dalam dua salinan. Di atasnya tertera jelas bahwa mulai hari ini, ibu mereka, Sandora, akan dirawat oleh Kenzo, sedangkan ayah mereka, Iwan, akan dirawat oleh Kelly. Ke depannya, urusan hidup, mati, sakit, atau lainnya, tidak akan ada kaitan antara kedua pihak!Wilona menambahkan satu poin lagi, rumah yang mereka tempati sekarang juga tidak ada hubungannya dengan Kelly maupun Iwan.Kelly tidak berkomentar lain dan membiarkan Ranty menambahkannya ke dalam perjanjian.Kedua belah pihak kemudian menandatangani dan membubuhkan sidik jari mereka. Perjanjian tersebut resmi berlaku.“Kelly!” Kenzo menatap Kelly dengan tatapan lara. Dia sungguh tidak menyangka keluarganya akan berubah menjadi seperti ini!Wilona menarik Kenzo pergi. Betapa inginnya dia segera memutuskan hubungan dengan Kelly. Alangkah baiknya mereka tidak akan bertemu lagi untuk selamanya.Mereka bertiga sudah pergi. Suasana di dalam koridor menjadi hening dalam seketika. Hati Kelly terasa hampa. Konon katany

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1747

    “Hari ini kamu malah suruh aku bayar ganti rugi 20 miliar. Apa kamu kira tubuhku ini setara dengan 20 miliar?”“Aku selalu mengalah karena aku tahu betapa menderitanya hidupmu. Aku tahu nggak gampang untuk kamu membesarkanku dan Kak Kenzo. Tapi, kamu malah nggak kasihan sama aku. Yang ada kamu malah selalu berpikir untuk mencampakkanku!”Ucapan Kelly telah mempermalukan Sandora. Tiba-tiba dia menutup wajahnya sembari menangis dengan kuat. “Kelly, aku juga tidak berdaya. Aku benar-benar tidak berdaya. Kamu itu anak perempuan. Setidaknya akan ada pria yang menikahimu. Kalau aku tidak membantu kakakmu, siapa lagi yang bisa diandalkan kakakmu?”Kelly sungguh merasa sedih. Dia mengangguk dengan perlahan. “Kalau begitu, kita katakan semuanya dengan jelas hari ini. Aku akan ganti rugi dalam perkara Ayah. Anggap saja aku sudah membalas jerih payahmu dalam membesarkanku. Ke depannya kita nggak usah saling berhubungan lagi. Kamu hanya perlu mengurus Kak Kenzo saja!”Setelah Sandora mendengar uca

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1746

    Sandora tertegun di tempat. Terlihat ekspresi tidak percaya dan takut di wajahnya. Dia segera memalingkan kepalanya untuk menatap Tito. “Apa … apa benar seperti itu?”Tito membalas dengan serius, “Pak Iwan lagi dalam proses penyelamatan. Tadinya aku mau menunggu hasil operasi, baru membahas persoalan ini. Mengenai berapa jumlah ganti ruginya, semuanya perlu diperhitungkan oleh tim perusahaan.”Saat ini, Sandora tidak bersikap searogan tadi lagi, dia malah terasa gugup. Nada bicaranya juga terdengar bergetar. “Emm … kira-kira berapa?”Pria lainnya berkata, “Benar apa kata Nona Kelly. Jika dihitung secara kasar, setidaknya mencapai 20 miliar.”Pandangan Sandora seketika menjadi gelap. Dia langsung jatuh pingsan di tempat.Wilona yang berdiri di samping segera memapahnya. “Ibu! Ibu!”Ranty yang berdiri di samping berkata dengan tersenyum dingin, “Ketika disuruh ganti rugi, malah mulai pura-pura mati!”Sandora melebarkan matanya dengan perlahan, kemudian mulai menangis dengan histeris. “Da

DMCA.com Protection Status