Share

Bab 7

Penulis: Musim Gugur
Sebersit sorot curiga melintas di mata Reza. Dia menatap perempuan itu sekali lagi. Kebetulan Tasya sudah kembali dari toilet dan langsung mendaratkan bokongnya di sisi Sonia. Dengan senyuman lebar perempuan itu bercerita,

“Aku ketemu sama teman SMA dan ngobrol sebentar.”

Pelayan datang dan membawa makanan mereka. Ketiga orang tersebut mulai makan dengan lahap. Terkadang Tasya akan mengeluarkan celetukan dan membicarakan hal-hal mengenai kampus dengan Sonia.

Setelah selesai makan, mereka bertiga keluar dari restoran dan secara kebetulan ketemu dengan Ranty dan beberapa orang yang lain. Perempuan itu tengah makan dengan kliennya. Mereka bertemu di depan pintu dengan Ranty yang memberikan lirikan penuh arti pada Sonia.

Kedua perempuan itu berpura-pura saling tidak mengenal dan hanya saling melewati saja. Justru dua orang klien Ranty yang merupakan CEO tua tampak mengenali Reza. Mereka menyapa lelaki itu dengan sikap yang terlihat sangat santun.

Hujan di luar sana sudah berhenti, jalanan juga sudah lancar. Robi menjalankan mobil dan berhenti di depan mereka.

“Sonia, kamu ke mana?” tanya Tasya yang duduk di bangku samping kemudi sambil menoleh ke belakang.

“Kalau sejalan, turunkan aku di depan pintu masuk kampus saja,” jawab Sonia.

“Sejalan, nggak masalah. Om aku orang yang baik,” sahut Tasya sambil tersenyum penuh arti.

Sonia ikut memaksakan seulas senyum sambil berbisik dalam hati, “Kalau dulu aku nggak dengar ucapan dia yang sangat pedas, kemungkinan besar aku masih bisa percaya dengan Tasya.”

Perjalanan menuju ke kampus masih cukup jauh, dia dan Tasya berbincang hal-hal yang tidak penting. Sedangkan Reza sibuk menunduk membaca dokumen tanpa bersuara sedikit pun. Akan tetapi karena auranya yang begitu mengintimidasi, sulit sekali bagi orang lain mengabaikan keberadaannya.

Kedua suami istri tersebut duduk di mobil yang sama dan membuat Sonia merasakan ada suatu perasaan yang aneh dan sangat sulit dijelaskan.

Mobil mereka berhenti di depan pintu gerbang universitas dengan. Sonia tidak lupa berpamitan dulu dengan Tasya sebelum turun dari mobil.

“Tasya, terima kasih.”

“Nggak perlu sungkan. Kamu traktir aku saja lain kali,” jawab Tasya sambil mengerling genit.

Tingkah perempuan itu membuat Sonia tertawa renyah. Dia mengambil payung dan tas tangannya kemudian berkata, “Terima kasih, Pak Reza.”

Lelaki itu hanya mengeluarkan suara dehaman tanpa mengangkat wajahnya. Sonia berbalik dan turun dari mobil sambil melambaikan tangannya pada Tasya. Setelah mobil melaju kembali, perempuan itu melangkah menuju halte bus dan menunggu bus di sana.

Tiba-tiba Tasya teringat sesuatu dan menoleh ke belakang sambil berkata, “Om, aku ingin meminta Sonia jadi guru lesnya Tandy.”

Kedua orang tuanya sering tidak ada di rumah. Beberapa hari yang lalu mereka berangkat lagi keluar negeri untuk acara seminar ekonomi. Selain itu, kepergian mereka kali ini juga membawa kakek dan neneknya.

Baru saja mereka berangkat, guru les Tandy yang sebelumnya mencari sebuah alasan untuk berhenti kerja. Sekarang, tanggung jawab untuk mengajar Tandy jatuh pada dirinya. Oleh karena itu Tasya merasa dia harus segera mencari seseorang untuk membantunya.

Kening Reza berkerut, dia mengangkat wajahnya dan berkata, “Guru yang profesional nggak mau, untuk apa cari seorang mahasiswi jadi guru les?”

“Yang profesional nggak bisa mengatur dia! Selain itu Sonia juga cukup kasihan. Dia mengandalkan les ini untuk mendapatkan uang kuliah. Aku ingin membantu dia,” ujar Tasya.

Reza tidak percaya pada seorang mahasiswi yang belum lulus. “Kamu bisa membantunya dengan langsung memberikan dia uang.”

“Dia juga ada harga diri,” sahut Tasya.

“Om, ayo setuju saja. Kalau nggak biarkan dia coba dulu, dia juga nggak akan mau kalau nantinya Tandy menolak,” bujuk Tasya.

Reza tertawa pelan mendengar ucapan keponakannya itu. Kalau sampai perempuan itu bisa mengendalikan Tandy, berarti Sonia memang hebat. “Kalau gitu biarkan dia coba dulu saja.”

Tasya mengangguk dengan cepat dan berkata, “Nanti aku langsung telepon Sonia!”

Sonia turun di Jalan Yunani kemudian lanjut berjalan menuju toko kue tempat motornya diparkirkan. Sebelumnya dia menyempatkan diri untuk ngobrol sebentar dengan karyawan toko tersebut sebelum pulang.

Dia tiba di rumah saat hari menjelang sore. Baru saja membuka pintu rumah, tubuhnya langsung diterjang oleh Bibo yang sibuk bermanja ria dengannya. Bibo merupakan seekor anjing spesies Samoyed milik Reza.

Saat Sonia datang ke rumah ini, usia Bibo baru saja menginjak tiga bulan. Dia merawat anjing tersebut hingga berusia tiga tahun dan membuatnya merasa seperti sedang membantu orang lain merawat anak.

Di dalam vila juga ada Bi Rati, pelayan yang merawatnya dan juta Pak Yanto. Mereka bertiga dan juga Bibo sudah tinggal bersama hampir tiga tahun dan sudah seperti keluarga sendiri saja.

Setelah bermain-main sebentar dengan Bibo, Sonia naik untuk membersihkan dirinya. Baru saja perempuan itu selesai mandi, dia langsung menerima panggilan telepon dari Tasya. Perempuan itu memintanya untuk menjadi guru les adik laki-lakinya.

Membayangkan dirinya harus jadi guru les di rumah Reza membuat Sonia langsung menggelengkan kepalanya menolak dan berkata, “Aku bukan guru les profesional dan takut menghambat pembelajaran Tandy. Sebaiknya kamu cari di tempat profesional saja."

"Sudah coba cari guru profesional tapi nggak ada satu pun yang cocok sama Tandy. Kamu bantu aku dong! Semua keluargaku nggak ada di rumah, Om aku juga selalu sibuk. Kamu anggap saja kalau sedang membantuku, ya?” bujuk Tasya dengan suara memelas.

Akhirnya Sonia menyetujuinya setelah Tasya mencoba mengganggu dan juga membujuknya berulang kali. “Besok hari minggu kamu datang saja, aku tunggu kamu di rumah. Awas kalau nggak datang!” kata Tasya.

Setelah itu dia langsung memutuskan sambungan telepon karena takut Sonia menolaknya. Sonia sendiri hanya bisa menatap ponselnya dengan pasrah sambil mengerjapkan matanya beberapa kali. Apa-apaan ini?

Sesaat kemudian ada sebuah pesan yang masuk. Pesan tersebut lagi-lagi dari Tasya yang menuliskan, “Sonia, rumah kamu ada di mana? Besok pagi aku minta supir buat jemput kamu.”

“Jam 9 pagi aku tunggu di depan gerbang kampus.”

“Ok!”

Setelah itu Sonia sempat merenung beberapa saat hingga Bibo melompat naik ke sofa dan menggigit baju tidurnya. Perempuan itu menimpa tubuh Bibo dan tertawa kecil sambil berkata, “Besok aku mau ketemu sama majikan kamu. Ada pesan yang mau kamu titipkan ke dia, nggak?”

Bibo menatapnya dengan bingung. Sonia mengangkat tangannya dan menepuk kepala anjing tersebut dengan lembut sambil tertawa dan bergumam, “Anak majikan yang bodoh!”

Malamnya dia dan Ranty berteleponan dan keheningan menghampiri perempuan tersebut ketika mendengar bahwa Sonia akan pergi ke rumah Reza dan menjadi guru les keponakan lelaki itu. Setelah beberapa saat, Ranty berkata dengan nada girang,

“Sonia, kesempatannya datang! Sekarang kamu bisa ke sana dengan terang-terangan dan serang dia! Buat dia terjatuh! Sebelum kontraknya berakhir, kamu tiduri dan dan setelah itu lemparkan surat cerai ke wajah lelaki itu! Keren!”

Sonia diam beberapa detik kemudian memutuskan sambungan telepon. Dia takut kalau dia lanjut mendengarkan ucapan Ranty, maka dirinya akan ikut terpengaruhi. Akan tetapi, dia memang harus memikirkan bagaimana sikapnya menghadapi lelaki itu karena akan sering bertemu dengannya?

Keesokan harinya, Sonia sudah berdiri di depan gerbang kampus saat jam menunjukkan sembilan kurang. Setelah menunggu selama lima menit, sebuah mobil berhenti di hadapannya. Pintu kemudi terbuka dan seorang supir turun dari sana sambil bertanya dengan sopan, “Non Sonia?”

“Iya,” jawab Sonia sambil mengangguk.

Supir tersebut semakin ramah dan bersahabat, “Mari Non, saya datang buat jemput Non.”

Sonia mengucapkan terima kasih dan membuka pintu mobil.

Rumah keluarga Herdian berada di daerah selatan. Dinding bagian luar rumah tersebut terbuat dari besi dan berlubang-lubang dan dipenuhi oleh tanaman merambat. Mobil melaju masuk dan melewati dinding tanaman tersebut selama sepuluh menit baru tiba di depan gerbang.

Setelah melewati pagar besi berwarna hitam, terlihat sebuah vila dengan taman bunga yang luas. Pelayan yang berada di depan pintu menganggukan kepalanya pada Sonia sambil membuka pintu untuk mempersilakan perempuan itu masuk

Sonia mengganti sepatunya dengan sandal rumah sebelum masuk. Sebelum dia sempat melihat-lihat bagian dalam vila tersebut, ekor matanya sudah menangkap sosok bayangan hitam yang menerjang ke arahnya.

Wajah perempuan itu berubah seketika dan melajukan kakinya untuk berlari ke bagian dalam vila. Terlihat ada orang yang turun dari tangga, Sonia langsung memeluk lelaki itu tanpa berpikir panjang. Setelah itu dia mengangkat tubuhnya dengan lengan yang memeluk leher seorang lelaki dengan erat.

Dia takut sekali dengan semua anjing di dunia ini, selain Bibo!

“Max!” seru lelaki itu penuh peringatan.

Anjing yang tadi menerjang Sonia langsung berhenti di samping kaki Reza. Anjing tersebut memandangi Sonia dengan tatapan ingin tahu dan penasaran. Reza menoleh dan menatap perempuan yang tengah menggantung di tubuhnya dengan wajah menggelap sambil berkata,

“Kalau kamu masih nggak mau turun, aku akan menggugatmu dengan tindakan pelecehan!”

Kedua mata Sonia mengerjap sambil menatap wajah lelaki itu yang mengetat. Setelah itu tatapannya mengarah pada bekas luka yang ada di belakang telinga Reza. Sudah bertahun-tahun terlewati, lukanya sudah sangat pudar dan nyaris tidak kelihatan.

Namun bekas luka ini terlihat sangat mencolok karena muncul di tubuh lelaki yang begitu anggun dan elegan. Lipatan di kening Reza semakin dalam, dia mengibaskan tangannya seakan hendak menghempaskan tubuh Sonia.

Dengan cepat dia langsung memeluk bahu lelaki itu dan berkata dengan suara pelan, “Kamu usir dia dulu.”

 

Bab terkait

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 8

    Reza menyapukan pandangannya ke wajah Sonia yang mulus dan polos. Kulit putih perempuan itu terlihat sedikit merah dan membuat perempuan itu terlihat sangat bocah sekali, tidak seperti seorang mahasiswi melainkan anak SMA.Mungkin karena sifatnya sebagai seseorang yang lebih tua, Reza berusaha menahan emosinya dan mengusir Max. Setelah itu dia berkata dengan nada datar, “Sekarang sudah boleh turun.”Sonia menoleh ke belakang sejenak dan setelah memastikan tidak ada Max lagi di sana, dia melompat turun dengan ekspresi pura-pura datar. Perempuan itu langsung berdiri di belakang tubuh Reza dan berusaha menghindari mata anjing tersebut yang sedari tadi melihat ke arahnya. Lelaki itu tertawa kecil kemudian melangkah mendekati Max.Dia memandangi punggung lelaki itu dan baru menyadari jaraknya tadi sangat dekat sekali dengan Reza. Saking dekatnya bahkan dia bisa menghirup aroma lelaki itu yang seperti rintikan hujan yang membentuk genangan air di pegunungan bercampur dengan aroma kayu. Begit

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 9

    Sonia tanpa sadar ingin menyembunyikan tangannya ke balik punggungnya. Akan tetapi menyadari gerakan tersebut terlalu mencurigakan sehingga dia berusaha tidak membuat respons berlebihan apa pun.Dalam permainan tadi dia baru saja meledakkan Tandy dan dirinya sendiri juga telah mati di bunuh lawan. Bocah lelaki itu menahan dirinya untuk tidak menendang Sonia saat ini juga. Padahal tadi perempuan itu berjanji mau bilang pada Pamannya dan membantunya.“Om, tugasku sudah selesai!”Reza terlihat sedikit terkejut ketika mendengar ucapan keponakannya itu. Dia melirik wajah Sonia kemudian berjalan ke arah meja belajar dan berkata, “Coba Om lihat!”Tandy memberikan buku tugasnya pada Reza dan ternyata memang sudah selesai dan juga telah diperiksa. Bagian yang salah sudah diperbaiki bahkan ada beberapa penjelasan penyelesaian dari tugas tersebut.Lelaki itu semakin merasa aneh. Dia menoleh dan melihat Sonia yang juga tengah menatapnya dengan matanya yang polos dan jernih. “Aku janji pada Tandy u

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 10

    Pukul sepuluh malam hari, Tasya sudah tiba di rumahnya dan melihat sosok Reza yang duduk di sofa. Dia memutar bola matanya dan memberi kode melalui pandangan mata pada pelayannya yang tiba-tiba buru-buru naik ke lantai atas.“Sini!” Lelaki itu bersandar pada punggung sofa dengan sebelah tangannya yang memegang sebuah buku. Detik selanjutnya Tasya tahu dia sudah tidak bisa menutupinya lagi. Lebih baik dia bersikap pura-pura tenang dan berjalan ke arah lelaki itu sambil bertanya,“Om, kok belum tidur?”Reza meliriknya dan berkata, “Pantasan begitu buru-buru mau cari guru les. Ternyata kamu ingin pergi berkencan? Sudah ada pacar?”“Nggak!” sahut Tasya sambil menggelengkan kepalanya kuat-kuat.“Aku hanya jalan sama temanku.”“Pacarmu itu teman kampus?” tanya Reza lagi dengan nada suara lebih berat.Perempuan itu tahu kalau dia tidak bisa membohongi pamannya yang cerdik ini. Dia duduk di hadapan Reza dan berkata jujur,“Iya, aku memang sudah ada pacar. Aku juga tahu kalau keluarga kita sedi

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 11

    Dosen pelajaran bahasa asing kali ini berasal dari luar negeri dengan wajah yang tampan. Chenny kerap bilang padanya kalau dosennya yang ini merupakan sosok idamannya yang sempurna.Saat masuk ke dalam kelas, banyak mata yang memandang Sonia. Sepertinya mereka semua sudah melihat atau mendengar apa yang baru saja terjadi di lantai bawah. Tatapan semua orang terlihat ada yang kagum, menertawakan bahkan ada yang meremehkan sikap Sonia.Tidak ada perubahan ekspresi yang berarti di wajah perempuan itu. Dia dan Chenny memilih tempat duduk dan mengeluarkan peralatan kuliahnya sambil fokus mendengarkan pelajaran.Setelah jam kuliah tersebut telah selesai, Chenny memanfaatkan kesempatan untuk bertanya pada sang dosen agar bisa mendekatkan dirinya dengan lelaki itu. Sedangkan Sonia hanya duduk di tempatnya sambil menunggu perempuan itu.Sekitar sepuluh menit kemudian, tidak ada tanda-tanda Chenny yang akan menyudahi kegiatannya. Sonia memutuskan untuk berdiri dan pergi ke toilet dulu. Ketika di

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 12

    Chenny menunggu Sonia di lantai bawah ruangan Santo. Melihat perempuan itu keluar, dia langsung bergegas menghampirinya dan bertanya, “Gimana? Petugas konseling ada bilang mau menghukum kamu, nggak?”Sonia yang mengenakan tas sandang hanya memegang dua tali tas yang menggantung di samping tubuhnya sambil menjawab dengan nada santai, “Kenapa harus menghukumku? Aku hanya sedang melindungi diri!”Chenny menatapnya dengan tidak percaya dan berkata, “Melia patah tulang dan papanya datang dengan emosi yang begitu membludak. Memangnya dia bisa diam saja?”“Pokoknya sudah beres!” sahut Sonia sambil tertawa lebar.Walaupun Chenny masih merasa ragu dan curiga, dia juga merasa lega. Perempuan itu mengikuti langkah Sonia keluar dari area universitas sambil berceloteh ria.“Salah aku juga, coba kalau aku nggak nempelin pangeranku, kita sudah balik dari tadi! Nggak akan ada kejadian seperti ini.”Dengan santai Sonia berkata, “Melia sudah mempersiapkan semuanya. Siapa tahu dia menungguku di suatu tem

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 13

    Akhirnya Sonia tahu alasan dibalik berhentinya para guru les bocah lelaki itu. Anak keluarga orang kaya tidak bisa diajar dengan menggunakan kekerasan. Jika dengan ucapan nasihat, maka mereka akan protes kita cerewet. Kalau membujuknya dengan ucapan manis, maka akan dikatakan kekanakan. Rasa tidak berdaya seperti itu membuat siapa pun akan menyerah.Sonia bangkit dan melihat anak panah yang tergeletak di atas meja. Dia melirik papan panah kemudian melayangkan anak panah dalam satu gerakan dan mendarat tepat di bagian tengah!Ketika anak panah ketiga masih mengenai bagian tengah papan panah, Tandy mengangkat wajahnya dan menatap dia dengan raut terkejut. Sonia mengambil anak panah dengan kedua tangannya, setelah itu dia melayangkan anak panah tanpa melihatnya di waktu yang bersamaan.Kedua anak panah tersebut melayang dengan kecepatan yang sama. Dua buah anak panah tersebut menjatuhkan anak panah yang sebelumnya tertancap dan menggantikannya berada di posisi bagian tengah papan.Tandy b

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 14

    ”Hmmm? Aku nggak ketawa,” ujar Sonia dengan ekspresi bingung.Reza mengangkat alisnya dan bertanya, “Kamu takut sekali denganku? Kamu itu temannya Tasya dan guru lesnya Tandy. Kamu boleh ikut mereka panggil aku Om. Biasanya aku selalu penuh toleransi terhadap orang yang menjadi juniorku.”Sonia semakin ingin terbahak, tetapi dia berusaha tetap bersikap tenang dan mengangguk berkata, “Ok.”Mata Reza menatap wajah perempuan di sampingnya sekilas, kemudian mengarah ke depan dan berkata lagi, “Lain kali kalau ketemu Hana lagi, kamu nggak perlu peduliin dia.”“Dia menutupi jalanku,” jawab Sonia membela diri.“Bukannya kamu pintar menendang orang?” balas Reza.Sonia mengangkat alisnya dan bertanya balik, “Hana juga boleh ditendang?”“Tentu saja! Kamu tendang saja sesuka hatimu, biar aku yang urus,” jawab Reza dengan nada datar.Kedua alis Sonia terangkat lagi ke atas. Kalimat tersebut menunjukkan sikap dan karakter lelaki itu dalam menyelesaikan sebuah masalah. Mungkin Reza menyadarinya dan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 15

    Suara lelaki itu terdengar sangat ringan dan juga hangat seperti mentari di musim semi. Terasa begitu sejuk dan juga nyaman. Sonia berbalik dan memandangi lelaki asing itu dengan tatapan tidak mengerti.Lelaki itu maju dua langkah sambil menatap Sonia. Sebersit sorot cahaya melintas di mata lelaki itu.“Meski nggak harus bayar dengan sesuatu yang berharga, setidaknya traktir makan juga nggak masalah, bukan?”Setelah mengatakan kalimat itu, dia mengulurkan tangannya dan berkata, “Kenalan dulu, namaku Melvin.”Sonia memandangi telapak tangan di hadapannya tanpa membalasnya, kemudian dia berbalik pergi begitu saja. Melvin melongo terkejut di tempatnya dan bergegas mengejar langkah perempuan itu.“Hei! Kamu nggak ngerti apa yang aku katakan?”Langkah Sonia berhenti dan menatapnya sambil menjawab, “Ngerti, tapi kamu nggak butuh traktiran aku. Tanpamu aku juga bisa membereskan masalah tadi seorang diri. Nggak perlu saling kenalan juga, aku harus segera masuk kelas.”Setelah mengatakan kalima

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1944

    Theresia membalas, "Dia punya pendirian sendiri. Justru itulah yang membuatnya begitu menggemaskan. Kalau bukan karena sifat itu, mana mungkin kamu bisa jatuh cinta padanya?"Beberapa kata sederhana darinya langsung meredakan amarah yang sebelumnya membara di hati Reza. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Theresia, lalu tiba-tiba bertanya, "Aku jadi penasaran ... kenapa dia sampai meninggalkanmu dulu?"Tatapan Theresia sedikit berubah. Matanya membeku sesaat, tetapi dia tetap tenang. Dia mengangkat gelas anggurnya dan menyesapnya perlahan.Sementara itu, Reza duduk di kursi yang tadi ditempati Sonia. Dia menatap sisa kue di piring Sonia, lalu tanpa ragu mengambil sendok dan melanjutkan memakannya dengan santai, seolah itu adalah hal yang sangat wajar.Theresia menatapnya dengan sedikit terkejut, lalu menurunkan suaranya ketika bertanya, "Bukankah ini terlalu terang-terangan?"Jelas sekali bahwa Sonia tidak ingin hubungan mereka diketahui orang lain. Ditambah lagi, Rayden masih merupak

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1943

    Suasana di dalam aula pesta makin ramai dan meriah. Dari sini bisa terlihat betapa seriusnya Rayden dalam menyambut kedatangan Raja Bondala.Saat ini, banyak orang mengelilingi Raja Bondala. Hal ini jelas menunjukkan betapa besar pengaruhnya. Keluarga Milana adalah keluarga bangsawan sehingga wajar jika banyak orang juga berusaha mendekati Kase.Sementara itu, Sonia memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari tempat yang lebih tenang. Dia memilih duduk di sudut, lalu menikmati makanan sambil berpikir apakah dia harus mengakui identitasnya di hadapan Reza atau tidak.Hal ini sungguh membuat Sonia pusing. Tidak peduli seberapa rumit pikirannya, dia tetap tidak bisa mengingkari kenyataan bahwa kehadiran Reza memberinya rasa aman yang luar biasa. Pria itu datang mencarinya.Sonia menekan senyum di sudut bibirnya dan menatap keluar jendela besar. Dia melihat keramaian dan kemegahan Kastil Fers. Untuk pertama kalinya, dia benar-benar punya suasana hati untuk menikmati pemandangan.Tiba-tiba, s

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1942

    Kase melangkah mendekati Raja Bondala. Satu tangannya masih menggenggam pergelangan tangan Sonia, sementara tangan lainnya diulurkan sebagai sapaan. Dengan senyum percaya diri, dia memperkenalkan diri, "Aku Kase, suatu kehormatan bisa bertemu dengan Raja Bondala di sini!"Pria bertopeng rubah emas itu melirik tangan mereka yang masih tergenggam. Tatapannya sedikit meredup, lalu dia menatap Kase sambil berujar dengan dingin, "Sudah lama aku mendengar tentangmu."Suaranya dalam dan rendah. Rasanya jauh, samar, dan tak bisa ditebak emosinya. Anehnya justru karena itu, orang bisa merasakan bahwa dia tampaknya sedang tidak senang.Ketika tatapan pria itu akhirnya berpindah ke arahnya, Sonia baru sadar bahwa sejak tadi pergelangan tangannya masih digenggam oleh Kase. Dengan refleks, dia segera menarik tangannya dan berdiri tegak. Sikapnya kaku seperti anak kecil yang baru saja ketahuan melakukan kesalahan.Setelah beberapa perkenalan singkat, rombongan itu mengelilingi Raja Bondala dan wanit

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1941

    Ini bisa dibilang pertama kalinya mereka bertemu secara resmi. Pria itu bertubuh tinggi besar dengan fisik yang kekar. Wajahnya tertutup oleh topeng perak yang memancarkan aura dingin dan jahat.Sebuah luka panjang membentang dari sudut bibir hingga dagunya, terlihat mengerikan dan mencolok. Apabila dia melepas topeng itu, mungkin luka ini akan membelah wajahnya menjadi dua bagian.Sonia tanpa sadar mulai menebak-nebak, apakah dia selalu memakai topeng ini untuk menutupi luka itu ataukah ada alasan lain seperti menyembunyikan identitasnya?Mungkin karena merasakan tatapan Sonia, Rayden juga menoleh ke arahnya. Sepasang mata yang terlihat dari balik topeng itu dipenuhi dengan kebengisan dan ketidakpedulian.Pandangannya menusuk lurus ke arah Sonia, tanpa sedikit pun niat untuk menghindar. Rasanya segala sesuatu yang sudah Rayden lakukan seperti membujuk Kase dan menjebak Sonia tak pernah terjadi sebelumnya.Sonia menatapnya dengan dingin. Tatapan mereka bertaut tanpa ada yang mengalah.

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1940

    Saat langit hampir gelap, Kase naik untuk melihat Sonia. Dia segera membangunkan Sonia yang tertidur.Sonia bangun. Dia menghela napas. Sonia tampak kelelahan. Setelah melihat langit senja, dia bertanya, "Apa Raja Bondala sudah datang?"Kase menjawab seraya tersenyum, "Dia sudah hampir sampai. Aku sudah suruh orang mengantar hadiah untuk Raja Bondala."Sonia mengangkat alis dan membalas, "Apa?""Ini," sahut Kase. Dia membuka kotak yang dibawanya, lalu mengeluarkan 2 topeng dan memberikannya kepada Sonia. Kase menjelaskan, "Nanti malam ada pesta, kita buat pesta topeng saja. Pasti sangat menarik kalau semua orang pakai topeng."Sonia mencibir, lalu menanggapi, "Rayden sudah pernah lihat kita berdua. Apa gunanya pakai topeng sekarang?""Tapi, Raja Bondala juga datang. Kita harus bersikap misterius. Atas dasar apa Rayden sok misterius dengan memakai topeng? Kalau dia mau pakai, kita juga pakai. Begitu baru adil," timpal Kase.Kase merasa geram begitu mengungkit Rayden. Kemudian, dia menam

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1939

    "Tidak, aku mau segera lihat Sonia!" tegas Reza. Dia berusaha menahan emosinya. Reza memandang Theresia sembari bertanya, "Apa Kase pergi ke Kastil Fers untuk membicarakan kerja sama pengembangan energi terbarukan?"Theresia menyahut sembari mengangguk, "Seharusnya begitu."Reza memanggil Yandra dan berpesan, "Tritop menunggu balasanku, 'kan? Beri tahu dia, aku sangat tertarik dengan energi terbarukan yang dikembangkan Rayden. Aku akan pergi ke Kastil Fers sore ini."Yandra menyahut, "Oke. Aku balas Tritop sekarang."....Tak lama kemudian, Rayden menerima panggilan telepon dari Tritop. Dia menyuruh Rayden bersiap-siap untuk menyambut Raja Bondala.Rayden merasa ada yang aneh. Dia bertanya, "Apa Raja Bondala memang datang untuk energi terbarukan?"Sebelumnya Raja Bondala tidak menunjukkan tanda-tanda seperti itu. Tritop menjelaskan, "Mungkin kerja sama kita dengan Keluarga Milana membuat Raja Bondala marah. Itulah sebabnya dia menggertak kita. Setelah dia datang, kamu bisa cari tahu da

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1938

    Theresia buru-buru masuk. Melihat ekspresi Reza yang muram, dia mengangkat alis dan bertanya, "Bukannya pemimpin melarang kamu membantu? Kenapa kamu datang ke sini?"Reza memijat keningnya sambil menjawab, "Sonia datang ke Hondura."Ekspresi Theresia berubah drastis. Dia bertanya lagi, "Apa dia datang mencari pemimpin?""Seharusnya begitu," sahut Reza.Theresia berpikir sejenak sebelum membalas, "Kalau begitu, seharusnya dia pergi ke Kastil Fers."Reza bertanya seraya mengernyit, "Kastil Fers? Untuk apa dia pergi ke sana?"Sonia datang untuk mencari pemimpin. Sewaktu di Negara Madani, Reza mendapatkan kabar pemimpin berada di Kota Horduo. Jadi, untuk apa Sonia pergi ke Kastil Fers?Theresia menyahut, "Aku curiga pemimpin juga pergi ke Kastil Fers.""Apa informasimu akurat?" tanya Reza.Theresia menggeleng dan menjawab, "Ini cuma tebakanku. Aku sampai di sini satu hari lebih cepat darimu."Reza langsung berdiri sembari berujar, "Kalau begitu, kita pergi ke Kastil Fers sekarang."Theresi

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1937

    Sonia berujar dengan dingin, "Aku takut ada racun!""Kalau begitu, aku minum supnya," balas Kase. Dia langsung meminum sup di depan Sonia, lalu bertanya, "Apa sekarang kamu sudah tenang?"Sonia bertanya balik, "Ada urusan apa kamu datang kemari?"Kase memberikan kartu berwarna emas kepada Sonia dan menyahut, "Aku kembalikan ini padamu. Untung ada kartu ini, jadi aku bisa lebih mudah menyelamatkanmu."Sonia menimpali seraya mengernyit, "Ini bukan kartuku."Sonia mendapatkan kartu berwarna hitam dari staf penelitian. Dia baru tahu kartu di Kastil Fers dibagi menjadi 5 jenis. Yang paling rendah adalah kartu berwarna putih yang dipakai para pelayan.Yang lebih tinggi adalah kartu berwarna hitam, perak, emas, dan emas tua. Makin tinggi tingkatannya, makin besar kekuasaan yang dimiliki pemilik kartu. Sementara itu, Kase memegang kartu berwarna emas.Kase mengangkat alis dan menanggapi, "Bukan kartumu? Jelas-jelas aku menemukannya di bawah tasmu.""Di bawah tasku?" tanya Sonia. Dia berpikir s

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1936

    Tak lama kemudian, pelayan mengantar makanan. Hallie mengikuti pelayan itu. Hallie bertanya dengan ekspresi terkejut, "Sonia, kamu tidak apa-apa, 'kan?"Sonia bangkit, lalu menggeleng. Namun, dia merasa pusing. Sonia pun memejamkan mata untuk menenangkan dirinya.Hallie yang khawatir berucap, "Apa kamu tidak enak badan? Kamu disuntik obat eksperimen. Butuh waktu untuk pulih. Sebaiknya kamu makan dulu.""Oke," sahut Sonia. Dia duduk di samping kereta dorong sambil mencium aroma makanan. Sonia merasa lebih rileks.Hallie mengambil semangkuk sup jamur, lalu memotong daging sapi dan mengambil sayur untuk Sonia. Dia menjelaskan, "Sonia, apa kamu berselisih dengan Kase? Tapi, kali ini memang dia yang menyelamatkanmu."Sonia hanya makan dan tidak berbicara. Melihat Sonia hanya terdiam, Hallie tidak melanjutkan perkataannya lagi. Dia menyuruh Sonia menghabiskan makanannya terlebih dahulu.Setelah Sonia selesai makan, Hallie beres-beres sembari berkata, "Kamu istirahat dulu. Aku mau pergi kerja

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status