Share

Bab 7

Author: Musim Gugur
Sebersit sorot curiga melintas di mata Reza. Dia menatap perempuan itu sekali lagi. Kebetulan Tasya sudah kembali dari toilet dan langsung mendaratkan bokongnya di sisi Sonia. Dengan senyuman lebar perempuan itu bercerita,

“Aku ketemu sama teman SMA dan ngobrol sebentar.”

Pelayan datang dan membawa makanan mereka. Ketiga orang tersebut mulai makan dengan lahap. Terkadang Tasya akan mengeluarkan celetukan dan membicarakan hal-hal mengenai kampus dengan Sonia.

Setelah selesai makan, mereka bertiga keluar dari restoran dan secara kebetulan ketemu dengan Ranty dan beberapa orang yang lain. Perempuan itu tengah makan dengan kliennya. Mereka bertemu di depan pintu dengan Ranty yang memberikan lirikan penuh arti pada Sonia.

Kedua perempuan itu berpura-pura saling tidak mengenal dan hanya saling melewati saja. Justru dua orang klien Ranty yang merupakan CEO tua tampak mengenali Reza. Mereka menyapa lelaki itu dengan sikap yang terlihat sangat santun.

Hujan di luar sana sudah berhenti, jalanan juga sudah lancar. Robi menjalankan mobil dan berhenti di depan mereka.

“Sonia, kamu ke mana?” tanya Tasya yang duduk di bangku samping kemudi sambil menoleh ke belakang.

“Kalau sejalan, turunkan aku di depan pintu masuk kampus saja,” jawab Sonia.

“Sejalan, nggak masalah. Om aku orang yang baik,” sahut Tasya sambil tersenyum penuh arti.

Sonia ikut memaksakan seulas senyum sambil berbisik dalam hati, “Kalau dulu aku nggak dengar ucapan dia yang sangat pedas, kemungkinan besar aku masih bisa percaya dengan Tasya.”

Perjalanan menuju ke kampus masih cukup jauh, dia dan Tasya berbincang hal-hal yang tidak penting. Sedangkan Reza sibuk menunduk membaca dokumen tanpa bersuara sedikit pun. Akan tetapi karena auranya yang begitu mengintimidasi, sulit sekali bagi orang lain mengabaikan keberadaannya.

Kedua suami istri tersebut duduk di mobil yang sama dan membuat Sonia merasakan ada suatu perasaan yang aneh dan sangat sulit dijelaskan.

Mobil mereka berhenti di depan pintu gerbang universitas dengan. Sonia tidak lupa berpamitan dulu dengan Tasya sebelum turun dari mobil.

“Tasya, terima kasih.”

“Nggak perlu sungkan. Kamu traktir aku saja lain kali,” jawab Tasya sambil mengerling genit.

Tingkah perempuan itu membuat Sonia tertawa renyah. Dia mengambil payung dan tas tangannya kemudian berkata, “Terima kasih, Pak Reza.”

Lelaki itu hanya mengeluarkan suara dehaman tanpa mengangkat wajahnya. Sonia berbalik dan turun dari mobil sambil melambaikan tangannya pada Tasya. Setelah mobil melaju kembali, perempuan itu melangkah menuju halte bus dan menunggu bus di sana.

Tiba-tiba Tasya teringat sesuatu dan menoleh ke belakang sambil berkata, “Om, aku ingin meminta Sonia jadi guru lesnya Tandy.”

Kedua orang tuanya sering tidak ada di rumah. Beberapa hari yang lalu mereka berangkat lagi keluar negeri untuk acara seminar ekonomi. Selain itu, kepergian mereka kali ini juga membawa kakek dan neneknya.

Baru saja mereka berangkat, guru les Tandy yang sebelumnya mencari sebuah alasan untuk berhenti kerja. Sekarang, tanggung jawab untuk mengajar Tandy jatuh pada dirinya. Oleh karena itu Tasya merasa dia harus segera mencari seseorang untuk membantunya.

Kening Reza berkerut, dia mengangkat wajahnya dan berkata, “Guru yang profesional nggak mau, untuk apa cari seorang mahasiswi jadi guru les?”

“Yang profesional nggak bisa mengatur dia! Selain itu Sonia juga cukup kasihan. Dia mengandalkan les ini untuk mendapatkan uang kuliah. Aku ingin membantu dia,” ujar Tasya.

Reza tidak percaya pada seorang mahasiswi yang belum lulus. “Kamu bisa membantunya dengan langsung memberikan dia uang.”

“Dia juga ada harga diri,” sahut Tasya.

“Om, ayo setuju saja. Kalau nggak biarkan dia coba dulu, dia juga nggak akan mau kalau nantinya Tandy menolak,” bujuk Tasya.

Reza tertawa pelan mendengar ucapan keponakannya itu. Kalau sampai perempuan itu bisa mengendalikan Tandy, berarti Sonia memang hebat. “Kalau gitu biarkan dia coba dulu saja.”

Tasya mengangguk dengan cepat dan berkata, “Nanti aku langsung telepon Sonia!”

Sonia turun di Jalan Yunani kemudian lanjut berjalan menuju toko kue tempat motornya diparkirkan. Sebelumnya dia menyempatkan diri untuk ngobrol sebentar dengan karyawan toko tersebut sebelum pulang.

Dia tiba di rumah saat hari menjelang sore. Baru saja membuka pintu rumah, tubuhnya langsung diterjang oleh Bibo yang sibuk bermanja ria dengannya. Bibo merupakan seekor anjing spesies Samoyed milik Reza.

Saat Sonia datang ke rumah ini, usia Bibo baru saja menginjak tiga bulan. Dia merawat anjing tersebut hingga berusia tiga tahun dan membuatnya merasa seperti sedang membantu orang lain merawat anak.

Di dalam vila juga ada Bi Rati, pelayan yang merawatnya dan juta Pak Yanto. Mereka bertiga dan juga Bibo sudah tinggal bersama hampir tiga tahun dan sudah seperti keluarga sendiri saja.

Setelah bermain-main sebentar dengan Bibo, Sonia naik untuk membersihkan dirinya. Baru saja perempuan itu selesai mandi, dia langsung menerima panggilan telepon dari Tasya. Perempuan itu memintanya untuk menjadi guru les adik laki-lakinya.

Membayangkan dirinya harus jadi guru les di rumah Reza membuat Sonia langsung menggelengkan kepalanya menolak dan berkata, “Aku bukan guru les profesional dan takut menghambat pembelajaran Tandy. Sebaiknya kamu cari di tempat profesional saja."

"Sudah coba cari guru profesional tapi nggak ada satu pun yang cocok sama Tandy. Kamu bantu aku dong! Semua keluargaku nggak ada di rumah, Om aku juga selalu sibuk. Kamu anggap saja kalau sedang membantuku, ya?” bujuk Tasya dengan suara memelas.

Akhirnya Sonia menyetujuinya setelah Tasya mencoba mengganggu dan juga membujuknya berulang kali. “Besok hari minggu kamu datang saja, aku tunggu kamu di rumah. Awas kalau nggak datang!” kata Tasya.

Setelah itu dia langsung memutuskan sambungan telepon karena takut Sonia menolaknya. Sonia sendiri hanya bisa menatap ponselnya dengan pasrah sambil mengerjapkan matanya beberapa kali. Apa-apaan ini?

Sesaat kemudian ada sebuah pesan yang masuk. Pesan tersebut lagi-lagi dari Tasya yang menuliskan, “Sonia, rumah kamu ada di mana? Besok pagi aku minta supir buat jemput kamu.”

“Jam 9 pagi aku tunggu di depan gerbang kampus.”

“Ok!”

Setelah itu Sonia sempat merenung beberapa saat hingga Bibo melompat naik ke sofa dan menggigit baju tidurnya. Perempuan itu menimpa tubuh Bibo dan tertawa kecil sambil berkata, “Besok aku mau ketemu sama majikan kamu. Ada pesan yang mau kamu titipkan ke dia, nggak?”

Bibo menatapnya dengan bingung. Sonia mengangkat tangannya dan menepuk kepala anjing tersebut dengan lembut sambil tertawa dan bergumam, “Anak majikan yang bodoh!”

Malamnya dia dan Ranty berteleponan dan keheningan menghampiri perempuan tersebut ketika mendengar bahwa Sonia akan pergi ke rumah Reza dan menjadi guru les keponakan lelaki itu. Setelah beberapa saat, Ranty berkata dengan nada girang,

“Sonia, kesempatannya datang! Sekarang kamu bisa ke sana dengan terang-terangan dan serang dia! Buat dia terjatuh! Sebelum kontraknya berakhir, kamu tiduri dan dan setelah itu lemparkan surat cerai ke wajah lelaki itu! Keren!”

Sonia diam beberapa detik kemudian memutuskan sambungan telepon. Dia takut kalau dia lanjut mendengarkan ucapan Ranty, maka dirinya akan ikut terpengaruhi. Akan tetapi, dia memang harus memikirkan bagaimana sikapnya menghadapi lelaki itu karena akan sering bertemu dengannya?

Keesokan harinya, Sonia sudah berdiri di depan gerbang kampus saat jam menunjukkan sembilan kurang. Setelah menunggu selama lima menit, sebuah mobil berhenti di hadapannya. Pintu kemudi terbuka dan seorang supir turun dari sana sambil bertanya dengan sopan, “Non Sonia?”

“Iya,” jawab Sonia sambil mengangguk.

Supir tersebut semakin ramah dan bersahabat, “Mari Non, saya datang buat jemput Non.”

Sonia mengucapkan terima kasih dan membuka pintu mobil.

Rumah keluarga Herdian berada di daerah selatan. Dinding bagian luar rumah tersebut terbuat dari besi dan berlubang-lubang dan dipenuhi oleh tanaman merambat. Mobil melaju masuk dan melewati dinding tanaman tersebut selama sepuluh menit baru tiba di depan gerbang.

Setelah melewati pagar besi berwarna hitam, terlihat sebuah vila dengan taman bunga yang luas. Pelayan yang berada di depan pintu menganggukan kepalanya pada Sonia sambil membuka pintu untuk mempersilakan perempuan itu masuk

Sonia mengganti sepatunya dengan sandal rumah sebelum masuk. Sebelum dia sempat melihat-lihat bagian dalam vila tersebut, ekor matanya sudah menangkap sosok bayangan hitam yang menerjang ke arahnya.

Wajah perempuan itu berubah seketika dan melajukan kakinya untuk berlari ke bagian dalam vila. Terlihat ada orang yang turun dari tangga, Sonia langsung memeluk lelaki itu tanpa berpikir panjang. Setelah itu dia mengangkat tubuhnya dengan lengan yang memeluk leher seorang lelaki dengan erat.

Dia takut sekali dengan semua anjing di dunia ini, selain Bibo!

“Max!” seru lelaki itu penuh peringatan.

Anjing yang tadi menerjang Sonia langsung berhenti di samping kaki Reza. Anjing tersebut memandangi Sonia dengan tatapan ingin tahu dan penasaran. Reza menoleh dan menatap perempuan yang tengah menggantung di tubuhnya dengan wajah menggelap sambil berkata,

“Kalau kamu masih nggak mau turun, aku akan menggugatmu dengan tindakan pelecehan!”

Kedua mata Sonia mengerjap sambil menatap wajah lelaki itu yang mengetat. Setelah itu tatapannya mengarah pada bekas luka yang ada di belakang telinga Reza. Sudah bertahun-tahun terlewati, lukanya sudah sangat pudar dan nyaris tidak kelihatan.

Namun bekas luka ini terlihat sangat mencolok karena muncul di tubuh lelaki yang begitu anggun dan elegan. Lipatan di kening Reza semakin dalam, dia mengibaskan tangannya seakan hendak menghempaskan tubuh Sonia.

Dengan cepat dia langsung memeluk bahu lelaki itu dan berkata dengan suara pelan, “Kamu usir dia dulu.”

 
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 8

    Reza menyapukan pandangannya ke wajah Sonia yang mulus dan polos. Kulit putih perempuan itu terlihat sedikit merah dan membuat perempuan itu terlihat sangat bocah sekali, tidak seperti seorang mahasiswi melainkan anak SMA.Mungkin karena sifatnya sebagai seseorang yang lebih tua, Reza berusaha menahan emosinya dan mengusir Max. Setelah itu dia berkata dengan nada datar, “Sekarang sudah boleh turun.”Sonia menoleh ke belakang sejenak dan setelah memastikan tidak ada Max lagi di sana, dia melompat turun dengan ekspresi pura-pura datar. Perempuan itu langsung berdiri di belakang tubuh Reza dan berusaha menghindari mata anjing tersebut yang sedari tadi melihat ke arahnya. Lelaki itu tertawa kecil kemudian melangkah mendekati Max.Dia memandangi punggung lelaki itu dan baru menyadari jaraknya tadi sangat dekat sekali dengan Reza. Saking dekatnya bahkan dia bisa menghirup aroma lelaki itu yang seperti rintikan hujan yang membentuk genangan air di pegunungan bercampur dengan aroma kayu. Begit

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 9

    Sonia tanpa sadar ingin menyembunyikan tangannya ke balik punggungnya. Akan tetapi menyadari gerakan tersebut terlalu mencurigakan sehingga dia berusaha tidak membuat respons berlebihan apa pun.Dalam permainan tadi dia baru saja meledakkan Tandy dan dirinya sendiri juga telah mati di bunuh lawan. Bocah lelaki itu menahan dirinya untuk tidak menendang Sonia saat ini juga. Padahal tadi perempuan itu berjanji mau bilang pada Pamannya dan membantunya.“Om, tugasku sudah selesai!”Reza terlihat sedikit terkejut ketika mendengar ucapan keponakannya itu. Dia melirik wajah Sonia kemudian berjalan ke arah meja belajar dan berkata, “Coba Om lihat!”Tandy memberikan buku tugasnya pada Reza dan ternyata memang sudah selesai dan juga telah diperiksa. Bagian yang salah sudah diperbaiki bahkan ada beberapa penjelasan penyelesaian dari tugas tersebut.Lelaki itu semakin merasa aneh. Dia menoleh dan melihat Sonia yang juga tengah menatapnya dengan matanya yang polos dan jernih. “Aku janji pada Tandy u

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 10

    Pukul sepuluh malam hari, Tasya sudah tiba di rumahnya dan melihat sosok Reza yang duduk di sofa. Dia memutar bola matanya dan memberi kode melalui pandangan mata pada pelayannya yang tiba-tiba buru-buru naik ke lantai atas.“Sini!” Lelaki itu bersandar pada punggung sofa dengan sebelah tangannya yang memegang sebuah buku. Detik selanjutnya Tasya tahu dia sudah tidak bisa menutupinya lagi. Lebih baik dia bersikap pura-pura tenang dan berjalan ke arah lelaki itu sambil bertanya,“Om, kok belum tidur?”Reza meliriknya dan berkata, “Pantasan begitu buru-buru mau cari guru les. Ternyata kamu ingin pergi berkencan? Sudah ada pacar?”“Nggak!” sahut Tasya sambil menggelengkan kepalanya kuat-kuat.“Aku hanya jalan sama temanku.”“Pacarmu itu teman kampus?” tanya Reza lagi dengan nada suara lebih berat.Perempuan itu tahu kalau dia tidak bisa membohongi pamannya yang cerdik ini. Dia duduk di hadapan Reza dan berkata jujur,“Iya, aku memang sudah ada pacar. Aku juga tahu kalau keluarga kita sedi

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 11

    Dosen pelajaran bahasa asing kali ini berasal dari luar negeri dengan wajah yang tampan. Chenny kerap bilang padanya kalau dosennya yang ini merupakan sosok idamannya yang sempurna.Saat masuk ke dalam kelas, banyak mata yang memandang Sonia. Sepertinya mereka semua sudah melihat atau mendengar apa yang baru saja terjadi di lantai bawah. Tatapan semua orang terlihat ada yang kagum, menertawakan bahkan ada yang meremehkan sikap Sonia.Tidak ada perubahan ekspresi yang berarti di wajah perempuan itu. Dia dan Chenny memilih tempat duduk dan mengeluarkan peralatan kuliahnya sambil fokus mendengarkan pelajaran.Setelah jam kuliah tersebut telah selesai, Chenny memanfaatkan kesempatan untuk bertanya pada sang dosen agar bisa mendekatkan dirinya dengan lelaki itu. Sedangkan Sonia hanya duduk di tempatnya sambil menunggu perempuan itu.Sekitar sepuluh menit kemudian, tidak ada tanda-tanda Chenny yang akan menyudahi kegiatannya. Sonia memutuskan untuk berdiri dan pergi ke toilet dulu. Ketika di

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 12

    Chenny menunggu Sonia di lantai bawah ruangan Santo. Melihat perempuan itu keluar, dia langsung bergegas menghampirinya dan bertanya, “Gimana? Petugas konseling ada bilang mau menghukum kamu, nggak?”Sonia yang mengenakan tas sandang hanya memegang dua tali tas yang menggantung di samping tubuhnya sambil menjawab dengan nada santai, “Kenapa harus menghukumku? Aku hanya sedang melindungi diri!”Chenny menatapnya dengan tidak percaya dan berkata, “Melia patah tulang dan papanya datang dengan emosi yang begitu membludak. Memangnya dia bisa diam saja?”“Pokoknya sudah beres!” sahut Sonia sambil tertawa lebar.Walaupun Chenny masih merasa ragu dan curiga, dia juga merasa lega. Perempuan itu mengikuti langkah Sonia keluar dari area universitas sambil berceloteh ria.“Salah aku juga, coba kalau aku nggak nempelin pangeranku, kita sudah balik dari tadi! Nggak akan ada kejadian seperti ini.”Dengan santai Sonia berkata, “Melia sudah mempersiapkan semuanya. Siapa tahu dia menungguku di suatu tem

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 13

    Akhirnya Sonia tahu alasan dibalik berhentinya para guru les bocah lelaki itu. Anak keluarga orang kaya tidak bisa diajar dengan menggunakan kekerasan. Jika dengan ucapan nasihat, maka mereka akan protes kita cerewet. Kalau membujuknya dengan ucapan manis, maka akan dikatakan kekanakan. Rasa tidak berdaya seperti itu membuat siapa pun akan menyerah.Sonia bangkit dan melihat anak panah yang tergeletak di atas meja. Dia melirik papan panah kemudian melayangkan anak panah dalam satu gerakan dan mendarat tepat di bagian tengah!Ketika anak panah ketiga masih mengenai bagian tengah papan panah, Tandy mengangkat wajahnya dan menatap dia dengan raut terkejut. Sonia mengambil anak panah dengan kedua tangannya, setelah itu dia melayangkan anak panah tanpa melihatnya di waktu yang bersamaan.Kedua anak panah tersebut melayang dengan kecepatan yang sama. Dua buah anak panah tersebut menjatuhkan anak panah yang sebelumnya tertancap dan menggantikannya berada di posisi bagian tengah papan.Tandy b

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 14

    ”Hmmm? Aku nggak ketawa,” ujar Sonia dengan ekspresi bingung.Reza mengangkat alisnya dan bertanya, “Kamu takut sekali denganku? Kamu itu temannya Tasya dan guru lesnya Tandy. Kamu boleh ikut mereka panggil aku Om. Biasanya aku selalu penuh toleransi terhadap orang yang menjadi juniorku.”Sonia semakin ingin terbahak, tetapi dia berusaha tetap bersikap tenang dan mengangguk berkata, “Ok.”Mata Reza menatap wajah perempuan di sampingnya sekilas, kemudian mengarah ke depan dan berkata lagi, “Lain kali kalau ketemu Hana lagi, kamu nggak perlu peduliin dia.”“Dia menutupi jalanku,” jawab Sonia membela diri.“Bukannya kamu pintar menendang orang?” balas Reza.Sonia mengangkat alisnya dan bertanya balik, “Hana juga boleh ditendang?”“Tentu saja! Kamu tendang saja sesuka hatimu, biar aku yang urus,” jawab Reza dengan nada datar.Kedua alis Sonia terangkat lagi ke atas. Kalimat tersebut menunjukkan sikap dan karakter lelaki itu dalam menyelesaikan sebuah masalah. Mungkin Reza menyadarinya dan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 15

    Suara lelaki itu terdengar sangat ringan dan juga hangat seperti mentari di musim semi. Terasa begitu sejuk dan juga nyaman. Sonia berbalik dan memandangi lelaki asing itu dengan tatapan tidak mengerti.Lelaki itu maju dua langkah sambil menatap Sonia. Sebersit sorot cahaya melintas di mata lelaki itu.“Meski nggak harus bayar dengan sesuatu yang berharga, setidaknya traktir makan juga nggak masalah, bukan?”Setelah mengatakan kalimat itu, dia mengulurkan tangannya dan berkata, “Kenalan dulu, namaku Melvin.”Sonia memandangi telapak tangan di hadapannya tanpa membalasnya, kemudian dia berbalik pergi begitu saja. Melvin melongo terkejut di tempatnya dan bergegas mengejar langkah perempuan itu.“Hei! Kamu nggak ngerti apa yang aku katakan?”Langkah Sonia berhenti dan menatapnya sambil menjawab, “Ngerti, tapi kamu nggak butuh traktiran aku. Tanpamu aku juga bisa membereskan masalah tadi seorang diri. Nggak perlu saling kenalan juga, aku harus segera masuk kelas.”Setelah mengatakan kalima

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2008

    “Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2007

    Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2006

    Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2005

    Tadinya Sonia mengira, seiring berjalannya waktu, efek samping dari obat itu akan berkurang. Namun setelah dilihat sekarang, sepertinya tidak demikian.“Jangan! Aku yang menyebabkanmu menjadi seperti ini!” Terlintas rasa sakit hati dan bersalah di dalam mata Kase. Dia menatap Sonia dalam-dalam, lalu membuka pintu berjalan meninggalkan tempat.Setelah Kase pergi, Sonia kembali mengenang kembali mimpi semalam. Dia tetap saja tidak bisa kepikiran apa pun. Hanya saja, seharusnya Sonia telah mimpi semalam.Sampai saat ini, rasa gelisah dan sakit masih terbayang di dalam benak Sonia. Rasa pesimis yang tidak terdeskripsikan telah menguasai benaknya saat ini. Tiba-tiba Sonia kepikiran kenapa Rayden bisa melepaskannya dengan semudah ini? Apa benar hanya karena Kase dan Bondala? Apa Rayden masih sedang mengontrol dirinya?Sonia kembali berbaring di atas ranjang. Dia meringkuk, tidak bisa meluapkan rasa lara di hatinya. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya keluar dari perasaan ini? Dia hanya mer

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2004

    Sebentar lagi sudah subuh, Reza membuka ponselnya. Dia sedang melihat jam, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu membuka sistem yang terhubung dengan kalung Sonia. Suhu tubuh dan detak jantung Sonia tidak berada di kondisi normal.Kening Reza sedikit berkerut. Apa Sonia melepaskan kalungnya lagi?Sebelumnya Reza menyadari Sonia akan melepaskan kalung itu saat sedang tidur. Reza juga pernah mempertanyakan masalah itu. Sonia mengatakan tidaklah nyaman untuk mengenakan sesuatu di saat sedang tidur.Hanya saja, meski Sonia sedang tidur, Reza juga bisa merasakan detak jantungnya. Siapa suruh saat ini Sonia tidak berada di dalam pelukannya.Reza mengendus ringan. Setelah waktu menunjukkan pukul 12, dia mengirim pesan kepada Sonia.[ Istriku, selamat ulang tahun! ]…Keesokan harinya, sama seperti biasanya, saat hampir mendekati pukul sembilan pagi, Sonia dibangunkan oleh Kase.Kali ini, agak sulit untuk membangunkan Sonia daripada biasanya. Saat Sonia bangun, dia malah kelihatan linglung.“

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2003

    “Bondan!” balas Reza dengan suara datar, “Ada urusan?”“Iya, sudah terjadi sesuatu!” Bondan segera memberi tahu masalah Sonia dihujat kepada Reza. “Sekarang masalah ini sangat heboh. Keluarga Dikara sendiri yang merusak nama Sonia. Sekarang Sonia lagi dihujat habis-habisan sama warganet. Bahkan, Arkava Studio dan GK Jewelry juga terkena imbasnya.”Suara Reza bagai suara halilintar yang terdengar menggelegar. “Mereka memang cari mati!”“Kapan kalian kembalinya? Apa yang bisa aku lakukan untuk Sonia?” tanya Bondan, “Kak Jason lagi tidak di sini. Nona Ranty dan Matias juga belum kembali dari bulan madu. Keluarga Tamara memang pintar dalam mencari kesempatan.”Sepertinya anggota Keluarga Tamara yakin Sonia tidak akan menampakkan diri, itulah sebabnya mereka bisa bersikap semena-mena. Sekarang kondisi Sonia tidaklah bagus. Semua skandalnya tampaknya sudah memiliki bukti kuat. Bahkan jika suatu hari nanti dia kembali dan mencoba untuk menjelaskan, kemungkinan besar warganet juga tidak akan m

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2002

    Ketika melihat ayahnya juga melihat dengan penasaran, Cindy memutar bola matanya dan mendengus dingin. “Tebakanku!”“Kalau kamu bisa menghubungi Sonia, kamu telepon dia, suruh dia sementara ini untuk jangan kembali ke Jembara. Sembunyi di luar saja.” Hani menghela napas. Dia kelihatan sangat cemas. “Mengenai masalah kita, pasti kita akan ditekan oleh Keluarga Dikara dan juga Keluarga Tamara. Lebih baik kita banyak berdoa saja. Semoga Ayah tidak sadis memperlakukan kita seperti dia memperlakukan Sonia!”Ferdi berkata, “Jangan takut. Masih ada aku dan juga Kak Cindy!”Cindy berucap, “Ibu, kamu dan Ayah pasti mesti tetap berpihak sama Sonia. Kalian percaya sama aku. Keputusan kalian hari ini sudah benar.”Hani tahu Cindy sangat mengagumi Sonia, juga tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati. Dia berpikir sejenak, kemudian berkata, “Aku akan telepon Tuan Bondan untuk beri tahu masalah ini.”Harun berdiri. “Biar aku saja!”Setelah anggota Keluarga Tamara meninggalkan rumah Harun, dia segera

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2001

    Hani menatap putrinya sendiri dengan ekspresi serbasalah.Hani tahu dirinya tidak seharusnya bersikap seperti anggota Keluarga Dikara lainnya untuk menjebak Sonia. Namun, seandainya mereka tidak mengikuti perkataan Keluarga Tamara, kelak, tidak peduli di Kota Jembara maupun di Kota Kibau, mereka pun tidak memiliki tempat untuk berdiri lagi.Nama Sonia memang sangat terkenal di dalam negeri. Dia juga memiliki banyak koneksi dengan orang kaya, tetapi dia hanyalah seorang desainer yang tidak memiliki kekuasaan apa pun. Apalagi dengan kondisi sekarang, sepertinya akan sulit baginya untuk bisa bangkit dari dunia desainer.Jika ingin berpikir panjang, demi masa depan putra-putrinya, mereka terpaksa melakukan hal yang melawan hati nurani mereka. “Cindy, keluar!” ucap Harun dengan nada serius.“Nggak mau!” Cindy menggeleng sembari berlinangkan air mata. “Meskipun kalian nggak membantu Sonia, kalian juga jangan menambah masalah. Aku mohon sama kalian!”Saat ini, Ferdi juga membuka pintu ruanga

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2000

    Hani tersenyum dingin. “Ayah ingin bersikap tidak sungkan seperti bagaimana?”Nada bicara Tobias terdengar gusar. “Kalian akan segera tahu!”Panggilan diakhiri. Hani menatap Harun dengan tidak tenang. “Suamiku, apa kita sudah menyinggung Ayah? Apa akan terjadi sesuatu?”Harun berkata dengan serius, “Masalah sudah berkembang menjadi seperti ini. Terserah saja!”Hani duduk di bangku. “Kita bisa membantu Sonia untuk melakukan klarifikasi karena permintaan Bondan dan juga kasihan terhadap Sonia. Kenapa dia sial sekali? Malah bisa punya orang tua seperti Kak Hendri dan Kak Reviana!”Harun merenung sembari berkata, “Apa kamu tidak merasa masalah ini sangat aneh? Pertama-tama, ada yang mengekspos Sonia menerima sogokan, sengaja mengalah terhadap negara lain. Disusul, aib buruk King terbongkar. Setelah itu, Kak Hendri dan Kak Reviana segera mengunggah pernyataan. Kenapa semuanya seolah-olah sudah direncanakan saja? Menurutmu, kenapa mereka berbuat seperti ini?”Setelah mendengar ucapan Harun,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status