Reza menyapukan pandangannya ke wajah Sonia yang mulus dan polos. Kulit putih perempuan itu terlihat sedikit merah dan membuat perempuan itu terlihat sangat bocah sekali, tidak seperti seorang mahasiswi melainkan anak SMA.Mungkin karena sifatnya sebagai seseorang yang lebih tua, Reza berusaha menahan emosinya dan mengusir Max. Setelah itu dia berkata dengan nada datar, “Sekarang sudah boleh turun.”Sonia menoleh ke belakang sejenak dan setelah memastikan tidak ada Max lagi di sana, dia melompat turun dengan ekspresi pura-pura datar. Perempuan itu langsung berdiri di belakang tubuh Reza dan berusaha menghindari mata anjing tersebut yang sedari tadi melihat ke arahnya. Lelaki itu tertawa kecil kemudian melangkah mendekati Max.Dia memandangi punggung lelaki itu dan baru menyadari jaraknya tadi sangat dekat sekali dengan Reza. Saking dekatnya bahkan dia bisa menghirup aroma lelaki itu yang seperti rintikan hujan yang membentuk genangan air di pegunungan bercampur dengan aroma kayu. Begit
Sonia tanpa sadar ingin menyembunyikan tangannya ke balik punggungnya. Akan tetapi menyadari gerakan tersebut terlalu mencurigakan sehingga dia berusaha tidak membuat respons berlebihan apa pun.Dalam permainan tadi dia baru saja meledakkan Tandy dan dirinya sendiri juga telah mati di bunuh lawan. Bocah lelaki itu menahan dirinya untuk tidak menendang Sonia saat ini juga. Padahal tadi perempuan itu berjanji mau bilang pada Pamannya dan membantunya.“Om, tugasku sudah selesai!”Reza terlihat sedikit terkejut ketika mendengar ucapan keponakannya itu. Dia melirik wajah Sonia kemudian berjalan ke arah meja belajar dan berkata, “Coba Om lihat!”Tandy memberikan buku tugasnya pada Reza dan ternyata memang sudah selesai dan juga telah diperiksa. Bagian yang salah sudah diperbaiki bahkan ada beberapa penjelasan penyelesaian dari tugas tersebut.Lelaki itu semakin merasa aneh. Dia menoleh dan melihat Sonia yang juga tengah menatapnya dengan matanya yang polos dan jernih. “Aku janji pada Tandy u
Pukul sepuluh malam hari, Tasya sudah tiba di rumahnya dan melihat sosok Reza yang duduk di sofa. Dia memutar bola matanya dan memberi kode melalui pandangan mata pada pelayannya yang tiba-tiba buru-buru naik ke lantai atas.“Sini!” Lelaki itu bersandar pada punggung sofa dengan sebelah tangannya yang memegang sebuah buku. Detik selanjutnya Tasya tahu dia sudah tidak bisa menutupinya lagi. Lebih baik dia bersikap pura-pura tenang dan berjalan ke arah lelaki itu sambil bertanya,“Om, kok belum tidur?”Reza meliriknya dan berkata, “Pantasan begitu buru-buru mau cari guru les. Ternyata kamu ingin pergi berkencan? Sudah ada pacar?”“Nggak!” sahut Tasya sambil menggelengkan kepalanya kuat-kuat.“Aku hanya jalan sama temanku.”“Pacarmu itu teman kampus?” tanya Reza lagi dengan nada suara lebih berat.Perempuan itu tahu kalau dia tidak bisa membohongi pamannya yang cerdik ini. Dia duduk di hadapan Reza dan berkata jujur,“Iya, aku memang sudah ada pacar. Aku juga tahu kalau keluarga kita sedi
Dosen pelajaran bahasa asing kali ini berasal dari luar negeri dengan wajah yang tampan. Chenny kerap bilang padanya kalau dosennya yang ini merupakan sosok idamannya yang sempurna.Saat masuk ke dalam kelas, banyak mata yang memandang Sonia. Sepertinya mereka semua sudah melihat atau mendengar apa yang baru saja terjadi di lantai bawah. Tatapan semua orang terlihat ada yang kagum, menertawakan bahkan ada yang meremehkan sikap Sonia.Tidak ada perubahan ekspresi yang berarti di wajah perempuan itu. Dia dan Chenny memilih tempat duduk dan mengeluarkan peralatan kuliahnya sambil fokus mendengarkan pelajaran.Setelah jam kuliah tersebut telah selesai, Chenny memanfaatkan kesempatan untuk bertanya pada sang dosen agar bisa mendekatkan dirinya dengan lelaki itu. Sedangkan Sonia hanya duduk di tempatnya sambil menunggu perempuan itu.Sekitar sepuluh menit kemudian, tidak ada tanda-tanda Chenny yang akan menyudahi kegiatannya. Sonia memutuskan untuk berdiri dan pergi ke toilet dulu. Ketika di
Chenny menunggu Sonia di lantai bawah ruangan Santo. Melihat perempuan itu keluar, dia langsung bergegas menghampirinya dan bertanya, “Gimana? Petugas konseling ada bilang mau menghukum kamu, nggak?”Sonia yang mengenakan tas sandang hanya memegang dua tali tas yang menggantung di samping tubuhnya sambil menjawab dengan nada santai, “Kenapa harus menghukumku? Aku hanya sedang melindungi diri!”Chenny menatapnya dengan tidak percaya dan berkata, “Melia patah tulang dan papanya datang dengan emosi yang begitu membludak. Memangnya dia bisa diam saja?”“Pokoknya sudah beres!” sahut Sonia sambil tertawa lebar.Walaupun Chenny masih merasa ragu dan curiga, dia juga merasa lega. Perempuan itu mengikuti langkah Sonia keluar dari area universitas sambil berceloteh ria.“Salah aku juga, coba kalau aku nggak nempelin pangeranku, kita sudah balik dari tadi! Nggak akan ada kejadian seperti ini.”Dengan santai Sonia berkata, “Melia sudah mempersiapkan semuanya. Siapa tahu dia menungguku di suatu tem
Akhirnya Sonia tahu alasan dibalik berhentinya para guru les bocah lelaki itu. Anak keluarga orang kaya tidak bisa diajar dengan menggunakan kekerasan. Jika dengan ucapan nasihat, maka mereka akan protes kita cerewet. Kalau membujuknya dengan ucapan manis, maka akan dikatakan kekanakan. Rasa tidak berdaya seperti itu membuat siapa pun akan menyerah.Sonia bangkit dan melihat anak panah yang tergeletak di atas meja. Dia melirik papan panah kemudian melayangkan anak panah dalam satu gerakan dan mendarat tepat di bagian tengah!Ketika anak panah ketiga masih mengenai bagian tengah papan panah, Tandy mengangkat wajahnya dan menatap dia dengan raut terkejut. Sonia mengambil anak panah dengan kedua tangannya, setelah itu dia melayangkan anak panah tanpa melihatnya di waktu yang bersamaan.Kedua anak panah tersebut melayang dengan kecepatan yang sama. Dua buah anak panah tersebut menjatuhkan anak panah yang sebelumnya tertancap dan menggantikannya berada di posisi bagian tengah papan.Tandy b
”Hmmm? Aku nggak ketawa,” ujar Sonia dengan ekspresi bingung.Reza mengangkat alisnya dan bertanya, “Kamu takut sekali denganku? Kamu itu temannya Tasya dan guru lesnya Tandy. Kamu boleh ikut mereka panggil aku Om. Biasanya aku selalu penuh toleransi terhadap orang yang menjadi juniorku.”Sonia semakin ingin terbahak, tetapi dia berusaha tetap bersikap tenang dan mengangguk berkata, “Ok.”Mata Reza menatap wajah perempuan di sampingnya sekilas, kemudian mengarah ke depan dan berkata lagi, “Lain kali kalau ketemu Hana lagi, kamu nggak perlu peduliin dia.”“Dia menutupi jalanku,” jawab Sonia membela diri.“Bukannya kamu pintar menendang orang?” balas Reza.Sonia mengangkat alisnya dan bertanya balik, “Hana juga boleh ditendang?”“Tentu saja! Kamu tendang saja sesuka hatimu, biar aku yang urus,” jawab Reza dengan nada datar.Kedua alis Sonia terangkat lagi ke atas. Kalimat tersebut menunjukkan sikap dan karakter lelaki itu dalam menyelesaikan sebuah masalah. Mungkin Reza menyadarinya dan
Suara lelaki itu terdengar sangat ringan dan juga hangat seperti mentari di musim semi. Terasa begitu sejuk dan juga nyaman. Sonia berbalik dan memandangi lelaki asing itu dengan tatapan tidak mengerti.Lelaki itu maju dua langkah sambil menatap Sonia. Sebersit sorot cahaya melintas di mata lelaki itu.“Meski nggak harus bayar dengan sesuatu yang berharga, setidaknya traktir makan juga nggak masalah, bukan?”Setelah mengatakan kalimat itu, dia mengulurkan tangannya dan berkata, “Kenalan dulu, namaku Melvin.”Sonia memandangi telapak tangan di hadapannya tanpa membalasnya, kemudian dia berbalik pergi begitu saja. Melvin melongo terkejut di tempatnya dan bergegas mengejar langkah perempuan itu.“Hei! Kamu nggak ngerti apa yang aku katakan?”Langkah Sonia berhenti dan menatapnya sambil menjawab, “Ngerti, tapi kamu nggak butuh traktiran aku. Tanpamu aku juga bisa membereskan masalah tadi seorang diri. Nggak perlu saling kenalan juga, aku harus segera masuk kelas.”Setelah mengatakan kalima
Di sisi lain, Lysa menggandeng tangan Sonia sembari berbicara. Dia sungguh merasa sakit hati ketika melihat Sonia. “Kenapa kamu semakin kurus lagi? Kamu tidak usah peduli dengan apa yang dikatakan di internet, biarkan Reza saja yang menyelesaikannya!”Sonia mengusap wajahnya sendiri. “Nggak, kok. Mungkin karena kelamaan nggak melihatku, makanya kamu merasa aku kurusan!”“Selama beberapa hari ini, kamu tinggal di rumah saja. Aku akan suruh pelayan untuk bikin makanan bergizi buat kamu!”Ranty memutar bola matanya, kemudian berkata dengan tersenyum, “Bibi Lysa, Sonia baru saja kembali, masih belum melepas rindu sama kami, kamu serahkan Sonia beberapa hari kepada kami, ya? Nanti kami akan kembalikan kepadamu, oke?”Lysa berkata dengan tersenyum, “Kalau begitu, malam ini kamu mesti tinggal di rumah, ya. Selama di luar, kalian ingat untuk jaga dia dengan baik!”“Kamu tenang saja. Aku juga berharap bisa kasih lemak yang kutimbun selama beberapa hari ini kepada Sonia!”Lysa pun tertawa terbah
Bondan melihat Tiffany bermaksud ingin mengalahkannya. Dia pun tidak membantah, melainkan berkata dengan mengangguk, “Benar apa katamu!”Tiffany tidak menghiraukan sikap acuh tak acuh pria itu. Dia hanya berkata, “Setelah identitas sehebat ini terekspos, aku ingin lihat nasib Keluarga Dikara!”Bondan mengangkat-angkat alisnya. “Aku merasa Kak Reza juga cukup serbasalah. Bagaimanapun, mereka adalah orang tua kandung Sonia, ada hubungan darah!”Tiffany tersenyum dingin. “Saat mereka mencelakai Sonia, mereka nggak kepikiran Sonia itu anak kandung mereka. Jadi, nggak usah berbelas kasihan sama orang seperti mereka!”Bondan menatapnya. Terlihat sedikit senyuman di atas wajah tampannya. “Aku cukup kagum dengan sikap tegasmu!”Dari masalah kali ini, Tiffany merasa Bondan juga cukup baik. Setidaknya, dia bukan anak orang kaya yang hanya tahu bersenang-senang dan berfoya-foya saja.Tiffany berkata dengan lantang, “Kelak setelah pertunangan kita dibatalkan, kita juga bisa menjadi teman!”Bondan
Iya, meskipun tidak ada bukti persekongkolan Keluarga Tamara dan desainer Coco, hanya dengan identitas-identitas Sonia, semua gosip itu otomatis terpecahkan.Situasi berubah drastis. Orang-orang yang tadinya memaki Sonia, berubah menjadi kaget dan kagum dalam seketika.Sementara itu, Keluarga Dikara malah menerima caci makian yang kuat dari Keluarga Dikara. Akun Instagram Hendri, Reviana, dan Stella telah meledak!Frida menyimpan ponselnya, lalu memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela.Johan melihat kemari, kemudian berkata dengan tersenyum, “Ada apa? Padahal mereka sudah dipermalukan hari ini, kenapa kamu tidak tersenyum!”Frida membalas, “Semua itu hanyalah stigma yang diberikan orang-orang kepada Sonia. Seandainya masalah yang dibuat Sonia terekspos, mereka semua baru benar-benar bisa terdiam!”Johan pun terdiam. Dia langsung menggenggam tangan Frida, kemudian berkata dengan tersenyum, “Bos tidak akan peduli!”Seandainya Sonia peduli, selama ini dia juga tidak mungkin hidup me
Di bandara.Bahkan Kepala Keluarga Herdian juga datang untuk mengakui menantunya. Apa orang yang berkerumun masih ada yang tidak percaya?Dania membalikkan tubuhnya untuk berhadapan dengan reporter dan orang-orang yang berkerumun. “Kami sudah menyelidiki masalah King menerima sogokan sengaja kalah dari Coco. Ternyata ada yang menyogok juri acara fesyen dan Coco untuk menjebak King.”Frida berjalan maju, lalu menampilkan data yang diselidikinya di layar proyektor aula bandara. Dapat terlihat dengan jelas hubungan desainer yang bernama Coco dengan anggota Keluarga Tamara, terutama kedua juri itu.Dania berkata dengan tenang, “Mengenai siapa yang memfitnah King di belakang, aku rasa semuanya juga sudah jelas. Putri Keluarga Dikara, Stella, sebelumnya diusir dari dunia fesyen karena melakukan penjiplakan hasil desain King, sedangkan Cella iri dan benci terhadap King, itulah sebabnya dia sengaja membeli buzzer untuk menciptakan gosip.”“Sekarang kedua keluarga bersekongkol untuk memfitnah K
Hendri kembali dengan keringat dingin. Dia berkata pada Tobias, “Telepon Keluarga Tamara tidak terhubung!”“Kalau begitu, kita juga nggak bisa tunggu lagi. Ayo segera tinggalkan Kota Jembara!” Tobias membalikkan tubuhnya dengan buru-buru. Sosoknya saat ini tidak mirip dengan sosok keluarga kaya yang hendak pindah rumah, lebih mirip dengan anjing yang sedang melarikan diri akibat jatuh ke dalam air.Hendri segera memesan tiket pesawat ke Kota Kibau, tetapi dia menyadari tiket tidak bisa dipesan.Tobias mulai merasa panik dan emosi. “Kalau begitu, pesan pesawat pribadi saja. Lagi pula, cepat atau lambat kita juga mesti pergi!”“Jadi, bagaimana dengan Celine? Dia masih bekerja di Herdian Group. Kalau kita pergi, apa Tuan Reza akan melampiaskan amarah ke dirinya?” ucap Aminah dengan panik.Tatapan Celine tertegun ketika melihat siaran langsung di televisi. Dia melihat orang tua Reza juga datang dan memberi tahu reporter, mereka tidak mempublikasikan hubungan anak-anak karena Reza dan Sonia
Jadi, sebenarnya ada apa dengan anggota Keluarga Dikara?Kenapa mereka mesti keluar dan mengatakan mereka yang membesarkan King?Di sisi lain, Keluarga Dikara sedang menonton siaran langsung. Reza mengatakan Sonia telah menikah dengannya pada enam tahun silam dan merupakan istri dari presiden Herdian Group, seluruh anggota Keluarga Dikara terkejut hingga berdiri dari tempat duduk mereka.Tatapan mereka terpaku pada tangan Sonia dan Reza yang saling bergenggaman, dipenuhi dengan ketidakpercayaan yang mendalam.Sonia sudah menikah dengan Reza pada enam tahun lalu?Bukankah saat itu Sonia baru saja kembali ke Kediaman Keluarga Dikara?Sebenarnya apa yang sudah terjadi?Keluarga Dikara benar-benar merasa bingung dan terkejut!Saat datangnya Jemmy, dia mengatakan Sonia sejak kecil tumbuh besar di Kediaman Keluarga Bina. Saat mengetahui dia adalah penerus Keluarga Bina, raut wajah anggota Keluarga Dikara tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata.Kedua tangan Tobias samar-samar gemetar. Dia
Reza menggenggam tangan Sonia, lalu berkata dengan dingin, “Kalau aku tidak membela istriku sendiri, apa kalian yang akan membelanya?”“Whoosh!”Semua orang tertegun. Disusul, masalah itu mulai ramai diperbincangkan.King adalah istrinya Tuan Reza? Bukan simpanan atau kekasih? Kata Reza, King adalah istrinya!Ada reporter yang bertanya lantaran merasa syok, “Tuan Reza, apa maksudmu? Apa kamu bisa berbicara dengan lebih jelas?”Reza mengangkat tangannya yang saling bertautan dengan Sonia. Ekspresinya kelihatan dingin. “Aku umumkan secara resmi kepada kalian semua, King, yang mana biasanya dipanggil Sonia, adalah istriku. Kami sudah menikah pada enam tahun silam. Jadi, orang-orang yang mengatakan King menjilat anggota Keluarga Herdian bisa diam!”“Selain itu, bagi mereka yang memfitnah istriku, menuduhnya sengaja kalah demi 50 juta dolar Amuriko untuk menciptakan rumor dan kehebohan, apa mereka benar-benar begitu meremehkan Keluarga Herdian? Meremehkan istri dari presdir Herdian Group?”
Ada orang yang bergosip, “Jangan-jangan orang-orang itu datang untuk menjemput King?”“Apa dia punya kemampuan seperti itu? Tuan Jemmy sampai datang langsung!”“Tapi kulihat-lihat, sepertinya dia datang untuk menjemput seseorang!”“Jangan-jangan ada tokoh besar yang datang? Kebetulan jam kedatangannya sama dengan King.”Sekelompok orang tidak berhenti menebak. Beberapa saat kemudian, ada yang menjerit, “King sudah datang!”Semua orang serempak mengangkat kepala melihat ke sana. Sekelompok orang berjalan keluar dari jalur VIP. Orang di depan sana tidak lain adalah King, Sonia!Cuaca di Kota Jembara dingin. Wanita itu mengenakan mantel berwarna hitam dengan topi bebek. Hanya bisa terlihat setengah wajah indahnya dengan aura tenang dan berjalan kemari dengan perlahan.Sementara itu, pria bertubuh tinggi di sampingnya terus menggenggam tangan Sonia. Langkahnya sangat tegas.Sekelompok orang langsung menyerbu ke sisi mereka. Sorot kilat cahaya kamera ditujukan ke sisi Sonia.Pengawal Reza d
Sutini berkata dengan menghela napas, “Kasihan sekali si Ferdi, malah mesti ikut dengan orang tua yang tidak kenal kondisi. Kelak, masa depannya juga akan hancur!”Reviana tersenyum. “Ibu tidak usah khawatir, bukannya masih ada Stella dan Celine?”“Emm!” Sutini mengangguk secara perlahan dan tidak berbicara lagi.Tiba-tiba terdengar suara heboh di dalam televisi, sepertinya ada orang yang mengatakan King sudah menuruni pesawat. Semua orang berebutan untuk maju. Bahkan, ada orang yang membawa tongkat bisbol hendak memukul saja.Reviana meraih ujung pakaiannya. Asalkan Sonia menampakkan diri, dia pasti akan dipukul habis-habisan, kemudian diusir keluar. Masalah sudah ditetapkan!Sejak mengetahui keberadaan Sonia, sepertinya samar-samar ada salah paham di antara mereka. Reviana sudah menghabiskan jerih payahnya selama 20 tahun. Setelah tahu Stella bukan putri kandungnya, dia sungguh merasa kecewa.Sebelum bertemu dengan Sonia, Reviana sangat khawatir putri kandungnya akan mengusir Stella,