Share

Bab 2

Penulis: Musim Gugur
Ada dua lembar uang seratus ribu di tangannya.

Wanita itu membayarnya setelah tidur dengannya. Wanita itu pikir dia ini apa?

Raut mukanya dingin. Dia berjalan menuju balkon dan melihat jendela di kamar itu memang terbuka.

Bangunan di sini tinggi. Lantai tiga setara dengan lantai empat di tempat lain. Bagaimana wanita itu bisa melompat turun?

Apa dia begitu menakutkan? Sampai-sampai wanita itu mempertaruhkan nyawanya supaya bisa melarikan diri darinya?

Angin bertiup masuk dari jendela, sejuk dan dingin, tetapi tidak bisa memadamkan api amarah di hati Reza. Wanita itu tidak hanya menghinanya dengan dua lembar seratus ribu, tapi juga melompat keluar jendela setelah bersetubuh dengannya. Jangan sampai dia menangkap wanita itu!

….

Sonia yang sedang naik taksi tiba-tiba bersin. Supir taksi itu melihat ke kaca spion, “Dik, apa kamu baik-baik saja?”

Supir itu berpikir. Wanita ini cantik, tapi seluruh tubuhnya basah kuyup. Pasti ada sesuatu yang terjadi padanya.

Sonia tersenyum lembut, “Nggak apa-apa.”

Sopir itu tersenyum, “Kamu masih pelajar, ‘kan? Kamu harus lebih berhati-hati saat sendirian di luar.”

“Iya, makasih, Pak,” jawab Sonia.

Lalu, dia mengeluarkan ponselnya dan mengetik dengan cepat, “Cepat hancurkan rekaman CCTV sekitar jam 7 dan 9 malam ketika aku muncul di Celestial Hotel! Sampai hancur total!”

“Oke!” Orang di ujung telepon tidak bertanya apa-apa, hanya menuruti instruksinya.

Kata-kata kasar pria itu kembali terngiang di telinga Sonia. Sekarang ini, Sonia sudah tidak ingin memikirkan apakah dia harus menemui Reza hari ini. Dia hanya tidak ingin pria itu tahu kalau dia pernah datang ke hotel itu.

Sonia turun di Jalan Yunani. Dia membayar ongkos taksinya dua kali lipat karena membasahi kursi belakang taksi itu.

Ketika dia kembali ke vila, Bi Rati terkejut saat melihat pakaiannya yang basah, “Non, ada apa?”

“Ada sedikit masalah tadi. Aku naik ke atas dulu untuk mandi,” ujar Sonia, lalu naik ke lantai atas.

“Aku akan menyiapkan air mandi untuk Non Sonia.” Bi Rati tidak berani banyak bertanya dan buru-buru naik ke atas.

Beberapa menit kemudian, Sonia berendam di air hangat. Tubuhnya pun perlahan-lahan menjadi rileks.

Pikirannya agak kacau. Dia memaksa dirinya untuk tidak memikirkan apa yang terjadi malam ini dan membenamkan kepalanya ke dalam air.

Usai mandi dan berganti piyama bersih, Bi Rati mengeringkan rambutnya. Pada saat itu, ayahnya, Hendri Dikara, meneleponnya.

Ekspresi di wajah Sonia menjadi dingin. Dia meminta Bi Rati untuk keluar dulu, lalu pergi ke balkon untuk menjawab telepon itu.

Ketika dia mengangkat telepon, ayahnya buru-buru bertanya, “Sonia, kamu dimana? Apa kamu sempat bertemu Pak Reza?”

Tidak ada emosi pada nada suara Sonia ketika dia berkata, “Papa takut aku dan Pak Reza nggak bisa rukun, jadi Papa sengaja memberi obat untuknya?”

Hendri kaget, “Apa maksudmu? Obat? Memberi obat untuk siapa? Papa nggak melakukannya!”

"Nggak melakukannya?" Sonia tersenyum tipis, “Kalau begitu, Papa jelas-jelas membuat janji dengan Reza jam Sembilan. Kenapa Papa bilang padaku janjinya jam tujuh?”

Pria di ujung telepon hening. Hati Sonia hancur dan dia hendak menutup teleponnya.

“Sonia!” Suara Hendri tiba-tiba terdengar lagi. Dia terdengar bersalah, “Ini memang salah Papa. Papa ingin kamu pergi menemui Pak Reza duluan, supaya kalian bisa berduaan untuk beberapa waktu. Dengan begitu, pria itu nggak akan menentang pernikahan kalian.”

Dia langsung bertanya lagi, “Ada apa? Apa yang terjadi?”

Sonia mendengar kepedulian yang tulus dari nada bicara ayahnya, jadi dia bertanya, “Benaran bukan Papa yang melakukannya?”

Hendri langsung berkata, “Tentu saja bukan. Walaupun Papa kesulitan, Papa juga nggak akan menggunakan cara serendah itu untuk mengorbankan putri Papa sendiri!”

Sonia tidak menjawab.

Hendri bertanya dengan hati-hati, “Sonia, kamu baik-baik saja, ‘kan?”

Sonia berkata dengan datar, “Nggak apa-apa. Aku nggak bertemu Reza tadi.”

Hendri tidak berani menanyakan secara detail, tetapi dia sepertinya menghela napas lega, “Bagaimanapun juga, Papa minta maaf padamu atas hal ini. Mulai sekarang, Papa nggak akan memintamu untuk bertemu dengannya lagi. Kalau kamu nggak ingin tinggal di vila di atas gunung, Papa akan menjemputmu pulang sekarang.”

Suara Sonia sedikit melembut, “Aku sudah tinggal di sini selama lebih dari dua tahun. Aku nggak keberatan tinggal di sini beberapa bulan lagi. Pa, jangan khawatir. Aku suka kok tinggal di sini.”

Vila ini adalah vila pribadi Reza. Sonia pindah ke sini setelah menikah dan tinggal di sana selama hampir tiga tahun.

Hendri lega dan tersenyum, “Oke, kalau begitu tinggal di sana beberapa bulan lagi. Begitu pernikahan kalian mencapai tiga tahun, Papa sendiri yang akan menjemput putri Papa pulang. Ngomong-ngomong ….”

Hendri berhenti sebentar dan berkata, “Sabtu ini adalah hari ulang tahun mamamu. Pulanglah. Apa yang dikatakan mamamu waktu kamu pulang terakhir kali itu nggak disengaja. Jangan dimasukkan ke dalam hati. Dia sudah menyesalinya, tapi dia masih nggak bisa mengalah dan meminta maaf padamu."

Sonia menjawab, “Aku ada kelas di Sabtu pagi. Aku akan pulang setelah kelas.”

“Baiklah. Telepon Papa kalau butuh sesuatu.”

Setelah menutup telepon, Sonia berpikir sejenak, lalu menghubungi nomor lain, “Nana, tolong siapkan satu set kalung dan anting terbaru season ini. Aku akan mengambilnya dua hari lagi.”

Orang di ujung telepon mengiyakan. Lalu, Sonia mematikan panggilan itu dan meletakkan ponselnya. Setiap kali mengingat apa yang terjadi hari ini, adegan dalam kegelapan itu tanpa sadar muncul di benaknya.

Napas berat pria itu seolah berhembus di telinganya ….

Dia menyandarkan tangannya di pagar batu dan membenamkan kepalanya ke antara kedua lengannya. Dia tidak tahu hati ini merasa gelisah atau benci.

Pukul sebelas malam, Reza meninggalkan Celestial Hotel. Asisten mengikuti dari belakang dan melapor dengan suara rendah, “Pak Reza, aku sudah menyelidikinya. Pak Panji dari Milena Group yang melakukannya. Dia awalnya ingin memberi obat itu untuk wanita yang dia bawa datang hari ini, tapi entah kenapa gelasnya bisa diberikan ke Bapak. Pak Panji sangat terkejut saat mengetahuinya, langsung melarikan diri dari Jembara malam ini dan pergi ke Samuderang.”

Tatapan di mata Reza terlihat galak, “Kalau memang sudah melarikan diri, jangan biarkan dia kembali lagi selamanya!”

Asisten itu menundukkan kepalanya, “Aku mengerti, Pak!”

Hari sudah subuh ketika Reza pulang ke rumah keluarga Herdian. Kakek dan neneknya pergi ke London untuk mengadakan seminar bisnis, orang tuanya juga ikut pergi, sehingga hanya tinggal anak-anak di rumah.

Reza langsung naik ke lantai tiga. Setelah mandi, dia membungkus tubuhnya dengan jubah mandi dan duduk di kursi rotan di balkon. Dia mengambil sebatang rokok di meja dan menyalakannya.

Percikan api dari puntung rokok berkedip-kedip di bawah sinar bulan. Rambut hitamnya yang agak basah menjuntai di dahinya. Di bawah cahaya remang itu, lekukan wajahnya sangat sempurna, membuatnya terlihat tampan dan berwibawa.

Entah kenapa, dia memikirkan gadis itu lagi. Ketika berada di kamar mandi, dia melihat kegelisahan wanita itu dan takut menyakiti wanita itu apabila dia bergerak terlalu cepat, jadi dia mencium wanita itu untuk waktu yang lama. Sampai akhirnya, wanita itu menyambut ciumannya, baru dia bergerak lebih lanjut. Wanita itu meraih lengannya dan namanya dengan cemas.

Saat itu, saraf di otaknya seolah terbakar, sehingga membuatnya linglung. Kalau dipikir-pikir sekarang, dia juga tidak ingat apa wanita itu ada memanggil namanya.

Reza mengeluarkan dua lembar seratus ribu itu. Uang keluaran terbaru, yang sudah basah sepenuhnya.

Sekarang pembayaran bisa dilakukan dengan menggunakan ponsel, hampir di seluruh negeri. Siapa yang masih membawa uang tunai?

Mengapa wanita itu bisa muncul di kamarnya?

Siapa dia?

Reza tiba-tiba menjadi penasaran.

Dia mengambil ponselnya dan menghubungi sebuah nomor, “Selidiki wanita yang melompat dari lantai tiga mala mini. Temukan dia!”

“Baik!” Robi, asistennya selalu menerima perintah dan tidak pernah beromong kosong.

Keesokan harinya, setelah kelas pagi, Sonia mendapat telepon dari dosennya, yang memintanya untuk merapikan berkas-berkas yang sudah dipersiapkan untuk mengajukan beasiswa dan mengantarkannya ke kantor.

Setelah merapikan berkas-berkas itu, belum lagi dia sempat mengantarkannya, dia mendapatkan pesan WhatsApp dari dosennya itu, “Sonia, saya ada urusan mendesak dan harus pergi ke ruang rapat lantai sembilan. Kamu langsung bawakan ke sini saja.”

Sonia membalas pesan itu dan berjalan ke arah gedung tempat dosennya berada.

Sebuah mobil Bentley hitam diparkir di pinggir jalan di luar gedung. Tepat ketika Sonia hendak berjalan menuju gedung itu, dia melihat sesosok tinggi keluar dari mobil.

Jantung Sonia langsung berdegup kencang ketika melihat wajah pria itu dari samping. Dia tanpa sadar langsung berbalik badan.

Lampunya tidak nyala semalam, jadi mungkin Reza tidak mengenalnya. Tapi, dia tidak tahu bagaimana harus menghadapi pria itu.

Setelah mobil itu melaju pergi, Reza sudah berbelok untuk masuk ke gedung di depan. Sonia pun melanjutkan langkahnya.

Tak disangka, ketika dia berbelok di tikungan, dia melihat pria itu berdiri di sana sambil menelepon. Sonia juga berhenti, berpura-pura melihat ponselnya.

Ketika dia mendongak, Reza sudah berjalan jauh di depan. Sonia menghela napas panjang. Dia sedikit bingung. Mengapa Reza bisa ada di sini?

Dia memasuki gedung itu dan melihat pria itu sedang memasuki lift. Dia memperlambat langkahnya dan menunggu pintu lift tertutup, baru berjalan ke sana.

Ketika dia menekan tombol lift, pintu lift yang tadinya sudah tertutup itu terbuka lagi.

Sonia mengangkat kepalanya, tidak tahu harus berbuat apa. Matanya bertemu dengan mata Reza yang dingin dan bingung.
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Ettydia Sulemana
ceritanya sangat menarikkkk lanjutkannnn
goodnovel comment avatar
Alldi San Sedt
keren dnsamgat seru
goodnovel comment avatar
Elis Lis
mantap cerita
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 3

    Sonia membeku sesaat.Pria itu berkata dengan nada dingin, “Untuk apa kamu mengikutiku? Kamu mahasiswa di Jembara University?”Sepanjang jalan ke gedung ini, dia sudah menyadari kalau wanita ini mengikutinya. Setiap kali dia berhenti, wanita ini juga berpura-pura melakukan sesuatu dan ikut berhenti, bahkan kemudian mengikuti sampai ke lift ini.Wajah Sonia memerah, tapi dengan cepat kembali pulih menjadi putih. Dia berkata dengan tenang, “Apa ini jalan menuju rumahmu? Jalan ini bisa dilalui oleh semua orang. Mengapa kamu bilang aku mengikutimu?”Mata pria itu memancarkan tatapan dingin. Dia mundur selangkah dan memberi isyarat agar Sonia masuk ke dalam lift.Sonia tersenyum sinis, “Lupakan saja, daripada kamu salah paham.”Setelah mengatakan itu, dia berbalik badan dan pergi naik tangga.Pintu lift menutup perlahan di belakang Sonia, sampai akhirnya menghalangi pandangan Reza yang menyipitkan matanya sambil memandangi wanita itu.Sonia takut bertemu dengan Reza lagi, jadi dia langsung

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 4

    Reza menyuruh Robi menyelidiki wanita yang melompat keluar jendela hari itu, jadi Robi pun segera mengecek rekaman CCTV di Celestial HotelNamun anehnya, rekaman dari pukul tujuh sampai pukul sembilan tidak ada. Petugas keamanan di Celestial Hotel bahkan tidak dapat menjelaskan mengapa bisa begitu. Mereka hanya menduga bahwa internet mungkin sempat terputus pada waktu itu.Namun, Robi berhasil menemukan seseorang dari rekaman CCTV itu. Siska Dayanti.Siska Dayanti adalah seorang aktris yang tidak terlalu terkenal. Dia memiliki image yang polos dan lembut. Dia tidak pernah naik daun. Dari rekaman CCTV itu, bisa dilihat bahwa dia memasuki Celestial Hotel pada pukul 6:50 kemarin malam dan berjalan ke arah Paviliun Lotus. Setelah itu, rekaman CCTV-nya kosong untuk beberapa waktu, sehingga mereka tidak bisa melihat wanita itu pergi ke kamar yang mana.Pada pukul 9.05, manajer Siska muncul di lantai bawah Paviliun Lotus sambil memapahnya. Satu kaki Siska terkulai lemas dan ekspresinya kesaki

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 5

    Wanita yang berbicara itu bergegas menghampiri mereka. Bunga di tangannya langsung dipakai untuk memukul Sonia, mendorong Sonia dengan keras. Kemudian, wanita itu menarik Stella ke dalam pelukannya.Reviana memeriksa tubuh Stella dengan cemas, “Ada yang terluka, nggak? Apa ada yang berdarah? Di mana yang sakit?”Kelopak-kelopak bunga yang basah karena embun berserakan di lantai. Duri dari bunga segar itu menusuk leher Sonia. Sonia merasa sedikit pedih, tertegun menatap wanita yang sedang mencemaskan putrinya itu.Hendri Dikara cepat-cepat menghampiri dan berkata pada Sonia, “Kamu nggak terluka, ‘kan?”Reviana tiba-tiba menoleh ke belakang, menatap Sonia dengan mata galak, “Kamu mau apa? Kamu mau membunuh Stella?”Hati Sonia pedih melihat tatapan jijik dan benci yang terpancar dari mata wanita itu.Stella melirik Sonia sekilas, lalu buru-buru meraih pergelangan tangan Reviana dan berkata, “Ma, Mama salah paham. Aku yang minta Kak Sonia untuk menggunting rambutku. Kak Sonia nggak melukai

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 6

    Reza tidak mengangkat kepalanya sama sekali dan hanya membaca dokumen yang ada di tangannya dengan ekspresi dingin dan tidak tersentuh. Setelah itu lelaki tersebut menoleh dan tersenyum sambil bertanya, “Sonia, kamu jadi guru les?”Dia tahu perempuan itu tinggal di daerah timur dan kondisi ekonominya juga tidak bagus. Sedangkan di sini merupakan kawasan elit, otomatis Reza menganggap Sonia datang untuk menjadi guru bimbingan.“Untung saja ketemu dengan kamu,” jawab Sonia sambil tersenyum tipis.Kenapa dia bisa melupakan kalau Tasya adalah anak dari kakaknya Reza dan merupakan keponakan dari lelaki itu.Dulu, dalam tiga tahun mereka nyaris tidak pernah bertemu satu kali pun. Sekarang, dalam satu minggu bisa bertemu sebanyak tiga kali. Sonia berpikiran apakah Sang Cupid baru saja terbangun dari tidurnya dan tengah mencoba menyatukan mereka?Tasya menatap Sonia dan memperkenalkan perempuan itu pada Reza. “Dia Om aku yang kedua, Om Reza.”Sonia bersikap seakan tidak kenal dan menganggukkan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 7

    Sebersit sorot curiga melintas di mata Reza. Dia menatap perempuan itu sekali lagi. Kebetulan Tasya sudah kembali dari toilet dan langsung mendaratkan bokongnya di sisi Sonia. Dengan senyuman lebar perempuan itu bercerita,“Aku ketemu sama teman SMA dan ngobrol sebentar.”Pelayan datang dan membawa makanan mereka. Ketiga orang tersebut mulai makan dengan lahap. Terkadang Tasya akan mengeluarkan celetukan dan membicarakan hal-hal mengenai kampus dengan Sonia.Setelah selesai makan, mereka bertiga keluar dari restoran dan secara kebetulan ketemu dengan Ranty dan beberapa orang yang lain. Perempuan itu tengah makan dengan kliennya. Mereka bertemu di depan pintu dengan Ranty yang memberikan lirikan penuh arti pada Sonia.Kedua perempuan itu berpura-pura saling tidak mengenal dan hanya saling melewati saja. Justru dua orang klien Ranty yang merupakan CEO tua tampak mengenali Reza. Mereka menyapa lelaki itu dengan sikap yang terlihat sangat santun.Hujan di luar sana sudah berhenti, jalanan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 8

    Reza menyapukan pandangannya ke wajah Sonia yang mulus dan polos. Kulit putih perempuan itu terlihat sedikit merah dan membuat perempuan itu terlihat sangat bocah sekali, tidak seperti seorang mahasiswi melainkan anak SMA.Mungkin karena sifatnya sebagai seseorang yang lebih tua, Reza berusaha menahan emosinya dan mengusir Max. Setelah itu dia berkata dengan nada datar, “Sekarang sudah boleh turun.”Sonia menoleh ke belakang sejenak dan setelah memastikan tidak ada Max lagi di sana, dia melompat turun dengan ekspresi pura-pura datar. Perempuan itu langsung berdiri di belakang tubuh Reza dan berusaha menghindari mata anjing tersebut yang sedari tadi melihat ke arahnya. Lelaki itu tertawa kecil kemudian melangkah mendekati Max.Dia memandangi punggung lelaki itu dan baru menyadari jaraknya tadi sangat dekat sekali dengan Reza. Saking dekatnya bahkan dia bisa menghirup aroma lelaki itu yang seperti rintikan hujan yang membentuk genangan air di pegunungan bercampur dengan aroma kayu. Begit

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 9

    Sonia tanpa sadar ingin menyembunyikan tangannya ke balik punggungnya. Akan tetapi menyadari gerakan tersebut terlalu mencurigakan sehingga dia berusaha tidak membuat respons berlebihan apa pun.Dalam permainan tadi dia baru saja meledakkan Tandy dan dirinya sendiri juga telah mati di bunuh lawan. Bocah lelaki itu menahan dirinya untuk tidak menendang Sonia saat ini juga. Padahal tadi perempuan itu berjanji mau bilang pada Pamannya dan membantunya.“Om, tugasku sudah selesai!”Reza terlihat sedikit terkejut ketika mendengar ucapan keponakannya itu. Dia melirik wajah Sonia kemudian berjalan ke arah meja belajar dan berkata, “Coba Om lihat!”Tandy memberikan buku tugasnya pada Reza dan ternyata memang sudah selesai dan juga telah diperiksa. Bagian yang salah sudah diperbaiki bahkan ada beberapa penjelasan penyelesaian dari tugas tersebut.Lelaki itu semakin merasa aneh. Dia menoleh dan melihat Sonia yang juga tengah menatapnya dengan matanya yang polos dan jernih. “Aku janji pada Tandy u

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 10

    Pukul sepuluh malam hari, Tasya sudah tiba di rumahnya dan melihat sosok Reza yang duduk di sofa. Dia memutar bola matanya dan memberi kode melalui pandangan mata pada pelayannya yang tiba-tiba buru-buru naik ke lantai atas.“Sini!” Lelaki itu bersandar pada punggung sofa dengan sebelah tangannya yang memegang sebuah buku. Detik selanjutnya Tasya tahu dia sudah tidak bisa menutupinya lagi. Lebih baik dia bersikap pura-pura tenang dan berjalan ke arah lelaki itu sambil bertanya,“Om, kok belum tidur?”Reza meliriknya dan berkata, “Pantasan begitu buru-buru mau cari guru les. Ternyata kamu ingin pergi berkencan? Sudah ada pacar?”“Nggak!” sahut Tasya sambil menggelengkan kepalanya kuat-kuat.“Aku hanya jalan sama temanku.”“Pacarmu itu teman kampus?” tanya Reza lagi dengan nada suara lebih berat.Perempuan itu tahu kalau dia tidak bisa membohongi pamannya yang cerdik ini. Dia duduk di hadapan Reza dan berkata jujur,“Iya, aku memang sudah ada pacar. Aku juga tahu kalau keluarga kita sedi

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1934

    Kase langsung mengangkat kepalanya. “Raja Bondala?”“Iya!” Ekspresi bawahan kelihatan serius. “Selama ini Raja Bondala menguasai Kota Hondura dengan kekuatannya yang luar biasa. Kabarnya, dia sudah menghancurkan banyak kekuatan militer di Tritop!”Kase tampak terkejut. "Pantas saja Rayden perginya buru-buru! Ternyata kedatangan Raja Bondala!Kase mengerutkan keningnya tada dirinya merasa bingung. “Apa belakangan ini ada konflik antara Tritop dan Raja Bondala?”Bawahan itu menggeleng. “Tidak ada!”Kase membalas, “Oke, aku mengerti. Kamu pergi amati gerak-gerik Rayden dan Raja Bondala. Kalau ada apa-apa, segera beri tahu aku.”“Iya!” balas bawahan dengan hormat, lalu meninggalkan tempat.Hallie yang berada di samping mendengar dengan bingung. “Siapa si Raja Bondala?”Kase menceritakan secara ringkas kondisi Tritop kepada Hallie.Saat ini, Benua Delta dikuasai oleh tiga kekuatan. Yang pertama adalah pemimpin yang menguasai wilayah barat laut di Ansari. Yang kedua adalah Tritop yang mengua

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1933

    Rayden menatap Sonia yang pingsan dengan dingin, lalu menatap ke sisi Kase. “Sebagai penerus Keluarga Milana, sepertinya Tuan Kase suka sekali melakukan sesuatu sesuai dengan suasana hatimu.”Tatapan Kase sangat dingin. “Aku sudah menduduki posisi pewaris. Kalau aku masih nggak bisa berbuat sesuai dengan keinginanku, sepertinya nggak ada artinya untuk menjadi seorang penerus!”Rayden melirik pengawal di belakang Kase. “Kamu bahkan mengerahkan pengawal unggul dari Keluarga Milana. Apa Ruila begitu penting bagimu?”Dengan ekspresi tegas, Kase menjawab, “Ruila adalah orang yang aku serahkan padamu. Sekarang kontraknya belum ditandatangani, perjanjian dibatalkan. Aku akan membawanya pergi!”Rayden mengangkat kepalanya. “Aku sudah pernah bilang, dia nggak bisa membawanya pergi. Selamanya dia akan tinggal di sini!”“Kalau begitu, coba saja!” Kase tersenyum arogan.Rayden mengangkat tangannya. Pengawal di belakangnya menekan tombol remote. Tiba-tiba keempat sisi dinding berputar menunjukkan t

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1932

    Sonia membuka matanya dengan perlahan, berusaha untuk beradaptasi dengan cahaya lampu putih di atas yang mencolok mata. Beberapa saat kemudian, dia mengulurkan tangannya mencabut jarum suntikan obat bius di lengan perawat. Dia pun segera mengangkat tangannya melemparkannya ke kamera CCTV.Prang! Kamera CCTV tertusuk jarum suntikan obat bius. Lampu merah yang berkelap-kelip di atasnya padam dalam seketika.Sonia sangat lemas. Dia memejamkan matanya sejenak, baru duduk di tempat. Dia mencabut semua selang dan kabel mesin, lalu menuruni ranjang.Kedua kakinya gemetar. Keringat dingin membaluti tubuh Sonia. Dia juga tidak tahu sudah berapa lama dirinya pingsan, juga tidak tahu apa yang sudah terjadi. Dia hanya merasa tubuhnya sangat capek, tenaganya pun terkuras setengah. Rasa sakit di kepala bagai ada sedang dipaku saja.Sonia melepaskan pakaian suster, lalu mengenakannya. Setelah itu, dia membaringkan suster di tempat tidurnya tadi. Sonia mengenakan masker, lalu berjalan keluar ruangan.

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1931

    Regan menoleh, lalu berkata dengan tersenyum, “Tidak, setidaknya nyawaku tidak akan dalam bahaya. Mereka masih membutuhkanku!”Hallie merasa tenang. “Jangan tinggal di sini. Kase bisa bantu kita untuk pergi dari sini. Kamu pergi bersama kami saja!”Regan menggeleng dengan perlahan. “Setelah datang ke Istana Fers, aku tidak mungkin bisa pergi lagi. Kamu pergi saja, jangan tinggal di sini. Aku sudah mengecewakanmu. Lupakan aku!”Air mata Hallie kembali menetes. “Kenapa bisa jadi seperti ini?”Namun, Regan malah tidak mengatakan apa pun. Dia membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi.Kase berjalan keluar, lalu menepuk-nepuk pundak Hallie. “Jangan menangis lagi. Dia memang tidak mungkin bisa meninggalkan Istana Fers lagi. Kamu anggap dia sudah mati saja!”Kali ini, suara tangisan Hallie semakin kuat lagi.Kase juga merasa penat. Tentu saja dia merasa penat karena sedang marah terhadap dirinya sendiri! Jadi, dia tidak memiliki suasana hati untuk menghibur Hallie. Dia pun berjalan pergi.Malam

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1930

    Ekspresi Regan langsung berubah. Dia spontan menarik napas dalam-dalam, menatap Kase dengan terbelalak lebar.Hallie juga merasa syok. Namun, dia tidak berdiri untuk menghentikan langkah Kase.Regan berkata dengan sedikit gugup, “Sebenarnya apa yang ingin kalian ketahui?”“Obat apa yang Rayden berikan kepada Ruila?” tanya Kase, “Bagaimana kondisinya sekarang?”“Sejenis obat baru. Dengan menggunakan obat itu, dia pun akan larut dalam memori rasa sakit, kemudian menyebabkan kematian pada otaknya!” Regan menyadari bahwa Kase sangat sadis. Itulah sebabnya dia langsung berterus terang.Kase segera bertanya, “Bagaimana dengan si Ruila?”“Kalau obat itu digunakan pada tubuh orang biasa, biasanya hanya membutuhkan tiga hari dari awal rasa sakit hingga kematian,” jelas Regan, “Tapi, sepertinya Ruila menguasai seni bela diri dan memiliki tekad yang kuat. Mungkin efeknya akan bertahan lebih lama. Inilah alasan dia dipilih sebagai objek percobaan.”“Hanya saja, paling lama lima hari saja. Pada akh

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1929

    Obat uji coba sejenis itu membuat orang-orang hidup di dalam memori pilu. Namun, apa memori pilu di hati Sonia?Tiba-tiba Rayden penasaran. “Seharusnya kamu mesti segera membunuhnya!” Terdengar suara dingin dari belakang.Ekspresi Rayden tidak berubah sama sekali. Dia berkata dengan suara serius, “Sepertinya kamu yang ingin membunuhnya!”Si pria berjalan maju sembari menatap wanita di dalam layar. Dia pun berkata dengan tersenyum sinis, “Iya, aku ingin sekali mencabiknya sampai mati.”Seandainya bukan karena wanita ini, dia juga tidak perlu hidup dengan terus melarikan diri. Si pria menatap Rayden. “Wanita itu yang sudah membunuh Brown. Apa kamu tidak ingin balas dendam untuk Brown?”Rayden berkata dengan dingin, “Cepat atau lambat Brown pasti akan mati. Semua itu hukum alam. Dia hanya memajukan waktunya saja. Kenapa aku mesti membunuh wanita itu?”Kening si pria berkerut. “Apa yang ingin kamu lakukan terhadapnya? Aku ingatkan kamu. Wanita ini sangat hebat. Dia juga tidak gampang untu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1928

    Di gedung penelitian, ruangan bawah tanah tingkat sepuluh.Seorang perawat mendorong lemari pendingin sembari mengikuti dokter masuk ke dalam laboratorium. Seperti biasa, cairan obat berwarna biru muda disuntikkan ke pergelangan tangan Sonia.Seluruh tubuh Sonia dimonitor oleh berbagai alat. Matanya tertutup rapat dengan ekspresi wajah sedang meronta dan kesakitan. Dia terjebak dalam sebuah mimpi.Sonia dan anggota timnya menerima sebuah misi baru, yaitu menyelamatkan sandera di pabrik terlantar. Mereka bertujuh beraksi di jam 12 malam. Saat tiba di lokasi, kebetulan sudah jam dua dini hari.Pabrik minyak yang terbengkalai ditumbuhi semak belukar setinggi orang dewasa di mana-mana. Mereka bertujuh memegang senjata di tangan sembari menyusup masuk dengan senyap.Langit mendung. Pencahayaan begitu gelap hingga tidak terlihat apa-apa. Hanya bengkel tua di bagian terdalam pabrik yang memancarkan cahaya redup.Di dalam pabrik, ada 20 penjaga dengan persenjataan yang minim. Misi semacam ini

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1927

    Ada balkon yang indah dan luas di luar bar. Dari tempat duduk di balkon, dapat terlihat seluruh pemandangan istana.Kase memesan segelas alkohol. Dia yang mengenakan kacamata hitam sedang duduk di sofa sembari menatap pemandangan.Hallie berjalan mendekat, lalu meletakkan alkohol di meja depan Kase. Dia pun bertanya, “Kenapa belakangan hari ini aku tidak melihatmu dan Sonia?”Kase berkata pada Hallie, “Duduk. Ada yang mau aku bicarakan denganmu!”Raut wajah Hallie berubah serius. Dia duduk di hadapan Kase, lalu bertanya, “Masalah apa?”“Apa kamu sudah bertemu dengan kekasihmu?” tanya Kase.Kening Hallie berkerut. “Sudah, tapi dia nggak bersedia untuk mengatakan apa pun.”Waktu itu Hallie dilelang di bar, tapi Regan malah mencampakkannya begitu saja. Pada saat itu, Hallie sudah mulai kecewa terhadap Regan.Alasan Hallie bersikeras tinggal di sini juga karena … dia ingin mendengar langsung alasan Regan melakukan semua itu. Jika Hallie pulang begitu saja, tetap ada banyak tanda tanya di b

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 1926

    Istana Fers, di Hondura.Pada jam tiga subuh, tiba-tiba Kase terbangun. Dia duduk di atas ranjang dengan jantung berdebar kencang.Kase baru tidur pada larut malam. Baru saja tidur, dia pun bermimpi. Di dalam mimpinya, Kase melihat Sonia, tapi dia sudah menjadi monster yang dikurung di dalam kandang dan juga digebuki orang-orang.Ini bukan pertama kalinya Kase mengalami mimpi seperti ini. Dia duduk di ranjang sembari menunduk dengan napas terengah-engah. Kemudian, dia berjalan ke depan jendela. Orang-orang di Istana Fers sedang bersorak ria.Sonia sudah dibawa pergi selama dua hari dua malam. Eksperimen apa yang akan dilakukan mereka terhadap Sonia?Sekarang Sonia sudah berada di tangan Rayden. Dia pasti tidak akan melepaskan Sonia. Bisa jadi ada dendam kesumat di antara mereka berdua? Rayden pun akan bersikap semakin sadis lagi!Hati Kase semakin panik lagi. Dia mengambil sebotol alkohol, lalu meminumnya.Setelah sebotol alkohol dihabiskan semuanya. Dia baru berbaring di atas ranjang.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status