Share

Istri Polos sang Milyarder
Istri Polos sang Milyarder
Author: Raisya_J

1. Layani aku

"Kau harus memberikan aku keturunan dalam kurun waktu satu tahun. Kalau kau tidak bisa, maka akan dipastikan ayahmu tak akan mendapatkan perawatan lagi!" Lelaki tampan itu mencengkram rahang seorang gadis muda.

Gadis itu meringis kesakitan dengan apa yang lelaki tersebut lakukan. "Kalau Anda menghentikan perawatan kepada ayah saya, maka ayah saya tidak akan bertahan!"

"Ya, memang benar ayahmu tidak akan bertahan. Untuk itu, kau harus secepat mungkin memberikan aku keturunan atau ayahmu akan mati." Lelaki itu mendorong gadis muda tersebut sehingga jatuh ke lantai. Lantas keluar dari kamar pengantin yang sudah dipersiapkan.

Seharusnya ini malam membahagiakan, tetapi justru menjadi sebuah neraka bagi gadis muda yang bernama Cantika Putri Sari.

“Ya, Tuhan ….” Lirih gadis itu meringis ketika merasakan perih pada telapak tangannya.

Belum lagi gaun pengantin yang dirancang oleh desainer ternama itu harus robek oleh perbuatan sang suami, yang baru saja menikahinya dalam hitungan jam.

Rahangnya pun terasa sakit, bahkan tubuhnya sangat nyeri. Namun, Cantika harus menahan semua itu demi kesembuhan sang ayah, yang sekarang terbaring di rumah sakit akibat orang tak bertanggung jawab.

"Aku harus bertahan bagaimana pun caranya! Ayah mungkin tidak akan selamat jika aku menyerah di dalam pernikahan ini." Cantika meringkuk di sudut ruangan, meremas kedua tangan. Seolah memberi kekuatan pada diri sendiri.

Bahkan riasan di wajahnya pun belum dibersihkan, lantaran tidak memiliki tenaga lagi untuk sekedar beranjak ke kamar mandi.

"Kenapa kau masih meringkuk di bawah sana? Apa kau tidak ingin membersihkan tubuhmu yang kotor?” tanya Andika penuh penekanan.

Cantika tergugu, menggigit bibir bawah kuat-kuat tatkala melihat sosok yang mendekat ke arahnya. Aura dingin lelaki itu mampu membuatnya menggigil ketakutan.

"Sa–saya pikir Anda tidak kembali lagi ke sini," jawab Cantika gugup.

"Cepat bersihkan dirimu, lalu layani aku. Dalam 10 menit kau harus selesai, dan jangan lupa kenakan ini,” titah Andika seraya melempar kasar gaun tidur itu tepat di wajah Cantika.

Gadis itu tersentak, lalu dengan cepat mengangguk kuat.

“Satu lagi, panggil aku, Tuan. Karena seorang sepertimu tak pantas menyebut nama aku,” perintah lelaki itu dingin.

"Baik, saya akan mengingatnya, Tuan." Cantika memeluk gaun tidur itu dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah selesai membersihkan diri, dia mematut kembali penampilannya. Mata cantik itu terlihat berkaca-kaca melihat gaun yang dikenakan.

Dia malu, sangat malu. Walau akan mengenakannya di depan suami sendiri.

"Mengapa lama sekali di dalam sana? Aku tak suka menunggu!" Andika berkata lantang, sehingga membuat Cantika yang berada di dalam sana gelagapan.

Cantika gelisah, lantaran sangat malu dengan gaun tidur yang dikenakan.

“Baik, jika kau tak mau keluar. Maka jangan salahkan aku jika hukumanmu akan berlipat-lipat nantinya.”

Terdengar pintu ditutup dengan kasar, sehingga Cantika tahu kalau sang suami sudah keluar dari kamar pengantin mereka.

Tepatnya bukan suami, tetapi seseorang yang sudah membeli dirinya dengan harga tinggi.

Setelah 20 menit berada di dalam kamar mandi, Cantika memilih masuk ke dalam kamar karena tidak mendengar tanda-tanda Andika kembali. Gadis itu merasa sangat kedinginan berada di dalam sana. Jadi, memilih masuk ke dalam selimut. Lantas memejamkan mata setelah mematikan lampu.

Akan tetapi, sekitar satu jam setelah Cantika memejamkan mata. Dia merasa ada seseorang yang menindihnya sehingga gadis itu terbangun dan tersentak.

"Ka–kau siapa? Jangan mendekat!" teriak Cantika ketakutan. Kamar yang gelap gulita itu semakin membuatnya panik.

“Diam, kau sendiri yang memilih seperti ini!” Lelaki itu tertawa serak. “Kartika, kau sangat cantik, Sayang.”

Cantika menangis keras, ternyata lelaki yang berada di atas tubuhnya adalah Andika—suaminya sendiri. ”Tuan Andika! Saya bukan Kartika!” Dia memalingkan wajah dengan air mata mengalir deras, bau anggur menyeruak dari mulut Andika. Entah berapa botol yang lelaki itu teguk.

Tubuh Andika menegang, rahangnya mengetat dengan mata menyorot tajam. “Berani-beraninya kau menyebut nama wanita yang aku cintai, sekarang rasakan hukumanmu gadis nakal!”

Cantika menggeleng panik, dia memberontak sekuat tenaga. Andika mengumpat keras ketika kaki gadis itu menendang dadanya.

Cantika yang melihat kesempatan untuk kabur langsung saja bangkit dari kasur. Namun, langkahnya terhenti ketika Andika sudah membanting kembali tubuhnya ke kasur.

Tubuh tegap berotot itu menjulang, menunjukkan jika dirinya begitu berkuasa. “Sudah cukup main-mainnya.” Lelaki itu berbisik serak, mengabaikan tangis Cantika yang menyayat hati. “Jadi, mari habiskan malam ini, dan lahirkan keturunan untukku.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status