Istri Kedua Sang Majikan

Istri Kedua Sang Majikan

last updateLast Updated : 2024-07-05
By:  Author Tinta Ireng  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
70Chapters
1.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Alina adalah gadis desa yang usianya masih sangat muda. Dia merantau ke kota untuk bekerja di rumah majikannya yang besar dan mewah. Akan tetapi sial bagi Alina karena Sang Majikan wanita meminta Alina untuk menikahi suaminya karena menginginkan seorang anak.Apakah Alina mau menikahi seorang pria yang jauh di atas usianya? Panji Kusuma adalah seorang pria dewasa yang sudah berumah tangga dengan seorang wanita yang sudah selama 15 tahun pernikahan belum di karuniai seorang anak pun, dia sangat mencintai istrinya, dia rela melakukan apapun yang di minta istrinya, termasuk saat diminta untuk menikahi seorang pembantu di rumahnya yang dianggap nya tidak level dengannya. Akankah pernikahan Alina dan panji akan berjalan lancar? Bisakah panji menerima Alina?

View More

Latest chapter

Free Preview

Bab 1

"Panggil Alina, sekarang juga!" Seru seorang wanita kepada salah seorang asisten rumah tangga yang dari tadi sedang sibuk mengepel lantai di ruang tamu.Mbok Sumi pun dengan patuh menuruti apa yang diperintahkan oleh sang majikan. Ia segera berjalan tergopoh-gopoh menuju ke arah dapur untuk memanggil Alina. Seorang gadis muda yang baru 1 bulan terakhir ini bekerja bersamanya menjadi pembantu rumah tangga."Lina....Lin kamu dimana?" Triak Mbok Sum setelah sampai di dapur dan tidak menemukan Lina yang tadi saat Ia tinggal sedang mencuci piring."Cucian piring masih banyak gini, tapi si Lina kemana? gumam Mbok Sum berbicara sendiri.Mbok Sumi menyusuri lorong menuju paviliun di belakang, paviliun yang di peruntukan untuk tempat tinggal para pekerja di rumah besar milik pasangan suami istri yang terkenal sangat kaya di kota. Dan benar saja dugaan Mbok Sum jika Alina berada di paviliun. "Tapi.....tunggu, kenapa dia menangis?" Mbok Sum segera menghampiri Alina yang sedang menangis dengan me

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Peri Zuratna
bagus sekali ceritanya
2024-05-05 10:22:11
0
70 Chapters

Bab 1

"Panggil Alina, sekarang juga!" Seru seorang wanita kepada salah seorang asisten rumah tangga yang dari tadi sedang sibuk mengepel lantai di ruang tamu.Mbok Sumi pun dengan patuh menuruti apa yang diperintahkan oleh sang majikan. Ia segera berjalan tergopoh-gopoh menuju ke arah dapur untuk memanggil Alina. Seorang gadis muda yang baru 1 bulan terakhir ini bekerja bersamanya menjadi pembantu rumah tangga."Lina....Lin kamu dimana?" Triak Mbok Sum setelah sampai di dapur dan tidak menemukan Lina yang tadi saat Ia tinggal sedang mencuci piring."Cucian piring masih banyak gini, tapi si Lina kemana? gumam Mbok Sum berbicara sendiri.Mbok Sumi menyusuri lorong menuju paviliun di belakang, paviliun yang di peruntukan untuk tempat tinggal para pekerja di rumah besar milik pasangan suami istri yang terkenal sangat kaya di kota. Dan benar saja dugaan Mbok Sum jika Alina berada di paviliun. "Tapi.....tunggu, kenapa dia menangis?" Mbok Sum segera menghampiri Alina yang sedang menangis dengan me
Read more

Bab 2

"Tunggu!""Mulai malam ini kamu tidurlah di kamar tamu! Saya tidak suka jika calon istri saya masih tidur di paviliun." kata Panji dengan suara datarnya.Maria segera mengantarkan Alina ke kamar tamu yang sudah ia sediakan sebelumnya."Istirahatlah di sini dan persiapkan dirimu, besok adalah hari pernikahanmu!" kata Maria sambil berlalu meninggalkan Alina."Tu-tunggu Nyonya," lirih Alina pelan tapi masih terdengar jelas oleh Maria.Maria yang hendak melangkah segera menghentikan langkahnya, karena Alina memanggilnya. Ia segera berbalik dan tersenyum menatap Alina yang berjalan mendekat."Ada apa?""Maaf Nyonya, ke-kenapa Nyonya meminta Tuan menikahi saya? tanya Alina dengan suara yang lembut dan sangat hati hati.Maria tersenyum mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh Alina. Ia tau jika Alina pasti akan bertanya mengenai hal ini. Dengan memegang kedua pundak Alina dengan erat tapi tidak menyakiti."Maafkan saya ya Alina, karena saya telah menyeret kamu masuk ke dalam lingkaran mas
Read more

Bab 3

"Dengan siapa aku akan tinggal di sini Mbok?" tanya Alina."Kamu akan tinggal di sini bersama seorang asisten rumah tangga yang akan membantumu setiap hari,''"Sekarang aku harus pulang dulu, karena Nyonya besar akan pulang dari hongkong bersama Tuan Besar. Mereka pasti akan marah jika aku tak ada di rumah dan menyambut mereka," kata Mbok Sum pamit dan meninggalkan Alina di apartemen bersama satu satpam dan satu asisten rumah tangga.Mbok Sumi dan Mang Jono pun kembali ke rumah Tuan Panji. Karena misi mereka berhasil telah menyembunyikan Alina dari Nyonya Lisa dan Tuan Aroon. Sebenarnya Nyonya Lisa sudah tidak suka dengan Nyonya Maria karena dulu pernah beberapa kali melihat jika sang menantu sedang berjalan mesra dengan seorang pria. Saat itu Nyonya Lisa akan melabrak sang menantu akan tetapi Tuan Aroon menghentikannya dan mengajaknya pulang. Sampai pada saat ini Nyonya Lisa selalu menjaga jarak dengan menantunya.Satu jam kemudian Mbok Sumi dan Mang Jono tiba di kediaman Tuan Panji
Read more

Bab 4

"Tap-tapi Tuan, " kata Alina masih ragu.Tanpa menjawab, Panji nampak menghubungi seseorang untuk memesan tiket pesawat menuju Surabaya. Ia memesan tiket pesawat VIP, untuk berangkat satu jam kemudian.Bersiaplah dari sekarang karena pesawat akan berangkat jam 8 pagi. Karena nanti malam kita harus sudah kembali ke sini lagi.Kata Panji sambil menyeruput kembali kopi buatan Alina yang sudah dingin tinggal setengah.Alina masuk ke dalam kamar hanya tinggal mengganti pakaian saja dan mengambil sebuah tas kecil yang harganya pun tidaklah mahal. Dengan mengenakan celana jeans berwarna Navy dan kemeja berlengan pendek berwarna hitam Alina pun mematutkan diri di depan cermin besar yang terdapat di dalam kamarnya tinggi cermin itu secara setara dengan tinggi badannya. Setelah selesai Ia pun keluar kamar dan menghampiri Panji yang sedang sibuk menelpon ia berdiri dengan jarak 1 m dari arah Panji yang berdiri di jendela dan menghadap ke taman belakang apartemen."Aku pasti tidak akan lama sayan
Read more

Bab 5

"Apa kamu tidak mau membuat ibumu senang dalam keadaannya yang sakit?" tanya Panji pada Alina yang terdiam."Tapi tidak seperti ini caranya Tuan, apalah artinya jika sekarang ibu saya bahagia setelah saya akan menikah dengan tuan, akan tetapi suatu saat beliau akan tau jika semua ini adalah sebuah kebohongan yang akan terungkap nantinya!" kata Alina dengan suara yang bergetar dan airmata yang mengalir deras membasahi wajahnya yang putih mulus.Alina tergugu membayangkan jika suatu hari nanti ibunya akan tau jika ia menjual rahimnya untuk sang majikan, apakah ibunya tidak akan merasa kecewa dengannya? Alina sangat terkejut saat Panji berusaha menarik tubuhnya ke dalam pelukanya untuk menenangkannya. Ia mencoba berontak akan tetapi ia tidak bisa melepaskan pelukan Panji sangat erat hingga ia pasrah dan menangis dalam pelukan pria yang masih berstatus majikannya.EheeemTerdengar deheman dari seorang pria yang ternyata adalah paman Asep. ''Kalian baik baik saja?" tanya Paman Asep khawati
Read more

Bab 6

"Tap-tapi Tuan, " kata Alina masih ragu.Tanpa menjawab, Panji nampak menghubungi seseorang untuk memesan tiket pesawat menuju Surabaya. Ia memesan tiket pesawat VIP, untuk berangkat satu jam kemudian.Bersiaplah dari sekarang karena pesawat akan berangkat jam 8 pagi. Karena nanti malam kita harus sudah kembali ke sini lagi.Kata Panji sambil menyeruput kembali kopi buatan Alina yang sudah dingin tinggal setengah.Alina masuk ke dalam kamar hanya tinggal mengganti pakaian saja dan mengambil sebuah tas kecil yang harganya pun tidaklah mahal. Dengan mengenakan celana jeans berwarna Navy dan kemeja berlengan pendek berwarna hitam Alina pun mematutkan diri di depan cermin besar yang terdapat di dalam kamarnya tinggi cermin itu secara setara dengan tinggi badannya. Setelah selesai Ia pun keluar kamar dan menghampiri Panji yang sedang sibuk menelpon ia berdiri dengan jarak 1 m dari arah Panji yang berdiri di jendela dan menghadap ke taman belakang apartemen."Aku pasti tidak akan lama say
Read more

Bab 7

"Apa yang ingin kau katakan?" tanya Alina bingung."Maaf Nyonya, saya tidak bisa memberitahukan." kata satpam yang bernama Agung itu.Alina hanya bisa menghela nafas panjang, apa yang di katakan oleh pak satpam rumahnya sedikit mengganggu fikiranya."Pak agung ini bisa saja membuat saya jadi kepikiran," celetuk Alina kemudian."Maaf bu saya tidak bisa memberitahu, alangkah baiknya ibu nanti bisa tahu sendiri." kata agung lagi."Ada apa dengan nyonya Maria, kenapa aku harus berhati-hati dengannya? Bukankah selama ini nyonya Maria itu adalah wanita yang sangat baik padaku. Dan dia adalah wanita yang sangat lembut. Tuhan Panji saja sangat sayang dan mencintainya. Bahkan kecantikannya di atas rata-rata.Setelah makan malam selesai pak agung kembali ke depan pintu apartemen untuk berjaga di sana bersama rekannya. Dan Tiwi di dalam rumah dia membersihkan sisa makan malam bersama nyonya kecil dan segera mencuci piring.Alina sendiri langsung masuk ke dalam kamar iya ingin istirahat. Karena
Read more

Bab 8

"Panji juga sekarang sedang bersenang-senang dengan istri barunya. Mama dan papa juga sedang pergi ke luar negeri. Kalau aku tidak ke sini ngapain aku di rumah sendiri kan sangat membosankan?" Kata Maria"Pintar sekali Kamu honey," pintar memanfaatkan keadaan kata Riko sambil mengecup bibir merah milik wanita itu. Lambat laun ciuman mereka semakin liar dan semakin panas.Keduanya bercinta dan menghabiskan malam hingga pagi menjelang. Hingga Maria sangat terkejut ketika banyaknya panggilan video call dari Panji."Ada apa Panji menghubungiku? Apakah malam ini mereka berdua tidak bersenang-senang? gumam Maria lirih.Maria lebih terkejut lagi saat membaca chat dari Panji isi chat itu mengatakan bahwa semalam Panji pulang ke rumah dan tidak menemukan Maria di rumah dan Panji menanyakan di mana sekarang Maria berada."Sayang mampus gue, panji semalam tidak tidur di apartemen Alina tapi dia pulang ke rumah! ada apa dengan pria itu?" Celoteh Maria yang langsung turun dari ranjang dan bergegas
Read more

Bab 9

Setelah Maria sudah selesai dengan perawatannya Dia segera meninggalkan salon kecantikan itu untuk pergi ke butik langganannya. Kebetulan butik itu tidak jauh dari tempat Maria menjalani perawatan kecantikan, hanya berjarak sekitar sepuluh meter dari salon.Maria masuk ke dalam butik dan mulai memilih pakaian apa yang pas dan cocok dikenakan oleh Alina. Hingga kedua matanya tertuju pada sebuah gaun dengan model off shoulder dengan bagian lengan menggantung dan berwarna green mint. Ia pun tersenyum menampilkan deretan giginya yang putih dan rapi.Setelah mendapatkan gaun dan high heels buat Alina kenakan Maria segera berjalan ke kasir untuk melakukan pembayaran. Beberapa menit kemudian setelah selesai melakukan pembayaran Maria kembali ke salon dan menyerahkan paper bag pada pelayan agar diserahkan pada Alina saat ia sudah selesai perawatan dan segera berganti pakaian.Masih ada waktu sekitar tiga puluh menit Maria menunggu Alina. Ia menyempatkan diri untuk menghubungi Riko, dan memberi
Read more

Bab 10

"Shit!" Umpat Panji kemudian melangkah menuju pintu dan ingin memaki siapapun yang berada di depan pintu."Tiwi, ada apa?" tanya Panji datar."Maaf, Tuan. Di luar ada tamu yang ingin bertemu," kata Tiwi sambil menundukkan kepalanya dan tidak berani menatap raut wajah Panji yang menahan amarah."Katakan padanya tunggu sebentar," kata Panji langsung berbalik dan menutup pintu masuk ke dalam kamar dimana Alina sedang gelisah di dalam.Alina menatap Panji yang sedang berjalan ke arahnya, jantungnya kembali berdetak dan menari-nari di dalam dadanya. Ia mulai gugup kembali saat tangan kekar Panji mulai memberikan sentuhan lembut di kulit wajahnya yang mulus lalu mendaratkan sebuah kecupan singkat. Alina masih belum bisa menguasai keadaannya, ia masih diam terpaku melihat Panji perlahan melepaskan ciumannya lalu membisikkan sebuah kalimat. "Tunggu di sini, dan jangan tidur dulu! Karena saat aku kembali nanti kita akan memulainya lagi dari awal. Sekarang aku akan pergi dulu, ada urusan yang m
Read more
DMCA.com Protection Status