Stella adalah seorang putri bangsawan yang tidak ingin menikah. Dia selalu menolak lamaran yang datang kepadanya. Lalu tiba saatnya Stella terpaksa harus menikah. Sang Kaisar mengeluarkan dekrit pernikahan untuk Stella. Stella harus menjadi istri kedua dari Sang Kaisar karena istri pertama kaisar dinyatakan akan sulit untuk hamil lagi setelah keguguran. Dari sini dimulailah kehidupan Stella di istana kekaisaran. Istana yang dari luar terlihat penuh dengan kemegahan dan kemewahan namun di dalamnya dipenuhi dengan intrik, penghianatan, dan pertumpahan darah.
View More"Stella, kau terpilih menjadi istri kedua kaisar," kata ayah.
Apa yang baru saja aku dengar? Aku? Orang yang jarang mengikuti acara sosial ini terpilih menjadi istri kedua kaisar? Kenapa bisa aku?
Apa kaisar tidak bisa memilih wanita lain saja? Ada banyak wanita lajang yang lebih layak menjadi istri kaisar dari pada aku. Kenapa harus aku?
Aku belum siap menikah. Aku bahkan selalu menolak lamaran yang datang padaku. Menikah dengan bangsawan biasa saja aku tidak siap. Bagaimana aku siap untuk menikah dengan kaisar?
Apakah ini karma karena aku membicarakan tentang kaisar dan permaisuri tadi siang? Sepertinya ini benar-benar karma. Sialan.
Mari kita reka ulang kejadian siang tadi. Kejadian saat aku membicarakan kaisar dan permaisuri dengan ibu.
Saat ini aku sedang berada di kamar ibuku. Aku berbaring di sofa dengan paha ibu sebagai bantal, membaca novel edisi terbaru dari penulis favoritku.
"Ada lamaran yang dikirimkan untukmu lagi, Sayang," kata ibu. Saat ini ibu sedang memilah surat-surat yang masuk ke kediaman ini.
"Hm... Siapa?" tanyaku tidak peduli sambil membalik halaman buku.
"Di sini tertulis dari Pangeran Andreas. Oh, adik Kaisar," kata ibu.
"Ditolak. Dia hanya ingin dukungan dari ayah," kataku malas. Ya, itu benar. Setiap lamaran yang datang padaku pasti menginginkan dukungan dari ayah karena posisi ayah yang cukup tinggi di kekaisaran ini. Ayahku adalah seorang adipati atau biasa disebut dengan duke. Selain itu, ayahku juga seorang mantan jenderal besar di kekaisaran ini.
"Kau selalu saja seperti itu. Sampai kapan kau akan terus seperti ini? Kalau kau tidak segera menikah, tidak akan ada yang mau menikahimu," kata ibu
"Ya terus?" Aku bisa mendengar ibu menepuk jidatnya.
"Sudahlah, bu. Aku tidak mau menikah. Bukankah pernikahan itu menakutkan?" kataku.
"Kata siapa pernikahan itu menakutkan?" tanya ibu.
"Orang-orang," jawabku.
"Ya terus?" tanya ibu, dia menirukan gaya bicaraku.
"Aku tidak mau menikah," kataku dengan santai. Ibu menepuk jidatnya lagi.
"Pernikahan tidak semenakutkan itu," kata ibu.
"Ya itu karena ibu menikah dengan ayah," kataku. Ibu menepuk jidatnya lagi.
"Sudahlah. Terserah kau saja. Ibu menyerah," kata ibu.
Ibu mengambil surat kabar hari ini kemudian membacanya. Keheningan pun menyelimuti ruangan ini. Aku fokus membaca novel dan ibu fokus membaca surat kabar.
"Kaisar akan memilih istri baru," ibu memecah keheningan ketika ada berita yang cukup menarik perhatiannya di surat kabar.
"Kenapa? Bukankah dia benar-benar sangat, sangat, sangat mencintai permaisuri? Kenapa tiba-tiba mau punya istri lagi?" tanyaku.
"Setelah sepuluh tahun pernikahan, akhirnya permaisuri dapat hamil. Namun permaisuri keguguran dan kemungkinan untuk hamil lagi hampir mustahil. Dewan menyarankan Kaisar untuk memiliki istri lagi untuk menghasilkan keturunan," ibu membaca artikel itu dengan suara lantang.
"Kalau aku menjadi permaisuri, aku akan merasa sangat sakit hati," komentarku.
"Ya, mau bagaimana lagi," kata ibu. "Mereka berdua masih 27 tahun, masih sangat muda. Sebenarnya mungkin saja permaisuri bisa hamil lagi."
"Tapi itu tidak menjamin. Kaisar punya tiga adik laki-laki yang siap untuk merebut tahtanya," kataku.
“Eh? Sejak kapan kau tahu politik?” tanya ibu.
“Tidak, aku tidak tahu apa-apa. Aku hanya merasa para istri mendiang kaisar siap untuk merebut tahta untuk anak kandung mereka,” kataku.
“Bagaimana kau tahu?” tanya ibu.
“Tentu saja aku tahu dari mulut mereka sendiri saat pesta atau apapun itu,” kataku. Aku tidak bisa untuk tidak menyadari niat mereka yang disebunyikan di balik kata-kata manis yang mereka ucapkan. Itulah kenapa aku selalu menghindar untuk menghadiri perta atau acara-acara para bangsawan seperti itu.
“Ya, begitulah keadaan di istana kekaisaran. Istana akan jadi lebih rumit jika kaisar memiliki lebih dari satu istri,” kata ibu.
“Aku dengar Kalau kaisar menikah lagi, permaisuri pasti akan menyingkirkan istri baru kaisar,” kataku.
“Menurutku tidak seperti itu. Bukankah mereka memerlukan pewaris?” kata ibu. Aku langsung terdiam setelah mendengar perkataan ibu.
Ya, itu benar juga. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa permaisuri akan menyingkirkan istri baru kaisar dengan atau tanpa pewaris. Terlebih lagi permaisuri pasti tidak akan suka dengan kehadiran istri baru kaisar. Bagaimana jika istri baru kaisar dibunuh saat malam pertama? Bukankah itu mengerikan? Aku tidak bisa membayangkannya.
***
Setelah makan malam keluarga, ayah memanggilku untuk datang ke ruang kerjanya. Apa yang akan ayah bicarakan? Jangan bilang ayah ingin aku untuk kembali untuk mengikuti latihan berpedang. Aku sangat malas untuk itu.
Aku berjalan menuju ke ruang kerja ayah. Aku mengetuk pintu ruang kerja ayah dan menunggu jawaban darinya.
"Masuk," kata ayah dari dalam.
Aku membuka pintu ruang kerja ayah dan masuk ke dalam. Di dalam ada ayah yang duduk di meja kerjanya dan ibu yang berdiri di samping ayah. Entah mengapa suasananya terasa cukup serius. Sepertinya mereka akan membicarakan sesuatu yang penting.
"Stella, duduklah," kata ayah. Aku duduk di kursi yang ada di depan meja kerja ayah.
"Stella, kau terpilih menjadi istri kedua kaisar," kata ayah.
"Apa?!" Aku masih berusaha mencerna apa yang ayah katakan. Ini tidak mungkin.
"Kau akan menjadi istri kedua kaisar," kata ayah.
Mulutku ternganga saat mendengar hal itu untuk kedua kalinya. Aku menoleh ke arah ibu untuk memastikan bahwa ayah tidak bercanda. Ibu menganggukkan kepalanya dengan raut wajah serius. Ini bukan bercanda. Sial, kenapa ini bisa terjadi?
"Tapi kenapa aku?" tanyaku.
"Ayah juga tidak tahu. Yang jelas Kaisar memilihmu. Dan ini sudah ada dekritnya. Kau tidak bisa menolak, Stella," kata ayah.
Yang benar saja. Kaisar pasti hanya memanfaatkan kedudukan ayah agar kedudukannya sebagai kaisar bisa stabil untuk sementara waktu. Sialan. Aku tidak suka ini.
“Aku tidak mau,” kataku dengan keras kepala.
“Sudah ayah bilang kau tidak bisa menolak Stella,” kata ayah.
“Kenapa? Aku tidak mau,” kataku.
“Kaisar sudah mengeluarkan dekritnya. Dan kau tidak bisa menolak,” kata ayah.
"Apa aku benar-benar tidak bisa menolak? Ayolah Ayah, bujuk kaisar untuk memilih wanita yang lain untuk menjadi istrinya. Aku tidak mau menikah apa lagi dengan kaisar. Aku mohon, Ayah. Bujuklah kaisar. Aku mohon lakukan ini demi putri tercintamu ini. Katakan pada kaisar bahwa aku sulit diatur, seenaknya sendiri, dan tidak pantas menjadi istrinya," kataku.
“Baguslah kalau kau menyadari sifat burukmu sendiri,” kata ayah.
“Kalau begitu—”
“Tidak. Mau kau memohon pada ayah hingga bersujud atau jungkir balik tetap saja kau tidak bisa menolak dekrit kaisar,” kata ayah.
“Kau tidak punya pilihan lain, Stella,” kata ibu.
“Kenapa?”
"Kita semua akan dihukum mati bila menolak dekrit kaisar," kata ayah.
***
Hari ke- ... keberapa ya? Sudah lama aku tidak menghitung hari di buku harianku. Lagi pula aku juga sudah tidak pernah meluangkan waktu untuk menulis buku harianku lagi sejak aku menjadi permaisuri karena aku benar-benar sangat sibuk. Kebetulan hari ini aku menemukan buku harianku lagi jadi aku akan menulis sedikit di buku harianku. Ini mungkin akan jadi terakhir kalinya aku menulis di buku harianku. Baiklah, mari kita mulai dengan anak-anak. Brandon dan Caelan sekarang sudah berusia tujuh tahun. Lalu aku punya dua anak lagi sekarang yaitu Darren dan Elliana. Darren berusia lima tahun dan Elliana berusia tiga tahun. Istana ini jadi sangat ramai karena adanya mereka. Lalu tentang Cedric, dia masih sama saja. Tidak ada yang berubah darinya. Dia masih saja pilih kasih pada anak-anak. Tapi mau bagaimana lagi? Aku sudah berusaha untuk membujuknya namun dia tetap saja seperti itu. Lalu Caelan, dia memang kurang mendapatkan perhatian dari Cedric. Namun, sebisa mungkin aku meluangkan waktu
Hari ke-1214 setelah aku menikah dengan Cedric. Sudah sekitar dua bulan sejak pemakaman Arion. Hari ini, adalah hari penobatanku sebagai permaisuri. Aku sama sekali tidak pernah menyangka bahwa aku harus menggantikan posisi Alicia sebagai permaisuri. Sebenarnya aku tidak ingin menduduki posisi permaisuri karena aku tidak akan bisa bermalas-malasan di kamar lagi. Tapi mau bagaimana lagi? Posisi permaisuri harus diisi oleh seseorang. Baiklah, mari kita lihat dari sisi positifnya. Sisi positifnya aku punya kekuasaan yang legal di istana. Aku juga bisa mengarahkan para kesatria kaisar jika kaisar tidak ada di tempat. Lalu sisi negatifnya, aku akan sangat amat sibuk mengurus pekerjaan. Dan itu akan menyita banyak waktu dan tenaga. Aku harap aku bisa meluangkan waktu untuk Brandon. Saat ini aku sedang berdandan untuk acara penobatan. Tentu saja aku dibantu oleh Lucy untuk memakai gaun yang berlapis-lapis ini. Gaun ini bahkan lebih berat dari pada gaun pernikahanku. Aku menoleh ke arah
Hari ke-1154 setelah aku menikah dengan Cedric. Saat ini aku berada di ruang kerja Cedric. Aku berdiri di sebelah tempat duduk Cedric.Pintu ruangan ini terbuka, beberapa kesatria masuk ke dalam sambil membawa Alicia. Para kesatria itu memposisikan Alicia agar berlutut di hadapan kami.Aku melihat Alicia dengan perasaan dendam yang tidak bisa hilang dari hatiku. Rasanya aku ingin memenggal kepalanya. Namun, sepertinya hukuman mati terlalu ringan untuknya. Dia harus merasa tersiksa hingga dia memiliki keinginan untuk mati."Apa kau sudah puas?" tanya Cedric pada Alicia."Kenapa? Apa apa kau sangat sedih kehilangan anak dari wanita itu?" tanya Alicia dengan nada menantang.Dia benar-benar membuatku kesal. Bolehkah aku menonjok wajahnya lagi? Aku benar-benar ingin menonjok wajahnya lagi."Jaga bicaramu, Alicia!" kata Cedric dengan nada tegas."Oh, ayolah, Sayang. Jangan bersikap seperti itu pada istrim
Hari ke-1152 setelah aku menikah dengan Cedric. Hari ini adalah hari pemakaman Arion. Hatiku terasa sangat hampa saat melihat peti yang berisi tubuh Arion dimakamkan di pemakaman keluarga kerajaan di ibu kota.Aku menatap kosong ke arah makam Arion. Aku sudah tidak bisa menangis lagi untuk saat ini. Sepertinya air mataku sudah terkuras habis dan butuh waktu untuk mengisi stok air mataku lagi.Setelah prosesi pemakaman selesai, Cedric membawa aku kembali ke istanaku. Sesampainya di istanaku, Cedric tidak langsung meninggalkan aku. Sepertinya dia ingin menemaniku.Aku duduk di atas tempat tidurku dan Cedric duduk di sebelahku. Kami hanya diam saja di sini selama beberapa saat."Kau tidak perlu menemaniku terus, kau tahu," kataku memecah keheningan.Cedric menghela napas lalu menatapku selama beberapa saat. Cedric berkata, "Aku hanya khawatir padamu.""Aku baik-baik saja," kataku."Kau jelas-jelas tida
Hari ke-1150 setelah aku menikah dengan Cedric. Pagi ini, keadaan Arion sangat membaik dari pada hari sebelumnya. Dokter tidak melarang kami untuk membawa Arion ke kastil.Saat ini Arion, Brandon, Cedric, dan aku berkumpul di taman kastil. Kami akan merayakan ulang tahun Arion walaupun sudah terlambat beberapa hari.Kami berada di sebuah gazebo. Kami duduk sambil menikmati makanan kami dengan tenang.Hari ini semuanya terasa begitu damai. Aku bisa mengistirahatkan pikiranku sejenak karena Arion sudah lebih baik saat ini.Arion duduk di pangkuanku sambil memelukku erat. Dia benar-benar tidak mau lepas dariku dari tadi. Tapi aku sama sekali tidak mempermasalahkan hal ini.Sementara itu, Brandon berada di pangkuan Cedric. Kalau dilihat-lihat, tampang dan tingkah mereka sangat mirip. Terlebih lagi saat mereka sedang makan. Gerakan mereka saat mengunyah sangat mirip."Arion, apa kau tidak merindukan Ayah?" tany
Hari ke-1147 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku terbangun di kamar lamaku yang ada di kastil Gilmond. Ternyata aku sudah sampai di sini. Ingatan terakhirku sebelum aku tidur adalah Cedric, Arion, dan aku sedang dalam perjalanan menuju ke Gilmond untuk mendapatkan pengobatan untuk Arion. Aku duduk di tempat tidurku. Aku meraih segelas air yang ada di nakas lalu aku meminumnya sampai habis.Pintu kamarku terbuka lalu Cedric Cedric masuk ke dalam sambil menggendong Brandon. Sudah lama aku tidak melihat Brandon. Ternyata dia tumbuh dengan cepat. "Akhirnya kau bangun juga. Kau sudah tidur selama dua hari," kata Cedric sambil berjalan mendekat. "Aku benar-benar kelelahan karena Alicia terus memaksaku untuk bekerja," kataku. Aku menghela napas panjang. "Kau juga terlihat lebih kurus," kata Cedric. "Lalu, bagaimana dengan Arion?" tanyaku. "Arion berada di rumah sakit," kata Cedric. "Apa dia baik-baik saja?" tanyaku. "Aku tidak bisa mengatakan bahwa dia baik-baik saja untuk sekaran
Hari ke-1144 setelah aku menikah dengan Cedric. Sudah dua bulan Alicia terus mengendalikan aku. Dia terus memaksaku untuk melakukan ini dan itu. Aku merasa sudah menjadi budaknya saja. Stress? Tentu saja aku sangat stress dan kelelahan. Aku tidak sempat untuk memikirkan hal lain selain apa yang harus aku lakukan pada saat itu juga. Aku bahkan melewatkan hari ulang tahun Arion tiga hari yang lalu. Maafkan ibumu ini, Arion. Pagi ini, aku baru saja bangun dan para kesatria sudah menjemputku untuk pergi ke Istana Anggrek. Mau tidak mau aku harus segera pergi ke sana untuk menyusui Caelan. Kepalaku rasanya seperti akan pecah. Telingaku bahkan berdenging. Rasanya aku ingin hibernasi selama beberapa hari tapi aku tidak bisa.Aku masuk ke kamar Caelan. Aku melihat Alicia sedang menggendong Cealan di dalam. Sepertinya Caelan sudah mulai terbiasa dengan Alicia. Aku duduk di sofa lalu Alicia memberikan Caelan padaku. Aku segera mulai untuk menyusui Caelan. Namun, tak lama kemudian, Caelan l
Hari ke-1084 setelah aku menikah dengan Cedric. Taylor sudah kembali ke sini setelah mengantar Brandon ke Gilmond. Aku menyuruhnya untuk tidak memperlihatkan diri pada para kesatria kaisar yang lainnya.Aku tidak tahu apa yang dilakukan Lucy pada Mina setelah kekacauan tadi malam. Yang jelas, hari ini Mina sama sekali tidak terlihat batang hidungnya. Aku terlalu kesal untuk bertanya pada Lucy di mana Mina berada.Aku baru saja selesai sarapan lalu tiba-tiba para kesatria masuk ke dalam kamarku secara paksa. Ada apa lagi ini?"Beraninya kalian masuk ke sini tanpa permisi," kata Lucy pada mereka."Maafkan kami, Yang Muna. Akan tetapi, Yang Mulia Permaisuri memerintahkan kami untuk membawa Anda ke hadapan Yang Mulia Permaisuri sekarang juga," kata salah satu kesatria."Ini belum saatnya untuk mulai mengerjakan dokumen-dokumen itu," kataku dengan nada datar sambil menyeruput tehku."Yang Mulia, sebaiknya Anda ikut kami se
Hari ke-1083 setelah aku menikah dengan Cedric. Sudah tiga hari ini Alicia terus mengendalikan aku seenak jidatnya. Aku sudah mulai muak dengan semua ini. Aku harus segera mencari cara untuk mengambil Arion dari genggamannya. Tapi bagaimana?!Saat ini hari sudah menjelang malam dan aku masih terjebak di dalam ruang kerja permaisuri. Aku masih harus mengerjakan tumpukan kertas-kertas yang tidak ada habisnya ini.Aku melirik ke arah Alicia. Dia masih fokus pada kertas-kertasnya. Mau sampai kapan dia akan terus menahanku di sini?Para pelayan masuk ke dalam mulai menyalakan lentera. Seorang pelayan meletakkan sebuah cangkir berisi teh di atas mejaku. Aku hanya menatap cangkir itu tanpa menyentuhnya."Minumlah, aku yakin kau haus," kata Alica."Apa ini?" tanyaku."Itu hanya teh," kata Alicia."Aku tidak percaya kalau itu hanya sekedar teh biasa," kataku."Aku sudah mencari bahan untuk membuat teh
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments