Istana Mawar. Istana ini dulunya ditempati oleh Ratu Elena. Ratu Elena adalah istri kesayangan kaisar terdahulu, Kaisar Alexander.
Kaisar Alexander memiliki tiga istri. Permaisuri Laura adalah istri pertama sekaligus ibu Cedric. Ratu Layla adalah istri kedua sekaligus ibu dari Pangeran Andreas. Ratu Elena adalah istri ketiga dan istri kesayangan Kaisar Alexander. Ratu Elena memiliki dua putra yaitu Pangeran Orion dan Pangeran Cassius. Ada rumor yang mengatakan bahwa Cedric sangat membenci Elena hingga saat ini. Bagaimana tidak? Kaisar Alexander lebih memilih untuk pergi liburan bersama Elena saat Laura sedang meregang nyawa melahirkan anak keduanya. Laura meninggal saat melahirkan, begitu pula anak yang dilahirkannya. Setelah itu, Elena diangkat menjadi Permaisuri. Ya, kurang lebih seperti itulah rumitnya keluarga kekaisaran dulunya. Lagipula itu tidak ada hubungannya denganku. Tapi kenapa Cedric meletakkan aku di Istana Mawar? Apa dia sangat membenciku? Entahlah. Yang penting aku bisa tidur dengan nyaman. Aku berbaring di atas tempat tidur. Rasanya benar-benar sangat nyaman. Ini adalah tempat tidur dengan kualitas tinggi. Bahkan tempat tidur di rumah ayahku tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan tempat tidur ini. "Ratu, makan malam sudah siap," kata Clara dari luar kamarku. "Baiklah," kataku. Aku segera bangun dan berjalan ke ruang makan. Aku cukup terkejut saat melihat hidangan yang disajikan di meja sangat sederhana. Hanya sayur dan tidak ada daging sama sekali. "Hanya ini?" tanyaku. "Hanya ada ini di dapur, Ratu. Maafkan saya. Apa perlu saya meminta bahan makanan dari istana utama?" tanya Clara. "Tidak perlu. Aku tidak mau meminta sesuatu lagi darinya," kataku. Aku menyantap makananku walaupun makanan ini terasa sangat hambar. "Dimana Anna?" tanyaku. "Anna sedang mencuci perlengkapan dapur, Ratu." jawab Clara. "Baiklah," kataku. *** Hari kedua aku berada di Istana Mawar. Aku menyusuri istana yang luas ini sendirian. Anna dan Clara entah pergi kemana. Aku menyusuri setiap ruangan di Istana ini satu persatu. Ada banyak ruangan di tempat ini yang belum selesai dibersihkan. Hampir semua barang-barang di Istana ini ditutupi oleh kain putih. Sepertinya istana ini tidak ditempati kurang lebih selama lima tahun. Kaisar sebelumnya wafat kurang lebih lima tahun yang lalu. Lalu, Cedric mengusir semua istri ayahnya dan adik-adiknya dari istsna kekaisaran. Jadi tempat ini kosong selama lima tahun. Aku masuk ke kamar yang dulunya ditempati oleh Ratu Elena. Fokusku langsung tertuju pada lukisan Kaisar Alexander dan Ratu Elena. Benar-benar pasangan yang serasi. Baiklah, kenapa aku tiba-tiba membayangkan mereka melakukan kegiatan malam mereka di tempat tidur ini? Astaga, pikiranku. Apalagi saat di atas tempat tidur itu. Tempat tidur itu sepertinya hampir rubuh. Apa mereka sangat ganas saat melakukannya? Astaga! Hentikan pikiran kotorku! Sepertinya aku terlalu banyak membaca novel dewasa. Aku membuka semua laci yang ada di kamar ini. Aku menemukan beberapa perhiasan yang tertinggal dan surat-surat yang ditujukan untuk Ratu Elena. Aku mengurutkan surat-surat itu berdasarkan tanggal dikirimnya surat-surat itu. Bolehkah aku membacanya? Siapa peduli? Ini adalah surat-surat yang sudah ditinggalkan selama lima tahun. Aku membacanya satu persatu. Hampir semuanya adalah surat undangan tidak resmi dari beberapa nyonya bangsawan. Tentu saja dia tidak mungkin meninggalkan surat penting di sini. Aku meletakkan surat-surat itu di tempat semula ketika sudah selesai membacanya. Aku keluar dari kamar itu setelah selesai menjelajahi kamar itu. Aku kembali berjalan melalui lorong dan akhirnya aku menemukan Clara. "Clara, dari mana kau?" tanyaku. "Ratu, saya baru saja membersihkan tempat penyimpanan makanan. Saya menemukan beberapa botol anggur yang masih tersegel," kata Clara sambil menunjukkan sebotol anggur yang terlihat sedikit berdebu. Aku melihat ke arah botol-botol anggur yang telah di kumpulkan di sebuah kotak. "Ini masih tertutup dengan rapat. Mungkin kita bisa meminumnya nanti," kataku sambil menyerahkan Aku kembali menyusuri istana ini. Tanpa aku sadari, matahari akan segera terbenam. Aku segera pergi ke ruang makan sebelum gelap. Sesampainya di ruang makan, sudah tersaji makanan yang lebih mewah dibandingkan dengan makanan kemarin. Ada beberapa olahan daging yang tersaji di atas meja. Aku duduk di meja makan kemudian Anna datang dan menuangkan anggur di gelasku. Aku mengamati botol anggur itu. Botol anggur itu berbeda dengan botol yang ditemukan Clara tadi. "Apa itu anggur yang ditemukan di gudang tadi?" tanyaku pada Anna. "Iya, Ratu. Aku dan Clara menemukan beberapa botol anggur di gudang tadi," kata Anna. Bohong. Dia berbohong padaku. Baiklah sekarang aku merasa curiga. "Ah, sekarang ada daging. Dari mana kalian mendapatkannya?" tanyaku. "Kami mendapatkan dari dapur istana utama," kata Anna. "Dapur istana utama? Meraka yang mengirimkan ini atau kalian yang minta?" tanyaku. "Mereka yang mengirimkannya," jawab Anna. Entah kenapa aku jadi merasa curiga mereka meletakkan sesuatu ke dalam makanan ini. Aku memotong-motong makanan itu dan berakting seolah aku memakannya. Aku tidak benar-benar memasukan makanan itu ke dalam mulutku. Aku menggerakkan rahangku seolah-olah aku sedang mengunyah. Mereka tidak benar-benar mengawasiku jadi bisa dibilang aku aman. Setelah beberapa saat, aku mengelap mulutku lalu berjalan kembali ke kamarku. Aku mengunci pintu kamar dan berbaring di atas tempat tidur. Sial, aku lapar. Aku ingin makan sesuatu. Sepertinya aku harus menyelinap ke dapur istana utama nanti malam. Aku akan menunggu hingga mereka tidur. Baiklah ini membosankan untuk menunggu mereka tidur. Sedah berapa jam terlewat? Aku bahkan bisa mendengar suara lambungku. Sial. Setelah jam saat, aku mengintip dari pintu kamarku. Semuanya sudah terlihat gelap. Lentera sudah dimatikan. Kemungkinan besar mereka sudah tidur atau entah pergi kemana. Aku mengganti pakaianku dengan pakaian yang cukup rapi. Tidak lupa aku juga memakai tiara agar aku bisa melewati penjagaan dengan mudah. Aku juga memakai jubah hitam untuk memudahkan aku menyusup. Aku keluar dengan hati-hati dan berusaha untuk tidak menimbulkan suara. Entah kenapa aku merasa seperti menjadi pencuri. Aku masuk ke istana utama dengan mulus. Para penjaga mengenaliku karena tiaraku jadi aku bisa dengan mudah mengakses istana utama. Aku berjalan menuju ke dapur istana utama. Sudah tidak ada orang di dapur. Dan tempat ini sangat gelap. Aku mencari lentera dan pematik api di kegelapan ini. Setelah aku menemukannya, aku menyalakan lentera itu. Aku membawa lentera itu sambil mencari makanan. Aku membuka lemari penyimpanan dan menemukan beberapa makanan. Baru saja aku mau mengambilnya, aku dikejutkan dengan beberapa penjaga yang datang dengan menbawa obor. Mereka menarik pedang mereka dan mengarahkan pedenga mereka ke arahku. "Itu dia, orang yang meracuni Yang Mulia Permaisuri. Tangkap dia!" Apa?! Ini benar-benar hari sialku! ***Belum genap dua hari aku berada di istana tapi aku sudah terlibat dalam drama istana. Aku dituduh telah meracuni Permaisuri. Aku tertangkap basah sedang melakukan sesuatu di dapur istana utama. Ya, memang aku mengakui bahwa aku sedang mencoba mencuri makanan di dapur. Tapi aku tidak meracuni makanan atau apapun itu. Aku hanya ingin makan. Para penjaga yang menangkapku, membawaku ke ruang kerja Cedric. Sesampainya di sana, aku dipaksa untuk berlutut di hadapan Cedric. "Aku tidak menyangka ini. Baru kemarin kau mengancamku, sekarang kau sudah ingin merebut posisi Permaisuri dari Alicia," kata Cedric dengan penuh amarah. Aku bisa melihat wajahnya benar-benar marah. "Saya tidak tertarik untuk merebut posisinya. Lalu kenapa saya ditangkap seperti ini?" tanyaku. "Omong kosong. Kalau begitu apa yang kau lakukan di dapur kalau tidak meracuni bahan makanan di dapur?" kata Cedric. "Saya lapar, Yang Mulia. Di istana saya tidak ada makanan yang tersisa. Jadi saya—" "Lapar?! Omong kosong ap
Masih di hari ke enam setelah aku menikah dengan Cedric. Matahari mulai terbenam. Sudah ketiga kalinya aku berpindah tempat untuk tinggal. Mungkin bisa dibilang ke empat kalinya apabila penjara dihitung. Aku lelah. Aku sangat amat lelah tiada tara. Aku ingin pulang ke rumah ayah. Jangan bilang bahwa aku tidak bisa bersyukur. Sejak awal hidupku berbeda dengan rakyat jelata yang sejak lahir sudah hidup susah. Maaf saya beda kasta. Seorang pelayan membawakan beberapa piring makanan di lengkapi dengan hidangan penutup juga. Pelayan itu meletakkan makanan itu di meja kemudian berjalan keluar. Aku langsung berjalan menuju meja dan memakan makanan itu. Kali ini, makanannya normal. Tidak ada bau aneh di maknan ini. Aku melahap seluruh makanan itu tanpa sisa. Rasanya benar-benar nikmat dan memuaskan untuk sesaat. Kemudian aku teringat tentang Cedric sialan itu. Aku benar-benar membencinya. Entah apa lagi yang akan dia lakukan padaku besok. Sial. Aku ingin pulang. Aku merindukan ibu.
Masih di hari ketujuh setelah aku menikah dengan Cedric. Baru satu minggu aku menikah dengan Kaisar Kekaisaran Eqara dan aku sudah menjadi topik berita utama dalam surat kabar kekaisaran. Ini adalah pencapaian terbesar dalam hidupku. Aku yakin mereka semua sedang membicarakan aku. Aku membaca berita tentangku yang mengamuk di persidangan. Mereka menulis semua kata-kata yang aku ucapkan di persidangan. Termasuk kata-kataku yang menghina anggota dewan dan menghina kaisar itu sendiri. Aku tertawa saat membaca ini. "Semua orang sedang membicarakan tentang berita itu, Yang Mulia," kata Lucy. "Ya, itu cukup lucu untukku," kataku sambil tertawa. "Apa Anda tidak takut, Yang Mulia?" tanya Lucy. Aku tertawa terbahak-bahak karena mendengarkan pertanyaannya. "Takut? Takut dengan apa? Takut dengan gunjingan orang-orang? Apa kau benar-benar menanyakan itu pada orang yang berani menghina kaisar di depan dewan?" tanyaku balik. Lucy tersenyum mendengar pertanyaanku. Entah apa yang dia pikirkan.
Hari kesembilan setelah aku menikah dengan Cedric. Seingatku hari ini, adalah hari ulang tahun Lucy. Aku ingin memberikan hadiah untuknya karena dia sudah bekerja sangat baik dalam dua hari ini. Tapi aku tidak memegang uang sepeser pun. Perhiasanku juga sangat terbatas."Yang Mulia, bolehkah saya masuk?" tanya Lucy dari luar. "Masuklah," jawabku. Lucy masuk dengan membawa troli berisi makanan. Dia menghidangkan makanan itu di meja seperti biasanya. "Lucy," panggilku sambil berjalan ke meja. "Apa kau pernah keluar istana?" tanyaku. "Tentu saja, Yang Mulia. Saya keluar istana sesekali ketika saya bosan berada di dalam istana ketika saya libur," jawabnya. "Ini hari ulang tahunmu kan?" tanyaku. Tiba-tiba dia menangis. Oh, ayolah. Dia terlalu emosional. Aku hanya menanyakan ulang tahunnya. "Tidak ada yang pernah mengingat ulang tahun saya selain ibu saya. Maaf Yang Mulia, saya merasa sangat terharu," kata Lucy sambil menghapus air matanya. "Oh, begitu ya. Ngomong-ngomong pergilah ke
"Kau tahu kan, apa tujuanku ke sini. Aku yakin kau bukan tipe gadis bangsawan yang polos," kata Cedric dengan tatapan anehnya. Sial! Apa yang harus aku lakukan?!"Aku tidak mengerti apa maksudmu," kataku. Untuk sekarang mari pura-pura bersikap polos."Aku tahu kau tidak polos. Kau bahkan tidak merasa malu menggunakan pakaian seperti itu di depanku. Jangan-jangan kau sudah terbiasa berpenampilan seperti itu di depan pria," katanya. Dia jelas-jelas sedang merendahkan aku."Apa maksudmu?" tanyaku sambil menahan emosi."Apa aku harus memperjelasnya? Aku hanya menebak bahwa kau sudah terbiasa 'bermain-main' dengan banyak pria karena kau sama sekali tidak malu berpakaian seperti itu di depanku," kata Cedric."Aku bukan wanita murahan seperti itu," kataku."Oh ya? Aku meragukannya," kata Cedric. Cedric bajingan!"Ya, anggap saja seperti itu kalau itu yang ingin kau percaya. Lagipula kau tidak akan pe
Hari kelima belas setelah aku menikah dengan Cedric. Dua hari lagi adalah hari pendirian kekaisaran. Semua orang di istana sibuk menyiapkan semua hal, kecuali aku. Bahkan Lucy juga ikut sibuk mempersiapkan beberapa perlengkapan untuk hari itu.Aku melihat ke arah luar dari jendela kamarku. Ada banyak pelayan yang jalan ke sana ke mari sambil membawa barang-barang untuk keperluan perayaan hari pendirian kekaisaran. Mereka benar-benar sibuk akhir-akhir ini.Lagipula kenapa Cedric mengadakan pernikahan denganku sekitar tiga minggu sebelum hari pendirian kekaisaran? Mengadakan dua acara besar berturut-turut adalah hal yang melelahkan. Orang gila mana yang mengadakan dua acara dua acara besar berturut-turut? Itu hanya menguras uang dan tenaga. Walaupun pernikahanku hanya sederhana untuk ukuran kaisar, tapi itu tetap saja menguras uang dan tenaga.Aku tidak sengaja melihat permaisuri alias istri pertama Cedric saat melihat keluar melalui jendela. Aku belum pernah bert
Hari ketujuh belas setelah aku menikah dengan Cedric. Hari ini adalah hari peringatan pendirian kekaisaran. Aku harus bangun pagi-pagi sekali dan segera bersiap-siap untuk hari yang panjang.Aku beridiri di depan cermin besar. Aku melihat diriku sendiri dari pantulan cermin itu. Baiklah, aku terlihat seperti seorang ratu sekarang. Tapi aku memang seorang ratu.Aku menggunakan gaun berwarna merah dengan sedikit warna putih di bagian depan gaun ini. Tak lupa dengan perhiasan dan tiara yang dihiasi oleh berlian berwarna merah."Yang Mulia, sepatu Anda," kata Lucy. Lucy berjalan mendekatiku dengan membawa sepatu berhak sangat rendah. Lucy menaruh sepatu itu di depan kakiku lalu aku memakainya."Anda terlihat sempurna, Yang Mulia," kata Lucy."Terima kasih atas, pujiannya," kataku."Sudah saatnya Anda pergi ke aula makan. Saya akan mengantar Anda," kata Lucy."Baiklah."Aku berjalan keluar menyusuri lorong bersama Lucy. Di persimpan
Masih di hari ketujuh belas setelah aku menikah dengan Cedric. Cedric, Alicia, dan aku berada di atas kereta kuda. Kereta kuda ini berjalan bersama dengan arak-arakan. Arak-arakan ini berjalan melewati kerumunan menuju alun-alun ibu kota.Aku tersenyum ke arah kerumunan dan melambaikan tanganku. Sementara itu, aku dapat mendengar Alicia mengomeli Cedric dengan lembut.Dari omelan Alicia, aku dapat menyimpulkan bahwa Alicia adalah tipe orang yang mengendalikan orang lain dengan rasa simpati dari lawan bicaranya. Bagaimana aku menjelaskannya ya? Kalau seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya dia akan berlagak sedih. Dia sepertinya tipe yang polos dan lembut di luar tapi licik di dalam. Entah kenapa aku berpikir bahwa dugaanku benar karena dia berhasil bertahan di posisinya sebagai permaisuri selama bertahun-tahun.Alicia. Perempuan itu tipe yang menyebalkan. Jangan sampai aku terlibat masalah dengannya. Bisa-bisa kepalaku langsung terpisah
Masih di hari ke-385 setelah aku menikah dengan Cedric. Kali ini Cedric dan Alicia benar-benar mengawasiku hingga aku benar-benar tidur.Cedric berbaring di tempat tidur bersamaku sambil memelukku dari belakang. Sementara itu, Alicia duduk di kursi yang ada di dekat jendela sambil membaca surat-surat yang entah apa isinya."Tidurlah, Stella," kata Cedric sambil mengelus-elus perutku."Siapa juga yang bisa tidur di siang bolong begini. Terlebih lagi di musim panas," protesku dengan nada kesal."Apa perlu aku nyanyikan lagu pengantar tidur?" tanya Cedric."Kau hanya akan membuatnya semakin tidak bisa tidur kalau dia mendengarmu bernyanyi," kata Alicia."Hei, nyanyianku tidak seburuk itu," kata Cedric."Nyanyianmu sangat buruk," kataku. Cedric langsung menoleh padaku dengan wajah cemberut."Apa?" tanyaku."Kau seharusnya membelaku," kata Cedric dengan nada yang sedih. Ce
Hari ke-385 setelah aku menikah dengan Cedric. Seperti biasanya pagiku selalu diawali dengan menonton para kesatria berlatih.Aku duduk di kursi taman yang ada di bawah pohon. Aku melihat ke sekeliling lalu tatapan mataku bertemu dengan Cedric. Cedric langsung menghampiri aku setelah tatapan matanya bertemu denganku."Sepertinya kau menang taruhan dengan Alicia terus akhir-akhir ini," kata Cedric. Oh, benar. Sudah sekitar enam hari aku tidak tidur dengan Cedric."Kenapa? Apa kau merindukanku?" tanyaku dengan nada menggoda."Kalau iya memangnya kenapa? Apa kau mau mengalah pada Alicia hari ini untukku, hm?" tanya Cedric."Tidak," jawabku singkat. Cedric berdecak kesal setelah mendengar jawabanku."Apa kau sebegitunya ingin tidur denganku?" godaku. Aku bisa mendengar Cedric berdecak lagi.Cedric duduk di sebelahku lalu menarikku ke dalam pelukannya. Tak lupa dia mencium dahiku. Tangannya turun u
Hari ke-382 setelah aku menikah dengan Cedric. Sudah dua bulan lebih kami tinggal di mansion ini. Kehamilanku sudah memasuki bulan kedelapan. Perutku benar-benar membesar saat ini. Aku jauh lebih mudah untuk merasa kelelahan. Terkadang aku merasa ulu hatiku sakit. Apa mungkin karena si kecil ini menendang tulang rusukku?Ayah telah mengirimkan dokter dari Gilmond ke sini. Katanya untuk berjaga-jaga kalau aku melahirkan. Tapi aku sangat menghargai itu. Hari ini adalah hari pendirian kekaisaran. Walaupun ini masih dalam masa berkabung, Orion bersikeras untuk melakukan pesta pendirian kekaisaran seperti yang bisanya dilakukan setiap tahun. Sebenarnya kebanyakan para anggota dewan tidak setuju untuk melakukan pesta di tengah masa berkabung. Tapi Orion malah mengeluarkan dekrit untuk melakukan pesta pendirian kekaisaran. Dekrit sama saja dengan perintah mutlak. Kalau ada orang yang menentangnya, orang itu akan dihukum. Orion itu belum dinobatkan menjadi kaisar secara resmi tapi sudah ada
Hari ke-311 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku terbangun sangat pagi karena Cedric terus menggigiti pundakku. Matahari bahkan belum tampak.Astaga, apa dia belum puas dengan apa yang dia lakukan semalam? Tubuhku benar-benar sudah tidak kuat."Sudah, hentikan...," protesku dengan nada mengantuk."Oh, apa kau sudah bangun?" tanya Cedric dengan nada tanpa rasa bersalah."Bagaimana aku tidak bangun jika kau terus mengunyah pundakku?" protesku."Itu salahmu karena kau terasa enak," kata Cedric. Bolehkah aku memukul kepalanya?"Aku lelah...," keluhku."Tenang saja, aku tidak akan melakukan lebih dari ini. Lagi pula, aku tidak ingin melukai bayi kita di dalam sini," kata Cedric sambil membelai perutku. Baguslah kalau dia sadar.Aku menghela napas dan membiarkan dia menggigiti pundakku. Aku kembali memejamkan mataku."Apa kau masih mengantuk?" tanya Cedric."Apakah
Hari ke-305 setelah aku menikah dengan Cedric. Ini masih pagi dan waktu yang sangat pas untuk berolahraga dan berlatih. Sebenarnya, aku tidak benar-benar berolahraga di sini. Aku hanya bosan berada di kamar. Dan juga, di sini aku bisa melihat otot-otot para kesatria yang sangat indah itu.Aku berdiri bersandar di sebuah batang pohon sambil menonton para kesatria berlatih. Sungguh pemandangan yang sangat indah di pagi hari.Tiba-tiba, Alicia dengan pakaian berkudanya menghampiriku lalu bertanya, "Bagaimana keadaanmu tadi malam?""Aku membuatnya kelelahan dengan menyuruhnya memijat seluruh tubuhku. Lalu dia tidur sebelum aku," kataku. Alicia berdecak kesal karena aku berhasil kabur dari tugas untuk melayani Cedric saat malam."Kau hanya beruntung saja," kata Alicia dengan nada kesal. Aku pun tertawa kecil.Talia berjalan mendekati kami dengan menuntut seekor kuda. Itu pasti kuda yang akan digunakan Alicia untuk latihan. Kuda i
Hari ke-304 setelah aku menikah dengan Cedric. Sudah tiga hari kami berada di mansion ini dan tidak ada yang kami lakukan selain berlatih dan bersantai sepanjang hari. Bukankah kami terlalu santai? Maksudku, Davis mengambil alih pemerintahan sekarang. Apa kita hanya diam saja dan menunggu kabar? Sudahlah, terserah mereka. Lagi pula Cedric pasti merencanakan sesuatu di belakangku.Saat ini aku sedang berada di kamarku bersama Liz. Aku menjadikan Liz sebagai bonekaku sekarang. Aku mengepang rambut Liz hingga membentuk gaya rambut yang cantik."Sudah selesai. Lihatlah," kataku.Liz turun dari sofa lalu berlari ke arah cermin. Dia melihat bayangan dirinya dan mencoba untuk melihat gaya rambutnya. Dia berusaha untuk melihat kepangan rambutnya yang tepat berada di bagian belakang kepalanya. Kau tidak akan bisa melihatnya, Liz."Sudah, sudah, kemarilah. Liz sudah sangat cantik," kataku sambil tertawa kecil. Liz kembali berlari ke arahku.
Masih di hari ke-301 setelah aku menikah dengan Cedric. Atau apa mungkin ini sudah masuk hari ke-302? Aku tidak yakin apakah ini sudah berganti hari atau belum karena aku yakin saat ini adalah waktu di sekitar tengah malam.Aku terbangun karena aku merasa lapar. Perutku berbunyi dengan keras. Aku ingin makan. Haruskah aku mencari makanan di dapur? Sepertinya aku harus.Aku bengun dari tempat tidur. Aku mengambil lilin yang menyala dari atas meja.Aku melihat Zoe tertidur di sofa yang ada di kamar ini. Haruskah aku membangunkannya? Mungkin sebaiknya tidak perlu. Dia mungkin juga kelelahan.Aku berjalan keluar dari kamar dengan hati-hati. Aku berjalan menuruni tangga lalu berjalan menuju ke ruang makan.Saat berjalan menuju ke ruang makan, aku berjalan melalui ruang tamu. Aku mendengar suara orang mendesah dari ruang tamu. Aku tidak tahan untuk melihat apa yang terjadi di ruang tamu. Jadi aku mengintipnya. Oh, ternyata itu Ced
Masih di hari ke-297 setelah aku menikah dengan Cedric. Alicia, Talia, Zoe, dan aku pergi dari mansion Elena menggunakan kereta kuda. Kami akan pergi ke tempat persembunyian kami di wilayah kakek kami. Namun, ada beberapa orang yang yang mengejar kami dari belakang.Sial, apa lagi ini? Apa kita akan di serang?"Tenang saja. Mereka adalah kesatria pribadi Cedric. Mereka hanya akan mengawal kita selama tiga hari ke depan," kata Alicia.Baiklah, sepertinya aku akan terjebak di kereta kuda ini selama tiga hari bersama Alicia. Aku harap dia tidak melakukan apapun padaku.Waktu yang harus ditempuh dari ibu kota ke wilayah Rorva kurang lebih selama tiga sampai empat hari dengan kecepatan kereta kuda normal. Aku harap tidak ada hambatan dalam perjalanan ini.Aku belum pernah pergi ke wilayah Rorva sebelumnya. Dan juga, seingatku aku belum pernah bertemu dengan kakekku. Sepertinya apa wajah kakekku ya?***Hari ke-301 s
Masih di hari ke-297 setelah aku menikah dengan Cedric. Kami baru saja diculik oleh Delia yang bekerja sama dengan Elena. Lalu sekarang Elena mengurung kami di sebuah gudang karena Alicia sempat menyinggung tentang anak haram Elena. Aku dan Alicia benar-benar terkurung di gudang makanan. Setidaknya kami tidak perlu khawatir tentang makanan karena ada banyak makanan di sini. Apakah mereka tidak punya gudang lain untuk mengurung kami? Gudang harta misalnya. Aku yakin Elena punya gudang harta yang penuh dengan emas dan berlian. "Apa kau tadi memanggilnya 'Ibu Mertua'? Sandiwaramu membuatku ingin muntah," kata Alicia. Aku tertawa mendengar komentar Alicia. "Bukankah itu sandiwara yang sangat bagus?" tanyaku. "Menjijikan," kata Alicia. Aku tertawa lagi setelah mendengar komentarnya yang blak-blakan. "Lalu, kenapa kita di sini?" tanyaku. "Pangeran Darvis merencanakan pemberontakan. Sepertinya dia ingin mengambil alih tahta. Dia akan melakukannya saat turnamen berlangsung. Tapi aku ti