Share

5

Penulis: Azura Nucifera
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-28 16:59:55

Masih di hari ke enam setelah aku menikah dengan Cedric. Matahari mulai terbenam. Sudah ketiga kalinya aku berpindah tempat untuk tinggal. Mungkin bisa dibilang ke empat kalinya apabila penjara dihitung.

Aku lelah. Aku sangat amat lelah tiada tara. Aku ingin pulang ke rumah ayah.

Jangan bilang bahwa aku tidak bisa bersyukur. Sejak awal hidupku berbeda dengan rakyat jelata yang sejak lahir sudah hidup susah. Maaf saya beda kasta.

Seorang pelayan membawakan beberapa piring makanan di lengkapi dengan hidangan penutup juga. Pelayan itu meletakkan makanan itu di meja kemudian berjalan keluar.

Aku langsung berjalan menuju meja dan memakan makanan itu. Kali ini, makanannya normal. Tidak ada bau aneh di maknan ini. Aku melahap seluruh makanan itu tanpa sisa. Rasanya benar-benar nikmat dan memuaskan untuk sesaat.

Kemudian aku teringat tentang Cedric sialan itu. Aku benar-benar membencinya. Entah apa lagi yang akan dia lakukan padaku besok.

Sial. Aku ingin pulang. Aku merindukan ibu. Aku rindu saat aku bisa tiduran di pangkuan ibu. Ibu, pernikahan itu benar-benar menakutkan. Aku ingin pergi dari tempat ini. Aku tidak mau mengakuinya tapi aku juga merindukan adikku yang menyebalkan itu. Ayah, bisakah ayah membawaku pulang?

Dadaku terasa sesak dan berat. Ah, air mataku jatuh lagi. Aku tidak bisa berhenti menangis. Aku menenggelamkan wajahku di antara lenganku di atas meja.

Tiba-tiba seseorang menyentuh pundakku. Aku terkejut dan langsung mengangkat kepalaku untuk melihat ke arahnya. Ternyata dia adalah Cedric. Aku langsung menghapus air mataku saat melihat wajahnya.

"Apa?!" tanyaku dengan nada tinggi. Saat ini aku benar-benar sedang emosional dan bodohnya dia datang ke sini.

"Kau bilang kau ingin keadilan. Aku sudah menemukan orang yang meracunimu dan Alicia. Orang itu ingin mengadu domba kita," kata Cedric dengan datar.

"Ya, terus? Entah kenapa aku sama sekali tidak merasa senang," kataku.

"Kau tidak senang? Apa kau tidak senang telah lolos dari jebakannya?" tanyanya.

"Apa kau pikir aku akan merasa senang setelah melalui semua itu? Apa kau pikir aku senang berada di sini? Tidak sama sekali," kataku.

"Lalu apa lagi yang kau inginkan agar kau senang?" tanya Cedric.

"Satu-satunya hal yang aku inginkan hanyalah pulang ke rumah ayahku," kataku.

"Tidak. Kau sudah menjadi bagian dari keluarga kekaisaran. Kau tidak bisa seenaknya sendiri," kata Cedric.

"Aku tidak bisa seenaknya sendiri, katamu? Kau lah yang seenaknya sendiri menikahiku tanpa persetujuanku. Lalu kau memperlakukan aku seperti kotoran babi. Aku tidak pernah mau menjadi istrimu meskipun kau adalah penguasa di kekaisaran ini," teriakku sambil melempar meja di depanku. Aku tidak peduli piring-piring yang ada di atas meja berjatuhan dan pecah di lantai.

"Apa kau sadar apa yang kau lakukan di hadapan kaisar?" tanya Cedric. Raut wajahnya benar-benar marah.

"Siapa itu kaisar?! Yang aku lihat di depanku adalah pria yang menikahiku seenaknya!"

"Cukup! Sebaiknya kau berhenti sebelum aku menghukummu," ancamnya.

"Hukum saja aku! Hukum! Aku yakin kau sangat ingin memenggal kepalaku. Aku yakin kau terbiasa memperlakukan orang lain seperti bidak dan siap membuangnya setiap saat jika sudah tidak terpakai. Kau seharusnya bisa memenggalku saat ini juga tapi kau tidak melakukan hal itu. Karena kau masih memerlukan bantuan ayahku!"

"Cukup! Kau tidak mengerti," kata Cedric.

"Ya! Aku tidak mengerti dan mau mengerti!"

"Dasar wanita egois," kata Cedric.

"Ya, aku egois. Terus kenapa? Apakah jadi masalah jika aku hanya memikirkan diriku sendiri?!"

"Sebagai salah satu dari istri kaisar, kau seharusnya tidak boleh egois dan harus menjaga sikap," kata Cedric.

"Persetan dengan semua itu! Sejak awal aku tidak pernah mau menjadi istri kaisar. Siapa juga yang mau menjadi istri kaisar?"

"Apa kau tidak menyadari posisimu? Ada banyak wanita di luar sana yang menginginkan posisimu," kata Cedric.

"Lalu kenapa? Mereka semua pasti sudah gila!" kataku.

"Cukup! Kau harus beristirahat," kata Cedric. Sepertinya dia ingin mengakhiri perdebatan ini.

"Kalau kau tidak puas denganku, ceraikan saja aku dan cari saja wanita lain!" Teriakku. Dia mengabaikanku dan keluar dari kamar ini.

***

Hari ketujuh setelah pernikahan. Aku terbangun masih di kamar yang sama. Cahaya matahari terlihat sangat terang. Sepertinya aku bangung terlalu siang.

Aku melihat ke sekeliling. Pecahan piring kemarin sudah tidak ada. Sepertinya para pelayan sudah membersihkannya.

Tiba-tiba aku mendengar seseorang mengetuk pintu. "Yang Mulia Ratu, apakah Anda sudah bangun?" tanya seorang wanita dari balik pintu.

"Ya, masuk lah," kataku. Wanita itu pun masuk. Wanita itu menggunakan pakaian pelayan dengan posisi tinggi. Wanita itu berdiri di depanku kemudian membungkuk hormat kepadaku.

Anna dan Clara tidak pernah membungkuk seperti itu padaku. Ternyata sejak awal mereka sama sekali tidak berniat untuk menghargaiku dan memiliki niat buruk padaku.

"Bangun lah," kataku.

"Yang Mulia, saya akan menjadi pelayan pribadi Anda mulai saat ini. Nama saya Lucy," kata pelayan itu.

"Lucy, ya. Kenapa seorang pelayan pengawas menjadi pelayan pribadiku?" tanyaku.

"Sudah sewajarnya untuk pelayanan pengawas menjadi pelayan pribadi istri kaisar," kata Lucy. Sewajarnya katanya? Sebelumnya hanya ada dua pelayan pekerja yang melayaniku. Ternyata aku benar-benar tidak dihargai di sini.

"Ngomong-ngomong, apa yang terjadi pada dua pelayan yang melayaniku?" tanyaku.

"Mereka berdua sudah dipenggal. Awalnya, mereka berdua adalah pelayan Permaisuri. Tapi mereka tiba-tiba mereka dipindah tugaskan menjadi pelayan Anda. Mereka sangat menyayangi Permaisuri. Mereka merasa sangat kecewa karena harus melayani Anda. Menurut pengakuan mereka, mereka diprovokasi oleh sepupu Permaisuri untuk mencelakai Anda agar dapat kembali melayani permaisuri."

"Lalu siapa pelaku yang mencelakai Permaisuri?" tanyaku.

"Orang yang sama dengan orang yang memprovokasi pelayan Anda," kata Lucy.

"Orang yang sama? Dia pasti sangat ingin menjadi wanita kaisar," kataku dengan nada mengejek.

"Iya, dia mengakui bahwa ia ingin menjadi istri kaisar," kata Lucy.

"Dasar wanita bodoh," kataku. Ternyata Cedric menyinggung soal posisiku tadi malam karena kejadian ini.

"Yang Mulia, saya akan mengambilkan makan siang Anda," kata Lucy. Lucy keluar selama beberapa saat kemudian kembali dengan membawa troli berisi makanan. Lucy menghidangkan makanan itu di meja.

Aku berjalan menuju meja dan duduk di kursi. Aku mengamati makanan itu. Semuanya tampak lezat dan menggugah selera.

"Bukankah ini terlalu banyak untukku seorang?" tanyaku.

"Tidak, Yang Mulia. Semua ini sudah sesuai dengan standar," kata Lucy. Sesuai dengan standar katanya? Sial, aku langsung merasa marah karena perlakuan yang mereka lakukan padaku sebelumnya. Aku menarik nafas panjang untuk menenangkan emosiku.

Aku memakan makananku dan mencoba untuk tenang. Baiklah makanan ini sangat enak. Setidaknya makanan ini bisa meredakan emosiku.

"Ngomong-ngomong, Yang Mulia. Anda menjadi topik berita utama dalam surat kabar kekaisaran."

"Apa?!"

***

Bab terkait

  • Istri Kedua Kaisar   1

    Aku tidak tahu bagaimana aku harus memulai kisah hidupku. Mungkin aku akan memulainya dengan perkenalan diri. Namaku Stella Gilmond, 23 tahun. putri dari salah satu bangsawan kelas atas di Kekaisaran Eqara. Ayahku seorang adipati atau biasa disebut dengan istilah duke, yang bernama George Gilmond. Ibu kandungku, Helena, meninggal dunia saat aku masih berusia satu tahun. Aku tidak memiliki ingatan apapun tentang dirinya. Ayahku menikah lagi dengan seorang wanita bangsawan yang bernama Lilia. Lilia sangat menyayangiku seperti anaknya sendiri. Aku bersyukur memiliki ibu tiri yang sangat baik, tidak seperti yang ada di dalam cerita-cerita yang menceritakan bahwa ibu tiri itu jahat. Aku juga memiliki seorang adik laki-laki yang lahir dari rahim Lilia, namanya Albert. Entah kenapa dia lebih tunduk padaku daripada pada ayah dan ibu. Kehidupanku biasa saja untuk seorang bangsawan. Aku hidup dengan kemewahan. Guru privat yang datang hampir setiap hari untuk mengajariku. Makan enak, tempat ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Istri Kedua Kaisar   2

    Hari ini benar-benar melelahkan. Sampai kapan aku harus berdiri di aula pesta ini? Cedric, sang kaisar, sama sekali tidak memandangku bahkan sejak upacara pernikahan hingga sekarang. Kami tidak berbicara satu sama lain sepatah katapun. Aku hanya berdiri di sampingnya seperti patung dan dia mengabaikan keberadaanku. Cedric sialan. Kau seharusnya tidak memilih aku bila kau hanya akan mengabaikan aku seperti ini. Setelah satu jam berada di aula pesta, Cedric pergi entah kemana meninggalkan aku tanpa berpamitan. Sial. Dia benar-benar sialan. Rasanya aku ingin mengumpat langsung di hadapannya tapi pasti aku akan langsung dipenggal. Aku keluar dari aula pesta sementara para tamu undangan masih menikmati pestanya. Aku sudah tidak peduli lagi. Aku memutuskan untuk pergi kamar yang disiapkan untuk malam pertama kami. Aku masuk ke kamar itu dan mendapati dua orang pelayan sendang menaburkan bunga mawar di atas tempat tidur. "Selamat datang, Ratu. Kami akan membantu Anda untuk membersihk

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Istri Kedua Kaisar   3

    Istana Mawar. Istana ini dulunya ditempati oleh Ratu Elena. Ratu Elena adalah istri kesayangan kaisar terdahulu, Kaisar Alexander. Kaisar Alexander memiliki tiga istri. Permaisuri Laura adalah istri pertama sekaligus ibu Cedric. Ratu Layla adalah istri kedua sekaligus ibu dari Pangeran Andreas. Ratu Elena adalah istri ketiga dan istri kesayangan Kaisar Alexander. Ratu Elena memiliki dua putra yaitu Pangeran Orion dan Pangeran Cassius. Ada rumor yang mengatakan bahwa Cedric sangat membenci Elena hingga saat ini. Bagaimana tidak? Kaisar Alexander lebih memilih untuk pergi liburan bersama Elena saat Laura sedang meregang nyawa melahirkan anak keduanya. Laura meninggal saat melahirkan, begitu pula anak yang dilahirkannya. Setelah itu, Elena diangkat menjadi Permaisuri. Ya, kurang lebih seperti itulah rumitnya keluarga kekaisaran dulunya. Lagipula itu tidak ada hubungannya denganku. Tapi kenapa Cedric meletakkan aku di Istana Mawar? Apa dia sangat membenciku? Entahlah. Yang penting

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Istri Kedua Kaisar   4

    Belum genap dua hari aku berada di istana tapi aku sudah terlibat dalam drama istana. Aku dituduh telah meracuni Permaisuri. Aku tertangkap basah sedang melakukan sesuatu di dapur istana utama. Ya, memang aku mengakui bahwa aku sedang mencoba mencuri makanan di dapur. Tapi aku tidak meracuni makanan atau apapun itu. Aku hanya ingin makan. Para penjaga yang menangkapku, membawaku ke ruang kerja Cedric. Sesampainya di sana, aku dipaksa untuk berlutut di hadapan Cedric. "Aku tidak menyangka ini. Baru kemarin kau mengancamku, sekarang kau sudah ingin merebut posisi Permaisuri dari Alicia," kata Cedric dengan penuh amarah. Aku bisa melihat wajahnya benar-benar marah. "Saya tidak tertarik untuk merebut posisinya. Lalu kenapa saya ditangkap seperti ini?" tanyaku. "Omong kosong. Kalau begitu apa yang kau lakukan di dapur kalau tidak meracuni bahan makanan di dapur?" kata Cedric. "Saya lapar, Yang Mulia. Di istana saya tidak ada makanan yang tersisa. Jadi saya—" "Lapar?! Omong kosong ap

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28

Bab terbaru

  • Istri Kedua Kaisar   5

    Masih di hari ke enam setelah aku menikah dengan Cedric. Matahari mulai terbenam. Sudah ketiga kalinya aku berpindah tempat untuk tinggal. Mungkin bisa dibilang ke empat kalinya apabila penjara dihitung. Aku lelah. Aku sangat amat lelah tiada tara. Aku ingin pulang ke rumah ayah. Jangan bilang bahwa aku tidak bisa bersyukur. Sejak awal hidupku berbeda dengan rakyat jelata yang sejak lahir sudah hidup susah. Maaf saya beda kasta. Seorang pelayan membawakan beberapa piring makanan di lengkapi dengan hidangan penutup juga. Pelayan itu meletakkan makanan itu di meja kemudian berjalan keluar. Aku langsung berjalan menuju meja dan memakan makanan itu. Kali ini, makanannya normal. Tidak ada bau aneh di maknan ini. Aku melahap seluruh makanan itu tanpa sisa. Rasanya benar-benar nikmat dan memuaskan untuk sesaat. Kemudian aku teringat tentang Cedric sialan itu. Aku benar-benar membencinya. Entah apa lagi yang akan dia lakukan padaku besok. Sial. Aku ingin pulang. Aku merindukan ibu.

  • Istri Kedua Kaisar   4

    Belum genap dua hari aku berada di istana tapi aku sudah terlibat dalam drama istana. Aku dituduh telah meracuni Permaisuri. Aku tertangkap basah sedang melakukan sesuatu di dapur istana utama. Ya, memang aku mengakui bahwa aku sedang mencoba mencuri makanan di dapur. Tapi aku tidak meracuni makanan atau apapun itu. Aku hanya ingin makan. Para penjaga yang menangkapku, membawaku ke ruang kerja Cedric. Sesampainya di sana, aku dipaksa untuk berlutut di hadapan Cedric. "Aku tidak menyangka ini. Baru kemarin kau mengancamku, sekarang kau sudah ingin merebut posisi Permaisuri dari Alicia," kata Cedric dengan penuh amarah. Aku bisa melihat wajahnya benar-benar marah. "Saya tidak tertarik untuk merebut posisinya. Lalu kenapa saya ditangkap seperti ini?" tanyaku. "Omong kosong. Kalau begitu apa yang kau lakukan di dapur kalau tidak meracuni bahan makanan di dapur?" kata Cedric. "Saya lapar, Yang Mulia. Di istana saya tidak ada makanan yang tersisa. Jadi saya—" "Lapar?! Omong kosong ap

  • Istri Kedua Kaisar   3

    Istana Mawar. Istana ini dulunya ditempati oleh Ratu Elena. Ratu Elena adalah istri kesayangan kaisar terdahulu, Kaisar Alexander. Kaisar Alexander memiliki tiga istri. Permaisuri Laura adalah istri pertama sekaligus ibu Cedric. Ratu Layla adalah istri kedua sekaligus ibu dari Pangeran Andreas. Ratu Elena adalah istri ketiga dan istri kesayangan Kaisar Alexander. Ratu Elena memiliki dua putra yaitu Pangeran Orion dan Pangeran Cassius. Ada rumor yang mengatakan bahwa Cedric sangat membenci Elena hingga saat ini. Bagaimana tidak? Kaisar Alexander lebih memilih untuk pergi liburan bersama Elena saat Laura sedang meregang nyawa melahirkan anak keduanya. Laura meninggal saat melahirkan, begitu pula anak yang dilahirkannya. Setelah itu, Elena diangkat menjadi Permaisuri. Ya, kurang lebih seperti itulah rumitnya keluarga kekaisaran dulunya. Lagipula itu tidak ada hubungannya denganku. Tapi kenapa Cedric meletakkan aku di Istana Mawar? Apa dia sangat membenciku? Entahlah. Yang penting

  • Istri Kedua Kaisar   2

    Hari ini benar-benar melelahkan. Sampai kapan aku harus berdiri di aula pesta ini? Cedric, sang kaisar, sama sekali tidak memandangku bahkan sejak upacara pernikahan hingga sekarang. Kami tidak berbicara satu sama lain sepatah katapun. Aku hanya berdiri di sampingnya seperti patung dan dia mengabaikan keberadaanku. Cedric sialan. Kau seharusnya tidak memilih aku bila kau hanya akan mengabaikan aku seperti ini. Setelah satu jam berada di aula pesta, Cedric pergi entah kemana meninggalkan aku tanpa berpamitan. Sial. Dia benar-benar sialan. Rasanya aku ingin mengumpat langsung di hadapannya tapi pasti aku akan langsung dipenggal. Aku keluar dari aula pesta sementara para tamu undangan masih menikmati pestanya. Aku sudah tidak peduli lagi. Aku memutuskan untuk pergi kamar yang disiapkan untuk malam pertama kami. Aku masuk ke kamar itu dan mendapati dua orang pelayan sendang menaburkan bunga mawar di atas tempat tidur. "Selamat datang, Ratu. Kami akan membantu Anda untuk membersihk

  • Istri Kedua Kaisar   1

    Aku tidak tahu bagaimana aku harus memulai kisah hidupku. Mungkin aku akan memulainya dengan perkenalan diri. Namaku Stella Gilmond, 23 tahun. putri dari salah satu bangsawan kelas atas di Kekaisaran Eqara. Ayahku seorang adipati atau biasa disebut dengan istilah duke, yang bernama George Gilmond. Ibu kandungku, Helena, meninggal dunia saat aku masih berusia satu tahun. Aku tidak memiliki ingatan apapun tentang dirinya. Ayahku menikah lagi dengan seorang wanita bangsawan yang bernama Lilia. Lilia sangat menyayangiku seperti anaknya sendiri. Aku bersyukur memiliki ibu tiri yang sangat baik, tidak seperti yang ada di dalam cerita-cerita yang menceritakan bahwa ibu tiri itu jahat. Aku juga memiliki seorang adik laki-laki yang lahir dari rahim Lilia, namanya Albert. Entah kenapa dia lebih tunduk padaku daripada pada ayah dan ibu. Kehidupanku biasa saja untuk seorang bangsawan. Aku hidup dengan kemewahan. Guru privat yang datang hampir setiap hari untuk mengajariku. Makan enak, tempat ti

DMCA.com Protection Status