Masih di hari ke enam setelah aku menikah dengan Cedric. Matahari mulai terbenam. Sudah ketiga kalinya aku berpindah tempat untuk tinggal. Mungkin bisa dibilang ke empat kalinya apabila penjara dihitung.
Aku lelah. Aku sangat amat lelah tiada tara. Aku ingin pulang ke rumah ayah. Jangan bilang bahwa aku tidak bisa bersyukur. Sejak awal hidupku berbeda dengan rakyat jelata yang sejak lahir sudah hidup susah. Maaf saya beda kasta. Seorang pelayan membawakan beberapa piring makanan di lengkapi dengan hidangan penutup juga. Pelayan itu meletakkan makanan itu di meja kemudian berjalan keluar. Aku langsung berjalan menuju meja dan memakan makanan itu. Kali ini, makanannya normal. Tidak ada bau aneh di maknan ini. Aku melahap seluruh makanan itu tanpa sisa. Rasanya benar-benar nikmat dan memuaskan untuk sesaat. Kemudian aku teringat tentang Cedric sialan itu. Aku benar-benar membencinya. Entah apa lagi yang akan dia lakukan padaku besok. Sial. Aku ingin pulang. Aku merindukan ibu. Aku rindu saat aku bisa tiduran di pangkuan ibu. Ibu, pernikahan itu benar-benar menakutkan. Aku ingin pergi dari tempat ini. Aku tidak mau mengakuinya tapi aku juga merindukan adikku yang menyebalkan itu. Ayah, bisakah ayah membawaku pulang? Dadaku terasa sesak dan berat. Ah, air mataku jatuh lagi. Aku tidak bisa berhenti menangis. Aku menenggelamkan wajahku di antara lenganku di atas meja. Tiba-tiba seseorang menyentuh pundakku. Aku terkejut dan langsung mengangkat kepalaku untuk melihat ke arahnya. Ternyata dia adalah Cedric. Aku langsung menghapus air mataku saat melihat wajahnya. "Apa?!" tanyaku dengan nada tinggi. Saat ini aku benar-benar sedang emosional dan bodohnya dia datang ke sini. "Kau bilang kau ingin keadilan. Aku sudah menemukan orang yang meracunimu dan Alicia. Orang itu ingin mengadu domba kita," kata Cedric dengan datar. "Ya, terus? Entah kenapa aku sama sekali tidak merasa senang," kataku. "Kau tidak senang? Apa kau tidak senang telah lolos dari jebakannya?" tanyanya. "Apa kau pikir aku akan merasa senang setelah melalui semua itu? Apa kau pikir aku senang berada di sini? Tidak sama sekali," kataku. "Lalu apa lagi yang kau inginkan agar kau senang?" tanya Cedric. "Satu-satunya hal yang aku inginkan hanyalah pulang ke rumah ayahku," kataku. "Tidak. Kau sudah menjadi bagian dari keluarga kekaisaran. Kau tidak bisa seenaknya sendiri," kata Cedric. "Aku tidak bisa seenaknya sendiri, katamu? Kau lah yang seenaknya sendiri menikahiku tanpa persetujuanku. Lalu kau memperlakukan aku seperti kotoran babi. Aku tidak pernah mau menjadi istrimu meskipun kau adalah penguasa di kekaisaran ini," teriakku sambil melempar meja di depanku. Aku tidak peduli piring-piring yang ada di atas meja berjatuhan dan pecah di lantai. "Apa kau sadar apa yang kau lakukan di hadapan kaisar?" tanya Cedric. Raut wajahnya benar-benar marah. "Siapa itu kaisar?! Yang aku lihat di depanku adalah pria yang menikahiku seenaknya!" "Cukup! Sebaiknya kau berhenti sebelum aku menghukummu," ancamnya. "Hukum saja aku! Hukum! Aku yakin kau sangat ingin memenggal kepalaku. Aku yakin kau terbiasa memperlakukan orang lain seperti bidak dan siap membuangnya setiap saat jika sudah tidak terpakai. Kau seharusnya bisa memenggalku saat ini juga tapi kau tidak melakukan hal itu. Karena kau masih memerlukan bantuan ayahku!" "Cukup! Kau tidak mengerti," kata Cedric. "Ya! Aku tidak mengerti dan mau mengerti!" "Dasar wanita egois," kata Cedric. "Ya, aku egois. Terus kenapa? Apakah jadi masalah jika aku hanya memikirkan diriku sendiri?!" "Sebagai salah satu dari istri kaisar, kau seharusnya tidak boleh egois dan harus menjaga sikap," kata Cedric. "Persetan dengan semua itu! Sejak awal aku tidak pernah mau menjadi istri kaisar. Siapa juga yang mau menjadi istri kaisar?" "Apa kau tidak menyadari posisimu? Ada banyak wanita di luar sana yang menginginkan posisimu," kata Cedric. "Lalu kenapa? Mereka semua pasti sudah gila!" kataku. "Cukup! Kau harus beristirahat," kata Cedric. Sepertinya dia ingin mengakhiri perdebatan ini. "Kalau kau tidak puas denganku, ceraikan saja aku dan cari saja wanita lain!" Teriakku. Dia mengabaikanku dan keluar dari kamar ini. *** Hari ketujuh setelah pernikahan. Aku terbangun masih di kamar yang sama. Cahaya matahari terlihat sangat terang. Sepertinya aku bangung terlalu siang. Aku melihat ke sekeliling. Pecahan piring kemarin sudah tidak ada. Sepertinya para pelayan sudah membersihkannya. Tiba-tiba aku mendengar seseorang mengetuk pintu. "Yang Mulia Ratu, apakah Anda sudah bangun?" tanya seorang wanita dari balik pintu. "Ya, masuk lah," kataku. Wanita itu pun masuk. Wanita itu menggunakan pakaian pelayan dengan posisi tinggi. Wanita itu berdiri di depanku kemudian membungkuk hormat kepadaku. Anna dan Clara tidak pernah membungkuk seperti itu padaku. Ternyata sejak awal mereka sama sekali tidak berniat untuk menghargaiku dan memiliki niat buruk padaku. "Bangun lah," kataku. "Yang Mulia, saya akan menjadi pelayan pribadi Anda mulai saat ini. Nama saya Lucy," kata pelayan itu. "Lucy, ya. Kenapa seorang pelayan pengawas menjadi pelayan pribadiku?" tanyaku. "Sudah sewajarnya untuk pelayanan pengawas menjadi pelayan pribadi istri kaisar," kata Lucy. Sewajarnya katanya? Sebelumnya hanya ada dua pelayan pekerja yang melayaniku. Ternyata aku benar-benar tidak dihargai di sini. "Ngomong-ngomong, apa yang terjadi pada dua pelayan yang melayaniku?" tanyaku. "Mereka berdua sudah dipenggal. Awalnya, mereka berdua adalah pelayan Permaisuri. Tapi mereka tiba-tiba mereka dipindah tugaskan menjadi pelayan Anda. Mereka sangat menyayangi Permaisuri. Mereka merasa sangat kecewa karena harus melayani Anda. Menurut pengakuan mereka, mereka diprovokasi oleh sepupu Permaisuri untuk mencelakai Anda agar dapat kembali melayani permaisuri." "Lalu siapa pelaku yang mencelakai Permaisuri?" tanyaku. "Orang yang sama dengan orang yang memprovokasi pelayan Anda," kata Lucy. "Orang yang sama? Dia pasti sangat ingin menjadi wanita kaisar," kataku dengan nada mengejek. "Iya, dia mengakui bahwa ia ingin menjadi istri kaisar," kata Lucy. "Dasar wanita bodoh," kataku. Ternyata Cedric menyinggung soal posisiku tadi malam karena kejadian ini. "Yang Mulia, saya akan mengambilkan makan siang Anda," kata Lucy. Lucy keluar selama beberapa saat kemudian kembali dengan membawa troli berisi makanan. Lucy menghidangkan makanan itu di meja. Aku berjalan menuju meja dan duduk di kursi. Aku mengamati makanan itu. Semuanya tampak lezat dan menggugah selera. "Bukankah ini terlalu banyak untukku seorang?" tanyaku. "Tidak, Yang Mulia. Semua ini sudah sesuai dengan standar," kata Lucy. Sesuai dengan standar katanya? Sial, aku langsung merasa marah karena perlakuan yang mereka lakukan padaku sebelumnya. Aku menarik nafas panjang untuk menenangkan emosiku. Aku memakan makananku dan mencoba untuk tenang. Baiklah makanan ini sangat enak. Setidaknya makanan ini bisa meredakan emosiku. "Ngomong-ngomong, Yang Mulia. Anda menjadi topik berita utama dalam surat kabar kekaisaran." "Apa?!" ***Masih di hari ketujuh setelah aku menikah dengan Cedric. Baru satu minggu aku menikah dengan Kaisar Kekaisaran Eqara dan aku sudah menjadi topik berita utama dalam surat kabar kekaisaran. Ini adalah pencapaian terbesar dalam hidupku. Aku yakin mereka semua sedang membicarakan aku. Aku membaca berita tentangku yang mengamuk di persidangan. Mereka menulis semua kata-kata yang aku ucapkan di persidangan. Termasuk kata-kataku yang menghina anggota dewan dan menghina kaisar itu sendiri. Aku tertawa saat membaca ini. "Semua orang sedang membicarakan tentang berita itu, Yang Mulia," kata Lucy. "Ya, itu cukup lucu untukku," kataku sambil tertawa. "Apa Anda tidak takut, Yang Mulia?" tanya Lucy. Aku tertawa terbahak-bahak karena mendengarkan pertanyaannya. "Takut? Takut dengan apa? Takut dengan gunjingan orang-orang? Apa kau benar-benar menanyakan itu pada orang yang berani menghina kaisar di depan dewan?" tanyaku balik. Lucy tersenyum mendengar pertanyaanku. Entah apa yang dia pikirkan.
Hari kesembilan setelah aku menikah dengan Cedric. Seingatku hari ini, adalah hari ulang tahun Lucy. Aku ingin memberikan hadiah untuknya karena dia sudah bekerja sangat baik dalam dua hari ini. Tapi aku tidak memegang uang sepeser pun. Perhiasanku juga sangat terbatas."Yang Mulia, bolehkah saya masuk?" tanya Lucy dari luar. "Masuklah," jawabku. Lucy masuk dengan membawa troli berisi makanan. Dia menghidangkan makanan itu di meja seperti biasanya. "Lucy," panggilku sambil berjalan ke meja. "Apa kau pernah keluar istana?" tanyaku. "Tentu saja, Yang Mulia. Saya keluar istana sesekali ketika saya bosan berada di dalam istana ketika saya libur," jawabnya. "Ini hari ulang tahunmu kan?" tanyaku. Tiba-tiba dia menangis. Oh, ayolah. Dia terlalu emosional. Aku hanya menanyakan ulang tahunnya. "Tidak ada yang pernah mengingat ulang tahun saya selain ibu saya. Maaf Yang Mulia, saya merasa sangat terharu," kata Lucy sambil menghapus air matanya. "Oh, begitu ya. Ngomong-ngomong pergilah ke
"Kau tahu kan, apa tujuanku ke sini. Aku yakin kau bukan tipe gadis bangsawan yang polos," kata Cedric dengan tatapan anehnya. Sial! Apa yang harus aku lakukan?!"Aku tidak mengerti apa maksudmu," kataku. Untuk sekarang mari pura-pura bersikap polos."Aku tahu kau tidak polos. Kau bahkan tidak merasa malu menggunakan pakaian seperti itu di depanku. Jangan-jangan kau sudah terbiasa berpenampilan seperti itu di depan pria," katanya. Dia jelas-jelas sedang merendahkan aku."Apa maksudmu?" tanyaku sambil menahan emosi."Apa aku harus memperjelasnya? Aku hanya menebak bahwa kau sudah terbiasa 'bermain-main' dengan banyak pria karena kau sama sekali tidak malu berpakaian seperti itu di depanku," kata Cedric."Aku bukan wanita murahan seperti itu," kataku."Oh ya? Aku meragukannya," kata Cedric. Cedric bajingan!"Ya, anggap saja seperti itu kalau itu yang ingin kau percaya. Lagipula kau tidak akan pe
Hari kelima belas setelah aku menikah dengan Cedric. Dua hari lagi adalah hari pendirian kekaisaran. Semua orang di istana sibuk menyiapkan semua hal, kecuali aku. Bahkan Lucy juga ikut sibuk mempersiapkan beberapa perlengkapan untuk hari itu.Aku melihat ke arah luar dari jendela kamarku. Ada banyak pelayan yang jalan ke sana ke mari sambil membawa barang-barang untuk keperluan perayaan hari pendirian kekaisaran. Mereka benar-benar sibuk akhir-akhir ini.Lagipula kenapa Cedric mengadakan pernikahan denganku sekitar tiga minggu sebelum hari pendirian kekaisaran? Mengadakan dua acara besar berturut-turut adalah hal yang melelahkan. Orang gila mana yang mengadakan dua acara dua acara besar berturut-turut? Itu hanya menguras uang dan tenaga. Walaupun pernikahanku hanya sederhana untuk ukuran kaisar, tapi itu tetap saja menguras uang dan tenaga.Aku tidak sengaja melihat permaisuri alias istri pertama Cedric saat melihat keluar melalui jendela. Aku belum pernah bert
Hari ketujuh belas setelah aku menikah dengan Cedric. Hari ini adalah hari peringatan pendirian kekaisaran. Aku harus bangun pagi-pagi sekali dan segera bersiap-siap untuk hari yang panjang.Aku beridiri di depan cermin besar. Aku melihat diriku sendiri dari pantulan cermin itu. Baiklah, aku terlihat seperti seorang ratu sekarang. Tapi aku memang seorang ratu.Aku menggunakan gaun berwarna merah dengan sedikit warna putih di bagian depan gaun ini. Tak lupa dengan perhiasan dan tiara yang dihiasi oleh berlian berwarna merah."Yang Mulia, sepatu Anda," kata Lucy. Lucy berjalan mendekatiku dengan membawa sepatu berhak sangat rendah. Lucy menaruh sepatu itu di depan kakiku lalu aku memakainya."Anda terlihat sempurna, Yang Mulia," kata Lucy."Terima kasih atas, pujiannya," kataku."Sudah saatnya Anda pergi ke aula makan. Saya akan mengantar Anda," kata Lucy."Baiklah."Aku berjalan keluar menyusuri lorong bersama Lucy. Di persimpan
Masih di hari ketujuh belas setelah aku menikah dengan Cedric. Cedric, Alicia, dan aku berada di atas kereta kuda. Kereta kuda ini berjalan bersama dengan arak-arakan. Arak-arakan ini berjalan melewati kerumunan menuju alun-alun ibu kota.Aku tersenyum ke arah kerumunan dan melambaikan tanganku. Sementara itu, aku dapat mendengar Alicia mengomeli Cedric dengan lembut.Dari omelan Alicia, aku dapat menyimpulkan bahwa Alicia adalah tipe orang yang mengendalikan orang lain dengan rasa simpati dari lawan bicaranya. Bagaimana aku menjelaskannya ya? Kalau seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya dia akan berlagak sedih. Dia sepertinya tipe yang polos dan lembut di luar tapi licik di dalam. Entah kenapa aku berpikir bahwa dugaanku benar karena dia berhasil bertahan di posisinya sebagai permaisuri selama bertahun-tahun.Alicia. Perempuan itu tipe yang menyebalkan. Jangan sampai aku terlibat masalah dengannya. Bisa-bisa kepalaku langsung terpisah
Masih hari ketujuh belas setelah aku menikah dengan Cedric. Acara hari ini belum selesai. Aku masih berada di aula pesta, dimana pesta dansa untuk perayaan hari pendirian kekaisaran diadakan. Aku baru saja dikejutkan oleh Ratu Janda Elena yang tiba-tiba menghampiriku."Ah, em...." Aku bingung harus memanggilnya apa. Elena tertawa kecil saat melihat kebingunganku."Kau imut sekali, Stella," kata Elena. Aku pun hanya tertawa gugup."Panggil saja aku ibu mertua," kata Elena. Ibu mertua katamu? Lucu sekali."Ah, iya. Ibu mertua," kataku dengan senyum terpaksa."Ah, anak baik. Sebenarnya ada yang aku bicarakan denganmu," kata Elena."Apa itu, Ibu?" tanyaku berlagak polos."Sebelumnya, ayo ke tempat sepi dulu," kata Elena.Aku mengikuti Elena untuk pergi ke salah satu balkon yang ada di sekitar aula pesta. Kami berada di balkon dan dia menutup pintu dengan rapat."Apa ada sesuatu yang serius, Ibu?" tanyaku.
Hari kesembilan belas setelah aku menikah dengan Cedric. Dua hari setelah hari yang melelahkan. Aku bangun di pagi hari seperti biasanya. Kemarin aku benar-benar tidur seharian karena rasanya sangat melelahkan.Makanan sudah tersaji di atas meja. Sepertinya aku bangun kesiangan karena Lucy sudah membawakan aku makanan.Aku duduk di kursi lalu memakan makananku. Isi kepalaku masih kosong karena aku baru saja bangun tidur.Tunggu dulu. Apa ini makanan? Apa Lucy meletakkan sesuatu di makanan ini? Kenapa aku baru menyadarinya sekarang? Sial.Aku memuntahkan makananku kembali lalu membuangnya melalui jendela. Ah, aku harap tidak ada orang di bawah sana.Aku baru ingat. Bagaimana dengan makanan kemarin? Aku menelannya begitu saja karena aku benar-benar kelelahan kemarin. Apa aku akan mati dalam waktu dekat?“Yang Mulia,” panggil Lucy. Aku menoleh ke arahnya saat aku mendengar suaranya.“Apa?” tanyaku.“Apa mak
Masih di hari ke-589 setelah aku menikah dengan Cedric. Saat ini aku sedang menghadiri rapat dewan di ruang rapat. Lalu aku terlibat perdebatan dengan Davis.Aku baru saja menyuruh Davis yang tidak tahu diri itu untuk menyadari posisinya. Namun, dia hendak membantah aku lagi. Jadi aku melemparkan sebuah belati yang kebetulan sedang aku bawa ke arah Davis. Belati itu menggores pipi dan telinga Davis.Ruang rapat ini hening seketika begitu aku melempar belati itu. Sepertinya mereka sangat terkejut dengan apa yang aku lakukan."Aku bilang berlutut," kataku pada Davis.Davis tidak punya pilihan lain selain berlutut. Dia sepertinya masih tidak mau untuk berlutut padaku. Lihatlah wajah kesalnya itu. Dia bahkan tidak bisa berkata apa-apa."Bagus. Sekarang mari kita luruskan permasalahan di sini. Kau ingin mengambil alih wewenang pemerintahan dari permaisuri kan? Padahal Kaisar sendiri yang memberi wewenang pada Permaisuri tap
Hari ke-587 setelah aku menikah dengan Cedric. Sudah seminggu sejak keberangkatan Cedric dan yang lainnya menuju ke perbatasan. Seharusnya mereka sudah setengah perjalanan untuk sampai ke perbatasan.Lalu bagaimana keadaan di istana kekaisaran sekarang? Ya, untuk saat ini istana masih tenang-tenang saja. Semoga saja tidak ada kerusuhan yang timbul di saat yang kritis ini.Saat ini aku berada di kamar saja seperti biasanya. Aku hanya makan, tidur, dan mengurus Arion. Benar-benar hari yang tenang.Tiba-tiba Alicia masuk ke kamarku. Rambutnya terlihat basah dan dia hanya memakai gaun yang santai. Yang lebih penting, dia terlihat marah.Apa yang terjadi padanya? Tidak mungkin ada orang yang berani menjahilinya dengan menyiram air ke tubuhnya kan?"Dimana Arion?" tanya Alicia. Aku memberinya isyarat mata pada Alicia untuk menunjukkan bahwa Arion ada di sebelahku.Alicia langsung naik ke atas tempat tidur lalu m
Hari ke-579 setelah aku menikah dengan Cedric. Hari ini adalah hari sebelum keberangkatan Cedric dan yang lainnya ke perbatasan. Persiapan untuk keberangkatan sudah selesai. Mereka akan berangkat besok pagi.Alicia sudah mengangkat Arion sebagai anak angkatnya secara resmi. Tapi tidak ada yang berubah kehidupan nyata. Itu hanya status di atas kertas untuk saat ini.Ini sudah larut malam. Arion sudah tidur di tempat tidur bayi yang ada di sebelah tempat tidurku. Aku berbaring di atas tempat tidur dan bersiap untuk tidur.Apa yang Cedric lakukan saat ini? Sepertinya dia akan menghabiskan malam dengan Alicia malam ini sebelum dia pergi.Aku baru saja menutup mataku. Lalu tiba-tiba pintu kamar ini terbuka. Aku kembali membuka mataku dan melihat siapa yang masuk ke sini. Ternyata itu Cedric dan Alicia. Kenapa mereka datang ke sini malam-malam begini?Cedric langsung berbaring di atas tempat tidurku lalu memelukku. Sementara
Hari ke-575 setelah aku menikah dengan Cedric. Hari ini istana di sibukkan dengan persiapan untuk keberangkatan Cedric dan yang lainnya ke perbatasan. Mereka akan pergi mungkin sekitar tiga atau lima hari lagi karena ada banyak yang harus di persiapkan.Cedric, Alicia, dan aku berkumpul di ruang kerja Cedric. Saat ini kami harus membahas tentang siapa yang akan melanjutkan pemerintahan saat Cedric pergi. Tentu saja kami juga harus membajas tentang kemungkinan terburuk.Cedric memberi kami daftar nama anggota dewan yang tidak akan ikut pergi ke perbatasan serta beberapa pengganti anggota dewan yang ikut ke perbatasan. Baiklah, aku tidak mengenal satu pun dari mereka. Mari serahkan ini pada Alicia saja.Aku lebih tertarik dengan rute pelarian yang sudah di siapkan. Aku baru tahu ada lorong rahasia di istana ini. Aku jadi ingin menjelajahinya.Cedric dan Alicia terus membicarakan tentang politik. Tapi aku tidak begitu memperhatikan.&n
Hari ke-574 setelah aku menikah dengan Cedric. Seminggu berlalu, Layla sudah dijatuhi hukuman mati oleh hakim kemarin. Sepertinya dia tidak di penggal tapi dipaksa untuk minum racun.Sepertinya wanita-wanita yang sering mengusik Alicia sudah mati semua. Setidaknya untuk saat ini.Lalu apa kegiatanku sekarang? Kegiatanku hanya makan dan tidur. Tiap pagi rasa mual dan pusingku tidak tertahan. Jadi aku hanya berbaring di atas tempat tidur.Aku terbangun di tengah hari setelah aku tidur lagi setelah aku sarapan tadi pagi. Saat aku terbangun, aku langsung melihat Alicia dan Cedric berada di kamar ini. Sepertinya mereka sedang berdebat. Apa yang mereka perdebatkan?"Kau sudah memonopoli Arion sejak beberapa hari yang lalu. Sekarang giliranku," kata Cedric."Tidak. Aku tidak akan menyerahkan Arion padamu," kata Alicia.Astaga, mereka seperti anak kecil yang berebut mainan saja. Tidak bisakah kalian memutuskannya secara
Masih di hari ke-567 setelah aku menikah dengan Cedric. Zoe baru saja kembali dari perbatasan alias medan perang. Cedric baru saja menanyakan alasan kenapa Zoe kembali dan kami sangat terkejut dengan jawaban dari Zoe. Aku benar-benar tidak bisa mempercayai apa yang baru saja aku dengar."Apa kau bilang?" tanyaku. Aku harus memastikan apakah yang aku dengar benar atau tidak."Saya kembali ke sini karena saya hamil," jawab Zoe."Anak siapa itu?" tanya Cedric."Duke Aslan," jawab Zoe.Aku dan Cedric saling bertatapan lalu menghela napas panjang. Ini bukan masalah kami tapi ...."Bukankah sebaiknya kau kembali saja ke Gilmond?" saranku."Ayahku bisa membunuhku jika ayahku tahu," kata Zoe. Ya, tentu saja itu mungkin akan terjadi."Lalu apa yang Aslan perintahkan padamu?" tanya Cedric."Duke Aslan memerintahkan saya untuk kembali ke ibu kota dengan selamat. Duke Aslan juga menitu
Hari ke-567 setelah aku menikah dengan Cedric. Kemarin aku tidur seharian karena kelelahan setelah masalah besar yang mempermainkan perasaanku.Dimana aku tinggal sekarang? Istana Teratai kan sudah hangus terbakar. Ya, sekarang aku tinggal di Istana Lili untuk sementara. Karena ini adalah satu-satunya istana di bagian istana dalam yang siap huni untuk sekarang.Pagi ini aku baru saja selesai menyusui Arion. Aku harus memakan sarapanku sekarang. Aku melihat ke arah makanan yang sudah tersaji di depanku. Aku langsung merasa mual begitu aku mencium aroma makanan itu."Yang Mulia, apa saya perlu mengganti makanan ini?" tanya Lucy yang baru saja menghidangkan makanan itu."Ya, tolong ganti dengan sesuatu yang mudah ditelan," kataku."Baiklah, Yang Mulia," kata Lucy. Lucy membungkuk kepadaku lalu berjalan keluar dari kamar ini.Tepat setelah Lucy keluar, Alicia masuk ke dalam. Alicia langsung berjalan menuju ke
Hari ke-565 setelah aku menikah dengan Cedric. Saat ini, persidangan untuk Ratu Janda Layla akan dimulai. Aku duduk di samping Cedric dengan memasang wajah sedih. Kemarin seorang pelayan yang membakar Istana Teratai mengaku bahwa dia di suruh oleh Layla. Lalu Layla ditangkap saat itu juga. Aku melihat ke arah Cedric. Matanya terlihat merah dan sembab. Sepertinya dia menangis semalaman. Aku juga bisa melihat tangannya mengepal sangat kuat hingga terlihat bergetar. Aku yakin dia merasa sedih dan marah di saat yang bersamaan. Beberapa saat kemudian, Layla dibawa masuk ke dalam ruang persidangan ini oleh beberapa penjaga. Layla berlutut di depan persidangan. "Apa kau tahu apa kesalahanmu?!" tanya Cedric pada Layla. "Saya tidak melakukan kesalahan apapun," kata Layla. "Masih tidak mau mengaku! Apa kau pikir aku bodoh?!" teriak Cedric. Aku menggenggam tangannya untuk menenangkan dirinya. Aku tidak bisa membiarkan dia hilang kendali di sini. "Saya difitnah, Yang Mulia!" teriak Layla.
Masih di hari 563 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku baru saja mendapai diriku hamil lagi lalu Istana Teratai kebakaran. Apa lagi yang bisa lebih buruk dari ini?Yang lebih penting sekarang aku harus memastikan keselamatan Arion. Benar, keselamatan Arion yang utama. Aku harus segera pergi ke Istana Teratai untuk memastikan Arion baik-baik saja. Mari berpikiran optimis bahwa Arion sudah keluar dari Istana Teratai. Arion pasti selamat. Arion pasti baik-baik saja. Tenangkan dirimu, Stella. Luruskan pikiranmu lalu mari kita lihat apa yang terjadi di Istana Teratai dengan tenang. Tetap saja aku tidak bisa. Jatungku berdetak sangat kenjang. Firasatku buruk. Pikiran-pikiran negatif langsung masuk ke dalam kepalaku. Bagaimana jika Arion masih berada di dalam Istana Teratai? Bagaimana jika Arion dilahap oleh api?!Aku berdiri dari tempat dudukku lalu aku langsung berjalan dengan cepat keluar dari ruang kerjaku. Aku bisa mendengar Cedric terus memanggil namaku tapi aku mengabaikannya. Aku