Hari kesembilan setelah aku menikah dengan Cedric. Seingatku hari ini, adalah hari ulang tahun Lucy. Aku ingin memberikan hadiah untuknya karena dia sudah bekerja sangat baik dalam dua hari ini. Tapi aku tidak memegang uang sepeser pun. Perhiasanku juga sangat terbatas.
"Yang Mulia, bolehkah saya masuk?" tanya Lucy dari luar. "Masuklah," jawabku. Lucy masuk dengan membawa troli berisi makanan. Dia menghidangkan makanan itu di meja seperti biasanya. "Lucy," panggilku sambil berjalan ke meja. "Apa kau pernah keluar istana?" tanyaku. "Tentu saja, Yang Mulia. Saya keluar istana sesekali ketika saya bosan berada di dalam istana ketika saya libur," jawabnya. "Ini hari ulang tahunmu kan?" tanyaku. Tiba-tiba dia menangis. Oh, ayolah. Dia terlalu emosional. Aku hanya menanyakan ulang tahunnya. "Tidak ada yang pernah mengingat ulang tahun saya selain ibu saya. Maaf Yang Mulia, saya merasa sangat terharu," kata Lucy sambil menghapus air matanya. "Oh, begitu ya. Ngomong-ngomong pergilah ke luar istana hari ini dan bersenang-senang lah. Aku akan memberimu libur hari ini," kataku. "Tapi siapa yang akan menjaga Anda, Yang Mulia?" tanyanya. "Aku bukan anak kecil yang harus diawasi setiap saat," kataku. "Tapi siapa yang akan menyiapkan keperluan Anda ketika saya pergi?" tanya Lucy dengan nada khawatir. "Aku akan baik-baik saja. Kau akan kembali sebelum makan malam kan? Aku baik-baik saja tanpamu selama beberapa jam," kataku meyakinkan. "Apa Anda yakin Anda akan baik-baik saja, Yang Mulia?" tanyanya lagi. Dia terligat seperti mengkhawatirkan anak kecil. Apa aku terlihat seperti anak kecil di matanya? "Aku baik-baik saja. Pergilah," kataku. "Kalau begitu saya akan kembali sebelum makan malam, Yang Mulia," katanya. "Iya, iya, baiklah. Pergilah," kataku. Dia membungkuk hormat kepadaku lalu berjalan keluar dari kamar ini. Akhirnya dia pergi. Kenapa dia begitu mengkhawatirkan aku? Apa aku setidak berguna itu tanpa dia? Aku mulai menyantap sarapanku. Ah, aku tidak sengaja menyenggol gelas dan membuat cairan yang di dalamnya mengenai gaun tidurku. Baiklah ini benar-benar basah. Aku akan mengganti pakaianku nanti. Aku tetap menyelesaikan sarapanku meski dengan pakaian yang basah. Setelah aku keyang, aku mulai mencari pakaian baru. Dimana Lucy menaruh pakaianku? Aku membuka lemari di kamarku. Tidak ada. Lemari ini hanya berisi selimut dan seprai. Aku membuka lemari lainnya. Tidak ada. Lemari ini hanya berisi sepatu dan beberapa perhiasanku. Aku membuka lemari terakhir. Tidak ada juga. Lemari ini hanya berisi maneken yang memakai gaun pengantinku. Dimana pakaianku yang lain? Kalau diingat-ingat, Lucy selalu membawa pakaian bersihku dari luar. Dimana dia menyimpannya? Haruskah aku memerintahkan pelayan lain untuk mengambilkan pakaianku? Tapi aku tidak yakin mereka juga tahu dimana Lucy meletakkan pakaianku. Tunggu apa itu? Ada tumpukan kain di rak paling bawah troli makanan. Aku mengambilnya dan merentangkannya. Baiklah, ini adalah gaun. Tapi ini gaun tidur untuk itu kan? Gaun ini sangat tipis dan terbuka. Jangan bilang, hari ini adalah jadwal Cedric untuk mengunjungiku. Tidak, tidak. Dia pasti tidak akan datang. Semoga. Tolong jangan datang. Mari kita tetap berpikir positif bahwa dia tidak akan datang. Haruskah aku mengganti pakaianku? Aku rasa harus. Pakaianku sekarang basah dan lengket. Lebih baik aku membersihkan diriku dulu. Aku berjalan ke kamar mandi yang terhubung dengan kamar ini. Aku lihat air di bak mandi sudah terisi. Aku menyentuh airnya untuk mengecek suhu air ini. Suhu air ini benar-benar pas. Lucy sepertinya sudah menyiapkan semua keperluanku hari ini. Aku melepaskan semua pakaianku kemudian berendam di bak mandi. Ah, rasanya benar-benar nyaman. Setelah beberapa saat, aku keluar dari bak mandi kemudian mengeringkan tubuhku. Aku memakai gaun tidur yang disiapkan Lucy kemudian berjalan keluar kembali ke kamar tidur. "Akhirnya kau selesai juga." Aku terkejut mendengar suara Cedric. Aku langsung menoleh ke arahnya. Dia dengan santainya duduk di sofa sambil membaca beberapa lembar kertas. "Yang Mulia," kataku sambil membungkuk hormat kepada Cedric. "Oh? Ternyata kau masih bisa membukuk hormat kepadaku," sindirnya. "Apa itu sebuah sindiran?" tanyaku. "Tidak mungkin," jawabnya. "Saya hanyalah seorang wanita bangsawan biasa. Tentu saja saya harus hormat kepada pemimpin kekaisaran ini," kataku. "Lupakan formalitas itu. Kau juga istriku," kata Cedric. "Ah, benar. Anda adalah suami yang menelantarkan istrinya di bangunan yang hampir rubuh," kataku. "Apa itu sindirian?" tanyanya. "Tidak mungkin. Apa Anda merasa tersindir?" tanyaku balik. Aku bisa mendengar dia berdecak. Baiklah, mari berpikir bagaimana caranya agar dia pergi tanpa menyentuhku. Dia tidak akan menyentuhku kan? Dia terkenal sangat setia pada Alicia. Seharusnya dia tidak menyentuhku agar tidak menyakiti perasaan Alicia. "Hanya kau yang berani membuatku menunggu selama satu jam," kata Cedric. "Oh ya? Kenapa kau ada di sini?" tanyaku. "Kau benar-benar membuang formalitas di antara kita, hm?" tanyanya. "Kau yang minta," kataku. "Ya, ya, terserah. Aku ke sini untuk kunjungan rutin dan kau membuatku menunggu selama satu jam," katanya. "Kau tidak harus menunggu. Kau bisa pergi dan mengerjakan sesuatu yang lain," kataku sambil duduk di sofa yang ada di depannya. "Ya, aku sedang mengerjakannya," kata Cedric sambil menunjukkan kertas-kertas yang dia bawa. "Maksudku, kau tidak perlu buang-buang waktu di sini," kataku. "Apa kau mengusirku?" tanyanya. "Ya," jawabku dengan singkat, padat, dan jelas. "Tidak mungkin. Aku mengosongkan jadwalku hari ini hanya untuk menghabiskan waktu bersamamu," kata Cedric. "Haruskah aku berterimakasih untuk itu? Karena aku benar-benar tidak merasa senang kau ada di sini," kataku. "Ini pertama kalinya ada seseorang yang mengusirku secara blak-blakan," kata Cedric sambil tertawa. "Wow, aku sangat bangga dengan prestasi itu," kataku. Aku mengambil selembar kertas yang ia bawa dan membacanya. Dia tidak melarangku maka anggap saja dokumen ini bukan dokumen rahasia. "Apa kau penasaran?" tanyanya. "Ya, aku sangat penasaran apa yang sebenarnya apa yang dilakukan oleh sang kaisar," kataku. "Ya, ya, baca saja sesukamu," kata Cedric. "Itu hanya laporan bulanan dari berbagai daerah." Aku membacanya sedikit kemudian meletakkannya kembali karena tidak menarik. Aku melihat ke arahnya dan dia menatapku dengan tatapan aneh. Aku tidak yakin. Tapi dia menatapku dari ujung rambut hingga ujung kaki. Aku baru ingat kalau aku memakai pakaian yang cukup terbuka. "Kenapa kau melihatku seperti itu?" tanyaku. "Aku hanya menikmati pemandangan yang tersaji di depanku," kata Cedric. "Kalau dilihat-lihat kau sedikit mirip dengan Alicia. Rambut pirang dan mata biru." "Ada banyak orang memiliki rambut pirang dan mata biru," kataku. "Ya, ya, aku tahu. Tapi wajahmu memang sedikit mirip dengannya," kata Cedric. "Secara teknis kami memang sepupu walaupun aku belum pernah bertemu dengannya secara langsung," kataku. "Sepupu?" tanyanya. "Mendiang ibu kandungku adalah adik ibunya," kataku. "Ah, jadi begitu," kata Cedric. "Kenapa kau masih di sini?" tanyaku. "Kau tahu kan, apa tujuanku ke sini. Aku yakin kau bukan tipe gadis bangsawan yang polos," kata Cedric dengan tatapan anehnya. ***"Kau tahu kan, apa tujuanku ke sini. Aku yakin kau bukan tipe gadis bangsawan yang polos," kata Cedric dengan tatapan anehnya. Sial! Apa yang harus aku lakukan?!"Aku tidak mengerti apa maksudmu," kataku. Untuk sekarang mari pura-pura bersikap polos."Aku tahu kau tidak polos. Kau bahkan tidak merasa malu menggunakan pakaian seperti itu di depanku. Jangan-jangan kau sudah terbiasa berpenampilan seperti itu di depan pria," katanya. Dia jelas-jelas sedang merendahkan aku."Apa maksudmu?" tanyaku sambil menahan emosi."Apa aku harus memperjelasnya? Aku hanya menebak bahwa kau sudah terbiasa 'bermain-main' dengan banyak pria karena kau sama sekali tidak malu berpakaian seperti itu di depanku," kata Cedric."Aku bukan wanita murahan seperti itu," kataku."Oh ya? Aku meragukannya," kata Cedric. Cedric bajingan!"Ya, anggap saja seperti itu kalau itu yang ingin kau percaya. Lagipula kau tidak akan pe
Hari kelima belas setelah aku menikah dengan Cedric. Dua hari lagi adalah hari pendirian kekaisaran. Semua orang di istana sibuk menyiapkan semua hal, kecuali aku. Bahkan Lucy juga ikut sibuk mempersiapkan beberapa perlengkapan untuk hari itu.Aku melihat ke arah luar dari jendela kamarku. Ada banyak pelayan yang jalan ke sana ke mari sambil membawa barang-barang untuk keperluan perayaan hari pendirian kekaisaran. Mereka benar-benar sibuk akhir-akhir ini.Lagipula kenapa Cedric mengadakan pernikahan denganku sekitar tiga minggu sebelum hari pendirian kekaisaran? Mengadakan dua acara besar berturut-turut adalah hal yang melelahkan. Orang gila mana yang mengadakan dua acara dua acara besar berturut-turut? Itu hanya menguras uang dan tenaga. Walaupun pernikahanku hanya sederhana untuk ukuran kaisar, tapi itu tetap saja menguras uang dan tenaga.Aku tidak sengaja melihat permaisuri alias istri pertama Cedric saat melihat keluar melalui jendela. Aku belum pernah bert
Hari ketujuh belas setelah aku menikah dengan Cedric. Hari ini adalah hari peringatan pendirian kekaisaran. Aku harus bangun pagi-pagi sekali dan segera bersiap-siap untuk hari yang panjang.Aku beridiri di depan cermin besar. Aku melihat diriku sendiri dari pantulan cermin itu. Baiklah, aku terlihat seperti seorang ratu sekarang. Tapi aku memang seorang ratu.Aku menggunakan gaun berwarna merah dengan sedikit warna putih di bagian depan gaun ini. Tak lupa dengan perhiasan dan tiara yang dihiasi oleh berlian berwarna merah."Yang Mulia, sepatu Anda," kata Lucy. Lucy berjalan mendekatiku dengan membawa sepatu berhak sangat rendah. Lucy menaruh sepatu itu di depan kakiku lalu aku memakainya."Anda terlihat sempurna, Yang Mulia," kata Lucy."Terima kasih atas, pujiannya," kataku."Sudah saatnya Anda pergi ke aula makan. Saya akan mengantar Anda," kata Lucy."Baiklah."Aku berjalan keluar menyusuri lorong bersama Lucy. Di persimpan
Masih di hari ketujuh belas setelah aku menikah dengan Cedric. Cedric, Alicia, dan aku berada di atas kereta kuda. Kereta kuda ini berjalan bersama dengan arak-arakan. Arak-arakan ini berjalan melewati kerumunan menuju alun-alun ibu kota.Aku tersenyum ke arah kerumunan dan melambaikan tanganku. Sementara itu, aku dapat mendengar Alicia mengomeli Cedric dengan lembut.Dari omelan Alicia, aku dapat menyimpulkan bahwa Alicia adalah tipe orang yang mengendalikan orang lain dengan rasa simpati dari lawan bicaranya. Bagaimana aku menjelaskannya ya? Kalau seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya dia akan berlagak sedih. Dia sepertinya tipe yang polos dan lembut di luar tapi licik di dalam. Entah kenapa aku berpikir bahwa dugaanku benar karena dia berhasil bertahan di posisinya sebagai permaisuri selama bertahun-tahun.Alicia. Perempuan itu tipe yang menyebalkan. Jangan sampai aku terlibat masalah dengannya. Bisa-bisa kepalaku langsung terpisah
Masih hari ketujuh belas setelah aku menikah dengan Cedric. Acara hari ini belum selesai. Aku masih berada di aula pesta, dimana pesta dansa untuk perayaan hari pendirian kekaisaran diadakan. Aku baru saja dikejutkan oleh Ratu Janda Elena yang tiba-tiba menghampiriku."Ah, em...." Aku bingung harus memanggilnya apa. Elena tertawa kecil saat melihat kebingunganku."Kau imut sekali, Stella," kata Elena. Aku pun hanya tertawa gugup."Panggil saja aku ibu mertua," kata Elena. Ibu mertua katamu? Lucu sekali."Ah, iya. Ibu mertua," kataku dengan senyum terpaksa."Ah, anak baik. Sebenarnya ada yang aku bicarakan denganmu," kata Elena."Apa itu, Ibu?" tanyaku berlagak polos."Sebelumnya, ayo ke tempat sepi dulu," kata Elena.Aku mengikuti Elena untuk pergi ke salah satu balkon yang ada di sekitar aula pesta. Kami berada di balkon dan dia menutup pintu dengan rapat."Apa ada sesuatu yang serius, Ibu?" tanyaku.
Hari kesembilan belas setelah aku menikah dengan Cedric. Dua hari setelah hari yang melelahkan. Aku bangun di pagi hari seperti biasanya. Kemarin aku benar-benar tidur seharian karena rasanya sangat melelahkan.Makanan sudah tersaji di atas meja. Sepertinya aku bangun kesiangan karena Lucy sudah membawakan aku makanan.Aku duduk di kursi lalu memakan makananku. Isi kepalaku masih kosong karena aku baru saja bangun tidur.Tunggu dulu. Apa ini makanan? Apa Lucy meletakkan sesuatu di makanan ini? Kenapa aku baru menyadarinya sekarang? Sial.Aku memuntahkan makananku kembali lalu membuangnya melalui jendela. Ah, aku harap tidak ada orang di bawah sana.Aku baru ingat. Bagaimana dengan makanan kemarin? Aku menelannya begitu saja karena aku benar-benar kelelahan kemarin. Apa aku akan mati dalam waktu dekat?“Yang Mulia,” panggil Lucy. Aku menoleh ke arahnya saat aku mendengar suaranya.“Apa?” tanyaku.“Apa mak
Hari kedua puluh setelah aku menikah dengan Cedric. Aku bisa melakukan kontak dengan adikku, Albert. Dia datang mengunjungiku karena hari itu dia memang ada urusan di istana. Aku minta tolong padanya untuk menyelidiki obat yang Alicia berikan pada Lucy untuk dicampurkan ke dalam makananku.Hari kedua puluh dua, Albert kembali mengunjungiku. Albert melaporkan hasil penyelidikannya padaku. Obat itu memang obat yang bisa mencegah kehamilan. Namun, keberhasilan efek obat itu tidak mencapai seratus persen. Obat itu juga tidak berbahaya apabila terus dikonsumsi.Baiklah mari kita lompat ke hari kedelapan puluh setelah aku menikah dengan Cedric. Apa? Dari hari kedua puluh dua sampai dengan hari kedelapan puluh itu sangat jauh? Ya, memang jauh. Karena tidak ada yang bisa aku ceritakan selama dua bulan ini. Alicia juga tenang-tenang saja. Atau mungkin dia terlalu sibuk dengan urusan lain?Rutinitas selama dua bulan ini hanya makan dan tidur. Di pagi hari aku
Hari kedelapan puluh lima setelah aku menikah dengan Cedric. Cedric datang ke kamarku pagi-pagi sekali. Aku langsung bangun ketika dia membuka pintu kamarku.Dia berjalan ke arah tempat tidurku lalu menarikku dengan lembut agar aku duduk. Aku menatapnya malas dengan mataku yang masih mengantuk."Bangunlah," kata Cedric sambil menepuk pipiku."Aku sudah bangun," protesku. Aku menyingkirkan tangannya dariku."Matamu belum terbuka," kata Cedric. Aku pun memelotot ke arah Cedric. Cedric tertawa melihat wajahku."Ganti bajumu," kata Cedric sambil meletakkan pakaian di atas pahaku."Apa ini?" tanyaku."Pakaian berkuda," kata Cedric."Ini masih sangat pagi," kataku malas. "Matahari bahkan belum sepenuhnya terbit.""Ganti bajumu sekarang atau aku yang akan melakukannya," kata Cedric. Aku berdecak kesal. Aku bangun dan berdiri dari tempat tidur kemudian mengambil baju yang dia bawakan.Aku berbalik membelakanginya kemudian
Masih di hari ke-830 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku akhirnya bisa kembali ke istana kekaisaran dengan selamat karena Taylor.Aku segera masuk ke istanaku. Aku langsung bisa melihat dan mendengar Cedric memarahi Lucy dan beberapa kesatria di lobi. Ah, aku jadi merasa bersalah pada mereka karena kelalaian yang aku perbuat. Mereka jadi kena marah karena aku menghilang secara tiba-tiba."Berisik. Kau bisa membangunkan anak-anak," kataku.Cedric langsung berhenti marah-marah begitu mendengar suaraku. Cedric menoleh ke arahku lalu berjalan ke arahku. Cedric menghentikan langkahnya di hadapanku lalu memelukku dengan sangat erat."Dari mana saja kau?" tanya Cedric."Diculik Andreas," jawabku."Andreas, kau bilang?!" tanya Cedric.Cedric melepaskan pelukannya lalu menatap wajahku sebentar. Setelah itu dia mundur beberapa langkah lalu menatapku dari ujung kepala hingga ujung kaki.“
Hari ke-830 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku baru saja mendapatkan perintah palsu untuk pergi ke ruang kerja Cedric. Bagaimana aku bisa tahu ini palsu? Karena sekarang ada orang yang mencoba untuk menculikku. Mulutku disumpal, tanganku diikat di belakang, dan aku dimasukkan ke dalam sebuah karung besar yang cukup untuk menampung seluruh tubuhku. Sialan. Tidak seharusnya aku buru-buru pergi sendirian seperti ini. Kenapa aku tidak curiga bahwa ada yang salah? Sepertinya aku terlalu menurunkan kewaspadaanku. Baiklah, mau dibawa ke mana aku sekarang? Astaga, ini sangat tidak nyaman. Aku harap mereka tidak membawaku pergi terlalu jauh. Ternyata karung ini lumayan transparan jika dilihat dari dalam. Aku bisa melihat situasi di luar dari dalam seperti ini. Para penculik ini berjumlah sekitar lima orang. Dua orang membawaku bersama seperti membawa karung berisi muatan berat sungguhan. Aku turus berusaha untuk melihat ke arah luar untuk melihat rute pelarian mereka. Ternyata mereka m
Hari ke-830 setelah aku menikah dengan Cedric. Belum ada kemajuan untuk mendapatkan informasi tentang siapa orang yang mengincarku. Orang-orang yang berhasil kami tangkap dalam keadaan tak sadarkan diri waktu itu, bunuh diri dengan menggigit lidah mereka hingga putus. Sehingga kami tidak bisa mendapatkan informasi apa-apa dari mereka.Bagaimana dengan Davis dan Orion serta para antek-anteknya? Mereka semua masih mendekam di penjara yang terpisah-pisah agar mereka tidak bisa berkomunikasi satu sama lain. Kami belum menghukum mereka secara resmi karena kami masih harus mengorek informasi lain dari mereka.Saat ini aku berada di kamar seperti biasanya. Aku duduk di atas tempat tidur sambil bersandar pada sandaran tempat tidur. Aku membaca novel sambil memeluk Arion yang tidur dengan posisi bersandar di dadaku. Sementara itu, Brandon tidur di tempat tidur bayinya yang berada di sebelah kiri tempat tidurku.Tiba-tiba pintu kamarku terbuka. Itu pasti Cedri
Hari ke-824 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku baru menyadari ada yang janggal dengan penyerangan yang terjadi kemarin. Jadi aku menyuruh Taylor untuk mengawasi orang-orang menyerang kamarku dan tak sadarkan diri waktu itu. Namun, orang-orang itu masih belum sadar hingga hari ini. Jadi kami belum bisa mengorek informasi dari mereka.Siang ini aku sedang berada di kamarku, duduk di sofa, dan melakukan kegiatanku seperti biasanya yaitu mengawasi Arion. Arion sedang mengayun-ayunkan Brandon yang tidur di ayunan bayi.Lalu, tiba-tiba pintu kamarku diketuk oleh seseorang dari luar. Mungkin itu hanya Lucy."Masuk," kataku.Pintu terbuka dan menampakkan orang yang ada di balik pintu. Ternyata itu bukan Lucy, melainkan Alicia. Apakah dia datang bersama ibunya? Sepertinya tidak. Baguslah kalau begitu.Aku melihat wajahnya terlihat pucat. Kenapa dia malah datang ke sini? Bukankah seharusnya dia istirahat saja?"Kau pu
Aku tenggelam di dalam air yang sangat dalam. Aku tidak bisa berenang atau bernapas. Sial, aku benar-benar tidak bisa bernapas. Aku membuka mataku dan ternyata itu hanya mimpi.Hari ke-823 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku terbangun dari tidurku karena aku tidak bisa bernapas. Kenapa aku tidak bisa bernapas? Karena Arion menutup kedua lubang hidungku menggunakan jari-jarinya. Ada-ada saja tingkah anak satu ini.Aku menarik tangan Arion dengan lembut agar jari-jari keluar dari lubang hidungku. Akhirnya aku bisa bernapas dengan normal lagi."Ibu," panggil Arion."Apa, Sayang?" tanyaku."Bangun," kata Arion."Ibu sudah bangun," kataku sambil mengelus kepalanya."Itu," kata Arion.Arion yang duduk di sebelah kananku menujuk sesuatu di sebelah kiriku. Aku pun menoleh ke arah kiri untuk melihat apa yang ditunjuk oleh Arion. Ternyata Arion penasaran dengan sosok baru yang ada di sin
Masih di hari ke-822 setelah aku menikah dengan Cedric. Saat ini sudah hampir tengah malam, ketubanku baru saja pecah dan ternyata Orion sudah berhasil menembus pertahanan istana kekaisaran. Aku baru saja menyuruh Cedric untuk pergi dari sini untuk menghadapi Orion. Semoga dia baik-baik saja.Iris membantuku untuk berbaring di atas tempat tidur untuk bersiap melakukan tahap selanjutnya dalam proses persalinan ini. Ya, aku harus mengejan untuk melahirkan bayiku ini.Tiba-tiba, aku teringat satu hal. Arion. Dia pasti sedang tidur di kamar sebelah. Aku tidak bisa tenang kalau dia tidak berada di sekitarku. Terlebih lagi di saat ada penyerangan seperti ini.“Lucy atau Mina, apa kau di sana?” tanyaku.“Saya di sini, Yang Mulia,” jawab Mina dari luar.“Bawa Arion ke sini. Cepat,” kataku.“Baiklah, Yang Mulia,” kata Mina.“Yang Mulia, Anda harus fokus untuk mengejan,” kata Iris.“Aku tahu!” ka
Hari ke-822 setelah aku menikah dengan Cedric. Sudah empat hari sejak Eva tinggal di sini. Aku sudah menceritakan pada Cedric dan Alicia tentang apa yang Eva katakan padaku. Sepertinya mereka sudah memberi Eva peringatan karena dia cukup tenang selama dua hari terakhir ini. Mari kita kesampingkan dia dulu. Aku sedang menghadapi masalah yang lebih besar saat ini. Masalah apakah itu? Aku sedang dalam proses persalinan saat ini. Aku sudah mulai merasakan kontraksi sejak tadi sore dan sekarang sudah hampir tengah malam. Namun, hingga sekarang aku belum diizinkan untuk mengejan oleh Iris karena pembukaan jalan lahirku belum lengkap. Iris sudah berada di kamar ini sejak tadi sore untuk memantau proses persalinanku. Cedric tadi juga langsung berlari ke sini setelah dia mendengar bahwa aku akan segera melahirkan. Aku dengar Cedric tadi sedang mengatur kesatrianya untuk ... apalah itu. Pokoknya dia sedang sibuk. Tapi dia langsung meluncur ke sini begitu mendengar berita tentang aku. Aku du
Hari ke-818 setelah aku menikah dengan Cedric. Sudah satu minggu sejak anggota keluarga Kerajaan Osea dihukum. Dengan tiadanya pemimpin kerajaan Osea, wilayah Osea kini benar-benar sudah menjadi bagian dari wilayah kami.Cedric memutuskan untuk membagi wilayah Osea menjadi beberapa bagian dan akan menempatkan beberapa bangsawan dari Eqara untuk menjadi pemimpin di setiap wilayah tersebut. Para bangsawan yang ditunjuk untuk itu baru saja berangkat kemarin. Mereka perlu menempuh waktu selama berminggu-minggu untuk sampai di Osea.Baiklah, mari kita kembali membicarakan tentang diriku. Usia kandunganku sudah hampir memasuki minggu ke empat puluh. Hanya tinggal menghitung hari sebelum aku melahirkan anak keduaku.Rasanya perutku sudah semakin besar. Aku jadi malas untuk bergerak karena perutku terasa berat.Saat ini aku duduk di sofa di ruang bermain Arion. Kenapa aku tidak duduk di karpet lagi? Karena aku akan kesulitan untuk berdiri
Masih di hari ke-810 setelah aku menikah dengan Cedric. Saat yang dinanti telah tiba. Persidangan untuk Zara akan segera dimulai.Cedric, Alicia, dan aku duduk di singgasana. Selain kami, di sini juga ada beberapa anggota dewan yang hadir dalam persidangan ini.Tak lama kemudian, Raja dan Ratu Kerjaan Osea tiba di ruangan ini. Setelah itu, Zara dibawa masuk juga oleh beberapa kesatria.Aku bisa melihat wajah Zara yang terbungkus oleh perban di bagian lukanya. Sepertinya lukanya cukup dalam.Raja dan Ratu Osea, serta Zara, berlutut di hadapan kami. Aku bisa melihat wajah Lena, sang ratu, terlihat dangat kesal dan wajah Edgar, sang raja, terlihat seperti sedang menahan rasa malu.Cedric mengisyaratkan pada William untuk memulai persidangan ini. William pun mengangguk lalu berdiri tepat berada di bawah singgasana kami."Raja dan Ratu Osea, Anda berdua telah melakukan kelalaian yang dilakukan dengan sengaja se