Share

6

Penulis: Azura Nucifera
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-02 08:13:36

Masih di hari ketujuh setelah aku menikah dengan Cedric. Baru satu minggu aku menikah dengan Kaisar Kekaisaran Eqara dan aku sudah menjadi topik berita utama dalam surat kabar kekaisaran. Ini adalah pencapaian terbesar dalam hidupku. Aku yakin mereka semua sedang membicarakan aku.

Aku membaca berita tentangku yang mengamuk di persidangan. Mereka menulis semua kata-kata yang aku ucapkan di persidangan. Termasuk kata-kataku yang menghina anggota dewan dan menghina kaisar itu sendiri. Aku tertawa saat membaca ini.

"Semua orang sedang membicarakan tentang berita itu, Yang Mulia," kata Lucy.

"Ya, itu cukup lucu untukku," kataku sambil tertawa.

"Apa Anda tidak takut, Yang Mulia?" tanya Lucy. Aku tertawa terbahak-bahak karena mendengarkan pertanyaannya.

"Takut? Takut dengan apa? Takut dengan gunjingan orang-orang? Apa kau benar-benar menanyakan itu pada orang yang berani menghina kaisar di depan dewan?" tanyaku balik. Lucy tersenyum mendengar pertanyaanku. Entah apa yang dia pikirkan.

"Yang Mulia, saya benar-benar mengagumi keberanian Anda. Terutama saat Anda di persidangan. Bulu kuduk saya berdiri saat mendengar ucapan Anda di persidangan walau saya hanya mendengar suara Anda dari balik tembok," kata Lucy.

"Eh, begitukah?" tanyaku.

"Iya, Yang Mulia. Semalam, Yang Mulia Kaisar mengumpulkan semua pelayan pengawas dan menawari kami untuk menjadi pelayan pribadi Anda. Saya langsung mengajukan diri saat itu juga," kata Lucy.

"Kau masih terlihat sangat muda. Berapa usiamu?" tanyaku.

"Saya akan berusia dua puluh lima tahun dua hari lagi," kata Lucy.

"Ternya benar-benar masih muda. Biasanya pelayan pengawas berusia tiga puluh lima tahun keatas. Bagaimana kau menjadi pelayan pengawas semuda ini?" tanyaku.

"Saya sudah mejadi pelayan di istana sejak berusia empat belas tahun," kata Lucy.

"Empat belas tahun? Kau masuk istana di usia empat belas tahun? Hebat juga dirimu. Katanya ujian untuk menjadi pelayan istana lumayan sulit," komentarku.

"Ya, saat itu ada kondisi yang memaksa di rumah saya. Jadi saya sangat berambisi agar bisa kabur dari rumah," kata Lucy.

"Kau masuk istana agar bisa kabur dari rumah? Apa yang terjadi? Ah, kau tidak perlu menceritakannya padaku kalau itu terlalu sensitif," kataku.

Lucy menggelengkan kepalanya lalu berkata, "Dulu ayah saya terjerat hutang yang lumayan banyak karena dia ketagihan judi. Lalu ayah saya berniat menikahkan saya pada orang yang meminjamkan uang pada ayah saya. Orang itu berjanji akan menganggap hutang ayah saya lunas apabila saya menikah dengan orang itu. Tentu saja saya tidak mau. Orang itu bahkan berusia lebih tua dari ayah saya. Dia juga memiliki bayak istri. Oleh karena itu, saya mencari cara agar bisa kabur dari rumah dan tidak akan pernah bisa tertangkap. Kebetulan saat itu istana kekaisaran sedang merekrut orang untuk menjadi pelayan. Saat itu, saya berusaha keras agar bisa menjadi salah satu pelayan di istana. Dengan begitu ayah saya tidak bisa mengusik saya lagi."

"Kau benar-benar perempuan yang hebat, Lucy. Aku kagum padamu," kataku.

"Saya tidak sehebat itu, Yang Mulia," kata Lucy malu-malu.

"Tidak, tidak. Kau benar-benar hebat. Aku tidak yakin apakah aku bisa melakukan hal yang sama jika aku berada di posisimu saat itu. Kau sudah berjuang untuk dirimu sendiri dan kau harus mengapresiasi kerja kerasmu sendiri hingga kau bisa berada di titik ini. Berterimakasih lah pada dirimu sendiri," kataku. Lucy tertegun saat aku memujinya. Reaksinya benar-benar lucu.

Tiba-tiba air matanya mengalir. Eh? Kenapa? Apa aku mengatakan sesuatu yang salah. Apa aku membuatnya menangis? Apa yang harus aku lakukan? Eh?

"Tidak ada yang mengatakan itu pada saya sebelumnya," kata Lucy sambil mengusap air matanya. "Terima kasih, Yang Mulia."

"Eh? Tapi aku tidak melakukan apa-apa," kataku. Kenapa dia berterimakasih padaku?

"Saya akan setia pada Anda dan akan selalu mengikuti Anda selamanya," katanya dengan sangat yakin.

"Tapi kita baru saja saling kenal. Apa kau yakin mengucapkan janji seperti itu?" tanyaku.

"Ya, saya sangat yakin. Saya yakin saya telah memilih tuan yang tepat," kata Lucy dengan sangat yakin. Dia benar-benar sangat lucu.

"Kau mungkin tidak punya kesempatan untuk menikah bila kau terus mengikuti selamanya," godaku.

"Saya tidak akan pernah menikah dan akan mengabdikan diri saya sepenuhnya pada Yang Mulia Ratu Stella," katanya dengan yakin.

Aku tertawa kecil dan berkata, "Kau tidak perlu seekstrem itu."

"Saya tidak melakukan hal eksrem, Yang Mulia. Saya hanya ingin melayani Anda," katanya.

"Iya, iya, terserah kau saja," kataku sambil tertawa kecil.

"Ah, saya hampir lupa. Ada surat untuk Anda, Yang Mulia," kata Lucy. Lucy berjalan untuk mengambil surat-surat yang ditujukan untukku lalu menyerahkan surat-surat itu padaku. Aku membuka surat-surat itu dan membacanya. Surat-surat itu berasal dari teman-temanku. Mereka menuliskan surat yang isinya hampir sama. Mereka menanyakan kabarku dan menyinggung tentang tingkahku di pengadilan kamarin. Aku tertawa kecil karena mereka terlalu mengkhawatirkan aku.

"Lucy, apa aku boleh keluar dari istana hanya untuk sehari?" tanyaku.

"Untuk itu, Anda butuh izin dari Yang Mulia Kaisar untuk sekarang. Kemungkinan besar Yang Mulia tidak mengizinkan Anda keluar untuk beberapa saat setelah kejadian kemarin. Sebenarnya, di luar kamar ini ada sekitar sepuluh penjaga yang berjaga," kata Lucy. Aku berdecak kesal saat mendengar hal itu.

"Kalau begitu apakah aku bisa mengundang dua orang nyonya bangsawan ke sini?" tanyaku.

"Anda bisa melakukan itu tapi Anda memerlukan cap segel resmi agar orang yang Anda undang bisa memiliki akses masuk ke area pribadi istana utama," kata Lucy.

"Cap segel resmi? Apa aku punya sesuatu seperti itu?" tanyaku.

"Sepertinya Yang Mulia Kaisar belum memberikan cap segel resmi untuk Anda," kata Lucy. Aku berdecak kesal lagi.

"Aku tidak mau berurusan dengan kaisar sialan itu untuk saat ini. Tapi aku sangat ingin bertemu dengan teman-temanku," kataku. Aku menarik nafas panjang.

"Sialan! Sepertinya aku tidak bisa bertemu dengan teman-temanku dalam waktu dekat. Lucy, ambilkan kertas dan pena. Aku akan membalas surat-surat ini sekarang."

"Baiklah, Yang Mulia." Lucy segera mengambil beberapa kertas dan pena. Ia meletakkan kertas dan pena itu di atas meja di depanku. Tidak lupa dia memberesi piring-piring bekas makananku agar aku lebih leluasa untuk menulis surat.

Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Lebih baik aku menanyakan itu pada Lucy. "Oh iya, apa yang sebenarnya terjadi pada Permaisuri? Maksudku bagaimana kejadiannya?"

"Saya juga tidak terlalu tahu bagaimana detailnya. Yang saya tahu, saat itu, Permaisuri sedang makan malam bersama Kaisar. Lalu Permaisuri tiba-tiba batuk darah dan tak sadarkan diri. Kaisar langsung panik saat itu," kata Lucy.

"Ah, sayang sekali Kaisar tidak terkena racun juga," candaku.

"Yang Mulia, Anda tidak boleh berkata seperti itu," tergur Lucy.

"Iya, iya."

***

Bab terkait

  • Istri Kedua Kaisar   7

    Hari kesembilan setelah aku menikah dengan Cedric. Seingatku hari ini, adalah hari ulang tahun Lucy. Aku ingin memberikan hadiah untuknya karena dia sudah bekerja sangat baik dalam dua hari ini. Tapi aku tidak memegang uang sepeser pun. Perhiasanku juga sangat terbatas."Yang Mulia, bolehkah saya masuk?" tanya Lucy dari luar. "Masuklah," jawabku. Lucy masuk dengan membawa troli berisi makanan. Dia menghidangkan makanan itu di meja seperti biasanya. "Lucy," panggilku sambil berjalan ke meja. "Apa kau pernah keluar istana?" tanyaku. "Tentu saja, Yang Mulia. Saya keluar istana sesekali ketika saya bosan berada di dalam istana ketika saya libur," jawabnya. "Ini hari ulang tahunmu kan?" tanyaku. Tiba-tiba dia menangis. Oh, ayolah. Dia terlalu emosional. Aku hanya menanyakan ulang tahunnya. "Tidak ada yang pernah mengingat ulang tahun saya selain ibu saya. Maaf Yang Mulia, saya merasa sangat terharu," kata Lucy sambil menghapus air matanya. "Oh, begitu ya. Ngomong-ngomong pergilah ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Istri Kedua Kaisar   8

    "Kau tahu kan, apa tujuanku ke sini. Aku yakin kau bukan tipe gadis bangsawan yang polos," kata Cedric dengan tatapan anehnya. Sial! Apa yang harus aku lakukan?!"Aku tidak mengerti apa maksudmu," kataku. Untuk sekarang mari pura-pura bersikap polos."Aku tahu kau tidak polos. Kau bahkan tidak merasa malu menggunakan pakaian seperti itu di depanku. Jangan-jangan kau sudah terbiasa berpenampilan seperti itu di depan pria," katanya. Dia jelas-jelas sedang merendahkan aku."Apa maksudmu?" tanyaku sambil menahan emosi."Apa aku harus memperjelasnya? Aku hanya menebak bahwa kau sudah terbiasa 'bermain-main' dengan banyak pria karena kau sama sekali tidak malu berpakaian seperti itu di depanku," kata Cedric."Aku bukan wanita murahan seperti itu," kataku."Oh ya? Aku meragukannya," kata Cedric. Cedric bajingan!"Ya, anggap saja seperti itu kalau itu yang ingin kau percaya. Lagipula kau tidak akan pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Istri Kedua Kaisar   9

    Hari kelima belas setelah aku menikah dengan Cedric. Dua hari lagi adalah hari pendirian kekaisaran. Semua orang di istana sibuk menyiapkan semua hal, kecuali aku. Bahkan Lucy juga ikut sibuk mempersiapkan beberapa perlengkapan untuk hari itu.Aku melihat ke arah luar dari jendela kamarku. Ada banyak pelayan yang jalan ke sana ke mari sambil membawa barang-barang untuk keperluan perayaan hari pendirian kekaisaran. Mereka benar-benar sibuk akhir-akhir ini.Lagipula kenapa Cedric mengadakan pernikahan denganku sekitar tiga minggu sebelum hari pendirian kekaisaran? Mengadakan dua acara besar berturut-turut adalah hal yang melelahkan. Orang gila mana yang mengadakan dua acara dua acara besar berturut-turut? Itu hanya menguras uang dan tenaga. Walaupun pernikahanku hanya sederhana untuk ukuran kaisar, tapi itu tetap saja menguras uang dan tenaga.Aku tidak sengaja melihat permaisuri alias istri pertama Cedric saat melihat keluar melalui jendela. Aku belum pernah bert

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Istri Kedua Kaisar   10

    Hari ketujuh belas setelah aku menikah dengan Cedric. Hari ini adalah hari peringatan pendirian kekaisaran. Aku harus bangun pagi-pagi sekali dan segera bersiap-siap untuk hari yang panjang.Aku beridiri di depan cermin besar. Aku melihat diriku sendiri dari pantulan cermin itu. Baiklah, aku terlihat seperti seorang ratu sekarang. Tapi aku memang seorang ratu.Aku menggunakan gaun berwarna merah dengan sedikit warna putih di bagian depan gaun ini. Tak lupa dengan perhiasan dan tiara yang dihiasi oleh berlian berwarna merah."Yang Mulia, sepatu Anda," kata Lucy. Lucy berjalan mendekatiku dengan membawa sepatu berhak sangat rendah. Lucy menaruh sepatu itu di depan kakiku lalu aku memakainya."Anda terlihat sempurna, Yang Mulia," kata Lucy."Terima kasih atas, pujiannya," kataku."Sudah saatnya Anda pergi ke aula makan. Saya akan mengantar Anda," kata Lucy."Baiklah."Aku berjalan keluar menyusuri lorong bersama Lucy. Di persimpan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Istri Kedua Kaisar   11

    Masih di hari ketujuh belas setelah aku menikah dengan Cedric. Cedric, Alicia, dan aku berada di atas kereta kuda. Kereta kuda ini berjalan bersama dengan arak-arakan. Arak-arakan ini berjalan melewati kerumunan menuju alun-alun ibu kota.Aku tersenyum ke arah kerumunan dan melambaikan tanganku. Sementara itu, aku dapat mendengar Alicia mengomeli Cedric dengan lembut.Dari omelan Alicia, aku dapat menyimpulkan bahwa Alicia adalah tipe orang yang mengendalikan orang lain dengan rasa simpati dari lawan bicaranya. Bagaimana aku menjelaskannya ya? Kalau seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya dia akan berlagak sedih. Dia sepertinya tipe yang polos dan lembut di luar tapi licik di dalam. Entah kenapa aku berpikir bahwa dugaanku benar karena dia berhasil bertahan di posisinya sebagai permaisuri selama bertahun-tahun.Alicia. Perempuan itu tipe yang menyebalkan. Jangan sampai aku terlibat masalah dengannya. Bisa-bisa kepalaku langsung terpisah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Istri Kedua Kaisar   12

    Masih hari ketujuh belas setelah aku menikah dengan Cedric. Acara hari ini belum selesai. Aku masih berada di aula pesta, dimana pesta dansa untuk perayaan hari pendirian kekaisaran diadakan. Aku baru saja dikejutkan oleh Ratu Janda Elena yang tiba-tiba menghampiriku."Ah, em...." Aku bingung harus memanggilnya apa. Elena tertawa kecil saat melihat kebingunganku."Kau imut sekali, Stella," kata Elena. Aku pun hanya tertawa gugup."Panggil saja aku ibu mertua," kata Elena. Ibu mertua katamu? Lucu sekali."Ah, iya. Ibu mertua," kataku dengan senyum terpaksa."Ah, anak baik. Sebenarnya ada yang aku bicarakan denganmu," kata Elena."Apa itu, Ibu?" tanyaku berlagak polos."Sebelumnya, ayo ke tempat sepi dulu," kata Elena.Aku mengikuti Elena untuk pergi ke salah satu balkon yang ada di sekitar aula pesta. Kami berada di balkon dan dia menutup pintu dengan rapat."Apa ada sesuatu yang serius, Ibu?" tanyaku.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Istri Kedua Kaisar   13

    Hari kesembilan belas setelah aku menikah dengan Cedric. Dua hari setelah hari yang melelahkan. Aku bangun di pagi hari seperti biasanya. Kemarin aku benar-benar tidur seharian karena rasanya sangat melelahkan.Makanan sudah tersaji di atas meja. Sepertinya aku bangun kesiangan karena Lucy sudah membawakan aku makanan.Aku duduk di kursi lalu memakan makananku. Isi kepalaku masih kosong karena aku baru saja bangun tidur.Tunggu dulu. Apa ini makanan? Apa Lucy meletakkan sesuatu di makanan ini? Kenapa aku baru menyadarinya sekarang? Sial.Aku memuntahkan makananku kembali lalu membuangnya melalui jendela. Ah, aku harap tidak ada orang di bawah sana.Aku baru ingat. Bagaimana dengan makanan kemarin? Aku menelannya begitu saja karena aku benar-benar kelelahan kemarin. Apa aku akan mati dalam waktu dekat?“Yang Mulia,” panggil Lucy. Aku menoleh ke arahnya saat aku mendengar suaranya.“Apa?” tanyaku.“Apa mak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Istri Kedua Kaisar   14

    Hari kedua puluh setelah aku menikah dengan Cedric. Aku bisa melakukan kontak dengan adikku, Albert. Dia datang mengunjungiku karena hari itu dia memang ada urusan di istana. Aku minta tolong padanya untuk menyelidiki obat yang Alicia berikan pada Lucy untuk dicampurkan ke dalam makananku.Hari kedua puluh dua, Albert kembali mengunjungiku. Albert melaporkan hasil penyelidikannya padaku. Obat itu memang obat yang bisa mencegah kehamilan. Namun, keberhasilan efek obat itu tidak mencapai seratus persen. Obat itu juga tidak berbahaya apabila terus dikonsumsi.Baiklah mari kita lompat ke hari kedelapan puluh setelah aku menikah dengan Cedric. Apa? Dari hari kedua puluh dua sampai dengan hari kedelapan puluh itu sangat jauh? Ya, memang jauh. Karena tidak ada yang bisa aku ceritakan selama dua bulan ini. Alicia juga tenang-tenang saja. Atau mungkin dia terlalu sibuk dengan urusan lain?Rutinitas selama dua bulan ini hanya makan dan tidur. Di pagi hari aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12

Bab terbaru

  • Istri Kedua Kaisar   127

    Masih di hari ke-830 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku akhirnya bisa kembali ke istana kekaisaran dengan selamat karena Taylor.Aku segera masuk ke istanaku. Aku langsung bisa melihat dan mendengar Cedric memarahi Lucy dan beberapa kesatria di lobi. Ah, aku jadi merasa bersalah pada mereka karena kelalaian yang aku perbuat. Mereka jadi kena marah karena aku menghilang secara tiba-tiba."Berisik. Kau bisa membangunkan anak-anak," kataku.Cedric langsung berhenti marah-marah begitu mendengar suaraku. Cedric menoleh ke arahku lalu berjalan ke arahku. Cedric menghentikan langkahnya di hadapanku lalu memelukku dengan sangat erat."Dari mana saja kau?" tanya Cedric."Diculik Andreas," jawabku."Andreas, kau bilang?!" tanya Cedric.Cedric melepaskan pelukannya lalu menatap wajahku sebentar. Setelah itu dia mundur beberapa langkah lalu menatapku dari ujung kepala hingga ujung kaki.“

  • Istri Kedua Kaisar   126

    Hari ke-830 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku baru saja mendapatkan perintah palsu untuk pergi ke ruang kerja Cedric. Bagaimana aku bisa tahu ini palsu? Karena sekarang ada orang yang mencoba untuk menculikku. Mulutku disumpal, tanganku diikat di belakang, dan aku dimasukkan ke dalam sebuah karung besar yang cukup untuk menampung seluruh tubuhku. Sialan. Tidak seharusnya aku buru-buru pergi sendirian seperti ini. Kenapa aku tidak curiga bahwa ada yang salah? Sepertinya aku terlalu menurunkan kewaspadaanku. Baiklah, mau dibawa ke mana aku sekarang? Astaga, ini sangat tidak nyaman. Aku harap mereka tidak membawaku pergi terlalu jauh. Ternyata karung ini lumayan transparan jika dilihat dari dalam. Aku bisa melihat situasi di luar dari dalam seperti ini. Para penculik ini berjumlah sekitar lima orang. Dua orang membawaku bersama seperti membawa karung berisi muatan berat sungguhan. Aku turus berusaha untuk melihat ke arah luar untuk melihat rute pelarian mereka. Ternyata mereka m

  • Istri Kedua Kaisar   125

    Hari ke-830 setelah aku menikah dengan Cedric. Belum ada kemajuan untuk mendapatkan informasi tentang siapa orang yang mengincarku. Orang-orang yang berhasil kami tangkap dalam keadaan tak sadarkan diri waktu itu, bunuh diri dengan menggigit lidah mereka hingga putus. Sehingga kami tidak bisa mendapatkan informasi apa-apa dari mereka.Bagaimana dengan Davis dan Orion serta para antek-anteknya? Mereka semua masih mendekam di penjara yang terpisah-pisah agar mereka tidak bisa berkomunikasi satu sama lain. Kami belum menghukum mereka secara resmi karena kami masih harus mengorek informasi lain dari mereka.Saat ini aku berada di kamar seperti biasanya. Aku duduk di atas tempat tidur sambil bersandar pada sandaran tempat tidur. Aku membaca novel sambil memeluk Arion yang tidur dengan posisi bersandar di dadaku. Sementara itu, Brandon tidur di tempat tidur bayinya yang berada di sebelah kiri tempat tidurku.Tiba-tiba pintu kamarku terbuka. Itu pasti Cedri

  • Istri Kedua Kaisar   124

    Hari ke-824 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku baru menyadari ada yang janggal dengan penyerangan yang terjadi kemarin. Jadi aku menyuruh Taylor untuk mengawasi orang-orang menyerang kamarku dan tak sadarkan diri waktu itu. Namun, orang-orang itu masih belum sadar hingga hari ini. Jadi kami belum bisa mengorek informasi dari mereka.Siang ini aku sedang berada di kamarku, duduk di sofa, dan melakukan kegiatanku seperti biasanya yaitu mengawasi Arion. Arion sedang mengayun-ayunkan Brandon yang tidur di ayunan bayi.Lalu, tiba-tiba pintu kamarku diketuk oleh seseorang dari luar. Mungkin itu hanya Lucy."Masuk," kataku.Pintu terbuka dan menampakkan orang yang ada di balik pintu. Ternyata itu bukan Lucy, melainkan Alicia. Apakah dia datang bersama ibunya? Sepertinya tidak. Baguslah kalau begitu.Aku melihat wajahnya terlihat pucat. Kenapa dia malah datang ke sini? Bukankah seharusnya dia istirahat saja?"Kau pu

  • Istri Kedua Kaisar   123

    Aku tenggelam di dalam air yang sangat dalam. Aku tidak bisa berenang atau bernapas. Sial, aku benar-benar tidak bisa bernapas. Aku membuka mataku dan ternyata itu hanya mimpi.Hari ke-823 setelah aku menikah dengan Cedric. Aku terbangun dari tidurku karena aku tidak bisa bernapas. Kenapa aku tidak bisa bernapas? Karena Arion menutup kedua lubang hidungku menggunakan jari-jarinya. Ada-ada saja tingkah anak satu ini.Aku menarik tangan Arion dengan lembut agar jari-jari keluar dari lubang hidungku. Akhirnya aku bisa bernapas dengan normal lagi."Ibu," panggil Arion."Apa, Sayang?" tanyaku."Bangun," kata Arion."Ibu sudah bangun," kataku sambil mengelus kepalanya."Itu," kata Arion.Arion yang duduk di sebelah kananku menujuk sesuatu di sebelah kiriku. Aku pun menoleh ke arah kiri untuk melihat apa yang ditunjuk oleh Arion. Ternyata Arion penasaran dengan sosok baru yang ada di sin

  • Istri Kedua Kaisar   122

    Masih di hari ke-822 setelah aku menikah dengan Cedric. Saat ini sudah hampir tengah malam, ketubanku baru saja pecah dan ternyata Orion sudah berhasil menembus pertahanan istana kekaisaran. Aku baru saja menyuruh Cedric untuk pergi dari sini untuk menghadapi Orion. Semoga dia baik-baik saja.Iris membantuku untuk berbaring di atas tempat tidur untuk bersiap melakukan tahap selanjutnya dalam proses persalinan ini. Ya, aku harus mengejan untuk melahirkan bayiku ini.Tiba-tiba, aku teringat satu hal. Arion. Dia pasti sedang tidur di kamar sebelah. Aku tidak bisa tenang kalau dia tidak berada di sekitarku. Terlebih lagi di saat ada penyerangan seperti ini.“Lucy atau Mina, apa kau di sana?” tanyaku.“Saya di sini, Yang Mulia,” jawab Mina dari luar.“Bawa Arion ke sini. Cepat,” kataku.“Baiklah, Yang Mulia,” kata Mina.“Yang Mulia, Anda harus fokus untuk mengejan,” kata Iris.“Aku tahu!” ka

  • Istri Kedua Kaisar   121

    Hari ke-822 setelah aku menikah dengan Cedric. Sudah empat hari sejak Eva tinggal di sini. Aku sudah menceritakan pada Cedric dan Alicia tentang apa yang Eva katakan padaku. Sepertinya mereka sudah memberi Eva peringatan karena dia cukup tenang selama dua hari terakhir ini. Mari kita kesampingkan dia dulu. Aku sedang menghadapi masalah yang lebih besar saat ini. Masalah apakah itu? Aku sedang dalam proses persalinan saat ini. Aku sudah mulai merasakan kontraksi sejak tadi sore dan sekarang sudah hampir tengah malam. Namun, hingga sekarang aku belum diizinkan untuk mengejan oleh Iris karena pembukaan jalan lahirku belum lengkap. Iris sudah berada di kamar ini sejak tadi sore untuk memantau proses persalinanku. Cedric tadi juga langsung berlari ke sini setelah dia mendengar bahwa aku akan segera melahirkan. Aku dengar Cedric tadi sedang mengatur kesatrianya untuk ... apalah itu. Pokoknya dia sedang sibuk. Tapi dia langsung meluncur ke sini begitu mendengar berita tentang aku. Aku du

  • Istri Kedua Kaisar   120

    Hari ke-818 setelah aku menikah dengan Cedric. Sudah satu minggu sejak anggota keluarga Kerajaan Osea dihukum. Dengan tiadanya pemimpin kerajaan Osea, wilayah Osea kini benar-benar sudah menjadi bagian dari wilayah kami.Cedric memutuskan untuk membagi wilayah Osea menjadi beberapa bagian dan akan menempatkan beberapa bangsawan dari Eqara untuk menjadi pemimpin di setiap wilayah tersebut. Para bangsawan yang ditunjuk untuk itu baru saja berangkat kemarin. Mereka perlu menempuh waktu selama berminggu-minggu untuk sampai di Osea.Baiklah, mari kita kembali membicarakan tentang diriku. Usia kandunganku sudah hampir memasuki minggu ke empat puluh. Hanya tinggal menghitung hari sebelum aku melahirkan anak keduaku.Rasanya perutku sudah semakin besar. Aku jadi malas untuk bergerak karena perutku terasa berat.Saat ini aku duduk di sofa di ruang bermain Arion. Kenapa aku tidak duduk di karpet lagi? Karena aku akan kesulitan untuk berdiri

  • Istri Kedua Kaisar   119

    Masih di hari ke-810 setelah aku menikah dengan Cedric. Saat yang dinanti telah tiba. Persidangan untuk Zara akan segera dimulai.Cedric, Alicia, dan aku duduk di singgasana. Selain kami, di sini juga ada beberapa anggota dewan yang hadir dalam persidangan ini.Tak lama kemudian, Raja dan Ratu Kerjaan Osea tiba di ruangan ini. Setelah itu, Zara dibawa masuk juga oleh beberapa kesatria.Aku bisa melihat wajah Zara yang terbungkus oleh perban di bagian lukanya. Sepertinya lukanya cukup dalam.Raja dan Ratu Osea, serta Zara, berlutut di hadapan kami. Aku bisa melihat wajah Lena, sang ratu, terlihat dangat kesal dan wajah Edgar, sang raja, terlihat seperti sedang menahan rasa malu.Cedric mengisyaratkan pada William untuk memulai persidangan ini. William pun mengangguk lalu berdiri tepat berada di bawah singgasana kami."Raja dan Ratu Osea, Anda berdua telah melakukan kelalaian yang dilakukan dengan sengaja se

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status