Caramel hancur ketika Leon membatalkan pernikahannya begitu saja. Padahal, ia tengah mengandung anak mereka. Parahnya lagi, pria itu menjadi boss baru di tempat kerjanya dan mengaku telah bertunangan dengan Alexa--wanita yang selama ini diakui sebatas teman masa kecilnya. Sebenarnya, apa yang terjadi? Lantas, bagaimana nasib janin yang tengah dikandung Caramel? Akankah Leon menyesali keputusannya?
View MoreCaramel terus saja melihat ke arah jam tangan yang sedang dia pakai.
Sudah tiga puluh menit Caramel menunggu untuk fitting bajua, namun laki-laki yang dia tunggu sampai kini sama sekali belum menunjukkan batang hidungnya.
“Leon ke mana, sih? Lama banget, katanya tadi udah deket tapi masa iya sampai sekarang belum nyampe juga?” gerutunya.
Lama menunggu dengan perut yang sudah lapar, Caramel pun memutuskan untuk memesan makanan terlebih dahulu.
Setelah memesan makanan, tak lama kemudian orang yang ditunggu oleh Caramel daritadi pun datang dengan senyumannya.
Caramel mendelik ketika laki-laki yang berstatus calon suami Caramel itu duduk di depannya dengan senyuman yang menurut Caramel sangat menjengkelkan.
“Kenapa telat?” tanya Caramel penuh selidik.
Leon menggaruk lehernya yang tidak gatal sambil tersenyum. “Maaf tiba-tiba Alexa nelepon aku buat nganterin dia ke mall di depan sana itu,” ucap Leon sambil menunjuk mall yang ada didepan café.
Caramel selalu kesal mendengar nama Alexa karena Leon selalu menuruti apa kata wanita itu. “Alexa berharga banget yah buat kamu, sampe kamu juga rela telat ketemu sama aku, padahal setengah jam yang lalu kita mau fitting baju?!”
Leon mengusap-ngusap pipi Caramel, terlihat sekali kalau Caramel sangat cemburu dan marah padanya. “Maafin aku sayang, kamu kan tau Alexa itu sahabat aku dari kecil, dan aku sempat akan menolak permintaan dari Alexa hanya saja mamah aku langsung menelepon aku agar aku mau mengantar Alexa karena sopir yang biasanya mengantar dia sedang cuti!”
Caramel tersenyum sinis, mengingat hubungannya dengan mamahnya Leon tidak baik.“Kamu itu tidak pantas bersama dengan anak saya! Level kamu berbeda jauh dengan kami, jadi jangan pernah kamu dekati anak saya lagi, karena anak saya lebih cocok dengan Alexa daripada dengan kamu, perawan tua!”Itu yang selalu Caramel dengar ketika bertemu dengan Martia, sangat jelas sekali kalau mamah Leon menginginkan Leon bersama dengan Alexa. Caramel sangat tau apa yang membuat ibu Leon menyetujui Leon untuk menikahinya, karena Caramel kini sedang hamil anak Leon.Usia kandungannya baru beberapa minggu, sehingga tidak ada orang yang menyadari kehamilannya itu, kecuali mamanya sendiri. Meski sempat marah besar padanya, namun dengan berhati besar Yuni--mama Caramel-- memaafkan kesalahan anaknya.
Tring!
Mata Caramel melihat kearah pintu café, seseorang yang Caramel tidak suka itu pun datang dan dengan tidak tau dirinya dia langsung duduk disamping Leon.
“Leon aku boleh gabung kan?” tanya Alexa pada Leon.
Caramel langsung memperhatikan Leon, berharap laki-laki itu akan menolaknya.
Namun, mood Caramel seketika hancur karena Leon justru menjawab, “Boleh!”“Bukannya lo mau belanja?” tanya Leon lagi pada Alexa.
“Nanti aja deh, aku mau makan dulu soalnya. Gak apa-apa kan Mel kalau gue ikut makan di sini?” tanya Alexa pada Caramel.
Sungguh Caramel tidak menyukai Alexa yang bersikap baik padanya.
Caramel yang sudah kehilangan moodnya, langsung berdiri “Aku mau langsung ke tempat fitting baju aja, kalau kamu mau makan disini lanjutin aja!”Ia pun langsung keluar café dan Leon langsung mengejar Caramel. “Kamu kenapa, Mel?” tanya Leon.
Caramel menggelengkan kepalanya, “Aku gak apa-apa, lanjutin gih makannya. Nanti sahabat kamu nungguin lama loh!” Leon langsung masuk ke dalam café kembali yang membuat Caramel berfikir kalau Leon akan melanjutkan makannya bersama dengan Alexa.Tak lama kemudian Leon datang lagi dan langsung menarik Caramel masuk ke dalam mobilnya, “Loh itu sahabat tersayang kamu kenapa ditinggalin?” tanya Caramel dengan nada kesalnya.Leon terkekeh, “Lucu banget sih kalau lagi cemburu, gak ada yang tersayang selain kamu! Kita pergi fitting sekarang!”∞∞∞∞Meski sempat mengalami beberapa konflik, hari yang sangat dinanti oleh Caramel akhirnya datang juga.Ia akan menikah dengan Leon sebentar lagi.
“Kamu sudah siap sayang?” tanya Yuni sambil berjalan dari ambang pintu mendekati Caramel.
Caramel mengangguk mantap, “Aku sudah sangat siap mah! Kalau tidak mana mungkin aku mau menikah!” ucap Caramel sambil mengelus-ngelus perutnya.
Yuni pun mengusap puncak kepala Caramel, “Mamah berharap, kamu tidak melakukan hal bodoh lagi yah Mel, cukup sekali ini saja!”
Caramel tentu saja sangat tau kenapa mamahnya berbicara seperti itu kepadanya. Caramel sangat memaklumi karena itu semua kesalahan Caramel sehingga dia hamil di luar nikah. Untungnya, meski ayahnya sudah meninggal, sang ibu tetap kuat berada di sampingnya.
“Ngomong-ngomong dari jadwalkan jam sembilan mulai akad, kamu udah tanya sama Leon dia udah berangkat atau belum?” tanya Yuni.
“Aku udah chat Leon mah dari itadi, cuma belum dibalas sama Leon!” jawab Caramel.
“Oh, mungkin Leon udah dijalan, kamu yang sabar yah!”
“Iya mamah!” jawab Caramel tersenyum.
“Oh iya, mamah mau keluar dulu yah memantau acara!” ucap Yuni sambil terkikik, Caramel langsung menganggukkan kepalanya.
Sebenarnya Caramel sedang bingung karena Leon sedari malam belum memberinya kabar, bahkan Caramel beberapakali meneleponnya pun lelaki itu sama sekali tidak mengangkatnya padahal terlihat sekali kalau laki-laki itu sedang aktif, Leon sama sekali tidak pernah bersikap seperti itu kepadanya. Caramel berusaha untuk menyingkirkan pikiran buruknya tentang Leon, karena laki-laki itu juga sangat ingin menikah dengannya dan saat mengetahui Caramel hamil pun terlihat sekali Leon sangat bahagia.
Waktu sebentar lagi hampir jam sembilan, namun Leon dan keluarganya sama sekali belum datang. Bahkan mamahnya pun sudah beberapa kali balik ke kamar Caramel hanya untuk menanyakan Leon.
“Mel, Leon udah ngasih tau dia udah dimana? Penghulunya udah datang, barusan bilang sama mamah kalau jam 10 dia ada acara ditempat lain!” ucap Yuni dengan wajah sedikit khawatir.
Caramel pun sama khawatirnya dengan Yuni, dia hanya takut kalau terjadi apa-apa dengan Leon. “Belum mah, aku neleponin dia aja sama sekali gak diangkat!”
Kekhawatiran Caramel terus-menerus bertambah karena sudah hampir jam setengah sepuluh Leon dan keluarganya sama sekali belum hadir di acara pernikahannya.
“Kamu kemana sih? Kenapa kamu sama sekali gak angkat telepon dari aku?” tanya Caramel sambil berusaha untuk menahan tangisnya agar tidak keluar.
Caramel mundar-mandir sambil terus menelepon Leon berharap laki-laki itu mengangkatnya dan memberikannya kabar kalau dia sebentar lagi akan sampai.
“Sayang angkat dong telepon dari aku!” ucap Caramel dengan kesal bercampur dengan rasa khawatir yang berlebih sehingga membuat jantungnya berdetak sangat cepat.
Hati Caramel begitu bahagia ketika melihat Leon sedang mengetikkan pesan kepadanya. Namun, pesan yang dikirimkan oleh Leon sama sekali tidak sesuai dengan apa yang Caramel harapkan, tetapi pesan yang membuat hatinya sangat hancur.
[Maaf, aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini dengan kamu.]
Kesal, marah dan sedih. Semua rasa itu bercampur didalam pikiran Caramel, sudah dua minggu lebih anaknya menghilang dibawa oleh orang lain, tapi perkembangan dari pihak kepolisian tidak ada perkembangan sama sekali.Disisi lain juga dia meminta bantuan dari pihak kepolisian, Caramel meminta bantuan dari para ustad untuk mendoakan anaknya agar segera ketemu dan bisa balik lagi bersama dengan Caramel. Bukannya Caramel tidak percaya dengan pihak kepolisian, namun dia berfikir semakin banyak orang yang mendoakan anaknya, maka anaknya akan semakin cepat untuk ditemukan.Tetapi, Caramel sudah tidak bisa menahan rasa rindunya lagi kepada anaknya itu. Dia ingin bertemu dengan anaknya hari ini juga tidak perduli bagaimana caranya.Mamah Yuni yang melihat penampilan anaknya sekarang, dia sangat khawatir. Mamah Yuni tau kalau Caramel sangat merindukan anaknya sampai dia lupa untuk mengurus dirinya sendiri. Bahkan selama dua minggu ini pun mamah Yuni tidak pernah meninggalkan Caramel sendirian di
Keyra menarik Kemal untuk keluar dari apartemen Caramel, “Kak ini maksudnya apa? Kenapa kak Leon mau mengambil Emir? Ada apa ini?” tanya Keyra bertubi-tubi.Kemal menyenderkan punggungnya didinding, “Nanti, nanti kakak kasih tau kamu, yang harus kamu ketahui sekarang adalah semua yang ada dipikiran kamu itu tidaklah benar!”Keyra mendekati Kemal, “Melihat kakak berbicara seperti barusan membuat aku semakin yakin kalau kakak sedang berbohong sama aku. Apa yang kakak sembunyiin dari aku?” tanya Keyra serius. “Aku terus merasa sangat aneh apalagi ketika aku melihat anak kak Alexa yang terlihat mirip dengan kakak, dan setelah aku bandingkan dengan Emir dia tidak ada kemiripan sedikit pun dengan kakak. Apa yang kakak sembunyiin dari aku dan kedua orang tua kita kak, aku mohon kakak jawab dengan jujur pertanyaan aku ini!”Kemal menghela nafasnya, Keyra tetap ingin mengetahui kebenarannya tetapi Kemal belum bisa memberitahu Keyra sekarang ditambah dengan janji Kemal kepada Caramel untuk teta
Keyra tidak melanjutkan perkataannya karena suara dering handphone milik kakaknya, “Sebentar kakak angkat telepon dulu!”Sedangkan disisi lain, Caramel sudah berada didalam rumahnya dan semua orang pun mengikutinya ke apartemen termasuk dengan Leon dan Alexa.“Caramel, aku tidak main main dengan apa yang aku ucapkan. Aku akan mengambil Emir dari kamu karena kamu sudah tidak bisa merawat anakku!”Caramel yang sudah tidak bisa membendung kemarahannya, dia mendekati Leon dengan tatapan marahnya. “Secara Negara lo bukanlah ayah Emir. Selama ini gue yang merawat Emir sedangkan lo sama sekali tidak pernah merawat Emir dan sekarang lo mau mengambil Emir dari gue? Lo gak tau malu atau gimana?”Leon menganggukkan kepalanya, “Oke, aku emang gak tau malu. Tapi, melihat kelalayan kamu itu aku bisa menjadikan bukti kalau kamu emang gak bisa jadi ibu yang baik. Aku bakalan merebut Emir secara hukum!”“Mamah setuju dengan apa yang kamu bicarakan Leon, bagaimanapun mamah gak bisa percaya lagi dengan
“Maksud mamah bukan salah Caramel iya begitu? Bagaimana pun Emir itu anak aku dan Caramel meninggalkan Emir, dia gak becus jaga anaknya sendiri sampai Emir hilang seperti ini!”Melihat Caramel yang ditunjuk seperti itu oleh Leon, membuat amarah dari mamah Yuni naik. Dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menampar Leon.“Mamah!” jerit Caramel dan Alexa berbarengan.“Mamah apa-apan sih? Kenapa mamah malah nampar Leon? Kenapa mamah nampar suami aku?” tanya Alexa yang tersurut emosi. “Seharusnya yang mamah tampar itu dia, dia sendiri yang gak becus jaga anaknya!”“Karena Leon berhak mendapatkan tamparan itu!”“Mah sudah cukup mah, Alexa dan Leon itu benar. Semuanya gara-gara aku!”“Bagus kalau lo nyadar. Lo tau gak sih, lo itu ngerepotin papah gue!”“Alexa stop!” ucap papah Dion. “Ini bukan waktunya kita bertengkar, dan kamu juga Leon tidak seharusnya kamu berbicara seperti itu kepada Caramel!”Leon memalingkan kepalanya kearah lain, dia sangat kesal kepada diirnya sendiri dan kepada
Caramel langsung berfikir kalau itu memang orang tuanya. “Iya mbak, sama-sama!” setelah mengucapkan kata itu, Caramel langsung kembali ke tempat duduknya semula. “Loh Emir kemana?”Pikiran Caramel langsung kalut, panik bercampur dengan cemas. Caramel terus berjalan mencari anaknya ke seluruh tempat di taman ini, dia hanya takut kalau ada seseorang yang mengambil anaknya.“Pak mohon maaf saya mau beratanya, apa bapak melihat bayi yang sedang digendong oleh seseorang bapak? Bayi itu memakai pakaian biru?” tanya Caramel pada seorang penjual.“Maaf bu, banyak banget anak kecil atau bayi yang pake baju warna biru. Jadi bapak gak tau, ibu nyari anak ibu bukan?” tanya balik sang penjual bakso.Caramel langsung menggelengkan kepalanya, “Iya pak, saya sedang mencari anak saya!”“Coba atuh bu tanya sama satpam disana, siapa tau anak ibu kerekam di cctv!” kata penjual bakso sambil menunjukkan kearah satpam berada.“Terimakasih pak!”“Sama-sama bu!”Tanpa menunggu lama lagi, Caramel langsung menu
Setelah pergi meninggalkan rumah Alexa, Leon tidak pergi ke rumahnya melainkan ke apartemen miliknya. Apartemen ini sudah lama dia tinggalkan, Leon memang sengaja tidak menjual apartemen ini karena beberapakali juga Leon pernah kesini untuk menenangkan dirinya saja.Leon merebahkan dirinya diatas kasur, dia menatap ke langit-langit kamarnya. Leon teringat kalau dulu dia dan Caramel pernah berada dikamar ini berdua dan tidur bersama disini.Leon merogoh handphone yang ada didalam saku celananya. Dia mencari-cari kontak nomor Caramel lalu dia langsung menekan tombol panggilan. Panggilan pertama Caramel tidak mengangkat teleponnya. Leon langsung mencoba kembali tetapi panggilannya tetap tidak diangkat oleh Caramel.“Kamu lagi sibuk ngurusin anak kita?” gumam Leon sambil menatap layar handphonenya yang berisikan foto Caramel. Leon terkekeh geli, karena dia berbicara pada foto Caramel yang sudah dipastikan tidak akan pernah dijawab.Sedangkan disisi lain, Caramel memang sengaja tidak menga
Alexa mendelik kesal pada papahnya. “Ih kok papah malah kayak gitu. Aku butuh papah untuk merencanakan apa yang harus aku lakukan lagi?”“Apa yang kamu rencanakan?”Alexa dan papah Dion kaget, mereka berdua langsung menoleh ke belakang. Ternyata disana sudah ada Leon yang berdiri dibelakang mereka.Alexa langsung merasa sangat gugup, dia sudah seperti tertangkap basah oleh Leon. Lalu dia melirik pada papahnya, memberikan kode kepada papahnya itu agar bisa mengalihkan Leon. Sementara itu, Leon berjalan mendekat pada keduanya.“Kenapa diam? Apa yang papah dan Alexa rencanakan?” tanya Leon yang curiga.Papah Dion yang mengerti dengan tatapan anaknya pun langsung menjawab pertanyaan Leon. “Ah, kami sedang merencanakan syukuran untuk Kalisa yang baru lahiran. Papah terpaksa membantu Alexa untuk menyiapkan acara nanti, karena papah tau kalau kamu tidak akan mau membantu Alexa!” Leon mengerutkan keningnya, “Apa hanya itu saja?” tanya Leon sambil menatap pada Alexa.Alexa menganggukkan kepal
“Cucu? Cucu jeng Martia ada disini?”“Iya, Emir itu kan cucu saya. Makanya saya sengaja kesini mau jenguk cucu saya!”Mamah Nisa mengibaskan tangannya merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Martia tersebut. “Ah jeng Martia ini emang suka banget yah bercandanya, mana mungkin Emir itu cucu jeng Martia. Kan Emir cucu saya!” jawab mamah Nisa sambil tertawa yang dipaksakan.Mamah Martia menggelengkan kepalanya, “Loh saya gak bercanda jeng, Emir itu emang beneran cucu saya kok. Masa saya bercanda sih?” kata mamah Martia sambil tertawa.Caramel merasa jika saat pernafasannya sedang terganggu, bahkan untuk mengambil helaan nafas juga dia merasa sangat kesulitan. Ini semua tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan dan tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh Caramel.Mamah Kemal terlihat sekali kebingungan dengan yang dikatakan oleh mamah Leon barusan. Tetapi tak lama kemudian, mamah Kemal tersenyum. “Ah iya, saya baru inget kan Alexa sekarang jadi menantu jeng Martia. Otomatis an
Caramel dengan langkah pelan menghampiri mamahnya Leon yang tersenyum kecil saat melihat kedatangannya.“Apa kabar Caramel?” tanya mamah Martia. “Kamu baik-baik aja kan?Caramel merasa sangat aneh dengan sikap mamahnya Leon yang terlihat ramah seperti itu kepadanya. Biasanya, dia akan segera mengeluarkan kata-kata pedasnya untuk Caramel. “Aku baik-baik aja tante, tante apa kabar?” tanya Caramel kikuk.“Tante juga baik-baik aja kok!” jawab mamah Martia.“Sebentar tan, aku siapin dulu makanan dan minuman untuk tante!” “Tidak, nanti tante merepotkan kamu!”“Enggak kok tan, sama sekali gak merepotkan. Aku ke dapur dulu!”Caramel pun pergi ke dapur menemui bibi yang ada didapur. “Bi makanan ringan masih ada kan?” tanya Caramel pada bibi.“Masih ada kok non, non mau nyiapin untuk bu Martia?” tanya bibi.“Iya bi, tolong siapin bi!”“Baik non!” lalu bibi pun menyiapkan makanan yang ada, setelah siap kemudian Caramel membawa makanan dan minuman itu ke tengah rumah.“Makasih, Mel. Tante kesini
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments