“Pacar? Jadi mereka pacaran?”
Caramel sangat terkejut bukan main. Jadi ini adalah alasan dimana Leon membatalkan pernikahan mereka, ini alasan Leon mencampakkan Caramel dan calon anaknya?. Caramel menggelengkan kepalanya, “Apa-apaan ini?”Air mata keluar begitu saja mengalir di pipi Caramel, dengan keadaan yang emosi Caramel langsung membuka pintu ruangan Leon. Dapat Caramel lihat raut wajah keterkejutan dari Leon dan Alexa saat Caramel masuk ke dalam.“Mau apa kamu kesini?” tanya Leon datar.“Lo gak diajarin sopan santun sama orang tua lo?” tanya Alexa menyindir.Caramel menatap Leon dengan tatapan tidak percaya, lalu tatapannnya beralih pada Alexa yang sedang duduk dipangkuan Leon dengan sengaja mengeratkan pelukannya pada Leon. Caramel tersenyum sinis, “Jadi ini alasan kamu ninggalin aku?” dibalik itu, Caramel berusaha untuk menahan hatinya yang sangat sakit ketika melihat kenyataan bahwa lelaki yang sangat Caramel cintai itu bersama dengan perempuan lain.Leon menyuruh Alexa untuk turun dari pahanya yang langsung dituruti oleh Alexa, Leon berdiri dari tempat duduknya dan dengan sengaja merangkul pinggang Alexa. “Sudah jelaskan sekarang?” Caramel terdiam terpaku melihatnya, “Kamu sekarang bukan siapa-siapa saya lagi! Lebih baik kamu jangan bersikap seolah kamu adalah pacar saya, bahkan kalau perlu kamu bersikap kalau kita sama sekali tidak kenal. Karena saya sudah tidak mau lagi kenal sama kamu, selain kamu adalah karyawan saya!”Caramel bersuha untuk menahan air matanya agar tidak jatuh, “Kenapa? Kenapa kamu tega ngelakuin semua itu sama aku setelah apa yang kamu lakukan sama aku?”Leon tersenyum sinis, “Kamu pikir selama ini saya serius sama kamu?” Leon tertawa pelan, “Kamu wanita terbodoh yang saya kenal Caramel!” Leon semakin mengencangkan ranggulannya pada Alexa, hal itu membuat Alexa terseyum dan membalas rangkulan Leon. “Saya mencintai Alexa bukan kamu! Sekarang silahkan kamu pergi dari disini!”Hati Caramel sangat perih ketika Leon bersikap dingin kepadanya. “Apa salah aku sama kamu Leon?” tanya Caramel dengan mata berkaca-kaca.Alexa menatap Caramel jengah, “Lo itu tuli yah? Lo gak denger kalau Leon ngusir lo dari sini?” tanya Alexa dengan geram. “Pergi lo sana dari sini! Ganggu orang aja! lo tuh harusnya sadar diri kalau Leon sekarang lebih milih gue daripada lo, sadar dong! Lo sama sekali gak level dengan kita!”Caramel sama sekali tidak menghiraukan perkataan dari Alexa, tatapan matanya terus tertuju pada Leon yang menatapnya dingin. “Kenapa kamu diem aja?”“Wanita miskin dan jelek sepertimu itu tidak cocok dengan saya! Pergi dari hadapan saya! Saya juga yakin kalau anak yang kamu kandung itu bukanlah anak saya!”Caramel tersenyum miris, dia teringat kata-kata manis dari Leon saat dirinya minder dengan perkataan orang-orang di sekitar Leon yang bilang kalau Caramel tidak cocok dengan Leon, tetapi sekarang malah sebaliknya. Leon yang ada didepannya sekarang ini bukanlah Leon yang Caramel kenal dulu, Leon yang bersikap manis dan lembut tetapi sekarang sebaliknya. Alexa memang lebih cantik, seksi dan juga sangat kaya karena orang tuanya pemilik salah satu perusahaan juga, berbeda dengan Caramel yang jauh dari kata cantik dan miskin. Caramel juga sangat tidak menyangka kalau Leon tidak menganggap anak yang Caramel kandung itu adalah anaknya, hal itu membuat Caramel sangat sakit hati.“Jadi itu alasan kamu Leon? Kenapa kamu tidak percaya kalau anak yang aku kandung itu anak kamu?” melihat Caramel yang hampir menangis, Leon memalingkan wajahnya.Sedangkan Alexa semakin geram melihat Caramel, dengan sangat cepat Alexa menghampri Caramel dan menamparnya sangat kencang sehingga menimbulkan suara yang keras.Caramel sangat terkejut, dia memegang pipinya yang terasa sangat panas dan perih, dia mantap Alexa dengan tatapan marah. “Lo itu gak tau diri banget sih! Udah diusir masih aja lo ada disini! Dan wanita tukang berhianat kayak lo itu gak pantes buat Leon!”Caramel terpaku ketika Alexa berkata kalau dirinya adalah orang yang selalu berhianat. “Maksudnya apa?” tanya CaramelAlexa tidak menjawab pertanyaan dari Caramel dan lebih memilih untuk menarik tangan Caramel dan menyeretnya keluar ruangan!. “Jangan pernah lo masuk ke ruangan ini lagi, atau lo bakalan menyesal!” ancam Alexa.Sebelum pintu benar-benar ditutup oleh Alexa, Caramel menatap pada Leon yang masih menatapnya dingin. Lalu tak lama kemudian pintu itu ditutup secara kasar oleh Alexa. “Jadi ini akhir dari hubungan kita?” Caramel menatap perutnya lalu mengelus-ngelusnya dengan lembut, Caramel tersenyum sambil mengeluarkan air matanya.Lalu tatapan Caramel kembali menatap pintu yang baru saja ditutup oleh Alexa. Caramel sangat berharap kalau ini semua hanya sebuah mimpi ataupun Leon akan kembali membuka pintu dan meminta maaf padanya, namun setelah beberapa saat memastikannya Caramel sadar ini adalah kenyataan yang sangat pedih.Caramel menghapus sisa air mata yang ada di pipinya, lalu pergi meninggalkan ruagan Leon dan menuju ruangannya, Caramel tidak ingin menambah masalahnya dengan di marahi oleh pak Eko.Sesampainya di ruangan, Caramel langsung duduk di kursinya dan kembali mengerjakan pekerjaannya yang tertunda.Tari yang berada disebelah Caramel, menatap Caramel penuh selidik. “Lo tumben banget ke airnya lama!” Tari melihat raut wajah Caramel yang tampak murung, “Lo ada masalah?” tanya Tari.Tidak bisa Caramel pungkiri, diantara semua temannya di kantor hanya Tari lah yang mempunyai tingkat kepekaan yang tinggi dan selalu akurat. Caramel menatap Tari dan merubah raut wajahnya menjadi ceria dengan memperlihatkan senyuman lebarnya, “Enggak kok, gue kebelet tadi!” jawab Caramel.Tari masih menatap Caramel, “Beneran?” tanya Tari.Caramel masih mempertahankan senyuman lebarnya itu, “Beneran! Lo gak percataan banget! Udah ah, nanti pak botak marah lagi!”Menyadari kalau atasan mereka sedang memperhatikan mereka, Caramel dan Tari pun langsung fokus dengan pekerjaan mereka. Ketika Caramel sedang fokus mengerjakan pekerjaannya, dia mendengar suara notifikasi dari aplikasi pesan. Sebelum membuka pesan itu, Caramel membawa handphone miliknya ke bawah meja dan memperhatikan atasannya yang ternyata sedang sibuk dengan laptopnya, Caramel memanfaatkan keadaan itu untuk membuka pesan, dan setelah dilihat ternyata itu adalah pesan dari Kemal Caramel langsung membuka isi chat dari Kemal.[Mel, nanti sore setelah lo pulang kerja lo ada waktu gak? Gue mau ngomong sesuatu sama lo!]Caramel menimbang-nimbang sebelum menjawab pertanyaan dari Kemal. [Oke! Kita ketemu dimana?] tanya Caramel.Satu menit kemudian Caramel mendapatkan balasan pesan dari Kemal, Caramel sempat melirik kearah atasannya hanya untuk berjaga-jaga saja. [Di café gue aja,][Oke, nanti sore gue kesana!]Setelah itu pun tidak ada balasan lagi dari Kemal, Caramel melihat kearah jam tangannya, waktu pulang 3 jam lagi, dia berencana untuk menemui Kemal pada jam 4 sore.Sekarang adalah waktunya untuk para karyawan untuk pulang, di parkiran Caramel sempat melihat Leon dan Alexa masuk ke dalam mobil bersamaan.“Eh dia siapa sih?” tanya Elsa. “Pak Leon bawa pacarnya di hari pertama kerjanya?” tanya Elsa tidak percaya.“Lah iya gue baru sadar, ngapain juga tu cewek ikut?” tanya Hani.“Yeh, gue nanya itu karena gue gak tau. Ini lo malah nanya balik!”“Tapi kok pak Leon, manis banget sih. Jadi pengen deh jadi ceweknya!” sahut DwiSedangkan Caramel sedang berusaha untuk menahan hatinya yang sangat sakit dan air matanya agar tidak terjatuh. Bagaimana tidak? Caramel melihat Leon yang bersikap manis kepada Alexa dengan membuka pintu mobil untuknya, karena dulu saat Caramel dan Leon sedang berpacaran Leon selalu melakukan hal yang sama hanya untuk Caramel.“Kamu jahat banget Leon!”Sore ini Caramel sudah ada di café milik Kemal. Entah kenapa setelah kejadian tadi Caramel merasa badannya sangat lemas sekali. Pandangan Caramel beralih kepada seseorang yang tiba-tiba menyimpan segelas susu diatas meja.Dia adalah Kemal. Kemal pun langsung duduk didepan Caramel, “Ini susu buat ibu hamil, bagus banget buat calon bayi lo. Jadi lo harus minum sampe habis!” Caramel mengangguk sambil tersenyum tak lupa juga dia mendekatkan segelas susu itu kepada dirinya, “Lo kenapa gue perhatiin daritadi lo ngelamun mulu lo juga lemes banget keliatannya, efek hamil atau lo sakit?” tanya Kemal.Caramel menghela nafasnya sambil menggeleng, “Enggak kok gue gak apa-apa! Oh iya, lo mau ngomongin apa?” tanya Caramel, lalu dia meminum susu yang ada didepannya itu.Kemal merogoh saku celananya dan mengeluarkan handphone milinya, setelah memebuka handphonenya itu Kemal memberikannya pada Caramel, “Ini!” Kemal sama sekali tidak melihat raut ketekejutan dari Caramel dan dia hanya melihat senyuman
Sebelum Caramel naik ojol itu Caramel melihat tak jauh diarah depan ada seseorang yang sedang melihatnya dengan tatapan sangat tajam.“Leon?” gumam Caramel. Caramel yang sudah memengang helm yang telah diberikan oleh tukang ojol itu mengembalikan helm itu kembali. “Pak, mohon maaf tunggu sebentar yah pak!”Tukang ojol itu pun menganggukkan kepalanya, “Iya, Mbak! Tapi jangan lama-lama yah Mbak!” Caramel hanya menganggukkan kepalanya.Melihat Caramel yang hendak pergi membuat Kemal penasaran, “Eh lo mau kemana?” tanya Kemal. Caramel tidak mendengar perkataan dari Kemal dan terus berjalan menuju Leon yang hendak masuk ke dalam mobilnya kembali.“Leon!” panggil Caramel. Sebelum Leon masuk ke dalam mobilnya, Caramel sudah terlebih dahulu menahan Leon, “Tunggu Leon!”Leon menatap Caramel datar, “Apa?” tanya Leon dengan nada ketus.Caramel masih belum terbiasa dengan sikap ketus Leon, sehingga membuat hatinya merasa sakit. Caramel berusaha untuk memengang tangan Leon, namun laki-laki itu lan
Caramel merasakan pusing di kepalanya dikarenakan tadi malam dia terus menangis. Yuni sama sekali belum berbicara padanya, bahkan sampai saat ini pun Yuni belum keluar dari kamarnya.Caramel menatap pintu kamar mamahnya yang masih tertutup itu. Caramel mengetok pintu kamar Yuni, “Mah, buka kamarnya dulu. Aku udah siapin sarapan pagi buat mamah!” Caramel terus mengetok pintu, namun Caramel sama sekali tidak mendengar balasan dari Yuni. “Mah.. aku tau aku salah, tapi tolong buka pintunya mah! Jangan diemin aku kayak gini!” ucap Caramel sambil menahan tangisnya. “Aku mohon mah!” kalau saja pintu kamar mamahnya itu tidak dikunci, pasti sekarang Caramel sedang bersujud didepan kaki mamahnya itu. “Mah ayo dong buka pintunya, aku mau ngomong sama mamah! Kita sarapan bareng yuk!” ajak Caramel.“PERGI!” bentak Yuni.Akhirnya Caramel mendengar suara mamahnya itu. “Aku gak bakalan pergi sebelum mamah buka pintunya mah! Tolong buka pintunya!” Caramel terus memohon berharap Yuni masih mau menemuin
“Cih, drama banget. Males banget gue ketemu sama lo disini! Sampe kapanpun Leon gak bakalan ngakuin anak itu adalah anak dia!”Caramel sudah sangat bisa menebak siapa yang tengah berbicara padanya itu. Caramel dengan malas membalikkan badannya dan ingin pergi dari toilet itu, karena semakin dirinya berdiri bersama Alexa semakin hatinya merasa sangat panas. “Gak sopan banget lo!”Caramel memutar bola matanya malas, “Mau lo apa sih Xa?” tanya Caramel geram.Alexa berjalan mendekati Caramel, “Lo serius nanya apa mau gue?” Caramel hanya menatap Alexa tanpa menjawab pertanyaannya. “Gue mau lo pergi dari hidupnya Leon!” ucap Alexa, “Gue udah cukup menahan diri gue saat gue tau lo pacaran sama Leon, dan untuk sekarang gue gak bisa nahan lagi!”“Terserah lo deh. Minggir gue mau ke ruangan gue!” usir Caramel.Saat Caramel sedang berjalan, dengan sengaja Alexa mendorong Caramel sampai dia hampir terjatuh dan keningnya sedikit membentur dinding. “Lo gila yah?” Caramel sangat tidak terima dia dip
“Kamu wanita yang saya benci itu kan?” Caramel menatap Leon dengan tatapan penuh tanda tanya, “Kamu Caramel wanita yang sangat aku cintai. Tetapi aku juga sangat membencimu karena kamu telah melakukan perselingkuhan dengan Kemal! Aku sangat membenci kamu Caramel. Itu sebabnya aku menerima Alexa sebagai tunanganku!” Leon menatap Caramel, “Tapi sepertinya kamu bukan dia,” lalu Leon meneguk segelas minuman haram itu, “Karena dia sama sekali tidak mau menginjakkan kakinya pada tempat ini!”Caramel menatap Leon kebingungan. “Maksud kamu apa Leon? Aku sama sekali tidak mengerti apa yang kamu bicarakan!” ucap Caramel.Leon terkekeh, “Aku sangat membenci dia karena kamu bermain api dengan Kemal. Aku sangat membenci dia karena kamu mengandung anak Kemal, aku benci itu!” Caramel sadar kalau Leon sama sekali tidak mengenalinya karena dia dalam keadaan mabuk, kemudian Leon tertawa. “Tapi kamu mirip banget sama wanita sialan itu!”Mendengar perkataan Leon membuat Caramel kesal sekaligus penasara
“Maksud lo apa ngomong kayak gitu?” tanya Kemal, “Lo nyindir gue?” Leon tidak menjawab pertanyaan dari Kemal dan lebih memilih untuk pergi, “Jawab dulu pertanyaan gue!”Caramel sebisa mungkin terlihat biasa saja saat dia melihat Alexa dengan manjanya memeluk lengan Leon. Leon dan Alexa tersenyum sinis, “Lo gak perlu dijawab, lo juga udah sadar sendiri apa yang gue maksud!” kemudian Leon dan Alexa pergi meninggalkan mereka berdua.“Apa-apaan tuh orang?”“Udah Mal, gak usah dilanjutin lagi!” “Gak bisa gitu Mel, gue sama dia itu udah sahabatan dari SMA, dan dengan tiba-tiba dia jauhin gue dengan alasan yang gak jelas terus dia bilang gue orang yang gak tau diri. Gue gak tau apa buat dia bilang kayak gitu ke gue! Btw lo gak apa-apa kan?” tanya Kemal memastikan keadaan Caramel.Caramel menghela nafasnya, “Gue gak apa-apa kok, lagian gue bukan siapa-siapanya lagi kan!” ucap Caramel sambil tersenyum sendu.“Gak bisa gitu Mel”Caramel menarik senyumannya dengan paksa, “Gue gak apa-apa. Yaud
“Langsung usir aja dia pak!” Teriak seseorang.Caramel kaget melihat orang berteriak itu adalah Alexa, Bagaimana bisa Alexa ada disini?. “Bu, pak saya bisa jelasin semuanya. Itu semua tidak sama seperti apa yang kalian pikirkan!” Caramel berusaha untuk bersikap tenang. “Saya kemarin..”“Halah, alasan aja kamu. Udah gak bener tetep aja gak bener!”“Betul tuh bu, udah mencoreng nama desa ini kenapa masih didiemin aja, langsung aja usir!”Caramel geram melihat tingkah Alexa. “Lo gak usah ikut campur dan memperkeruh uasana yah!”Alexa melipat kedua tangannya didada, “Kenapa? Itu kan fakta, betul gak ibu, bapak?”“Betul itu!” jawab semua orang. “Langsung usri aja dia sama ibunya pak!”“Caramel, saya…”Caramel langsung memotong omongan dari pak rt, “Pak, saya mohon pak. Kasih saya dan mamah saya kesempatan pak, saya bisa jelasin semuanya!” Caramel masih berusaha untuk tetap membujuk pak rt, sedangkan Yuni hanya diam tidak mengeluarkan suaranya sedikit pun.“Halah, udah ngotorin nama desa in
“Ngeselin banget sih!” gerutu Caramel, lalu Caramel menatap laki-laki yang ada disampingnya ini dengan sangat kesal, bagaimana tidak? Setelah apa yang terjadi tadi, lelaki ini seperti tidak ada rasa bersalah dan bahkan dia tidur disamping Caramel sambil memeluknya dengan erat.Caramel sudah berusaha untuk kabur, namun Leon sudah terlebih dahulu mengganti pin apatremennya dan lebih mirisnya lagi Leon memergoki Caramel yang akan kabur. Tampak sekali lelaki ini tersenyum sangat puas.Disatu sisi Caramel senang akhirnya Leon tidak bersikap dingin lagi padanya, tetapi disisi yang lain dia pun merasa tidak enak pada Alexa yang sekarang menjadi tunangan Leon. Terlebih lagi perkataan Leon tadi yang membuat Caramel semakin kebingungan. “Sebenernya kamu itu kenapa sih Leon? Apa sih yang ada diotak kamu itu?” jujur saja Caramel masih bingung, mengapa Leon berubah mendadak seperti ini.“Gak ada apa-apa, isi otakku kosong!”Caramel kaget ternyata Leon masih belum tidur. “Belum tidur?” tanya Caram
Kesal, marah dan sedih. Semua rasa itu bercampur didalam pikiran Caramel, sudah dua minggu lebih anaknya menghilang dibawa oleh orang lain, tapi perkembangan dari pihak kepolisian tidak ada perkembangan sama sekali.Disisi lain juga dia meminta bantuan dari pihak kepolisian, Caramel meminta bantuan dari para ustad untuk mendoakan anaknya agar segera ketemu dan bisa balik lagi bersama dengan Caramel. Bukannya Caramel tidak percaya dengan pihak kepolisian, namun dia berfikir semakin banyak orang yang mendoakan anaknya, maka anaknya akan semakin cepat untuk ditemukan.Tetapi, Caramel sudah tidak bisa menahan rasa rindunya lagi kepada anaknya itu. Dia ingin bertemu dengan anaknya hari ini juga tidak perduli bagaimana caranya.Mamah Yuni yang melihat penampilan anaknya sekarang, dia sangat khawatir. Mamah Yuni tau kalau Caramel sangat merindukan anaknya sampai dia lupa untuk mengurus dirinya sendiri. Bahkan selama dua minggu ini pun mamah Yuni tidak pernah meninggalkan Caramel sendirian di
Keyra menarik Kemal untuk keluar dari apartemen Caramel, “Kak ini maksudnya apa? Kenapa kak Leon mau mengambil Emir? Ada apa ini?” tanya Keyra bertubi-tubi.Kemal menyenderkan punggungnya didinding, “Nanti, nanti kakak kasih tau kamu, yang harus kamu ketahui sekarang adalah semua yang ada dipikiran kamu itu tidaklah benar!”Keyra mendekati Kemal, “Melihat kakak berbicara seperti barusan membuat aku semakin yakin kalau kakak sedang berbohong sama aku. Apa yang kakak sembunyiin dari aku?” tanya Keyra serius. “Aku terus merasa sangat aneh apalagi ketika aku melihat anak kak Alexa yang terlihat mirip dengan kakak, dan setelah aku bandingkan dengan Emir dia tidak ada kemiripan sedikit pun dengan kakak. Apa yang kakak sembunyiin dari aku dan kedua orang tua kita kak, aku mohon kakak jawab dengan jujur pertanyaan aku ini!”Kemal menghela nafasnya, Keyra tetap ingin mengetahui kebenarannya tetapi Kemal belum bisa memberitahu Keyra sekarang ditambah dengan janji Kemal kepada Caramel untuk teta
Keyra tidak melanjutkan perkataannya karena suara dering handphone milik kakaknya, “Sebentar kakak angkat telepon dulu!”Sedangkan disisi lain, Caramel sudah berada didalam rumahnya dan semua orang pun mengikutinya ke apartemen termasuk dengan Leon dan Alexa.“Caramel, aku tidak main main dengan apa yang aku ucapkan. Aku akan mengambil Emir dari kamu karena kamu sudah tidak bisa merawat anakku!”Caramel yang sudah tidak bisa membendung kemarahannya, dia mendekati Leon dengan tatapan marahnya. “Secara Negara lo bukanlah ayah Emir. Selama ini gue yang merawat Emir sedangkan lo sama sekali tidak pernah merawat Emir dan sekarang lo mau mengambil Emir dari gue? Lo gak tau malu atau gimana?”Leon menganggukkan kepalanya, “Oke, aku emang gak tau malu. Tapi, melihat kelalayan kamu itu aku bisa menjadikan bukti kalau kamu emang gak bisa jadi ibu yang baik. Aku bakalan merebut Emir secara hukum!”“Mamah setuju dengan apa yang kamu bicarakan Leon, bagaimanapun mamah gak bisa percaya lagi dengan
“Maksud mamah bukan salah Caramel iya begitu? Bagaimana pun Emir itu anak aku dan Caramel meninggalkan Emir, dia gak becus jaga anaknya sendiri sampai Emir hilang seperti ini!”Melihat Caramel yang ditunjuk seperti itu oleh Leon, membuat amarah dari mamah Yuni naik. Dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menampar Leon.“Mamah!” jerit Caramel dan Alexa berbarengan.“Mamah apa-apan sih? Kenapa mamah malah nampar Leon? Kenapa mamah nampar suami aku?” tanya Alexa yang tersurut emosi. “Seharusnya yang mamah tampar itu dia, dia sendiri yang gak becus jaga anaknya!”“Karena Leon berhak mendapatkan tamparan itu!”“Mah sudah cukup mah, Alexa dan Leon itu benar. Semuanya gara-gara aku!”“Bagus kalau lo nyadar. Lo tau gak sih, lo itu ngerepotin papah gue!”“Alexa stop!” ucap papah Dion. “Ini bukan waktunya kita bertengkar, dan kamu juga Leon tidak seharusnya kamu berbicara seperti itu kepada Caramel!”Leon memalingkan kepalanya kearah lain, dia sangat kesal kepada diirnya sendiri dan kepada
Caramel langsung berfikir kalau itu memang orang tuanya. “Iya mbak, sama-sama!” setelah mengucapkan kata itu, Caramel langsung kembali ke tempat duduknya semula. “Loh Emir kemana?”Pikiran Caramel langsung kalut, panik bercampur dengan cemas. Caramel terus berjalan mencari anaknya ke seluruh tempat di taman ini, dia hanya takut kalau ada seseorang yang mengambil anaknya.“Pak mohon maaf saya mau beratanya, apa bapak melihat bayi yang sedang digendong oleh seseorang bapak? Bayi itu memakai pakaian biru?” tanya Caramel pada seorang penjual.“Maaf bu, banyak banget anak kecil atau bayi yang pake baju warna biru. Jadi bapak gak tau, ibu nyari anak ibu bukan?” tanya balik sang penjual bakso.Caramel langsung menggelengkan kepalanya, “Iya pak, saya sedang mencari anak saya!”“Coba atuh bu tanya sama satpam disana, siapa tau anak ibu kerekam di cctv!” kata penjual bakso sambil menunjukkan kearah satpam berada.“Terimakasih pak!”“Sama-sama bu!”Tanpa menunggu lama lagi, Caramel langsung menu
Setelah pergi meninggalkan rumah Alexa, Leon tidak pergi ke rumahnya melainkan ke apartemen miliknya. Apartemen ini sudah lama dia tinggalkan, Leon memang sengaja tidak menjual apartemen ini karena beberapakali juga Leon pernah kesini untuk menenangkan dirinya saja.Leon merebahkan dirinya diatas kasur, dia menatap ke langit-langit kamarnya. Leon teringat kalau dulu dia dan Caramel pernah berada dikamar ini berdua dan tidur bersama disini.Leon merogoh handphone yang ada didalam saku celananya. Dia mencari-cari kontak nomor Caramel lalu dia langsung menekan tombol panggilan. Panggilan pertama Caramel tidak mengangkat teleponnya. Leon langsung mencoba kembali tetapi panggilannya tetap tidak diangkat oleh Caramel.“Kamu lagi sibuk ngurusin anak kita?” gumam Leon sambil menatap layar handphonenya yang berisikan foto Caramel. Leon terkekeh geli, karena dia berbicara pada foto Caramel yang sudah dipastikan tidak akan pernah dijawab.Sedangkan disisi lain, Caramel memang sengaja tidak menga
Alexa mendelik kesal pada papahnya. “Ih kok papah malah kayak gitu. Aku butuh papah untuk merencanakan apa yang harus aku lakukan lagi?”“Apa yang kamu rencanakan?”Alexa dan papah Dion kaget, mereka berdua langsung menoleh ke belakang. Ternyata disana sudah ada Leon yang berdiri dibelakang mereka.Alexa langsung merasa sangat gugup, dia sudah seperti tertangkap basah oleh Leon. Lalu dia melirik pada papahnya, memberikan kode kepada papahnya itu agar bisa mengalihkan Leon. Sementara itu, Leon berjalan mendekat pada keduanya.“Kenapa diam? Apa yang papah dan Alexa rencanakan?” tanya Leon yang curiga.Papah Dion yang mengerti dengan tatapan anaknya pun langsung menjawab pertanyaan Leon. “Ah, kami sedang merencanakan syukuran untuk Kalisa yang baru lahiran. Papah terpaksa membantu Alexa untuk menyiapkan acara nanti, karena papah tau kalau kamu tidak akan mau membantu Alexa!” Leon mengerutkan keningnya, “Apa hanya itu saja?” tanya Leon sambil menatap pada Alexa.Alexa menganggukkan kepal
“Cucu? Cucu jeng Martia ada disini?”“Iya, Emir itu kan cucu saya. Makanya saya sengaja kesini mau jenguk cucu saya!”Mamah Nisa mengibaskan tangannya merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Martia tersebut. “Ah jeng Martia ini emang suka banget yah bercandanya, mana mungkin Emir itu cucu jeng Martia. Kan Emir cucu saya!” jawab mamah Nisa sambil tertawa yang dipaksakan.Mamah Martia menggelengkan kepalanya, “Loh saya gak bercanda jeng, Emir itu emang beneran cucu saya kok. Masa saya bercanda sih?” kata mamah Martia sambil tertawa.Caramel merasa jika saat pernafasannya sedang terganggu, bahkan untuk mengambil helaan nafas juga dia merasa sangat kesulitan. Ini semua tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan dan tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh Caramel.Mamah Kemal terlihat sekali kebingungan dengan yang dikatakan oleh mamah Leon barusan. Tetapi tak lama kemudian, mamah Kemal tersenyum. “Ah iya, saya baru inget kan Alexa sekarang jadi menantu jeng Martia. Otomatis an
Caramel dengan langkah pelan menghampiri mamahnya Leon yang tersenyum kecil saat melihat kedatangannya.“Apa kabar Caramel?” tanya mamah Martia. “Kamu baik-baik aja kan?Caramel merasa sangat aneh dengan sikap mamahnya Leon yang terlihat ramah seperti itu kepadanya. Biasanya, dia akan segera mengeluarkan kata-kata pedasnya untuk Caramel. “Aku baik-baik aja tante, tante apa kabar?” tanya Caramel kikuk.“Tante juga baik-baik aja kok!” jawab mamah Martia.“Sebentar tan, aku siapin dulu makanan dan minuman untuk tante!” “Tidak, nanti tante merepotkan kamu!”“Enggak kok tan, sama sekali gak merepotkan. Aku ke dapur dulu!”Caramel pun pergi ke dapur menemui bibi yang ada didapur. “Bi makanan ringan masih ada kan?” tanya Caramel pada bibi.“Masih ada kok non, non mau nyiapin untuk bu Martia?” tanya bibi.“Iya bi, tolong siapin bi!”“Baik non!” lalu bibi pun menyiapkan makanan yang ada, setelah siap kemudian Caramel membawa makanan dan minuman itu ke tengah rumah.“Makasih, Mel. Tante kesini