“Langsung usir aja dia pak!” Teriak seseorang.Caramel kaget melihat orang berteriak itu adalah Alexa, Bagaimana bisa Alexa ada disini?. “Bu, pak saya bisa jelasin semuanya. Itu semua tidak sama seperti apa yang kalian pikirkan!” Caramel berusaha untuk bersikap tenang. “Saya kemarin..”“Halah, alasan aja kamu. Udah gak bener tetep aja gak bener!”“Betul tuh bu, udah mencoreng nama desa ini kenapa masih didiemin aja, langsung aja usir!”Caramel geram melihat tingkah Alexa. “Lo gak usah ikut campur dan memperkeruh uasana yah!”Alexa melipat kedua tangannya didada, “Kenapa? Itu kan fakta, betul gak ibu, bapak?”“Betul itu!” jawab semua orang. “Langsung usri aja dia sama ibunya pak!”“Caramel, saya…”Caramel langsung memotong omongan dari pak rt, “Pak, saya mohon pak. Kasih saya dan mamah saya kesempatan pak, saya bisa jelasin semuanya!” Caramel masih berusaha untuk tetap membujuk pak rt, sedangkan Yuni hanya diam tidak mengeluarkan suaranya sedikit pun.“Halah, udah ngotorin nama desa in
“Ngeselin banget sih!” gerutu Caramel, lalu Caramel menatap laki-laki yang ada disampingnya ini dengan sangat kesal, bagaimana tidak? Setelah apa yang terjadi tadi, lelaki ini seperti tidak ada rasa bersalah dan bahkan dia tidur disamping Caramel sambil memeluknya dengan erat.Caramel sudah berusaha untuk kabur, namun Leon sudah terlebih dahulu mengganti pin apatremennya dan lebih mirisnya lagi Leon memergoki Caramel yang akan kabur. Tampak sekali lelaki ini tersenyum sangat puas.Disatu sisi Caramel senang akhirnya Leon tidak bersikap dingin lagi padanya, tetapi disisi yang lain dia pun merasa tidak enak pada Alexa yang sekarang menjadi tunangan Leon. Terlebih lagi perkataan Leon tadi yang membuat Caramel semakin kebingungan. “Sebenernya kamu itu kenapa sih Leon? Apa sih yang ada diotak kamu itu?” jujur saja Caramel masih bingung, mengapa Leon berubah mendadak seperti ini.“Gak ada apa-apa, isi otakku kosong!”Caramel kaget ternyata Leon masih belum tidur. “Belum tidur?” tanya Caram
[Sudah mendapatkan kejutan yang aku bilang semalam?]Jadi ini yang dimaksud dengan kejutan untuk Caramel. Lalu kenapa Leon mengirim Alexa bekerja satu ruangan dengannya? Apa yang direncanakan oleh Leon?[Apa Alexa yang kamu maksud?]Tak lama kemudian Leon kembali membalas pesannya, [Iya, semoga kamu menjadi bersemangat dalam bekerja karena ada Alexa bersama kamu!]Caramel menatap isi chatnya, dia sama sekali tidak percaya kalau Leon berkata kalau dia akan bersemangat. Padahal pasti akan sebaliknya, dan Caramel yakin kalau Alexa akan mengacaukan pekerjaannya muali hari ini. Caramel memilih untuk tidak membalas isi chat dari Leon. “Ngapain lo?” tanya Alexa penuh selidik.Caramel menatap Alexa dengan sangat malas, “Jadi orang gak usah kepo!” jawab Caramel ketus. “Gue disini juga mau ngawasin lo, ya seenggaknya dengan gue ngasih tau lo, lo bakalan tau diri, lo siapa dan gue siapa!” Alexa berucap seperti membedakan kasta mereka, dan tentu saja karena dia adalah calon tunangan Leon.Caram
“Untung banget Leon memilih Alexa, dasar jalang!”Caramel menahan nafasnya saat Martia mamah dari Leon itu berjalan kearahnya. Lalu Martia melirik kearah Kemal, “Ternyata kamu orangnya? Saya tidak menyangka kalau kamu berani sekali menusuk anak saya dari belakang!”“Tante jaga omongan tante yah,” ucap Kemal geram, “Ini semua tidak seperti apa yang tante lihat dan pikirkan!”Martia tersenyum miring, “Oh ya? Lalu buat apa kamu nganter wanita jalang ini ke rumah sakit, selain mengantar dia memeriksa kandungannya?” tanya Martia menantang.“Tante! Saya tidak tau apa yang membuat tante begitu membenci saya, tetapi anak yang saya kandung itu beneran anak Leon!” ucap Caramel.Martia tertawa, “Bahkan saat kebusukan kamu sudah terkuak saja kamu masih berani untuk berbohong,” Martia menatap Caramel dengan tatapan tajam, “Untung sekali anak saya tidak kembali berhubungan dengan kamu!” lalu Martia mengucapkan sesuatu yang sangat menusuk untuk Caramel, “Kalau anak itu adalah anak Leon saya tidak ak
Leon menatap Caramel, “Kenapa kamu bersikap seperti itu? Aku emang bakalan tetap bertunangan dengan Alexa. Tetapi kamu masih tetap jadi pacarku!”Caramel menggelengkan kepalanya, dia sama sekali tidak percaya dengan apa yang sudah Leon katakan barusan. Kenapa Leon begitu egois sekali, dia seperti ingin memiliki dua wanita sekaligus dalam genggamannya. Apa dia berfikir kalau Leon bersikap egois tidak ada yang sakit hati?. “Jadi itu maksud kamu Leon?” tanya Caramel sambil menggelengkan kepalanya.Melihat Caramel yang sepertinya salah paham dengan apa yang Leon katakan, Leon pun langsung membantahnya. “Tidak! Bukan itu maksud aku!” ujar Leon.“Lalu apa maksud kamu berbicara seperti itu? Apa kamu berfikir tentang perasaan aku dengan Alexa? Bahkan sampai sekarang kamu belum pernah mengakui anak yang ada didalam kandungan aku ini anak kamu Leon!” ucap Caramel menggebu-gebu.“Pertunanganku dengan Alexa memang tidak bisa dibatalkan Caramel, aku saja sulit menjelaskan apa yang terjadi kepada k
Caramel hanya tersenyum mendengar pujian dari Kemal, “Lalu lo sendiri, apa lo udah rela?” tanya CaramelKemal tersenyum singkat, “Apa yang harus gue relain? Lo juga tau antara gue dan Alexa itu gak ada apa-apa!” jawab Kemal.Caramel sangat tau, dibalik senyuman itu Kemal merasa sangat sakit sama seperti dirinya sekarang. “Yang gue tanyain itu hati lo!”Kemal merubah raut wajahnya menjadi serius dan datar, “Kalau itu yang buat dia bahagia, gue bakalan mundur.” Kemal menatap Caramel, “Gak ada lagi yang harus gue lakukan, selain menerima kenyataaan kalau Alexa mencintai Leon!”“Iya, lo bener!” Caramel tersenyum kecut, andai saja permasalahan Leon dan Caramel seperti apa yang dirasakan oleh Kemal, mungkin saja Caramel akan dengan ikhlas dan tidak merasa sakit hati yang berlebihan seperti ini. Saat ini mereka berdua sudah sampai ditempat acara pertungan Leon dan Alexa. Dari luar saja Caramel melihat dekorasi ruangan yang sangat megah, mewah dan banyak juga para tamu yang sudah datang, Car
“Itu bapak-bapak yang sama mamah lo siapa Mel?”Caramel langsung menyipitkan matanya, Caramel memblalakkan matanya disaat dia dengan sangat jelas melihat mamahnya sedang digandeng oleh seorang laki-laki yang sama sekali Caramel tidak mengenalnya karena posisi mereka berdua membelakangi Caramel.“Itu calon bokap lo?” tanya Kemal.Caramel menggelengkan kepalanya, karena dia sama sekali tidak mengetahui siapa laki-laki itu. Caramel langsung berdiri dari tempatnya. “Lo mau kemana?”“Mau nanya langsung sama mamah!”“Gue ikut!”Caramel langsung menggelengkan kepalanya, “Gak usah lo duduk aja disini, lagian bentar lagi kayaknya makanannya datang!” Kemal pun menganggukkan kepalanya, karena Kemal sadar kalau Caramel tidak ingin Kemal tau tentang urusan keluarganya.Caramel langsung mendekati kedua orang yang tampak mesra itu. “Mamah!” panggil Caramel.Yuni yang posisinya membelakangi Caramel langsung membalikkan badannya. Caramel melihat raut keterkejutan dari wajah mamahnya itu, dan tak lama
“Kenapa malam tadi kamu tidak datang Caramel?” Caramel tersentak melihat Leon yang sudah berada didepan pintu sambil menyenderkan badannya dengan kedua tangan yang dilipat didadanya. “Kenapa gak datang?” tanya Leon kembali.“Kenapa kamu bisa disini? Ini itu toilet perempuan!” protes Caramel.Leon mengerutkan keningnya, “Lalu kenapa?”Caramel memandang Leon aneh, bagaimana bisa dia bertanya seperti itu. “Ini itu toilet perempuan bukan laki-laki, dan kamu gak boleh masuk ke dalam sini!”Leon mengangkat bahunya dengan acuh, “Aku tidak perduli, lagian disini hanya ada kamu doangkan gak ada siapa-siapa lagi!” lalu Leon melihat bibir Caramel yang tampak basah. “Kamu kenapa?”Caramel yang menyadari masih ada sisa air di area bibirnya langsung membersihkan sisa air tersebut, “Gak apa-apa!” Leon berjalan mendekati Caramel sambil menganggukkan kepalanya. “Kamu gak boleh masuk kesini!”Leon sama sekali tidak mendengar perkataan Caramel, “Kalau perempuan berkata dia gak apa-apa itu pasti sebalikny
Kesal, marah dan sedih. Semua rasa itu bercampur didalam pikiran Caramel, sudah dua minggu lebih anaknya menghilang dibawa oleh orang lain, tapi perkembangan dari pihak kepolisian tidak ada perkembangan sama sekali.Disisi lain juga dia meminta bantuan dari pihak kepolisian, Caramel meminta bantuan dari para ustad untuk mendoakan anaknya agar segera ketemu dan bisa balik lagi bersama dengan Caramel. Bukannya Caramel tidak percaya dengan pihak kepolisian, namun dia berfikir semakin banyak orang yang mendoakan anaknya, maka anaknya akan semakin cepat untuk ditemukan.Tetapi, Caramel sudah tidak bisa menahan rasa rindunya lagi kepada anaknya itu. Dia ingin bertemu dengan anaknya hari ini juga tidak perduli bagaimana caranya.Mamah Yuni yang melihat penampilan anaknya sekarang, dia sangat khawatir. Mamah Yuni tau kalau Caramel sangat merindukan anaknya sampai dia lupa untuk mengurus dirinya sendiri. Bahkan selama dua minggu ini pun mamah Yuni tidak pernah meninggalkan Caramel sendirian di
Keyra menarik Kemal untuk keluar dari apartemen Caramel, “Kak ini maksudnya apa? Kenapa kak Leon mau mengambil Emir? Ada apa ini?” tanya Keyra bertubi-tubi.Kemal menyenderkan punggungnya didinding, “Nanti, nanti kakak kasih tau kamu, yang harus kamu ketahui sekarang adalah semua yang ada dipikiran kamu itu tidaklah benar!”Keyra mendekati Kemal, “Melihat kakak berbicara seperti barusan membuat aku semakin yakin kalau kakak sedang berbohong sama aku. Apa yang kakak sembunyiin dari aku?” tanya Keyra serius. “Aku terus merasa sangat aneh apalagi ketika aku melihat anak kak Alexa yang terlihat mirip dengan kakak, dan setelah aku bandingkan dengan Emir dia tidak ada kemiripan sedikit pun dengan kakak. Apa yang kakak sembunyiin dari aku dan kedua orang tua kita kak, aku mohon kakak jawab dengan jujur pertanyaan aku ini!”Kemal menghela nafasnya, Keyra tetap ingin mengetahui kebenarannya tetapi Kemal belum bisa memberitahu Keyra sekarang ditambah dengan janji Kemal kepada Caramel untuk teta
Keyra tidak melanjutkan perkataannya karena suara dering handphone milik kakaknya, “Sebentar kakak angkat telepon dulu!”Sedangkan disisi lain, Caramel sudah berada didalam rumahnya dan semua orang pun mengikutinya ke apartemen termasuk dengan Leon dan Alexa.“Caramel, aku tidak main main dengan apa yang aku ucapkan. Aku akan mengambil Emir dari kamu karena kamu sudah tidak bisa merawat anakku!”Caramel yang sudah tidak bisa membendung kemarahannya, dia mendekati Leon dengan tatapan marahnya. “Secara Negara lo bukanlah ayah Emir. Selama ini gue yang merawat Emir sedangkan lo sama sekali tidak pernah merawat Emir dan sekarang lo mau mengambil Emir dari gue? Lo gak tau malu atau gimana?”Leon menganggukkan kepalanya, “Oke, aku emang gak tau malu. Tapi, melihat kelalayan kamu itu aku bisa menjadikan bukti kalau kamu emang gak bisa jadi ibu yang baik. Aku bakalan merebut Emir secara hukum!”“Mamah setuju dengan apa yang kamu bicarakan Leon, bagaimanapun mamah gak bisa percaya lagi dengan
“Maksud mamah bukan salah Caramel iya begitu? Bagaimana pun Emir itu anak aku dan Caramel meninggalkan Emir, dia gak becus jaga anaknya sendiri sampai Emir hilang seperti ini!”Melihat Caramel yang ditunjuk seperti itu oleh Leon, membuat amarah dari mamah Yuni naik. Dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menampar Leon.“Mamah!” jerit Caramel dan Alexa berbarengan.“Mamah apa-apan sih? Kenapa mamah malah nampar Leon? Kenapa mamah nampar suami aku?” tanya Alexa yang tersurut emosi. “Seharusnya yang mamah tampar itu dia, dia sendiri yang gak becus jaga anaknya!”“Karena Leon berhak mendapatkan tamparan itu!”“Mah sudah cukup mah, Alexa dan Leon itu benar. Semuanya gara-gara aku!”“Bagus kalau lo nyadar. Lo tau gak sih, lo itu ngerepotin papah gue!”“Alexa stop!” ucap papah Dion. “Ini bukan waktunya kita bertengkar, dan kamu juga Leon tidak seharusnya kamu berbicara seperti itu kepada Caramel!”Leon memalingkan kepalanya kearah lain, dia sangat kesal kepada diirnya sendiri dan kepada
Caramel langsung berfikir kalau itu memang orang tuanya. “Iya mbak, sama-sama!” setelah mengucapkan kata itu, Caramel langsung kembali ke tempat duduknya semula. “Loh Emir kemana?”Pikiran Caramel langsung kalut, panik bercampur dengan cemas. Caramel terus berjalan mencari anaknya ke seluruh tempat di taman ini, dia hanya takut kalau ada seseorang yang mengambil anaknya.“Pak mohon maaf saya mau beratanya, apa bapak melihat bayi yang sedang digendong oleh seseorang bapak? Bayi itu memakai pakaian biru?” tanya Caramel pada seorang penjual.“Maaf bu, banyak banget anak kecil atau bayi yang pake baju warna biru. Jadi bapak gak tau, ibu nyari anak ibu bukan?” tanya balik sang penjual bakso.Caramel langsung menggelengkan kepalanya, “Iya pak, saya sedang mencari anak saya!”“Coba atuh bu tanya sama satpam disana, siapa tau anak ibu kerekam di cctv!” kata penjual bakso sambil menunjukkan kearah satpam berada.“Terimakasih pak!”“Sama-sama bu!”Tanpa menunggu lama lagi, Caramel langsung menu
Setelah pergi meninggalkan rumah Alexa, Leon tidak pergi ke rumahnya melainkan ke apartemen miliknya. Apartemen ini sudah lama dia tinggalkan, Leon memang sengaja tidak menjual apartemen ini karena beberapakali juga Leon pernah kesini untuk menenangkan dirinya saja.Leon merebahkan dirinya diatas kasur, dia menatap ke langit-langit kamarnya. Leon teringat kalau dulu dia dan Caramel pernah berada dikamar ini berdua dan tidur bersama disini.Leon merogoh handphone yang ada didalam saku celananya. Dia mencari-cari kontak nomor Caramel lalu dia langsung menekan tombol panggilan. Panggilan pertama Caramel tidak mengangkat teleponnya. Leon langsung mencoba kembali tetapi panggilannya tetap tidak diangkat oleh Caramel.“Kamu lagi sibuk ngurusin anak kita?” gumam Leon sambil menatap layar handphonenya yang berisikan foto Caramel. Leon terkekeh geli, karena dia berbicara pada foto Caramel yang sudah dipastikan tidak akan pernah dijawab.Sedangkan disisi lain, Caramel memang sengaja tidak menga
Alexa mendelik kesal pada papahnya. “Ih kok papah malah kayak gitu. Aku butuh papah untuk merencanakan apa yang harus aku lakukan lagi?”“Apa yang kamu rencanakan?”Alexa dan papah Dion kaget, mereka berdua langsung menoleh ke belakang. Ternyata disana sudah ada Leon yang berdiri dibelakang mereka.Alexa langsung merasa sangat gugup, dia sudah seperti tertangkap basah oleh Leon. Lalu dia melirik pada papahnya, memberikan kode kepada papahnya itu agar bisa mengalihkan Leon. Sementara itu, Leon berjalan mendekat pada keduanya.“Kenapa diam? Apa yang papah dan Alexa rencanakan?” tanya Leon yang curiga.Papah Dion yang mengerti dengan tatapan anaknya pun langsung menjawab pertanyaan Leon. “Ah, kami sedang merencanakan syukuran untuk Kalisa yang baru lahiran. Papah terpaksa membantu Alexa untuk menyiapkan acara nanti, karena papah tau kalau kamu tidak akan mau membantu Alexa!” Leon mengerutkan keningnya, “Apa hanya itu saja?” tanya Leon sambil menatap pada Alexa.Alexa menganggukkan kepal
“Cucu? Cucu jeng Martia ada disini?”“Iya, Emir itu kan cucu saya. Makanya saya sengaja kesini mau jenguk cucu saya!”Mamah Nisa mengibaskan tangannya merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Martia tersebut. “Ah jeng Martia ini emang suka banget yah bercandanya, mana mungkin Emir itu cucu jeng Martia. Kan Emir cucu saya!” jawab mamah Nisa sambil tertawa yang dipaksakan.Mamah Martia menggelengkan kepalanya, “Loh saya gak bercanda jeng, Emir itu emang beneran cucu saya kok. Masa saya bercanda sih?” kata mamah Martia sambil tertawa.Caramel merasa jika saat pernafasannya sedang terganggu, bahkan untuk mengambil helaan nafas juga dia merasa sangat kesulitan. Ini semua tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan dan tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh Caramel.Mamah Kemal terlihat sekali kebingungan dengan yang dikatakan oleh mamah Leon barusan. Tetapi tak lama kemudian, mamah Kemal tersenyum. “Ah iya, saya baru inget kan Alexa sekarang jadi menantu jeng Martia. Otomatis an
Caramel dengan langkah pelan menghampiri mamahnya Leon yang tersenyum kecil saat melihat kedatangannya.“Apa kabar Caramel?” tanya mamah Martia. “Kamu baik-baik aja kan?Caramel merasa sangat aneh dengan sikap mamahnya Leon yang terlihat ramah seperti itu kepadanya. Biasanya, dia akan segera mengeluarkan kata-kata pedasnya untuk Caramel. “Aku baik-baik aja tante, tante apa kabar?” tanya Caramel kikuk.“Tante juga baik-baik aja kok!” jawab mamah Martia.“Sebentar tan, aku siapin dulu makanan dan minuman untuk tante!” “Tidak, nanti tante merepotkan kamu!”“Enggak kok tan, sama sekali gak merepotkan. Aku ke dapur dulu!”Caramel pun pergi ke dapur menemui bibi yang ada didapur. “Bi makanan ringan masih ada kan?” tanya Caramel pada bibi.“Masih ada kok non, non mau nyiapin untuk bu Martia?” tanya bibi.“Iya bi, tolong siapin bi!”“Baik non!” lalu bibi pun menyiapkan makanan yang ada, setelah siap kemudian Caramel membawa makanan dan minuman itu ke tengah rumah.“Makasih, Mel. Tante kesini