Istri Dekil Yang Selalu Dihina Ternyata Anak Mafia

Istri Dekil Yang Selalu Dihina Ternyata Anak Mafia

last updateLast Updated : 2023-06-28
By:  AzaleaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
10 ratings. 10 reviews
76Chapters
50.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Sering dihina dan diperlakukan tidak baik oleh mertuanya karena dipandang hanya menantu miskin yang tidak punya apa-apa. Siapa yang menyangka jika Zendaya adalah anak seorang mafia. Bagaimana reaksi ibu mertuanya saat tahu menantu yang sering dihinanya itu ternyata anak seorang mafia dan memiliki kekayaan tujuh turunan.

View More

Chapter 1

Menantu Kaya Dipuji Menantu Miskin Dihina

BAB 1

Plak!

Tanganku ditepis dengan keras.

"Ini bukan makanan untukmu! Cari makananmu sendiri di dapur."

Nafsu makanku hilang seketika karena perlakuan ibu mertua. Bukan untuk pertama kalinya ibu mertua melakukan ini, semenjak adik suamiku menikah dengan wanita yang katanya anak juragan tanah ia semakin tidak bersahabat. Perbedaan kasta membuat ibu mertuaku juga bersikap berbeda padaku dan menantu barunya.

"Bu, kita makan sama-sama di sini. Kenapa ibu malah menyuruh Mbak Aya makan di dapur," ucap Rika, adik bungsu suamiku membela.

"Jangan sok-sokan membela, semua makanan ini dibeli dari uang yang diberikan Elena pada ibu jadi Aya tidak berhak ikut makan. Enak saja, tidak pernah memberi ibu uang banyak malah mau makan enak. Gaji Fadil pasti kamu simpan sendiri 'kan? Hanya sisanya yang kamu kasih ke ibu. Dasar pelit!"

Aku tersenyum tipis lalu menatap Rika dan mengabaikan ibu mertua. "Tidak apa-apa, Dek. Biar Mbak mengalah."

"Bukan mengalah, seharusnya sadar diri. Kalau tidak mampu memberi uang belanja banyak jangan berharap bisa makan enak apalagi numpang makan!" celetuk Elena.

Tanpa berkata lagi aku melangkah ke dapur. Mungkin kalau Mas Fadil di sini, ibu tidak akan bersikap seperti itu padaku. Ibu mertua hanya berani melakukannya di belakang Mas Fadil.

"Rika, duduk! Jangan sampai ibu lihat kamu kasih makan si Aya, ibu potong uang jajan kamu!"

Teriakan ibu mertua terdengar sampai dapur.

Aku menggelengkan kepala. "Pantas saja susah kaya, pelitnya minta ampun," gumamku lalu membuka kulkas kecil dan mengambil telur yang tinggal sisa satu butir lagi.

Isi kulkas memang penuh dengan bahan masakan yang dibeli ibu dengan uang dari menantu kesayangannya itu. Tapi kulkas yang penuh bahan masakan itu ada di kamar ibu mertua, seolah-olah takut aku mengambilnya jika kulkas itu berada di dapur. Aku baru tahu ada orang yang sepelit itu.

Sisa kesabaranku masih ada, jadi akan kubiarkan mereka memperlakukan aku sesuka mereka.

"Mbak." Rika datang membawa piring berisi nasi putih tanpa lauk apapun.

"Kenapa malah ke sini?"

"Aku tidak mau makan selain masakan Mbak Aya," ucapannya.

"Semua makanan yang ada di meja, Mbak yang masak."

Rika menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau menyentuh makanan dari orang yang sombong seperti Mbak Lena."

"Jangan begitu, Rik."

Rika mencebik. "Aku kesal, Mbak. Dia baru saja tinggal di sini tapi sudah menyebalkan seperti itu, katanya orang kaya tapi kenapa tidak membangun rumah sendiri."

"Kamu 'kan tahu ibu tidak mau kalau anak-anaknya tinggal di tempat lain. Mbak dan Mas Fadil saja masih membujuk ibu untuk mengizinkan kami tinggal di tempat sendiri meskipun hanya menyewa."

Sebenarnya aku dan suamiku bisa saja langsung pergi, tapi Mas Fadil sangat menyayangi ibunya makanya ia merasa berat untuk meninggalkan ibu mertua apalagi tanpa restu darinya.

***

"Kamu tidak usah ikut!"

Baru saja keluar dari kamar langsung dicegat oleh ibu mertua di depan pintu. Semua orang sudah berada di mobil.

"Kenapa, Bu? Apa mobilnya sudah penuh?" tanyaku.

"Bukan masalah mobilnya, tapi ibu malu kalau kamu ikut. Ibu malas dengar orang membicarakan kalau ibu punya menantu dekil sepertimu! Bajumu juga belel begitu, mau ditaruh dimana muka ibu?"

Aku menghela nafas panjang. Memperhatikan penampilanku yang memang terlihat biasa jika dibandingkan dengan yang lainnya. Bahkan tadi pagi-pagi sekali ada MUA yang datang untuk merias ibu mertua dan Elena.

Sedangkan aku hanya memakai riasan seadanya.

"Aku memakai baju seadanya karena tidak diberikan seragam seperti yang lainnya. Eh, tidak, bukan tidak diberikan tapi punyaku dipakai Elena."

Ibu mertua malah melotot. "Jangan banyak protes, Elena lebih pantas memakainya."

"Kalau aku tidak ikut, bagaimana nanti kalau Mas Fadil mencariku?"

"Gampang, ibu bilang saja kamu sakit. Ingat jangan kemana-mana!" peringat ibu mertua lalu berjalan ke luar, ia bahkan mengunciku dari luar.

Sayang, Mas Fadil berangkat lebih dulu karena ia yang jadi supir mobil pengantin.

Lebih baik memang di rumah daripada di sana aku tidak dianggap, lebih parahnya jika disuruh untuk mencuci piring di acara hajatan itu. Seperti apa yang aku alami beberapa bulan kemarin saat keponakan ibu mertua menikah. Yang lain sibuk makan-makan aku malah disuruh cuci piring.

Jangan tanyakan kemana suamiku, ia bekerja di luar kota dan jarang sekali pulang jadi tidak tahu bagaimana perlakuan ibunya padaku.

"Seharusnya bilang dari awal kalau aku tidak boleh ikut jadi aku tidak perlu repot-repot dandan segala." Aku menggerutu sambil membersihkan make up.

Tok! Tok! Tok!

"Siapa lagi yang datang? Mana pintu dikunci dari luar."

Bergegas melihat siapa tamu yang datang. Aku kaget melihat dua orang lelaki bertubuh tinggi besar dengan baju serba hitam berdiri di depan pintu.

Membuka jendela untuk bisa bicara dengan mereka.

"Apa yang Om lakukan di sini? Bagaimana kalau ada yang melihat?"

"Maaf, Nona. Tapi anda sudah beberapa hari tidak bisa dihubungi. Nyonya besar meminta kami untuk memastikan kondisi anda."

"Aku baik-baik saja, Om. Cepat pergi, aku akan menghubungi Mama sekarang!" titahku.

"Baik, Nona."

Menghela nafas lega saat melihat mobil hitam itu berjalan menjauh.

Dengan cepat melangkah menuju kamar, membuka lemari dan membawa kotak hitam yang sengaja kusimpan di bawah tumpukan baju.

Semua barang-barang berharga tersimpan di kotak ini, hanya ponsel jadul yang sering digunakan untuk berkomunikasi dengan yang lainnya termasuk suamiku.

Semoga saja jantung ibu mertua masih kuat saat tahu siapa aku.

Aku Zendaya Virendra Gunawan yang sengaja menyembunyikan jati diri hanya karena ingin mendapatkan cinta sejati.

Terdengar klise tapi memang aku mencari lelaki yang mencintaiku apa adanya bukan karena apa yang kumiliki.

Cklek!

Suara pintu terbuka.

"Aya!"

Aku terlonjak kaget mendengar suara Mas Fadil, bagaimana ia bisa ada di sini. Buru-buru membereskan barang-barang itu.

Brak!

Pistolku terjatuh, dengan cepat menendang benda itu masuk ke kolong ranjang lalu kembali memasukkan kotak hitam ke dalam lemari.

Bersambung ….

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Farah Putriani
kereeeen mantap ...
2024-11-21 13:17:21
1
user avatar
Butet Nya Ko Sutedja
bagus ceritanya.........
2023-10-13 01:20:00
0
user avatar
Handom dom
novelnya sangat bagus
2023-10-01 16:29:36
0
user avatar
Naya Bilqis
bagus critanya bikin penasaran
2023-10-01 00:22:50
0
user avatar
Ika AnggiaSheno
lanjutkan...... seru critanya
2023-05-23 06:47:02
1
user avatar
Mohd hilal idzhar
Jalan cerita yang menyeronokkan
2023-05-18 08:22:23
1
user avatar
Sri Suhartini Mawo
awal yg bagus... penasaran dengan kelanjutannya..
2023-05-13 17:58:19
1
user avatar
Asiah Erap
Aku mampir thor, semoga sukses selalu...️...️...️
2023-05-07 11:42:56
2
default avatar
Sania Neo
cerita keren
2023-04-26 17:26:42
1
user avatar
Masita Ali Wildan
ceritanya menarek sekalee tp sayang hatus bayarrr pusin bestiiii eke puyeng oek
2023-03-24 14:47:56
1
76 Chapters
Menantu Kaya Dipuji Menantu Miskin Dihina
BAB 1Plak!Tanganku ditepis dengan keras."Ini bukan makanan untukmu! Cari makananmu sendiri di dapur."Nafsu makanku hilang seketika karena perlakuan ibu mertua. Bukan untuk pertama kalinya ibu mertua melakukan ini, semenjak adik suamiku menikah dengan wanita yang katanya anak juragan tanah ia semakin tidak bersahabat. Perbedaan kasta membuat ibu mertuaku juga bersikap berbeda padaku dan menantu barunya."Bu, kita makan sama-sama di sini. Kenapa ibu malah menyuruh Mbak Aya makan di dapur," ucap Rika, adik bungsu suamiku membela."Jangan sok-sokan membela, semua makanan ini dibeli dari uang yang diberikan Elena pada ibu jadi Aya tidak berhak ikut makan. Enak saja, tidak pernah memberi ibu uang banyak malah mau makan enak. Gaji Fadil pasti kamu simpan sendiri 'kan? Hanya sisanya yang kamu kasih ke ibu. Dasar pelit!"Aku tersenyum tipis lalu menatap Rika dan mengabaikan ibu mertua. "Tidak apa-apa, Dek. Biar Mbak mengalah.""Bukan mengalah, seharusnya sadar diri. Kalau tidak mampu membe
last updateLast Updated : 2023-02-17
Read more
Menyembunyikan Identitas
Bab 2Tubuhku langsung berbalik saat pintu kamar terbuka. Jantungku masih berdebar karena kaget dengan kedatangan Mas Fadil."Mas, kenapa kamu masih di sini? Bukankah tadi sudah berangkat?""Kamu sakit apa? Kita ke dokter ya?" Mengabaikan pertanyaanku, Mas Fadil malah balik bertanya sambil menyentuh keningku dengan lembut."Aku baik-baik saja, hanya sedikit kelelahan. Kamu belum menjawab pertanyaanku, kenapa bisa ada di rumah?"Mas Fadil menghela nafas. "Tadi tidak langsung berangkat karena menunggu semua orang kumpul di dekat alun-alun karena banyak yang tidak tahu jalan. Mas melihat mobil yang ditumpangi ibu tidak ada kamu di sana, ibu mengatakan kamu sakit.""Dan Mas kembali hanya karena mendengar aku sakit?"Mas Fadil mengangguk.Terharu sekali rasanya dengan perlakuan suamiku ini, ia memang sosok yang begitu perhatian dan lembut, itu salah satu faktor yang membuatku jatuh hati padanya.Mas Fadil memang bukan seorang sarjana yang memiliki pekerjaan bagus dan gaji besar tapi bukan
last updateLast Updated : 2023-02-17
Read more
Hampir Ketahuan
Bab 3"Sayang, jelaskan pada ibu kalau semua ini salah paham.""Ibu tidak menungguku selesai bicara malah berteriak memanggil Mas Fadil," ucapku."Bilang saja kamu ngeles 'kan?" tuding ibu mertua.Aku tertawa. "Bu, mereka itu salah alamat. Untung saja semua barang-barang tidak sampai mereka bawa.""Mana mungkin salah rumah," sangkal ibu mertua."Mungkin saja, buktinya tadi." sahutku."Sudah, Bu. Semua itu salah paham, Aya tidak akan mungkin pinjam uang pada rentenir, kami punya tabungan, Bu." Mas Fadil membela, ia tahu istrinya ini tidak akan mungkin meminjam uang apalagi pada lintah darat."Kamu malah belain dia. Jadi suami itu jangan takut istri, kamu sengaja mau tutupi semuanya dari ibu?"Mas Fadil terlihat menghela nafas panjang. "Bu, Aya tadi 'kan sudah jelaskan kalau memang ini salah paham. Kalaupun iya Aya pinjam uang ke rentenir, untuk apa?"Ibu mertua mengedikkan bahunya. "Mana ibu tahu. Mungkin dia iri mau beli barang bagus seperti Elena."Sekuat tenaga aku menahan tawa. Ibu
last updateLast Updated : 2023-02-17
Read more
Ratu Yang Dijadikan Babu
Bab 4Benda itu sudah berada di tanganku."Ini mainan milik Vano, kemarin saat kalian pergi ke acara hajatan Mbak di rumah bersama Mas Fadil dan juga Vano. Vano dititpkan karena Mbak Tyas ada urusan," jelasku.Rika mengangguk-anggukan kepalanya."Biar nanti Mbak kembalikan," lanjutku.Gadis itu kembali berjongkok dan mengambil dus sneakers yang kusimpan di sana. Tidak bisa membayangkan jika ia mengotak-atik dan menarik pelatuknya. Membayangkannya saja aku tidak mampu.Sudahlah …. Sekarang yang penting Rika tidak curiga.“Mbak, ini tidak apa-apa aku pinjam? Rasanya sayang kalau dipakai, ini bagus sekali. Aku saja tidak pernah melihat sepatu seperti ini dipakai orang selain di tv.”"Kalau suka ambil saja.""Tidak, ini milik Mbak Aya. Ini pasti mahal.""Itu kw," dustaku.Jelas saja itu bukan barang tiruan, aku membawanya dari rumah waktu itu. Jika Rika tahu harga asli sepatu itu yang sama dengan dua buah motor, sudah pasti ia tidak akan percaya. Tentu saja karena Mas Fadil dan keluargan
last updateLast Updated : 2023-02-17
Read more
Tidak Mampu, Bilang!
Bab 5“Sebentar, Ma.”Suara kusenyapkan sebelum membuka pintu agar Mama tidak mendengar pembicaraan kami nanti, headset masih menyumpal telinga dan ponsel masih dalam genggaman.“Ada apa?” tanyaku pada Elena.Pandangan Elena langsung mengarah ke ponselku.“Dari mana Mbak punya ponsel mahal seperti itu?” Nada suaranya begitu merendahkan, ingin rasanya kutonjok mulut lancangnya itu.Sabar, Zendaya!Aku menghela nafas panjang. “Ini kw, kenapa? Mau belikan yang asli?”Elena mencibir. “Kalau tidak mampu jangan membeli barang tiruan, beli saja ponsel biasa. Pengen terlihat kaya tapi menipu.”“Cepat katakan, apa maumu? Aku sibuk.”“Kenapa Mbak tidak mencuci bajuku?”Tawaku langsung pecah. “Mencuci bajumu? Kau pikir kau siapa? Kenapa aku harus mencucikan bajumu. Dengar ya, aku mencucikan baju ibu karena itu tanda baktiku pada ibu dari suamiku. Bukan berarti kau bisa seenaknya menyuruhku. Kau 'kan anak orang kaya, sewa pembantu atau bawa semua bajumu itu ke laundry. Rika saja mencuci bajunya s
last updateLast Updated : 2023-02-17
Read more
Pakai Saja Uangmu
Bab 6Tok! Tok! Tok!Terdengar ketukan pintu dibarengi suara salam dari luar, dari suaranya bisa kutebak kalau itu Bu Ajeng.Dengan cepat ibu mertua melangkan membukakan pintu, tinggal aku dan Elena yang dari tadi melayangkan tatapan tajam. Apa ia pikir aku takut? Bersikap seolah aku anak kecil yang takut jika ditatap seperti itu.“Hati-hati, matamu loncat keluar nanti!” tegurku.“Dasar menyebalkan! Tunggu saja ibu kembali,” sungutnya.Aku tertawa. “Kenapa harus menunggu ibu? Tidak berani melawanku sendiri? Cih! Dasar anak manja.”Belum sempat Elena kembali bicara, ibu mertua datang.“Aya, siapkan makanan. Arisan akan diadakan di sini, tidak jadi di rumah Bu Ajeng karena suaminya sedang sakit. Kamu cepat bikin makanan ya, jangan cuman kue-kue tapi makanan berat juga.”"Makanan berat? Batu?" sahutku.“Aya! Ibu serius!” tegurnya dengan galak.“Iya, Bu. Terus uangnya mana?” Aku mengulurkan tangan terbuka meminta uang untuk konsumsi.“Pakai dulu uangmu, nanti ibu ganti. Sekarang ibu mau si
last updateLast Updated : 2023-02-17
Read more
Dikira Pencuri
Bab 7“Aya sayang, tolong bantuin ibu, Nak.”Suara ibu mertua yang begitu lembut memanggilku. Mentang-mentang banyak orang, kalau tidak ada sudah pasti akan dimarahi karena pesanan makanan tadi.Aku sudah siap untuk dimarahi dan sudah biasa, terkadang kasihan pada ibu mertua karena setiap hari marah-marah padaku.Apa tekanan darahnya tidak baik marah-marah terus?“Iya, Bu. Sebentar.”Sebagai menantu yang baik jangan sampai mempermalukan mertua di depan banyak orang. Ibu mertua meminta untuk menyiapkan semua makanan yang tadi baru saja datang.“Wah, Jeng Diah royal juga ya. Makanannya dari restoran mahal,” celetuk Bu Hesti, tetanggaku satu ini memang paling banyak ngomong.“Iya dong, Jeng. Masa menyambut kalian dengan nasi kotak,” sahut ibu mertua terdengar jumawa.“Pasti ini dari menantu baru Jeng Diah ya?” timpal Bu Nia.“Iya. Sebagai menantu dia jelas baik sekali, tidak pernah membiarkan ibu mertuanya ini kesusahan.” Ibu mertua bicara sambil melirik padaku. Seolah menyindir.“Menant
last updateLast Updated : 2023-02-17
Read more
Cincin Imitasi Untuk Ibu Mertua
ISTRI DEKIL YANG SELALU DIHINA TERNYATA ANAK SEORANG MAFIABab 8“Jaga mulutmu itu! Sembarangan menuduhku maling!”“Kalau bukan maling lalu apa? Tadi terlihat kaget saat kupanggil, Mbak juga mau apa masuk ke ruangan orang diam-diam seperti itu?”Kuhela nafas panjang. “Bukan urusanmu! Mau aku mencuri kek mau apa, terserahku.”“Aku akan melaporkan pada ibu.”Tawaku lepas. “Dimana-mana orang mencuri itu dilaporkan ke polisi bukan pada ibu, sepertinya kau demam.”Seorang wanita datang mendekat. “Len, bukankah ini Mbak Aya. Kakak ipar suamimu?”“Iya. Dia mengendap-endap akan masuk ruangan itu,” ujar Elena.Kulihat Chintya berjalan mendekat sambil membawa nampan berisi air minum. Memberikan isyarat padanya agar tidak bicara apapun.“Mbak, silahkan tunggu di dalam,” ucap Chintya.Pintar!Menjulurkan lidah pada Elena sebelum masuk ke dalam ruangan. Sudah pasti ia akan menceritakan ini pada ibu mertua.Ia cerita pun ibu mertua tidak akan percaya.“Maafkan aku Chintya tapi aku tidak membawa uan
last updateLast Updated : 2023-02-27
Read more
Calon Madu Di Rumah Ibu Mertua
ISTRI DEKIL YANG SELALU DIHINA TERNYATA ANAK MAFIABab 9Setelah kejadian cincin imitasi itu, ibu mertua benar-benar marah. Berkali-kali meminta maaf tapi seolah tidak dipedulikan. Jadi merasa bersalah, takut jika apa yang kulakukan ini terlalu berlebihan.Apa harus kuberikan yang asli?Entahlah. Nanti juga ibu bersikap biasa lagi, marahnya ibu mertua tidak akan lama.“Mbak, ibu mana?” tanya Rika yang baru keluar dari kamarnya.“Tidak tahu, tadi pergi keluar bersama Elena,” jawabku.Rika terlihat menghela nafas panjang.“Kenapa?”Rika menggelengkan kepalanya. “Tidak. Kalau ibu pulang tolong katakan aku main ke rumah Echa ya, Mbak.”Aku mengangguk. Rasanya tidak ada semangat hidup, apalagi Mas Fadil mengatakan ia tidak akan pulang. Hanya ia yang membuatku bertahan dan betah di rumah ini, malas jika harus menunggu sampai minggu depan lagi.Tidak enak sekali hubungan jarak jauh seperti ini tapi sekalinya bertemu, rasanya sangat membahagiakan.Sepertinya aku harus benar-benar bekerja, bos
last updateLast Updated : 2023-02-28
Read more
Rencana Licik Pelakor dan Mertua
ISTRI DEKIL YANG SELALU DIHINA TERNYATA ANAK MAFIABab 10Kusuguhkan kopi dan juga cemilan.“Dit, kopimu masih dibuatkan oleh Elena,” ucapku pada adik iparku itu.“Iya, Mbak,” jawabnya.“Mas, aku tidur duluan boleh?”Mas Fadil tersenyum menatapku, mengelus lenganku dengan lembut. “Iya, sayang. Sebentar lagi Mas menyusul.”Aku mengangguk lalu kembali masuk ke dalam, berhenti saat ada di kerumunan tiga wanita itu.“Elena, Radit minta dibuatkan kopi.”“Mbak saja yang buatkan, aku sibuk," sahutnya masih dengan fokus menatap layar ponsel.“Aku juga sibuk.”“Biar aku saja yang buatkan.” Mitha langsung berdiri.Mau cari muka ternyata.“Baik sekali kamu, Nak. Terima kasih ya.” Ibu mertua seperti sengaja memuji Mitha di depanku, seharusnya yang tersindir itu Elena dan seharusnya juga ibu menatap menantu kesayangannya bukan memicing ke arahku.Tidak peduli dengan mereka, lebih baik mengarungi dunia mimpi.Rasanya nikmat sekali saat punggung menempel pada kasur yang empuk. Mataku sudah berat, se
last updateLast Updated : 2023-02-28
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status