I'm Alone in This World

I'm Alone in This World

last updateLast Updated : 2021-11-29
By:  aliznarunOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
5 ratings. 5 reviews
27Chapters
7.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Seorang anak yang dibesarkan oleh seorang wanita di dalam hutan. Identitas keduanya cukup misterius. Setelah beberapa tahun kemudian, anak tersebut menemukan alasannya berada di dunia ini. Dia memutuskan untuk mengambil jalan hidupnya sendiri tanpa terikat oleh siapapun.

View More

Chapter 1

01. Perpisahan

Suasana ceria dan riang gembira memenuhi udara di Desa Miru. Gelak tawa yang riang mengalun dari penduduknya, memperlihatkan betapa mereka menikmati pagi itu dengan sepenuh hati. Bahkan seorang remaja berusia sepuluh tahun, yang dikenal sebagai Adam, turut menyumbangkan keceriaan dengan leluconnya yang selalu mengundang tawa.

"Adam, leluconmu sungguh menghibur, hahaha..."

"Ya, betul sekali! Kau selalu menghadirkan keceriaan setiap kali datang ke sini."

Pujian dari beberapa warga terus mengalir, namun Adam tetap tenang dengan ekspresi khasnya yang penuh keceriaan. Baginya, menyenangkan hati warga desa adalah sebuah kebiasaan yang tidak pernah dia hiraukan, karena itulah cara terbaik baginya untuk berinteraksi dengan mereka yang kadang tertutup.

"Sepertinya saatnya aku kembali ke hutan. Terima kasih atas pagi yang menyenangkan ini," ucap Adam dengan senyuman tulus.

Adam melangkah meninggalkan desa menuju kedalaman hutan. Di sana, sebuah gubuk yang kokoh berdiri di antara pepohonan yang rimbun, menunggu kedatangannya.

Melintasi jembatan panjang yang melintasi sungai, Adam mengiringi langkahnya dengan senandung ringan, ditemani oleh kicauan riang burung-burung penghuni hutan. Udara segar hutan seolah menyapu kelelahan dari tubuhnya, memberinya kenyamanan yang tak tergantikan. Adam benar-benar menikmati setiap momen yang dihabiskannya di lingkungan itu.

Sampai di depan pintu gubuk, Adam segera berlari masuk untuk menemui sosok yang ditunggunya.

"Ma'am, aku sudah kembali! Mari kita lanjutkan latihan terakhir kita dengan semangat!" serunya penuh antusias.

Namun, tak ada jawaban yang menyambutnya. Adam mencoba lagi, kali ini dengan suara yang lebih tenang, "Ma'am, apakah kau ada di dalam kamar?"

Namun, tetap tidak ada jawaban. Mulai merasa kebingungan, Adam membuka pintu kamar dengan hati-hati.

"Permisi..."

Namun, kamar itu kosong. Hanya tempat tidur dan lemari yang terdapat di dalamnya. Adam merasa kebingungan, biasanya wanita yang ia panggil 'Ma'am' tidak pernah meninggalkan gubuk tanpa memberi kabar sebelumnya. Mencari kesana-kemari di sekitar gubuk, namun Adam tak berhasil menemukannya. Rasa gelisah mulai menyelinap, sebab sudah hampir empat tahun dia menjalin hubungan erat dengan wanita itu, sehingga baginya, wanita itu seperti keluarganya sendiri.

"Ma'am, di mana kau? Ini tidak seperti biasanya..." desisnya pelan sambil melangkah keluar dari gubuk.

Krek...

"Siapa di sana?" teriak Adam, namun hanya hening yang membalas.

Waspadai berbagai kemungkinan, Adam segera meraih belati yang terselip di saku celananya. Dengan mata tertutup, dia merasakan keberadaan seseorang di sekitarnya, menemukan aura aneh yang mencolok di satu titik.

"Aura ini..."

Ketika Adam membuka mata dengan terkejut, dia secara refleks mundur dua langkah setelah merasakan ancaman yang tajam dari arah kirinya. Berhasil menghindari serangan itu, Adam melihat siapa yang menyerangnya. Seorang individu bertopi dan memakai jubah coklat yang lusuh, menggenggam curit dengan tajam di tangannya. Wajahnya tersembunyi dalam bayangan jubah.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Adam dengan hati-hati, tetapi penuh dengan keberanian.

Mendengar pertanyaan Adam, individu itu berhenti dan menjawab dengan suara yang aneh, "Membunuhmu."

Terkejut dengan jawaban itu, Adam bersiap untuk bertarung. Dia tidak ingin mati sebelum menemukan keberadaan wanita yang dicarinya.

"Jangan harap!" teriak Adam, siap untuk menghadapi ancaman yang mengintai.

Dia berlari ke arah individu tersebut, memainkan peran sebagai murid yang lincah dan cepat. Namun, semua gerakannya dapat dengan mudah diprediksi oleh mata terlatih sang pembunuh. Mengarahkan curitnya menuju Adam, pembunuh itu siap mengakhiri hidupnya. Tapi Adam tangkas mengelak dan berhasil menangkis serangan itu menggunakan belatinya, kemudian membalikkan serangan.

Pertarungan mereka menjadi semakin sengit dan berkelanjutan. Tidak ada yang menyerah atau menunjukkan tanda-tanda kelemahan, keduanya memiliki stamina yang melimpah.

"Jangan memaksakan dirimu, Adam. Serahkan dirimu padaku," desak pembunuh dengan suaranya yang aneh.

"Aku tidak akan menyerah sebelum menemukannya!" balas Adam dengan tegas, fokus pada tujuannya.

"Siapa yang ingin kau temui? Aku mungkin bisa membantumu sebelum mengakhiri nyawamu," sela pembunuh dengan nada misterius.

"Itu bukan urusanmu! Hyatt..." Adam melemparkan beberapa jarum beracun ke arahnya, memaksanya menghindar. Mengejar peluang itu, Adam berusaha mendapatkan keunggulan dengan manuver cepat dan cerdik.

Namun, si pembunuh berhasil menghindari serangan itu dengan kekakuan. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Adam menghilang dari pandangannya, lalu muncul di belakangnya.

"Skak mat," ucap Adam dengan belati diarahkan ke leher pembunuh, bersiap untuk menyelesaikan pertarungan.

"Haha... Siapa yang bilang?" sahut pembunuh, yang tiba-tiba berubah menjadi boneka. Pembunuh sejati, yang ternyata telah berpindah posisi, sekarang berada di belakang Adam. Keadaan telah berbalik.

"Skak mat, Adam," ucap pembunuh dengan suara yang dikenali Adam.

Dengan hati-hati, Adam memutar badannya dan mengangkat tangan, menatap tajam ke arah pembunuh yang sekarang terlihat jelas. Merasa dilihat dan dicurigai, pembunuh itu akhirnya membuka tudung jubahnya, mengungkapkan identitas yang selama ini dicari Adam.

Ternyata, pembunuh itu adalah wanita yang dicarinya.

"Ma'am! Akhirnya aku menemukanmu," seru Adam dengan suara penuh kelegaan.

"Hm? Ternyata yang ingin kau temui itu aku. Haha, pikiranmu sangat sempit, Adam," ejek wanita itu dengan nada mengejek.

"Maksud Ma'am?" tanya Adam, kebingungan tergambar jelas di wajahnya.

"Kau selalu melihat sisi baikku dan mengabaikan sisi jahatku. Apakah kau yakin nyawamu akan aman bersamaku? Apakah kau yakin aku tidak akan memanfaatkanmu?" tanya wanita itu dengan tajam.

Adam terdiam, merenungkan kata-katanya. "Aku tidak bodoh. Aku hanya setia kepada mereka yang telah membantuku," jawab Adam dengan mantap.

"Oh, begitu. Aku merasa tersentuh. Padahal aku hanya tertarik padamu karena bakatmu," ujar wanita itu dengan nada merendahkan.

Adam merasa keanehan merayap di dalam dirinya, tetapi dia menahannya. "Kenapa? Apakah kau marah?" tanya wanita itu dengan penasaran.

"Aku tidak tahu," jawab Adam.

"Benar! Kau hanya mengerti sedih dan bahagia. Itu membuatku semakin senang. Aku bisa membuatmu bahagia lalu menyakitimu tanpa kau sadari! Haha..." kata wanita itu dengan kejam.

Adam hanya meremas jari-jarinya, tetap diam. "Kalau begitu, bunuh aku saja," ucapnya dengan mantap.

"Hm? Itu niatku, Adam. Oh ya, sebelum kau mati, aku akan memberitahumu tentang identitasmu dan keluargamu," ucap wanita itu tiba-tiba.

Adam terkejut. "Apa itu?" tanyanya dengan penasaran yang memuncak.

Namun, sebelum wanita itu bisa menjelaskan lebih lanjut, seseorang tiba-tiba melompat dari atas pohon dengan menggunakan jubah hitam. Wajahnya tertutup, hanya dua mata yang terlihat.

"Sudahlah, jangan terlalu dramatis. Segera katakan saja," ucap sosok misterius itu dengan nada datar.

"Ah kau mengacaukan saja! Apa kau tidak bisa membaca suasana?" jawab wanita itu. 

"Kau memperlambat waktu saja. Kalau ingin drama seperti itu, lebih baik kau saja yang mengantarnya."

Adam, yang tengah kebingungan dengan situasi yang tak terduga, diam-diam melihat sosok yang tiba-tiba muncul dari atas pohon dengan pakaian hitam. Sosok itu, yang kemudian memperkenalkan diri sebagai Jack, mengaku sebagai teman dari wanita yang ia sebut sebagai "wanita drama".

"Siapa yang kau sebut wanita drama?!" interupsi wanita itu, yang bernama Frey.

"A.. Iya, aku Adam. Senang bertemu denganmu, Paman Jack?" kata Adam dengan rasa bingung yang tak tersembunyi.

"Aku masih belum begitu tua! Umurku baru 20 tahun, kau bisa memanggilku kakak," kata Jack.

"Hei, umurmu 27 loh," sahut Frey, memotong.

"Diam kau, Frey! Yah terserah kau ingin memanggilku apa," kata Jack sambil memutar matanya.

Adam memperhatikan mereka berdua berdebat, lalu dia teringat pada pembicaraannya dengan Frey sebelumnya tentang keluarganya. Apakah Frey benar-benar tahu tentang keluarganya?

"Uhm.. Maaf Ma'am, tentang pembicaraan sebelumnya.." coba Adam, takut mengganggu perdebatan mereka, tapi dia merasa itu tak apa.

Setelah mendengar Adam, Jack dan Frey saling memandang, kemudian mereka teruskan dengan perdebatan mereka.

"Hey nak, lupakan yang dikatakan wanita itu. Kau tau, dia hidup penuh drama jadi yang tadi dikatakan dia hanya skenario," kata Jack kepada Adam.

Adam tidak sepenuhnya yakin dengan orang yang baru saja ia temui, tapi dia memandang Frey dengan tatapan permintaan penjelasan.

"Huh.. Untuk kali ini aku mengakuinya. Memang tadi hanya sebuah permainan. Adam, sebenarnya aku hanya ingin memberitahumu sesuatu," kata Frey, yang kemudian menjelaskan kepada Adam bahwa itu hanya sebuah ujian kemampuan. Jika Adam mampu bertahan dengan serangan Frey, maka Frey akan memutuskan untuk menyerahkan Adam kepada Jack.

Adam merasa protes dengan keputusan itu. Bagaimana mungkin Frey, yang selama ini merawatnya, menyerahkannya kepada Jack yang baru saja ia temui? Dia tidak ingin meninggalkan Frey yang telah merawatnya dengan baik.

Namun, Frey menjelaskan bahwa dia menyerahkan Adam kepada Jack agar Adam bisa mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang dunia luar. Jack akan membimbingnya selama tiga tahun ke depan, sementara Frey akan mengunjungi Adam sekali setahun.

Setelah Adam diyakinkan dengan penjelasan Frey, dia akhirnya setuju untuk pergi bersama Jack. Frey pun menyiapkan beberapa pakaian dan buku untuk Adam, termasuk buku tentang ilmu bela diri dari tingkat dasar hingga lanjutan.

"Ma'am, aku... Aku akan pergi sekarang atas keinginanmu," ucap Adam dengan sedih.

"Ya, hati-hati selama masa pendidikanmu, Adam. Ingat ini, kau harus lebih waspada terhadap sekitarmu, jangan mudah percaya pada orang lain, dan jangan terlalu mudah mengasihani," pesan Frey dengan serius.

Meskipun Adam tidak tahu alasan di balik pesan-pesan itu, dia yakin bahwa itu semua demi kebaikannya. "Baik, aku akan mengingatnya," jawabnya mantap.

"Apakah sudah selesai perpisahannya? Kalau begitu, kami akan pergi," kata Jack, menunggu di samping.

"Jack, aku mempercayakannya padamu," ujar Frey tiba-tiba, dengan nada yang sedikit lebih lembut dari biasanya. Itu pertama kalinya Adam melihat Frey berbicara dengan lembut kepada Jack. Jack mengerti maksud di balik kata-kata itu, dia hanya mengangguk dan melambaikan tangannya pada Frey. Kemudian, mereka berdua pergi meninggalkan Frey seorang diri.

Frey, yang kini sendirian, tersenyum sendiri.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Ahmad Baehaqi
baaaaaaaaggguuuuuus
2022-02-23 15:20:22
0
user avatar
saiful afwadi
kapan di update lagi thor
2022-02-18 01:20:26
0
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-01-30 16:25:11
1
user avatar
Rin Rs
Cerita ny bgs bikin penasaran sukses terus thor...
2022-01-23 16:25:09
0
user avatar
Vii
Semangat dong thor updete yg buanyaak ...
2021-11-24 20:55:54
1
27 Chapters
01. Perpisahan
Suasana ceria dan riang gembira memenuhi udara di Desa Miru. Gelak tawa yang riang mengalun dari penduduknya, memperlihatkan betapa mereka menikmati pagi itu dengan sepenuh hati. Bahkan seorang remaja berusia sepuluh tahun, yang dikenal sebagai Adam, turut menyumbangkan keceriaan dengan leluconnya yang selalu mengundang tawa. "Adam, leluconmu sungguh menghibur, hahaha..." "Ya, betul sekali! Kau selalu menghadirkan keceriaan setiap kali datang ke sini." Pujian dari beberapa warga terus mengalir, namun Adam tetap tenang dengan ekspresi khasnya yang penuh keceriaan. Baginya, menyenangkan hati warga desa adalah sebuah kebiasaan yang tidak pernah dia hiraukan, karena itulah cara terbaik baginya untuk berinteraksi dengan mereka yang kadang tertutup. "Sepertinya saatnya aku kembali ke hutan. Terima kasih atas pagi yang menyenangkan ini," ucap Adam dengan senyuman tulus. Adam melangkah meninggalkan desa menuju kedalaman hutan. Di sana, sebuah gubuk yang kokoh berdiri di antara pepohonan y
last updateLast Updated : 2021-06-22
Read more
02. Kedai
Pagi yang cerah mengawali kegiatan penduduk Desa Miru. Para pedagang dengan semangat membuka kios mereka, sementara anak-anak bersemangat berlarian ke sana kemari tanpa memperhatikan sekitar. Dug. Seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun menabrak seorang gadis dan terjatuh. Gadis berambut coklat itu terkejut melihat dirinya menabrak seseorang. "M-maaf, aku tidak sengaja," ucap anak laki-laki itu sambil membungkuk. "Ah, tidak apa-apa, tapi lain kali kamu harus lebih berhati-hati ya," balasnya dengan lembut. Setelah mendengar perkataan gadis itu, anak itu pergi menghampiri teman-temannya, sementara orang-orang di jalanan yang menyaksikan kejadian itu melanjutkan aktivitas mereka. Dua orang di samping gadis itu mulai berbicara. "Anak-anak zaman sekarang, hanya tahu berlarian saja," komentar salah seorang dari mereka. "Bukannya kamu juga begitu saat seumuran mereka, Roy?" sahut pemuda yang lain. "Oh, ayolah, jangan bercanda! Saat umur segitu, aku sudah melatih stamina dengan ber
last updateLast Updated : 2021-06-23
Read more
03. Kerajaan Quella
Kerajaan Quella dikenal dengan kerajaan yang damai, di sana berbagai macam ras ada dan saling mengayomi. Tak ada yang namanya budak, mereka saling bahu membahu bila ada yang kesusahan. Itu semua berkat sang raja. Raja Reyland Quella merupakan raja keenam dari Kerajaan Quella. Memiliki seorang istri dan tiga orang anak, dua di antaranya seorang putri yang cantik dan anggun. Anak keduanya merupakan seorang putra yang kuat dan berwibawa. Mereka bertiga memiliki kepribadian yang berbeda namun tak ada perselisihan yang terjadi. Airi Quella, anak sulung dari Raja Reyland. Dia seorang putri yang pintar dan ramah. Rambut pirang dan mata biru menjadi ciri khasnya karena perpaduan antara rambut pirang sang raja dan mata biru sang ratu. Saat ini umurnya menginjak 23 tahun dan sudah memiliki tunangan. Airi dikenal dengan kepintarannya dalam hal ekonomi, oleh karena itu dia dipercaya memegang urusan ekonomi wilayah Foren. Wilayah terbesar kedua di Kerajaan Quella. Anak kedua dan satu-satunya put
last updateLast Updated : 2021-06-24
Read more
04. Pertemuan
Sudah sebulan lebih waktu berjalan, Louis pun telah kembali dengan membawa kabar gembira. Persahabatan antara kedua kerajaan semakin erat dan memiliki kerjasama di berbagai sektor. Tahun pelajaran baru akademi kerajaan juga sudah mulai dibuka. Bagi mereka yang berusia 16 hingga 18 tahun diperbolehkan mendaftar dan akan mengikuti seleksi masuk. Seleksi masuk terdiri dari dua tes. Pertama, seleksi pengetahuan umum dan kemampuan strategi, baik strategi dalam perang maupun bidang lainnya. Kedua, seleksi kemampuan dalam pertarungan. Diperbolehkan menggunakan semua jenis serangan dan sihir yang dimiliki masing-masing peserta. Akademi kerajaan membagi kelas berdasarkan hasil nilai yang keluar. Mereka tidak melihat dari status sosial para peserta. Jika nilai tes seleksi pertama lebih unggul dari seleksi kedua maka mereka akan dimasukkan ke dalam kelas putih, kelas yang lebih fokus dalam kemampuan seperti ekonomi, politik, strategi dan sejenisnya. Apabila hasil seleksi kedua yang lebih unggu
last updateLast Updated : 2021-06-24
Read more
05. Rencana
Pagi harinya, Vero berada di dapur penginapan. Dia saat ini sedang memasak untuk sarapan. Saat kemarin sore dia sudah meminta izin Hilma untuk menggunakan dapur. "Kakak mau masak apa?" tanya Bima penasaran. "Hanya makanan sederhana," jawabnya. Suara khas dari penggorengan terdengar di sekitar dapur, beberapa rempah yang sudah digiling dimasukkan ke dalam wajan seperti bawang putih, bawang merah, cabai, garam, lada, dan sebagainya. Kemudian, dia memasukkan potongan daging hingga setengah matang. Bima yang memperhatikan Vero memasukkan daging lalu nasi mengerti jika dia berencana membuat nasi goreng daging sapi. "Kelihatannya sangat lezat!" ujar Bima. "Belum saatnya menilai kalau belum dicoba." Setelah beberapa saat, nasi goreng itu diletakkan di atas mangkuk besar. Cukup untuk beberapa porsi, pikirnya. Wangi dari masakan itu menyebar hingga lantai dua membuat para penghuni keluar kamar. Mereka penasaran darimana aroma makanan itu datang. "Rupanya Nak Vero pandai memasak. Aroma m
last updateLast Updated : 2021-06-29
Read more
06. Hari Tes
Terdapat sekitar tiga ratus calon peserta yang mengikuti tes masuk, yang dibagi menjadi enam kelas dengan masing-masing menghadirkan lima puluh peserta. Vero, yang memiliki nomor tes empat puluh sembilan, ditugaskan di ruangan pertama. Saat memasuki ruangan tersebut, Vero melihat hampir seluruh bangku telah terisi. Ia mencari tempat duduk sesuai dengan nomor urutnya dan menemukannya di pojok paling belakang. Beberapa menit kemudian, ruangan tersebut telah penuh dan pengawas ujian memberikan sepuluh lembar pertanyaan kepada peserta. Setiap lembar soal terdiri dari lima belas pertanyaan. Setiap jawaban benar akan memberikan dua poin, jawaban yang dianggap kurang tepat diberikan satu poin, sementara jawaban yang salah akan dikenai poin minus satu. Dengan demikian, untuk memenuhi passing grade, peserta harus menjawab minimal tujuh puluh lima soal dengan benar. "Diberikan waktu satu setengah jam untuk mengerjakan soal. Jangan harap ada kesempatan untuk menyontek!" tegas pengawas. Atmosf
last updateLast Updated : 2021-06-30
Read more
07. Hari yang Sibuk
"Sejak kapan ada bangku-bangku ini?!""Aku juga tidak tahu, penginapan ini terkunci saat malam.""Mungkin saja tukang mebelnya datang pagi-pagi sebelum kita semua bangun," duga Ken. Mereka saling bertatapan, bingung dengan kehadiran bangku-bangku tersebut. Mendengar keributan, Hilma keluar dari kamarnya. "Apa yang terjadi? Sudah pagi-pagi begini ribut?" tanya Hilma. "Gini Bu, kita sebenarnya ingin merapikan ruangan lagi sebelum dibuka, tapi tiba-tiba ada banyak bangku yang sudah tersusun rapi padahal pintunya belum dibuka," jelaskan Yui. Hilma yang mendengar penjelasan Yui segera memeriksa keadaan. Dia juga terkejut melihat banyaknya bangku yang telah tersusun rapi di dalam penginapan. "Oh, begitu ya... Tadi sebelum kalian turun, aku membuka pintunya, dan pada saat itulah mereka membawa bangku-bangku ini masuk," jawab Hilma, mencoba menutupi kebenaran Vero. "Hmm... mereka benar-benar pekerja keras," komentar Niki, percaya dengan alasan Hilma. Pagi itu, mereka melanjutkan members
last updateLast Updated : 2021-07-01
Read more
08. Hari Pertama
Pagi ini aula akademi kerajaan dipenuhi oleh para murid baru karena acara pembukaan dialihkan ke sini. Mereka memakai seragam yang sudah dibagikan dan duduk di masing-masing kelas. Kelas hitam berada di sisi kanan dan kelas putih berada di sisi kiri. Setiap sisi terdapat bangku yang diatur sedemikian rupa. Bangku-bangku itu diatur menjadi lima belas baris dan setiap baris berisi sepuluh bangku. Vero yang sudah datang dari awal berada di kursi barisan kedua. Memakai seragam putih dan rambut peraknya menjadi perhatian murid di sekitar. Vero sudah tak mempermasalahkan tatapan itu dan melanjutkan aktivitasnya namun tiba-tiba seseorang masuk. Seorang siswa kelas hitam, memiliki mata tajam, rambut merah, dan wajah rupawan. Di sampingnya berdiri seorang siswa kelas hitam juga, dia mengikuti siswa berambut merah. Saat dua orang itu melewati bangku-bangku belakang, aroma khas tercium. "Hei, bukannya mereka dari Sirius?" bisik seseorang ke teman di sebelahnya. "Darimana kau tau?" "Lihat la
last updateLast Updated : 2021-07-04
Read more
9. Berjalan lancar
Biasanya, para murid menghabiskan jam istirahat mereka di kantin, lapangan, tempat latihan, atau perpustakaan. Namun, Vero termasuk siswa yang memilih tempat lain. Dia berada di bawah pohon yang dapat ditemukan melalui jendela perpustakaan. Saat ini, dia tertidur pulas dengan buku menutup wajahnya. Kicauan burung di dahan pohon terdengar merdu, sementara suara dentingan pedang yang beradu di lapangan terdengar sampai ke tempatnya. Angin sepoi menambah rasa kantuk dalam diri Vero. Tuk. Tuk. Tuk. Waktu santainya terganggu, Vero bangun dari tidur setelah merasakan sesuatu pada tubuhnya. Dia melihat ada tiga butir kacang di dekatnya lalu melihat sekeliling. Tak ada orang. Kemudian, dia melihat ke atas pohon. "Rupanya kau," kata Vero. "Ah, aku ketahuan ya," balas Reito. Seseorang itu turun dari pohon dan ikut duduk di dekatnya. "Ada apa sampai harus mengganggu tidurku?" tanya Vero. "Aku hanya iseng melihat kau tidur dengan pulas," jawab Reito. Mendengar itu, Vero memutar matanya deng
last updateLast Updated : 2021-07-29
Read more
10. Kerusuhan Reito
"Apa yang kau lakukan?" tanya Vero, membalikkan kepalanya untuk melihat Reito yang mengikutinya. "Aku?" Reito mengernyitkan keningnya. "Cepat katakan. Kenapa kau mengikutiku?" "Siapa juga yang mengikutimu, aku hanya ingin mengunjungi Kedai Palapa itu." "Terserah kau saja." Vero sudah tidak mempedulikan dirinya yang diikuti oleh Reito sejak pulang dari akademi. Dia meneruskan jalannya menuju penginapan. Sebenarnya, Reito mengikuti Vero karena penasaran dengan kehidupan Vero. Apa saja yang dilakukannya hingga bisa seperti itu. Rasa penasaran Reito semakin menjadi setelah mereka melakukan latihan tanding. *** Dua orang pemuda berada di dalam ruang latihan. Mereka berdiri di atas arena latih tanding dengan perlengkapan yang lengkap. Kedua pemuda itu menggunakan pelindung dada dan sarung tangan. "Ternyata kau benar datang ke sini ya," kata Reito kepada Vero. Vero hanya terdiam, fokus pada persiapan dirinya untuk latihan. Dia menganggap seolah-olah tidak ada orang di depannya dan te
last updateLast Updated : 2021-08-01
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status