Hasrat Terlarang Tuan CEO

Hasrat Terlarang Tuan CEO

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Oleh:  Alana Nourah  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
4 Peringkat. 4 Ulasan-ulasan
101Bab
888Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

WARNING 21+ Dietrich sudah mengenal Natalie Casiraghi, sahabat dari adiknya—Catherine, praktis sejak kanak-kanak. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa gadis itu bisa tumbuh menjadi begitu jelita. Mereka berdua terus menerus bertemu dalam setiap kesempatan ... sampai saat itu datang. Saat dimana Dietrich berhenti melihat Natalie sebagai bayi perempuan berpantat montok yang gemar menangis. * Natalie selalu melihat Dietrich Toussaint sebagai seseorang yang mengagumkan, meski sejujurnya lelaki itu memiliki banyak kekurangan. Arogan, bermulut tajam, kerap bersikap menyebalkan—bahkan cenderung memusuhi Natalie dan Catherine. Namun, entah mengapa Nat dapat melihat kebaikannya. Kebaikan-kebaikan yang selama ini selalu disembunyikan Dietrich di balik sikap spoiled little brat—bajingan brengsek manja dari keluarga terpandang. Dan kekaguman itu, tanpa sadar, lambat laun berubah lebih dalam ... menjadi sesuatu yang lain. Bagaimana jika mereka berdua tanpa sengaja menghabiskan malam bersama dan menghasilkan bayi? * Ini adalah sebuah kisah klasik tentang dua anak manusia yang tidak percaya pada pernikahan. Tentang permusuhan .... Tentang persahabatan .... Dan tentang cinta.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1

Natalie tadinya merasa senang. Gadis cantik itu berada di elemennya—persis di sebuah kedai bunga yang cantik di kawasan Chaillot, Paris. Kota ini romantis. Banyak pasangan muda datang untuk memilih bunga bersama pacar masing-masing. Namun, Natalie tidak. Gadis itu memilih bunga untuk acara orang lain.Natalie memiliki sebuah usaha event organizer yang dirintis bersama teman-temannya. Dia tidak sungguhan ingin bekerja. Biasanya pun Catherine—temannya— yang menjadi pentolan grup dan lebih banyak bekerja dalam berbagai rapat penting serta bertemu klien. Natalie hanya … well … mengatur bunga apa yang harus dirangkai agar tempat pestanya nanti tampak cantik. Setidaknya, Natalie tahu seleranya cukup bagus untuk itu. Akan tetapi, Catherine kemudian menikah. Lagi! Lantas sekarang, sahabat Natalie itu tengah mengandung bayi kembar. Padahal, dia sudah memiliki dua anak perempuan berumur lima tahun yang sedang aktif-aktifnya. Kepengurusan Lyubova Event Organizer dalam sekejap berganti kepem

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Dinah Paramita
Sukaaaa bgt sm ceritanya. Thank you Abigail kusuma sdh direkomen untuk baca novel ini. Lanjuuut kaaak, dan pleaase happy ending ya kak Alana.. ...
2024-11-23 15:53:04
0
user avatar
Febbi Utami Putri
Novel kak lana selalu ditunggu
2024-09-10 22:51:02
0
user avatar
Ra_eonni
halloo kk Lana merapat nih ke cerita Natnat
2024-08-31 13:11:50
0
user avatar
Na_Vya
Mampir, Kak Alana! Pasti seru nih◠⁠‿⁠・
2024-08-29 10:16:49
2
101 Bab

Bab 1

Natalie tadinya merasa senang. Gadis cantik itu berada di elemennya—persis di sebuah kedai bunga yang cantik di kawasan Chaillot, Paris. Kota ini romantis. Banyak pasangan muda datang untuk memilih bunga bersama pacar masing-masing. Namun, Natalie tidak. Gadis itu memilih bunga untuk acara orang lain.Natalie memiliki sebuah usaha event organizer yang dirintis bersama teman-temannya. Dia tidak sungguhan ingin bekerja. Biasanya pun Catherine—temannya— yang menjadi pentolan grup dan lebih banyak bekerja dalam berbagai rapat penting serta bertemu klien. Natalie hanya … well … mengatur bunga apa yang harus dirangkai agar tempat pestanya nanti tampak cantik. Setidaknya, Natalie tahu seleranya cukup bagus untuk itu. Akan tetapi, Catherine kemudian menikah. Lagi! Lantas sekarang, sahabat Natalie itu tengah mengandung bayi kembar. Padahal, dia sudah memiliki dua anak perempuan berumur lima tahun yang sedang aktif-aktifnya. Kepengurusan Lyubova Event Organizer dalam sekejap berganti kepem
Baca selengkapnya

Bab 2

Natalie selalu sendiri. Dia berada di urutan kedelapan tahta Monako, sedangkan dua kakak laki-laki ada di atasnya. Ibunya, anak ketiga dari raja, menikah dengan pengusaha dari kalangan rakyat jelata, dan lebih memilih agar putra-putrinya tidak menyandang gelar di depan nama.Lingkungan pergaulan Natalie terbatas. Tidak banyak yang bisa diajak benar-benar terlibat dalam sebuah pertemanan tulus di kalangan jetset. Seolah semua orang punya maksud dan tujuan masing-masing untuk mendekati Natalie.Kecuali, mungkin, keluarga Toussaint dari Belgia.Mereka sangat kaya. Darah mereka biru bahkan lebih biru daripada monarki yang kini berkuasa—meski mereka tidak lagi memiliki gelar. Toussaint dianggap sebanding. Setara. Kekuasaan mereka sungguh luas karena para wanita dalam keluarga itu selalu menikah dengan bangsawan tinggi atau minimal pemimpin sebuah keluarga.Termasuk Catherine—sahabat Natalie sejak bayi. Perempuan itu belum lama ini menikah kembali dengan mantan suami—bisakah Natalie men
Baca selengkapnya

Bab 3

Lyubova Event Organizer lumayan ramai siang itu karena Catherine Toussaint—adik Dietrich—juga datang. Kalau dia datang, suaminya pun ikut lalu jika suaminya ikut, maka satu pasukan anak buah mafia Rusia sebanyak satu tank juga akan mengikuti.Benar-benar kacau."Kalian basah kuyup." Catherine berusaha bangkit dengan susah payah. Kehamilannya memasuki trimester tiga bulan ini. Plus, perempuan cantik itu hamil bayi kembar laki-laki yang membuat perutnya membesar bagai balon."Duduk saja, Kitkat. Jangan repot-repot." Dietrich mengangkat tangannya di udara. Lelaki itu sudah melepaskan coat-nya yang basah, dan kini hanya memakai kemeja yang juga basah hingga badan atletisnya tercetak jelas di sana.Di sisi lain, Natalie aman dengan sebuah kemeja cadangan milik Dietrich yang jelas-jelas kedodoran. Well, gadis itu berhasil meminta Dietrich untuk berbalik agar ia dapat melepaskan pakaian tadi di dalam mobil.Itu adalah sebuah prestasi. Dietrich biasanya super angkuh dan paling anti menur
Baca selengkapnya

Bab 4

Toussaint adalah kutukan.Natalie sudah mengenal hampir semua orang dalam keluarga tersebut sejak kecil dan gadis itu percaya tidak ada sedikit pun keburikan pada paras semua anggota keluarga Toussaint. Ditambah lagi, mereka rata-rata memiliki otak cerdas yang lebih sering digunakan dalam kelicikan. Catherine juga Axel mungkin adalah yang paling tenang. Selain mereka berdua, Natalie tidak memiliki kesabaran lebih untuk menghadapi mereka.Terutama, Dietrich.Kapan pun lelaki itu muncul, dapat dipastikan hari Natalie bakal berakhir buruk. Seperti hari ini."Nat! Tunggu aku! Astaga, apa telingamu sudah tuli? Nat—" Tangan Dietrich telah berhasil menyambar siku Natalie. Dalam sekejap, lelaki itu membalikkan badan Nat dan berbicara dengan nada menegur yang menyebalkan. "Dengarkan jika ada yang berbicara padamu."Natalie menghela napas. Ketika mendongak, gadis itu melihat sosok wajah tampan rupawan dengan ekspresi memelas yang membuat Nat seketika mendapatkan bombastic side eye dari orang se
Baca selengkapnya

Bab 5

Dietrich bersenandung riang selama menyetir sendiri kembali ke Brussel malam itu. Paris, Brussel, dan perjalanan di antara kedua kota itu diiringi langit cerah tak berawan, meski angin berembus lumayan kencang.Dietrich selalu menyukai musim gugur. Aroma daun kering, kayu-kayuan, perapian baru, rasa panas yang mulai berganti lebih sejuk, serta sederetan long coat fashionable yang tidak setebal bahan musim dingin, tapi juga tidak setipis baju di musim panas. Semuanya terasa sangat pas.Akan tetapi, ada satu hal yang merusak kesenangannya hari ini. Ketika membuka pintu ganda menuju ruang kerja kepala keluarga, Dietrich mendapati Paman Axel berada di balik mejanya. Menduduki kursinya lalu,l ketika melihat Dietrich masuk, sang paman mengeluarkan ekspresi tidak setuju karena Dietrich pulang lumayan larut."Ada masalah yang tidak bisa ditunda hingga besok, Paman?" Dietrich melepaskan coat-nya, lalu menuangkan scotch untuk dirinya sendiri. Permasalahan apa pun, jika butuh selarut ini untuk b
Baca selengkapnya

Bab 6

Natalie pada awalnya begitu bersemangat untuk pergi liburan ke Brussel. Koper-kopernya sudah siap. Mobilnya juga hampir penuh—sebelum ibu, ayah dan kedua kakak laki-lakinya, beserta keluarga kecil mereka masing-masing, juga bergabung dengan Nat di hall depan istana milik Princess Stéphanie.Semua orang berpenampilan sangat chic, syal-syal hangat dikenakan. Tak lupa dengan scarf warna-warna merah dan cokelat di atas kepala. Plus, kacamata hitam super trendi."Mau ke mana kalian semua?" Natalie bertanya bingung.Semua orang saling berpandangan dengan alis terangkat, lalu meledak tertawa.Princess Stéphanie merangkul bahu putri bungsunya lalu tersenyum lebar, memamerkan deretan gigi-giginya yang putih mengkilap bak porselen. "Mau ke mana, katamu? Tentu saja kami ingin ikut denganmu ke Brussel! Kami juga mendapatkan tawaran liburan di kastil Toussaint. Bukan cuma kau."Natalie memaksa dirinya agar tidak meringis ngeri. "Undangan ... dari Dietrich?""Oh, bukan, Sayang. Dari kawan lamaku Ax
Baca selengkapnya

Bab 7

Ketika hari beranjak sore, Natalie mendengar pintu kamarnya diketuk pelan."Nona. Ini hampir waktunya minum teh. Apakah Anda sudah bangun? Kami bisa membantu Anda bersiap."Natalie merenggangkan tubuh, kemudian turun dari tempat tidur bertiang empat di sini dan mengenakan selop kamar. Perempuan itu beranjak ke pintu, membukanya, lalu membiarkan beberapa pelayan perempuan dari Toussaint untuk masuk."Nyonya Catherine berpesan agar kami membawakan sebaskom air es untuk menyegarkan wajah Anda." Salah satu dari mereka berujar.Yang lain ikut masuk dengan senang. "Kami juga membawakan pesan dari Tuan Julien."Oh, yang satu ini membuat Natalie mengernyit. "Julien?" Bukan Dietrich?"Oui, Mademoiselle—Ya, Nona." Salah satu pelayan menyodorkan nampan kecil, membuka tudung sajinya yang berwarna keperakan, kemudian membiarkan Natalie mengambil secarik kertas dengan tulisan cakar ayam dari sana.[Selamat sore, Nona Manis. Aku menunggu untuk mengobrol lebih banyak denganmu pada acara minum teh har
Baca selengkapnya

Bab 8

Natalie berpikir. Berpikir keras. Mengesampingkan seluruh perasaan asing menyakitkan yang menderanya, gadis cantik itu mulai mempertanyakan banyak hal. Ini adalah hidupnya. Kisah cintanya. Mengapa banyak sekali orang yang ingin ikut campur?Suasana minum teh di Toussaint begitu hangat dan seharusnya menyenangkan. Denting sendok kecil beradu dengan porselen Sevrés, aroma berbagai macam teh bercampur dengan susu dan madu, dan percakapan-percakapan ringan yang bergulir di seluruh ruangan.Namun, Natalie justru larut dalam lamunan."Nat?" Mungkin ini sudah ketiga kalinya sang mama memanggil—sebelum Natalie pada akhirnya menoleh."Oui—Ya?" Natalie membalas tatapan ibunya dengan sorot teguh tak menampilkan kerapuhan apa pun, meski jauh di dalam hati ia sedikit merasa hancur.Oke, lumayan banyak. Kehancurannya. Nat tidak tahu mengapa, tapi yang diinginkannya saat ini adalah kabur dan menangis di suatu tempat terpencil di sudut kastil atau berada di dalam perlindungan kamarnya dan tidak kelua
Baca selengkapnya

Bab 9

Natalie dan Chiara berkuda santai di sepanjang track pacuan yang berada tepat melewati ruang perjamuan minum teh. Pada saat melaluinya, kepala Natalie tidak bisa berhenti untuk menoleh—meski apa yang terjadi di dalam tidak sepenuhnya dapat terlihat dari luar."Aku akan dijodohkan dengan Julien Toussaint." Nat tidak tahan untuk tidak menyemburkan semuanya pada Chiara saat mereka berdua sudah tidak berada di jarak dengar siapa pun.Chiara menoleh. Matanya melebar. "Julien? Julien?! Bukankah dia jahil sekali? Tidak. Tidak mungkin. Kalian sama sekali tidak cocok. Dia bahkan tidak terlalu menyukaimu, Nat!"Natalie melajukan kuda milik Paman Axel pelan-pelan. "Aku tahu. Kami bahkan ... tidak berteman. Tidak sedekat itu, tapi dia memujiku cantik."Chiara menghela napas. Wajahnya mendongak ke langit seolah meminta pertolongan kepada Tuhan. "Kau memang cantik. Semua orang bisa melihatnya. Sedikit pujian dari Julien Toussaint seharusnya tidak menggoyahkanmu."Natalie mengedikkan bahu. "Aku tida
Baca selengkapnya

Bab 10

Dietrich tidak sempat berpikir panjang. Ketika semua orang berhamburan keluar membentuk kerumunan di sepanjang pacuan kuda, dia mengikuti arus. Bedanya, saat berhasil keluar melewati pintu-pintu kaca berornamen keemasan dari tempat perjamuan minum teh, Dietrich langsung berderap cepat menuju istal."Siapkan kudaku!" Lelaki tampan itu berteriak pada siapa pun yang bisa mendengarnya di dalam istal.Kuda miliknya, sebuah kuda hitam besar yang tak kalah garang dibanding milik Paman Axel, siap dalam waktu singkat. Masih mengenakan jas dan pakaian semi formal, Dietrich melompat naik ke atas kudanya sendiri.Setelah itu dia dan kudanya berderap bagai satu kesatuan menuju ke pacuan kuda. Berusaha mengejar kuda yang ditunggangi oleh Natalie.Di sisi lain, Natalie berusaha melakukan teknik scrunch. Dengan satu tangan, gadis itu menyatukan tali kekang dan menyelipkan tangannya yang lain di bawah tali tersebut, untuk membuat "remasan" yang ketat pada leher kuda. Hal ini akan memicu rangsang pada
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status