Hanya Dirimu

Hanya Dirimu

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-08
Oleh:  ErliyaA  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
7 Peringkat. 7 Ulasan-ulasan
55Bab
3.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Tak pernah tahu 'kan? Kapan dan di mana cinta itu datang juga dari siapa dan untuk siapa? Itulah yang tengah seorang gadis yang berasal dari desa alami. Nayla Devina namanya, gadis belia yang mendapatkan cinta tulus dari seorang pemuda di tempat kerjanya. Nayla hanya gadis putus sekolah yang bekerja di toko Accesories itu awalnya tak menduga kalau ternyata ada seorang pemuda yang menyukainya pada pandangan pertama. Awal mula hannya tak sengaja kedua pasang mata keduanya beradu tatap untuk pertama kalinya hingga terjadilah aksi curi-curi pandang yang menimbulkan getaran rasa yang entahlah karena untuk pertama kalinya juga Dimas Nugraha merasakannya. Pertemuan untuk pertama kalinya yang hanya berlangsung sebentar itu terus terbayang dibenak Dimas, wajah ayu tanpa polesan make up dengan ciri khas senyuman yang sangat manis menurutnya itu terus membayanginya. Suatu tekad untuk mengenal lebih jauh pada akhirnya muncul dari diri Dimas, satu keberanian untuk menjalin hubungan dengan seorang gadis untuk pertama kali pun terjadi. Satu keberhasilan yang tak terduga sebelumnya dari Dimas karena untuk meyakinkan Nayla butuh berbulan-bulan lamanya. Beruntunglah Dimas karena pada akhirnya Nayla menerimanya sebab gadis itu pun merasakan hal yang sama.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Prolog

Dimas juga Dian, dua sahabat ini memakirkan kendaraan roda dua mereka di pelataran sebuah toko bertulis Accesories Collection yang berada di Jl. Raya Lamper no. 562 Semarang. Keduanya turun setelah kendaraan terparkir pada tempatnya. Berbarengan beranjak masuk ke dalam toko yang terlihat biasa saja dari luar, tapi begitu masuk sudah pasti terpana melihat seisi toko yang penuh dengan warna. Pasti banyak yang tidak menduga kalau toko Accesories Collection memiliki beberapa cabang yang tersebar di beberapa tempat di kota Lumpia ini memang sangat terlihat biasa saja dari luar. Akan tetapi saat sudah menginjakkan kaki masuk, mata ini pasti langsung dimanjakan dengan beraneka macam accesories, mainan, alat tulis, juga masih banyak pernak pernik lainnya. "Wow, penuh warna ya Dim," ucap Dian begitu menginjakkan kaki di pintu masuk, matanya ke sana-ke mari meneliti seisi toko. "He'em," sahut Dimas, pandangannya juga ke sana-ke mari merasa kagum. Ti

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
LiyanaEr
kapan dilajut mak
2023-08-13 23:21:00
0
user avatar
Niken_en
Hai kak ana aku mampir ya...
2022-06-22 08:29:36
0
user avatar
ErliyaA
hai ... Emaknya si manis datang nih. Si manis dan penyiar masih lama lho kisahnya
2022-01-24 23:41:56
0
user avatar
Mira Restia
kisahnya manis kak . semangat author
2021-10-21 16:10:32
0
user avatar
Rossystories
Benar, cinta itu kita nggak bisa menebaknya. Semangat Kak. Kok aku jadi baper ya.
2021-10-21 15:51:45
0
user avatar
Jedadulu Room
Hai, tetap semangat ya, lanjut thor, jgn lupa mampir ke Titimangsa Parasu ya, kita satu grup WA, tks
2021-10-21 12:49:33
0
user avatar
Ana Erliy
kok masih kosong ya? biarlah... tetep kudu semangat ja nich
2021-09-17 11:07:24
0
55 Bab

Prolog

Dimas juga Dian, dua sahabat ini memakirkan kendaraan roda dua mereka di pelataran sebuah toko bertulis Accesories Collection yang berada di Jl. Raya Lamper no. 562 Semarang. Keduanya turun setelah kendaraan terparkir pada tempatnya. Berbarengan beranjak masuk ke dalam toko yang terlihat biasa saja dari luar, tapi begitu masuk sudah pasti terpana melihat seisi toko yang penuh dengan warna. Pasti banyak yang tidak menduga kalau toko Accesories Collection memiliki beberapa cabang yang tersebar di beberapa tempat di kota Lumpia ini memang sangat terlihat biasa saja dari luar. Akan tetapi saat sudah menginjakkan kaki masuk, mata ini pasti langsung dimanjakan dengan beraneka macam accesories, mainan, alat tulis, juga masih banyak pernak pernik lainnya.  "Wow, penuh warna ya Dim," ucap Dian begitu menginjakkan kaki di pintu masuk, matanya ke sana-ke mari meneliti seisi toko.  "He'em," sahut Dimas, pandangannya juga ke sana-ke mari merasa kagum. Ti
Baca selengkapnya

1. Sedikit Kejutan

Sekali lagi Dimas melihat arloji yang melingkar di tangan kirinya. Jarum jam sudah menunjuk diangka 20.40 wib,  waktunya untuk bergegas dan segera mengunjungi pacar manisnya di tempat kerja. Ya, Dimas berencana mengunjungi Nayla malam ini, ada sesuatu yang ingin ia berikan untuk pacar manisnya.  Setelah melepas headseat dan memasukkan ke dalam tas, Dimas beranjak dari sofa panjang yang menjadi tempat favorit semua penyiar Radio Adela (bukan nama aslinya ya), saking favoritnya sampai-sampai memudar warnanya serta sudah menipis ketebalannya.  "Mau kemana lo Dim?" Sapaan Devi yang baru kembali dari toilet menghentikan langkaah Dimas.  Dimas menoleh ke arah asal suara, "keluar bentar." Masih dengan melanjutkan langkah.  "Bukannya loe nanti ada jadwal lagi?"  "Bentar doang, siaran juga masih satu jam lagi." Tidak lagi menoleh, terus  melanjutkan langkah. "T**i...." Tidak jadi berucap saat melihat Dimas sud
Baca selengkapnya

2. Spesial di hatiku

Dimas melihat arloji yang melingkar ditangan kirinya yang sudah menunjuk diangka 21.45 wib."Yuk balik!" Ajaknya pada Nayla.  Nayla mengangguk lalu ikut berdiri. "Yaah ... kok buru-buru sih Kak? Aku belum kebagian perform lho," ucap salah satu dari anak-anak pengamen yang sedari tadi selalu keduluan temannya dengan mengerucutkan bibir. "Maaf ya, Kakak sebentar lagi ada jadwal siaran, lain kali Kakak ikutan kumpul lagi," ucap Dimas. Merasa tak enak hati pada anak yang tadi.  "Oh." Itu yang keluar dari mulut semua. "Sekali lagi maaf ya? Udah mepet banget waktunya, lain kali Kakak bakal ngajak kalian kumpul, tapi entah kapannya ditunggu aja." Anak yang tadi nambah mengerucutkan bibir, membuat Dimas dan Nayla tersenyum geli serta kasihan. Seandainya hari ini ia tidak ada jadwal siaran serta bertepatan dengan hari libur Nayla pasti tidak akan kemalaman saat mengajak Nayla berbagi dengan mereka. Setelah Dimas selesai menyany
Baca selengkapnya

3. Suatu keinginan

Pagi menjelang siang ini rumah Pak Supri orang tua Nayla kedatangan tamu, Pak Yanto dan istrinya Bu Ni'mah orang tua dari pemuda yang pernah menabrak Pak Supri waktu itu kembali berkunjung.  Awalnya sepasang suami istri itu hanya  bertanggung jawab atas kesalahan tidak sengaja putranya, yang saat itu mengalami rem blong waktu pulang dari tempat wisata perbukitan di desa tempat tinggal keluarga Nayla. Akan tetapi semakin kesini hubungan antar orang tua dari pemuda itu dengan keluarga Pak Supri makin terlihat akrab dan semakin dekat. Mungkin kedekatan antar pasangan suami istri itu karena sering berkunjung untuk melihat perkembangan kesembuhan Pak Supri, maka dari itu,  makin ke sini hubungan mereka semakin terlihat seperti saudara.  "Sudah beberapa kali kesini cah ayu kok ndak pernah kelihatan kemana ya Dik?" "Cah ayu?" ulang bu Hartatik. "Emm ... maksud Mbakyu Nayla? Ia kerja Mbakyu," terang ibu Nayla.  "Kerja? Wes nda
Baca selengkapnya

4. Mengantar Pulang

  Tepat pukul 05.10 pagi, Dimas tiba di halaman luar toko Accesories Collection, pagi ini ia akan mengantar pacar manisnya pulang. Semalam, ia ada jadwal siaran  dan seperti biasa dirinya tidak pulang ke kost, jadi lebih cepat sampai di toko tempat pacar manisnya kerja.  Kesempatan mengantar jemput pacar manisnya pulang yang hanya sebulan sekali selalu Dimas manfaatkan dengan baik karena apa? Ya, karena selama menjalin hubungan dengan Nayla yang sudah setahun ini, dirinya jarang pergi berdua apalagi kencan seperti orang-orang. Selain karena keduanya memang sengaja menyembunyikan hubungannya dengan orang sekitar juga dirinya yang selalu sibuk. Kesibukan Dimas banyak. Mulai dari pagi sampai siang kadang pula sampai sore kuliah, pulangnya istirahat sebentar lalu saat hari sudah mulai petang ia ada pekerjaan lain, jualan nasi goreng bersama Dian di kedai nasi goreng milik Pak Wawan, pemilik kost. Dan masih ada lagi yaitu dirinya yang sudah dua sete
Baca selengkapnya

5. Merasa Ragu

Jam weker di meja belajar Novi sudah menunjuk di angka 22.45 wib, dari ketiga anak Bu Hartatik hanya Nayla yang masih terjaga. Ia tidak dapat tidur, sudah mendengarkan radio favorit seperti biasa juga sama, tak kunjung bisa tidur, apa karena bukan pacar penyiarnya ya yang siaran? Entahlah. Bolak-balik mengubah posisi tidur juga sama, berkali-kali memejamkan mata sembari melantunkan sholawat juga tidak ngefek yang ada justru tambah gelisah karena percakapan tadi siang  terus mengganggu pikirannya. Percakapan antara orang tuanya dengan Pak Yanto dan istrinya. Dalam percakapan tadi siang, ada satu  permintaan yang sangat mengejutkan dari pasangan suami istri itu. Dan kejadian itu terus saja berputar-putar dalam ingatannya, serta kesanggupannya yang spontan menyetujui permintaan dari pasutri itu sangat membuatnya gelisah. Sudah hampir satu jam Nayla memikirkan apa keputusannya siang tadi sudah benar ataukah justru sebuah kecerobohan belaka. Kini dirinya
Baca selengkapnya

6. Dilanda Keraguan

Seperti biasa, sebagai pacar yang baik setiap pacar manisnya libur dan kembalinya ke tempat kerja pasti Dimas selalu menjemputnya. Cinta, kesetiaan, dan kasih sayangnya pada Nayla, gadis remaja pertama yang telah membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama, telah mengubah hidupnya. Dulu kesehariannya biasa saja, tapi sekarang semakin berwarna semenjak keadiran Nayla dalam hidupnya. Keluarnya Nayla dari dalam bus melegakan hatinya. Seulas senyum menyambut pujaan hati yang melangkahkan kaki menuju tempatnya menunggu. Namun, perlahan senyum sambutan itu memudar saat mendapati wajah ditekuk yang tidak bersahabat semakin mendekat. "Kok jelek gitu, wajah ayu serta senyum manis Nayangku dikemanain?" tanya Dimas, masih setia duduk di atas motornya.  "Tak tinggal di bus, buat Pak supir juga Mas kernetnya. Habisnya tadi ngantuk banget," jawabnya ngasal. Tidak mungkin 'kan, kalau bilang 'pikiranku lagi kacau.' Dia belum siap jujur sekarang, akan dipikirkan lagi b
Baca selengkapnya

7. Jujur

  Tidak hanya kamar sebelah kiri, kamar kanan tempatnya para karyawan laki-laki toko Accesories Collection sudah sepi. Namun, ternyata masih ada seseorang yang belum sama sekali terlelap, sedari tadi memang memejamkan mata, tapi bum bisa tidur. Malam ini pun sama seperti sebelumnya, setiap teman-temannya sudah mengalami indahnya mimpi dia hanya bisa  melihat hingga puluhan menit lamanya karena hati dan fikiran yang tidak tenang. [Bagaimana? Apa sudah kamu pikirkan dan putuskan? Mereka sudah memberi kabar kalau hari Ahad besok akan datang lagi] Pesan itu sedari siang terus terngiang, semakin bingung dan gelisah. Haruskah dia melanjutkan keputusannya ataukah berhenti saja dan kembali menjalani hari-harinya dengan Dimas? Dirinya dilanda kebimbangan antara melanjutkan keputusan ataukah berhenti tidak jadi menuruti keinginan pasutri itu, tapi secepatnya ia harus mengambil keputusan.   Hubungannya dengan Dimas masih seperti biasanya, han
Baca selengkapnya

8. Sama-sama Terluka

Begitu masuk, Nayla langsung menuju kamar mandi, tak mungkin 'kan dirinya masuk kamar dengan wajah yang sangat kacau. Setelah cuci muka dan hatinya sedikit lebih tenang dia pun kembali ke kamar. Namun, teman-temanya pada heran melihatnya masuk sendirian.  "Lho, Heni sama Nadia mana Na? Kok nggak bareng masuknya?" tanya sebagian temannya yang ada di dalam.  "Hah! Mbak Heni sama Mbak Nadia?" "Kok malah melongo? Tadi mereka ke luar cari kamu," jawab Fira.  "Cari aku?" Mengulang ucapan Fira. "Aku udah masuk dari 10 menit yang lalu Mbak, tapi langsung ke belakang, mereka cari aku, mau apa?" "Nih, bocahnya sudah ada disini, pantesan....." Terdengar orang ngomong di luar kamar.  "Kamu kemana aja sama Mas Ganteng?" tanya Nadia."Eh, kok matamu merah Na? Kamu habis nangis kok sembab gitu?" lanjut Nadia sembari meneliti wajah Nayla.  "Tadi ... Kak Dimas ngerjai aku, sampai  nangis," jawabnya beralasan.
Baca selengkapnya

9. Tak bisa tidur

Disaat Nayla tengah melamunkan kisah cintanya yang sudah berakhir dengan menyendiri di belakang, tiba-tiba terdengar langkah kaki mendekat. Buru-buru dia menghapus air mata yang sedari tadi membanjiri kedua pipi. Tidak ingin ketahuan kalau tengah malam menangis. Namun, belum sampai itu air mata di pipi mengering sebuah suara yang dikenalnya menya.  "Na, ngapain di situ?" tanya Faiz sembari terus melangkah ke kamar mandi.  "Ndak ngapa-ngapain sih, Sampean kok belum tidur?" balik tanya.  "Pen pipis Na." Buru-buru membuka pintu kamar mandi, mungkin sudah kebelet.  Nayla berdiri, lalu beranjak ke wastafel untuk mencuci gelas bekas minum serta membasuh muka. Tidak ingin Faiz menaruh curiga.  "Kamu habis ngapin Na?" Tiba-tiba sudah berdiri di belakang Nayla.  "Eh! A-anu. E-em tadi kepalaku agak pusing lagi, trus minum obat," elaknya,. Dadanya berdebar, sedikit was-was khawatir Faiz curiga.  "Oh, kam
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status