Share

Bab 41

"Ya." Aku mengiakan dan duduk di samping. Ketika bertatapan dengan mata Kakek yang tajam, aku merasa sangat gelisah.

Di ruang kerja yang luas ini, hanya ada aku, Kakek, dan Paman Norman yang sedang menyeduh teh. Sesuai dugaanku, Kakek langsung bertanya, "Kalian tetap mau bercerai?"

Jantungku seolah-olah berhenti berdetak. Karena Kakek sudah tahu semua, aku tidak berniat untuk merahasiakan apa pun lagi. Aku membalas, "Ya ... gimana Kakek bisa tahu?"

Kakek menghela napas, tetapi tidak marah karena kebohonganku. Dia berkata, "Kamu ini wanita mandiri dan keras kepala. Aku tahu kamu selalu memandang Kenneth, tapi hari ini kamu sama sekali nggak meliriknya."

Kakek terdengar sangat menyayangkan pernikahan ini. Setelah mendengarnya, aku kehabisan kata-kata. Benar, kita tidak bisa menyembunyikan perasaan kepada seseorang. Meskipun mulut tidak berbicara, mata bisa berbicara.

Kakek saja bisa menilai, tetapi Kenneth malah mengira aku menyukai pria lain. Aku menunduk untuk menyembunyikan kegetirank
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status