Share

Bab 98

Keesokan harinya, aku dihentikan seorang pembantu di depan pintu rumah. Begitu dilarang keluar, aku pun mengerti bahwa ucapan Kenneth semalam memang adalah perintah.

Aku tahu ini adalah perintah Kenneth yang tidak ada hubungannya dengan pembantu. Jadi, aku bertanya dengan sabar, “Di mana Kenneth?”

“Subuh tadi, Tuan sudah keluar.”

“Apa Paman Norman sudah pulang?”

“Belum. Paman Norman lagi urus pemakaman Tuan Besar.”

Aku bertanya dengan acuh tak acuh, “Kalau aku bersikeras mau keluar sekarang juga?”

“Nyonya, kamu nggak akan bisa keluar.” Pembantu itu menunjuk ke luar. Di sana, berdiri beberapa pengawal berpakaian hitam.

Aku pun tercengang. Setelah 3 tahun, Kenneth masih tetap munafik. Semalam, dia jelas-jelas hanya memintaku untuk menemaninya semalam. Sekarang, dia malah melarangku keluar dari rumah.

Ada momen di mana aku merasa dia seharusnya bukanlah pemuda baik hati yang mengantarku ke klinik sekolah dulu, maupun orang yang memikirkan berbagai cara untuk mentraktirku makan tanpa melu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status