Share

Gejolak Hati Setelah Bercerai
Gejolak Hati Setelah Bercerai
Penulis: Bahagia

Bab 1

Pada hari ulang tahun pernikahan kami yang ketiga, Kenneth Horgana melelang kalung yang telah lama aku sukai dengan harga tinggi. Semua orang mengatakan bahwa dia sangat mencintaiku.

Ketika aku mempersiapkan makan malam dengan gembira, aku pun menerima sebuah video. Di dalam video, tampak Kenneth memakaikan kalung itu ke leher wanita lain. “Selamat memulai hidup baru.”

Ternyata, hari ini bukan hanya hari ulang tahun pernikahan kami, juga adalah hari perceraian cinta pertamanya Kenneth.

Aku sungguh tidak menyangka masalah seperti ini akan terjadi pada diriku. Permulaan pernikahanku dengan Kenneth memang bukan atas dasar cinta. Namun, di hadapan orang-orang, dia selalu bersikap seperti seorang suami yang sangat memanjakan istrinya.

Saat ini, aku duduk di depan meja makan, menatap steak yang sudah dingin, serta melihat topik yang sedang viral di media sosial.

[ Kenneth Horgana menghabiskan puluhan miliar demi menyenangkan istrinya. ]

Semua itu terasa bagai sindiran bagiku.

Pada pukul 2 dini hari, sebuah mobil Maybach hitam akhirnya melaju ke dalam halaman. Dari jendela, aku bisa melihat Kenneth yang mengenakan jas berwarna gelap hasil kustomisasi sedang menuruni mobil.

“Kenapa masih belum tidur?” Kenneth membuka lampu. Dia merasa cukup syok ketika melihatku sedang duduk di depan meja makan.

Sebenarnya aku ingin berdiri, tetapi lantaran kakiku terasa kebas, aku pun kembali duduk di bangkuku. “Aku lagi menunggumu.”

“Kamu merindukanku?” Kenneth tersenyum layaknya tidak terjadi apa-apa. Dia berjalan ke dapur untuk menuang segelas air. Ketika melihat makan malam yang belum disentuh sama sekali, lagi-lagi dia merasa syok.

Namun, Kenneth masih saja berlagak bodoh. Aku juga berusaha menenangkan diriku. Aku mengulurkan tanganku ke sisinya, lalu berkata dengan ujung bibir melengkung ke atas, “Selamat ulang tahun pernikahan yang ketiga. Di mana hadiahku?”

“Maaf, hari ini aku sibuk sekali. Aku lupa untuk mempersiapkannya.”

Kenneth terbengong sejenak. Dia baru ingat hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan mereka. Dia ingin mengusap kepalaku, tapi aku refleks menghindar. Aku tidak tahu apa yang sudah disentuhnya malam ini. Aku pun merasa jijik.

Kenneth merasa kaget.

Aku berlagak tidak merasakannya, malah melihatnya dengan tersenyum. “Kamu masih ingin bohongi aku? Jelas-jelas kamu sudah melelang kalung yang paling aku sukai. Namamu bahkan sudah viral di media sosial! Ayo, cepat perlihatkan kepadaku.”

“Jasmine ….” Kenneth menurunkan tangannya, lalu berkata dengan raut datar, “Kalung itu aku lelang untuk Samuel.”

Seperti yang dikatakan di internet, sahabat selamanya adalah tameng terbaik.

Kali ini, aku tidak bisa tersenyum lagi. “Oh, ya?”

“Emm, kamu tahu sendiri, dia punya banyak cewek.” Tidak terlihat ada yang aneh dari nada bicara dan raut wajah Kenneth.

Aku menatap wajah Kenneth yang sempurna di bawah cahaya lampu. Tiba-tiba aku merasa mungkin aku tidak benar-benar mengenal pria ini. Aku bahkan mulai berpikir, apa ini pertama kalinya Kenneth membohongiku, atau sebelumnya aku terlalu percaya padanya?

Seandainya aku tidak menerima video dari nomor asing itu, aku pasti tidak akan merasa curiga dengan penjelasannya.

Ketika menyadari aku tidak berbicara, Kenneth masih membujukku dengan penuh kesabaran. “Nggak seharusnya aku melupakan hari penting ini. Besok, aku pasti akan membeli hadiah untuk kamu.”

“Aku hanya menginginkan kalung itu.”

Pada akhirnya, aku masih memberi Kenneth 1 kesempatan. Dari dalam video, aku tidak bisa melihat jelas wajah wanita itu. Bisa jadi, hubungan mereka bukanlah hubungan gelap seperti yang aku bayangkan.

Dapat terlihat ekspresi ragu di wajah Kenneth, aku pun menatapnya dengan bingung. “Nggak boleh, ya? Suruh Samuel mengalah sekali demi sahabatnya. Seharusnya dia nggak bakal keberatan?”

Kenneth terdiam sejenak. Ketika melihat aku yang keras kepala, dia terpaksa mengatakan, “Coba aku tanyakan besok. Aku juga nggak enak hati untuk merebut barang kesukaan orang lain.”

Sebenarnya Kenneth ingin bertanya kepada “Samuel” atau “wanita itu”?

Aku tidak mempertanyakannya lagi. “Oke.”

“Kamu menungguku tanpa makan sama sekali?” Kenneth mulai membereskan meja makan. Jari tangan yang sibuk itu kelihatan sangat menawan.

Aku mengangguk. “Iya, awalnya aku ingin merayakan hari ulang tahun pernikahan kita.”

Saat aku ingin membantu Kenneth, dia malah menahan tanganku, lalu berkata dengan lembut, “Duduk saja. Biar aku masak mie buat kamu.”

“Oh.” Saat melihat sikap Kenneth yang seperti ini, rasa curiga di hatiku pun mulai memudar.

Apa pria yang berselingkuh benar-benar bisa bersikap sejujur dan sepengertian ini?

Kenneth dilahirkan dari keluarga kaya itu malah jago dalam memasak. Namun, biasanya dia jarang untuk memasak.

Sekitar 10 menit kemudian, semangkuk mie telur tomat yang menggugah selera disajikan keluar dapur.

“Enak sekali!” Aku mencicipinya. Tak lupa juga aku memujinya, “Kamu belajar masak dari siapa, sih? Masakanmu bahkan lebih enak daripada makanan di restoran.”

Kenneth tertegun sejenak, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu. Sekitar setengah menit kemudian, dia baru menjawab, “Aku pernah sekolah di luar negeri selama 2 tahun. Demi mengobati rasa rindunya dengan makanan rumah, aku terpaksa belajar masak.”

Sebenarnya aku juga hanya sedang basa-basi saja. Aku pun tidak berpikir kebanyakan.

Setelah makan, aku pergi ke lantai atas untuk membasuh tubuhku. Ketika berbaring di atas ranjang, waktu pun sudah menunjukkan pukul 3 dini hari.

Pria di belakang menempel ke belakang punggungku. Dia menyandarkan dagu di bagian leherku.

“Mau nggak?” Suaranya bagai memiliki magnet saja. Napas hangat berembus di atas kulitku. Seluruh bulu kudukku spontan berdiri.

Saat aku masih belum menjawab, Kenneth pun mencondongkan tubuhnya kemari, lalu memasukkan tangannya ke dalam terusan tidur sutraku.

Kenneth selalu bersikap dominan dalam masalah ranjang. Aku pun tidak bisa menolaknya. Namun kali ini, aku terpaksa menolak, “Kenneth, hari ini nggak bisa ….”

Suaraku terdengar sangat lembut, seperti yang dirasakan tubuhku saat ini.

“Emm?” Kenneth mencium bagian leherku. Dia meraba kulit di bawah pakaianku sembari mengatakan ucapan yang membuatku tersipu malu, “Bagian ini saja menyambutku. Kamu malah nggak menyambutku?”

“Aku … hari ini aku sakit perut.”

Usai mendengar, Kenneth menghentikan gerakannya, lalu mencium pelan daun telingaku. Dia memelukku, lalu berkata, “Aku lupa, kamu sudah hampir datang bulan. Istirahatlah!”

Hatiku yang tadinya mulai lega tiba-tiba kembali tegang. Aku memiringkan tubuhku untuk menatapnya. “Aku sudah datang bulan di awal bulan. Sudah lewat.”

Namun, Kenneth masih bersikap tenang. Dia malah bertanya kembali, “Aku salah ingat? Apa perutmu sakit sekali? Gimana kalau besok aku suruh Bi Lina bawa kamu periksa ke rumah sakit?”

“Aku sudah pergi tadi pagi.”

“Apa kata dokter?”

“Kata dokter ….” Aku menunduk lantaran sempat merasa bimbang.

Dokter mengatakan, kehamilanku sudah memasuki minggu kelima. Rasa sakit perut yang kurasakan disebabkan oleh tanda-tanda keguguran. Aku harus minum obat untuk meningkatkan hormon progesteron dan kembali memeriksa detak jantung janin dalam setengah bulan.

Kabar kehamilanku pada hari ulang tahun pernikahan kami adalah sebuah hadiah terbaik. Aku menyimpan hasil pemeriksaan kehamilan dalam toples kecil dan menyembunyikannya di dalam kue yang aku buat sendiri. Aku berencana memberikannya kepada Kenneth sebagai kejutan saat makan malam tadi. Namun, sampai sekarang, kue itu masih telantar di dalam kulkas.

“Nggak bilang apa-apa. Mungkin belakangan ini aku suka minum yang dingin-dingin.” Pada akhirnya, aku memilih untuk merahasiakannya.

Seandainya kalung itu bisa aku terima besok, aku pun akan merasa sangat gembira. Namun, seandainya aku tidak bisa mendapatkannya, itu berarti ada pihak ketiga yang ingin merusak pernikahan kami. Seharusnya pernikahan ini tidak akan bisa bertahan lama. Jadi, aku merasa tidak perlu untuk memberi tahu masalah anak kepada Kenneth.

Malam ini, aku tidak bisa tidur dengan lelap. Sepertinya tidak ada wanita yang bisa menerima masalah “kemungkinan suaminya selingkuh”.

Tak disangka, masalah yang menjanggal di hatiku itu akan memiliki kelanjutannya.

Keesokan harinya, saat Kenneth sedang mandi, pintu kamar diketuk seseorang.

Aku yang baru selesai mengganti pakaian pergi membuka pintu. Tampak Lina menunjuk ke lantai bawah. “Nyonya, Nona Solana datang. Katanya dia datang untuk mengembalikan sesuatu.”

Solana Horgana adalah putri dari ibu tirinya Kenneth. Wanita itu lebih besar 2 tahun daripada Kenneth. Lina adalah pelayan yang diatur Keluarga Horgana untuk membantu mereka. Dia pun sudah terbiasa untuk memanggil Solana dengan panggilan “Nona”.

Aku merasa agak bingung. Biasanya, selain acara keluarga di kediaman, aku jarang berhubungan dengan Solana, apalagi meminjamnya barang.

“Mengembalikan sesuatu?”

“Iya, dia membungkusnya dengan kotak yang sangat bagus. Sepertinya isinya itu perhiasan,” jawab Lina.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status