Share

Satu per Satu

“Sepertinya yang satu itu tidak sepenuh hati mau menyerang kerajaan.”

Datuk Hulubalang melirik pada Puti Champo dan mendesah panjang.

“Itukah yang engkau pikirkan?” tatapannya kembali tertuju pada si Ruyuang Salatan yang terkapar di tanah.

Sementara itu, para Prajurit Kerajaan mengumpulkan para penyerang yang masih hidup pada satu titik.

Masing-masing penyerang dengan kondisi tangan terikat ke belakang, begitu juga dengan kaki mereka yang diikat tali sedemikian rupa sehingga tidak begitu menghalangi pergerakan mereka, tidak pula mereka bisa melarikan diri.

Dua orang parjurit menghampiri si Kiuang Ameh yang juga dalam kondisi tergeletak di tanah.

Meski dalam kondisi terluka dalam yang cukup parah, serta tangan dan wajah yang dipenuhi luka-luka sayat halus, dia masih sadar sepenuhnya.

Dua prajurit mengangkat si Kiuang Ameh, mengikat kedua tangannya ke belakang punggung, lalu memapah dan membawanya pada sekumpulan penjahat lainnya.

Dua prajurit lainnya juga menghampiri sang Datuk Hulubal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status