Hinaan harus diterima Danisha Manuela tepat setelah ia menikah oleh suami yang sudah dipacarinya selama tiga tahun karena foto-foto panas Danisha telah beredar di keluarga besar. Tidak peduli ketidaktahuan Danisha tentang fitnah itu, Bian, sang suami, langsung menceraikan Danisha di tempat. Danisha terlantar di jalan dan kehilangan kesadaran hingga seorang pria asing menyelamatkannya.
View MoreDi pagi hari, Danisha terbangun karena kepalanya terus berdenyut. Lama kelamaan denyutan itu semakin kencang dan menyiksa. "Aishhh!" Danisha meringis di bawah selimut, mencengkram rambutnya dan menahan rasa sakit. Dirasa–rasa, suasana di kamar itu terasa berbeda, wanginya pun terasa asing, dan tekstur selimut dan bahannya sangat lembut dan berbeda dengan selimut miliknya yang ada di kamar. "Eh ... ini di mana?" Danisha segera tersadar. Ia membuka mata, lalu menatap sekeliling yang nampak gelap gulita karena semua lampu dimatikan dan gorden tebal masih tertutup rapat. "Apa semalam aku ikut dengan Stefi dan kedua pria itu?" Danisha terlentang di tempat tidur sambil mencengkram selimut di dada. Ia mengingat–ingat kembali kejadian semalam. Setelah keluar dari tempat hiburan, dirinya dan Stefia masuk ke dalam mobil pria itu, lalu ... lalu Danisha turun di apartemen. "Heh? Semalam aku masuk ke tempat tinggalku, bukan ke tempat tinggal pria itu ...." Danisha mulai ingat.
Wihaldy mulai curiga, Danisha tidak bisa menerima telepon, tapi dia masih bisa mengirim pesan. Kalau dia sedang tidur, harusnya dia mengabaikan teleponnya tanpa bisa mengirimnya pesan. ["Sayang! Apa kau sedang berada di luar?"] tanya Wihaldy lagi karena Danisha tidak menjawab. Sedangkan pesannya sudah dibaca. Cekrek! Danisha memfoto meja dengan piring dan gelas, juga dengan botol minuman, roko dan asbak. Lampu warna-warni terlihat di fotonya karena ruangan itu sangat gelap. Setelah itu Danisha mengirim dua foto sekaligus. Satu foto itu dan yang satunya lagi foto dirinya yang sedang memegang gelas anggur. Penampilannya yang glamour pun nampak terlihat dengan gaun seksi yang memperlihatkan leher, bahu polos dan belahan dada yang rendah. Terakhir Danisha mengirim sebuah pesan, ["Nanti kuhubungi lagi!"] ["Sayang, apa kau sudah gila? Apa yang kau lakukan?"] ["Kau di mana?"] ["Cepat beritahu aku!"] ["Apa kau bersama Fay?"] tanya Wihaldy dengan panik. Namun pesannya tidak
Di dalam apartemen, Danisha sudah merias wajahnya sangat cantik, rambutnya pun dikuncir kuda dengan rapi dan elegan, tubuhnya dibalut gaun seksi sepaha dengan belahan dada yang sangat rendah. Sedangkan teman baiknya sedari awal sudah memakai pakaian seksi dan riasan tebal untuk pergi bekerja di tempat karaoke. Tapi sekarang, mereka bersiap untuk pergi ke sebuah hotel bintang lima yang terletak di pusat Kota A. "Kau serius Sha, mau masuk ke dalam koper ini?" tanya Stefia dengan ragu. Pasalnya, Danisha sudah berdandan sangat cantik dengan gaun seksi yang indah, tapi akhirnya dia malah masuk ke dalam koper yang sangat besar. "Ini hanya sampai kita masuk ke dalam lift, Stef! Aku khawatir Fay akan mengikutiku kalau dia tahu aku keluar dari apartemen." Itulah yang Danisha pikirkan. Entah Fay atau Wihaldy yang sedang memantau CCTV di depan pintu apartemennya dan melihat gerak-geriknya, daripada ketahuan, lebih baik Danisha berjaga-jaga dengan bersembunyi di dalam koper saat keluar dar
Jam 8 malam, Stefia datang ke apartemen Danisha sebelum pergi ke tempat kerja. Dia melakukan hal itu atas permintaan Danisha yang sedang resah. "Aneh bagaimana maksudmu? Haldy hanya memberikan fasilitas terbaik untukmu. Walau hanya mobil dan sopir, tapi itu sudah sangat luar biasa, Sha! Kalau aku sih, sujud syukur, tidak akan mengeluh sepertimu!" ucap Stefia setelah mendengar curhatan kegalauan Danisha tentang pacarnya. Danisha pun mengerti dengan maksud Stefia. Namun, yang membuatnya galau bukanlah itu, melainkan sikap Wihaldy yang mendadak menjadi aneh dan misterius setelah mereka pulang kerja. Padahal dari siang, Wihaldy meneleponnya seperti biasa. Dia sendiri yang bilang kalau nanti akan menjemput Danisha ke kantornya. "Bukan itu! Aku mengeluh bukan karena sopirnya, tapi karena ... dia memberiku sopir pribadi secara mendadak. Seolah dia tidak ada waktu untukku lagi!" jelas Danisha dengan pelan. Walau saat ini mereka mengobrol di dalam kamar, namun Danisha masih khaw
"Emh, ya sudah, tidak apa-apa! Untungnya kau punya badan yang sehat dan kuat, kau mampu menanggung semua bebanmu dengan mudah! Aku yakin, kedepannya kau akan mendapatkan pria yang baik, yang bertanggung jawab, yang akan membahagiakanmu di sepanjang hidupmu!" hibur Danisha sambil memegang kedua tangan Stefia. Danisha memang tahu semua hal tentang Stefia. Bagaimana dia hidup dan bagaimana dia berjuang mati-matian untuk keluarga. Selain itu, dia pun selalu dimanfaatkan oleh pacarnya yang tidak bekerja. Untungnya sekarang mereka sudah putus, Stefia tidak perlu lagi mengeluarkan banyak uang untuk pria busuk itu. "Ya, Sha! Semoga saja aku punya pacar tampan, baik, kaya, dan bisa memanjakan aku seperti pacarmu!" "Eh, iya! Ngomong-ngomong, Fandy ke mana, ya? Sudah beberapa hari ini dia tidak masuk kerja! Apa dia sakit?" tanya Stefia, mengalihkan pembicaraan. Danisha pun mendengarnya. Namun ia tidak tahu apa yang terjadi pada rekan kerjanya itu. "Entahlah! Mungkin dia saki
"Berjanjilah, Sayang!" ucap Wihaldy lagi karena Danisha hanya menoleh ke belakang, mengecup bibirnya lalu tersenyum. Menurut Danisha, tindakannya itu mengartikan bahwa dirinya sudah berjanji, tidak akan meninggalkannya apapun yang terjadi. Namun, Wihaldy tidak mengerti dengan hal itu. Dia kembali meminta, dan akan terus meminta sampai Danisha menjawab "Ya". "Sayang, berjanjilah!" rengek Wihaldy, kali ini dengan manja. Dia memeluk Danisha di dalam kolam air manas, menyandarkan dagunya di pundak ramping wanita itu sambil terus menunggu jawaban. "Hehe! Kenapa merengek seperti itu? Apa kau melakukan kesalahan?" tanya Danisha sambil tersenyum. Melihat tingkah manjanya yang belum pernah dilihat sebelumya, Danisha malah sangat suka. Tuan Muda Wihaldy yang kaya, gagah, dan tampan, saat ini terlihat seperti anak kecil yang sedang merengek meminta permen. Sangat manis dan menggemaskan. "Tidak! Aku tidak melakukan kesalahan! Aku hanya ... khawatir, kau akan meninggalkan aku di kemudi
Di meja makan yang cukup luas dengan berbagai menu yang sudah tersaji cantik di piring, ditemani satu botol anggur mewah, juga lilin-lilin yang menghiasi, Wihaldy bersama Danisha duduk saling berhadapan. Dinner romantis ini disiapkan oleh Wihaldy khusus untuk kekasih tercintanya. "Sayang, ini pertama kalinya aku mengajakmu makan malam! Walau ini belum terlalu malam, tapi kuharap kau menyukainya!" ucap merdu Wihaldy sambil menegang tangan kanan Danisha. Dia tersenyum penuh dengan rasa cinta. "Ah, ya! Ini sungguh luar biasa. Aku tidak menyangka kau akan menyiapkan ini di sela kesibukanmu yang padat. Aku sangat menyukainya. Terima kasih!" Danisha tersipu saat mengatakan kata terima kasih. Pipinya pun sampai merah karena gugup. Sebelumnya Danisha menikah, suaminya menyiksa dan menceraikannya di malam pernikahan. Dan sekarang, Tuhan membalas rasa sakit dan air mata itu dengan kehadiran Wihaldy dan cinta pria itu yang besar. Danisha benar-benar bersyukur atas hal itu. "Ayo Sayang,
Di jam istirahat, Danisha yang sudah memaafkan Stefia pergi bersama ke tempat makan yang ada di seberang gedung kantor. Mereka membicarakan banyak hal, termasuk rencana untuk mengambil pekerjaan sampingan setelan pulang kerja. "Untuk apa uang tambahan, Stef? Gaji dari kantor sudah lebih dari cukup untuk biaya hidupmu. Tidak perlu lagi bekerja di tempat lain!" ucap Danisha sambil menyantap makanannya. "Aku?" Stefia makan sambil mendengar pertanyaan dari teman baiknya. "Ada sesuatu yang diinginkan keluargaku di kampung. Aku harus mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk itu!" jelasnya dengan serius. Stefia menunduk, menyantap makanannya dengan sedikit lesu. Entah mengapa, setiap kali membicarakan keluarganya, Stefia selalu tidak bersemangat. "Bagaimana denganmu?" tanya Stefia, mengalihkan pembicaraan. "Sekarang Bian tinggal di tempatmu. Dia tidak akan pindah sebelum kau membayar semuanya!" "Sha! Apa kau sanggup membayar semuanya sendiri? Tidak bisakah kau menerima tawar
Di pagi hari, Danisha terbangun di bawah selimut hangat dan di atas tempat tidur yang sangat empuk. Ia pun menggeliat, menikmati kualitas tidurnya yang sangat baik setelah tidur di kamar orang lain. "Ah, ya! Ini di rumah Haldy! Aku harus segera pulang," ucap Danisha sambil menyibak selimut, lalu turun dari tempat tidur. Di kamar itu tidak ada orang lain lagi selain Danisha. Kamar besar dengan dekorasi minimalis berwarna krem dan coklat itu nampak sepi karena sang pemilik kamar entah pergi ke mana. Padahal tadi malam Wihaldy masih tidur di samping Danisha, memeluknya dan terus mengecup kepalanya sambil memejamkan mata. Tapi sekarang, pria itu sudah tidak ada. "Taksi, aku harus segera memesan taksi! Kalau tidak, aku bisa terlambat," ucap Danisha dengan panik. Ia menatap kiri dan kanan, mencari sesuatu yang bisa dia gunakan. Di atas nakas samping tempat tidur, terlihat ada jam tangan dan ponsel yang masih menyala. Sepertinya Wihaldy baru keluar dari kamar setelah membuka
"PLAK! " Suara tamparan itu bergema di malam pernikahan Danisha dan Bian. Sebuah awal yang mengerikan untuk kisah cinta yang seharusnya penuh kebahagiaan. "Brengsek!" teriak Bian. Wajahnya merah padam, amarah membara. "Kenapa baru sekarang kebusukanmu terbongkar, hah?" Sebuah fitnah keji menghancurkan pernikahan mereka. Danisha, yang baru saja mengucap janji suci pernikahan setelah tiga tahun berpacaran, kini dituduh telah berselingkuh. Foto-foto yang dilemparkan Bian menjadi bukti yang tak terbantahkan. Padahal mereka baru kembali dari hotel tempat acara, harusnya ini menjadi malam indah untuk mereka, dan menikmati malam pertama seperti pengantin pada umumnya. Tapi ini malah bertengkar. BRUK!!! Kali ini Bian mendorong Danisha sampai tubuh ramping itu menghantam meja kopi yang ada di pojok ruangan. Seketika Danisha terdiam, keningnya berdarah, gaun pengantinnya ternoda. Ia tak berdaya menghadapi tuduhan yang tak berdasar itu dari suami. "Coba kau lihat sendiri! Apa aku harus dia...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments